URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DAN HAM DALAM I

URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DAN HAM DALAM ISLAM
(Asistensi Agama Islam)

OLEH
DEWI LARASATI
1105113614
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FKIP
UNIVERSITAS RIAU
2012

Pentingnya Pendidikan dalam Islam

Pendidikan merupakah hal penting bagi manusia. Dikatakan penting karena
pendidikan berkaitan dengan nilai diri manusia, terutama daam mencari nilai itu sendiri.
Dengan pendidikan manusia akan mempunyai banyak ketrampilan dan kepribadian.
Ketrampilan dan kepribadian merupakan sekian banyak dari proses yang dialami manusia
untuk menjadi makhluk yang bekualitas baik fisik maupun mental. Pribadi berkualitasdan
berakhlak mulai tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada semacam latihan-latihan/
riyadhah. Kebiasaan yang baik akan berakibat baik dan menjadi bagian dari kepribadian
keseharian, sebaliknya kepribadian dan kebiasaan sehari-hari yang buruk juga akan

berakibat buruk terhadap kepribadaian dan perbuatan dirinya sendiri.Maka pendidikan
dalam keseharian manusia menjadi penting artinya dalam rangka mengawal manusia
menjadi manusia yang berbudi dan berperadaban yang luhur.
Pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga transfer nilai, dengan
adanya transfer ilmu dan nilai-nilai yang baik dimungkinkan manusia menjadi pribadi yang
tidak hanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas akhlaknya.tidak heran jika Allah menyatakan
bahwa kepribadain saja belum cukup, ilmu saja juga belum ada artinya, tetapi jika
keduanya, antara ilmu dan iman sudah menyatu ,maka kepribadian dan ketinggian derajat
akan diperoleh manusia. Hal ini dapat dipahami dari ayat 11 surat Mujadalah,
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam
majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al Mujadalah: 11).

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa antara kecerdasan intelektual/ ilmu
pengetahuan dan spiritual/keimanan menjadi kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai
tujuan mulia, pencapaian derajat yang tinggi di hadapan Allah. Artinya adalah ilmu saja tidak
cukup untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang berperadaban dan mempunyai
derajat tertinggi di hadapan Allah. Maka dalam ayat tersebut secara eksplisit dapat

dipahami bahwa untuk mencapai derajat yang tinggi dibutuhkan paling tidak dua variable
yaitu ilmu pengetahuan dan kedalaman keimanan seseorang. Jika kedua variabel tersebut
telah ada dalam diri seseorang, maka sangat dimungkinkan derajatnya akan dimuliakan
oleh Allah Swt.
Dengan demikian pendidikan pada dasarnya mempunyai dimensi keilahian, karena
semua makhluk yang ada di alam ini adalah murid Allah, dikatakn murid karena semua
makhluk di alam ini diajarkan dan di didik oleh Allah sebagai pendidik utama di jagad ini.
Oleh karena itu pendidikan pada awalnya adalah berasal dari Yang Maha Mendidik yaitu
Rabb alam semesta ini. Tidak hanya itu selain Allah mendidik, Allah juga memelihara
makhluknya diantaranya dengan menurunkan kitab-kitab suci sebagai bahan bacaan,
bahan referensi dalam menyikapi berbagai kejadian dan fenomena alam raya.
Allah mengutus para rasul-Nya juga untuk mendidik manusia menjadi makhluk yang
baik, makhluk yang mau dan tahu akan Tuhannya, makhluk yang paham kepada siapa
harus mengabdi dan menyembah. Kesemua itu dapat ditemukan dalam pendidikan islam,
pendidikan Islam bertujuan membebaskan manusia darai belenggu dunia, belenggu
kesyirikan dan menuju keikhlasan dalam berbuat dan beribadah. Pendidikan dalam islam
bukan hanya untuk mencerdaskan, tetapi lebih dari itu pendidikan dalam islam berusaha
mewujudkan manusia yang berkualitas dan beriman dan tahu siapa yang berhak disembah
dan dijadikan tempat bergantung.


Selain berusaha mewujudkan manusia yang ikhlas dan tahu Tuhannya,pendidikan
Islam juga di dukung oleh adanya kitab-kitab Allah, yang dibawa oleh para Rasul-Nya, yang
kesemua itu bertujuan untuk mendidik manusia menjadi makhluk yang berperadaban.
Dengan adanya para Rasul dan adanya Kitab yang dibawanya, kemudian diajarkan, maka
manusia akan terbebas dari kesesatan dan mendapatkan hikmah, karena kitab-kitab
tersebut, diajarkan oleh para Nabi dan rasul dengan hikmah, maka manusia yang menerima
pengajaran dan dididik juga akan mendapatkan hikmah tersebut. Allah berfirman,” Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata,(QS. Al-Jumuah:2).
Pendidikan dalam islam bertujuan untuk membentuk dan mewujudkan peserta didik
yang berkualitas, beribadah dengan ikhlas karena Allah, dan menjadikan Alah satu-satunya
tempat menyembah dan bergantung.
Pendidikan dalam islam mempunyai arti penting karena merupakan ruh dari awal
turunya wahyu Allah, perintah pertama dalam Islam adalah untuk membaca, membaca
dalam arti lebih luas, termasuk di dalamnya adalah meneliti, mengkaji,memahami,
melakukan observasi, melakukan proses pembelajaran dan peruses pendidikan.dengan
demikian pendidikan merupakan tonggak awal dari kewahyuan, hal ini dapat dicermati dari
firman Allah surat Al-Alaq,” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.Al-Alaq:1-5).
Pendidikan dapat berarti penyucian/ tazkiyah, penyucian manusia dari hal
kesyirikan, kedzaliman dan dosa. Pendidikan dalam tataran ini sudah melampaui

