MAKALAH HAK CIPTA DAN PROSEDUR PENDAFTAR

MAKALAH
HAK CIPTA DAN PROSEDUR
PENDAFTARAN HAKI

Nama : Indaru Bayu Wardhana
NIM : 1426201031

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan etnik/suku bangsa, budaya dan agama serta
kekayaan yang melimpah di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
sebagai potensi nasional, semua itu memerlukan adanya perlindungan yang
memadai terhadap kekayaan intelektual khususnya ciptaan dan produk hak
terkait yang lahir dari keanekaragaman dan kekayaan tersebut. Hak cipta
merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang
lingkup objek di lindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra
Pengaturan mengenai hak cipta sendiri nyatanya telah mengalami
beberapa perubahan. Dimulai dari Undang Undang No 6 Tahun 1982 tentang

hak cipta telah di ubah dengan Undang Undang No 7 Tahun 1987 yang
kemudian di ubah dengan Undang Undang No 12 Tahun 1997 kemudian di
ubah kembali menjadi Undang Undang No 19 Tahun 2002 dan terakhir
dengan Undang Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, dengan begitu
Undang Undang tentang Hak Cipta sudah mengalami 4 kali perubahan sejak
Undang Undang No 6 Tahun 1982, dan penjabaran tentang Prosedur
pendaftaran HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual ) yang tertulis di Undang
Undang No 14 Tahun 2001

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Uraian di atas, maka penulisan ini akan mengkaji tentang
ruang lingkup yang masuk dalam Undang Undang No 28 Tahun 2014 tentang
hak cipta yang di dalamnya terkandung Hak Moral dan Hak Ekonomi, Dan
juga penulis ingin menjelaskan Prosedur pendaftaran HAKI ( Hak Kekayaan
Intelektuan )

C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui apa saja yang ada di
dalam Undang Undang No 28 Tahun 2014 dan Bangaimana Prosedur
Pendaftaran HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual ) di Departement Hukum Dan

Ham

BAB II
1. PENGERTIAN UNDANG UNDANG NO 28 TAHUN 2014
Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak
Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014.
Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku" (pasal 1 butir 1).
Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep "hak ekonomi" dan "hak
moral". Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
ciptaan, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta
atau pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat dihilangkan dengan
alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan[2].
Contoh pelaksanaan hak moral adalah pencantuman nama pencipta pada
ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan tersebut sudah dijual
untuk dimanfaatkan pihak lain. Hak moral diatur dalam pasal 24–26 Undangundang Hak Cipta
Perlindungan hak cipta dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan terhadap

hak moral dan perlindungan terhadap hak ekonomi.
Perlindungan terhadap hak moral pencipta untuk: (1)tetap mencantumkan
atau tidak mencatumkan namanya pada salinan sehubungan dengan
pemakaian ciptaannya untuk umum; (2) menggunakan nama aliasnya atau
samarannya; (3) mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan,
mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan
kehormatan diri atau reputasinya. Masa perlindungannya diberikan tanpa
batas waktu sesuai dengan Pasal 57 ayat (1) UU 28 Tahun 2014.
Sementara itu, ada perlindungan hak moral diberikan untuk:
(1) mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; dan
(2) mengubah judul dan anak judul ciptaan. Masa perlindungannya menurut
Pasal 57 ayat (2), diberikan selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta
atas ciptaan yang bersangkutan.

Untuk hak ekonomi, perlindungannya diberikan selama hidup pencipta
dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia,
terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat (1) UU 28
Tahun 2014). Apabila hak cipta tersebut dimiliki oleh suatu badan hukum,
maka masa perlindungannya berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali
dilakukan pengumuman.

Jenis ciptaan yang perlindungannya diberikan selama hidup pencipta
ditambah 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia seperti yang diatur
dalam Pasal 58 tersebut hanya berlaku untuk ciptaan:
1. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;
2. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;
3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
4. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
7. karya arsitektur;
8. peta; dan
9. karya seni batik atau seni motif lain.

Sementara itu, untuk jenis ciptaan yang berupa:
1. karya fotografi
2. potret
3. karya sinematografi
4. permainan video

5. program komputer
6. perwajahan karya tulis
7. terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi, dan karya lain dari hasil transformasi
8. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi
ekspresi budaya tradisional
9. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan program komputer atau media lainnya; dan
10.
kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli
sesuai dengan Pasal 59 ayat (1), perlindungannya diberikan selama 50 tahun
sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

Sementara untuk ciptaan yang berupa karya seni terapan, menurut Pasal 59
ayat (2) perlindungannya diberikan selama 25 tahun sejak pertama kali
dilakukan pengumuman.
Dalam UU No 28 Tahun 2014 ini juga melindungi pencipta yang melakukan
jual putus (sold flat), seperti yang dapat dibaca di bawah ini:
A. Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis lainnya, lagu dan/atau

musik dengan atau tanpa teks yang dialihkan dalam perjanjian jual
putus dan/atau pengalihan tanpa batas waktu, hak ciptanya beralih
kembali kepada pencipta pada saat perjanjian tersebut mencapai
jangka waktu 25 tahun (Pasal 18).
B. Hal tersebut juga berlaku bagi karya pelaku pertunjukan berupa lagu
dan/atau musik yang dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak
ekonomi tersebut beralih kembali kepada pelaku pertunjukan setelah
jangka waktu 25 tahun (Pasal 30).

