Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari
Indonesia dan Sumatera Utara merupakan salah satu sentra penghasil kopi di
Imdonesia. Data tahun 2010 menunjukkan total nilai ekspor kopi Sumatera Utara
(coffee & coffee substitutes) sebesar $260.332.836 dengan 5 (lima) negara tujuan
ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Belgia dan Kanada (BPS
Sumut, 2011).
Data BPS Sumut tahun 2013 menunjukkan bahwa sentra tanaman kopi
Arabika menghasilkan (TM) dan belum menghasilkan (TBM) di Sumatera Utara
terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara (13.469 ha), Humbang Hasundutan (10.194
ha), Dairi (9.690 ha), Simalungun (6.873 ha), Karo (5.692 ha), Samosir (3.889 ha)
dan Toba Samosir (2.643 ha). Dari data ini total luas kebun kopi TM dan TBM
rakyat di Sumatera Utara adalah 56.178 ha. Luas ini meningkat dari 53.862,69 ha
pada tahun 2008. Pesatnya peningkatan luas areal tidak diimbangi dengan
peningkatan produktivitas dan mutu. Produksi kopi di Sumatera Utara tahun 2010
dan 2013 masing-masing 47.755 ton dan 49.052 ton namun belum diketahui data
yang pasti tentang produktivitasnya. Peningkatan produksi tersebut tidak terlalu
signifikan mengingat peluang ekspor kopi Sumatera Utara masih perlu
ditingkatkan. Menurut data BPS Provinsi Sumut, produksi kopi Indonesia tahun
2012 hanya sebesar 78.473 ton (BPS Sumut, 2013) dengan produktivitas 641,6

kg/ha dari standar 800 kg/ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).
Rendahnya produktivitas dan mutu kopi pada perkebunan rakyat antara
lain disebabkan oleh adanya serangan hama penyakit, umur tanaman yang sudah

Universitas Sumatera Utara

tua dan kurangnya perawatan kebun oleh petani. Penggerek Buah Kopi (PBKo),
Hypothenemus hampei merupakan salah satu hama utama yang menyebabkan
penurunan produksi dan mutu kopi Indonesia, bahkan di seluruh negara penghasil
kopi (Ramlan et al. 2010). H. hampei telah menyebabkan kerugian ekonomi dan
berdampak serius terhadap kehidupan lebih dari 20 juta petani kopi di dunia.
Jaramillo et al. (2006) melaporkan bahwa tingkat infestasi hama ini sangat tinggi
pada kebun yang tidak dirawat dengan baik, yaitu 80% di Uganda, 60% di
Kolombia, 58-85% di Jamaica, 90% di Tanzania, 50-90% di Malaysia dan 60% di
Mexico. Persentase serangan H. hampei di Kabupaten Dairi tahun 2009 mencapai
47,7% (BBP2TP Medan, 2009). Menurut Puslit Kopi dan Kakao (2008) serangan
H. hampei dapat menurunkan produksi 10-20%. Namun menurut Direktorat
Jenderal Perkebunan (1996) serangan H. hampei dapat menurunkan produksi
hingga 40%. Di Sulawesi Selatan, persentase serangan dapat mencapai 30-60%
yang menyebabkan kehilangan hasil serta menurunkan mutu produksi (Laila et al.

2011). Di Provinsi Sumatera Utara sendiri belum ada data yang pasti tentang
kerugian ekonomi akibat serangan H. hampei.
Kumbang H. hampei mampu bertahan lebih dari 5 bulan di dalam buah,
baik pada buah yang masih melekat di pohon maupun buah yang sudah gugur.
Daya hidup yang lama bagi kumbang H. hampei tersebut memungkinkan buahbuah yang tidak terpanen ataupun buah yang gugur dapat menjadi sumber media
tumbuh bagi H hampei selama menunggu musim panen berikutnya (Venkatesha et
al. 1998 dalam Susilo, 2008). Budaya petani kopi Sumatera Utara yang cenderung
membiarkan buah-buah yang jatuh di atas tanah tanpa dibersihkan mendukung
perkembangan H. hampei sehingga serangannya akan selalu ditemukan di

