Hubungan Antara Profil Lipid Dengan Rasio Proinsulin Insulin Pada Individu Dengan Toleransi Glukosa Normal Chapter III V

19

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan uji potong lintang yang mendeskripsikan secara
analitik profile lipid dengan rasio proinsulin-insulin.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di seluruh poliklinik rawat jalan umum di
RSHAM

dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU, dilaksanakan

mulai pada bulan Juli 2015 - Desember 2015 atau hingga subjek tercukupi.

3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah seluruh individu dengan toleransi glukosa normal.
Sampel adalah semua populasi dengan toleransi glukosa normal rawat jalan di
RSHAM Medan.


3.4. Perkiraan besar sampel
Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel untuk
uji hipotesis dari 1 kelompok independen, yaitu:

n=

(Z + Z)2

+3

0,5 In (1+r/1-r)

n

= jumlah subyek



= kesalahan tipe I = 0,05 → Tingkat kepercayaan 95%


Z

= nilai baku normal = 1,96



= kesalahan tipe II = 0,2 → Power (kekuatan penelitian) 80%

Z

= 0,842 (Bryhni, 2010)

r

= perkiraan koefisien relasi

Universitas Sumatera Utara

20


Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel sebanyak 13,8 = 14
orang.

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria inklusi
a. Subjek dengan usia diatas 20 tahun baik pria waupun wanita.
b. Subjek menerima informasi serta memberikan persetujuan ikut serta dalam
penelitian secara sukarela dan tertulis (informed concent) untuk menjalani
pemeriksaan fisik/antropometri, dan laboratorium pada saat penelitian
yang disetujui oleh Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas
Kedokteran USU.

3.5.2 Kriteria Eksklusi
a. Pasien dengan diabetes melitus
b. Pasien dengan penyakit kardiovaskular
c. Subjek pernah atau sedang menggunakan obat kardiovaskular
d. Subjek pernah atau sedang menggunakan obat dislipidemia
e. Subjek menderita hipotiroid,sindroma nefrotik
f. Mengkonsumsi alkohol,merokok


3.6. Cara Kerja dan Alur Penelitian
Terhadap sejumlah subjek dilakukan penjelasan dan diminta memberikan
persetujuan tertulis (informed consent) untuk mengikuti penelitian. Kemudian
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Dilakukan anamnesis untuk mendapatkan data : umur, jenis kelamin,
riwayat diabetes melitus, riwayat merokok, riwayat penyakit keluarga,
riwayat hipertensi, stroke, penyakit jantung koroner serta pemeriksaan
laboratorium sebelumnya.
b. Dilakukan pengukuran Tinggi Badan (TB) dengan posisi tegak lurus tanpa
alas kaki. Pengukuran mulai dari telapak kaki hingga puncak kepala
dengan menggunakan mikrotop. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
satuan meter (m) Berat Badan (BB) diukur dengan posisi tegak lurus

Universitas Sumatera Utara

21

menggunakan timbangan digital merek camry, hasil pengukuran
dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) serta dilakukan penilaian Indeks

Massa Tubuh (IMT) dalam satuan kg/m2.
c. Lingkar Pinggang diukur dengan posisi tegak tanpa alas kaki dengan jarak
kedua tungkai 25-30 cm dengan mengunakan meteran.Pengukuran
dilakukan melingkar secara horizontal dari titik tengah antar puncak krista
illiaca dan tepi bawah kosta terakhir pada axilaris media. Hasil
pengukuran dilihat dari lateral dan dinyatakan dengan satuan centimeter
(cm). Keseluruhan pengukuran dilakukan oleh peneliti.
d. Pada pasien dilakukan pengambilan sampel darah pada daerah fossa cubiti
subjek penelitian untuk dilakukan pemeriksaan glukosa puasa, insulin,
proinsulin, serta pemeriksaan profil lipid (total kolesterol, Trigliserida,
LDL kolesterol, HDL kolesterol). Pengambilan darah dilakukan oleh
laboran.

