EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAK (1)

SKRIPSI

Oleh: SELLY DIAH AYU ALAMI

X 3307033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DILENGKAPI PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh : SELLY DIAH AYU ALAMI

X 3307033

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

commit to user

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Haryono, M.Pd.

......................

Sekretaris : Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. ....................... Anggota I

: Dra. Hj. Bakti Mulyani, M.Si.

.......................

Anggota II : Budi Utami, S.Pd., M.Pd. .......................

Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

commit to user

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Selly Diah Ayu Alami NIM : X3307033

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DILENGKAPI PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN AJARAN

2011/2012” adalah benar-benar karya sendiri. Hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Surakarta, Februari 2012

SELLY DIAH AYU ALAMI X3307033

commit to user

Selly Diah Ayu Alami. X3307033. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

KIMIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DILENGKAPI PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1

KARANGANOM TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga pada materi pokok struktur atom pada siswa kelas X SMA N 1 Karanganom.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Randomized Control Group Pretest Postest Design . Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanganom tahun ajaran 2011/ 2012. Sampel diambil dengan teknik Cluster Random Sampling sejumlah 2 kelas. Kelas kontrol dikenai metode pembelajaran yang diterapkan disekolah yaitu metode ceramah dan kelas eksperimen dikenai metode Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes dan nontes (angket). Teknik tes untuk prestasi kognitif, sedangkan teknik nontes (angket) untuk prestasi afektif. Analisa data menggunakan uji t- pihak kanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran yang biasa dipakai disekolah yaitu metode ceramah. Hal ini terlihat dari rata-rata selisih prestasi kognitif sebesar 35.75 untuk kelas eksperimen dan 29.08 untuk kelas kontrol. Dimana hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif diperoleh t hitung = 2,777> t tabel = 1,66 dan untuk prestasi belajar afektif diperoleh t hitung = 1,925 > t tabel = 1,66.

Kata Kunci: Efektivitas, Teams Games Tournament (TGT), Ular Tangga, Prestasi Belajar, Struktur Atom

commit to user

Selly Diah Ayu Alami. X3307033. THE EFFECTIVENESS OF CHEMICAL

LEARNING USED LEARNING METHODS IN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) IS COMPLETED WITH SNAKE LADDER GAME ON SUBJECT MATTER ON ATOMIC STRUCTURE BY STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT AT FIRST GRADE IN SMA N 1

KARANGANOM ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Januari 2012.

The aim of this study was to know the effectiveness of learning chemistry used learning methods Teams Games Tournament (TGT) is completed with snake ladder game on the subject matter on the atomic structure of class X SMA N 1 Karanganom.

This research used experimental methods to the design Randomized Control Group Pretest - Postest Design . The population of research was all of the tenth grade students of SMA Negeri 1 Karanganom academic year 2011/2012. The sample was taken by Cluster Random Sampling technique, in 2 classes. The first control class was treated teaching methods are employed in schools of class lectures and experimental methods are methods Teams Games Tournament (TGT) is completed with a snake ladder game. Test technique for cognitive achievement, while non-test technique (questionnaire) for affective achievement. Mechanical tests for cognitive performance, whereas nontes technique (questionnaire) for affective achievement. The technique of analizing data were used t-test right side.

The results showed that learning methods Teams Games Tournament (TGT) is completed with a snake ladder game is more effective than the methods commonly used in school learning the lecture method. It shown with the average of cognitive achievement differences are 35.75 for experiment class and 29.08 for control class. Where the t-test results on the right for cognitive learning achievement gained t hitung = 2.777> t table = 1.66 and for affective learning achievements obtained t hitung = 1.925> t table = 1.66.

