Hubungan Hygiene Sanitasi Lingkungan Penjualan dengan Kandungan Escherichia Coli Pada Air Tebu di Beberapa Kecamatan di Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan
pendekatan desain cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran
variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan untuk menganalisa
hubungan hygiene sanitasi lingkungan penjualan dengan kandungan Escherichia Coli
pada air tebu di beberapa Kecamatan di Kota Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lima Kecamatan di Kota Medan yaitu :
1. Kecamatan Medan Tuntungan
2. Kecamatan Medan Selayang
3. Kecamatan Medan Johor
4. Kecamatan Medan Sunggal
5. Kecamatan Medan Baru
Adapun alasan pemilihan
di lima kecamatan tersebut sebagai lokasi
penelitian sebab:
a. Jumlah konsumen dan penjual air tebu di lima kecamatan tersebut cukup besar.
b. letak lokasi penjualan yang bersebelahan dengan jalan raya dan mudah dijangkau.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur,
konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data,
pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut
direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari-Oktober 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penjual minuman air tebu, yang menjajakan
daganganya sebanyak 30 gerobak yang berada di lima kecamatan di Kota Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan populasi yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil adalah jumlah seluruh
sampel (total sampling) yaitu air tebu yang dijual oleh semua pedagang air tebu yang
berada di lima kecamatan di Kota Medan, yaitu kecamatan Medan Tuntungan, Medan
Selayang, Medan Johor, Medan Sunggal, dan Medan Baru. Sampel air tebu yang
akan di periksa adalah air tebu yang di dalam kantong-kantong plastik dengan volume
250 ml yang terdiri dari air tebu sebelum diberi es batu dan air tebu sesudah diberi es
batu. Pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota
Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara langsung
kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner yang telah diuji coba yang
mengacu pada variabel yang akan diteliti.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap air tebu dan observasi terhadap pedagang yang menjual air tebu.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium
1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis,
catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel, tanggal
pengambilan dan botol untuk tempat sampel.
2. Sediakan botol untuk sampel sebanyak 30 buah.
3. Botol tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan dengan deterjen.
4. Kemudian disterilisasi ke dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 10 menit.
5. Pesanlah minuman air tebu, segelas air tebu yang telah diberi es dan segelas air
tebu tanpa es batu dan masukkan sampel sebanyak 2/3 dari volume botol. Sambil
menunggu pesanan dilakukan observasi.
6. Kedua sampel diberi nomer kode untuk membedakan air tebu dengan es batu dan
tanpa es batu.
Universitas Sumatera Utara
7. Sampel air tebu yang telah diberi es batu diukur suhunya.
8. Sampel air tebu sesudah diberi es ditaruh ke dalam termos es, sedangkan air tebu
sebelum diberi es batu ditaruh kedalam botol yang sudah diberi tanda.
9. Pengiriman dilakukan secepatnya minimal dalam waktu 3 jam harus sudah sampai
di laboratorium.
3.5.2 Alat dan Bahan
3.5.2.1 Alat
1. Autoclave
2. Incubator 37ºC dan 44ºC
3. Timbangan
4. Labu Erlenmeyer
5. Rak tabung reaksi
6. Tabung reaksi
7. Cawan petri
8. Pipet steril 1cc dan 10cc
9. Kawat ose
10. Tabung Durham
11. Kapas alkohol
12. Kulkas
13. Object glass
14. Mikroskop
15. Spidol
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.2 Bahan
1. LB (Lactose Broth)
2. BGLB ( Brilliant Green Lactose Broth) 2%
3. EMB (Eosin Methylene Blue)
4. Alkohol 70%
5. Spritus
6. Wipol
3.5.3 Cara Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin
(APM) dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan
menggunakan metode tabung ganda : 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0,1 ml.
Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari :
1. Test Perkiraan (Presumtive Test)
2. Test Penegasan (Confirmative Test)
3.5.4 Test Perkiraan (Presumtive Test)
Media yang digunakan adalah Lactose Broth. Cara pemeriksaan :
1. Siapkan 9 tabung reaksi yang sudah diisi dengan tabung durham didalamnya
dimana tabung ke-1 sampai tabung ke-6 masing-masing berisi media Lactose
Broth Single Strain sebanyak 10 ml. Kemudian tabung ke-7 sampai tabung ke-9
masing-masing berisi media Lactose Broth Double Strain. Tabung disusun pada
rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda berupa nomor urut, tanggal
pemeriksaan dan volume.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan yaitu air tebu.
Masukkan ke dalam :
Tabung ke-1 sampai dengan tabung ke-3 masing-masing sebanyak 0,1 ml.
Tabung ke-4 sampai dengan tabung ke-6 masing-masing sebanyak 1 ml.
Tabung ke-7 sampai dengan tabung ke-9 masing-masing sebanyak 10 ml
Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media
tercampur.
3. Inkubasikan pada suhu 35ºC- 37 ºC selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada
tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang
menunjukkan peragian lactose (pembentukan gas). Pembentukan gas pada tabung
durham pada test pendahuluan dinyatakan test (+) atau positif, maka dilanjutkan
dengan test penegasan. Apabila test dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas,
dimasukkan ke dalam inkubator kembali pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Bila
terbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif dan test dilanjutkan
dengan test penegasan. Bila test negatif berarti Escherichia coli negatif dan tidak
perlu dilakukan test penegasan.
3.5.5 Test Penegasan (Confirmative Test)
Media yang dipergunakan : Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%.
Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan, cara pemeriksaan :
1. Dari tiap-tiap tabung Presumtive yang positif, dipindahkan 1-2 ose ke dalam
tabung Confirmative yang berisi 10 ml BGLB 2%.
Universitas Sumatera Utara
2. Tabung Confirmative diinkubasikan pada suhu 44 ºC selama 24 jam untuk
memastikan adanya Coliform tinja.
3. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2%
yang menunjukkan positif gas.
Test penegasan ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk
pemeriksaan bakteriologi makanan dan minuman.
3.5.6 Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah
tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung yang diinkubasi pada
suhu 370C maupun pada seri tabung yang diinkubasikan pada suhu 440C. Angka yang
diperoleh dicocokan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh index MPN Coliform
untuk tabung yang diinkubasi pada suhu 370C dan indeks MPN Escherichia coli
untuk tabung yang diinkubasikan pada suhu 440C
3.6 Definisi Operasional
1. Air tebu adalah minuman siap saji yang segar dan alami tanpa bahan pengawet
yang diambil dari sari pohon tebu. Air tebu berasal dari tebu yang sudah dikupas
dan dibersihkan, kemudian tebu diperas dengan menggunakan mesin penggiling.
setelah itu, disaring dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es batu.
2. Pemilihan tebu adalah memilih jenis tebu khusus untuk minuman sari tebu. dengan
ciri-ciri: tebu memiliki panjang sekitar 2,5 m, tebu tahan lama, air yang dihasilkan
hijau, dan aroma tebu sangat menyengat sehingga segar bagi yang meminumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyimpanan air tebu adalah menyimpan air tebu yang sudah siap saji di wadah
yang tertutup rapat dan berisi es batu.
4. Pengolahan air tebu adalah proses mengolah tebu yang sudah dipotong-potong
dengan ukuran 1 meter. kemudian kulit tebu dikupas lalu dibersihkan. giling tebu
yang sudah bersih dengan alat penggiling untuk mengambil airrnya. Lalu saring
air perasan dari tebu supaya tidak terbawa tebu yang kecil-kecil (ampas). Campur
air tebu dengan air putih dan sirup vanili secukupnya, aduk rata, tuang dalam gelas
yang sudah diisi dengan es batu dan minuman sari tebu siap disajikan.
5. Pengangkutan air tebu adalah memindahkan air tebu yang sudah diolah ke dalam
wadah tempat penyimpanan air tebu.
6. Penyajian air tebu adalah menyajikan minuman sari tebu yang sudah diolah untuk
di jual kepada masyarakat umum.
7. Escherichia Coli adalah yaitu spesies bakteri yang ditemukan dalam
usus
manusia dan hewan sehat dan diperlukan untuk membantu dalam pemecahan
selulosa dan penyerapan vitamin K (yang membantu pembekuan darah). Namun,
bakteri ini seringkali juga menjadi penyebab infeksi saluran kemih, diare pada
bayi, dan infeksi luka.
3.7 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah melihat Gambaran hygiene sanitasi air tebu yang
dijual di beberapa kecamatan di kota Medan meliputi pemilihan tebu, penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
tebu, pengolahan tebu, penyimpanan tebu yang sudah diolah, pengangkutan tebu dan
penyajian air tebu.
Wawancara dan observasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner berupa
pertanyaan yang mengajukan dua kategori jawaban yaitu ―Ya‖ dan ‖Tidak‖ dan
pengukuran hanya menggunakan 2 (dua) skor, yaitu :
1. Yang termasuk jawaban Ya (a), skornya = 1
Merupakan jawaban yang sesuai dengan ketentuan dari kep.menkes RI
No.942/Menkes/SK/VII/2003 (terlampir)
2. Yang termasuk jawaban Tidak (b), skornya = 0
Jika salah satu pertanyaan dari wawancara dan observasi pada enam tahap hygiene
sanitasi tidak sesuai Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, maka tahap tersebut
tidak memenuhi syarat kesehatan. Kemudian jika dalam hasil pemeriksaan
diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat bakteri Escherichia coli dalam
air tebu, maka air tebu tersebut tidak sesuai dengan Permenkes RI No.
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
masing-masing variabel dependen dan independen.
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji Pearson.
3.8.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen secara bersama sama terhadap variabel dependen menggunakan uji
regresi linier.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografi
Berdasarkan letak geografis, provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat
Indonesia, dengan letak astronomis berada pada garis 10-40 Lintang Utara dan 9801000 Bujur Timur. Kota Medan memiliki Luas sekitar 26.510 hektar (265, 10 km2)
atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainnya, memiliki luas wilayah yang relatif kecil. Untuk itu
topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 37,5 diatas permukaan laut.
Kota Medan mempunyai batas-batas wilayah antara lain :
1. Utara
: Selat Malaka
2. Selatan
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
3. Barat
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
4. Timur
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
Daerah lokasi penelitian terdapat pada lima kecamatan di kota medan, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Daerah Lokasi Penelitian Penjual Minuman Sari Tebu di Lima
Kecamatan Kota Medan Pada Tahun 2015
Penduduk
Jumlah
No
Kepadatan
1. Medan Tuntungan
9
20,68
66.745
3.228
2. Medan Selayang
6
9,01
78.976
6.165
3. Medan Johor
6
12,81
105.109
7.209
4. Medan Sunggal
6
2,98
105.517
6.834
5. Medan Baru
6
5,84
43.514
7.451
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, (Medan Dalam Angka 2010-2012)
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
Luas
(km2)
4.1.2 Demografi
Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi yang jumlah penduduknya
cukup besar, sehingga menempati urutan keempat se-Indonesia dalam sektor jumlah
penduduk. Berdasarkan tahun 2013 tercatat jumlah penduduk Sumatera Utara
sebanyak 13,32 juta jiwa, dengan mencapai 1,22 persen. Sebagai bahan
perbandingan, hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk
provinsi ini sebesar 1,20 persen (BPS, 2013).
