PUPUK DAN PEMUPUKAN Pengaruh Unsur Hara
LAPORAN PENGAMATAN
PUPUK DAN PEMUPUKAN
(Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan
Oleh :
Mochammad Jafar Sodiq (D41111014)
PROGRAM DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KERJASAMA
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN
2013
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengamatan “Pengaruh
Pemberian Unsur Hara pada Pembibitan Tanaman Murbei” yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Pupuk dan Pemupukan.
Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ngadjijo dan Ir. Etty Ekawati, Mp yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman
penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kontribusi pemikiran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT selalu membalas budi baik anda
semua.
Cianjur, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Masalah........................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei........................................................................................................... 3
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei..................................................................................3
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan..............................................................................3
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei......................................................................................4
2.5 Unsur Makro dan Mikro................................................................................................4
BAB III METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................. 5
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil............................................................................................................................. 6
1.2 Pembahasan................................................................................................................ 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................................... 14
5.2 Saran............................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan dalam budidaya sutera alam sangat ditentukan oleh ketersediaan tanaman
murbei sebagai sumber pakan ulat sutera. Ketersediaan daun murbei merupakan faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan persuteraan alam sebanyak 38,2%. Hali ini
merupakan suatu tuntutan untuk terus meningkatkan produksi daun pada tanaman
murbei agar kegiatan budidaya sutera alam dapat berjalan lancar.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian berkontribusi
sangat besar dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Salah satu cara dalam
meningkatkan hasil pertanian adalah dengan aplikasi pemupukan. Penggunaan pupuk
yang tepat dan berimbang ternyata dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
peningkatan produksi tanaman. Berkaitan dengan tuntutan untuk terus meningkatkan
produksi tanaman murbei maka aplikasi pemupukan perlu dilakukan.
Tanaman membutuhkan nutrisi berupa unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman umumnya tersedia dalam
tanah. Namun, karena proses budidaya yang berkesinambungan kemampuan tanah
untuk menyediakan unsur hara tanaman semakin kurang. Jika tanah tidak dapat
menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, khususnya untuk tanaman budidaya
yang kebutuhan unsur haranya sangat tinggi, salah satu upayanya adalah dengan cara
menambahkan unsur hara pada tanah melalui pemupukan. Dengan demikian,
pemupukan pada tanaman murbei sangat diperlukan, terutama saat pembibitan murbei,
agar kebutuhan unsur hara terutama unsur hara makro terpenuhi. Untuk mengetahui
pengaruh pemberian pupuk yang mengandung unsur hara makro terhadap pertumbuhan
tanaman murbei dilakukan pengamatan terhadap bibit tanaman murbei yang diberikan
pupuk anorganik N(urea),P(SP-36),K(KCL), dan NPK ditambah pupuk kandang.
1.2 Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian pupuk makro (N, P, K, dan NPK) terhadap pertumbuhan
bibit stek tanaman murbei?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman murbei.
Mahasiswa diharapkan mampu membedakan pengaruh unsur hara makro terhadap
pertumbuhan bibit tanaman murbei.
1.4 Manfaat
1
Menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang pengaruh
pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman murbei.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei
Tanaman murbei berhabitus perdu atau semak, dengan tinggi 6-25 meter. Batang murbei
berbentuk bulat dengan warna bervariasi sesuai dengan jenisnya, yaitu hijau, kelabu
atau cokelat. Percabangannya banyak dengan berbagai macam bentuk, ada yang tegak,
mendatar atau menggantung. Tanaman murbei mempunyai daun tunggal yang terletak
pada cabang spiral, berbentuk oval, bulat, bercangap, berlekuk atau tidak berlekuk,
dengan ujung daun meruncing atau membulat, sedangkan tepi daunnya bergerigi atau
beringgit. Permukaan daun murbei juga bermacam-macam ada yang kasar, agak kasar,
atau mengkilap dengan tulang daun sebelah bawah tampak jelas. Bunga murbei
berumah satu (monoecious) atau dua (dieoecious), mempunyai bunga jantan dan betina
yang keduanya tersusun dalam untaian dan pada umumnya terpisah satu sama lainnya
(unisexual). Buah majemuk, waktu muda berwarna hijau dan setelah masak berwarna
merah sampai ungu kehitaman.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei
2
Lokasi yang baik untuk pemeliharaan sutera di daerah-daerah tropik adalah di dataran
tinggi, yang letaknya pada ketinggian lebih dari 700 m diatas permukaan laut, yaitu
daerah- daerah yang suhu rata-ratanya berkisar antara 210C – 250C. Akan tetapi di
dataran rendah pun, bila cukup sejuk, baik juga untuk pemeliharaan ulat sutera
(Soekiman Atmosoedarjo, 2000).
Syarat tanah yang akan ditanami tanaman murbei harus cukup mensuplai udara, air, dan
unsur hara bahkan pada lapisan yang paling dalam yang dapat dijangkau oleh akar.
