ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (23)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YIELD OBLIGASI
KORPORASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA MALAYSIA
Lady, S.E., M.M.
Universitas Internasional Batam
Dina Dharma Halim
Universitas Internasional Batam

ABSTRACT
This study investigate the impact of interest rate, inflation rate, bond rating, debt-toequity ratio (DER) and firm size towards bond yield. The sample of this study is the company
issuing bonds in row for 6 years and are listed in Malaysia Stock Exchange.
The method used in this study was purposive sampling because samples taken in this
study has fulfilled the criteria needed such as it must have information in order to generate
some independent variables. The samples used in this study are listed companies in Malaysia
Stock Exchange since 2010 to 2015.
The result of this study is the variables such as interest rate is found to be negative
significant in determining the bond yield, while bond rating, debt-to-equity (DER) and firm
size had a positive significant impact on determining the bond yield. Inflation is found to had
an insignificant impact on determining the bond yield.
Keywords: interest rate, inflation, bond rating, debt-to-equity ratio, DER, firm size, bond
yield


Latar Belakang
Dalam pasar modal terdapat berbagai jenis investasi, seperti obligasi, reksadana,
deposito, saham, dan sebagainya. Salah satu sarana investasi yang cukup diminati oleh
investor adalah obligasi atau bond.
Obligasi dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali
pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap (Jogiyanto, 2013). Obligasi merupakan surat
tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten
penerbit obligasi (Tandelilin, 2010). Obligasi juga merupakan salah satu sarana utang yang
digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana melalui pasar modal (Dhar, 2016).
Banyak faktor yang menyebabkan investor lebih tertarik terhadap jenis investasi seperti
obligasi dibandingkan saham. Pertama, pendapatan yang diberikan oleh obligasi cenderung
bersifat tetap, sehingga risiko keuangan (loss) yang akan diterima investor rendah. Kedua,
apabila suatu perusahaan mengalami kebangkrutan maka secara otomatis investor obligasi
akan lebih diutamakan dalam pengembalian dananya dibandingkan dengan pemegang saham.
Seperti Indonesia, pasar obligasi Malaysia juga termasuk salah satu negara yang
mengalami pertumbuhan tercepat di kawasan Asia pada tahun 2013. Namun variasi dan
jumlah obligasi di Indonesia masih kalah bersaing dengan Malaysia . Hal ini tercermin dari
obligasi korporasi yang hanya berjumlah 250 jenis dan obligasi pemerintah hanya 100 jenis.
Apabila diasumsikan total obligasi yang diterbitkan di Indonesia adalah berjumlah 400 jenis
obligasi, tetapi di Malaysia memiliki 3.000 jenis pilihan obligasi. Dengan pilihan obligasi

yang lebih banyak, maka investor akan lebih memilih negara tersebut untuk melakukan
investasi (Harian Ekonomi Neraca, 2014).
Salah satu faktor yang mendukung investor lebih memilih menanamkan modalnya pada
obligasi adalah yield obligasi. Yield obligasi atau imbal hasil obligasi adalah tingkat
pengembalian (yield) obligasi pada saat obligasi dijual pertama kali ke masyarakat (Luo &
Chen, 2013). Sebagai instrumen investasi, perubahan tingkat imbal hasil ( yield) obligasi yang
1

diperoleh investor mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan yield
tersebut berpengaruh pada tingkat harga pasar obligasi itu sendiri. Oleh karena itu, investor
dan emiten harus selalu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan yield
obligasi.
Berhubungan dengan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Yield Obligasi Korporasi Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Malaysia”.
Kerangka Teoretis Dan Perumusan Hipotesis
Cheyahya, Abdulrahim dan Mohdrashid (2016) melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi yield obligasi korporasi dengan menggunakan data 61 obligasi
korporasi yang diterbitkan di Malaysia pada tahun 2012. Penelitian ini meneliti pengaruh
debt-to-equity, return on equity, EBITDA to sales , market to book value, peringkat obligasi,
trading frequency, maturitas dan kupon obligasi terhadap yield obligasi.