Keywords: Effectivity, Teams Games Tournament (TGT), Snake Ladder Game, Student’s Achievement, Atomic Structure

commit to user

“ Bismillahirrohmaanirrohiim “ (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

(QS. Al Fatihah: 1)

” Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mer eka sendiri”

( QS.Ar. Ra’du: 11)

“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.” (Abu Bakar Sibli)

“Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa

depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan” (Frederick E. Crane)

” Hidup adalah perjuangan, dan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan dan kesaba ran”

(Penulis)

commit to user

Karya ini kupersembahkan untuk:

 Ayah dan Ibuku tercinta  Adik – adik ku tersayang, ”Drajad n Daud”  Nenek Q tersayang, Alm. Maria Sumiati  Keluarga Besar Prof. Drs. Anton Sukarno, M.Pd.  Sahabat-sahabatku (Okty, Fio, Devi, Yaya, Erni

& Eni)

 Teman-teman P. Kimia 2007  Almamaterku

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Dilengkapi Permainan Ular Tangga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Pokok Struktur Atom Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Karanganom Tahun Ajaran 2011/2012 ”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana (S1) di Program Kimia Jurusan P. MIPA, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penelitian skripsi

ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program P. Kimia FKIP UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program P.Kimia FKIP UNS yang telah membimbing penulis selama ini.

5. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Budi Utami, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd, M.Si, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi semangat dan bimbingannya bagi penulis selama ini.

commit to user

yang telah memberi semangat dan bimbingannya bagi penulis selama ini.

9. Drs. H.Sukarno, M.M, selaku Kepala SMA N 1 Karanganom yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

10. Wardoyo, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMA N 1 Karanganom yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

11. Dra. Elisa Mojowarni Suprapto, selaku guru bidang studi kimia SMA N 1 Karanganom yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.

12. Siswa-siswi kelas XC dan XD SMA N 1 Karanganom yang telah memberikan respon yang baik dalam pembelajaran.

13. Orangtua dan adik tercinta yang telah memberikan motivasi, pengorbanan, dan do’a restu yang tulus.

14. Keluarga besar Prof. Drs. Anton Sukarno, M.Pd. yang telah memberikan support untuk saya.

15. Sahabatku Okty, Erni, Yaya, Fiona, Eni dan Devinta yang telah memberi dukungan, do’a, dan bantuannya selama ini, serta teman - teman Pend. Kimia

2007 yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Demikian skripsi ini disusun, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ini. Demi sempurnanya karya ini, maka segala keterbatasan dan kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, ide, dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Februari 2012

Penulis

commit to user

Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

HALAMAN PENGAJUAN ..............................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................

iv

PERNYATAAN ................................................................................

v HALAMAN ABSTRAK …………………………………………... vi

HALAMAN MOTTO ………………………………………………

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………................

ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………...

x DAFTAR ISI ……………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………..

xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..

xviii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………...

A. Latar Belakang Masalah ……………………………...

B. Identifikasi Masalah ………………………………......

C. Pembatasan Masalah ………………………………….

D. Perumusan Masalah …………………………………..

E. Tujuan Penelitian ……………………………………..

F. Manfaat Penelitian ……………………………………

BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………..

A. Tinjauan pustaka ……………………………………...

1. Efektivitas ………………………………………….

2. Belajar ……………………………………………...

3. Pembelajaran Kimia ……………………………......

4. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ……………………………………………..

13

15

commit to user

6. Prestasi Belajar …………………………………….

7. Materi Struktur Atom ………………………………

B. Penelitian yang Relevan ………………………………

C. Kerangka Berpikir …………………………………….

D. Hipotesis ……………………………………………...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………...

1. Tempat Penelitian .....................................................

2. Waktu Penelitian .......................................................

B. Metode Penelitian …………………………………….

1. Variabel Penelitian …………………………………

2. Prosedur Penelitian ………………………………...

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...................

1. Populasi Penelitian …………………………………

2. Sampel Penelitian ………….………………………

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................

E. Instrumen Penelitian ………………………………….

1. Instrumen Penilaian Kognitif .....................................

a. Taraf Kesukaran Suatu Item ................................

b. Taraf Pembeda Suatu Item ...................................

c. Validitas Instrumen Penelitian .............................

d. Reliabilitas Instrumen Penelitian .........................

2. Instrumen Penilaian Afektif .......................................

1) Uji Validitas ....................................................

2) Uji Reliabilitas .................................................

F. Teknis Analisis Data .....................................................

1. Uji Prasyarat .............................................................

a. Uji Normalitas ......................................................

b. Uji Homogenitas ..................................................

