Terjemahan Metafora Pada Novel The Fault In Our Stars Dalam Bahasa Indonesia Chapter III VI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif- kualitatif yang menjawab masalah TSu
ke dalam TSa secara kualitatif. Penelitian linguistik pada umumnya termasuk penelitian
deskriptif-kualitatif adalah jenis penelitian yang berdasarkan fenomena-fenomena yang
dijumpai dan melalui analisis data untuk membuat kesimpulan umum (Subroto, 2007: 10).
Seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini berorientasi pada produk
terjemahan, yaitu penelitian yang memusatkan perhatiannya pada hasil terjemahan dan bukan
proses terjemahan. Dalam penelitian ini, tataran yang dikaji berupa kata atau frasa yang
mengandung ungkapan metaforis dalam suatu kalimat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang bersifat
deskriptif-kualitatif, yang artinya setelah data yang dianggap representative diperoleh
berdasarkan kealamiahan data, yaitu data diperoleh melalui membaca, mengidentifikasi,
mencatat dan mengklasifikasi kalimat yang mengandung ungkapan metaforis yang terdapat
pada novel The Fault in Our Stars dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Data tersebut
kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian ini.

3.2 Data dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian, penentuan sumber data merupakan langkah awal yang harus
dilakukan. Dalam penelitian analisis deskriptif – kualitatif, data yang dipakai dalam

Universitas Sumatera Utara

penelitian adalah lebih berbentuk kata-kata atau gambar dari pada berbentuk angka. Bogdan
and Biklen (1982) menyatakan ―in qualitative research with descriptive analysis the data
required for study are in the forms of words or picture rather than numbers as the essential

concern is meaning‖.
Sejalan dengan judul dan masalah penelitian dalam penelitian ini, sumber data adalah
novel The Fault in Our Stars dalam bahasa Inggris yang ditulis oleh Jhon Green dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia oleh Inggrid Dwijani Nimpoeno. Data yang dipakai
adalah semua ungkapan metaforis yang terdapat pada novel The Fault in Our Stars yang
terdiri dari 25 bab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Novel versi bahasa Inggris
terdiri dari 313 halaman yang diterbitkan oleh Dutton Books (Amerika Serikat) sedangkan
novel versi bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Qanita PT Mizan Pustaka terdiri dari 418
halaman. Data yang terkumpul diklasifikasikan untuk selanjutnya dikaji secara objektif,
dianalisis berdasarkan teori Larson (1988: 279-280) tentang strategi terjemahan metafora, dan
dibandingkan dengan terjemahan masing-masing dalam bahasa Inggris. Tahap selanjutnya

adalah mengevaluasi tingkat keakuratan terjemahan berdasarkan penilaian ke tiga rater .
Novel The Fault in Our Stars dipilih sebagai sumber data karena memiliki banyak ungkapan
metaforis yang layak untuk dikaji dari segi penerjemahan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah analisis dokumen (content
analysis) dan kuesioner (questionnaire). Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika
melibatkan/menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal

Universitas Sumatera Utara

senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) ―in most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person narrative

produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs‖.
Pada penelitian ini, teknik analisis dokumen dipakai untuk mengobservasi sumber data secara
teliti yang berisikan ungkapan metaforis dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti

tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya
juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon
oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Kuesioner (angket) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Teknik kuesioner digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kualitas terjemahan khususnya tingkat keakuratan terjemahan.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup agar peneliti mendapatkan
data yang diperlukan karena informan hanya memiliki jawaban yang telah disediakan.
Untuk menentukan tingkat keakuratan pesan antara TSu dan TSa, peneliti melibatkan
tiga orang ahli sebagai informan penilai/rater. Peneliti melibatkan tiga rater yaitu agar hasil
penilaian keakuratan terjemahan dapat lebih objektif. Peneliti menentukan informan penilai
dengan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
2.

Menguasai bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia dengan baik

3. Memiliki latar belakang pendidikan minimal S2 bahasa (Linguistik)

4. Memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang penerjemahan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Instrumen Pengukur Tingkat Keakuratan Terjemahan
Skala

Definisi

Kesimpulan

3

Makna metafora bahasa sumber di alihkan secara akurat ke

Akurat

dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi
makna.
2


Sebagian besar makna metafora bahasa sumber sudah

Kurang Akurat

dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun,
masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda
(taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang menggangu
keutuhan pesan.
1

Makna metafora bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat

Tidak Akurat

ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted)
Sumber: Silalahi (2012:73) dengan modifikasi
Tabel 1 menunjukkan bahwa instrument pengukur tingkat keakuratan terjemahan
menganut skala 1 sampai dengan 3. Semakin tinggi skor yang diberikan informan penilai,
maka semakin akurat terjemahan yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin rendah skor yang

diberikan terhadap terjemahan, maka semakin rendah tingkat keakuratan terjemahan tersebut.
Adapun langkah langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
membaca, mengidentifikasi, mencatat dan mengklasifikasi ungkapan metaforis yang terdapat
dalam novel The Fault in Our Stars.
Pada tahap identifikasi data, peneliti mengadopsi cara kelompok Pragglejaz (2007)
yang menyusun Metaphor Identification Procedure (MIP). Metode ini digunakan untuk
menentukan apakah unit leksikal tertentu dalam wacana berperan sebagai metafora dengan
melihat hubungan unit leksikal tersebut dalam wacana. Prosedur MIP adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Baca wacana secara menyeluruh untuk membangun pemahaman umum tentang
maknanya.
2. Tentukan unit leksikal dalam wacana:
a) Untuk setiap unit leksikal dalam teks, lihat maknanya dalam konteks, yakni bagaimana
makna tersebut berlaku sebagai suatu entitas, relasi, atau atribut dalam situasi yang
ditimbulkan oleh teks (makna kontekstual). Perhitungkan apa yang datang sebelum dan
sesudah unit leksikal.
b) Untuk setiap unit leksikal, tentukan apakah unit itu memiliki makna kontemporer yang
lebih mendasar dalam konteks lain daripada dalam konteks tersebut. Dalam identifikasi

metafora ini, makna dasar cenderung: (i) lebih nyata (apa yang diungkapkan lebih mudah
dibayangkan, dilihat, didengar, diraba, dicium, dan dirasakan); (ii) terkait dengan
tindakan fisik; (iii) Lebih tepat (tidak samar-samar); dan (iv) secara historis lebih tua.
Makna dasar harus merupakan makna yang paling sering muncul dari unit leksikal
tersebut.
c) Jika unit leksikal memiliki makna kontemporer yang lebih mendasar dalam konteks
lain dibandingkan dengan konteks yang ada, periksa apakah makna kontekstual berbeda
dengan makna dasar tetapi dapat dimengerti melalui perbandingan dengan makna dasar
tersebut.
3. Jika ya, tandai unit leksikal tersebut sebagai metafora.
Setelah proses identifikasi selesai dilakukan, dianalisis makna dari metaforanya
masing-masing dengan menggunakan teori yang terdapat dalam Larson (1988: 278-279)
melalui identifikasi topik (topic), citra (image) dan titik kesamaan (point of similarity). Topik
adalah benda atau hal yang dibicarakan. Citra adalah bagian metaforis dari majas tersebut
yang digunakan untuk mendeskripsikan topik dalam rangka perbandingan. Titik kesamaan
adalah bagian yang memperlihatkan persamaan antara topik dan citra.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Analisis Data

