FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
Tia Komala Sari, Faridah Aini, S.Kep., Ns.,M.Kep,Sp.KMB, AnggunTrisnasari,S.SiT.,M.Kes
Program Studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2010 menunjukkan, pemberian ASI Eksklusif
di indonesia saat ini masih memprihatinkan. Persentase bayi yang menyusu Eksklusif sampai
6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI masih rendah (Maryunani, 2012). Tujuan Penelitian untuk
mengetahui adanya hubungan pengetahuan, pekerjaan, dukungan suami dan promosi susu
formula terhadap kegagalan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringpus.
Jenis Penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan pendekatan Desain Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 1142 ibu yang memiliki bayi umur >6 bulan –
2 tahun. Pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampilng dengan
menggunakan kuesioner.
Hasil Penelitian menunjukkan yang mengalami kegagalan ASI Eksklusif sebanyak 66
orang (71,7%), pengetahuan ibu yang kurang dalam pemberian ASI Eksklusif sebanyak 36
orang (39,1%) setelah dilakukan uji Chi Square didapat p-value 0,003, pekerjaan ibu dalam
pemberian ASI Eksklusif berada pada kategori bekerja sebanyak 54 orang (58,7%) setelah

dilakukan uji Chi Square didapat p-value 0,000, dukungan suami dalam pemberian ASI
Eksklusif pada kategori rendah 29 orang (31,5%) setelah dilakukan uji Chi Square didapat
nilai p-value 0,013. Sedangkan promosi susu formula dalam pemberian ASI Eksklusif dalam
kategori tidak tertarik 44 orang (47,8%) setelah dilakukan uji Chi Square didapat nilai p-value
0,976.
Ibu perlu meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
untuk bayi dan manfaat bagi ibu dan keluarga. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti
konseling atau menanyakan kepada petugas kesehatan dengan didampingi keluarga atau
suami.
ABSTRACT
The date of primary health research (riskesda) 2010 showed, the provision of breastfeeding in
Indonesia is still in appropriate. The percentage of babies getting exclusive breastfeeding until 6
months is 15,3 percent. This is because the awareness of the community to increase exclusive
breastfeeding is low (Maryunani, 2012). The aim of this research was to know of The Factors
Associated With The Failure of Giving Exclusive Breastfeeding In Puskesmas Pringapus Health
Center Semarang in 2015 .
The type of this research used analytic with cross sectional design. The population was 92
respondents who were the mothers having a baby aged 6 month – 2 years. The sampling used
stratified random sampling with the population of 9 villages.
The results of research showed that those who failed to give breastfeeding exclusively were 66

people (71,7%), the less knowledge of mothers who gave breastfeeding exclusively was in 54 people
(58,7 %), after doing chi square test, if got p=p-value 0,000, husband’s support in exclusive
breastfeeding was in 29 people in low category (31,5%). after chi square test if got p=p-value 0,013.
While the promotion of milk formula in the exclusive breastfeeding in not interested category was in
44 people (47,8%), after the chi square if gained p=p-value 0,976.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015

1

Mothers need to improve their understanding about the importance of giving exclusive
breastfeeding for a baby and the benefits for mothers and families. This can be done by following
counseling or asking the health workers accompanied by a family or husband.
Keyword: knowledge, work, husband support
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir perlu mendapatkan
perawatan yang optimal sejak dini, termasuk
pemberian makanan yang ideal. Tidak ada
satupun makanan yang ideal untuk bayi baru

lahir selain ASI. World Health Organization
(WHO) dan United Nations Children’s Fund
menganjurkan pemberian ASI secara Eksklusif
yaitu ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan,
tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain
selain ASI (Mulyani, 2013).
Berbagai penelitian telah mengkaji
manfaat pemberian air susu ibu (ASI). ASI
Eksklusif menurunkan mortalitas bayi dan
morbiditas
bayi,
mengoptimalkan
pertumbuhan bayi, membantu perkembangan
kecerdasan anak, dan memperpanjang jarak
kehamilan ibu. Di Indonesia, kementrian
kesehatan republik Indonesia melalui program
perbaikan gizi masyarakat menargetkan
cakupan ASI Eksklusif 6 bulan sebesar 80%.
Namun, angka ini sulit dicapai, bahkan
prevalensi ASI Eksklusif dari 39,5% pada