2. Uji Hipotesis .............................................................

41

41

41

41

41

42

42

43

43

43

43

43

44

44

45

46

47

47

48

50

50

51

51

51

53

commit to user

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….

A. Deskripsi Data ………………………………………...

1. Perbandingan Selisih Nilai (Pretest – Posttest) Kognitif Siswa Kelas Eksperimen da n Kontrol …...

2. Perbandingan Nilai (Posttest) Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol …………………………...

B. Pengujian Prasyarat Analisis …………………………

1. Uji Normalitas ……………………………………...

2. Uji Homogenitas …………………………………...

C. Hasil Pengujian Hipotesis …………………………….

1. Uji t-Pihak Kanan Selisih Nilai (Pretest – Posttest) Kognitif …………………………………………....

2. Uji t-Pihak Kanan Nilai Afektif ……………………

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ……………………..

1. Situasi Kegiatan Belajar Mengajar ...........................

2. Penilaian Kognitif ………………………………….

3. Penilaian Afektif …………………………………...

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………

A. Kesimpulan …………………………………...............

B. Implikasi ……………………………………………...

C. Saran ………………………………………………….

65 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 67

LAMPIRAN ………………………………………………………...

80

commit to user

Halaman Tabel 1.

Tabel Sifat – Sifat Partikel Sub Atom ………………….

24 Tabel 2.

Tabel Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen …………...

33 Tabel 3.

Tabel M assa Beberapa Isotop (dalam sma) …………….

34 Tabel 4.

Tabel Desain Penelitian ………………………………...

41 Tabel 5.

Tabel Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Instrumen Try Out Kognitif …………………………….

45

Tabel 6. Tabel Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Instru men Try Out Kognitif …………………………….

46 Tabel 7.

Tabel Rangkuman Uji Validitas Soal Instrumen Try Out Kognitif …………………………………………………

46 Tabel 8.

Tabel Rangkuman Uji Reabilitas Soal Instrumen Try Out Kognitif ……….……………………………………

47 Tabel 9.

Tabel Skor Penilaia n Afektif …………………………...

48

Tabel 10. Tabel Rangkuman Uji Validitas Butir Soal Instrumen

Try Out Afektif …………………………………………

49

Tabel 11. Tabel Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Try Out

Afektif ……..……………………………………………

50

Tabel 12. Tabel Rangkuman Data Rerata Nilai Prestasi Belajar

Kognitif dan Prestasi Belajar Afektif …………………..

54

Tabel 13. Tabel Distribusi Frekuensi Perbandingan Selisih Nilai

(Pretest – Posttest) Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………………………

55

Tabel 14. Tabel Distribusi Frekuensi Perbandingan Nilai

(Posttest) Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………………………………….

56

Tabel 15. Tabel Rangkuman Hasil Uji Normalitas Aspek Kognitif

dan Afektif ……………………………………………...

57

Tabel 16. Tabel Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Aspek

Kognitif dan Afektif ……….……...

58

commit to user

Posttest) Kognitif ……………………………………….

58

Tabel 18. Tabel Hasil Uji t-Pihak Kanan Nilai (Posttest) Afektif ...

58

commit to user

Halaman

Gambar 1. Siklus Pembelajaran Kimia …………………………

14

Gambar 2. Bagan Penempatan Siswa dalam Meja Turnamen

untuk Tim ……………………………………………

18

Gambar 3. John Dalton dan Model Atomnya …………………...

22

Gambar 4. JJ Thomson dan Model Atomnya ……...……………

24

Gambar 5. Ern est Rutherford dan Model Atomnya ……………..

25

Gambar 6. Niels Bohr dan Model Atomnya …………………….

26

Gambar 7. Model Atom Mekanika Gelombang ………………...

27

Gambar 8. Tabung Sinar Katoda ………………………………..

29

Gambar 9. Tabung Sinar Terusan ……………………………….

30

Gambar 10. Susunan Atom ……………………………………….

31

Gambar 11. Histogram Perbandingan Selisih Nilai (Pretest –

Posttest) Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………………………………………………

55

Gambar 12. Histogram Perbandingan Nilai (Posttest) Afektif

Siswa Kelas Eksp erimen dan Kelas Kontrol ...………

56

commit to user

Halaman Lampiran 1.