4.2 Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. tingkat pendidikan
responden yang paling tinggi adalah SMA sebanyak 14 orang ( 46,67%), dan tingkat
pendidikan yang paling rendah adalah SD sebanyak 5 orang (16,67%). mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (66,7%), dan perempuan
sebanyak 10 orang (33,33%). umur responden yang paling tinggi adalah 31-35 tahun
berjumlah 13 orang (43,33) dan umur terendah adalah > 35 tahun sebanyak 3 orang
Universitas Sumatera Utara
(10,00%). responden yang lama berjualan yaitu 8 tahun sebanyak 10 orang (33,33%)
dan selebihnya responden berjualan selama 2 tahun yaitu sebanyak 5 orang (16,67%).
Seluruh karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Penjual Air Tebu di Kota Medan
Tahun 2015
Karakteristik
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur (tahun)
20-25
26-30
31-35
> 35
Lama berjualan (tahun)
2
8
10
> 10
Jumlah
n
%
5
11
14
16,67
36,67
46,67
20
10
66,7
33,3
8
6
13
3
26,67
20,00
43,33
10,00
5
10
8
7
120
16,67
33,33
26,67
23,33
399,98
4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Pemilihan Tebu
Tebu yang digunakan penjual minuman sari tebu lebih banyak yang belum
dikupas sebelum diolah terlebih dahulu ketimbang yang sudah dikupas. Kondisi tebu
tidak berbau busuk, tidak berwarna merah pada potongan ruas tebu. Pemilihan tebu
pada penelitian ini diukur dengan 2 indikator dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Observasi Pemilihan Tebu pada Penjual Air Tebu di Kota
Medan Tahun 2015
No
1
2
Observasi
Tebu sudah dikupas terlebih dahulu
Tebu tidak berbau busuk, berwarna
merah bercampur hitam pada
potongan ruas tebu
n
10
26
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
33,3
20
66,7
86,7
4
13,3
4.3.2 Penyimpanan Tebu
Wadah yang digunakan untuk menyimpan tebu dalam keadaan bersih dan
kedap air. Kebanyakan para penjual minuman sari tebu menggunakan tempat yang
terbuat dari kaca yang ditutup dengan rapat. Penyimpanan tebu pada penelitian ini
diukur dengan 2 indikator dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Observasi Penyimpanan Tebu pada Penjual Air Tebu di
Kota Medan Tahun 2015
No
Observasi
n
1
2
Tempat penyimpanan tebu dalam
keadaan bersih dan kedap air
Tempat penyimpanan menjadi tempat
bersarang atau bersembunyi serangga,
tikus, dan binatang penggangu lainnya
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
15
50,0
15
50,0
0
0
30
100,0
4.3.3 Pengolahan Tebu
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada penjual minuman sari tebu,
mereka sudah mencuci tebu sebelum diolah, disaat mengolah tebu para penjual
memakai sarung tangan yang terbuat dari plastik meskipun ada yang tanpa memakai
sarung tangan, mereka tetap mengolah air tebu. Rata-rata para penjual minuman sari
Universitas Sumatera Utara
tebu tidak memakai celemek, hanya memakai pakaian biasa. Ketika mengolah
minuman sari tebu, penjual tidak memakai perhiasan. peralatan yang digunakan
dicuci sebelum dipakai, tersedia tempat pembuangan sampah dari karung.
