PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHAD (1)

PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
RETRUN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
PERIODE 2009 - 2012

Disusun Oleh:
FERI CITRA FEBRIYANTO
10210049

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kaitannya dengan perekonomian, dunia usaha mempunyai

hubungan yang kuat dalam

rangka

merangsang pertumbuhan ekonomi.

Walaupun demikian dunia usaha pun sangat tergantung pula dengan masalah
pendanaan yang merupakan hambatan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi
tersebut.
Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
menghasilkan laba yang sebesar – besarnya yang pada akhirnya akan
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Namun agar tujuan
perusahaan bisa tercapai, perusahaan akan selalu membutuhkan dana dalam
rangka memenuhi kebutuhan oprasional sehari – hari maupun untuk
mengembangkan perusahaan.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer (keuangan)
dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan
pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang
berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen, dan saham biasa yang hrus
digunakan dalam perusahaan.

Perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang berasal dari modal
sendiri dan modal asing (pinjaman). Modal sendiri adalah modal yang berasal dari

setoran pemilik dan hasil operasi peerusahaan itu sendiri. Sedangkan modal asing
(pinjaman) adalah modal yang berasal dari pinjaman baik bank, lembaga
keuangan , maupun dengan mengeluarkan surat hutang. Untuk mendapatkan
sumber dana dengan komposisi biaya yang minimal, perlu diusahakan adanya
keseimbangan penggunaan kedua sumber dana tersebut.
Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan
(financing pollicy) dari manajer keuangan yang senantiasa dihadapkan pada
pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga
unsur penting, yaitu (Harnanto, 1995:306 dalam Rizal, 2002):
1. Keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak
yang menyediakan dana tersebut, atau sifat keharusan untuk pembayaran
biaya modal.
2. Sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana
itu dalam mengelola perusahaan.
3. Risiko yang dihadapi perusahaan
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya
didasarkan pada kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba. Laba

bagi perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan laba
yang diperolehnya menunjukan kemampuan dari perusahaan tersebut dalam
mengelola usahaannya. Sehingga perusahaan diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di tengah – tengah persaingan dengan perusahaan lain.
Menurut Bambang Riyanto (2001:282), Struktur modal adalah perimbangan
atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh

karena itu perusahaan harus mempunyai struktur modal yang baik agar dapat
menghasilkan laba semaksimal mungkin, dan dapat meningkatkan kemakmuran
para pemiliknya.
Menurut Martono (2001:18), rentabilitas atau profitabilitas adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Dengan penggunaan sumber dana dengan komposisi yang optimal,
perusahaan dapat menghasilkan tingkat rentabilitas atau profitablitas yang
maksimal.
Salah satu ukuran rentabilitas atau profitabilitas perusahaan adalah Retrun
On Investment (ROI) yaitu tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan modal yang diinvestasikan pada perusahaan tersebut.
Tinggi rendahnya Retrun On Investment yang dicapai oleh suatu perusahaan
dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang diinvestasikan serta komposisi


penggunaan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Mengingat pentingnya untuk memahami hubungan antara struktur modal
dengan Retrun On Investment (ROI) perusahaan, maka peneliti melakukan
penelitian tentang:
“Pengaruh perubahan Struktur Modal terhadap Retrun On Investment pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang yang diuraikan di atas rumusan permasalahannya adalah
sebagai berikut:

Apakah perubahan Struktur Modal yang diukur dari Debt to Equity Ratio (DER)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Retrun On Investment (ROI) pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2012.

1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peruahaan yang diteliti sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan –

perusahaan manufaktur yang memiliki data keuangan yang lengkap di
BEI.
2. Rentang waktu data yang dibutuhkan peneliti adalah 4 tahun, yaitu dari
tahun 2009 - 2012.
3. Dalam penelitian ini variabel – variabel yang diteliti adalah: Struktur
Modal yang diukur dari Debt to Equity Ratio (DER) dan laba perusahaan
yang diukur dari Retrun On Investment (ROI).