Tujuan dari analisis data adalah untuk menjawab masalah penelitian dalam suatu
penelitian, metode dan teknik analisis data yang telah terkumpul seharusnya langsung
mengacu terhadap temuan jawaban yang cukup beralasan dalam masalah penelitian. Bogdan
dan Biklen (1982:72) menyatakan bahwa ―The research designs of the qualitative studies
involve the combination of data collection with analysis‖ bahwa metode yang digunakan
dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif–kualitatif dan metode
komperatif.
Metode deskriptif–kualitatif dan komperatif merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam penelitian kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
data secara sistematis dan nyata, metode kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data
secara ilmiah, sedangkan metode komperatif digunakan untuk membandingkan ungkapan
metaforis dalam bahasa Inggris dengan kesesuaian dan kesepadanan dalam terjemahan
bahasa Indonesia secara sistematis, nyata dan ilmiah. Walaupun dalam analisis data
penelitian ini terdapat angka-angka, namun hal itu hanya digunakan untuk membantu peneliti
untuk membandingkan hasil penilaian keakuratan terjemahan dari ketiga rater .
Teknik analisis data yang digunakan memiliki empat karakteristik (Sutopo, 2002:8687) yaitu:
1) Kegiatan analisisnya bersifat induktif yaitu penelitian diawali dengan pengumpulan
data. Dalam pengumpulan data, kegiatan peneliti adalah sebagai berikut:
a.


Membaca novel The Fault in Our Stars dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia
secara keseluruhan.

b.

Menggaris bawahi kata, frasa dan kalimat yang mengandung ungkapan metafora dalam
novel The Fault in Our Stars dan juga padanannya dalam bahasa Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

c.

Menuliskan bagian teks yang digaris bawahi tersebut dalam tabel data.
2) Proses pengumpulan data dan analisis data dilakukan bersama-sama yaitu

menganalisis strategi penerjemahan metafora dan menganalisis keakuratan terjemahan
metafora berdasarkan penilaian ke tiga rater .
3) Menyajikan data yang telah diidentifikasi, diklasifikasikan dan dianalisis.
Data yang telah diklasifikasikan disajikan dalam bentuk table dan deskripsi. Peneliti
mendeskripsikan informasi yang ada yaitu 1) mengidentifikasi strategi penerjemahan yang

dilakukan dalam menerjemahkan kata, frasa dan kalimat yang mengandung ungkapan
metafora pada novel The Fault in Our Stars ke dalam bahasa Indonesia , 2) mencari alasan
mengapa penerjemah menggunakan strategi penerjemahan tertentu dalam menerjemahkan
metafora yang ada pada novel The Fault in Our Stars serta menilai tingkat keakuratan
terjemahan dengan cara membandingkan makna metafora dari novel The Fault in Our Stars
(bahasa Inggris) dan terjemahannya (bahasa Indonesia) berdasarkan penilaian ke tiga rater .
4) Penarikan kesimpulan.
Komponen selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Komponen ini dilakukan
berdasarkan komponen yang sudah dilakukan sebelumnya. Tetapi apabila kesimpulan masih
dirasa kurang mantap, maka peneliti harus melakukan kegiatan pengumpulan data ulang
untuk lebih mendukung simpulan yang sudah ada dan juga untuk lebih mendalami data.
Penelitian ini juga memanfaatkan studi kepustakaan. Dengan studi kepustakaan
peneliti mencari atau mengumpulkan bahan-bahan dari buku yang berhubungan dengan
masalah penelitian ini. Studi kepustakaan ini juga menunjang teknik pengumpulan informasi
dengan mempelajari dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang mendukung lainnya.
Teknik ini digunakan sejak tahap persiapan dan dalam proses sampai penelitian ini selesai.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa data penelitian ini adalah
kata, frasa atau kalimat yang mengandung metafora. Bab ini terdiri atas dua bagian data
analisis sesuai dengan perumusan masalah penelitian. Pertama memaparkan strategi apa saja
yang digunakan dalam menerjemahkan metafora dengan menggunakan teori Larson (1998:
278-279). Tahap kedua mengevaluasi keakuratan terjemahan metafora pada novel tersebut
berdasarkan model instrumen pengukur tingkat keakuratan terjemahan Silalahi (2012: 73)
dengan modifikasi.
Temuan data berupa kata, frasa atau kalimat metafora yang diterjemahkan dari bahasa
Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada novel The Fault in Our Stars adalah sebanyak 65
data. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa 65 metafora yang
diidentifikasi diterjemahkan dengan menggunakan empat strategi, yaitu: (1) menerjemahkan
metafora BSu menjadi metafora yang sama di dalam BSa (disingkat menjadi M M sama)
(2) menerjemahkan metafora BSu menjadi simile (M Simile) (3) menerjemahkan metafora
BSu menjadi metafora lain dalam BSa tapi memiliki makna yang sama (M M Lain) (4)
menerjemahkan metafora menjadi ungkapan non- figuratif (M  Non-Figuratif).
Agar diperoleh kesamaan persepsi, perlu dijelaskan bahwa ―lambang panah‖ (―‖)
yang digunakan disini bermakna diterjemahkan menjadi, sesuai dengan konteks
penggunaannya.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Persentase Strategi Penerjemahan Metafora
No

Strategi penerjemahan

Jumlah

Persentase

1

M M Sama (Menggunakan citra yang sama)

39

60 %

2

M  M Lain (Menggunakan citra yang berbeda)

11

16.92%

3

M  Simile

9

13.85%

4

M  Non-Figuratif

6

9.23%

5

M M Sama disertai penjelasan

0

0%

65

100%

Total

Hasil data menunjukkan bahwa strategi yang paling dominan digunakan adalah M
M Sama sebanyak 39 (60%). Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan strategi M M
Sama karena kebanyakan metafora tersebut masih dapat dipahami oleh penutur BSa jika
diterjemahkan menjadi metafora yang sama seperti metafora “I am a cancer-fighting
machine” (hlm.109) diterjemahkan menjadi “aku mesin yang memerangi kanker” (hlm.
148). Strategi M  M Lain menduduki posisi ke dua sebanyak 11 (16.92 %). Penerjemah
menggunakan strategi M  M Lain dikarenakan penggunaan metafora tersebut tidak lazim dalam
BSa serta adanya perbedaan budaya antara BSu dan BSa dalam penggunaan metafora tersebut.
Apabila penerjemah menerjemahkan metafora tersebut secara harfiah maka akan terjadi
kesalahpahaman. Contoh penggunaan strategi ini terdapat pada metafora “HULK SMASH ” (hlm.