Urahman, Aftab dan Saeed (2016) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi yield obligasi pemerintah dengan menggunakan data obligasi pemerintah yang
diterbitkan oleh Bank Negara Pakistan dimulai dari tahun 1991 hingga tahun 2015. Penelitian
ini meneliti pengaurh harga saham, tingkat suku bunga, inflasi serta money supply terhadap
yield obligasi.
Dhar (2016) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi
yield obligasi korporasi dengan menggunakan data 52.000 perusahaan di dunia yang
menerbitkan obligasi. Penelitian ini meneliti pengaruh durasi obligasi, durasi termodifikasi,
convexity, tingkat suku bunga, peringkat obligasi, nilai mata uang, negara, options dan tipe
obligasi terhadap yield obligasi.
Yuliani, Juanda dan Andati (2016) melakukan analisis terhadap pengaruh dari faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi yield obligasi pemerintah berjangka waktu lebih
dari 10 tahun yang diterbitkan pada tahun 2011 hingga tahun 2014 dengan menggunakan yield
obligasi sebagai variabel dependen serta untuk variabel independen menggunakan durasi,
maturitas, kupon obligasi, tingkat suku bunga, inflasi dan kurs.
Gargano, Pettenuzzo dan Timmermann (2015) melakukan penelitian mengenai
prediktabilitas retur obligasi dari segi nilai ekonomi dan hubungannya dengan makroekonomi dengan menggunakan data obligasi dari tahun 1990 hingga tahun 2011 yang
memiliki maturitas dari 2 hingga 5 tahun. Dalam penelitian tersebut, digunakan retur obligasi
sebagai variabel dependen dan menggunakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai
variabel independen.

Hsing (2015) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi yield
obligasi pemerintah di negara Spanyol dengan menggunakan data obligasi pemerintahan
Spanyol dari kisaran tahun 1991 hingga tahun 2014. Variabel dependen yang digunakan
adalah yield obligasi, sedangkant variabel independen yang digunakan adalah variabel debtto-GDP ratio, short-term T-Bill rate, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan GDP dan kurs.
Sari dan Abundanti (2015) melakukan penelitian mengenai variabel-variabel yang
mempengaruhi yield obligasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana
data yang digunakan merupakan data seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011 hingga tahun 2013 dengan total perusahaan yang sesuai dengan kriteria
adalah sebanyak 18 perusahaan dengan obligasi sejumlah 60 obligasi. Dalam penelitian
tersebut, digunakan yield obligasi sebagai variabel dependen serta menggunakan inflasi,
tingkat suku bunga, umur obligasi, peringkat obligasi, pertumbuhan perusahaan dan
profitabilitas sebagai variabel dependen.
Oktavian, Haryetti, Sjahruddin (2015) melakukan penelitian terhadap pengaruh tingkat
inflasi, debt-to-equity ratio, likuiditas obligasi dan rating obligasi terhadap yield obligasi
korporasi sebanyak 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 hingga
tahun 2012.
2

Mayberger (2014) melakukan penelitian terhadap apakah faktor-faktor karakteristik
obligasi, karakteristik perusahaan dan makro-ekonomi dapat mempengaruhi yield obligasi