tahun 2003 dan menjadi 32% pada tahun 2007
(Parahiyangan dkk, 2013).
Penelitian World Health Organization
(WHO), di enam negara berkembang, resiko
kematian bayi usia 9-12 bulan meningkat 40
%, jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi
berusia di bawah 2 bulan, angka kematian ini
meningkat menjadi 48 %. Bayi yang tidak
pernah mendapat ASI beresiko meninggal
lebih tinggi dari pada bayi yang mendapat ASI
(Roesli, 2008).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdes) 2010 menunjukkan, pemberian
ASI
di
Indonesia
saat
ini
masih
memprihatinkan. Persentase bayi yang

menyusu Eksklusif sampai 6 bulan hanya
15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran
masyarakat dalam mendorong peningkatan
pemberian ASI masih rendah. Terutama ibu
bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI
dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak
ada yang bisa melindungi kualitas ASI, bahkan
susu formula sekalipun (Maryunani, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
2

Pringapus Kabupaten Semarang yang terdiri
dari 9 BPS. Dari bulan Desember 2014
terdapat 1142 ibu yang memiliki bayi umur >6
bulan s/d 2 tahun. Dari hasil wawancara
dengan 8 orang ibu yang memiliki bayi umur
>6 bulan s/d 2 tahun, ternyata tidak satupun
ibu yang memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya, Hal ini disebabkan karena kurangnya

informasi atau pengetahuan ibu tentang
pentingnya manfaat ASI bagi bayi dan ibu dan
kurangnya keikutsertaan orang terdekat seperti
suami atau keluarga dalam mendukung
pemberian ASI kepada bayi, serta ibu yang
sibuk dengan pekerjaannya sehingga dapat
menghambat bahkan ada juga yang
menghentikan pemberian ASI sehingga ASI
digantikan dengan susu formula, dan ini
merupakan
alasan
utama
ibu
yang
menyebabkan kegagalan pemberian ASI
Eksklusif.
Berdasarkan fenomena diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul

“Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Kegagalan
ASI
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2015”.
Bahan Dan Cara
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian survey analitik yaitu penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Metode
pendekatan adalah cross sectional. Cross
sectional adalah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan cara pendekatan,
observasi atau pengambilan data sekaligus
pada suatu saat san sekali saja.
Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten
Semarang dari tanggal 5 s/d 11Februari 2015.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015

Populasi dan Sempel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki bayi berumur >6
bulan s/d 2 tahun dari di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang
sebanyak 1142 ibu pada bulan desember 2014.
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik
Proportional Stratified Ramdom Sampling
yaitu suatu cara pengambilan sampel yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

besar sampel bila sejumlah subyek antara
strata yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
92 orang responden dari ibu yang memiliki
bayi berusia >6 bulan s/d 2 tahun yang diambil
dari 9 desa di wilayah kerja Puskesmas
Pringapus secara Proporsional Stratified
Random Sampling.
Kriteria sampel dalam penelitian meliputi
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu yang
bersedia menjadi responden yang dibuktikan
dengan tanda tangan persetujuan; 2) Ibu yang
ada di tempat ketika waktu penelitian atau saat
posyandu maupun saat melakukan door to
door; 3) Ibu yang memiliki bayi >6 bulan s/d 2
tahun yang ada di Wilayah kerja Puskesmas
Pringapus; 4) Bisa membaca dan menulis.
Adapun kriteria eksklusinya; Ibu yang
pernah sakit saat bayi berusia 0-6 bulan.

Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer dalam penelitian ini
mencakup pengetahuan, pekerjaan ibu,
dukungan sosial, susu formula terhadap faktorfaktor yang Berhubungan dengan kegagalan
pemberian ASI eksklusif pada bayinya.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh
saat pengambilan data awal di Puskesmas
Pringapus tentang ibu yang memiliki bayi >6
bulan s/d 2 tahun.

Cara Penelitian
Analisis Data
Analisa univariat
Pada penelitian ini dilakukan uji statistik
deskriptif untuk mengetahui daftar distribusi
frekuensi faktor-faktor yang berhubungan
dengan kegagalan ASI Eksklusif yang
meliputi:

pengetahuan,
pekerjaan
ibu,
dukungan suami dan promosi susu formula.
Analisis Bivariat
Dalam analisis ini dilakukan dengan
pengujian statistik yaitu dengan uji Chi Square
untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent yaitu faktor resiko yang
berhubungan dengan kegagalan ASI Eksklusif
yang meliputi sub variabel: pengetahuan,
pekerjaan, dukungan suami, dan susu formula,
secara parsial terhadap variabel dependent
yaitu kegagalan ASI Eksklusif.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
Tabel 1.
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, 2015
Pengetahuan
Frekuensi Persentase
tentang ASI
(%)
Eksklusif
Kurang
36
39,1
Cukup
29
31,5
Baik
27
29,3
Jumlah
92
100,0
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
di wilayah kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, dalam kategori kurang,
yaitu sejumlah 36 orang (39,1%), kategori
cukup sejumlah (31,5%) daan yang kategori
baik sejumlah (29,3%).
Pekerjaan Ibu
Tabel 2.
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pekerjaan Ibu yang memiliki Di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten
Semarang Tahun 2015
Pekerjaan
Frekuensi Persentase
(%)
Bekerja
54
58,7

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015

3

Tidak Bekerja
Jumlah

38
92

41,3
100,0

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui
bahwa dari 92 responden ibu yang memiliki
bayi usia >6 bulan sampai 2 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten
Semarang, ibu yang bekerja, yaitu sejumlah 54
orang (58,7%) dan yan tidak bekerja (41,3%).
Dukungan Suami

Tabel 3.
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Dukungan Suami Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Pringapus
Kabupaten
Semarang, 2015
Dukungan
Frekuensi Persentase
Suami
(%)
Rendah
29
31,5
Sedang
40
43,5
Tinggi
23
25,0
Jumlah
92
100,0
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui
bahwa dukungan suami pada ibu untuk
memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang,
dalam kategori rendah sejumlah (31,5%),
kategori sedang, yaitu sejumlah 40 orang
(43,5%) dan kategori tinggi (25,0%)
Promosi Susu Formula
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Promosi
Susu Formula Di Wilayah kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang, 2015
Analisis Bivariat

Promosi Susu
Formula
Tertarik
Tidak Tertarik
Jumlah

Frekuensi
48
44
92

Persentase
(%)
52,2
47,8
100,0

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui
bahwa ibu di wilayah kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang, tertarik pada
promosi susu formula, yaitu sejumlah 48 orang
(52,2%) dan yang tidak tertarik sejumlah
(47,8%).
Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 5.
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif pada
Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, 2015
Kegagalan
Frekuensi Persentase
(%)
Pemberian
ASI Eksklusif
Gagal ASI
66
71,7
eksklusif
Tidak gagal ASI
26
28,3
eksklusif
Jumlah
92
100,0
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu di wilayah kerja
Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang
gagal ASI eksklusif pada bayinya, yaitu
sejumlah 66 orang (71,7%) dan tidak gagal
ASI Eksklusif sejumlah 26 orang (28,3%).