Pengolahan tebu pada penelitian ini diukur dengan 18 indikator dan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Observasi Pengolahan Tebu pada Penjual Air Tebu di Kota
Medan Tahun 2015
No
Observasi
1
2
Mencuci tebu sebelum dikupas dan diolah
Penjamah minuman sari tebu selalu
menggunakan sarung tangan
Mencuci tangan setiap kali mengolah air
tebu
Menggunakan tutup kepala saat mengolah
air tebu
Menggunakan celemek saat mengolah air
tebu
Mengenakan pakaian yang rapi dan bersih
Tidak menggunakan perhiasan (emas, dan
lain-lain)
Tidak menangani tebu saat menderita batuk
dan pilek
Tidak batuk atau bersin dihadapan
minuman sari tebu dan atau tanpa penutup
mulut dan hidung
Tidak bercakap-cakap saat menangani
minuman sari tebu
Tidak sambil merokok, menggaruk anggota
badan (telinga, hidung, mulut, atau bagian
lainya)
Selalu memelihara kebersihan tangan,
rambut, kuku tangan, dan kaki setiap
mengolah tebu
Tersedia tempat mencuci tangan dan
peralatan dalam mengolah minuman sari
tebu
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Hasil Observasi
Ya
Tidak
n
%
n
%
26
86,7
4
13,3
19
63,3
11
36,7
1
3,3
29
96,7
1
3,3
29
96,7
1
3,3
29
96,7
12
30
40,0
100,0
18
0
60,0
0
19
63,3
11
36,7
19
63,3
11
36,7
30
100,0
0
0
30
100,0
0
0
11
36,7
19
63,3
30
100,0
0
0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No
Observasi
14
Peralatan yang digunakan dicuci dahulu
sebelum
digunakan
dalam
setiap
pengolahan minuman sari tebu
Peralatan dicuci dengan air yang mengalir
Peralatan yang digunakan dalam keadaan
bersih
Peralatan tidak gompel atau retak
Tersedia tempat pembuangan sampah
tertutup
15
16
17
18
Hasil Observasi
Ya
Tidak
29
96,7
1
3,3
0
4
0
13,3
30
26
100,0
86,7
29
0
96,7
0
1
30
3,3
100
4.3.4 Lokasi Pengolahan Minuman Sari Tebu
Tempat penjualan minuan sari tebu letanya di pinggir jalan dan bersebelahan
dengan parit. Beberapa tempat berjualan bahkan ada yang tepat di samping
pembuangan sampah umum. Lokasi pengolahan minuman sari tebu pada penelitian
ini dapat diukur dengan 4 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Distribusi Observasi Lokasi Pengolahan Tebu pada Penjual Air Tebu
di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
4
Observasi
Bersebelahan dengan parit jalan
Tidak bersebelahan dengan parit jalan
Tempat pengolahan bebas vektor
(lalat atau tikus)
Tempat penggilingan tebu bersih dan
tidak mengotori permukaan gerobak
n
20
0
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
66,7
10
33,3
0
30
100,0
3
10,0
27
90,0
21
70,0
9
30,0
4.3.5 Penyimpanan Minuman Sari Tebu
Tempat yang digunakan untuk menyimpan air tebu dalam keadaan bersih.
Para penjual minuman sari tebu menggunakan wadah yang kuat dan utuh dan
Universitas Sumatera Utara
disimpan dalam keadaan tertutup. Penyimpanan minuman sari tebu dapat diukur
dengan 3 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Observasi Penyimpanan Minuman Sari Tebu pada Penjual
Air Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
Observasi
Tempat penyimpanan dalam keadaan
bersih dan baik
Wadah yang digunakan harus utuh, kuat,
dan ukuranya memadai dengan makanan
yang ditempatkan dan terbuat dari bahan
anti karat atau bocor
Tempat penyimpanan dalam keadaan
tertutup
n
13
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
43,3
17
56,7
9
30,0
21
70,0
27
90,0
3
10,0
4.3.6 Pengangkutan Minuman Sari Tebu
Kendaraan yang digunakan penjual minuman sari tebu khusus digunakan
untuk mengangkat air tebu dan peralatan yang lainnya. Kondisi kendaraan
pengangkut tebu dalam keadaan bersih. Pengangkutan minuman sari tebu dalam
penelitian ini dapat diukur dengan 3 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Distribusi Observasi Pengangkutan Minuman Sari Tebu pada Penjual
Air Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
Observasi
Kendaraan pengangkut disediakan khusus
dan tidak digunakan untuk keperluan
mengangkut bahan lain
Kendaraan pengangkut dalam keadaan
bersih
Menggunakan tempat khusus untuk
membawa air tebu
Hasil Observasi
Ya
Tidak
n
%
n
%
30
100,0
0
0
12
40,0
18
60,0
30
100,0
0
0
Universitas Sumatera Utara
4.3.7 Penyajian Minuman Sari Tebu
Alat-alat yang digunakan untuk menggiling tebu menggunakan mesin terbaru
dan dalam keadaan bersih. Beberapa penjual minuman sari tebu masih ada yang
menggunakan mesin manual dan berkarat. Peralatan dicuci dengan air yang mengalir
yang berada pada ember pencucian. Penyajian minuman sari tebu dalam penelitian ini
dapat diukur dengan 5 indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9 Distribusi Observasi Penyajian Minuman Sari Tebu pada Penjual Air
Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Observasi
Alat penggiling tebu dalam keadaan
bersih
Menggunakan plastik yang bersih
untuk membungkus minuman sari tebu
Peralatan dicuci setelah satu kali
pemakaian
Peralatan dicuci dengan air mengalir
Tangan penyaji tidak kontak langsung
dengan minuman sari tebu
n
17
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
56,7
13
43,3
12
40,0
6
20,0
8
26,7
22
73,3
0
0
0
0
30
30
100,0
100,0
4.3.8 Pemeriksaan dan Jumlah Kandungan Bakteri E.Coli dalam Minuman Sari
Tebu pada Usaha Kecil di Kota Medan Tahun 2015
Dari 30 sampel air tebu yang diperiksa, semua sampel yang diuji mengandung
bakteri E.coli. Hasil kandungan bakteri E.coli yang paling tinggi terdapat pada daerah
Medan selayang, Medan johor, dan Medan baru yaitu 1600. Hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas air minum. Dan terlihat bahwa penjual minuman sari tebu juga
tidak menjaga kualitas daganganya berdasarkan 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi
Universitas Sumatera Utara
makanan jajanan. Hasil kandungan bakteri E.coli dapat dilihat pada tabel 4.10 di
bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Laboratorium BTKL PP Kelas I Medan Tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Parameter
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E. Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
Lokasi
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
Satuan
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
Baku Mutu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Hasil
10
1600
15
1600
1600
25
15
1600
2,0
1600
5.6
14
8.2
5.6
140
>1600
240
>1600
2,0
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan
pendekatan desain cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran
variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan untuk menganalisa
hubungan hygiene sanitasi lingkungan penjualan dengan kandungan Escherichia Coli
pada air tebu di beberapa Kecamatan di Kota Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lima Kecamatan di Kota Medan yaitu :
1. Kecamatan Medan Tuntungan
2. Kecamatan Medan Selayang
3. Kecamatan Medan Johor
4. Kecamatan Medan Sunggal
5. Kecamatan Medan Baru
Adapun alasan pemilihan
di lima kecamatan tersebut sebagai lokasi
penelitian sebab:
a. Jumlah konsumen dan penjual air tebu di lima kecamatan tersebut cukup besar.