Tanah sebaiknya memiliki pH 6,2-7, teksturnya gembur dan mempunyai porositas yang
baik dengan kemampuan menahan air sehingga menghasilkan produktifitas tinggi
(Anonim, 2001).
Lokasi tanaman murbei sebaiknya ada di dekat tempat pemeliharaan ulat, terutama
tanaman untuk ulat kecil. Hal ini akan memudahkan pemeliharaan ulat dan panen daun
murbei.(Soekiman Atmosoedarjo, 2000)
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Dalam ilmu pertanian dikenal istilah pupuk dan pemupukan. Pupuk merupakan
bahan/unsur hara yang diberikan kepada kompleks tanah tempat tumbuhnya tanaman
yang tidak cukup mengandung unsur hara. Pupuk diberikan pada tanaman guna
mencukupi kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.
Bagi tanaman pupuk berperan seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal
ada istilah gizi maka dalam pupuk dikenal dengan nama zat atau unsur hara. Pupuk
adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan sehingga tanaman mampu berproduksi dengan baik.
Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun anorganik. Sedangkan pemupukan
adalah menambahkan material dalam hal ini unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
(Marsono dan Paulus Sigit , 2001).
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei
Untuk memperoleh produksi daun tanaman murbei yang optimal jumlah N yang
diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, jumlah P disarankan ada sebanyak 14 – 16 kg dan
K 12 – 20 kg dalam bentuk pupuk kimia. Namun, jumlah tersebut tergantung kepada tipe
tanah dan topografi. (Atmosoedarjo dkk, 2000).
2.5 Unsur Makro dan Mikro
Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, biasanya
diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Unsur makro terdiri dari unsur makro
primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium
(K) yang berasal dari tanah, sedangkan yang berasal dari udara yaitu C, H dan O
berperan mengikat unsur-unsur di atas sehingga membentuk senyawa yang dapat
3
dimanfaatkan oleh tanaman. Makro sekundernya meliputi Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), dan Sulfur (S) (Novik Kurniati, 2012). Sedangakan unsur mikro adalah unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil. Sekalipun dibutuhkan dalam jumlah
sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma),
Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).
BAB III
METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan di Departemen Agribisnis Tanaman PPPPTK Pertanian Cianjur
mulai 24 April sampai 02 Juli 2013.
3.2 Alat dan Bahan
-
Stek murbei
Unsur hara N, P, K, NPK
Pupuk kandang
Polibag ukuran 20 x 20 cm
Arang sekam
-
Alat ukur/timbangan
Gunting stek
Masker
Sarung tangan
Plastik
3.3 Prosedur Kerja
1. Buatlah bibit tanaman murbei melalui stek sebanyak 24 stek masing-masing
mahasiswa, ukuran stek 20-25x Ф1 cm.
2. Isi polibag dengan arang sekam sampai ketinggian 90 %.
3. Tempatkan polibag berdasarkan kesamaan jenis unsur hara yang diberikan, jenis
unsur hara yang dicoba yaitu: N, P, K, NPK, dan control, setiap unsur 4 tanaman
setiap peserta.
4. Setiap polibag diberi pupuk kandang 50 gram, kecuali yang control jangan diberi
pupuk kandang.
5. Campur media dalam polibag dan jaga kelembabannya.
6. Stek ditanam pada media dalam polybag.
7. Lakukan pemupukan pertanaman dengan dosis N: 16 gr, P: 5 gr, K: 7 gr, NPK
kombinasi dari ketiganya berikan unsur hara tersebut pada saat tanaman sudah
keluar 3-4 daun.
8. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5 orang setiap kelompok mempunyai
jumlah polibag 5 jenis unsur hara x 4 tanaman x 4/5 orang/kelompok= 80/100
polibak/kelompok, total: (80x4)+100 = 420 polibag.
4
9. Tanaman diharapkan dijaga pertumbuhan dan berkembangnya (kelembabannya)
selama perkuliahan berlangsung, diamati pengaruh dari masing-masing jenis unsur
haranya.