3.7. Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas
Profil lipid: skala numerik
b. Variabel tergantung
Rasio Proinsulin/Insulin : skala numerik

3.8. Definisi Operasional

a. Usia: berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan satuan

tahun.

b. Jenis kelamin: berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan
hasil pria atau wanita.
c. Subjek penelitian: pasien toleransi glukosa normal di poliklinik

rawat

jalan di RSHAM Medan.
d. Dislipidemia adalah keadaan tingginya kolesterol total, LDL-C, TG dan
rendahnya HDL-C, LDL-C < 100 mg/dL, kolesterol total < 200mg/dL,
HDL > 60 mg/dl, Trigliserida ≥200 mg/dL
e. Toleransi glukosa normal adalah kondisi dimana Kadar Gula Darah puasa
(KGD) 30 kg/m2
(Obese II). Lingkar pinggang maksimum pada dewasa laki-laki ≥ 90
cm,perempuan ≥ 80 cm.

3.9.Rencana Pengolahan dan Analisa Data

a. Untuk menampilkan data-data karakteristik dasar populasi

penelitian

digunakan tabulasi untuk menunjukkan gambaran deskriptif.
b. Uji normalitas Shapiro Wilk digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak.
c. Untuk mengetahui hubungan antara profil lipid dan rasio proinsulininsulin digunakan uji korelasi Pearson jika data berdistribusi

normal .

Jika data tidak terdistribusi normal dilakukan uji Spearman.
d. Data diolah dan dianalisa dengan menggunakan program SPSS 17.0
dengan batas kemaknaan p < 0,05 dinyatakan signifikan.

Universitas Sumatera Utara

23

3.10 Kerangka Operasional


PASIEN
POLIKLINIK

Inklusi:

Eksklusi:
- Pasien usia  20 tahun

1. Pasien dengan diabetes melitus
2. Subjek

pernah

atau

sedang

menggunakan obat dislipidemia
Pemeriksaan Antropometri


dengan

penyakit

kardiovaskular

- Pengukuran tinggi badan

4. Subjek

- Pengukuran berat badan
- Pengukuran lingkar pinggan
Pemeriksaan Laboratorium

- Pemeriksaan insulin puasa
- Pemeriksaan glukosa puasa

pernah


atau

sedang

menggunakan

obat

kardiovaskular
5. Subjek

- Pemeriksaan profil lipid

- Pemeriksaan proinsulin

3. Subjek

pernah

atau


sedang

menggunakan obat dislipidemia
6. Subjek

menderita

hipotiroid,sindroma nefrotik
7. Subjek

yang

mengkonsumsi

alkohol,merokok
Penghitungan Rasio
Proinsulin Insulin

Analisa Statistik

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

Universitas Sumatera Utara

24

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karateristik Subyek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dalam periode November
2015- Januari 2016, diikuti oleh 22 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik subyek penelitian. Jenis kelamin laki-laki
lebih banyak dijumpai yaitu sebanyak 59,1%. Usia termuda adalah 29 tahun dan
usia tertua adalah 68 tahun dengan nilai IMT terendah 23,28 kg/m2 dan tertinggi
35,91 kg/m2, ukuran lingkar pinggang dengan nilai terkecil adalah 82 cm dan
terbesar adalah 132 cm.
Karakteristik laboratorium pada penelitian ini menunjukkan nilai rerata
glukosa puasa 82,04 mg/dl, dimana nilai glukosa puasa ini masih dalam batas
yang normal. Nilai insulin puasa pada penelitian ini masih dalam rentang normal
dimana terendah 3,30 pmol/L dan tertinggi 26,60 pmol/L (Nilai normal: 14,3 –
122 pmol/L). Nilai rerata kolesterol total pada penelitian ini 200,68 mg/dl dimana
melebihi batas normal < 200mg/dl. Pada penelitian ini nilai rerata LDL-C 138,27
mg/dl melebihi batas normal 0,05) .
Pada tabel 4.2 yang menunjukan hasil analisis statistik dijumpai hubungan yang
berassosiasi lemah dan bersifat positif (r= 0,494) antara kolesterol total dan rasio
proinsulin/insulin (p=0,019). Hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang berasosiasi lemah dan bersifat positif (r= 0,466) antara
LDL-C dan rasio proinsulin/insulin (p=0,029).

