Perkembangan Teknologi Informasi Komunik (1)

UNIVERSITAS INDONESIA

Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi
dan Perubahan Sosial: Mediamorphosis Video Game Sepak Bola

Fachri Wahyudi
1406578893

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Depok
Juni 2016

A. Pembukaan
1. Latar Belakang
Di era millennium ini segala sesuatu dituntut harus serba cepat. Produktifitas
manusia menjadi faktor penting demi ketahanan dan perkembangan ekonomi
suatu negara. Akibatnya, seluruh aspek kehidupan manusia semakin hari semakin
berkembang dan mempengaruhi tren kebiasaan dan gaya hidup. Tidak hanya
orang dewasa, anak-anak dan remajapun demikian. Dari penatnya kehidupan yang
menuntut produktifitas itu berdampak pada tingkat stress yang berbanding lurus.

Oleh karena itu, muncullah kebutuhan akan rekreasi dan hiburan.
Salah satu sarana hiburan dan rekreasi adalah video game. Sebab permintaan
pasar yang menuntut adanya hiburan dan rekreasi tersebut munculnya industry
video game menjadi konsekuensi logis. Industry video game ini termasuk industry
yang memiliki perkembangan sangat pesat. Tidak hanya anak-anak dan remaja,
dalam perkembangannya video game juga dimainkan oleh orang dewasa. Bahkan
kini video game tidak hanya muncul sebagai pemuas hasrat manusia akan
kebutuhan hiburan saja, tetapi juga sudah merambah ke industry yang lebih luas
lagi. Kini video game dijadikan ladang pendapatan oleh orang-orang yang peka
dan kreatif. Dari menjadi professional gamers, programmer, desainer, game tester,
bahkan sampai posisi yang paling mustahil seperti game user bisa memperoleh
penghasilan.
Game yang paling populer, tak lekang oleh waktu dan selalu berkembang serta
tak pernah sepi peminat adalah game sepak bola. Salah satu faktor utama yang
menjadikan game sepak bola tak pernah using adalah segmen masyarakat sendiri.
Di hati masyarakat, sepak bola telah menjadi top of mind bagi permainan
olahraga. Selain itu olahraga sepak bola memang memiliki segmen pasar sendiri
dan memiliki penggemar yang pasti. Oleh karena itu, sejak ditemukannya video
game pascaperang dunia kedua, fitur game yang selalu dikembangkan salah
satunya adalah game sepak bola.


2. Landasan Teori
Teori yang saya gunakan adalah mediamorphosis. Mediamorphosis berarti
transformasi media komunikasi, biasanya disebabkan oleh kebutuhan interaksi
kompleks yang dirasakan, tekanan politik dan kompetitif, dan inovasi sosial dan
teknologi (Fidler, 1997). Evolusi dari sebuah media menunjukkan bahwa
kemunculan sebuah media baru bukan berarti akhir dari media lama yang
sebelumnya sudah ada. Media baru tidak muncul secara spontan dan independen.
2

Media baru akan muncul secara bertahap dari metamorfosis, yang didefinisikan
sebagai proses perkembangan biologis. Mengapa disebut biologis karena bentuk
yang baru tidak muncul begitu saja secara independen, namun muncul sebagai
evolusi dari bentuk yang sudah ada sebelumnya.
Mediamorphosis memiliki enam prinsip. Prinsip pertama adalah coevolution
dan coexistence, semua media komunikasi berkembang sebagai sebuah sistem
yang adaptif dan mempengaruhi semua bentuk media yang lain. Sebagai sebuah
bentuk baru yang muncul dan berkembang, hal ini juga mempengaruhi bentuk lain
yang juga berkembang di saat yang bersamaan. Prinsip kedua adalah
metamorphosis, media baru muncul sebagai bentuk metamorfosis dari media lama

yang

mana

sifatnya

mengadaptasi

kemudian

mengembangkan,

bukan

membinasakan media lama untuk hilang sama sekali kemudian muncul sebagai
sesuatu yang benar benar baru. Prinsip ketiga adalah penyebaran, media baru yang
muncul membawa dan menyebarkan sifat dominan dari media sebelumnya
melalui berbagai simbol komunikasi. Prinsip keempat survival, bagaimana media
berkembang untuk bertahan. Prinsip kelima peluang dan kebutuhan, bagaimana
teknologi bukanlah semata mata teknologi, tetapi juga meliputi aspek politik,

sosial dan ekonomi. Prinsip keenam adalah adopsi tertunda, bagaimana
sebenarnya media baru akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan
untuk menjadi sukses secara komersial .