korporasi dengan menggunakan data observasi sebanyak 32 per variabel (total 766 observasi)
dimulai dari tahun 2005 hingga tahun 2013. Variabel dependen yang digunakan adalah yield
obligasi, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah likuiditas, maturitas, laba,
utang, ukuran perusahaan, pertumbuhan GDP dan volatility index.
Soh dan Cheng (2013) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor makro-ekonomi
yang mempengaruhi yield obligasi pada obligasi pemerintahan Inggris, dimana data yang
digunakan berupa data retur obligasi berjangka 1, 3, 5 dan 10 tahun obligasi pemerintah
Amerika, serta data harga obligasi pemerintah Inggris kisaran tahun 2006 hingga tahun 2010
berjumlah 50 data observasi.. Dalam penelitian tersebut, digunakan variabel yield obligasi
sebagai variabel dependen dan tingkat suku bunga jangka pendek, kurs, GDP deflator , GDP,
international reserve, money supply, net trade serta indeks saham Inggris sebagai variabel
independen.
Luo dan Chen (2013) melakukan penelitian mengenai hubungan antara yield obligasi,
peringkat obligasi serta karakteristik obligasi di negara Cina dengan menggunakan data
berupa obligasi pemerintah lokal Cina pada tahun 1999 hingga 2011. Dalam penelitian
tersebut, Luo dan Chen (2013) menggunakan yield obligasi dan peringkat obligasi sebagai
variabel dependen dan menggunakan karakteristik obligasi seperti ukuran obligasi, durasi
obligasi, jaminan, tipe obligasi, serta variabel lain seperti local debt over GDP , dan fiscal
dividend per GDP sebagai variabel independen dan variabel rating agencies sebagai variabel
kontrol.

Muharam (2013) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi yield
obligasi pemerintah yang diterbitkan di Indonesia dengan menggunakan data obligasi
pemerintah Indonesia yang menggunakan mata uang Rupiah dan memiliki fixed coupon rate
dalam kisaran tahun 2002 hingga tahun 2009. Variabel dependen yang digunakan adalah yield
obligasi pemerintah, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah inflasi, cadangan
devisa, tingkat suku bunga lokal, retur saham, kurs, tingkat suku bunga asing, harga minyak
dan real sector performance.
Indarsih (2013) melakukan penelitian terhadap pengaruh tingkat suku bunga SBI,
rating, likuiditas dan maturitas terhadap yield to maturity obligasi dengan menggunakan data
obligasi korporasi sebanyak 30 obligasi korporasi sektor finansial yang terdaftar di IDX
dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2010. Variabel yang digunakan sebagai variabel
dependen adalah yield obligasi, dengan variabel peringkat obligasi sebagai variabel
intervening dan variabel seperti suku bunga SBI, rating, likuiditas dan maturitas sebagai
variabel independen.
Handayani dan Artini (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor ekonomi
makro, keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap yield obligasi korporasi di
Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data semua obligasi korporasi yang terdaftar dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011 berjumlah 44 obligasi.
Penelitian ini menggunakan yield obligasi sebagai variabel dependen, variabel keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening dan menggunakan faktor ekonomi makro serta

keputusan investasi sebagai variabel independen.
Hapsari (2013) melakukan penelitian terhadap pengaruh GCG, ukuran perusahaan dan
debt-to-equity ratio (DER) terhadap yield to maturity obligasi korporasi dengan menggunakan
data berupa semua perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi di Bursa Efek Indonesia
serta yang termasuk dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI)
kisaran tahun 2006 hingga tahun 2010 berjumlah 41 perusahaan. Dalam penelitian ini, yield to
maturity obligasi merupakan variabel dependen dan GCG, ukuran perusahaan serta debt-toequity ratio (DER) merupakan variabel independen.
Purnamawati (2013) melakukan penelitian terhadap pengaruh peringkat obligasi, tingkat
suku bunga SBI, rasio leverage, ukuran perusahaan dan umur obligasi terhadap imbal hasil
3

obligasi korporasi pada perusahaan penerbit obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan data seluruh obligasi korporasi non-keuangan yang tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2010 yang berjumlah
63 obligasi. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah yield obligasi,
sedangkan variabel independen yang digunakan adalah peringkat obligasi, tingkat suku bunga
SBI, rasio leverage, ukuran perusahaan dan umur obligasi.
Rahman dan Sam’ani (2013) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi yield obligasi negara dengan menggunakan 761 obligasi pemerintah yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada periode Desember 2010 hingga Januari 2012.