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan struktur
modal terhadap Retrun On Investment pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh pengetahuan mengenai praktek manajemen keuangan
pada perusahaan – perusahaan yang diteliti.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini memberi manfaat bagi perusahaan manufaktur sebagai

masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam pengembangan
ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PengertianManajemen Keuangan
Menurut Suad Husnan (1985:3), manajemen keuangan menyangkut
masalah pengelolaan aliran dana yang terjadi dalam dan lewat perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan sesuai dengan rencana yang telah di gariskan oleh
perusahaan.
Menurut

Bambang Rianto (1998:5),

manajemen


keuangan yaitu

merupakan semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan dana yang dibutuhkan perusahaan beserta usaha menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin.
Menurut Sutrisno (1994:3), manajemen keuangan dapat diartikan sebagai
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha – usaha
mendapatkan dana, menggunakan, dan mengalokasikan dana tersebut secara
efisien.
Menurut Agus Sartono (1997:8), manajemen keuangan dapat diartikan
sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam
berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk
pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.
Dari berbagai macam uraian definisi tersebut di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa manajemen keuangan mencakup aktivitas – aktivitas,
perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan untuk mendapatkan

dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana – dana tersebut pada investasi
yang menguntungkan.


2.2 Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal merupakan maslah yang penting bagi perusahaan karena
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
finansial perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas
terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka
beben tetap yang harus di tanggung perusahaan semakin besar pula. Menurut
Riyanto (2001) bahwa struktur modal adalahperimbangan antara utang jangka
panjang dengan utang jangka pendek dengan modal sendiri.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2001:239), struktur modal adalah
perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang di
tunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
Menurut Weston dan Copeland (1999:19) memberikan definisi struktur
modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang,
saham preferen, dan modal pemegang saham. Sedangkan menurut Suad Husnan
(2000:300), Struktur modal bisa diartikan sebagai perimbangan komposisi hutang
dengan modal sendiri.
Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya modal rata – rata dan memaksimumkan nilai perusahaan
(Riyanto, (1990:226). Sedangkan struktur modal yang optimal menurut Napa I.


Awat dan Muljadi (1995:34) adalah struktur modal yang dapat memaksimumkan
nilai pasar perusahaan dengan cara meminimumkan biaya modal rata – rata (
average cost of capital ). Kemudian menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(1985:70) berpendapat bahwa Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang
menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.
Debt to Equity Ratio (DER) dinyatakan denganrumus sebagai berikut:
DER=

Total Hutang
x 100
Modal Sendiri

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya baik jangka
panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal
dibandingkan dengan besarnya hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER
akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur
modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya

(Prihantoro, 2003).

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Bambang Rianto (1998), faktor – faktor yang mempengaruhi
srtuktur modal suatu perusahaan antara lain:
1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang berlaku saat manajeman akan menentukan struktur
modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan digunakan, apakah

menggunakan saham atau obligasi. Penggunaan obligasi hanya di benarkan
jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada earning power dari
tambahan modal tersebut.
2. Stabilitas dari Earning
Stabilitas dan besarnya earning yang di peroleh perusahaan akan
menentukan apakah perusahaan di benarkan untuk menggunakan modal
dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning yang
stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban financialnya,
sebaliknya perusahaan yang memiliki earning tidak stabil akan menghadapi
risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran untungnya pada
tahun – tahun atau kondisi yang buruk.

3. Susunan aktiva
Pada kebanyakan perusahaan industri atau manufaktur di mana sebagian
besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung
mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal asing atau utang
hanya sebagai pelangkap. Sedangkan perusahaan yang sebagan besar
aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan dananya denga utang jangka pendek.
4. Resiko aktiva
Resiko yang melekat pada setap aktiva perusahaan belum tentu sama.
Semakin panjang jangka waktu penggunannya maka risikonya semakin besar.
Jika perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko maka perusahaan
harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif tahan risiko,

dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing (utang) yang
memiliki risiko lebih tinggi dibanding modal sendiri.
5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat mempengaruhi
struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka di rasakan
perlu bagi perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas secara
bersamaan, misalnya mengeluarkan saham dan obligasi secara bersamaan.
6. Keadaan pasar modal
Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh
banyak faktor. Oleh kerena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui
penjualan sekuritas perusahaan harus mempeerhatikan kondisi pasar modal.
Ketika investor menyukai menenemkan dananya dalam pembelian saham.
7. Sifat manajemen
Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan perusahaa, umumnya
akan berani menanggung risiko yang besar (risk seeker), sehingga akan lebih
berani dalam menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana
perusahaan. Sebaliknya manajer yang bersifat pesimis dan tidak menyenangi
risiko (risk arverter) akan lebih suka menggunakan sumber dana intern untuk
memenuhi kebutuhan dananya.
8. Besarnya suatu perusahaan
Perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar luas akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya dalam membiayai
pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil.