B. Analisis Kasus
1. Mediamorphosis Konsol Game
Kelahiran industry video game bisa dikategorikan ke dalam industry yang baru
(Turow, 2011). Industry video game dimulai pada tahun ketika Thomas T. Goldsmith
Jr. dan Estle Ray Mann mendesain game sederhana untuk dimainkan di layar CRT
(Cathode Ray Tube). Game sederhana ini dipatenkan pada tanggal 14 Desember
1948. Tahun 1958 diciptakan game Tennis for Two pada osiloskop. Tahun 1972 dirilis
perangkat video game pertama untuk pasar rumahan, Magnavox Odyssey, yang
dihubungkan dengan televisi. Meski tidak sukses besar, perusahaan lain dengan
produk yang sama harus membayar lisensi. Pada perkembangannya Magnavox
Odyssey menjadi cikal bakal konsol game generasi selanjutnya. Perkembangan mulai
terasa sejak Atari meluncurkan Pong sebuah video game ping-pong pada 29
November 1972.
Di awal kelahirannya, kepopuleran video game mengalami kondisi pasang
surut di tengah perkembangannya yang sangat pesat. Kekalahan Magnavox Odyssey
3


atas Atari yang mengembangkan Pong untuk dimainkan di Sears, sejenis mesin dingdong, menyebabkan Magnavox Odyssey sepi peminat dan mengikuti jejak Atari
dengan memproduksi mesin ding dong bernama Odyssey 100, yang khusus
menyajikan game Pong.
Pada tahun 1976, muncul Fairchild yang mencoba menghidupkan kembali
dunia video game dengan menciptakan VES (Video Entertainment System). VES
adalah mesin pertama yang disebut ”konsol”. Konsol ini menggunakan kaset
magnetik yang disebut Cartridge. Konsep ini kemudian diikuti oleh beberapa
produsen lain, termasuk Atari dan Magnavox yang sebelumnya mengembangkan
game yang dimainkan di mesin ding-dong yang berukuran besar dan tidak praktis.
Namun sayangnya pada tahun berikutnya dunia konsol yang dipopulerkan oleh
Fairchild menjadi tidak populer karena game-game yang ada tidak berhasil menarik
minat. Fairchild mengalami kebangkrutan, tetapi Atari dan Magnavox masih
konsisten bertahan di industry video game dan bersaing satu sama lain.
Persaingan keduanya makin terbukti ketika Magnavox menciptakan versi baru
yang memiliki teknologi lebih canggih dari konsol sebelumnya yang dinamakan
Magnavox Odyssea 2.0. Tidak lama setelah Magnavox menciptakan Magnavox
Odyssea 2.0, Atari membuktikan konsistensinya dengan menciptakan konsol
legendaris Atari 2600, yang terkenal dengan game “Space Invaders” di akhir dekade
1970-an. Sejak ledakan pasar video game buatan Atari 2600 berbagai produsen konsol

muncul dan mengadaptasi model yang sama dengan Atari 2600 di awal dekade 1980an mengakibatkan pasar video game kembali menurun dan mendapat sambutan
dingin. Hal ini disebabkan karena perkembangan PC yang menyebabkan masyarakat
membeli PC dengan alasan bisa digunakan untuk bekerja selain bermain game.
Industry video game kembali mendapatkan angin segar ketika sebuah
perusahaan asal Jepang bernama Famicom merilis konsol ciptaannya bernama
Nintendo. Famicom menjadi populer dengan sebutan NES sejak ekspansi pasar
mereka merambah ke Amerika. Nintendo memiliki chip pengaman pada cartridge
game mereka, dengan demikian seluruh game yang akan dirilis harus memiliki izin
dari developer Nintendo. Nintendo muncul dengan sebuah game bernama Super
Mario Brothers, yang sering disingkat dan populer dengan sebutan Super Mario Bros,
yang menjadi angin segar di tengah sepinya peminat game konsol. Sontak, Famicom
dengan Nintendonya menyingkirkan Magnavox dan Atari dan merajai pasar video
game sejak tahun 1983.