Penelitian ini menggunakan variabel yield obligasi sebagai variabel dependen, sedangkan
variabel maturitas, inflasi, suku bunga, kurs dan harga minyak sebagai variabel independen.
Paisarn (2012) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi yield
obligasi di negara Thailand regresi dengan menggunakan data sejumlah 6.252 observasi
dengan data pada kisaran tahun 2006 hingga tahun 2010. Dalam penelitian ini, variabel
dependen yang digunakan adalah yield obligasi dan untuk variabel independen digunakan
peringkat obligasi, jangka waktu hingga jatuh tempo, nilai kupon, economic value added ,
market value added, volatility of stock markets , volatility of bond market, tingkat inflasi dan
ketidakpastian politik.
Ichiue dan Shimizu (2012) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi yield obligasi jangka panjang dengan menggunakan data dari 10 negara yang
menerbitkan obligasi yaitu Jepang, Amerika, Inggris, Jerman, Kanada, Norwegia, Swedia,
Swizterland, Australia dan Selandia Baru. Variabel dependen yang digunakan adalah yield
obligasi jangka panjang, serta variabel independen yang digunakan adalah fiscal positions,
foreign borrowing , produktivitas, demografi dan inflasi.
Alam (2012) melakukan penelitian mengenai hubungan volatilitas saham terhadap yield
obligasi korporasi di Singapura dengan menggunakan data pasar obligasi di bidang real estate
dan perbankan Singapura dengan kisaran tahun 2000 hingga tahun 2010 yang berjumlah 10
perusahaan dengan total observasi sebanyak 2.766 observasi. Variabel dependen yang
digunakan adalah yield obligasi korporasi dan variabel independen yang digunakan terdiri dari

tingkat suku bunga dan peringkat obligasi.
Liu dan Jiraporn (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh kekuatan CEO
perusahaan terhadap peringkat obligasi dan yield obligasi dengan objek penelitian yang
digunakan adalah 1.453 obligasi pemerintahan Malaysia dan 515 obligasi korporasi yang
diterbitkan perusahaan Amerika pada tahun 1993 hingga 2006. Dalam penelitian ini, variabel
dependen yang digunakan adalah peringkat obligasi dan yield obligasi, sedangkan variabel
independen yang digunakan terdiri dari kekuatan CEO dengan ukuran perusahaan, debt ratios
dan stock volatility sebagai variabel kontrol pada variabel peringkat obligasi.
Ahmad, Muhammad dan Masron (2009) melakukan penelitian terhadap 4 macam faktor
makro-ekonomi yang yang mempengaruhi yield spread pada obligasi di negara Malaysia
dengan menggunakan data yield-to-maturity obligasi korporasi Malaysia yang diperoleh dari
BPAM (Bond Pricing Agency Malaysia ) selama periode 8 tahun pada kisaran tahun 2001
hingga 2008 yang berjumlah 149 obligasi pemerintah dan 238 obligasi korporasi di negara
Malaysia. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah yield spread dan
variabel independen yang digunakan terdiri dari inflasi, tingkat suku bunga, indeks KLCI
(Kuala Lumpur Composite Index) dan IPI (Industry Production Index).
Siahaan (2008) melakukan penelitian terhadap analisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perubahaan harga obligasi serta bagaimana harga obligasi berpengaruh terhadap
yield obligasi dengan menggunakan data obligasi 30 perusahaan dalam sektor industry dari
rentang waktu 2004-2006 yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Dalam penelitian ini

digunakan yield obligasi sebagai variabel dependen, harga obligasi sebagai variabel
intervening, serta variabel tingkat suku bunga SBI, kurs, coupon rate, dan periode kupon
sebagai variabel independen.
4

Chen, Lesmond dan Wei (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan antara
likuiditas dan yield spread korporasi dengan menggunakan data berjumlah 4.000 obligasi
korporasi Amerika. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah yield
spread, sedangkan untuk variabel independen digunakan adalah likuiditas, treasury rate,
Eurodollar , volatility, peringkat obligasi, pre tax coverage dummy, pendapatan operasional,
debt ratio, debt-to-equity ratio (DER).
Kim dan Shukla (2006) melakukan penelitian mengenai hubungan antara inflasi
terhadap retur sekuritas dengan menggunakan data yield obligasi dari 16 negara yang
memiliki data lengkap, serta data index pasar saham untuk 23 negara dimulai kisaran tahun
1988 hingga tahun 2002. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah
yield obligasi dan retur saham, sedangkan untuk variabel independen digunakan variabel
tingkat inflasi.
Nurfauziah dan Setyarini (2004) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi yield obligasi perusahaan di Indonesia dengan menggunakan data laporan
keuangan emiten obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya dan diperingkat oleh