101) yang diterjemahkan menjadi “MESIN PENGHANCUR” (hlm. 138) dan metafora his
balls (hlm. 4) yang diterjemahkan menjadi ―buah pelirnya‖ (hlm. 11). Strategi M  Simile
sebanyak 9 (13.85%). Strategi M  Simile ini digunakan apabila metafora tersebut lebih mudah
dipahami dalam bentuk simile daripada tetap mempertahankannya dalam bentuk metafora. Contoh
penggunaan strategi ini adalah metafora ―then spinning baletically through the air” (hlm. 195)
diterjemahkan menjadi “berputar-putar seperti penari balet di udara” (hlm. 261). Strategi M 

Universitas Sumatera Utara

Non-Figuratif sebanyak 6 (9.23%). Strategi M  Non-Figuratif digunakan karena BSa tidak

memiliki ungkapan yang sepadan dengan metafora BSu contoh “Said the creeper” She
laughed but I still felt bad (hlm. 158) diterjemahkan menjadi ―Mengerikan” Mom tertawa,

tapi aku masih merasa tidak enak (hlm. 213). Sementara, strategi M M Sama disertai penjelasan
tidak ada digunakan pada novel. Untuk memperjelas hasil temuan ditampilkan juga sebuah diagram
antara lain:

13.85%

60 %

Diagram 4.1. Perbandingan penerapan strategi penerjemahan
Novel The Fault in Our Stars
Dari hasil penelitian tersebut di atas dapat dipahami bahwa, strategi yang digunakan
oleh penerjemah dalam menerjemahkan novel The Fault in Our Stars terdapat 4 jenis, yaitu
menerjemahkan metafora menjadi metafora yang sama, menerjemahkan metafora menjadi
metafora lain, menerjemahkan metafora menjadi simile, menerjemahkan metafora menjadi
ungkapan non-figuratif (bermakna harfiah). Hasilnya menunjukkan bahwa strategi

Universitas Sumatera Utara

penerjemahan yang lebih banyak digunakan adalah menerjemahkan metafora menjadi
metafora yang sama.
Untuk mendapatkan tingkat keakuratan tersebut, penelitian ini memilih tiga orang
pakar penerjemahan sebagai penilai (rater). Para penilai memberikan penilaian terhadap 65
Metafora yang diterjemahkan dengan menilai tingkat keakuratannya saja. Untuk lebih
jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 4.2
Tingkat Keakuratan Terjemahan dari Tiga Penilai
No

Kategori
Terjemahan

Penilai

Jlh Metafora

I

II

III

Skor

Jlh Metafora

Persentasi

X Skor

(%)

1

Akurat

54

50

49

153

3

459

85,16

2

Kurang Akurat

11

13

14

38

2

76

14,1

3

Tidak Akurat

0

2

2

4

1

4

0,74

65

65

65

195

539

100

Total

Dari ketiga penerjemah ditemukan terjemahan akurat mencapai 85. 16% (M  M
Sama = 53.99%, M  M Lain = 14.47%, M  Simile = 12.25%, M  Non figuratif =
4.45%), terjemahan kurang akurat mencapai 14.1% (M  M Sama = 5.57%, M  M Lain =
2.59%, M  Simile = 3.35%, M  Non figuratif = 2.59%), dan terjemahan tidak akurat
mencapai 0.74% (M  M Sama = 0.37%, M  M Lain = 0.37%). Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa tingkat keakuratan terjemahan metafora sangat tinggi.
4.1.1 Strategi Terjemahan Metafora
Dalam penelitian ini, ditemukan empat strategi yang digunakan dalam menerjemahkan
metafora yaitu menerjemahkan metafora BSu menjadi metafora yang sama di dalam BSa,

Universitas Sumatera Utara

menerjemahkan metafora BSu menjadi simile, menerjemahkan metafora BSu menjadi
metafora lain, menerjemahkan metafora menjadi ungkapan non-figuratif.
4.1.1.1 Menerjemahkan Metafora menjadi Metafora yang Sama
Menerjemahkan metafora menjadi metafora yang sama (Metafora Metafora Sama)
dilakukan dengan cara mereproduksi citra TSu dalam TSa. Strategi ini dapat dilakukan jika
metafora itu berterima atau dapat dipahami oleh pembaca TSa tanpa adanya salah pengertian.
Oleh karena itu, strategi ini sangat banyak digunakan untuk menerjemahkan metafora dengan
citra yang universal. Karena citra yang universal menurut Newmark (1998), biasanya
digunakan dengan menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan ruang, waktu, ide,
bagian-bagian tubuh, unsur-unsur ekologi, dan aktivitas-aktivitas utama manusia. Kriteriakriteria tersebut dapat ditelusuri dalam terjemahan metafora sebagai berikut.
No. 1 Data No 5
BSu: I‘d shake my head microscopically and exhale in response. (hlm. 6)
BSa: Aku akan menggeleng-gelengkan kepala dengan sangat tidak kentara dan menghela
napas sebagai jawaban. (hlm. 13).
Terjemahan metafora di atas dikategorikan menjadi metafora yang sama dengan TSu
karena metafora tersebut diterjemahkan secara literal tanpa ada pengubahan apapun dan
bentuk metafora BSu tetap dipertahankan, nampak pada data exhale in response dengan
terjemahan ‗menghela napas sebagai jawaban‘. Berdasarkan konteks cerita: ―Aku dan Isaac
hampir selalu berkomunikasi lewat desahan nafas saja. Setiap kali seseorang membahas
makanan antikanker atau mengisap sirip ikan hiu tumbuk atau apapun, Isaac akan melirikku
dan mendesah sangat pelan.‖ Dari contoh data tersebut, dapat disimpulkan bahwa nafas
manusia dibandingkan dengan sebuah jawaban

Universitas Sumatera Utara

No.2 Data No 6
BSu: ―Television is a passivity‖. (hlm. 7)
BSa: “Televisi adalah pasivitas” (hlm. 14)
Metafora di atas juga diterjemahkan menjadi metafora yang sama karena penerjemah
tetap mempertahankan bentuk metafora BSu. Strategi yang pertama sangat sesuai diterapkan
untuk menerjemahkan metafora tersebut sehingga tidak perlu menggunakan strategi lainnya.
Contoh lengkapnya dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Metafora Diterjemahkan Menjadi Metafora Yang Sama

No

Data
No

Metafora
Teks Sumber
Teks Sasaran
(Bahasa Inggris)
(Bahasa Indonesia)
I‘d shake my head microscopically and Aku akan menggeleng-gelengkan kepala
exhale in response. (hlm. 6)
dengan sangat tidak kentara dan
menghela napas sebagai jawaban.
(hlm. 13)

1.

5

2.

6

Me: ―Please just let me watch America‘s Aku: ―Biarkan aku nonton America‘s
Next Top Model. It‘s an activity.‖
Next Top Model saja. Itukan aktivitas.‖
Mom: ―Television is a passivity‖. (hlm. 7) Mom: “Televisi adalah pasivitas”
(hlm. 14)

3.