2.4 Pengertian Retrun On Investment (ROI)
Menurut Sutrisno (2001:255), Retrun On Investment merupakan
kemempuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan
dan menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur
kemampuan ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT ( Earning After Tax).
Retrun On Investment (ROI) dapat di rumuskan sebagai berikut:
ROI=

Laba Bersih Setelah Pajak
x 100
Total aktiva

Analisis Retrun On Investment (ROI) membandingkan besarnya waktu
keuntungan investasi langsung dengan besarnya waktu biaya investasi. Oleh
karena itu, Retrun On Investment yang tinggi berarti bahwa keuntungan investasi
dibandingkan baik untuk biaya investasi.

2.5 Kerangka Pikir
Tujuan utama perusahaan didirikan adalah untuk menghasilkan profit atau
laba semaksimal mungkin dan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
dengan berbagai macam sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut. Namun
perusahaan pun selalu membutuhkan dana agar kebutuhan oprasional sehari – hari
dapat dipenuhi, perusahaan dapat menggunakan sumber dana yang berasal dari
modal sendiri dan modal asing (pinjaman).
Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing (hutang jangka
panjang) dengan modal sendiri. Sedangkan Rentabilitas adalah menunjukan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Dalam

penelitian ini ukuran rentabilitas yang akan digunakan adalah rentabilitas Investasi
(Retrun On Investment) karena rentabilitas ini berkaitan dengan keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu
perusahaan yang menggunakan hutang dalam aktivitasnya akan memberikan
pengaruh

terhadap

rentabilitas

perusahaan

terutama

rentabilitas

dalam

pengembalian nilai investasi atas penggunaan hutang tersebut dengan tingkat
rentabilitas modal sendiri.
Antara Struktur Modal dan Rentabilitas mampunyai hubungan yang sangat
berpengaruh. Dalam kaitannya dengan strktur modal nilai perusahaan dapat di
ukur dengan harga saham atau biaya modal yang di keluarkan oleh perusahaan
dalam memperoleh sumber dana yang bersangkutan.
Dalam siruasi ekonomi yang membaik di mana rentabilitas ekonomi
perusahaan pada umumnya meningkat, suatu perusahaan yang menggunakan
modal asing atau hutang yang lebih besar akan memperoleh kenaikan rentabilitas
modal sendiri yang lebih besar dari pada mempunyai jumlah modal asing atau
hutang yang lebih kecil. Sebaliknya dalam situasi ekonomi yang memburuk
dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yag
mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabilitas
modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai modal
asing yang lebih sedikit.
Oleh karena itu suatu perusahaan harus dapat mengembangkan sumber –
sumber dana yang tepat serta menyusun perbandingan yang tepat antara hutang

dengan modal sendiri dengan memperhitungkan segala pengaruhnya terhadap
aktivitas perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan.
Apabila digambarkan dalam bentuk bagan, kerangka pikir penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Retrun On
Investment
ROI (X1)
Debt to Equity
Ratio
DER (X2)

Bagan 2.5 Kerangka Pikir

Struktur Modal (Y)

2.6 Hipotesis
Berdasar pada tinjauan pustaka, rumusan

hipotesis didapat sebagai

berikut:
Diduga semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh negatif
signifikan terhadap Retrun On Investment (ROI). Dan sebaliknya semakin rendah
Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
Retrun On Investment (ROI) pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia.

2.7 Metode Penelitian
2.7.1 Variabel Data
Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah struktur modal, dan variabel
(X1) adalah Rentabilitas ROI dan (X2) DER yang akan di uji dengan
2.7.2

metode regresi linear berganda uji f dan uji t.
Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai

2.7.3

dengan 2012.
Data Yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelititian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengelolanya
(Soeranto dan Arsyad, 1999: 76) yang meliputi Data Khusus, data ini
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan pasar tahunan
(Annual Market Directory). Berupa laporan keuangan triwulan
meliputi Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan data yang di butuhkan

2.7.4

lainnya.
Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini terdapat pada buku
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang berada di Fakultas
2.7.5

Ekonomi Universitas Janabadra dan IDX.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu
dengan mencatat, merakap, dan menggandakan data dari sumbersumber data yang diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ekonomi

2.7.6

Universitas Janabadra, IDX maupun dari sumber lainnya.
Metode Analisis Data

a. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah, kemudian selanjutnya data hasil
pengolahan tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data
yang akurat.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh kedalam tabel dan
menyajikannya dalam bentuk grafik.
2. Analisis deskripsi terhadap struktur modal pada perusahaan
yang diteliti dengan terlebih dahulu menghitung analisis rasio
3.

struktur modal.
Analisis deskripsi terhadap data tingkat profitabilitas
perusahaan dengan terlebih dahulu menghitung analisis rasio
profitabilitas untuk mengetahui gambaran tingkat profitabilitas

perusahaan yang diteliti.
4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh struktur modal
terhadap profitabilitas.