10. Buatlah tabel pengamatan setiap seminggu 2 minggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan ke-1 sampai ke-6 pengaruh unsur hara pada pembibitan tanaman
murbei
No
Perlakuan
Pengamatan 1/ 24 April 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
1
2
3
4
5
daun
daun
-
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 2
1
2
3
4
5
-
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 3
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 4
No
Perlakuan
Pengamatan 2/ 26 April 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
1
2
3
4
N
P
K
NPK
5
daun
daun
5
Kontrol
Perlakuan 2
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 3
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
`4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 4
No
Perlakuan
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
`4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Pengamatan 3/ 08 Mei 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
12 dan 2
24 dan 4
7 dan 2
6 dan 2
7 dan 2
Perlakuan 2
18 dan 3
14 dan 5
6 dan 2
16 dan 3
Perlakuan 3
7 dan 2
13 dan 3
16 dan 3
12 dan 2
10 dan 1
Perlakuan 4
3 dan 1
20 dan 4
10 dan 2
14 dan 3
6
daun
daun
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Besar
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Mati
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
-
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Besar
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
Kecil
Kecil
Kecil
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
No
Perlakuan
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Pengamatan 4/ 16 Mei 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
25 dan 4
18 dan 3
8 dan 2
15 dan 3
Perlakuan 2
10 dan 3
7 dan 2
17 dan 3
Perlakuan 3
13 dan 2
6 dan 2
22 dan 3
Perlakuan 4
7 dan 1
17 dan 3
22 dan 3
7
daun
daun
Besar
Besar
Kecil
Mati
Besar
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Mati
Kecil
Kecil
Mati
Kecil
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Besar
Kecil
Mati
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau
Besar
Besar
Mati
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Gambar pembibitan tanaman murbei yang diberi pupuk Urea, SP-36, KCL, NPK dan kontrol
Pemberian pupuk kandang
Tanaman murbei yang diberi pupuk urea
Tanaman murbei yang diberi pupuk SP-36
Tanaman murbei yang diberi pupuk KCL
Tanaman murbei yang diberi pupuk NPK
Kontrol
4.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum pengamatan pemberian pupuk pada stek tanaman murbei
digunakan media tanam berupa arang sekam. Penggunaan media arang sekam ini
8
digunakan dengan pertimbangan media tersebut merupakan media steril sehingga
tanaman dapat terhindar dari hama dan penyakit yang biasanya terbawa di dalam media
tanam. Selain itu, media arang sekam sangat sedikit sekali mengandung unsur hara
sehingga apabila dijadikan media tanam objek pengamatan, akan terlihat pengaruh dari
setiap pemberian pupuk yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman. Kelebihan lain
dari penggunaan media ini adalah memiliki porositas yang baik, ringan, dapat menahan
air dalam jumlah yang cukup, unsur hara tidak mudah tercuci oleh air dan memudahkan
penetrasi akar serta baik untuk perkembangan perakaran tanaman.
Pada proses pengamatan, tanaman murbei diberikan perlakuan pemupukan berupa
pupuk N (urea), P (SP-36), K (KCL), NPK, dan pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Perlakuan pemupukan dengan pemberian unsur hara makro ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengaruh dari unsur hara makro terhadap pertumbuhan. Hal ini
dilakukan karena unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Pemberian pupuk dasar
berupa pupuk ayam bertujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara mikro.
Penggunaan pupuk ayam dipilih karena pupuk ayam memiliki kandungan unsur hara
yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya seperti pupuk
domba, pupuk sapi, pupuk kuda, dsb.
Pada tanaman yang diberikan pupuk N yaitu urea dengan dosis 16 gr/ pada sebagian
besar tanaman memberikan pengaruh cukup baik pada pertumbuhan daun. Namun ada
juga tanaman yang mati. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam
merangsang pertumbuhan vegetatif dan merupakan bahan penyusun klorofil, protein dan
lemak. Tanaman yang diberikan pupuk N menunjukan pertumbuhan daun yang baik
karena daun tumbuh lebar dan warna daunnya hijau segar. Namun, selain pengaruh
positif pada tanaman ada juga tanaman yang memperlihatkan pengaruh negatif yaitu
kematian tanaman. Tanaman yang mati diduga disebabkan karena pemberian pupuk
yang terlalu dekat terhadap tanaman. Konsentrasi larutan pupuk yang lebih pekat dari
konsentrasi larutan yang ada dalam sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis
atau keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan karakteristik pupuk
urea yang mudah larut dalam air dan mudah menghisap air (higroskopis).
Pada tanaman murbei yang diberi perlakuan pemberian pupuk P yaitu SP-36 dengan
dosis 5 gr/tanaman memberikan hasil yang cukup baik, karena tidak ada tanaman murbei
yang mati. Fosfor merupakan bahan pembentukan inti sel, protein dan lemak pada
tanaman. Fosfor juga berperan dalam merangsang pertumbuhan akar pada tanaman.
Pada tanaman yang tidak diberikan pupuk P menunjukan gejala kekerdilan pada
9
tanaman yang diduga karena pertumbuhan dan perkembangan sistem perakarannya
kurang optimal. Pertumbuhan akar yang kurang optimal ini akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan akar unutk menyerap unsur hara yang lebih banyak untuk
kebutuhan metabolisme tanaman (Hakim, dkk. 1986).
Tanaman murbei yang diberikan perlakuan pemberian pupuk KCl dengan dosis 7
gr/tanaman memberikan hasil yang kurang baik karena banyak tanaman yang mati.
Peranan unsur Kalium dalam tanaman diantaranya memperlancar proses fotosintesis ,
membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan bagian kayu pada
tanaman, dan mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik tanaman. Pada
tanaman yang mati diduga mengalami kasus yang sama pada tanaman murbei yang
diberikan pupuk N yaitu terjadinya plasmolisis. Karakteristik pupuk KCL yang bersifat
higroskopis dan pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan tanaman kemungkinan
besar menjadi penyebab terjadinya kematian pada tanaman.