b. letak lokasi penjualan yang bersebelahan dengan jalan raya dan mudah dijangkau.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur,
konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data,
pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut
direncanakan akan dilakukan pada bulan Februari-Oktober 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penjual minuman air tebu, yang menjajakan
daganganya sebanyak 30 gerobak yang berada di lima kecamatan di Kota Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan populasi yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil adalah jumlah seluruh
sampel (total sampling) yaitu air tebu yang dijual oleh semua pedagang air tebu yang
berada di lima kecamatan di Kota Medan, yaitu kecamatan Medan Tuntungan, Medan
Selayang, Medan Johor, Medan Sunggal, dan Medan Baru. Sampel air tebu yang
akan di periksa adalah air tebu yang di dalam kantong-kantong plastik dengan volume
250 ml yang terdiri dari air tebu sebelum diberi es batu dan air tebu sesudah diberi es
batu. Pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota
Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara langsung
kepada responden dengan menggunakan metode kuesioner yang telah diuji coba yang
mengacu pada variabel yang akan diteliti.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap air tebu dan observasi terhadap pedagang yang menjual air tebu.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium
1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis,
catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel, tanggal
pengambilan dan botol untuk tempat sampel.
2. Sediakan botol untuk sampel sebanyak 30 buah.
3. Botol tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan dengan deterjen.
4. Kemudian disterilisasi ke dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 10 menit.
5. Pesanlah minuman air tebu, segelas air tebu yang telah diberi es dan segelas air
tebu tanpa es batu dan masukkan sampel sebanyak 2/3 dari volume botol. Sambil
menunggu pesanan dilakukan observasi.
6. Kedua sampel diberi nomer kode untuk membedakan air tebu dengan es batu dan
tanpa es batu.
Universitas Sumatera Utara
7. Sampel air tebu yang telah diberi es batu diukur suhunya.
8. Sampel air tebu sesudah diberi es ditaruh ke dalam termos es, sedangkan air tebu
sebelum diberi es batu ditaruh kedalam botol yang sudah diberi tanda.
9. Pengiriman dilakukan secepatnya minimal dalam waktu 3 jam harus sudah sampai
di laboratorium.
3.5.2 Alat dan Bahan
3.5.2.1 Alat
1. Autoclave
2. Incubator 37ºC dan 44ºC
3. Timbangan
4. Labu Erlenmeyer
5. Rak tabung reaksi
6. Tabung reaksi
7. Cawan petri
8. Pipet steril 1cc dan 10cc
9. Kawat ose
10. Tabung Durham
11. Kapas alkohol
12. Kulkas
13. Object glass
14. Mikroskop
15. Spidol
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.2 Bahan
1. LB (Lactose Broth)
2. BGLB ( Brilliant Green Lactose Broth) 2%
3. EMB (Eosin Methylene Blue)
4. Alkohol 70%
5. Spritus
6. Wipol
3.5.3 Cara Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin
(APM) dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan
menggunakan metode tabung ganda : 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0,1 ml.
Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari :
1. Test Perkiraan (Presumtive Test)
2. Test Penegasan (Confirmative Test)
3.5.4 Test Perkiraan (Presumtive Test)
Media yang digunakan adalah Lactose Broth. Cara pemeriksaan :
1. Siapkan 9 tabung reaksi yang sudah diisi dengan tabung durham didalamnya
dimana tabung ke-1 sampai tabung ke-6 masing-masing berisi media Lactose
Broth Single Strain sebanyak 10 ml. Kemudian tabung ke-7 sampai tabung ke-9
masing-masing berisi media Lactose Broth Double Strain. Tabung disusun pada
rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda berupa nomor urut, tanggal
pemeriksaan dan volume.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan yaitu air tebu.
Masukkan ke dalam :
Tabung ke-1 sampai dengan tabung ke-3 masing-masing sebanyak 0,1 ml.
Tabung ke-4 sampai dengan tabung ke-6 masing-masing sebanyak 1 ml.
Tabung ke-7 sampai dengan tabung ke-9 masing-masing sebanyak 10 ml
Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media
tercampur.
3. Inkubasikan pada suhu 35ºC- 37 ºC selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada
tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang
menunjukkan peragian lactose (pembentukan gas). Pembentukan gas pada tabung
durham pada test pendahuluan dinyatakan test (+) atau positif, maka dilanjutkan
dengan test penegasan. Apabila test dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas,
dimasukkan ke dalam inkubator kembali pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Bila
terbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif dan test dilanjutkan
dengan test penegasan. Bila test negatif berarti Escherichia coli negatif dan tidak
perlu dilakukan test penegasan.
3.5.5 Test Penegasan (Confirmative Test)
Media yang dipergunakan : Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) 2%.
Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan, cara pemeriksaan :
1. Dari tiap-tiap tabung Presumtive yang positif, dipindahkan 1-2 ose ke dalam
tabung Confirmative yang berisi 10 ml BGLB 2%.
