PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK. docx

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

OLEH
Tri Sulistio Rini (1501050099)
Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2015-2016

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Tri Sulistio Rini
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jl. Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182
Email : Tririnie@gmail.com
ABSTRAK BAHASA INDONESIA
Pertumbuhan dan perkembangan individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia,
mengalami proses menurut hukum waktu yang satu sama lain tidak sama cepat atau lambatnya,
fase-fase kepekaannya dan sebagainya, akan tetapi bagaimanapun juga pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang bersifat integral sebagai manusia seutuhnya. Pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif

dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar. Dalam menjelaskan pertumbuhan dan
perkembangan, memiliki banyak teori dan pendapat. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
memiliki banyak tahap dan fase yang dialami oleh anak, didalamnya juga terdapat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Kata kunci : Pertumbuhan, Perkembangan, Tahap, Fase, Faktor yang mempengaruhi

ABSTRACT
Growth and development of the individual from conception to death, experienced the process
according to the law of time equal to one another is not fast or slow, the phases of sensitivity and
so forth, but nevertheless growth and development is a process that is integral as a whole person.
The growth is the increasing number and size of cells throughout the body that can be measured
quantitatively. While the development is increased imperfect functioning of organs that can be
achieved through growth, maturity and learning. In explaining the growth and development, has
many theories and opinions. In the growth and development has many stages and phases
experienced by the child, it will also include factors that influence growth and development
Keywords: Growth, Development, Phase, Phase, Factors affecting

PENDAHULUAN
Kehidupan individu dimulai sejak masa konsepsi, yaitu saat bertemunya sel yang

berasal dari ayah (sperma) dengan sel telur yang berasal dari ibu (ovum). Dalam proses
pertumbuhan atau perkembangannya, individu mengalami interaksi antara kemampuan
dasar atau pembawaan dengan lingkungan.
Para ahli psikologi dan pendidikan, mengakui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, mengalami
proses menurut hukum waktu yang satu sama lain tidak sama cepat atau lambatnya, fasefase kepekaannya dan sebagainya, akan tetapi bagaimanapun juga pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang bersifat integral sebagai manusia seutuhnya.
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari
perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan
kualitatif tersebut sering disebut dengan perkembangan, sedangkan perubahan kuantitatif

sering disebut dengan pertumbuhan. Persoalan yang menjadi topik bahasan psikologi
adalah perubahan kualitatif atau perkembangan, sebab hal itu terkait dengan fungsi struktur
kejiwaan yang kompleks beserta dinamika prosesnya, meskipun disadari bahwa
pertumbuhan fisik sedikit banyak berkorelasi dengan perkembangan psikis.Setiap individu
dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui warisan
dari pihak orang tuanyanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat
mental. Lingkungan (environment) merupakan factor penting di samping hereditas yang
menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan relegius.
ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan
belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa,
misalnya mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan
penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas
mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah
faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut
hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berjalan dengan sebaik-baiknya.
B.

Teori Pertumbuhan dan Perkembangan

1.


Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
a. Fase oral (0 – 1 tahun)

Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau
benda – benda sekitarnya.
2. Fase anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual
dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.

4. Fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari teman
sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari
orang dewasa.
5. Fase Genitalia

Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa
cinta dengan berbeda jenis kelamin.
2.

Piaget (Perkembangan Kognitif)

Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami
ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan
yang dimiliki anak.
1. Tahap sensori – motor (0 – 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat
simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal
kemampuan berfikir.
1. Tahap pra operasional (2 – 7 tahun)
Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan
dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan
kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur)
atau karena ciri – ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola
penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah – ubah kriteria klasifikasinya.

Misal mula – mula ia mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi kemudia
mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar – kecilnya dst.
Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun) Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat
pada bagian bagian terentu dari objek dan semata –mata didasarkan atas penampakan
objek.
1. Tahap operasional konkrit (7 – 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun
bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan
anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti : tinggi,
besar, kecil, warna, bentuk dst.
1. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)

Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek yang ia
fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang
berbeda.
1. 3.

Erikson (Perkembangan Psikososial)

Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan

tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana
memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak
dengan tugas perkembangannya.
1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan
mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan
kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
1. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan
membuat anak bertindak dan berfikir ragu – ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat
dengan anak.
1. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu
atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu,
maka ia kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak
sendiri.
1. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)

Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya
dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan
rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa
percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
1. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan – harapan kelompoknya dan dorongan yang
makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya,
anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini
maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
1. Intimacy vs Isolation (dewasa awal)

Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan
orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya
akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
1. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu
mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila
tahap – tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia
terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.

1. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan
tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa
semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
4.

Kohlberg (Perkembangan Moral)
1. Pra-konvensional

Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman
terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang
ditimbulkan oleh prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan
harapan – harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.
2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial
agar disebut anak baik atau anak manis
3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi
mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih
didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

5.

Hurolck (Perkembangan Emosi)

Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum,
sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan
takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti
rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi
dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.
6.

Perkembangan Psikososial

Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan
bahwa : Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :


Id : nangis, minta minum,makan, dll.




Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.



Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.

Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai
aktifitas yang menyenangkan. Insting seksual memainkan peranan penting dalam
perkembangan kepribadian. Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa
fase dimana setiap fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan
secara kontinyu.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang
menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu
diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Faktor Keturunan (herediter)
1. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita
berbeda dengan anak laki-laki
2. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan
anak keturunan bangsa Asia.

2.

Faktor Lingkungan

1. Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah
laku dalam merawat dan mendidik anak.

2. Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak.
Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan
ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak
3. Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari
makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang
kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit
fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan
emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4.

Penyimpangan dari keadaan normal

Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
5.

Olahraga

Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6. Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan
terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
1. Lingkungan internal
1)

Intelegensi

Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan
lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2)

Hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada
masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon
tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme;
hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks lakilaki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks
sekunder wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat
menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
3)

Emosi

Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya
serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak.

Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar
rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terenuhi
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua faktor penting yang harus dilewati oleh setiap
manusia. Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan
belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Hawi, Akmal. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Palembang: IAIN Raden
Fatah Press.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mahmud. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
http://antariksamuhammad.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pertumbuhan-danperkembangan.html Sabtu, 23 April 2016
https://imanbella.wordpress.com/tugas-tugas-2/makalah-faktor-faktor-yang-mempengaruhipertumbuhan-dan-perkembangan-anak/ Sabtu, 23 April 2016