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kegagalan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 6.
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kegagalan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2015
Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif
Total
Gagal ASI
Tidak gagal ASI
Pengetahuan Ibu
P-value
Eksklusif
Eksklusif
f
%
f
%
f
%
Kurang
31
86,1
5
13,9
36
100
0,003
Cukup
22
75,9
7
51,9
29
100
Baik
13
8,1
14
51,9
27
100
Jumlah
66
71,7
26
28,3
92
100
Berdasarkan uji Chi Square diperoleh psignifikan antara pengetahuan ibu dengan
value 0,003. Oleh karena p-value = 0,003 α (0,05), Dari hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan
antara promosi susu formula dengan kegagalan
ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus karena dipengaruhi oleh faktor
pekerjaan, faktor produksi ASI kurang dan
faktor psikologis ibu.
KESIMPULAN
Ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan kegagalan ASI
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2015,
di dapatkan (p value = 0,003).
Ada hubungan yang signifikan antara
pekerjaan ibu dengan kegagalan ASI Eksklusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015, di dapatkan
(p value = 0,000) dengan nilai OR 6,714
artinya ibu yang bekerja memiliki peluang 6
kali kegagalan ASI Eksklusif dibandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja.
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara promosi susu formula dengan kegagalan
ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2015,
di dapatkan (p value = 0,976).
SARAN
Bagi responden/Ibu perlu pemahaman
tentang cara dan pentingnya pemberian ASI
Eksklusif sehingga ibu yang bekerja dapat
menggunakan altenatif memerah ASI sebelum
bekerja sehingga bayi dapat terus diberikan
ASI Eksklusif sampai bayi umur 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Astutik, Y. 2014. Payudara Dan Laktasi.
Jakarta : Salemba Medika.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015

[2] Aspuah, S. 2013. Kumpulan Kuesioner
dan Instrumen Penelitian Kesehatan.
Yogjakarta : Nuha Medika

[14] Prasetyawati, A.E. 2011. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik.
Yogyakarta : Nuha Medika

[3] Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Dan Praktik, Jakrta:
Rineka Cipta

[15] Prasetyono, S. 2012. Buku Pintar ASI
Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press

[4] Bobak, L.J. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
[5] Depkes, 2010. Pusat dan Informasi Profil
Kesehatan Indonesia, Jakarta: Kementrian
Kesehatan Indonesia
[6] Depkes Jateng, 2013. Profil Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah, Sub Bagian
Perencanaan
dan
Evaluasi
Dinas
Kesehatan Jawa Tengah.
[7] Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan dan Tenik Analisis Data,
Jakarta: Salemba Medika
[8] Marmi. 2012. Berikan Aku ASI Karena
Aku Bukan Anak Sapi. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
[9] Maryunani, 2012. Inisiasi Menyusui Dini
ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta : CV. Trans Info Media
[10] Mulyani, 2013. ASI dan Panduan Ibu
Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika
[11] Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
cipta.
[12] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
kesehatan dan perilaku kesehtan. Jakarta :
Rineka Cipta

[16] Priyono S, 2010. Merawat Bayi Tanpa
Baby Sister, Yogjakarta: Med Press
[17] Proverawati & Rahmawati, E. 2010. ASI
Dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha
Medika.
[18] Riyanto, 2011. Aplikasi metode Penelitian
Kesehatan, Jakarta: Nuha Medika
[19] Rahmawati, M.D. (2010). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian asi
Eksklusif pada ibu menyusui.Jurnal
KesMaDaSka, Volume1 No.1, diakses
dari http//jurnal.STIKES Kusuma Husada
Surakarta.ac.id, tanggal 23 februari 2015
[20] Roesli, U.2008. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta : Trubus Agriwidia.
[21] Saryono, 2008.Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
[22] Setiadi, 2008. Konsep Dan Penelitian
Riset Keperawatan. Yogjakarta : Graha
Ilmu
[23] Wawan & Dewi, M. 2010. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
[24] Yuliarti, N. 2010. Keajaiban
Yogjakarta: CV. Andi Offset

ASI,

[13] Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang Tahun 2015

9