Universitas Sumatera Utara

26

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara HDL-C (r= 0,397)

dan rasio proinsulin/insulin (p=0,067) dan

juga tidak terdapat korelasi yang signifikan antara trigliserida (r=0,101) dan rasio
proinsulin/insulin (p=0,746). Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
tidak terdapat korelasi yang signifikan antara IMT

(r= 0,263)

dan rasio

proinsulin/insulin (p=0,237) dan juga tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara lingkar pinggang (r=0,12) dan rasio proinsulin/insulin (p=0,958).

Tabel 4.2 Korelasi Profil Lipid, Lingkar pinggang dan IMT dengan Rasio
Proinsulin/Insulin
Rasio Proinsulin-insulin
P

r

Kolesterol Total

0,019

0,494

LDL-C

0,029

0,466

HDL-C

0,067

0,397

Trigliserida

0,655

0,101

IMT

0,237

0,263

Lingkar pinggang

0,958

0,12

Universitas Sumatera Utara

27

Gambar 4.1 Grafik Korelasi Total Kolesterol dan Rasio Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat korelasi antara total kolesterol dan rasio proinsulininsulin, dimana peningkatan nilai total kolesterol akan diikuti oleh peningkatan
nilai rasio proinsulin-insulin

Gambar 4.2 Grafik Korelasi LDL-C dan Rasio Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat korelasi antara LDL-C dan rasio proinsulin-insulin,
dimana peningkatan nilai LDL-C

akan diikuti oleh peningkatan nilai rasio

proinsulin-insulin

Universitas Sumatera Utara

28

Gambar 4.3 Grafik Korelasi HDL-C dan Rasio Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat tidak terlihat

korelasi antara HDL-C dan rasio

proinsulin-insulin.

Gambar 4.4 Grafik Korelasi Trigliserida dan Rasio Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat tidak terlihat korelasi antara TG dan rasio proinsulininsulin.

Universitas Sumatera Utara

29

Gambar 4.5 Grafik Korelasi IMT dan Rasio Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat tidak terlihat korelasi antara IMT dan rasio proinsulininsulin.

Gambar 4.6 Grafik Korelasi Lingkar pinggang dan Rasio
Proinsulin/Insulin
Dari grafik terlihat tidak terlihat korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
proinsulin-insulin.

Universitas Sumatera Utara

30

4.2 PEMBAHASAN
Gangguan dari sel β pankreas adalah salah satu kunci dari patofisiologi
penyakit DMT2. Penilaian disfungsi sel β merupakan petunjuk untuk memahami
tahapan dari penyakit ini. Beberapa studi mencatat bahwa kerusakan

sel β

pankreas yang disebabkan oleh dislipidemia berlanjut ke manifestasi DMT2 dan
merupakan faktor resiko independen munculnya DMT2. Dislipidemia memainkan
peran penting dalam patogenesis disfungsi sel β. Beberapa pemeriksaan yang
lazim digunakan dalam penentuan derajat kerusakan sel β diantaranya yaitu
pemeriksaan kadar insulin, proinsulin, rasio proinsulin-insulin, dan sekresi peptida
penghubung (C-peptide) serta penilaian homeostatik (Homeostatic model
assessment, HOMA). 9,11
Lipotoksisitas dianggap sebagai salah satu mekanisme yang berkontribusi
terhadap disfungsi sel β pankreas. Peningkatan FFA dapat mengurangi sekresi
insulin dari sel β, dan menginduksi apoptosis sel β pankreas. Lebih lanjut, pola
aterogenik lipid tidak hanya muncul pada individu diabetes dan prediabetes
namun juga pada individu dengan toleransi glukosa normal.1,9
Pada penelitian ini peneliti menghubungkan kadar profil lipid pada
individu dengan toleransi glukosa normal dengan fungsi sel β

