PENERAPAN DAN PEMAHAMAN HUKUM ISLAM PENJ

PENERAPAN DAN PEMAHAMAN HUKUM ISLAM

PENJABARAN POWER POINT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama yang dibimbing oleh Bapak
Drs. M. Hafid Hamid, M.A

Disusun oleh:
Safinah Nur Rachmah

135030101111156

Milla Minhatul Maula

135030100111120

Reza Krisna Putra

135030107111101

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
Oktober 2013

hukum adalah peraturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang madani, aman, nyaman, dan terkendali. Hukum
dibuat sebagai pembatasan atas tingkah laku manusia yang tidak bertanggung
jawab sehingga perlu media untuk melindungi orang lain dari orang yang tidak
bertanggung jawab tersebut. Begitu pula pengertian hukum Islam.
Hukum slam ada dua sifat, yaitu:
 Al- tsabat (stabil), hukumislam sebagai wahyu akan tetap dan tidak berubah
sepanjang masa
 At-tathawwur (berkembang),hukum islam tidak kaku dalam berbagai konddisi
dan situasi sosial.
Pengertian Hukum Islam
Hukum bisa berdasarkan atas kesepakatan adat, ketetapan daerah, ataupun
ketetapan agama. Salah satu hukum yang berafiliasi kepada agama adalah hukum
Islam.
Pengertian hukum Islam adalah hukum yang bersumber kepada nilai-nilai
keislaman, yang dibentuk dari sumber dalil-dalil agama Islam. Pengertian hukum
ini bisa berarti ketetapan, kesepakatan, anjuran, larangan, dan sebagainya.

Pengertian hukum Islam merujuk pada aturan yang telah ditetapkan Alloh SWT
kepada manusia sebagai ciptaan-nya. Alloh sebagai pencipta manusia juga
melengkapi manusia dengan seperangkat aturan yang harus digunakan dalam
kehidupan manusia.
Aturan-aturan ini menyangkut hubungan manusia dengan Alloh SWT sebagai
Tuhannya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,serta hubungan manusia
dengan manusia yang lain. Semua hal ini termaktub dalam pengertian hukum
Islam.

Semua aturan yang ada dalam pengertian hukum Islam memang diperuntukkan
untuk diterapkan oleh manusia. Semua aturan jika diterapkan akan membawa
kebaikan bagi manusia itu sendiri. Namun jika manusia tidak mau memakainya
atau meninggalkan hukum ini dengan memakai hukum yang lain maka dapat
dipastikan bahwa keburukanlah yang akan menimpa kehidupannya.
Pengertian hukum Islam ini ditujukan untuk semua manusia tidak terkecuali. Jika
ada orang Islam yang melanggar hukum Islam, orang itu harus diadili sesuai
dengan ketentuan dalil-dalil agama Islam.
Pengertian hukum islam bersumber pada landasan-landasan tertentu. Ada
beberapa sumber yang menjadi landasan dalam membuat ketetapan hukum Islam.
Sumber-sumber hukum Islam tersebut adalah sebagai berikut.

Al Quran
Al quran adalah salah satu kitab suci umat Islam. Kitab tersebut diturunkan
kepada nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al
quran memuat banyak sekali kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi
perintah, larangan, anjuran, ketentuan dan sebagainya.
Semua hukum yang ada dalam Islam tercantum dalam Al-quran. Apa kewajiban
yang harus dilakukan oleh manusia dan hal-hal apa saja yang tidak boleh untk
dilakukan oleh manusia.
Al quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Maka dari itu, ayat-ayat Al
quran inilah yang menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
Ayat-ayat dalam alquran mengatur tentang banyak hal. Contohnya ayat yang
mengatur tentang makanan yaitu surat Al-Baqoroh 168 yang artinya: “ Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Atau ayat yang mengatur tentang pakaian, seperti pada surat Al-A’raf ayat 26 yang
artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan

pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Atau ayat tentang dakwah yaitu kewajiban untuk mengingatkan kepada kebaikan
dan mencegah kepada yang salah, seperti Al-Quran surat Al-Imron ayat 110 yang
artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik”.
Ayat-ayat dalam Al-quran terkadang mengandung artian yang masih global.
Contohnya adalah kewajiban sholat. Memang dalam Al-quran disebutkan bahwa
setiap dari muslim haruslah menegakkan sholat. Tapi dalam Al-quran masih
belum dijelaskan hal-hal yang lebih terperinci lagi seperti bagaimana melakukan
sholat, apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam sholat. Maka,
hal-hal seperti ini akan dijelaskan lebih terperinci lagi melalui Sunnah Rasululloh
saw.
Sunnah Rasululloh saw
Sunnah Rasululloh saw adalah segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah
saw. Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau sebagai tanda persetujuan,
dan sifat beliau.sunnah Rasul ini menjadi landasan sumber yang pa ling kuat

setelah Al quran. Nabi Muhammad menjadi sosok yang paling sentral bagi umat
Islam karena umat Islam meyakini bahwa segala perbuatan Rasulullah tidak
sedikit pun yang bertentangan dengan Al quran dan beliau terbebas dari
kesalahan.
Dalam sunnah Rasul ini terkandung aturan-aturan yang memerinci segala aturan
yang masih global dalam Al-quran. Sebagaimana contoh kewajiban sholat yang

telah disebutkan tadi. Al-quran tidak menjelaskan bagaim,ana sholat yang sesuai
dengan aturan. Lau oleh Rasul diperjelas dengan hadist beliau yang berbunyi
“sholatlah kalian sebagaimana melihat aku sholat”.
Maka dari hadist ini diperoleh kesimpulan bahwa bentuk sholat yang benar adalah
mengikuti apa yang telah dikerjakan oleh Rasululloh. Demikianlah, sunnah rasul
yang menjadi sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran.
Ijma' Sahabat
Yang dimaksud sahabat disini adalah semua orang yang hidup di masa Rasululloh.
Mereka tinggal bersama Rasul dan melihat langsung apa yang Rasul kerjakan dan
apa yang Rasul tinggalkan.mungkin kita mengenal nama khulafaur Rasyidin. Ini
adalah empat sahabat nami yang hidup dengan nabi. Mereka adalah Abu bakar asShiddiq, Umar bin Khatob, Usman bin Afwan, dan Ali bin Abi Thalib.
Sebenarnya masih banyak nama-nama para sahabat yang jarang sekali kita dengar
seperti Ja’far bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Mush’ab Bin Umair,

Abdulloh bin Rawahah serta masih banyak lagi yang lainnya yang tergolong
dalam kategori sahabat yang hidup di masa Rasul.
Jadi arti Ijma' sahabat adalah kesepakatan yang telah dibuat oleh para sahabat
dalammenentukan hukum berdasarkan dalil-dalil Al quran atau hadis. Para
sahabat mengambil ijma' karena dalam Al quran ataupun hadis tidak dijelaskan
secara teperinci sebuah ketetapan yang terjadi pada masa itu atau kini.
Dengan demikian, para sahabat mengadakan rapat dan membuat kesepakatan
sehingga hasil rapat atau kesepakatan tersebut menjadi ketetapan hukum. Ijma’ ini
dibuat oleh para sahabat dalam jumlah yang banyak atau lebih dari satu. Karena
para sahabat tentulah tidak akan bersepakat dalam hal yang buruk.
Para sahabat ini dikategorikan sebagai generasi yang cemerlang sehingga dapat
menggali hukum islam dengan lebih mumpuni lagi. Hal ini dapat dilakukan
karena mereka adalah hasil didikan rasululloh sendiri. Maka tentunya memiliki
kualitas yang tinggi dan tingkat keimnan yang tidak diragukan lagi.

Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-quran, Sunnah Rasul dan Ijam’
Sahabat adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil
nashnya dalam Al quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang
serupa dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.