PEFINDO dengan menggunakan 12 perusahaan perbankan (dengan 17 emisi) dan 7
perusahaan finansial (dengan 24 emisi) dimulai dari tahun 1996 hingga tahun 2003. Adapun
variabel dependen yang digunakan adalah yield obligasi dan variabel dependen yang
digunakan terdiri dari inflasi, likuiditas, suku bunga deposito, durasi obligasi, peringkat
obligasi, buyback, sinking fund dan secure.
Bhojraj dan Sengupta (2003) melakukan penelitian mengenai hubungan corporate
governance dan kepemilikan institusional terhadap peringkat dan yield obligasi korporasi
dimana data yang digunakan merupakan 1005 obligasi industrial yang baru diterbitkan dan
berdasarkan pada peringkat yang telah diterbitkan pada website pemeringkat Moody’s sejak
tahun 1991 hingga tahun 1996. Adapun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah peringkat obligasi dan yield obligasi, sedangkan variabel independen yang
digunakan adalah komisaris independen dan kepemilikan institusional.
Yield Obligasi
Yield merupakan pendapatan atau dividen yang diterima dari suatu sekuritas, yaitu

obligasi, yang biasanya dinyatakan per tahun dalam bentuk persentase berdasarkan dari
nominal investasi, harga pasar sekarang atau nilai par dari obligasi tersebut (Dhar, 2016).
Sedangkan menurut Sari dan Abundanti (2015), yield obligasi atau imbal hasil obligasi
merupakan return yang diperoleh investor dari menanamkan sejumlah dananya pada suatu
obligasi. Yield obligasi merupakan faktor terpenting yang bertujuan untuk membantu investor
dalam mempertimbangkan melakukan pembelian obligasi sebagai instrument investasinya.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Yield Obligasi
Penelitian Urahman, Aftab dan Saeed (2016) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
berpengaruh positif terhadap yield obligasi, dimana semakin tinggi tingkat suku bunga yang
ditawarkan, maka semakin tinggi persentase yield obligasi karena investasi dalam bentuk
deposito ataupun sertifikat bank merupakan investasi yang menghasilkan bunga bebas risiko
sehingga pengelolaannya sangat mudah dan cenderung aman. Sementara, investasi dalam
obligasi mengandung berbagai risiko dalam pengelolaannya seperti risiko kerugian
kehilangan kesempatan investasi yang lebih menguntungkan ( opportunity cost), atau adanya
kegagalan pelunasan pokok ataupun macetnya pembayaran kupon obligasi. Oleh karena itu,
investor akan mengharapkan yield obligasi yang lebih tinggi dibandingkan tingkat suku bunga
deposito agar investasi tetap menguntungkan.
Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Yield Obligasi
Penelitian Urahman, Aftab dan Saeed (2016) menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi
inflasi, maka akan semakin rendah yield obligasi karena pada saat terjadi inflasi, artinya harga
5