7

I looked like a normally proportioned Penampilanku seperti orang-orang yang
person with a balloon for a head. (hlm. 9) berproporsi tubuh normal, tapi dengan
kepala sebesar balon. (hlm. 17)

4.
9

5.
10

6.

11

…but even if we survive the collapse of our …tapi seandainya pun kita bertahan
sun, we will not survive forever. (hlm. 13)
hidup dari kebinasaan matahari, kita
tidak akan bertahan hidup untuk
selamanya. (hlm. 23)
―I would tell Him myself,‖ Augustus said,
―but unfortunately I am literally stuck
inside of His heart, so He won‘t be able to
hear me‖ (hlm. 16)

―Aku sendiri hendak memberitahuNya,‖ kata Augustus,‖ tapi sayangnya
secara harfiah aku terperangkap di
dalam jantung-Nya, sehingga Dia tidak
dapat mendengarku (hlm. 27)

I felt this weird mix of disappointment and Aku merasakan munculnya campuran
anger welling up inside of me. (hlm. 20)
ganjil kekecewaan dan kemarahan di
dalam diriku. (hlm. 32)

Universitas Sumatera Utara

7.

12

You put the killing thing right between Kau meletakkan pembunuh itu persis di
your teeth, but you don‘t give it the power antara gigimu, tapi tidak memberinya
to do its killing . (hlm. 20)
kekuatan
untuk
melakukan
pembunuhan. (hlm. 32)

8.

15

I liked that he was a tenured professor in Aku suka karena dia professor-tetap
the Department of Slightly Crooked dalam Fakultas Senyum Agak
Smiles… (hlm. 31)
Miring…(hlm. 47)

9.

17

Cancer kids are essentially side effects of Anak-anak penderita kanker pada
the relentless mutation that made the dasarnya adalah efek samping dari
diversity of life on earth possible (hlm. 49) mutasi keji yang memungkinkan

keberagaman kehidupan di bumi (hlm.
70)
18

Behind his glasses, Isa ac‘s eyes seemed so
big that everything else on his face kind of
disappeared and it was just these
disembodied floating eyes staring at me
(hlm. 60)

19

I imagined sitting at a sun-drenched café Aku membayangkan duduk di kafe
with Peter Van Houten (hlm. 79)
bermandikan matahari bersama Peter
Van Houten_ (hlm. 109)

22

I mean, not now that I know you‘re
interested in him. But, oh sweet holy Lord,
I would ride that one-legged pony all the
way around the corral. (hlm. 94)

13.

23

…although I knew from years of …walaupun aku tahu berdasarkan
experience that pain is a blunt and pengalaman bertahun-tahun bahwa rasa
nonspecific diagnostic instrument. (hlm. nyeri adalah instrument diagnostik
yang tumpul dan tidak spesifik. (hlm.
98)
134)

14.

25

I‟m a grenade and at some point I‘m going Aku granat dan suatu ketika aku akan
to blow up and I would like to minimize the meledak,
sehingga
aku
ingin
casualties,okay? (hlm. 99)
meminimalkan jumlah korban, oke?
(hlm. 136)

15.

27

I screamed to wake up my parents, and
they burst into the room, but there was
nothing they could do to dim the
supernovae exploding inside my brain, an
endless chain of intracranial firecrackers
that made me think that I was once and for
all going,..(hlm. 105)

10.

11.

12.

Di balik kacamatanya, mata Isaac
tampak begitu besar sehingga hal lain di
wajahnya seakan menghilang, dan
hanya mata yang melayang-layang
lepas itulah yang menatapku (hlm. 85)

Maksudku bukan sekarang, setelah aku
tahu kau tertarik padanya. Tapi oh, ya
Tuhan, aku bersedia menunggangi kuda
poni berkaki satu itu sampai ke
kandangnya. (hlm. 129)

Aku berteriak untuk membangunkan
orangtuaku dan mereka bergegas masuk,
tapi tidak ada yang dapat mereka
lakukan untuk meredakan supernova
yang meledak di dalam otakku itu.
Serangkaian kembang api tanpa akhir
yang membuatku berpikir bahwa
akhirnya aku akan pergi untuk

Universitas Sumatera Utara

selamanya.(hlm. 143)
28

―Then I am a cancer-fighting machine,‖ I ―Kalau begitu, aku mesin yang
told him. (hlm. 109)
memerangi
kanker,‖
kataku
kepadanya. (hlm. 148)

29

―I‘d always thought the world was a wish- ―Aku selalu berpikir dunia adalah
granting factory.‖ (hlm. 110)
pabrik pewujud-keinginan. (hlm. 150)

32

I digress, but here‘s the rub: The dead are Aku
menyimpang,
tapi
inilah
visible only in the terrible lidless eye of masalahnya: Orang mati hanya terlihat
oleh mata ingatan yang mengerikan
memory. (hlm. 113)
dan tak berkelopak. (hlm. 153)

33

You may not find Hazel‘s logic persuasive, Mungkin logika Hazel muda tidak
but I have trod through this vale of tears meyakinkan bagimu, tapi aku telah
longer than you and fromwhere I‘m sitting, menjalani lembah air mata ini lebih
she‘s not the lunatic. (hlm. 113)
lama dari pada mu- (hlm. 153)

35

The machine‘s silence acknowledging that -dan kebisuan mesin itu menegaskan
I was, however briefly, a nonmentallicized bahwa aku, seberapa singkatnya, adalah
mahluk tak berlogam. (hlm. 191)
creature. (hlm. 141)

36

I felt a bodily sovereignty that I can‘t Aku merasakan kekuasaan jasmaniah
really describe except to say –(hlm. 141)
tertinggi yang tidak begitu dapat
kujelaskan,- (hlm. 191)

37

―Easy comfort isn‘t comforting,‖ I said. ―Penghiburan yang mudah bukanlah
You were a rare and fragile flower on ce. penghiburan‖ kataku. “Kau pernah
You remember. (hlm. 145)
menjadi bunga yang rapuh dan
langka”. Kau ingat. (hlm. 196)

39

―some tourists think Amsterdam is a city
of sin , but in truth it is a city of
freedom.And in freedom, most people find
sin (hlm. 157)

41

The tiny bubbles melted in my mouth and Gelembung-gelembung mungil itu
journeyed northward in to my brain. (hlm. meleleh dalam mulutku dan mengalir
163)
ke utara, memasukki otakku. (hlm. 219)

42

―He called out to his fellow monks, ‗Come ―Dia memanggil sesama biarawan
quickly: I am tasting the stars.‘ (hlm. 163) lainnya, ‗Datanglah cepat: aku sedang
mencicipi bintang-bintang‟. (hlm. 219)

43

―Thank you for letting me hijack your ―Terima kasih karena membiarkanku
wish ,‖ I said (hlm. 164)
membajak keinginanmu,‖kataku

45

Out of nowhere, Augustus asked, ―Do you Mendadak Augustus bertanya, ―Kau

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.
24.