Universitas Sumatera Utara
2. Tabung Confirmative diinkubasikan pada suhu 44 ºC selama 24 jam untuk
memastikan adanya Coliform tinja.
3. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2%
yang menunjukkan positif gas.
Test penegasan ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk
pemeriksaan bakteriologi makanan dan minuman.
3.5.6 Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah
tabung yang menunjukkan adanya gas baik pada seri tabung yang diinkubasi pada
suhu 370C maupun pada seri tabung yang diinkubasikan pada suhu 440C. Angka yang
diperoleh dicocokan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh index MPN Coliform
untuk tabung yang diinkubasi pada suhu 370C dan indeks MPN Escherichia coli
untuk tabung yang diinkubasikan pada suhu 440C
3.6 Definisi Operasional
1. Air tebu adalah minuman siap saji yang segar dan alami tanpa bahan pengawet
yang diambil dari sari pohon tebu. Air tebu berasal dari tebu yang sudah dikupas
dan dibersihkan, kemudian tebu diperas dengan menggunakan mesin penggiling.
setelah itu, disaring dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es batu.
2. Pemilihan tebu adalah memilih jenis tebu khusus untuk minuman sari tebu. dengan
ciri-ciri: tebu memiliki panjang sekitar 2,5 m, tebu tahan lama, air yang dihasilkan
hijau, dan aroma tebu sangat menyengat sehingga segar bagi yang meminumnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyimpanan air tebu adalah menyimpan air tebu yang sudah siap saji di wadah
yang tertutup rapat dan berisi es batu.
4. Pengolahan air tebu adalah proses mengolah tebu yang sudah dipotong-potong
dengan ukuran 1 meter. kemudian kulit tebu dikupas lalu dibersihkan. giling tebu
yang sudah bersih dengan alat penggiling untuk mengambil airrnya. Lalu saring
air perasan dari tebu supaya tidak terbawa tebu yang kecil-kecil (ampas). Campur
air tebu dengan air putih dan sirup vanili secukupnya, aduk rata, tuang dalam gelas
yang sudah diisi dengan es batu dan minuman sari tebu siap disajikan.
5. Pengangkutan air tebu adalah memindahkan air tebu yang sudah diolah ke dalam
wadah tempat penyimpanan air tebu.
6. Penyajian air tebu adalah menyajikan minuman sari tebu yang sudah diolah untuk
di jual kepada masyarakat umum.
7. Escherichia Coli adalah yaitu spesies bakteri yang ditemukan dalam
usus
manusia dan hewan sehat dan diperlukan untuk membantu dalam pemecahan
selulosa dan penyerapan vitamin K (yang membantu pembekuan darah). Namun,
bakteri ini seringkali juga menjadi penyebab infeksi saluran kemih, diare pada
bayi, dan infeksi luka.
3.7 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah melihat Gambaran hygiene sanitasi air tebu yang
dijual di beberapa kecamatan di kota Medan meliputi pemilihan tebu, penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
tebu, pengolahan tebu, penyimpanan tebu yang sudah diolah, pengangkutan tebu dan
penyajian air tebu.
Wawancara dan observasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner berupa
pertanyaan yang mengajukan dua kategori jawaban yaitu ―Ya‖ dan ‖Tidak‖ dan
pengukuran hanya menggunakan 2 (dua) skor, yaitu :
1. Yang termasuk jawaban Ya (a), skornya = 1
Merupakan jawaban yang sesuai dengan ketentuan dari kep.menkes RI
No.942/Menkes/SK/VII/2003 (terlampir)
2. Yang termasuk jawaban Tidak (b), skornya = 0
Jika salah satu pertanyaan dari wawancara dan observasi pada enam tahap hygiene
sanitasi tidak sesuai Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, maka tahap tersebut
tidak memenuhi syarat kesehatan. Kemudian jika dalam hasil pemeriksaan
diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat bakteri Escherichia coli dalam
air tebu, maka air tebu tersebut tidak sesuai dengan Permenkes RI No.
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
masing-masing variabel dependen dan independen.
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji Pearson.
3.8.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen secara bersama sama terhadap variabel dependen menggunakan uji
regresi linier.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografi
Berdasarkan letak geografis, provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat
Indonesia, dengan letak astronomis berada pada garis 10-40 Lintang Utara dan 9801000 Bujur Timur. Kota Medan memiliki Luas sekitar 26.510 hektar (265, 10 km2)
atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainnya, memiliki luas wilayah yang relatif kecil. Untuk itu
topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 37,5 diatas permukaan laut.
Kota Medan mempunyai batas-batas wilayah antara lain :
1. Utara
: Selat Malaka
2. Selatan
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
3. Barat
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
4. Timur
: Daerah Kabupaten Deli Serdang
Daerah lokasi penelitian terdapat pada lima kecamatan di kota medan, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Daerah Lokasi Penelitian Penjual Minuman Sari Tebu di Lima
Kecamatan Kota Medan Pada Tahun 2015
Penduduk
Jumlah
No
Kepadatan
1. Medan Tuntungan
9
20,68
66.745
3.228
2. Medan Selayang
6
9,01
78.976
6.165
3. Medan Johor
6
12,81
105.109
7.209
4. Medan Sunggal
6
2,98
105.517
6.834
5. Medan Baru
6
5,84
43.514
7.451
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, (Medan Dalam Angka 2010-2012)
Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
Luas
(km2)
4.1.2 Demografi
Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi yang jumlah penduduknya
cukup besar, sehingga menempati urutan keempat se-Indonesia dalam sektor jumlah
penduduk. Berdasarkan tahun 2013 tercatat jumlah penduduk Sumatera Utara
sebanyak 13,32 juta jiwa, dengan mencapai 1,22 persen. Sebagai bahan
perbandingan, hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan penduduk
provinsi ini sebesar 1,20 persen (BPS, 2013).