Silabus …………………………………………………. 72 Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………

75 Lampiran 3.

Kisi- kisi Instrumen Aspek Kognitif ………………. 101 Lampiran 4.

Instrumen Try Out Aspek Kognitif ……………….. 104 Lampran 5.

Kunci Jawaban Instrumen Try Out Aspek Kognitif.. 111 Lampiran 6.

Lembar Jawab Instrumen Try Out Aspek Kognitif .. 112 Lampiran 7.

Instrument Pretest/ Posttest Aspek Kognitif ……… 113 Lampiran 8.

Kunci Jawaban Instrumen Pretest/ Posttest Aspek Kognitif …………………………………………....

120

Lampiran 9. Lembar Jawab Instrumen Pretest/ Posttest Aspek Kognitif ……………………………………….…...

121

Lampiran 10. Indikator Angket Afektif ..........................................

122

Lampiran 11. Angket Penilaian Aspek Afektif .............................

123

Lampiran 12. Penskoran Aspek Afektif .........................................

125

Lampiran 13. Angket Penilaian Afektif (Posttest) .........................

127

Lampiran 14. Uji Validitas Aspek Kogniitif ..................................

129

Lampiran 15. Uji Validitas Aspek Afektif .....................................

133

Lampiran 16. Data Induk Penelitian ...............................................

136

Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Data Kognitif ..........................

137

Lampiran 18. Distribusi Frekuensi Data Afektif ............................

139

Lampiran 19. Uji Normalitas Aspek Kognitif ................................

141

Lampiran 20. Uji Normalitas Aspek Afektif ..................................

149

Lampiran 21. Uji Homogenitas Aspek Kognitif dan Afektif .........

152

Lampiran 22. Uji t-Pihak Kanan Aspek Kognitif ...........................

156

Lampiran 23. Uji t-Pihak Kanan Aspek Afektif .............................

157

commit to user

Lampiran 25. Daftar Nama Kelompok Eksperimen .......................

159

Lampiran 26. Uji t- matching Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan

Kontrol ..................................................................... 160

Lampiran 27. Instrumen Penilaian Permainan Ular Tangga I ........

161

Lampiran 28. Pertanyaan Permainan Ular Tangga I ......................

163

Lampiran 29. Instrumen Penilaian Permainan Ular Tangga II .......

168

Lampiran 30. Pertanyaan Permainan Ular Tangga II .....................

170

Lampiran 31. Kunci Jawaban Permainan Ular Tangga ..................

177

Lampiran 32. Instrumen Penilaian Kartu Kesempatan I ................

178

Lampiran 33. Instrumen Kartu Kesempatan I ................................

180

Lampiran 34. Instrumen Penilaian Kartu Kesempatan II ...............

183

Lampiran 35. Instrumen Kartu Kesempatan II ...............................

184

Lampiran 36. Kunci Jawaban Kartu Kesempatan ..........................

186

Lampiran 37. Aturan Permainan Ular Tangga ...............................

187

Lampiran 38. Skema Ular Tangga ..................................................

189

Lampiran 39. Hasil Data Perolehan Skor Permainan Ular Tangga.

190

Lampiran 40. Penghargaan Kelompok ...........................................

192

Lampiran 41. Dokumentasi Penelitian ...........................................

193

commit to user 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang berperan dalam melaksanakan pembangunan disegala sektor, baik di sektor industri, perdagangan maupun di sektor pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sektor, maka perlunya peranan pendidikan, yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai sejak berabad-abad silam, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan terdahulu (Herlina, Yuke Indrati, 2010 : 1).