Analisis keuangan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan perhitungan struktur modal dan rasio profitabilitas.
Rasio struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio (DER), rumusnya :

Debt ¿ Equity Ratio=

Total Hutang
x 100
Modal Sendiri

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Investment (ROI), rumusnya :

RetrunOn Investment=

Laba Bersih Setelah Pajak
x 100
Total aktiva

b. Analisis Statistik
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang terjadi akibat
perkembangan struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan, digunakan
analisis statistik yaitu analisis korelasi product moment, regresi linear dan
koefisien determinasi serta dilakukan pengujian secara statistik distribusi t

dengan signifikansi 5%. Langkah analisis tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut :
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau predictor,
secara individual. Analisis regresi ini dituangkan dalam bentuk persamaan
regresi linear. Persamaan regresi linear dengan menggunakan metode least
Square Method adalah :
Y=a+b
(Sudjana, 2002:310)
Dimana :
Y = Variabel Dependen
X = Variabel Independen
a = Bilangan Konstan
b = Koefisien Regresi
n = Lamanya Periode

Untuk mencari a maka digunakan rumus sebagai berikut :
x
∑¿
¿
n ∑ x 2−¿
∑ y ∑ x 2−∑ x ∑ xy
a=
¿

Untuk mencari nilai b maka digunakan rumus sebagai berikut :

x
∑¿
¿
n ∑ x 2−¿
n ∑ xy −∑ x ∑ y
b=
¿

2. Analisis Korelasi Product Moment

Uji ini digunakan untuk mengukur kuat lemahnya dan arah hubungan
antara variabel independen (struktur modal) dengan variabel dependen
(profitabilitas) dengan menggunakan rumus koefisien product moment dari
Sugiyono. Rumus koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut:

r=

x
∑¿
x
∑¿
n (∑ x ) −( ∑ x )( ∑ y )

√ {n ∑ x 2−( ¿¿ 2 } {n∑ x 2− ( ¿¿ 2 }

Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah periode
X = Struktur modal
Y = Profitabilitas

Untuk menafsirkan besarnya koefisien korelasi digunakan klasifikasi
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
0,80 – 1,00

Tingkat korelasi
Sangat kuat

0,60 – 0,799

Kuat

0,40 – 0,599

Cukup Kuat

0,20 – 0,399

Rendah

0,00 – 0,199

Sangat Rendah
Sumber : Riduwan (2007:136)

3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel
Y, dilakukan perhitungan statistik menggunakan koefisien determinasi
yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

Kd=r x 100

Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi

4. Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara struktur modal terhadap profitabilitas. Hubungan
diukur dengan koefisien korelasi (r). Hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara t tabel dengan t hitung Hipotesis tersebut akan
diuji menggunakan analisis statistik, dengan kriteria pengujian sebagai
berikut :

Ho : r = 0,

Tidak terdapat pengaruh antara variabel X (struktur
modal) dan variabel Y (profitabilitas).

Ho : r ≠ 0,

Terdapat pengaruh antara variabel X (struktur
modal) dan variabel Y (profitabilitas).

Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut :
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak
Dengan persamaan sebagai berikut :
t hitung=

r √ n−2

√ 1−r 2

Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = jumlah data
Dengan derajat kebebasan df = n-2 dan taraf nyata digunakan dengan
signifikasi a= 0,05.

DAFTAR PUSTAKA
Sri Kadarini. 2007. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan – Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta.. Skripsi. FE UJB. Yogyakarta
Ernawaty Kelbulan. 2011.Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap
Retrun On Investment Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2004 – 2009. Skripsi. FE
UJB. Yogyakarta
Juwanda Ahmadyani A.L. 2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan – Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007 – 2010. Skripsi. FE UJB. Yogyakarta
Juliarta. 2011. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada PT.
Inti Bandung ( Persero ). Skripsi. FE UPI. Bandung