4.2 Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. tingkat pendidikan
responden yang paling tinggi adalah SMA sebanyak 14 orang ( 46,67%), dan tingkat
pendidikan yang paling rendah adalah SD sebanyak 5 orang (16,67%). mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (66,7%), dan perempuan
sebanyak 10 orang (33,33%). umur responden yang paling tinggi adalah 31-35 tahun
berjumlah 13 orang (43,33) dan umur terendah adalah > 35 tahun sebanyak 3 orang
Universitas Sumatera Utara
(10,00%). responden yang lama berjualan yaitu 8 tahun sebanyak 10 orang (33,33%)
dan selebihnya responden berjualan selama 2 tahun yaitu sebanyak 5 orang (16,67%).
Seluruh karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Penjual Air Tebu di Kota Medan
Tahun 2015
Karakteristik
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur (tahun)
20-25
26-30
31-35
> 35
Lama berjualan (tahun)
2
8
10
> 10
Jumlah
n
%
5
11
14
16,67
36,67
46,67
20
10
66,7
33,3
8
6
13
3
26,67
20,00
43,33
10,00
5
10
8
7
120
16,67
33,33
26,67
23,33
399,98
4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Pemilihan Tebu
Tebu yang digunakan penjual minuman sari tebu lebih banyak yang belum
dikupas sebelum diolah terlebih dahulu ketimbang yang sudah dikupas. Kondisi tebu
tidak berbau busuk, tidak berwarna merah pada potongan ruas tebu. Pemilihan tebu
pada penelitian ini diukur dengan 2 indikator dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Observasi Pemilihan Tebu pada Penjual Air Tebu di Kota
Medan Tahun 2015
No
1
2
Observasi
Tebu sudah dikupas terlebih dahulu
Tebu tidak berbau busuk, berwarna
merah bercampur hitam pada
potongan ruas tebu
n
10
26
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
33,3
20
66,7
86,7
4
13,3
4.3.2 Penyimpanan Tebu
Wadah yang digunakan untuk menyimpan tebu dalam keadaan bersih dan
kedap air. Kebanyakan para penjual minuman sari tebu menggunakan tempat yang
terbuat dari kaca yang ditutup dengan rapat. Penyimpanan tebu pada penelitian ini
diukur dengan 2 indikator dan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Observasi Penyimpanan Tebu pada Penjual Air Tebu di
Kota Medan Tahun 2015
No
Observasi
n
1
2
Tempat penyimpanan tebu dalam
keadaan bersih dan kedap air
Tempat penyimpanan menjadi tempat
bersarang atau bersembunyi serangga,
tikus, dan binatang penggangu lainnya
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
15
50,0
15
50,0
0
0
30
100,0
4.3.3 Pengolahan Tebu
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada penjual minuman sari tebu,
mereka sudah mencuci tebu sebelum diolah, disaat mengolah tebu para penjual
memakai sarung tangan yang terbuat dari plastik meskipun ada yang tanpa memakai
sarung tangan, mereka tetap mengolah air tebu. Rata-rata para penjual minuman sari
Universitas Sumatera Utara
tebu tidak memakai celemek, hanya memakai pakaian biasa. Ketika mengolah
minuman sari tebu, penjual tidak memakai perhiasan. peralatan yang digunakan
dicuci sebelum dipakai, tersedia tempat pembuangan sampah dari karung.
Pengolahan tebu pada penelitian ini diukur dengan 18 indikator dan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Observasi Pengolahan Tebu pada Penjual Air Tebu di Kota
Medan Tahun 2015
No
Observasi
1
2
Mencuci tebu sebelum dikupas dan diolah
Penjamah minuman sari tebu selalu
menggunakan sarung tangan
Mencuci tangan setiap kali mengolah air
tebu
Menggunakan tutup kepala saat mengolah
air tebu
Menggunakan celemek saat mengolah air
tebu
Mengenakan pakaian yang rapi dan bersih
Tidak menggunakan perhiasan (emas, dan
lain-lain)
Tidak menangani tebu saat menderita batuk
dan pilek
Tidak batuk atau bersin dihadapan
minuman sari tebu dan atau tanpa penutup
mulut dan hidung
Tidak bercakap-cakap saat menangani
minuman sari tebu
Tidak sambil merokok, menggaruk anggota
badan (telinga, hidung, mulut, atau bagian
lainya)
Selalu memelihara kebersihan tangan,
rambut, kuku tangan, dan kaki setiap
mengolah tebu
Tersedia tempat mencuci tangan dan
peralatan dalam mengolah minuman sari
tebu
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Hasil Observasi
Ya
Tidak
n
%
n
%
26
86,7
4
13,3
19
63,3
11
36,7
1
3,3
29
96,7
1
3,3
29
96,7
1
3,3
29
96,7
12
30
40,0
100,0
18
0
60,0
0
19
63,3
11
36,7
19
63,3
11
36,7
30
100,0
0
0
30
100,0
0
0
11
36,7
19
63,3
30
100,0
0
0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No
Observasi
14
Peralatan yang digunakan dicuci dahulu
sebelum
digunakan
dalam
setiap
pengolahan minuman sari tebu
Peralatan dicuci dengan air yang mengalir
Peralatan yang digunakan dalam keadaan
bersih
Peralatan tidak gompel atau retak
Tersedia tempat pembuangan sampah
tertutup
15
16
17
18
Hasil Observasi
Ya
Tidak
29
96,7
1
3,3
0
4
0
13,3
30
26
100,0
86,7
29
0
96,7
0
1
30
3,3
100
4.3.4 Lokasi Pengolahan Minuman Sari Tebu
Tempat penjualan minuan sari tebu letanya di pinggir jalan dan bersebelahan
dengan parit. Beberapa tempat berjualan bahkan ada yang tepat di samping
pembuangan sampah umum. Lokasi pengolahan minuman sari tebu pada penelitian
ini dapat diukur dengan 4 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Distribusi Observasi Lokasi Pengolahan Tebu pada Penjual Air Tebu
di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
4
Observasi
Bersebelahan dengan parit jalan
Tidak bersebelahan dengan parit jalan
Tempat pengolahan bebas vektor
(lalat atau tikus)
Tempat penggilingan tebu bersih dan
tidak mengotori permukaan gerobak
n
20
0
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
66,7
10
33,3
0
30
100,0
3
10,0
27
90,0
21
70,0
9
30,0
4.3.5 Penyimpanan Minuman Sari Tebu
Tempat yang digunakan untuk menyimpan air tebu dalam keadaan bersih.