pendidikan awal, dalam arti pendidikan dalam konotasi tazkiyah lebih mempunyai tingkat
yang lebih tinggi jika dibanding dengan mendidik secara konsep keilmuan dan proses
menuju kesucian diri., tazkiyah dalam konotasi pendidikan merupakan sebuah proses
menuju akhlak mulia, membebaskan manusia dari kekotoran jiwa, pendidikan dalam Islam
berusaha meluruskan tujuan manusia yang sesungguhnya, tujuan tersebut adalah
mencapai keridhoan Allah. Disisi lain pendidikan dalam islam merupakan sebuah langkah
preventif agar terhindar dari neraka dunia dan neraka akhirat,” hal ini dapat dicermati dari
firman Allah dalam surat Tahrim ayat 6
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6).
Dalam ayat tersebut mengandung tangung jawab penuh orang tua untuk mendidik
anak mereka. Mendidik anaknya agar menjadi anak yang soleh, anak yang berbakti kepada
Allah dan orang tuanya. Dalam ayat tersebut mengandung sebuah proses pendidikan dan

pembelajaran, dengan demikian realitas ini memberi kesan bahwa pendidikan awal bagi
anak adalah pendidikan dan pembelajaran yang diterimanya ketika di rumah. Pendidikan
dan pembelajaran di rumah sangat penting, dikatakan penting karena mempunyai pengaruh
besar bagi anak kelak kalau mereka sudah bergaul dan bermasyarakat.
Di sisi lain pendidikan di rumah mempunyai arti penting bagai anak untuk
mendapatkan pengalaman, pengalaman yang berharga, pengalaman yang kan menjadi
tolak ukur, sebagai pola utama dalam memandanag dunia luar. Pendidikan dalam keluarga
merupakan pendidikan dalam Islam, pendidikan yang dianggap utama dan diutamakan,
dikatakan diutamakan karena berdasarkan perintah Allah , agar setiap orang tua
bertanggungjawab untuk menyelamatkan anak-anak mereka dariapi neraka, baik neraka

dunia maupun nereka akhirat. Tidak heran jika Muhammad Saw menyatakan bahwa
pemberian pendidikan dan pembelajaran di rumah lebih baik daripada hanya sekedar
berbuat baik kepada anak. “Pemberian perhatian(pendidikan dan pembelajaran) dari orang
tua kepada anaknya, lebih baik daripada hanya besikap baik kepada mereka.”( HR.
Ahmad).

HAM DALAM ISLAM
HAM adalah hak manusia yang paling mendasar dan melekat padanya dimanapun
ia berada. Tanpa adanya hak ini berarti berkuranglah harkatnya sebagai manusia yang

wajar. HAM adalah suatu tuntutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan, suatu
hal yang sewajarnya mendapat perlindungan hukum.
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum
dikenal. Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun individu
yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja menahan diri dari
menyentuh hak- hak asasi tersebut, melainkan juga mempunyai kewajiban untuk
melindungi dan menjamin hak-hak tersebut. HAM dalam Islam tertuang secara transenden
untuk kepentingan manusia. Lewat syari’at, manusia adalah makhluk bebas yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan
kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau
egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa
adanya kebebasan. Sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya
tanggung jawab itu sendiri.
Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan,
kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan artinya Islam
memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainnya hanya ditentukan oleh
tinhgkat ketaqwaannya. Sedangkan kebebasan merupakan elemen penting dalam ajaran
Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar dari
kesia-siaan dan tekanan baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik, dan ideologi.

Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat
menggunakan kebebasan tersebut mutlak tetapi dalam kebebasan tersebut terkandung hak

dan kepentingan orang lain yang harus dihormati juga. Mengenai penghormatan terhadap
sesama manusia, dalam Islam seluruh ras kebangsaan mendapat kehormatan yang sama.
Dasar persamaan tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari wujud kemuliaan
manusia yang sangat manusiawi. Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak pada
ketunggalan kemanusiaan, bukan pada superioritas individual dan ras kesukuan.
Kehormatan diterapkan secara global melalui solidaritas persamaan secara mutlak.

Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum Islam antara lain adalah :
1. Hak hidup
2. Hak kebebasan beragama
3. Hak atas keadilan
4. Hak persamaan
5. Hak mendapatkan pendidikan
6. Hak kebebasan berpendapat
7. Hak kepemilikan
8. Hak mendapat pekerjaan
Maka dari itu untuk menghadapi berbagai masalah atau problem hak asasi manusia

dibutuhkan orang yang memiliki cukup ilmu Al-Qur’an dan sunnah yang dapat mengetahui
hakekat semua isu ini,