4

Berkuasanya Famicom dengan NES mengundang perusahaan game lainnya
untuk bersaing. Pada tahun 1988, sebuah perusahaan yang tidak masuk dalam
persaingan Magnavox dan Atari yaitu Sega yang berdiri sejak 1960 baru merilis
konsol next-generation mereka, Sega Mega Drive, yang juga dikenal dengan Sega

Genesis, dengan mengambil Sonic The Hedgehog sebagai ikon game yang mencoba
mengalahkan Mario Bros. Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan
animasi yang lebih halus dibanding NES sehingga berhasil memberi tekanan. Di awal
dekade terakhir abad kedua puluh persaingan mereka semakin memanas ketika
Nintendo menggebrak pasar dominan Sega Mega Drive dengan konsol generasi
barunya yang diberi nama Super Nintendo Entertainment System (SNES). Walaupun
sega memberikan perlawanan yang berarti dengan inovasi dari segi grafis dan
prosesor serta game yang dimainkan, tetapi akhirnya Nintendo tetap bertahan dengan
angka penjualan tinggi dengan SNESnya yang juga melakukan inovasi tandingan
yang selalu lebih diminati oleh penikmat game saat itu.
Era sega dan Nintendo dengan game berbasis cartridge mereka berjaya di awal
hingga pertengahan 1990-an. Panasonic pernah masuk ke pasar persaingan mereka
dengan menandingi ketika diluncurkannya konsol game pertama yang menggunakan
kaset bernama Panasonic 3DO, tetapi sayangnya harga yang membumbung tinggi
membuat 3DO sepi peminat. Usaha menguasai kembali pasar game juga dilakukan
oleh Atari ketika mereka meluncurkan konsol game yang memiliki tingkat kualitas
grafis yang jauh lebih baik dari SNES dan sega, konsol ini diberi nama Atari Jaguar.
Namun, lagi-lagi usaha itu gagal karena penggunaan Atari Jaguar yang cukup sulit.
Belajar dari kesalahan Panasonic, era baru justru bisa direbut oleh Sony ketika
mereka hadir di pasar persaingan dengan membawa konsol game berbasis kaset CD

bernama PlayStation. PS berhasil menjadi raja di tengah persaingan SNES dan Sega.
Masyarakat menyambut hangat kehadiran Sony dengan PlayStation, terbukti dari hasil
penjualan PS yang mencapai angka ratusan juta unit sehingga sekarang. SNES dan
Sega sadar akan ketertinggalannya sehingga inovasi terus mereka lakukan. Begitupun
PS telah memenangkan hati masyarakat dan membuat era baru bermain game. Masuk
ke abad millennium, Sony makin menggila dengan diluncurkannya PS2 yang sudah
berbasis DVD. Hal ini membuat Sega gulung tikar dan mundur dari persaingan pasar
konsol game. Nintendo masih berusaha bertahan dengan inovasinya hingga
dikeluarkannya GameCube yang lagi lagi menjadi produk gagal dan belum bisa
mengalahkan popularitas PS. Begitu pula Microsoft, mereka mencoba menggebrak
5

pasar dengan menghadirkan Xbox, sebuah konsol yang memiliki kualitas gambar
yang tajam. Semua usaha tersebut masih belum bisa menggeser tahta Sony di industry
game hingga diluncurkannya PS3.
Teknologi HD-DVD ditemukan dan mulai dipakai oleh Microsoft dalam
konsolnya, Xbox 360 yang jelas jauh lebih mutakhir dibandingkan teknologi Blu-Ray
wacana PS3 yang terlambat dipasarkan. Melihat peluang, Nintendo mengeluarkan
teknologi Motion Sensitive pada controller game generasi mereka yang diberi nama
Nintendo Wii. Keterlambatan masuk ke pasar dan harga yang lebih mahal dari Wii

dan Xbox 360 membuat PS3 kalah di pasaran. Hingga diluncurkannya game yang
terintegrasi internet baru-baru ini, Sony dengan PS4 miliknya masih bersaing dengan
Xbox One milik Microsoft. Hal menarik terjadi ketika banyak penikmat game yang
terpuaskan dengan hadirnya Xbox360 berbalik menghina Xbox karena banyak
keterbatasan seperti harus terkoneksi internet stabil selama 24 jam, harga yang lebih
mahal, tambahan biaya untuk akses ke Netflix, dan tidak bisa dimainkannya game
bekas yang membuat golongan penikmat game Pro-Xbox beralih lagi ke Sony dengan
PlayStation 4 yang merebut kembali kejayaannya pada tahun 2000-an.

2. Mediamorphosis Game Sepak Bola
Game sepak bola pertama yang populer dimainkan adalah Pele’s Soccer.
Game ini muncul pertama kalinya pada saat game masuk di generasi kedua pada
konsol game Atari 2600 pada tahun 1981. Pada saat awal kemunculannya, game sepak
bola ini menampilkan dua puluh dua bulatan dengan dua warna yang berbeda, merah
dan biru, sebagai pemain dan satu lingkaran lebih kecil berwarna abu-abu sebagai
bola.
Pada tahun 1982, Atari menyempurnakan sensasi visual penikmat gamers
dengan mengganti bulatan pada versi game Pele’s Soccer menjadi bentuk manusia
sederhana. Dengan gameplay yang lebih canggih karena menggunakan ZX Spectrum
yang berbasiskan teks dan tampilan kamera dari sisi lapangan membuat game ini