barang-barang mengalami peningkatan secara terus-menerus dalam suatu periode waktu,
maka akan meningkatkan biaya produksi dalam perusahaan dan menyebabkan menurunnya
kinerja perusahaan. Hal tersebut menyebabkan penurunan nilai riil pendapatan bunga ( yield)
yang diperoleh investor selama masa umur obligasi ( maturity).
Pengaruh Peringkat Obligasi Terhadap Yield Obligasi
Cheyahya, Abdulrahim dan Mohdrashid (2016) berpendapat bahwa peringkat obligasi
berpengaruh signifikan negatif terhadap yield obligasi. perusahaan yang sedang berkembang
tumbuh akan menggunakan sebagian besar aliran kasnya untuk membiayai kegiatan
investasinya, sehingga ada kemungkinan perusahaan tersebut tidak membayarkan
kewajibannya seperti membayar bunga obligasi yang menyebabkan obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan tersebut akan memiliki risiko yang tinggi, serta mendapatkan peringkat
obligasi yang rendah. Perusahaan dengan peringkat obligasi yang rendah biasanya akan
menawarkan obligasi dengan yield yang tinggi untuk menarik minat investor.
Pengaruh Debt-to-Equity Ratio (DER) Terhadap Yield Obligasi
Penelitian Hapsari (2013) menunjukkan bahwa debt-to-equity ratio memiliki pengaruh
yang signifikan positif terhadap yield obligasi. Perusahaan yang memiliki utang lebih banyak
akan menawarkan yield yang lebih tinggi untuk menarik investor sehingga dapat
mengumpulkan dana yang lebih banyak untuk mendanai perusahaannya.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Yield Obligasi
Mayberger (2014) berpendapat bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
signifikan negatif terhadap yield obligasi. Variabel ukuran perusahaan dapat berpengaruh
positif terhadap peringkat obligasi dan peringkat obligasi menurut Cheyahya, Abdulrahim dan
Mohdrashid (2016) adalah saling bertolak belakang dengan yield obligasi yaitu berpengaruh
signifikan negatif. Perusahaan dengan skala ukuran lebih besar memiliki akses lebih besar
untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh
pinjaman dari kreditor pun akan lebih mudah dikarenakan perusahaan dengan ukuran besar
memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam
industri, sehingga ia dapat menawarkan obligasi dengan yield yang lebih rendah.
H1: Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan positif terhadap yield obligasi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia.
H2: Tingkat inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap yield obligasi pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Malaysia.
H3: Peringkat obligasi berpengaruh signifikan negatif terhadap yield obligasi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia.
H4: Debt-to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan positif terhadap yield obligasi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia.
H5: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap yield obligasi pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dasar (basic, pure, fundamental, research ) dimana
tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoretis.
Penelitian ini berupa persoalan yang bersifat teoretis dan tidak mempunyai hubungan secara
langsung dengan penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu (Indriantoro & Supomo,
2009).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian historis ( historical
research) dan kausal komparatif (causal comparative research ). Penelitian historis
merupakan penelitian terhadap data-data perusahaan di periode sebelumnya. Sedangkan
6

penelitian kausal merupakan penelitian terhadap hubungan sebab akibat antara tingkat suku
bunga, tingkat inflasi, peringkat obligasi, debt-to-equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan
terhadap yield obligasi korporasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia.
Populasi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia yang mana menerbitkan obligasi. Objek
penelitian meliputi laporan keuangan perusahaan tahunan ( annual financing report) pada
tahun 2010 sampai tahun 2015. Data sekunder lainnya yang dibutuhkan, yaitu data tingkat
suku bunga Bank Negara Malaysia dan inflasi selama enam tahun berturut-turut dimulai tahun
2010 hingga tahun 2015 yang didapatkan melalui Bank Negara Malaysia, serta data peringkat
obligasi perusahaan yang diperingkat selama enam tahun di lembaga pemeringkat Big Three,
yaitu Standard & Poor’s, Moody’s dan Fitch Rating. Horison waktu dalam penelitian ini
adalah studi cross-sectional, yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa
subjek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu dan studi time series yang lebih ditekankan
pada data penelitian berupa rentetan waktu (Indriantoro & Supomo, 2009). Metode pemilihan
sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel
secara tidak acak, dimana informasi yang ingin didapatkan oleh peneliti adalah berdasarkan
pertimbangan tertentu. (Indriantoro & Supomo, 2009).
Variabel Dependen
Yield obligasi (YIELD ) merupakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh
investor ketika obligasi disimpan hingga masa jatuh tempo. Yield obligasi yang digunakan
adalah yield penutupan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia pada periode tahun
2010 sampai dengan tahun 2015.