25.

26.

―Beberapa
turis
menganggap
Amsterdam sebagai kota dosa, tapi
sesungguhnya ini kota kebebasan, dan
sebagian besar orang menemukan dosa
di dalam kebebasan (hlm. 211)

Universitas Sumatera Utara

27.

28.

29.

47

48

believe in an afterlife?‖
―I think forever is an incorrect concept,‖ I
answered.
He smirked. ―You‟re an incorrect
concept.”
(hlm. 165)

percaya pada kehidupan setelah
kematian?‖
―Kurasa ‗selamanya‘ adalah konsep
yang keliru,‖ jawabku.
Dia menyeringai. “Kau adalah konsep
yang keliru.” (hlm.226)

So, here‘s the girl missing a fifth of her
brain who‘s just had a recurrence of the
Asshole Tumor, and so she was not, you
know, the paragon of stoic cancer-kid
heroism. (hlm. 174)

Jadi, inilah cewek yang kehilangan
seperlima otaknya, dan baru saja
mengalami
kekambuhan
berupa
Tumor bajingan. Jadi kau tahulah, dia
bukan teladan dari heroisme anak-anak
penderita kanker yang tabah. (hlm. 235)

All attempts to go back to sleep failed, so I
lay there with the BiPAP pumping the air
in and urging it out, enjoying the dragon
sounds but wishing I could choose my
breaths. (hlm.177)

Semua upaya untuk kembali tidur gagal,
sehingga aku berbaring di sana dengan
BiPAP memompa masuk udara dan
mendesaknya keluar, menikmati suara
naga itu, tapi berharap dapat memilih
napasku sendiri.(hlm. 239)

30.

52

And what is my cancer? My cancer is me.
(hlm. 216)

Dan, apakah kankerku itu? Kankerku
adalah aku. (hlm.291)

31.

53

The tumors are made of me. They‘re made
of me as surely as my brain and my heart
are made of me. It is a civil war, Hazel
Grace, with a predetermined winner. (216)

Tumor -tumor itu adalah bagian dari
diriku, sama seperti otak dan jantungku
adalah bagian dari diriku. Ini perang
saudara,
Hazel
Grace,
dengan
pemenang yang sudah ditentukan
sebelumnya. (hlm. 291)

32.

54

―I don‘t think you‘re dying, I said. ―I think ―Menurutku kau tidak sekarat,‖kataku.
you‘ve just got a touch of cancer. (hlm. Menurutku kau hanya mendapat
217)
sentuhan kanker (hlm. 292)

55

Do you worry about who will take care of
you if your parents die? As well you
should, because they will be worm food in
the fullness of time. (hlm.220)

Kalian khawatir mengenai siapa yang
akan mengurus kalian seandainya orang
tua
kalian
meninggal?
Sudah
seharusnya, karena mereka akan
menjadi makanan cacing jika sudah
genap waktunya. (hlm. 295)

34.

56

―Ignorance is bliss,‖ I said (Hlm. 220)

―Ketidaktahuan
adalah
kebahagiaan,‖ kataku. (hlm. 295)

35.

60

Nostalgia is a side effect of dying (hlm. Nostalgia adalah
sekarat (hlm. 317)
236)

36.

61

…until finally I just kind of crawled across …sampai

33.

akhirnya

efek
aku

samping
hanya

Universitas Sumatera Utara

the couch ino her lap and my dad came
over and held my legs really tight and I
wrapped my arms all the way around my
mom‘s middle and they held on to me for
hours while tide rolled in . (hlm.265)

merangkak
di
sofa
menuju
pangkuannya, lalu Dad datang dan
memegangi kedua kakiku erat-erat dan
aku merangkulkan lenganku di perut
Mom, dan mereka memegangiku selama
berjam-jam saat air pasang bergulunggulung naik (hlm. 358)

37.

63

―Augustus Waters was the Mayor of the “Augustus Waters adalah Walikota
Secret City of Cancervania , and he is not dari Kota Rahasia Kankervania, dan
dia tidak tergantikan,‖ kata Isaac
replaceable,‖Isaac began (hlm. 272)
memulai (hlm.364)

38.

64

He smiled. ―You‘re still looking for your Dia tersenyum. ―Kau masih mencari
sequel, you little rat.‖(hlm.287)
sekuelmu, dasar tikus kecil.‖ (hlm.
386)

39.

65

But I can‘t pull my ideas together, Van Tapi, aku tidak dapat menyatukan
Houten. My thoughts are stars I can‟t gagasan-gagasanku,
Van
Houten,
fathom into constellations . (hlm.311)
Pikiranku adalah bintang-bintang
yang
tidak
dapat
kujadikan
konstelasi. (hlm. 416)
Dari data table di atas, terdapat 39 data metafora yang diterjemahkan menjadi

metafora yang sama yaitu data yang bernomor: 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 22, 23,
25, 27, 28, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 52, 53, 54, 55, 56, 60, 61, 63, 64,
65. Mayoritas metafora BSu dapat dialihkan menjadi metafora yang sama ke BSa karena
penerjemah dapat menemukan dan mereproduksi citra yang sepadan dalam BSa.
4.1.1.2 Menerjemahkan Metafora menjadi Metafora Lain
Jika strategi M M Sama dilakukan dengan cara mereproduksi citra TSu di dalam
TSa, strategi M M Lain tapi bermakna sama dilakukan dengan cara mengganti citra dalam
BSu dengan citra standar yang berterima dalam BSa. Penggantian citra ini dilakukan untuk
menjembatani perbedaan kultural antara BSu dan BSa. Meskipun penerapan strategi ini
mengakibatkan metafora BSu berbeda dengan metafora BSa secara leksikal, dilihat dari
konteks pesan secara keseluruhan, keduanya mengungkapkan makna yang sama.
Penerjemahan metafora berikut memperlihatkan aplikasi strategi M M Lain.

Universitas Sumatera Utara

No.1 Data No. 1

BSu: I was veritably swimming in paralyzing and totally clinical depression , (hlm. 4)

BSa: Aku jelas berkubang dalam depresi yang melumpuhkan dan benar-benar klinis (hlm.
10)

Metafora di atas diterjemahkan menjadi metafora lain karena verba swimming diganti
dengan verba berkubang. Ke dua verba ini tentu saja memiliki makna yang berbeda. Verba
swimming maknanya berenang dan merupakan kegiatan manusia sedangkan verba berkubang

bermakna berendam diri dengan lumpur atau berlumpur yang merupakan kegiatan hewan
khususnya kerbau.

