Uji Kinerja Alat Penggiling Lada Tipe Flat Burr Mill

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pada pertengahan abad 350-an, terutama Lampung merupakan sentra
produksi lada yang tidak bisa diabaikan. Dari Lampunglah sebagian besar lada
yang diperdagangkan Belanda di pasar dunia dipasok. Contohnya saja pada tahun
1682, Belanda berhasil memasarkan sekitar 75 ton lada asal Lampung ke pasar
dunia.
Hingga tahun 2000, indonesia masih tetap sebagai produsen lada yang
diperhitungkan di pasar dunia dengan tingkat produksi 77.500 ton. Namun,pada
tahun-tahun selanjutnya,produktivitas terus menurun dan pada tahun 2003
menjadi 67.000 ton. Pada tahun tersebut, posisi Indonesia tergeser oleh Vietnam
dengan produksi 85.000 ton atau sekitar 26% dari total produksi nlada dunia.
Bersama India, Vietnam menjadi pemasok utama lada dunia. Bahkan, kini
peringkat Indonesia sebagai penghasil lada berada satu tingkat di bawah Brasil.
Lada (Piper nigrum L.) disebut sabagai raja dalam kelompok rempah
(King

of

Spices),


karena

merupakan

komoditas

yang

paling

banyak

diperdagangkan. Produksi lada Indonesia pada tahun 2008 mencapai 81.662 ton.
Daerah yang merupakan sentra produksi lada di Indonesia adalah Bangka dan
Lampung dan pada beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan secara intensif
di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Bangka menghasilkan lada putih
sedangkan Lampung lada hitam. Di tingkat dunia lada dari Provinsi Lampung
dikenal dengan nama Lampung Black Pepper sedangkan dari Provinsi Bangka
dikenal dengan Muntok White Pepper.


1
Universitas Sumatera Utara

2

Mengingat lada adalah tanaman yang akarnya peka terhadap kelebihan air,
idealnya lahan dengan kontur tanah yang agak miring. K emiringan tidak perlu
terlalu ekstrim, tetapi cukup10-15°. Dengan kemiringan sebesar itu, saat turun
hujan, air segera mengalir dengan baik, sehingga lahan tidak becek. Meskipun
demikian, sesungguhnya lahan yang miring bukanlah harga mati yang harus
dipenuhi untuk budi daya lada. Lahan dengan kontur tanah rata tetap bisa
digunakan untuk budi daya lada asalkan drainasenya bagus sehingga saat hujan
turun, air tidak menggenangi lahan.
Setelah 7-9 bulan sejak berbunga, buah lada sudah bisa dipanen. Di
kalangan petani lada, ada tiga jenis panen yang dilakukan, yaitu panen perdana,
panen raya, dan panen kecil. Panen perdana adalah panen pertama setelah bibit
ditanam, yaitu saat tanaman berumur sekitar tiga tahun. Panen raya adalah panen
kedua dan seterusnya yang dilakukan setiap tahun. Sementara itu, panen kecil
adalah panen yang dilakukan di luar panen raya.

Kualitas lada yang akan dipasarkan sangat tergantung pada pengolahan
pascapanennya, sehingga tahap ini harus mendapat perhatian serius. Karena
produk lada yang akan dipasarkan terdiri dari dua jenis, pengolahannya pun
tentunya berbeda. Lada hitam lebih sederhana karena hanya meliputi pengeringan,
pemisahan tangkai dengan buahnya, serta pengemasan. Sedangkan pada Lada
putih yang standar sesuai permintaan pasar pengolahannya meliputi perendaman,
mencuci, menjemur/pengeringan, serta pengemasan lada putih dengan kadar air
15%.
Pada dewasa ini biji merica yang telah dipanen akan dihaluskan dengan
alat penghalus (grinder) sampai diperoleh butiran merica bubuk dengan kehalusan

Universitas Sumatera Utara

3

tertentu agar mudah digunakan dan memberikan sensasi rasa yang lebih optimal
pada makanan. Mesin penghalus yang digunakan adalah mesin penghalus
menggunakan tipe burr mill.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), mesin ini mempunyai dua buah
piringan (terbuat dari baja), yang satu berputar (rotor) dan yang lainnya dian

(stator). Mekanisme penghalusan terjadi dengan adanya gaya geseran antara
permukaan biji merica dengan permukaan piringan dan sesama biji merica. Proses
gesekan yang sangat intensif akan menyebabkan timbul panan dibagian
silindernya dan akan menyebabkan aroma merica bubuk berkurang. Untuk
menghindari hal tersebut, maka mesin penghalus (grinder) sebaiknya dihentikan
dan didiamkan sejenak.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat penggiling lada tipe
Flat Burr Mill.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai alat penggiling yang lebih praktis.
3. Bagi masyarakat, sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

4


Batasan Masalah

Pada penelitian ini dibatasi penggilingan komoditi lada merica.

Universitas Sumatera Utara