Universitas Sumatera Utara

pertanaman kopi. Kecenderungan pembiaran oleh petani ini diakibatkan tingginya
biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membersihkan atau mengutip buahbuah yang jatuh di atas tanah tersebut.
Saat ini banyak petani kopi mengandalkan aplikasi insektisida sintetis
untuk mengendalikan H. hampei. Menurut Jaramillo et al. (2006) endosulfan dan
klorpirifos merupakan dua insektisida yang paling umum digunakan terhadap
H. hampei. Insektisida ini sangat beracun dan tidak aman terhadap lingkungan,
petani yang menggunakannya serta masyarakat yang tinggal berdekatan dengan
perkebunan kopi. Hal ini menumbuhkan keprihatinan terhadap kesehatan

lingkungan dan meningkatkan masalah dengan adanya resistensi H. hampei
terhadap insektisida sehingga mendorong pencarian untuk strategi pengendalian
terhadap lingkungan yang lebih ramah
Berdasarkan perilaku H. hampei, pengendalian yang dipandang paling
potensial untuk mengatasinya adalah pengendalian hayati. Pengendalian
H. hampei secara hayati saat ini sedang ditingkatkan pengembangannya di
Indonesia. Hal ini terutama untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan pasar
terhadap kopi organik (bio-coffee), yaitu kopi yang dihasilkan melalui proses
metode alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia pertanian seperti pupuk
anorganik, pestisida, zat pengatur tumbuh dan semacamnya (Ramlan et al. 2010;
Laila et al. 2011).
Salah satu pengendalian hayati yang saat ini sedang dirintis adalah
penggunaan nematoda entomopatogen dari famili Steinernematidae dan
Heterorhabditidae. S. carpocapsae memiliki kemampuan masuk ke dalam buah
kopi segar dan membunuh beberapa stadia H. hampei pada skala laboratorium

Universitas Sumatera Utara

maupun


di

lapangan.

Beberapa

keuntungan

pemanfaatan

nematoda

entomopatogen antara lain memiliki kisaran inang yang luas, memiliki
kemampuan membunuh inangnya dengan cepat (24-48 jam), mampu mencari
inang secara aktif, dapat diproduksi secara massal secara in vivo maupun in vitro,
memungkinkan diaplikasikan dengan peralatan konvensional, tidak memiliki efek
merugikan pada manusia serta aman terhadap vertebrata dan organisme nontarget
(Miles et al. 2000; Lacey & Georgis, 2012; Manton et al. 2012).
Pengujian mengenai nematoda entomopatogen masih sedikit dilakukan
dan pemanfaatan nematoda entomopatogen sebagai agens hayati untuk

mengendalikan H. hampei di Sumatera Utara belum pernah dilaporkan. Penulis
merasa tertarik melakukan penelitian tentang potensi pemanfatan nematoda
entomopatogen Steinernema sp. untuk mengendalikan serangan H. hampei.
Kajian dalam penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif pengendalian
dalam sistem pengendalian hama terpadu (PHT) kopi di Sumatera Utara.
Penggunaan nematoda entomopatogen Steinernema sp. yang berasal dari daerah
setempat (lokal) diharapkan dapat memberikan tingkat penekanan yang tinggi
terhadap H. hampei.
1.2. Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan konsentrasi Steinernema sp. isolat lokal yang tepat untuk
mengendalikan H. hampei di laboratorium dan lapangan
1.3. Hipotesis
1. Ada konsentrasi Steinernema sp. isolat lokal yang tepat untuk mengendalikan
H. hampei di laboratorium dan lapangan

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengendalian hama
H. hampei secara hayati yang aman bagi biji kopi sehingga dapat meningkatkan

produksi dan mutu kopi.
1.5. Kegunaan Penelitian
1. Untuk mendapatkan alternatif pengendalian terhadap H. hampei dengan
memanfaatkan Steinernema sp. isolat lokal.

.

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Pascasarjana
Fakultas

Pertanian

Universitas

Sumatera

Utara

Program


Studi

Agroekoteknologi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Nematoda Steinernema sp. Isolat Lokal Untuk Mengendalikan Ulat kantong (Metisa plana) (Lepidoptera: Psychidae) di Laboratorium dan Lapangan

1 57 75

Uji Efektifitas Nematoda Entomopatogen Steinernema sp. Pada Hama Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hamperi Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Di Laboratorium

0 10 59

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

0 0 15

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

0 0 2

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

0 0 18

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

1 1 5

Potensi Pemanfaatan Steinernema sp. Isolat Lokal terhadap Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) di Laboratorium dan Lapangan

0 0 32

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 1 22

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 0 2

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 1 5