No.9 Data No. 51
BSu: ―Yeah, I said, having been the experimental pincushion myself. (hlm. 216)
BSa: ―Ya,‖ kataku. Aku sendiri adalah kelinci percobaan. (hlm. 290)
Metafora di atas diterjemahkan menjadi metafora lain karena penerjemah
menyesuaikan perbedaan kultural antara BSu dan BSa. Pincushion bermakna bantal peniti
metafora ini diganti dengan kelinci dalam BSa. Metafora ini tidak dapat diterjemahkan
dengan mempertahankan bentuk metafora BSu atau menerjemahkan secara literal karena
akan menimbulkan makna yang berbeda dengan BSa. Dengan demikian, penerjemah
berorientasi pada BSa agar makna metafora dapat dipahami oleh penutur BSa. Contoh
lengkapnya dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Metafora Diterjemahkan Menjadi Metafora Lain

No

Data
No

Metafora
Teks Sumber
(Bahasa Inggris)

Teks Sasaran
(Bahasa Indonesia)

Universitas Sumatera Utara

1.

1

I was veritably swimming in paralyzing Aku jelas berkubang dalam depresi
and totally clinical depression , (hlm. 4) yang melumpuhkan dan benar-benar
klinis (hlm. 10)

2.

2

… and listened to Patrick recount for
the thousandth time his depressingly
miserable life story --how he had cancer
in his balls (hlm. 4)

… dan untuk kesekian kalinya
mendengarkan Patrick menceritakan
kembali kisah hidupnya yang
menyedihkan dan membuat depresi --betapa dia menderita kanker di buah
pelirnya (hlm. 11)

3.

3

…when cancer took both of his nuts but …ketika kanker merenggut kedua
spared what only the most generous soul buah pelirnya tapi meninggalkan
would call his life. (hlm. 5)
apa yang hanya disebut kehidupan
oleh orang paling bermurah hati (hlm.
11)

4.

14

―I used to play basketball‖, he ―Dulu aku suka bermain basket,‖
explained.
jelas Augustus.
―You must‘ve been pretty good.‖
―Pasti kau pemain hebat.‖
―I wasn‘t bad, but all the shoes and ―Lumayan, tapi semua sepatu dan
balls are Cancer Perks” (hlm. 30)
bola itu adalah Keistimewaan
Kanker.‖ (hlm. 44)

5.

20

You don‘t have to rush to hold doors Kau
tidak
perlu
bergegas
open or smoother me in compliments membukakanku
pintu
atau
for me to like you (hlm. 84)
menghujaniku dengan pujian agar
aku menyukaimu. (hlm. 117)

6.

24

My parents were all hyperfocused on Orang tuaku terlalu memusatkan
me, and so I could not hide this flash perhatian kepadaku, sehingga aku
tidak dapat menyembunyikan banjir
flood of anxiety. (hlm. 98)
bandang kekhawatiranku ini. (hlm.
134)

7.

26

Gus has taken to calling Caroline Gus mulai menjuluki Caroline
HULK SMASH , which resonates with MESIN PENGHANCUR, dan ini
the doctors. (hlm. 101)
diikuti oleh para dokter. (hlm. 138)

8.

34

―I must see this old swing set of tears ―Aku harus segera melihat perangkat
immediately,‖ he said (hlm. 121)
ayunan tua penguras air mata ini,‖
katanya (hlm. 165)

9.

38

We‘d hit the city ready to suck the Kami akan tiba di kota dalam
marrow out of life or whatever (hlm. keadaan siap untuk menyesap tulang
148)
sumsum kehidupan atau apapun itu.
(hlm. 200)

10.

51

―Yeah,

I said, having been the ―Ya,‖ kataku. Aku sendiri adalah
experimental pincushion myself. (hlm. kelinci percobaan. (hlm. 290)

Universitas Sumatera Utara

11.

57

216)
―Total radio silence,‖ Isaac said (hlm. ―Bungkam seribu bahasa‖, jawab
226)
Isaac. (hlm. 303)

Dari data table di atas, terdapat 11 data metafora yang diterjemahkan menjadi
metafora yang lain yaitu data yang bernomor: 1, 2, 3, 14, 20, 24, 26, 34, 38, 51, 57.
4.1.1.3 Menerjemahkan Metafora menjadi Simile
Menurut Larson (1998:279), metafora dalam suatu bahasa dapat diterjemahkan
menjadi simile ke dalam BSa dengan menggunakan kata Like atau As. Menerjemahkan
metafora BSu menjadi sebuah simile ini dilakukan agar lebih mudah dipahami dalam sistem
BSa jika bentuk metafora dalam BSu sulit untuk dipahami. Berikut ini contoh-contoh data
yang menggunakan strategi menerjemahkan metafora menjadi simile:
No.1 Data No. 8
BSu: ―I‘m on a roller coaster that only goes up, my friend.‖ (hlm. 11)
BSa: ―Serasa berada di atas roller coaster yang hanya melesat ke atas, Sobatku.‖ (hlm. 20)
Penerjemah menerjemahkan metafora di atas dengan mengubahnya ke bentuk simile.
Namun ditemukan kekurangan dalam menerjemahkan metafora ini karena adanya
penghilangan topik I ‗aku‘ yang mengganggu keutuhan pesan. Metafora ini sebaiknya
diterjemahkan menjadi ‗Ku bagaikan berada di atas roller coaster yang hanya melesat ke
atas, Sobatku.‘

No. 8 Data No. 50
BSu: His brain is Swiss cheese. He doesn‘t even remember writing the book. (hlm. 195)
BSa: Otaknya seperti keju Swiss. Dia bahkan tidak ingat menulis buku itu. (hlm. 264)

Universitas Sumatera Utara

Metafora di atas diterjemahkan menjadi simile karena lebih mudah dipahami
dibandingkan menggunakan strategi lainnya. Jika metafora di atas diterjemahkan secara
literal menjadi otaknya adalah keju Swiss maka akan menghasilkan terjemahan yang kaku
dan makna metafora sulit dipahami. Contoh lengkapnya dapat dilihat melalui tabel di bawah
ini.

Tabel 4.5 Metafora Diterjemahkan Menjadi Simile

NO

Data
No

Metafora
Teks Sumber
Teks Sasaran
(Bahasa Inggris)
(Bahasa Indonesia)
―I‘m on a roller coaster that only goes ―Serasa berada di atas roller coaster yang
up, my friend.‖ (hlm. 11)
hanya melesat ke atas, Sobatku.‖ (hlm.
20)

1.

8

2.

13

_my father was trying so hard not to sob Dad berupaya begitu keras untuk tidak
that when he did, which was regularly, menangis, sehingga, ketika dia menangis,
it was an earthquake. (hlm. 25)
seperti yang selalu terjadi, rasanya
seperti gempa bumi (hlm. 38)

3.

19

I imagined the tumor metastasizing into
my own bones, boring holes into my
skeleton, a slithering eel of insidious
intent. (hlm. 86)

Aku
membayangkan
tumor
itu
bermetastasis ke dalam tulang-tulangku
sendiri, melubang-lubangi kerangkaku,
bagaikan belut licin yang bermaksud
jahat. (hlm. 119)

4.

30

__But you shall shine more bright in
these contents/Than unswept stone,
besmeard‟d with sluttish time; (hlm.
112)

…Tapi, kau akan bersinar lebih
cemerlang dalam puisi ini/Dari pada
dalam batu kotor, tercoreng waktu yang
bak pelacur. (hlm. 152)

5.