Menurut Yuli Kwartolo (2007: 66) salah satu komponen yang paling penting dalam suatu sistem pendidikan adalah adanya sebuah kurikulum, karena melalui kurikulumlah peserta didik diantar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, segenap potensinya dikembangkan seoptimal mungkin melalui proses pembelajaran. Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, dimulai dengan kurikulum pendidikan yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1976, kurikulum 1984 yang disebut juga kurikulum 1976 yang disempurnakan, kurikulum tahun 1994 yang disebut Program kegiatan Belajar 1994, kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP hingga sekarang. KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mengacu pada standar nasional pendidikan terutama standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berupa penguasaan siswa terhadap seperangkat kompetensi tertentu (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang digunakan) dalam berbagai bidang kehidupan.

commit to user

perubahan paradigma dalam pembelajaran dan persekolahan, karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan konsep, metode dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga pola pikir, filosofis, komitmen guru, sekolah dan pihak yang terkait dalam pendidikan. Pada kegiatan pembelajaran KTSP ini adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, kontekstual, menantang dan menyenangkan, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Dalam KTSP guru ditempatkan sebagai fasilitator dan mediator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Perhatian utama pada siswa yang belajar, bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa paradigma baru pendidikan yang diantaranya dengan mulai diberlakukannya KTSP ini, menuntut partisipasi yang tinggi dari siswa dalam kegiatan pembelajaran (Herlina, Yuke Indrati, 2010 : 2).

SMAN 1 Karanganom merupakan salah satu lembaga pendidikan yang formal di daerah Klaten. Di SMAN 1 Karanganom mulai menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kurang lebih tiga tahun yang lalu. Meskipun di SMA ini sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetapi masih banyak kendala yang dihadapi. Salah satu di antara masalah yang adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar kimia khususnya pada materi pokok Struktur Atom. Materi pokok struktur atom adalah salah satu materi pokok yang terdapat pada pelajaran kimia SMA kelas X semester 1. Materi pokok ini membahas tentang perkembangan teori atom, struktur atom, jumlah proton, jumlah elektron, jumlah neutron, nomor atom, nomor massa, isotop, isobar, isoton, dan massa atom relatif. Materi Struktur Atom ini berkesinambungan dengan materi selanjutnya sehingga pemahaman materi ini sangat penting. Rendahnya pretasi belajar siswa ini dapat dilihat pada prestasi akademik siswa tahun pelajaran 2010/2011 pada materi pokok Struktur Atom dimana lebih dari 65% nilai siswa kurang dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 70 (<70).

commit to user

didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Selain itu masih banyak siswa yang mengalami ketegangan dalam mengikuti pelajaran kimia. Sehingga pendidikan ini kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran khusunya kimia, untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan cooperative learning. Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.

Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal (Slavin, 2008 : 3-4).

Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang diharapkan siswa mampu memahami materi struktur atom serta hal yang terkait dengan itu dengan sistem belajar sambil bermain. Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul “The Effects of Teams- Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Student” mengungkapkan bahwa “The TGT technique is more effective than the lecture method with regard to economics student achievement and student retention of economics content”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknik Teams Games Tournament (TGT) lebih efektif bila dibandingkan

commit to user

Tournament (TGT), aktivitas belajar dengan perlombaan atau pertandingan yang dirancang memungkinkan siswa untuk dapat lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat serta keterlibatan belajar. Selain itu, pentingnya penerapan metode pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah karena juga mempunyai manfaat yang bersar terhadap pembelajaran, baik dari segi proses, minat atau hasil belajar yang dicapai. Kelebihan dari metode Teams Games Tournament (TGT) sendiri yaitu dalam pembelajaran keterlibatan siswa akan lebih tinggi sehingga siswa akan menjadi bersemangat dalam belajar. Pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi juga melalui konstruksi sendiri oleh siswa. Selain itu dapat menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri siswa, seperti kerjasama, toleransi, tanggung jawab, serta bisa menerima pendapat orang lain serta melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan atau idenya (http://www.ingealitalya.co.cc).

Menurut Steve Parsons (Robert E. Slavin, 2008: 167) metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu teknik terbaik yang pernah digunakannya untuk mengajar. Metode ini memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang konstruktif/ positif. Dengan metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar menggunakan permainan yang menarik dan menyenangkan ini dan siswa diharapkan tidak akan megalami ketegangan dalam mengikuti pelajaran kimia. Penelitian ini menggunakan permainan ular tangga yang dirancang untuk proses pembelajaran kimia pada materi struktur atom.