yang dinilai

berdasarkan rasio proinsulin-insulin. Dari penelitian ini dijumpai hubungan antara
total kolesterol (r: 0,494) dan LDL-C (r: 0,466) dengan rasio proinsulin –
insulin dimana jika terjadi peningkatan kadar Kolesterol dan kadar LDL-C maka
akan terjadi peningkatan rasio proinsulin-insulin. Sedangkan antara rasio
proinsulin-insulin tidak dijumpai hubungan dengan trigliserida dan HDL-C. Hal
ini sejalan dengan penelitian potong lintang yang dilakukan oleh Zheng dkk
(2012) yang menilai hubungan antara lipid profil dan fungsi sel β (HOMA B)
pada pasien non DMT2. Dijumpai gangguan fungsi sel β berhubungan dengan
total kolesterol, LDL-C , rasio kolesterol /HDL-C dan trigliserida tetapi tidak
berhubungan dengan HDL-C.1 Pada penelitian Andreas Festa dkk (1995) yang
menilai hubungan antara small dense LDL dengan insulin,proinsulin dan berbagai
komponen dari suatu sindrom RI pada subyek non

diabetes menemukan

hubungan yang bermakna antara small dense LDL dengan rasio proinsulin-insulin
dan insulin.28

Universitas Sumatera Utara

31

Temuan pada penelitian ini berbeda dengan temuan oleh Haffner dkk
(1994) yang meneliti hubungan antara rasio proinsulin-insulin puasa dengan
sejumlah gangguan metabolisme yang diyakini terkait dengan sindrom RI. Pada
423 subyek tanpa diabetes, rasio proinsulin-insulin meningkat secara bermakna
pada kadar HDL-C yang rendah, trigliserida tinggi, dan gangguan toleransi
glukosa .

18

Dan juga penemuan oleh Tingting Du dkk (2014) yang meneliti

kegunaan klinis dari rasio lipid,adiposa viseral,trigliserida dan indeks glukosa
sebagai penanda untuk resiko RI dimana dijumpai adanya hubungan antara
HOMA IR dan TG 29
Pada penelitian ini dijumpai adanya hubungan antara rasio proinsulininsulin dengan kolesterol total

dan LDL-C. Dapat dijelaskan bahwa dalam

menjaga keseimbangan kolesterol pada tubuh maka akan disekresi insulin dari sel
β. Meningkatnya akumulasi kolesterol pada sel β dapat menyebabkan
lipotoksisistas.1
Keadaan diatas dapat dijelaskan dari mekanisme berikut diketahui dari
beberapa penelitian peningkatan kadar FFA dapat membuat

gangguan

hiperproinsulin. Ditandai dengan adanya gangguan biosintesa dan pengolahan
pasca translasi .Namun pada keadaan ini peningkatan proinsulin oleh karena
peningkatan akumulasi FFA tidak melalui jalur sebenarnya, peningkatan FFA
pada kondisi ini akan menyebabkan peningkatan granula imatur intraseluler yang
menghasilkan proinsulin yang tidak matur. Mekanisme yang terjadi adalah pada
chanel Ca dimana penumpukan FFA pada sel β akan mengganggu membran sel
yang mengakibatkan gangguan pada chanel Kalsium yang menurunkan granular
sitoplasma

yang bebas kalsium yang membuat hambatan dalam proses dari

pematangan proinsulin sehingga terbentuklah proinsulin yang tidak matur ini
Prinsulin yang tidak matur menghasilkan insulin yang tidak matur. Insulin dengan
kondisi seperti ini mengakibatkan tubuh kekurangan insulin sehingga terjadilah
DM pada akhirnya .34 Penelitian lain menunjukan bahwa LDL-C menghambat
sekresi insulin oleh stimulasi glukosa (glucose-stimulated insulin secretion,GSIS)
dan profilerasi sel β melalui mekanisme reseptor LDL secara langsung maupun
tidak.