31

(Off topic, but: What a slut time is, She (Diluar topik, tapi: Betapa waktu
screws everbody) (hlm.112)
memang seperti pelacur, menyetubuhi
semua orang) hlm.152

6.

44

The sun was a toddler insistently Matahari seperti bayi yang bersikeras
refusing to go to bed: It was past eight menolak untuk tidur: Saat itu sudah
thirty and still light.(hlm. 165)
lewat pukul delapan tiga puluh, tapi hari

masih terang. (hlm. 225)
7.

49

What remained of the Scotch splashed
across the vast expanse of his face, the
glass bouncing off his nose and then
spinning balletically through the air,

Scotch yang tersisa di dalamnya meyiram
wajah lebar Van Houten, dan gelasnya
memantul dari hidung lelaki itu,
berputar-putar seperti penari balet di

Universitas Sumatera Utara

landing with a shattering crash on the udara, lalu hancur berkeping-keping di
ancient hardwood floor. (hlm. 195)
atas lantai kayu-keras kuno. (hlm. 261)

8.

50

9.

62

His brain is Swiss cheese. He doesn‘t
even remember writing the book. (hlm.
195)
And then there were people like my
parents,
who
walked
around
zombically, (hlm. 277)

Otaknya seperti keju Swiss. Dia bahkan
tidak ingat menulis buku itu. (hlm. 264)
Lalu ada yangseperti orang tuaku, yang
berjalan berkeliling seperti zombie (hlm.
373)

Dari data table di atas, terdapat 9 data metafora yang diterjemahkan menjadi simile yaitu
data yang bernomor: 8, 13, 19, 30, 31, 44, 49, 50, 62.
4.1.1.4 Menerjemahkan Metafora Menjadi Ungkapan Non-figuratif
Strategi Metafora Non- figuratif digunakan jika citra terjemahan yang dialihkan
menjadi metafora yang sama sulit dipahami dan BSa tidak memiliki ungkapan yang sepadan
dengan

metafora

BSu.

Menurut

Larson,

strategi

Metafora

Non-figuratif

ini

diimplementasikan dengan cara mengalihkan citra metafora BSu menjadi ungkapan non
figuratif atau bermakna harfiah. Berikut ini adalah contoh metafora bahasa Inggris yang
diterjemahkan menjadi ungkapan non-figuratif.
No.6 Data No.59
BSu: “Bull‟s eye‖! Gus said (hlm. 228)
BSa: ―Pas!‖ ujar Gus (hlm. 306)
Metafora di atas diterjemahkan menjadi ungkapan non-figuratif karena sudah menjadi
idiom dalam BSu. Strategi ini sangat efektif digunakan dalam menerjemahkan metafora mati
yang sudah menjadi idiom sehingga kesan metaforisnya hampir tidak disadari penutur.
Metafora ini diubah menjadi ungkapan yang bermakna harfiah agar TSa akan lebih
sederhana, luwes dan mudah dipahami. Contoh lengkapnya dapat dilihat melalui tabel di
bawah ini

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6 Metafora Diterjemahkan Menjadi Ungkapan Non-Figuratif

No

Data
No

Metafora
Teks Sumber
(Bahasa Inggris)

1.

4

The only redeeming facet of support
Group was this kid named Isaac, a
long-faced,
skinny
guy
with straight blond hair swept over
one eye(hlm. 6)

Teks Sasaran
(Bahasa Indonesia)
Satu-satunya penyelamat dari Kelompok
Pendukung itu adalah anak bernama
Isaac, cowok kerempeng berwajah
muram dengan rambut pirang lurus yang
menyapu sebelah matanya. (hlm. 13)

2.

16

_and watched Kaitlyn snake her way
through the aisles , shopping with the
kind of intensity and focus that one
usually associates with professional
chess (hlm. 44)

Dan mengamati Kaitlyn berjalan di
sepanjang lorong-lorong berbelanja
dengan semacam keseriusan dan
konsentrasi yang biasa dimiliki pemain
catur profesional. (hlm. 63)

3.

40

She shrugged. ―I know. I wanted to. I
like watching you sleep.‖
―Said the creeper.‖ She laughed, but
I still felt bad. (hlm. 158)

Dia mengangkat bahu. ―Aku tahu. Aku
ingin disini. Aku senang melihatmu
tidur.‖
“Mengerikan.‖ Mom tertawa, tapi aku
masih merasa tidak enak. (hlm. 213)

4.

46

―I know. That‘s why I‘m being taken ―Aku tahu. Itulah sebabnya aku dicabut
out of the rotation .‖ (hlm. 165)
dari
jajaran
orang-orang
yang
terselamatkan.” (hlm. 226)

5.

58

I drove. Augustus rode shotgun. Aku
menyetir.
Augustus
duduk
Isaac sat in the back. (hlm. 227)
disebelahku. Isaac duduk di kursi
belakang. (hlm. 305)

6.

59

Gus handed him another egg, Isaac
hurled it, the egg arcing over the car
and smashing against the slowsloping roof of the house.
“Bull‟s eye‖! Gus said (hlm. 228)

Kembali Gus menyerahkan sebutir telur,
dan Isaac melemparkannya. Telur itu
melayang ke arah mobil dan menumbuk
atap melandai rumah itu.―Pas!‖ ujar Gus
(hlm. 306)

Dari data table di atas, terdapat 6 data metafora yang diterjemahkan menjadi
ungkapan Non- figurative yaitu data yang bernomor: 4, 16, 40, 46, 58, 59.
4.1.2 Keakuratan Terjemahan Metafora
Keakuratan mengacu pada kesepadanan antara informasi dalam bahasa sumber
dengan informasi dalam bahasa sasaran (Shuttleworth dan Cowie, 1997: 3). Selanjutnya,

Universitas Sumatera Utara

Nababan (2004) menyatakan bahwa keakuratan adalah terjemahan yang tidak mengalami
distorsi makna, yang artinya teks dari BSu ditransfer secara akurat ke dalam teks BSa.
Berdasarkan skala penilaian keakuratan yang digunakan dalam penelitian ini, keakuratan
terbagi menjadi tiga kategori yaitu akurat, kurang akurat dan tidak akurat.
4.1.2.1 Terjemahan Akurat
Terjemahan dikatakan akurat apabila makna metafora dialihkan secara akurat dalam
bahasa sasaran, serta tidak ada distorsi makna. Terjemahan akurat menurut rater pertama: 54
data, rater ke dua: 50 data dan rater ketiga: 49 data. Hasil analisis tersebut dapat ditunjukkan
melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.7
Kategori terjemahan akurat dari penilai pertama
No
Data
2

Metafora
Strategi
Teks Sumber
Teks Sasaran
(Bahasa Inggris)
(Bahasa Indonesia)
… and listened to Patrick recount … dan untuk kesekian kalinya M  M Lain
for the thousandth time his mendengarkan
Patrick
depressingly miserable life story - menceritakan kembali kisah
-how he had cancer in his balls hidupnya yang menyedihkan
(hlm. 4)
dan membuat depresi ---betapa
dia menderita kanker di buah
pelirnya (hlm. 11)