Pemberian pupuk NPK dengan dosis 28 gr/tanaman pada pembibitan tanaman murbei
memberikan hasil yang tidak baik pada tanaman. Seluruh tanaman yang diberi pupuk
NPK dengan dosis tersebut pada pengamatan ke-4 menjadi mati, namun sebelum mati
terjadi perubahan warna pada daun dari hijau menjadi hijau kekuningan, kemudian
kuning dan akhirnya mati.
Pupuk NPK yang digunakan adalah pupuk NPK 15-15-15, artinya dalam pupuk NPK
tersebut memiliki kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH 3, Fosfor 15 %
dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Idealnyanya pemberian pupuk
NPK ini memberikan hasil yang paling baik karena ketiga unsur hara makro utama yang
dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi. Namun dengan dosis yang tidak tepat ternyata
menyebabkan kematian pada tanaman karena dosis yang berlebih dapat menyebabkan
unsur hara menjadi bersifat toxic bagi tanaman.
Pada tanaman kontrol yang tidak dilakukan aplikasi pemupukan apapun sebagian besar
dapat hidup, namun ada juga tanaman yang mati. Tanaman yang tidak diberikan
pemupukan apapun ternyata dapat tumbuh dan hidup tetapi menunjukan gejala
kekurangna unsur hara terutama kekurangan unsur hara N karena sebagian daunnya
berwarna hijau kekuningan atau hijau pucat. Pada tanaman yang mati diduga telah
mencapai ambang batas kekurangan unsur hara sehingga metabolisme tidak berjalan
lancar dan selanjutnya menyebabkan tanaman tumbuh merana dan berakhir dengan
kematian.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi yang paling baik
adalah tanaman yang diberikan aplikasi pupuk P karena tidak ada satu pun tanaman
yang mati. Tanaman yang pertumbuhan daunnya baik adalah tanaman yang diberikan
aplikasi pemupukan dengan pupuk N, sedangkan pada tanaman yang diberikan aplikasi
pupuk K, dan NPK sebagian besar mengalami kematian.
Idealnya tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara normal apabila tercukupi
kebutuhan unsur haranya, baik makro maupun mikro. Namun, dalam aplikasinya di
lapangan, selain unsur hara yang diberikan harus lengkap, pupuk juga harus diberikan
dalam dosis dan cara pemupukan yang tepat sehingga pemupukan yang dilakukan
menjadi efektif dan efisien dan memberikan hasil yang baik bagi tanaman karena unsur
hara yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
4.2 Saran
11
1. Dosis pemupukan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi media tanaman
dan tanamannya sehingga dosis yang diberikan tepat dan tidak menyebabkan
kematian.
2. Pada saat memupuk, sebaiknya hindari adanya kontak langsung antara pupuk
dengan tanaman, terutama pupuk yang bersifat higroskopis seperti urea dan KCL.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengertian Unsur Hara. [Online]. Tersedia:
http://www.silvikultur.com/pengertian_unsur_hara.html. [7 Juli 2013].
Anonim. Media Tanam. [Online]. Tersedia:
http://sarananiagaplastik.com/tag/pupuk-daun/.
[10 Juli 2013].
Anonim. Media Tanam Hidroponik dari Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://igoywakaranai.blogspot.com/p/media-tanam-hidroponik-dari-arang-sekam.html. [7
Juli 2013].
Anonim. Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://agroklinik.wordpress.com/media-tanam/arang-sekam/. [7 Juli 2013].
Askari Wahyu. Pupuk NPK. [Online]. Tersedia:
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/. [10 Juli 2013].
Distan. 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya bagi Tanaman.
[Online].
Tersedia:
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-
pupuk/141-unsur-hara-pupuk. [7 Juli 2013].
Guntoro Suprio,1994. Budidaya Ulat Sutera. Kanisius. Yogyakarta.
12
Marsono dan Sigit Paulus. 2005. Pupuk Akar (Jenis & Aplikasi). Penerbit : Penebar
Swadaya. Jakarta.
Novik Kurniati. 2012. Mengenal Pupuk. [Online]. Tersedia:
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/12/pemupukan.html. [11 April 2013].
Soekiman Atmosoedarjo, dkk. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya.:
Jakarta.
13
PUPUK DAN PEMUPUKAN
(Pengaruh Unsur Hara Pada Pembibitan Tanaman Murbei)
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan
Oleh :
Mochammad Jafar Sodiq (D41111014)
PROGRAM DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KERJASAMA
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN
2013
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengamatan “Pengaruh
Pemberian Unsur Hara pada Pembibitan Tanaman Murbei” yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Pupuk dan Pemupukan.
Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ngadjijo dan Ir. Etty Ekawati, Mp yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman
penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kontribusi pemikiran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT selalu membalas budi baik anda
semua.