Keterangan:
YIELD
= Yield Obligasi
C
= Coupon / Kupon
F
= Face Value / Harga Pasar Obligasi
P¬bond
= Price / Harga Pasar Obligasi
N
= Sisa Waktu Jatuh Tempo
Sumber: Gitman & Zutter (2011).
Variabel Independen
1.
Tingkat Suku Bunga (RATE), merupakan tingkat suku bunga Bank Negara Malaysia
yang berjangka waktu 30 hari.
2.
Tingkat Inflasi (INF), merupakan persentase tingkat inflasi selama 30 hari.
3.
Peringkat Obligasi (RATING), merupakan pernyataan dalam bentuk simbol mengenai
keadaan perusahaan penerbit obligasi sesuai dengan hasil peringkat yang dikeluarkan
oleh Standard & Poor’s, Moody’s dan Fitch Rating. Peringkat obligasi dinyatakan
dalam angka dimulai dari 1 hingga 7, dengan nomor 7 sebagai peringkat yang terbaik.
4.
Debt-to-Equity Ratio (DER) = merupakan perbandingan antara total utang dengan total
ekuitas perusahaan.

Sumber: Gitman & Zutter (2011).

7

Speculative Grade

Investment
Grade

Gambar 1
Indikator Penomoran Peringkat Obligasi S&P dan Moody’s
S&P
MOODY'S
Kriteria Penilaian
AAA
Aaa
7
AA+, AA, AAAa1, Aa2, Aa3
A+, A, AA1, A2, A3
6
BBB+, BBB, BBB- Baa1, Baa2, Baa3
5
BB+, BB, BBBa1, Ba2, Ba3
4
B+, B, BB1, B2, B3
3
CCC+, CCC, CCC- Caa1, Caa2, Caa3
2
CC
Ca
C
C
1
D/SD
Sumber: Dhar (2016).
5.

Ukuran Perusahaan (SIZE), merupakan jumlah keseluruhan nilai kekayaan ( total asset)
yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
SIZE=Ln(Total Aktiva)
Sumber: Mayberger (2014).

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode
regresi berganda (multiple regressions ). Metode ini digunakan untuk menguji pengaruh satu
variabel terikat atau dependent variable terhadap variabel bebas lebih dari satu variabel
(Indriantoro & Supomo, 2009). Data yang berhasil dikumpulkan akan diproses dengan
menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS (Statistical Package for the Social Science )
versi 22 untuk memberikan gambaran hubungan yang jelas antar variabel independen
terhadap variabel dependen.
Analisis Dan Pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data-data
tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan pada periode 2010 hingga 2015 yang
terdaftar di Bursa Malaysia dan diperingkat secara 6 tahun berturut-turut di pemeringkat Big
Three yaitu SNP, Moody’s dan Fitch Rating. Jumlah sampel di Bursa Malaysia yang
memenuhi kriteria adalah sebanyak 114 data observasi.
Tabel 1
Jumlah Perusahaan Indonesia yang Dijadikan Sebagai Sampel
Keterangan
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia 2010-2015 dan
28 perusahaan
diperingkat oleh Big Three
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
9 perusahaan
Perusahaan yang dijadikan sampel
19 perusahaan
Total sampel selama periode 6 tahun
114 sampel
Total sampel outlier
19 sampel
Total sampel setelah outlier
95 sampel
Sumber: Data sekunder diolah (2016).

8

Uji Deskriptif
Tabel 2
Hasil Statistik Deskriptif Model Regresi
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
YIELD
95
0,0166
0,0818
0,0406
0,0152
RATE
95
4,5900
5,0000
4,7406
0,1634
INF
95
1,7000
3,2000
2,3158
0,6061
RATING
95
5,0000
7,0000
5,4316
0,5771
DER
95
0,0521
2,1439
0,7677
0,5174
SIZE
95
22,6849
27,1066
24,2662
1,0668
Sumber: Data sekunder yang diolah (2016).
Uji Outlier
Pada 114 data observasi yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sampel
penelitian, ditemukan 19 data yang memiliki nilai SDR >1,98 dan