Hubungan Rasio Spo2 Fio2 (S F) Dengan Rasio Pao2 Fio2 (P F) Sebagai Penanda Dari Acute Lung Injury Di Unit Perawatan Intensif Anak

5

BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Definisi ALI
ALI/ARDS

adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi

yang luas dan parah dari parenkim paru.10 ALI/ARDS merupakan kumpulan
gejala akibat inflamasi dan peningkatan permeabilitas, onsetnya akut, dengan
spektrum klinis sesuai derajat cedera/kerusakan paru, yang memenuhi
kriteria fisiologis dan radiologis, yang terkait dengan edema paru non
kardiogenik yang disebabkan oleh proses dalam ataupun luar paru dan
mempunyai karakteristik progresifitas yang tinggi sehingga menyebabkan
kegagalan pernafasan akut.11 ARDS adalah bentuk yang lebih berat dari ALI
dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.12

2.2. Patofisiologi ALI
Salah satu manifestasi awal dari ALI adalah proses peradangan yang
menyebar pada kedua paru, dan kerusakan baik pada endotel maupun epitel

sel barrier.13 Kerusakan pada endotel menyebabkan permeabilitas vaskuler
meningkat sehingga cairan plasma yang kaya protein masuk ke ruang
interstitial dan alveolus, yang kemudian menyebabkan edema dan gangguan
transpor cairan.14,15 Proses peradangan dan edema yang terjadi akibat

6

akumulasi cairan yang berlebihan tersebut menyebabkan kerusakan pada
alveoli sebagai akibat aktifasi berbagai macam sitokin pro-inflamasi seperti
Tumor Necroting Factor (TNF), Interleukin-1 (IL-1) dan Interleukin-6 (IL-6).16
Kerusakan pada epitel sel barrier akan mengakibatkan inaktivasi dari
surfaktan yang kemudian menyebabkan atelektasis dan kolapsnya alveoli
(Gambar 2.1).14,15

Gambar 2.1. Patofisiologi hipoksemia pada ALI14

7

Atelektasis dan kolapsnya alveoli akan menghambat


proses

pertukaran gas dan memperburuk oksigenasi dari pembuluh darah.
Selanjutnya rendahnya kadar oksigenasi paru

tersebut akan mengurangi

oksigenasi sistemik.17 Complians paru menurun (karena volume paru
berkurang)

dan

sebagai

akibatnya

penderita

akan


berusaha

mempertahankan ventilasi semenit dengan mempercepat laju nafas (takipnu).
Hal ini berdampak pada ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi karena unit
alveoli

tidak

mampu

melakukan

ventilasi.

Hipoksemia

yang

terjadi


menggambarkan pirau intrapulmonal dan sebagian besar adalah hipoksemia
refrakter yang tidak respon dengan suplementasi oksigen.11
Hipoksia akan memperberat cedera paru yang ada dan strategi
tatalaksananya adalah bagaimana usaha untuk memperbaiki oksigenasi dan
melakukan koreksi penyakit dasarnya. Keseluruhan hal yang diuraikan diatas,
merupakan gejala ancaman gagal napas dan pasien memerlukan tunjangan
ventilasi mekanik untuk menghindarkan henti napas. Pemberian ventilasi
tekanan positif akan

membuka unit-unit paru (alveoli) yang mengalami

atelektasis agar dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.11

2.2 Kriteria diagnostik ALI
Ada dua kriteria umum yang dipakai untuk klasifikasi cedera paru, yaitu: Lung
Injury Score (LIS) atau disebut juga skor Murray dan kriteria sesuai dengan

8

American-European Consensus Conference (AECC) pada tahun 1994 (Tabel

2.1 dan tabel 2.2).11
Tabel 2.1. Lung Injury Score atau skor Murray11
Parameter

Skor

Radiografi dada
Tidak ada konsolidasi
0
1 kuadran
1
2 kuadran
2
3 kuadran
3
4 kuadran
4
Hipoksemia (PaO2/FiO2)
≥ 300
0

225-229
1
175-2
2
100-174
3