Roehrich dkk (2003) melaporkan bahwa kadar LDL-C yang tinggi

(>6mmol/L) menyebabkan appoptosis sel β. Pada penelitian yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

32

peneliti ini tidak mengklasifikasikan rasio proinsulin-insulin berdasarkan jenis
kelamin dan juga berdasarkan usia. Pada penelitian Zeng dkk (2012) menemukan
penurunan fungsi sel β yang lebih buruk pada pria dibanding wanita pada setiap
kelompok umur kecuali pada usia > 70 tahun. 1
Penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi adanya resistensi insulin
mengakibatkan berkurangnya insulin untuk menurunkan FFA . Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kadar FFA yang akan meningkatkan kadar small
dense LDL sedangkan kadar LDL-C secara keseluruhan kurang terpengaruh.
Penelitian ini menunjukan bahwa dijumpai peningkatan kadar kolesterol total dan
LDL-C dihubungkan dengan disfungsi sel β melalui rasio proinsulin-insulin pada
subyek dengan toleransi glukosa normal. Tapi masih perlu studi prospektif lebih
untuk memperjelas hubungan antara islet pankreas disfungsi sel β dan gangguan
dalam metabolisme lipid.1
Pada penelitian ini tidak dijumpai hubungan antara disfungsi sel beta
dengan TG . Disfungsi sel β dapat mengakibatkan peningkatan kadar TG kondisi
ini terjadi pada individu dengan RI yang bukan termasuk subyek pada penelitian
ini. Selain itu kadar TG dipengaruhi oleh makanan yang baru dikonsumsi dan
adanya perubahan berat badan.1
Pada penelitian ini juga tidak ditemukan hubungan antara HDL-C dan
rasio proinsulin-insulin.Walaupun pada penelitian yang lain dijumpai hubungan
antara disfungsi sel β dan HDL-C. Pada penelitian pada populasi diabetes dan
prediabetes menunjukan disfungsi sel β pankreas mempunyai hubungan dengan
HDL-C. Namun pada penelitian ini tidak meneliti dengan subyek prediabetes
maupun diabetes. Alasan khusus untuk ketidaksesuaian ini masih tidak diketahui,
diperkirakan bahwa HDL-C dapat memainkan penting peran dalam melindungi
sel-sel β dalam tahap penyakit yang lanjut khususnya keadaan glukosa puasa
terganggu,toleransi glukosa terganggu dan DMT2. Sementara

efek protektif

dalam toleransi glukosa normal kurang jelas. Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menguji hubungan antara β fungsi sel dan HDL-C dalam subyek dengan
toleransi glukosa normal ,glukosa puasa terganggu,toleransi glukosa terganggu
dan DMT2.1

Universitas Sumatera Utara

33

Pada penelitian ini juga tidak dijumpai hubungan antara rasio proinsulin
dan insulin dengan IMT dan lingkar pinggang. Temuan ini sejalan dengan studi
oleh Mykkanen dkk (1997) yang menilai hubungan proinsulin, insulin, dan rasio
proinsulin-insulin dengan sensitivitas insulin dan respons insulin akut pada
subyek normoglikemik dimana pada studi ini tidak dijumpai hubungan yang
bermakna antara rasio proinsulin-insulin dengan IMT.27 Begitu juga dengan
penelitian Shiraishi dkk (1990) yang menilai rasio proinsulin-insulin pada
kelompok intoleransi glukosa dan bukan intoleransi glukosa,pada penelitian ini
tidak dijumpai perbedaan kondisi obesitas antara kedua kelompok dibandingkan
dengan rasio proinsulin-insulin.30
Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian Grill dkk (2002) yang
meneliti hubungan antara hiperproinsulin dan rasio proinsulin-insulin pada lakilaki swedia usia paruh baya tidak DMT2 yang tidak mempunyai riwayat
keluarga DMT2 dengan kadar gula darah normal dan keadaan RI. Penelitian ini
dijumpai hubungan antara rasio proinsulin-insulin pada laki-laki usia paruh
dimana IMT yang dijumpai adalah menunjukan keadaan obesitas.26 Dan juga
pada penelitian Anthony dkk (2002) suatu penelitian potong lintang dan prosfektif
yang menilai hubungan antara abdominal adiposit dan konsentrasi proinsulin
pada individu yang DMT2 maupun bukan DMT2 . Penelitian ini