Cianjur, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Masalah........................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei........................................................................................................... 3
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei..................................................................................3
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan..............................................................................3
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei......................................................................................4
2.5 Unsur Makro dan Mikro................................................................................................4
BAB III METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................. 5
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil............................................................................................................................. 6
1.2 Pembahasan................................................................................................................ 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................................... 14
5.2 Saran............................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan dalam budidaya sutera alam sangat ditentukan oleh ketersediaan tanaman
murbei sebagai sumber pakan ulat sutera. Ketersediaan daun murbei merupakan faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan persuteraan alam sebanyak 38,2%. Hali ini
merupakan suatu tuntutan untuk terus meningkatkan produksi daun pada tanaman
murbei agar kegiatan budidaya sutera alam dapat berjalan lancar.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian berkontribusi
sangat besar dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Salah satu cara dalam
meningkatkan hasil pertanian adalah dengan aplikasi pemupukan. Penggunaan pupuk
yang tepat dan berimbang ternyata dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
peningkatan produksi tanaman. Berkaitan dengan tuntutan untuk terus meningkatkan
produksi tanaman murbei maka aplikasi pemupukan perlu dilakukan.
Tanaman membutuhkan nutrisi berupa unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman umumnya tersedia dalam
tanah. Namun, karena proses budidaya yang berkesinambungan kemampuan tanah
untuk menyediakan unsur hara tanaman semakin kurang. Jika tanah tidak dapat
menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, khususnya untuk tanaman budidaya
yang kebutuhan unsur haranya sangat tinggi, salah satu upayanya adalah dengan cara
menambahkan unsur hara pada tanah melalui pemupukan. Dengan demikian,
pemupukan pada tanaman murbei sangat diperlukan, terutama saat pembibitan murbei,
agar kebutuhan unsur hara terutama unsur hara makro terpenuhi. Untuk mengetahui
pengaruh pemberian pupuk yang mengandung unsur hara makro terhadap pertumbuhan
tanaman murbei dilakukan pengamatan terhadap bibit tanaman murbei yang diberikan
pupuk anorganik N(urea),P(SP-36),K(KCL), dan NPK ditambah pupuk kandang.
1.2 Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian pupuk makro (N, P, K, dan NPK) terhadap pertumbuhan
bibit stek tanaman murbei?
1.3 Tujuan
Mengetahui pengaruh pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman murbei.
Mahasiswa diharapkan mampu membedakan pengaruh unsur hara makro terhadap
pertumbuhan bibit tanaman murbei.
1.4 Manfaat
1
Menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang pengaruh
pemberian unsur hara pada pembibitan tanaman murbei.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Murbei
Tanaman murbei berhabitus perdu atau semak, dengan tinggi 6-25 meter. Batang murbei
berbentuk bulat dengan warna bervariasi sesuai dengan jenisnya, yaitu hijau, kelabu
atau cokelat. Percabangannya banyak dengan berbagai macam bentuk, ada yang tegak,
mendatar atau menggantung. Tanaman murbei mempunyai daun tunggal yang terletak
pada cabang spiral, berbentuk oval, bulat, bercangap, berlekuk atau tidak berlekuk,
dengan ujung daun meruncing atau membulat, sedangkan tepi daunnya bergerigi atau
beringgit. Permukaan daun murbei juga bermacam-macam ada yang kasar, agak kasar,
atau mengkilap dengan tulang daun sebelah bawah tampak jelas. Bunga murbei
berumah satu (monoecious) atau dua (dieoecious), mempunyai bunga jantan dan betina
yang keduanya tersusun dalam untaian dan pada umumnya terpisah satu sama lainnya
(unisexual). Buah majemuk, waktu muda berwarna hijau dan setelah masak berwarna
merah sampai ungu kehitaman.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Murbei
2
Lokasi yang baik untuk pemeliharaan sutera di daerah-daerah tropik adalah di dataran
tinggi, yang letaknya pada ketinggian lebih dari 700 m diatas permukaan laut, yaitu
daerah- daerah yang suhu rata-ratanya berkisar antara 210C – 250C. Akan tetapi di
dataran rendah pun, bila cukup sejuk, baik juga untuk pemeliharaan ulat sutera
(Soekiman Atmosoedarjo, 2000).
Syarat tanah yang akan ditanami tanaman murbei harus cukup mensuplai udara, air, dan
unsur hara bahkan pada lapisan yang paling dalam yang dapat dijangkau oleh akar.
Tanah sebaiknya memiliki pH 6,2-7, teksturnya gembur dan mempunyai porositas yang
baik dengan kemampuan menahan air sehingga menghasilkan produktifitas tinggi
(Anonim, 2001).