2. PROSEDUR PENDAFTARAN HAKI ( HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL )
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2001, Paten berarti Hak Eksklusif yang
diberikan negara kepada inventor atas hasil invensinya, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Cara Pendaftaran
Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, Hak Paten, Hak Cipta, Merek. Dalam
masalah paten, ada ketentuan bahwa pemegang paten wajib melaksanakan
patennya di wilayah Indonesia. Itu artinya, ia mesti memproduksi patennya
di Indonesia, mulai dari investasi, penyerapan tenaga kerja, Cara
Pendaftaran Hak Atas Kekayaan Milik Intelektual, Hak Paten, Hak Cipta,

Merek.
Adapun prosedur pendaftaran yang diberlakukan oleh Dirjen HAKI adalah
sebagai berikut :

PERSYARATAN PERMOHONAN HAK MEREK

1. Mengajukan permohonan ke DJ HKI/Kanwil secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia dengan melampirkan :


Foto copy KTP yang dilegalisir. Bagi pemohon yang berasal dari luar
negeri sesuai dengan ketentuan undang-undang harus memilih tempat
kedudukan di Indonesia, biasanya dipilih pada alamat kuasa hukumnya



Foto copy akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh
notaris apabila permohonan diajukan atas nama badan hukum




Foto copy peraturan pemilikan bersama apabila permohonan diajukan
atas nama lebih dari satu orang (merek kolektif)



Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan;



Tanda pembayaran biaya permohonan

1. surat pernyataan bahwa merek yang dimintakan pendaftaran adalah
miliknya.
2. Mengisi formulir permohonan yang memuat


Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan




Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemohon



Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui
kuasa dan



Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dangan hak prioritas

3. Membayar biaya permohonan pendaftaran merek.

PERSYARATAN PERMOHONAN HAK CIPTA
1. Mengisi formulir pendaftaran ciptaan rangkap tiga (formulir dapat diminta
secara cuma-cuma pada Kantor

2. Wilayah), lembar pertama dari formulir tersebut ditandatangani di atas

materai Rp.6.000 (enam ribu rupiah)
3. Surat permohonan pendaftaran ciptaan mencantumkan


Nama, kewarganegaraan dan alamat pencipta



Nama, kewarganegaraan dan alamat pemegang hak cipta; nama,
kewarganegaraan dan alamat kuasa; jenis dan judul ciptaan



Tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk pertama kali



Uraian ciptaan rangkap 4

4. Surat permohonan pendaftaran ciptaan hanya dapat diajukan untuk satu

ciptaan
5. Melampirkan bukti kewarganegaraan pencipta dan pemegang hak cipta
berupa fotocopy KTP atau paspor
6. Apabila pemohon badan hukum, maka pada surat permohonannya harus
dilampirkan turunan resmi akta pendirian badan hukum tersebut
7. Melampirkan surat kuasa, bilamana permohonan tersebut diajukan oleh
seorang kuasa, beserta bukti kewarganegaraan kuasa tersebut
8. Apabila permohonan tidak bertempat tinggal di dalam wilayah RI, maka
untuk keperluan permohonan pendaftaran ciptaan ia harus memiliki tempat
tinggal dan menunjuk seorang kuasa di dalam wilayah RI
9. Apabila permohonan pendaftaran ciptaan diajukan atas nama lebih dari
seorang dan atau suatu badan hukum, maka nama-nama pemohon harus
ditulis semuanya, dengan menetapkan satu alamat pemohon
10. Apabila ciptaan tersebut telah dipindahkan, agar melampirkan bukti
pemindahan hak
11. Melampirkan contoh ciptaan yang dimohonkan pendaftarannya atau
penggantinya
12. Membayar biaya permohonan pendaftaran ciptaan Rp.200.000, khusus
untuk permohonan pendaftaran ciptaan program komputer sebesar
Rp.300.000

PERSYARATAN PERMOHONAN PENDAFTARAN DISAIN
INDUSTRI
1. Mengajukan permohonan ke DJ HKI secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia:
2. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya, serta
dilampiri:


Contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari desain industri
yang dimohonkan pendaftarannya.



Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;



Surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan
pendaftarannya adalah milik pemohon

3. Mengisi formulir permohonan yang memuat


Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan;



Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemohon;



Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui
kuasa; dan



Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dangan hak prioritas

4. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari
satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu
pemohon dengan dilampiri persetujuan tertulis dari pemohon lain
5. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan
harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa
pemohon berhak atas desain industri yang bersangkutan;
6. Membayar biaya permohonan sebesar Rp.300.000,- untuk UKM (usaha
kecil dan menengah) dan Rp.600.000,- untuk non-UKM, untuk setiap
permohonan

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN



Hak cipta adalah hak dari pembuat sebuah ciptaan terhadap
ciptaannya dan salinannya. Pembuat sebuah ciptaan memiliki hak
penuh terhadap ciptaannya tersebut serta salinan dari ciptaannya
tersebut. hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan".
Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk
membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan hak cipta
memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.



Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual,
namun hak cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan
intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas
penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan hak
monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah
orang lain yang melakukannya.



Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi di dalam masyarakat Indonesia
berkenaan dengan Hak Cipta, Supaya kita semua dapat menghargai
karya-karya orang lain dan supaya tidak terjadi pelanggaran hak cipta.