3

…when cancer took both of his
nuts but spared what only the
most generous soul would call his
life. (hlm. 5)

4

The only redeeming facet of
support Group was this kid
named Isaac, a long-faced, skinny
guy with straight blond hair
swept over one eye(hlm. 6)

…ketika kanker merenggut M  M Lain
kedua buah pelirnya tapi
meninggalkan apa yang hanya
disebut kehidupan oleh orang
paling bermurah hati (hlm. 11)
Satu-satunya penyelamat dari M

Kelompok Pendukung itu figurative
adalah anak bernama Isaac,
cowok kerempeng berwajah
muram dengan rambut pirang
lurus yang menyapu sebelah
matanya. (hlm. 13)

Non

Universitas Sumatera Utara

6

7

9

10

11

Me: ―Please just let me watch
America‘s Next Top Model. It‘s
an activity.‖
Mom: “Television is a passivity‖.
(hlm. 7)

Aku: ―Biarkan aku nonton M  M Sama
America‘s Next Top Model
saja. Itukan aktivitas.‖
Mom:
“Televisi
adalah
pasivitas” (hlm. 14)

I looked like a normally Penampilanku seperti orang- M  M Sama
proportioned person with a orang yang berproporsi tubuh
balloon for a head. (hlm. 9)
normal, tapi dengan kepala
sebesar balon. (hlm. 17)

…but even if we survive the …tapi seandainya pun kita M  M Sama
collapse of our sun, we will not bertahan
hidup
dari
survive forever. (hlm. 13)
kebinasaan matahari, kita
tidak akan bertahan hidup
untuk selamanya. (hlm. 23)
―I would tell Him myself,‖
Augustus said, ―but unfortunately
I am literally stuck inside of His
heart, so He won‘t be able to
hear me‖ (hlm. 16)

―Aku
sendiri
hendak M  M Sama
memberitahu-Nya,‖
kata
Augustus,‖ tapi sayangnya
secara
harfiah
aku
terperangkap
di
dalam
jantung-Nya, sehingga Dia
tidak dapat mendengarku (hlm.
27)

I felt this weird mix of Aku merasakan munculnya M  M Sama
disappointment
and
anger campuran ganjil kekecewaan
welling up inside of me. (hlm. 20) dan kemarahan di dalam
diriku. (hlm. 32)

12

It‘s a metaphor, see: You put the
killing thing right between your
teeth, but you don‘t give it the
power to do its killing. (hlm. 20)

13

_my father was trying so hard not
to sob that when he did, which
was regularly, it was an
earthquake. (hlm. 25)

15

I liked that he was a tenured
professor in the Department of
Slightly Crooked Smiles ,…(hlm.
31)

Lihat, ini metafora: Kau M  M Sama
meletakkan pembunuh itu
persis di antara gigimu, tapi
tidak memberinya kekuatan
untuk
melakukan
pembunuhan. (hlm. 32)
Dad berupaya begitu keras M  M Simile
untuk
tidak
menangis,
sehingga, ketika dia menangis,
seperti yang selalu terjadi,
rasanya seperti gempa bumi
(hlm. 38)
Aku
suka
karena
dia M  M Sama
professor-tetap
dalam
Fakultas
Senyum
Agak
Miring, (hlm. 47)

Universitas Sumatera Utara

17

Cancer kids are essentially side
effects of the relentless mutation
that made the diversity of life on
earth possible (hlm. 49)

18

Behind his glasses, Isaac‘s eyes
seemed so big that everything else
on his face kind of disappeared
and it was just these disembodied
floating eyes staring at me (hlm.
60)

19

I
imagined
the
tumor
metastasizing into my own bones,
boring holes into my skeleton, a
slithering eel of insidious intent.
(hlm. 86)

22

I mean, not now that I know
you‘re interested in him. But, oh
sweet holy Lord, I would ride that
one-legged pony all the way
around the corral. (hlm. 94)

24

25

Di balik kacamatanya, mata M  M Sama
Isaac tampak begitu besar
sehingga hal lain di wajahnya
seakan menghilang, dan hanya
mata yang melayang-layang
lepas itulah yang menatapku
(hlm. 85)

I imagined sitting at a sun- Aku membayangkan duduk di M  M Sama
drenched café with Peter Van kafe bermandikan matahari
Houten (hlm. 79)
bersama Peter Van Houten_
(hlm. 109)

21

23

Anak-anak penderita kanker M  M Sama
pada dasarnya adalah efek
samping dari mutasi keji
yang
memungkinkan
keberagaman kehidupan di
bumi (hlm. 70)

Aku membayangkan tumor itu M  M Simile
bermetastasis ke dalam tulangtulangku sendiri, melubanglubangi kerangkaku, bagaikan
belut licin yang bermaksud
jahat. (hlm. 119)
Maksudku bukan sekarang, M  M Sama
setelah aku tahu kau tertarik
padanya. Tapi oh, ya Tuhan,
aku bersedia menunggangi
kuda poni berkaki satu itu
sampai ke kandangnya. (hlm.
129)

…although I knew from years of …walaupun
aku
tahu M  M Sama
experience that pain is a blunt berdasarkan
pengalaman
and
nonspecific
diagnostic bertahun-tahun bahwa rasa
instrument. (hlm. 98)
nyeri adalah instrument
diagnostik yang tumpul dan
tidak spesifik. (hlm. 134)
Orang
tuaku
terlalu M  M Lain
memusatkan
perhatian
kepadaku, sehingga aku tidak
dapat menyembunyikan banjir
bandang kekhawatiranku ini.
(hlm. 134)
I‟m a grenade and at some point Aku granat dan suatu ketika M  M Sama
I‘m going to blow up and I would aku akan meledak, sehingga
My parents were all hyperfocused
on me, and so I could not hide
this flash flood of anxiety. (hlm.
98)

Universitas Sumatera Utara

like
to
minimize
casualties,okay? (hlm. 99)

26

27

28

29

32

33

34

35

the aku
ingin
meminimalkan
jumlah korban, oke? (hlm.
136)

Gus has taken to calling Caroline Gus mulai menjuluki Caroline M  M Lain
HULK SMASH , which resonates MESIN
PENGHANCUR,
with the doctors. (hlm. 101)
dan ini diikuti oleh para
dokter. (hlm. 138)
I screamed to wake up my
parents, and they burst into the
room, but there was nothing they
could do to dim the supernovae
exploding inside my brain, an
endless chain of intracranial
firecrackers that made me think
that I was once and for all
going,..(hlm. 105)

Aku
berteriak
untuk M  M Sama
membangunkan
orangtuaku
dan mereka bergegas masuk,
tapi tidak ada yang dapat
mereka
lakukan
untuk
meredakan supernova yang
meledak di dalam otakku itu.
S