Lokasi tanaman murbei sebaiknya ada di dekat tempat pemeliharaan ulat, terutama
tanaman untuk ulat kecil. Hal ini akan memudahkan pemeliharaan ulat dan panen daun
murbei.(Soekiman Atmosoedarjo, 2000)
2.3 Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Dalam ilmu pertanian dikenal istilah pupuk dan pemupukan. Pupuk merupakan
bahan/unsur hara yang diberikan kepada kompleks tanah tempat tumbuhnya tanaman
yang tidak cukup mengandung unsur hara. Pupuk diberikan pada tanaman guna
mencukupi kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.
Bagi tanaman pupuk berperan seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal
ada istilah gizi maka dalam pupuk dikenal dengan nama zat atau unsur hara. Pupuk
adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan sehingga tanaman mampu berproduksi dengan baik.
Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun anorganik. Sedangkan pemupukan
adalah menambahkan material dalam hal ini unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
(Marsono dan Paulus Sigit , 2001).
2.4 Dosis Pupuk Tanaman Murbei
Untuk memperoleh produksi daun tanaman murbei yang optimal jumlah N yang
diperlukan untuk 0,1 ha adalah 30 kg, jumlah P disarankan ada sebanyak 14 – 16 kg dan
K 12 – 20 kg dalam bentuk pupuk kimia. Namun, jumlah tersebut tergantung kepada tipe
tanah dan topografi. (Atmosoedarjo dkk, 2000).
2.5 Unsur Makro dan Mikro
Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, biasanya
diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Unsur makro terdiri dari unsur makro
primer dan sekunder. Unsur makro primer meliputi Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium
(K) yang berasal dari tanah, sedangkan yang berasal dari udara yaitu C, H dan O
berperan mengikat unsur-unsur di atas sehingga membentuk senyawa yang dapat
3
dimanfaatkan oleh tanaman. Makro sekundernya meliputi Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), dan Sulfur (S) (Novik Kurniati, 2012). Sedangakan unsur mikro adalah unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif kecil. Sekalipun dibutuhkan dalam jumlah
sedikit pupuk ini mutlak diperlukan tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma),
Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).
BAB III
METODELOGI PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan di Departemen Agribisnis Tanaman PPPPTK Pertanian Cianjur
mulai 24 April sampai 02 Juli 2013.
3.2 Alat dan Bahan
-
Stek murbei
Unsur hara N, P, K, NPK
Pupuk kandang
Polibag ukuran 20 x 20 cm
Arang sekam
-
Alat ukur/timbangan
Gunting stek
Masker
Sarung tangan
Plastik
3.3 Prosedur Kerja
1. Buatlah bibit tanaman murbei melalui stek sebanyak 24 stek masing-masing
mahasiswa, ukuran stek 20-25x Ф1 cm.
2. Isi polibag dengan arang sekam sampai ketinggian 90 %.
3. Tempatkan polibag berdasarkan kesamaan jenis unsur hara yang diberikan, jenis
unsur hara yang dicoba yaitu: N, P, K, NPK, dan control, setiap unsur 4 tanaman
setiap peserta.
4. Setiap polibag diberi pupuk kandang 50 gram, kecuali yang control jangan diberi
pupuk kandang.
5. Campur media dalam polibag dan jaga kelembabannya.
6. Stek ditanam pada media dalam polybag.
7. Lakukan pemupukan pertanaman dengan dosis N: 16 gr, P: 5 gr, K: 7 gr, NPK
kombinasi dari ketiganya berikan unsur hara tersebut pada saat tanaman sudah
keluar 3-4 daun.
8. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5 orang setiap kelompok mempunyai
jumlah polibag 5 jenis unsur hara x 4 tanaman x 4/5 orang/kelompok= 80/100
polibak/kelompok, total: (80x4)+100 = 420 polibag.
4
9. Tanaman diharapkan dijaga pertumbuhan dan berkembangnya (kelembabannya)
selama perkuliahan berlangsung, diamati pengaruh dari masing-masing jenis unsur
haranya.