Para penjual minuman sari tebu menggunakan wadah yang kuat dan utuh dan
Universitas Sumatera Utara
disimpan dalam keadaan tertutup. Penyimpanan minuman sari tebu dapat diukur
dengan 3 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Observasi Penyimpanan Minuman Sari Tebu pada Penjual
Air Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
Observasi
Tempat penyimpanan dalam keadaan
bersih dan baik
Wadah yang digunakan harus utuh, kuat,
dan ukuranya memadai dengan makanan
yang ditempatkan dan terbuat dari bahan
anti karat atau bocor
Tempat penyimpanan dalam keadaan
tertutup
n
13
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
43,3
17
56,7
9
30,0
21
70,0
27
90,0
3
10,0
4.3.6 Pengangkutan Minuman Sari Tebu
Kendaraan yang digunakan penjual minuman sari tebu khusus digunakan
untuk mengangkat air tebu dan peralatan yang lainnya. Kondisi kendaraan
pengangkut tebu dalam keadaan bersih. Pengangkutan minuman sari tebu dalam
penelitian ini dapat diukur dengan 3 indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Distribusi Observasi Pengangkutan Minuman Sari Tebu pada Penjual
Air Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
Observasi
Kendaraan pengangkut disediakan khusus
dan tidak digunakan untuk keperluan
mengangkut bahan lain
Kendaraan pengangkut dalam keadaan
bersih
Menggunakan tempat khusus untuk
membawa air tebu
Hasil Observasi
Ya
Tidak
n
%
n
%
30
100,0
0
0
12
40,0
18
60,0
30
100,0
0
0
Universitas Sumatera Utara
4.3.7 Penyajian Minuman Sari Tebu
Alat-alat yang digunakan untuk menggiling tebu menggunakan mesin terbaru
dan dalam keadaan bersih. Beberapa penjual minuman sari tebu masih ada yang
menggunakan mesin manual dan berkarat. Peralatan dicuci dengan air yang mengalir
yang berada pada ember pencucian. Penyajian minuman sari tebu dalam penelitian ini
dapat diukur dengan 5 indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9 Distribusi Observasi Penyajian Minuman Sari Tebu pada Penjual Air
Tebu di Kota Medan Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Observasi
Alat penggiling tebu dalam keadaan
bersih
Menggunakan plastik yang bersih
untuk membungkus minuman sari tebu
Peralatan dicuci setelah satu kali
pemakaian
Peralatan dicuci dengan air mengalir
Tangan penyaji tidak kontak langsung
dengan minuman sari tebu
n
17
Hasil Observasi
Ya
Tidak
%
n
%
56,7
13
43,3
12
40,0
6
20,0
8
26,7
22
73,3
0
0
0
0
30
30
100,0
100,0
4.3.8 Pemeriksaan dan Jumlah Kandungan Bakteri E.Coli dalam Minuman Sari
Tebu pada Usaha Kecil di Kota Medan Tahun 2015
Dari 30 sampel air tebu yang diperiksa, semua sampel yang diuji mengandung
bakteri E.coli. Hasil kandungan bakteri E.coli yang paling tinggi terdapat pada daerah
Medan selayang, Medan johor, dan Medan baru yaitu 1600. Hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas air minum. Dan terlihat bahwa penjual minuman sari tebu juga
tidak menjaga kualitas daganganya berdasarkan 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi
Universitas Sumatera Utara
makanan jajanan. Hasil kandungan bakteri E.coli dapat dilihat pada tabel 4.10 di
bawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Uji Laboratorium BTKL PP Kelas I Medan Tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Parameter
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E. Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
E.Coli
Lokasi
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Tuntungan
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Selayang
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Johor
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Sunggal
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
M. Baru
Satuan
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
MPN/100ml
Baku Mutu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Hasil
10
1600
15
1600
1600
25
15
1600
2,0
1600
5.6
14
8.2
5.6
140
>1600
240
>1600
2,0