Permainan dalam metode Teams Games Tournament (TGT) didesain untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan yang relevan dengan materi dan latihan soal. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Educational Games in Higher Education: a case study in teaching recursive algorithms” oleh Eleni Rossiou and Spyros Papadakis, University of Macedonia and The Hellenic Open University menyebutkan bahwa ular tangga merupakan salah satu contoh permainan

commit to user

dilengkapi dengan permainan ular tangga dimana dalam permainannya akan menekankan kerjasama kelompok dalam mencapai finish, keaktifan siswa dalam mencari jawaban sendiri dengan cepat sehingga diperlukan pengetahuan yang cukup sebelum bermain, suasana pertandingan cenderung lebih menyenangkan karena dalam bermain ular tangga anak tidak selalu dituntut untuk berpikir keras, motivasi siswa akan lebih besar karena untuk mencapai finish dapat diperoleh dengan keberuntungan mengocok dadu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Efektivitas Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Dilengkapi Permainan Ular Tangga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Struktur Atom Kelas

X Semester I SMA N 1 Karanganom Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pada materi sttruktur atom sebagai berikut : 1. Adanya prestasi belajar yang rendah dalam pelajaran kimia karena metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan selama ini kurang variatif.

2. Banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran karena metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat teacher centered.

3. Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) belum banyak digunakan di SMA khususnya di SMA N 1 Karanganom.

4. Media pembelajaran ular tangga belum banyak digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya materi pokok struktur atom di SMA N 1 Karanganom.

5. Metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga belum banyak digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya untuk materi pokok seperti struktur atom.

commit to user

Penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan pasti, sehingga perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka pengkajian dan pembatasan masalah dititikberatkan pada :

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XC dan XD SMA N 1 Karanganom Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

3. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah powerpoint dan ular tangga.

4. Materi Pelajaran Materi pelajaran dibatasi pada materi pokok struktur atom.

5. Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam penelitian ini ditinjau prestasi belajar kognitif dan prestasi belajar afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga efektif diterapkan pada materi pokok struktur atom kelas X semester I SMA N 1 Karanganom Tahun Ajaran 2011/2012”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui efekivitas pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga

commit to user

Tahun Ajaran 2011/2012”.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat secara teoritis Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan, khususnya tentang teori pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga pada materi struktur atom.

2. Manfaat secara praktis a. Memberikan bahan pertimbangan kepada guru dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran.

b. Menambah wawasan pada guru dalam menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga dalam proses belajar mengajar. c. Sebagai bahan pemikiran bagi pendidik bahwa perlu adanya inovasi model dan media pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

commit to user

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Efektivitas

Menurut Margono (1995: 3) “efektif berarti semua potensi yang dapat

dimanfaatkan dan semua tujuan dapat dicapai. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001: 1), efektif menunjuk pada sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapai suatu tujuan. Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa efektif adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan, sehingga efektivitas pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kesanggupan yang menimbulkan perubahan – perubahan yang diinginkan pada diri siswa. Pengajaran dikatakan efektif apabila pengajaran itu dapat memberikan pengetahuan otentik pada para siswa, suatu pengetahuan yang tahan lama dan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin mendekati tujuan yang telah ditetapkan menunjukkan semakin tinggi tingkat efektivitasnya.

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini dapat diukur menggunakan pendekatan eksperimen dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dua kelompok yang dibandingkan ini harus dalam kondisi yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Dengan memperhatikan perbedaan hasil belajar maka dapat diketahui efektivitas perlakuan tersebut. Perlakuan akan dikatakan efektif bila hasil kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pengajaran dengan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dilengkapi permainan ular tangga sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa metode ceramah dilengkapi media powerpoint.

commit to user

Dalam perkembangan hidup manusia ada dua sebab yang menjadikan manusia mengalami peningkatan kemampuan yakni peningkatan kemampuan karena kematangan, dan peningkatan kemampuan karena belajar. Keduanya sering terjadi bersama – sama dalam kehidupan manusia. Perubahan yang disebabkan kematangan disebut pertumbuhan ( growth ), sedangkan perubahan karena belajar dikatakan sebagai perkembangan atau development (E.R. Hilgrad, 1962 dalam Mulyati 2007 : 2).