10. Buatlah tabel pengamatan setiap seminggu 2 minggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan ke-1 sampai ke-6 pengaruh unsur hara pada pembibitan tanaman
murbei
No
Perlakuan
Pengamatan 1/ 24 April 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
1
2
3
4
5
daun
daun
-
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 2
1
2
3
4
5
-
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 3
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 4
No
Perlakuan
Pengamatan 2/ 26 April 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
1
2
3
4
N
P
K
NPK
5
daun
daun
5
Kontrol
Perlakuan 2
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 3
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
`4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Perlakuan 4
No
Perlakuan
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
`4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Pengamatan 3/ 08 Mei 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
12 dan 2
24 dan 4
7 dan 2
6 dan 2
7 dan 2
Perlakuan 2
18 dan 3
14 dan 5
6 dan 2
16 dan 3
Perlakuan 3
7 dan 2
13 dan 3
16 dan 3
12 dan 2
10 dan 1
Perlakuan 4
3 dan 1
20 dan 4
10 dan 2
14 dan 3
6
daun
daun
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Besar
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Mati
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
-
Besar
Kecil
Kecil
Kecil
Besar
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
Kecil
Kecil
Kecil
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau
No
Perlakuan
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
1
2
3
4
5
N
P
K
NPK
Kontrol
Pengamatan 4/ 16 Mei 2013
Jumlah daun dan
Pertumbuhan
Perubahan warna
cabang
Perlakuan 1
25 dan 4
18 dan 3
8 dan 2
15 dan 3
Perlakuan 2
10 dan 3
7 dan 2
17 dan 3
Perlakuan 3
13 dan 2
6 dan 2
22 dan 3
Perlakuan 4
7 dan 1
17 dan 3
22 dan 3
7
daun
daun
Besar
Besar
Kecil
Mati
Besar
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Mati
Kecil
Kecil
Mati
Kecil
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Besar
Kecil
Mati
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau
Besar
Besar
Mati
Mati
Kecil
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Gambar pembibitan tanaman murbei yang diberi pupuk Urea, SP-36, KCL, NPK dan kontrol
Pemberian pupuk kandang
Tanaman murbei yang diberi pupuk urea
Tanaman murbei yang diberi pupuk SP-36
Tanaman murbei yang diberi pupuk KCL
Tanaman murbei yang diberi pupuk NPK
Kontrol
4.2 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum pengamatan pemberian pupuk pada stek tanaman murbei
digunakan media tanam berupa arang sekam. Penggunaan media arang sekam ini
8
digunakan dengan pertimbangan media tersebut merupakan media steril sehingga
tanaman dapat terhindar dari hama dan penyakit yang biasanya terbawa di dalam media
tanam. Selain itu, media arang sekam sangat sedikit sekali mengandung unsur hara
sehingga apabila dijadikan media tanam objek pengamatan, akan terlihat pengaruh dari
setiap pemberian pupuk yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman. Kelebihan lain
dari penggunaan media ini adalah memiliki porositas yang baik, ringan, dapat menahan
air dalam jumlah yang cukup, unsur hara tidak mudah tercuci oleh air dan memudahkan
penetrasi akar serta baik untuk perkembangan perakaran tanaman.
Pada proses pengamatan, tanaman murbei diberikan perlakuan pemupukan berupa
pupuk N (urea), P (SP-36), K (KCL), NPK, dan pupuk kandang sebagai pupuk dasar.
Perlakuan pemupukan dengan pemberian unsur hara makro ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengaruh dari unsur hara makro terhadap pertumbuhan. Hal ini
dilakukan karena unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar, biasanya diatas 500 ppm atau 0,1% (Ali Kemas, 2005). Pemberian pupuk dasar
berupa pupuk ayam bertujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara mikro.
Penggunaan pupuk ayam dipilih karena pupuk ayam memiliki kandungan unsur hara
yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya seperti pupuk
domba, pupuk sapi, pupuk kuda, dsb.
Pada tanaman yang diberikan pupuk N yaitu urea dengan dosis 16 gr/ pada sebagian
besar tanaman memberikan pengaruh cukup baik pada pertumbuhan daun. Namun ada
juga tanaman yang mati. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman karena berperan dalam
merangsang pertumbuhan vegetatif dan merupakan bahan penyusun klorofil, protein dan
lemak. Tanaman yang diberikan pupuk N menunjukan pertumbuhan daun yang baik
karena daun tumbuh lebar dan warna daunnya hijau segar. Namun, selain pengaruh
positif pada tanaman ada juga tanaman yang memperlihatkan pengaruh negatif yaitu
kematian tanaman. Tanaman yang mati diduga disebabkan karena pemberian pupuk
yang terlalu dekat terhadap tanaman. Konsentrasi larutan pupuk yang lebih pekat dari
konsentrasi larutan yang ada dalam sel tanaman menyebabkan terjadinya plasmolisis
atau keluarnya cairan sel dari dinding sel. Hal ini berkaitan dengan karakteristik pupuk
urea yang mudah larut dalam air dan mudah menghisap air (higroskopis).
Pada tanaman murbei yang diberi perlakuan pemberian pupuk P yaitu SP-36 dengan
dosis 5 gr/tanaman memberikan hasil yang cukup baik, karena tidak ada tanaman murbei
yang mati. Fosfor merupakan bahan pembentukan inti sel, protein dan lemak pada
tanaman. Fosfor juga berperan dalam merangsang pertumbuhan akar pada tanaman.
Pada tanaman yang tidak diberikan pupuk P menunjukan gejala kekerdilan pada
9
tanaman yang diduga karena pertumbuhan dan perkembangan sistem perakarannya
kurang optimal. Pertumbuhan akar yang kurang optimal ini akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan akar unutk menyerap unsur hara yang lebih banyak untuk
kebutuhan metabolisme tanaman (Hakim, dkk. 1986).
Tanaman murbei yang diberikan perlakuan pemberian pupuk KCl dengan dosis 7
gr/tanaman memberikan hasil yang kurang baik karena banyak tanaman yang mati.