semakin canggih dan mengalami perubahan visual yang cukup signifikan. Game ini
bernama Football Manager.
Persaingan tahun 1980-an antara Atari dengan NES memicu NES untuk juga
turut membuat game sepak bola. Pada tahun 1985, NES meluncurkan Soccer. Game
ini memungkinkan untuk memilih negara sebagai tim. Satu hal yang menarik dan
menjadi ciri khas game ini adalah adanya cheerleader yang muncul ketika pergantian
babak pertama dan kedua. Bentuk visualnyapun juga lebih baik dari Football Manager
buatan Atari. NES membuat pemain mengenakan seragam berdasarkan warna khas
6

negara, memiliki wajah dengan mata hidung dan mulut serta rambut dan kaki tangan
yang bergerak.
Amiga yang saat itu berusaha masuk ke pasar video game mengeluarkan game
Kick Off pada tahun 1989 sebagai kompetitor game Soccer buatan NES. Secara
tampilan visual, Kick off adalah game sepak bola pertama yang menggunakan
tampilan camera view dari atas, bukan sisi lapangan. Garis lapangan dan gawangpun
mulai dibuat lebih realistis dengan ukuran yang presisi, tidak seperti NES yang
membuat Soccer memiliki ukuran manusia dan gawang yang sama serta bola yang
berukuran sebesar kaki pemainnya. Sayangnya game ini kurang diminati di pasaran
dan membuat Amiga kalah pamor sejak Sega masuk merebut monopoli NES.

Persaingan sega dan NES di permainan karakter mereka, Sonic The Hedgehog
dan Mario Bros, membuat game sepak bola tidak setenar era sebelumnya walaupun
Sega menghadirkan Sensible Soccer pada tahun 1992 yang memiliki gameplay dan
grafis lebih bagus dan terlihat semakin realistis.
Bukan hanya di pasar pembuat konsol game seperti Sega dan NES, persaingan
game sepak bola juga dialami oleh Konami dan EA Sports sejak 1990-an yang
nantinya akan semakin berkembang

sampai saat ini dengan jagoannya masing-

masing. Konami dengan Pro Evolution Soccernya dan EA Sports dengan FIFA
andalannya.
Konami Corporation adalah pengembang dan pembuat dari berbagai
permainan populer, kartu permainan, mesin ding-dong/arcade, anime, tokusatsu,
mesin slot, dan permainan video. Perusahaan ini didirikan tahun 1969 di Osaka,
Jepang oleh Kagemasa Kozuki. Konami memberikan kontribusi yang konsisten
dengan pengembangan game sepak bola buatannya sejak kemunculan game
International Superstar Soccer tahun 1994 yang bisa dimainkan di SNES.
EA Sports merupakan sebuah perusahaan multinasional yang bermarkas di
Burnaby, British Columbia, Kanada. Didirikan pada tahun 1991. Menghasilkan
berbagai macam produk game. Pada tahun 1994, EA Sport berusaha mengungguli
International Superstar Soccer buatan Konami di konsol SNES dengan meluncurkan
FIFA International Soccer.
Persaingan game International Superstar Soccer dan

FIFA International

Soccer merupakan awal dari persaingan perkembangan teknologi game sepak bola
antara dua perusahaan pembuat game Konami dengan EA Sport yang nantinya akan
berlangsung sampai sekarang. Keduanya berusaha memberikan kualitas game sepak
bola yang mumpuni untuk menarik perhatian pengguna game sepak bola dan
menguasai pasar industry video game. Sejak 1994 itu pula persaingan antara Konami
7