Menurut pendapat para ahli Psikologi modern berpendapat bahwa dalam proses belajar terjadi proses perubahan yang menuju kearah lebih baik. Dari tidak dapat menjadi dapat, dari tidak tahu menjadi tahu, sedangkan perubahan itu relatif permanen dalam arti tidak mudah hilang. Dan perubahan itu terjadi bukan semata

– mata karena kematangan atau pertumbuhan. Pengertian belajar yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan atau kontruksi kognitif dalam diri peserta didik yang dilakukan dengan jalan bekerja sama dengan peserta didik lain serta terlibat komunikasi dengan lingkungan belajar yang ada disekitar peserta didik.

Dari pengertian belajar diatas maka akan dalam bahasan ini akan membahas beberapa teori belajar yang relevan dengan masalah yang dibahas pada penelitian ini yaitu teori belajar kontruktivisme Jean Piaget, Vygotsky dan Ausubel.

a. Teori Belajar Kontruktivisme Jean Piaget Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan manusia adalah kontruksi (bentukan) manusia sendiri (Von Lasersfeld, 1987 dalam Paul Suparno, 1997: 18). Pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan yang dilakukan seseorang. Seseorang membentuk struktur kognitif meliputi skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan. Pola pembelajaran melalui pendekatan kontruktivisme merupakan salah satu pola pendekatan pembelajaran sains. Dengan pendekatan ini siswa diajak untuk aktif mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru yang dikaitkan dengan

commit to user

kegiatan pembelajaran merupakan inti dari pola pembelajaran dengan pendekatan kontrukstivisme.

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu

1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak

sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman - pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud,

2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif

dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan,

3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu - individu ke dalam bentuk kelompok - kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal,

4) mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget,

pertukaran gagasan - gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

(http://lunnablog-luna.blogspot.com) Berdasarkan ciri pembelajaran kontruktivisme dan perkembangan kognitif Piaget maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar kontruktivis dari Jean Piaget sesuai dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament ) karena dengan metode pembelajaran TGT ( Teams Games

commit to user

pengetahuan mereka sendiri.

b. Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky Tokoh konstruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting teori

Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antar a aspek “ internal ” dan “ eksternal ” dari pebelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pebelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing – masing individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas – tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu berada dalam “ zone of proximal development ” mereka. Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Teori Vygotsky yang lain adalah “ scaffolding “. Scaffolding adalah

memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap – tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.

Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu

1) Menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling

berinteraksi dan saling memunculkan strategi – strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing – masing zone of proximal development mereka

2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding .

(http://lunnablog-luna.blogspot.com) Vygotsky percaya bahwa kita dapat belajar dari orang lain baik yang seumur maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih

commit to user

Instruksi (pengajaran) formal dan informal yang diberikan oleh orang lain yang diberikan oleh orang lain yang lebih berpengalaman seperti orang tua, teman sebaya, nenek/ kakek atau gurulah yang merupakan sarana transisi utama pengetahuan tentang budaya tertentu. Bagi Vygotsky, seperti halnya bagi Piaget, pengetahuan melekat di dalam tindakan dan interaksi dengan lingkungan (budaya), tetapi berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan tentang pentingnya interaksi dengan wakil – wakil budaya yang masih hidup (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008: 26-27).

Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep – konsep dan pemecahan masalah.

c. Teori Belajar Bermakna Ausubel Ausubel berpendapat bahwa banyak dikalangan pendidik menyamakan

belajar penemuan dengan belajar hafalan, sebab mereka berpendapat bahwa belajar bermakna hanya terjadi bila peserta didik menemukan sendiri pengetahuan. Inti dari teori Ausubel tentang belajar bermakna adalah merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Menurut Ausubel dan Novak (1978) dalam Mulyati (2007: 77) ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :

1) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

2) Informasi yang telah tersubsumsi/ digolongkan peningkatan deferensial dari

penggolongan – penggolongan, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

3) Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif/ penggolongan

terhapus ( obliterate = menghapuskan), meninggalkan efek residual (sisa) pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal – hal yang mirip. Walaupun telah terjadi lupa.

commit to user

bermakna adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam satu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat – sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti yang timbul waktu masuknya informasi baru ke dalam struktur kognitif. Jika hal itu stabil, jelas, dan diatur dengan baik, maka arti yang sahih dan jelas akan timbul dan cenderung bertahan.