Peranan unsur Kalium dalam tanaman diantaranya memperlancar proses fotosintesis ,
membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan bagian kayu pada
tanaman, dan mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik tanaman. Pada
tanaman yang mati diduga mengalami kasus yang sama pada tanaman murbei yang
diberikan pupuk N yaitu terjadinya plasmolisis. Karakteristik pupuk KCL yang bersifat
higroskopis dan pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan tanaman kemungkinan
besar menjadi penyebab terjadinya kematian pada tanaman.
Pemberian pupuk NPK dengan dosis 28 gr/tanaman pada pembibitan tanaman murbei
memberikan hasil yang tidak baik pada tanaman. Seluruh tanaman yang diberi pupuk
NPK dengan dosis tersebut pada pengamatan ke-4 menjadi mati, namun sebelum mati
terjadi perubahan warna pada daun dari hijau menjadi hijau kekuningan, kemudian
kuning dan akhirnya mati.
Pupuk NPK yang digunakan adalah pupuk NPK 15-15-15, artinya dalam pupuk NPK
tersebut memiliki kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH 3, Fosfor 15 %
dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Idealnyanya pemberian pupuk
NPK ini memberikan hasil yang paling baik karena ketiga unsur hara makro utama yang
dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi. Namun dengan dosis yang tidak tepat ternyata
menyebabkan kematian pada tanaman karena dosis yang berlebih dapat menyebabkan
unsur hara menjadi bersifat toxic bagi tanaman.
Pada tanaman kontrol yang tidak dilakukan aplikasi pemupukan apapun sebagian besar
dapat hidup, namun ada juga tanaman yang mati. Tanaman yang tidak diberikan
pemupukan apapun ternyata dapat tumbuh dan hidup tetapi menunjukan gejala
kekurangna unsur hara terutama kekurangan unsur hara N karena sebagian daunnya
berwarna hijau kekuningan atau hijau pucat. Pada tanaman yang mati diduga telah
mencapai ambang batas kekurangan unsur hara sehingga metabolisme tidak berjalan
lancar dan selanjutnya menyebabkan tanaman tumbuh merana dan berakhir dengan
kematian.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi yang paling baik
adalah tanaman yang diberikan aplikasi pupuk P karena tidak ada satu pun tanaman
yang mati. Tanaman yang pertumbuhan daunnya baik adalah tanaman yang diberikan
aplikasi pemupukan dengan pupuk N, sedangkan pada tanaman yang diberikan aplikasi
pupuk K, dan NPK sebagian besar mengalami kematian.
Idealnya tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara normal apabila tercukupi
kebutuhan unsur haranya, baik makro maupun mikro. Namun, dalam aplikasinya di
lapangan, selain unsur hara yang diberikan harus lengkap, pupuk juga harus diberikan
dalam dosis dan cara pemupukan yang tepat sehingga pemupukan yang dilakukan
menjadi efektif dan efisien dan memberikan hasil yang baik bagi tanaman karena unsur
hara yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
4.2 Saran
11
1. Dosis pemupukan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi media tanaman
dan tanamannya sehingga dosis yang diberikan tepat dan tidak menyebabkan
kematian.
2. Pada saat memupuk, sebaiknya hindari adanya kontak langsung antara pupuk
dengan tanaman, terutama pupuk yang bersifat higroskopis seperti urea dan KCL.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengertian Unsur Hara. [Online]. Tersedia:
http://www.silvikultur.com/pengertian_unsur_hara.html. [7 Juli 2013].
Anonim. Media Tanam. [Online]. Tersedia:
http://sarananiagaplastik.com/tag/pupuk-daun/.
[10 Juli 2013].
Anonim. Media Tanam Hidroponik dari Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://igoywakaranai.blogspot.com/p/media-tanam-hidroponik-dari-arang-sekam.html. [7
Juli 2013].
Anonim. Fungsi dan Cara Membuat Arang Sekam. [Online]. Tersedia:
http://agroklinik.wordpress.com/media-tanam/arang-sekam/. [7 Juli 2013].
Askari Wahyu. Pupuk NPK. [Online]. Tersedia:
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/. [10 Juli 2013].
Distan. 2011. Kandungan Unsur Hara pada Pupuk dan Manfaatnya bagi Tanaman.
[Online].
Tersedia:
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-
pupuk/141-unsur-hara-pupuk. [7 Juli 2013].
Guntoro Suprio,1994. Budidaya Ulat Sutera. Kanisius. Yogyakarta.
12
Marsono dan Sigit Paulus. 2005. Pupuk Akar (Jenis & Aplikasi). Penerbit : Penebar
Swadaya. Jakarta.
Novik Kurniati. 2012. Mengenal Pupuk. [Online]. Tersedia:
http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/12/pemupukan.html. [11 April 2013].
Soekiman Atmosoedarjo, dkk. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya.:
Jakarta.
13