dijumpai

hubungan antara IMT dan lingkar pinggang pada kedua kelompok dibandingkan
dengan kadar proinsulin. 31
Pada masa sekarang ini lingkar pinggang digunakan sebagai indikator awal
dari akumulasi lemak viseral sewaktu pemeriksaan kesehatan rutin. Beberapa
laporan menunjukan RI berhubungan dengan glukosa dan IMT yang normal.
Lemak viseral dapat mengakibatkan resistensi insulin oleh karena

ambilan

glukosa perifer yang rendah dan mempengaruhi sensitivitas insulin. Adiponektin
yang dihasilkan oleh adiposit adalah penanda akumulasi lemak viseral. Produksi
adiponektin menurun karena perubahan fungsional setelah terjadi akumulasi
berlebihan

dari

lemak viseral.32

Konsentrasi

adiponektin

yang rendah

berhubungan dengan profil lipid aterogenik yang meliputi peningkatan trigliserida
dan konsentrasi HDL-kolesterol yang rendah .33

Universitas Sumatera Utara

34

Unger’s dkk (1995) menyatakan

suatu

mekanisme dimana kelebihan

adiposit mengakibatkan peningkatan konsentrasi proinsulin. Pada individu dengan
obesitas adominal melepaskan kadar FFA yang tinggi dimana dapat menyebabkan
sel β hiperplasia dan hiperinsulinemi tapi jika terjadi paparan yang kronik akan
mengakibatkan perubahan fungsi dan morfologi dari sel β dan mengakibatkan
diabetes. Kondisi ini didukung dengan data deposisi lemak di sel islet pada tikus
yang obesitas dimana FFA mengakibatkan hilangnya GSIS. Peningkatan FFA
juga mengakibatkan pembentukan dari NOS. Akibatnya berkurangnya jumlah β cells dapat mengakibatkan konsentrasi proinsulin tinggi, dalam hal itu tingkat
sekresi oleh sel-sel yang tersisa menjadi

meningkat, sehingga mengurangi

penyimpanan intraseluler dan memaksa proses pelepasan bahan tidak lengkap. 31
Penilaian sel β pankreas adalah penting bukan hanya untuk memprediksi
DMT2 dan perkembangannya tetapi juga untuk meningkatkan strategi pencegahan
dan terapi DMT2. Berdasarkan studi – studi terbaru, penilaian rasio proinsulininsulin tidak hanya dapat menggambar disfungsi sel β namun juga dapat menilai
dampak intervensi terapeutik pada fungsi islet cell yang mensekresi insulin dan
ternyata penilaian rasio proinsulin-insulin lebih baik dari indeks HOMA.16 Pada
penelitian ini penilaian disfungsi sel β pankreas dinilai melalui rasio proinsulininsulin. Belum ada penelitian yang sama dengan penelitian ini yang menilai
hubungan profil lipid dengan disfungsi sel β pankreas melalui rasio proinsulininsulin pada toleransi glukosa normal.
Kekurangan pada penelitian ini adalah metode penelitian yang potong
lintang tidak prospektif sehingga tidak dapat memantau perjalanan dari keadaan
dislipdemia. Selain itu jumlah subyek penelitian yang sedikit. Penelitian ini juga
tidak mengelompokan gangguan fungsi sel β pankreas berdasarkan usia dimana
pertambahan usia akan menurunkan fungsi sel β pankreas.Selain itu penelitian ini
juga tidak mengelompokan berdasarkan jenis kelamin. 1,17

Universitas Sumatera Utara

35

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa rasio proinsulin-insulin sebagai
penanda disfungsi sel β memliki hubungan yang

bermakna dengan dengan

kolesterol total dan LDL-C. Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara rasio proinsulin-insulin dengan HDL-C, trigliserida, IMT dan Lingkar
Pinggang.

5. 2 Saran
Disfungsi sel β pankreas merupakan karakteristik penanda DM tipe 2.
Kondisi dislipdemia mempunyai hubungan dengan keadaan disfungsi sel β. Oleh
karena itu pada individu dengan kondisi dislipidemia yang belum jatuh kedalam
DM tipe 2 sebaiknya dilakukan tatalaksana yang optimal.
Diperlukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar dan seleksi
yang lebih baik untuk menetapkan hubungan fungsi sel β pankreas dan profil
lipid.

Universitas Sumatera Utara