PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPU
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA
ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS NASIONAL
BAB I
1.1 Latar Belakang
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu organisasi bukan hanya ditentukan
dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga
ditentukan dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya
manusia dianggap sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi, karena tanpa sumber
daya manusia yang berkualitas, maka organisasi tidak akan mampu bertahan dalam
persaingan. Mengelola sumber daya manusia dalam organisasi bukan hal yang mudah karena
melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi, yaitu anggota, pimpinan, maupun
sistem itu sendiri. Perpaduan antara ketiga hal tersebut diharapkan mampu memunculkan
lingkungan kerja yang kondusif sehingga baik anggota maupun pimpinan dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal.
Bagi anggota, lingkungan kerja yang kondusif tersebut diharapkan mampu
menciptakan kepuasan kerja. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap
keberhasilan
organisasi
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung.
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul didalam organisasi
seperti kemangkiran, konflik bawahan-atasan dan perputaran anggota. Dari sisi pekerja,
ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan
menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kepuasan kerja adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaanya Kepuasan kerja
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya
yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya bermacam-macam. Terdapat ratusan
karakteristik pekerjaan yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok
karakteristik pekerjaan cenderung secara bersama-sama dievaluasi dengan cara yang sama.
Sekelompok karakteristik tersebut, yang pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik
dari beberapa daftar pertanyaan sikap, meliputi: gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman
kerja, isi pekerjaan, jaminan kerja, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya, seorang pekerja
beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek pekerjaan tersebut disamping
gabungan sikap terhadapnya sebagai keseluruhan.
Kepuasan kerja organisasi umumnya mengacu pada sikap seorang anggota organisasi.
Kepuasan kerja juga memiliki banyak dimensi. Ia dapat mewakili sikap secara menyeluruh,
atau mengacu pada bagian pekerjaan atau tugas anggota organisasi. Sebagai sekumpulan
perasaan, kepuasan kerja bersifat dinamik. Pemimpin organisasi tidak dapat mengabaikan
kondisi yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat menurun secepat
timbulnya, sehingga mengharuskan seorang pemimpin untuk memperhatikannya setiap saat.
Kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar organisasi
mempengaruhi perasaan orang tersebut di dalam organisasi .
Peningkatan kepuasan kerja anggota pada suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari
peranan pemimpin dalam organisasi tersebut, Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam
manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu
organisasi. Pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi
dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan anggotanya
dalam bekerja sehingga diperoleh anggota yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga
bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan organisasi
Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai
salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi.
Schein
(1992),
Nahavandi&Malekzadeh
(1993),
dan
Kouzes&Posner
(1987;1993)
menyatakan pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan
organisasi. (Bass, 1990, dalam Menon, 2002) demikian juga keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai
keberhasilan atau kegagalan pemimpin.
1.2 Identifikasi Masalah
ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS NASIONAL
BAB I
1.1 Latar Belakang
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu organisasi bukan hanya ditentukan
dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga
ditentukan dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya
manusia dianggap sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi, karena tanpa sumber
daya manusia yang berkualitas, maka organisasi tidak akan mampu bertahan dalam
persaingan. Mengelola sumber daya manusia dalam organisasi bukan hal yang mudah karena
melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi, yaitu anggota, pimpinan, maupun
sistem itu sendiri. Perpaduan antara ketiga hal tersebut diharapkan mampu memunculkan
lingkungan kerja yang kondusif sehingga baik anggota maupun pimpinan dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal.
Bagi anggota, lingkungan kerja yang kondusif tersebut diharapkan mampu
menciptakan kepuasan kerja. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap
keberhasilan
organisasi
baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung.
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul didalam organisasi
seperti kemangkiran, konflik bawahan-atasan dan perputaran anggota. Dari sisi pekerja,
ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan
menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kepuasan kerja adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaanya Kepuasan kerja
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya
yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya bermacam-macam. Terdapat ratusan
karakteristik pekerjaan yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok
karakteristik pekerjaan cenderung secara bersama-sama dievaluasi dengan cara yang sama.
Sekelompok karakteristik tersebut, yang pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik
dari beberapa daftar pertanyaan sikap, meliputi: gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman
kerja, isi pekerjaan, jaminan kerja, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya, seorang pekerja
beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek pekerjaan tersebut disamping
gabungan sikap terhadapnya sebagai keseluruhan.
Kepuasan kerja organisasi umumnya mengacu pada sikap seorang anggota organisasi.
Kepuasan kerja juga memiliki banyak dimensi. Ia dapat mewakili sikap secara menyeluruh,
atau mengacu pada bagian pekerjaan atau tugas anggota organisasi. Sebagai sekumpulan
perasaan, kepuasan kerja bersifat dinamik. Pemimpin organisasi tidak dapat mengabaikan
kondisi yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat menurun secepat
timbulnya, sehingga mengharuskan seorang pemimpin untuk memperhatikannya setiap saat.
Kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar organisasi
mempengaruhi perasaan orang tersebut di dalam organisasi .
Peningkatan kepuasan kerja anggota pada suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari
peranan pemimpin dalam organisasi tersebut, Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam
manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu
organisasi. Pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi
dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan anggotanya
dalam bekerja sehingga diperoleh anggota yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga
bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan organisasi
Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai
salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi.
Schein
(1992),
Nahavandi&Malekzadeh
(1993),
dan
Kouzes&Posner
(1987;1993)
menyatakan pemimpin mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan
organisasi. (Bass, 1990, dalam Menon, 2002) demikian juga keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai
keberhasilan atau kegagalan pemimpin.
1.2 Identifikasi Masalah