Prasyarat belajar bermakna diantaranya yaitu :

1) Materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial

2) Orang yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua faktor yaitu :

1) Pertama

a) Materi tersebut harus memiliki kebermaknaan logis

b) Gagasan – gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa Materi yang mempunyai kebermaknaan logis merupakan materi yang non

arbriter dan substantif. Materi non arbriter ialah materi yang ajeg (konsisten) dengan apa yang telah diketahui. Materi substantive artinya dapat dinyatakan dalam berbagai cara, tanpa merubah arti.

2) Kedua Tentang kebermaknaan potensial adalah bahwa dalam struktur kognitif

siswa harus ada gagasan yang diperhatikan tentang pengalaman mereka,tingkat perkembangan mereka, intelegensi dan usia. Jadi jika salah satu komponen (makna logis dan gagasan relevan) tidak ada, maka system belajar yang terjadi adalah secara hafalan.

Berdasarkan faktor kebermaknaan pada prasyarat belajar bermakna pembelajaran kontruktivisme dan perkembangan kognitif Ausubel maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar kontruktivis dari Ausubel sesuai dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament ) karena dengan metode pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament ) dan media

commit to user

(Mulyati, 2007: 76-78).

3. Pembelajaran Kimia

Ilmu kimia sebagai rumpun dari IPA merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energitika zat (Depdiknas, 2004: 1).

Konsep-konsep yang dipelajari dalam kimia diperoleh dari hasil-hasil eksperimen dan penalaran. Dalam penalaran kimia, semua konsep tersebut disusun dalam suatu urutan berjenjang yang sistematis dan saling berkaitan satu sama lain. Pembelajaran kimia tidak terlepas dari dua komponen pembelajaran yang saling berkaitan yaitu proses belajar dan proses mengajar.

Pembelajaran kimia merupakan suatu siklus yang terdiri atas tiga tahap, yaitu

a. perencanaan pelaksanaan pembelajaran kimia,

b. pelaksanaan proses pembelajaran kimia, dan

c. penilaian hasil pembelajaran/ belajar kimia. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: (Sukardjo dan Lis Permana Sari, 2007: 4)

Gambar 1. Siklus pembelajaran kimia

Standar kompetensi dalam mata pelajaran kimia dirumuskan atas dasar struktur ilmu kimia dan keterampilan-keterampilan proses sains. Selanjutnya

Perencanaan pelaksanaan

pembelajaran kimia

Pelaksanaan

proses pembelajaran

kimia

Penilaian hasil pembelajaran/

belajar kimia

Feedback

Feedback

commit to user

pembelajaran kimia adalah materi pelajaran atau bahan ajar yang harus dipelajari peserta didik sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar. Materi pembelajaran kimia dapat berupa fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum-hukum kimia (Sutiman dan Rohaeti, 2004: 40-41).

Materi pembelajaran kimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

materi struktur atom, dimana materi ini berupa teori – teori dari beberapa ilmuwan yang menguatkan tentang adanya atom. Selain itu juga berupa pemahaman konsep mengenai hal – hal yang berkaitan tentang atom.

4. Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling membantu untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. (Nurhadi, 2004: 112).

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok – kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing – masing (Robert E. Slavin, 2008: 4).

Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu :

a. Student Teams Achievement Division (STAD);

b. Teams Games Tournament (TGT);

c. Teams Assisted Individualization (TAI).

d. Coopertive Integrated Reading and Composition (CIRC);

commit to user

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

EFEKTIVITAS FISIOTERAPI DADA TERHADAP PENGELUARAN SEKRET PADA BRONKITIS KRONIS DI RUMAH SAKIT PARU BATU

22 163 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62