dan EA Sport memanas. Mereka menganggap satu sama lain adalah rival yang sulit
ditaklukkan walaupun berbagai macam inovasi telah dilakukan. Terbukti dari sejak
diluncurkannya International Superstar Soccer oleh Konami, EA Sport membuat versi
yang lebih baik dengan menghadirkan FIFA International Soccer. Belajar dari
kekurangan FIFA International Soccer, Konami mengembangkan seri World Soccer
Winning Eleven yang bisa dimainkan di konsol PlayStation.
Kemunculan Sony dengan PlayStationnya membuat Konami sedikit lebih
unggul dibandingkan EA Sport waktu itu. Hal ini banyak dipengaruhi oleh dominasi
PlayStation, konsol asal negara yang sama dengan Konami, yang tiada matinya.
Winning Eleven, atau sering disingkat WE menjadi primadona untuk game sepak bola
di dekade awal abad kedua puluh satu. EA Sport sempat beralih ke pasar game Arcade
beberapa saat, terbukti dengan banyaknya seri game Street Football yang diluncurkan
dibanding game sepak bola lapangan besar.
Berbagai macam inovasi dilakukan Konami dengan menambah kualitas
gameplay, adanya Career Mode, Edit Player, transfer, dan database pemain serta club
sepak bola yang luas diiringi pengembangan visualnya dengan membuat pemain
memiliki tinggi badan yang berbeda, supporter yang riuh ramai serta komentator
membuat game sepak bola semakin berjalan ke arah realistis. Walaupun pada
kenyataannya sebenarnya EA Sport melakukan inovasi serupa dengan FIFA miliknya.
Era kekuasaan game konsol PlayStation semakin kuat ketika Sony
meluncurkan PS2. Melihat platform baru yang dikembangkan Sony, EA Sport melihat
adanya peluang ketika Konami terlalu asyik sendiri dengan Winning Elevennya.
Terbuai angin segar Konami sempat kecolongan. EA Sport cenderung lebih konsisten
dari penggunaan nama FIFA Soccer sejak 1994 di saat Konami sempat berganti ganti
seri Pro Evolution Soccer dan Winning Eleven karena perubahan struktur perusahaan.
Konami membagi fokus. Untuk game Pro Evolution Soccer diambil alih oleh KCEK
(Konami Computer Entertainment Kobe) dan Winning Eleven diambil alih oleh
KCET (Konami Computer Entertainment Tokyo) walaupun pada tahun 2007 dua
game ini kembali bersatu dan meluncurkan versi terbarunya yaitu Pro Evolution
Soccer 6 atau yang lebih dikenal Winning Eleven: Pro Evolution Soccer 2007.
Disinilah awal dari kebangkitan game "Sejuta Umat" Pro Evolution Soccer, karena
Konami juga meluncurkan versi untuk Xbox 360, dimana pada tahun yang sama
konsol ini menjadi pesaing utama PlayStation 2.
26 Oktober 2007, Konami meluncurkan Pro Evolution Soccer 8 yang
ditujukan untuk beberapa konsol terbaru seperti Windows, Wii, Nintendo DS,
8

PlayStation 2, PlayStation 3, PlayStation Portable, Xbox 360 dan Mobile. Tapi
nampaknya tahun 2007 bukan tahun yang baik bagi Konami dan produknya
karena dalam versi terbarunya ini Mode Online PES 8 banyak di kritik karena lebih
lambat dan sering tersendat dibanding saingannya FIFA. Serta untuk gameplay
standart Pro Evolution Soccer 8 mendapat keluhan karena banyaknya bug dan
kurangnya perbaikan yang signifikan. Akibat banyaknya kekurangan yang ada di Pro
Evolution Soccer 8, Konami hanya menjadi penonton dan melihat pesaingnya FIFA
sukses maju kedepan. Hal ini tentu saja menjadi perhatian serius pihak Konami untuk
memperbaiki bug yang terjadi sebelum mereka meluncurkan penerus PES 8.
Secara umum dalam hal persaingan FIFA dan PES terus bersaing satu sama
lain hingga terakhir EA Sport meluncurkan FIFA 2016 dan Konami meluncurkan PES
2016. Karena pola yang sama tiap tahunnya, bisa dipastikan menjelang akhir tahun
2016 nanti EA Sport akan meluncurkan FIFA 2017 dan Konami akan meluncurkan
PES 2017 untuk konsol PlayStation 4 dan Xbox One.

C. Penutup
Dari mediamorphosis game sepak bola dan persainngan EA Sport dengan
Konami melalui FIFA dan PES membuat sebuah pola dan konglomerasi di kalangan
industry video game. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa persaingan ini
membentuk pola yang sama tiap tahunnya. Dua hal yang bisa disimpulkan adalah,
pertama, speed to the market dan inovasi renovasi teknologi menentukan pemenang di
industry video game. Kedua, kita tidak bisa memungkiri bahwa teknologi selalu
berkembang dan bentuk baru teknologi hadir sebagai bentuk penyempurnaan
teknnologi sebelumnnya.

Referensi
Fidler, R. (1997). Mediamorphosis. Thousand Oaks, CA: Pine Forge Press.
Sejarah Perkembangan Pro Evolution Soccer Dari Masa ke Masa - Gamexeon.com. (2016).
Gamexeon.com. Retrieved 10 June 2016, from
http://www.gamexeon.com/artikel/25925/sejarah-perkembangan-pro-evolution-soccer-darimasa-ke-masa#.
Turow, J. (2011). Media today. New York: Routledge.

9