Misalnya, dalam Al quran dijelaskan bahwa segala sesuatu yang memabukkan
adalah haram hukumnya. Al quran tidak menjelaskan bahwa arak haram,
sedangkan arak adalah sesuatu yang memabukkan. Dengan demikian, kita akan
mengambil qiyas bahwa arak haram hukumnya karena memabukkan.
Untuk melakukan qiyas, haruslah dilakukan dengan pendalaman pemahaman
tentang perkara yang akan diqiyaskan. Dan tak semua orang dapat dan boleh
melakukannya karena ini berhubungan dengan terciptanya hukum islam menegnai
suatu hal atau perkara.
Seseorang haruslah memiliki pemaham yang mendalam tentang perkara yang ada,
memiliki pengetahuan yang juga menyeluruh tentang dalil yang ada dalam ketiga
sumber hukum Islam yang ada di atas, serta kemampuan untuk mengkaitkan
antara fakta perkara yang ada dengan dalil-dalil yang menjadi rujukan. Ia pun juga
harus menguasai ilmu bahasa Arab yang mendalam karena kesemua hukum Islam
termaktub dalam bahasa Arab.
Orang-orang dengan kriteria yang ada di atas inilah yang boleh untuk melakukan
penggalian hukum islam melalui Qiyas ini. Sedangkan orang-orang yang belum
termasuk dalam kriteria ini masih belum diperbolehkan melakukan penggalian
hukum. Hal ini dimaksudkan agar hukum yang dihasilkan benar-benar sesuai
dengan Islam dan bukan merupakan hukum yang hanya asal-asalan saja.
Itulah pengertian hukum islam yang termuat dalam sumber-sumber utama yang

menjadi landasan untuk menetapkan hukum Islam. Pengertian hukum Islam ini
adalah segala aturan yang melengkapi kehidupan manusi di dunia ini.

D.

Macam-macam Hukum Dalam Islam
1. Wajib (Fardlu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslima
yang telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
Contoh : solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar zakat,
dan lain-lain.
Wajib terdiri atas dua jenis/macam :

1.

Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim
mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan
lain-lain.


2.

Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslimmukallaff
namun jika sudah ada yang malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi
yang lain seperti mengurus jenazah.
2. Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan
mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa.
Contoh : sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara
jenggot, dan lain sebagainya.
Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
1.

Sunah Mu’akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi
Muhammad SAW seperti shalat ied dan shalat tarawih.

2.

Sunat Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin

kamis, dan lain-lain.

3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan
oleh umat muslim di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan
mendapat dosa dan siksa di neraka kelak.

Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang
tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan
tetapi jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala
dari Allah SWT.
Contoh : posisi makan minum berdiri, merokok (mungkin haram).
5. Mubah
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim
mukallaf tidak akan mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan
dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.
Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia

membutuhkan pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam
memperoleh kemajuan dan dinamika kehidupannya. Setiapa individu dan
kelompok sosial memiliki kjepentingan. Namun demikan kepentingan itu tidak
selalu sama satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu mengandung
poteensi terjanya benturaan daan konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan main.
Agar kepentingan individu dapaat dicapai secara adil, maka dibutuhjkan
penegakkan aturan main tersebut. Aturan main itulah yang kemudian
disebutdenngan hukum islam yang dan menjadi pedomaan setiap pemeeluknya.
Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:
a. Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi
sumber kebaikan,
b. Menegakkan keadilan (iqamat al-‘adl),
c. Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Oreintasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka
pendek dalam kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan

kehidupan di akherat yang kekal abadi, baik yang berupa hukum- hukum untuk
menggapai kebaikan dan kesempurnaan hidup (jalbu al manafi’), maupun
pencegahan kejahatan dan kerusakan dalam kehidupan (dar’u al-mafasid).
Bbegitu juga yang berkaitan dengan kepentingan hubungan antara Allah dengan
makhluknya. Maupun kepentingan orientasi hukum itu sendiri.
Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:
1) Fungsi ibaadah. Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah
berfirman: “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepadaKu’. Maka dengan daalil ini fungsi ibadah
tampak palilng menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2) Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan
peencegahan kemungkaran). Maka setiap hukum islam bahkan
ritual dan spiritual pun berorientasi membentuk mannusia yang
yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah kemungkaran.
3) Fungsi zawajir (penjeraan). Aadanya sanksi dalam
hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia, tetapi juga
dengan aancaman siksa akhirat dimaksudkaan agar manusia dapat
jera dan takut melakukan kejahatan.
4) Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan
rehabilitasi masyarakat). Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan
sekedar sebagai batas ancaman dan untuk menakut-nakuti
masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan
pengorganisasian umat mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu
hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi enginering social.
Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu
saja untuk bidang hukum tertentu tetapi saatu deengan yang lain juga
saling terkait.
TUJUAN HUKUM ISLAM

1. MEMELIHARA KEMASLAHATAN AGAMA
2. MEMELIHARA JIWA
3. MEMELIHARA AKAL
4. MEMELIHARA KERUKUNAN
5. MEMELIHARA HARTA BENDA
Penerapan hukum Islam di Indonesia memang menjadi perbincangan cukup
hangat beberapa tahun terakhir. Gagasan itu muncul sebab sebagian warga negara
Indonesia menganut agama Islam. Indonesia merupakan negara dengan penganut
Islam terbesar di dunia. Dengan demikian, muncul anggapan bahwa Indonesia dan
Islam dapat berjalan selaras dan seiring sehingga tepat jika Indonesia menerapkan
hukum Islam.
Penerapan hukum Islam di Indonesia sebaiknya memang ditinjau terlebih
dahulu dari beberapa sisi. Jangan sampai penerapan hukum agama
apapun di Indonesia nantinya malah menjadikan negara kita sebagai
negara yang kesatuan bangsanya terpecah belah dan rentan konflik antar
agama.
Hal yang paling penting adalah saling menjaga dengan saling
menghargai. Tidak mengusik pemeluk agama lain dalam hal keyakinan
dan tata cara agamanya tersebut.
Setiap agama memiliki tata cara peribadatan yang berbeda-beda.
Tentunya hal tersebut tidaklah bias dicampur-adukkan dengan
peribadatan agama yang lain. Hal ini lah yang biasanya memicu konflik
yang ada di Negara Indonesia tercinta ini.
Adanya isu penerapan hukum Islam di Negara Indonesia karena adanya
rasa kurang puas oleh beberapa orang terhadap hukum yang sudah ada.
Hukum yang sudah ada dirasakan tidak memiliki faedah dan tidak
berpihak pada rakyat kecil.
Semua penerapan hukum yang ada dirasakan telah menyalahi aturan
yang telah diberikan oleh sang pencipta yakni Allah SWT. Keadilan yang
seharusnya ditegakkan untuk semua golongan tidak terjadi.
Keadilan hanyalah tegak kepada rakyat miskin saja dan tidak tegak
kepada kaum atas. Kaum atas yang dimaksud adalah orang yang memiliki

kekuasaan dan kekayaan yang lebih sehingga mampu menyetir hukum
yang ada di Negara tercinta ini.
Tentunya semua orang akan geram ketika melihat ketidakadilan ini terlihat
dan nyata ada di depan mata. Oleh karena itu, ada beberapa orang yang
merasa lebih pantas mengganti aturan yang ada tersebut dengan aturan
yang berasal dari sang pencipta.
Bisa dipastikan bahwa aturan yang berasal dari sang pencipta yakni Allah
SWT adalah aturan yang tidak memiliki cacat sedikitpun. Karena itu
tersebut merupakan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai
Tuhan yang telah menciptakan manusia.
Namun aturan tersebtu tidak serta merta langsung diterima oleh khalayak
ramai pada umumnya. Hal ini karena bangsa kita yakni Indonesia
merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai agama.
Semua orang memiliki keyakinan agamanya masing-masing. Semuanya
merasa bahwa aturan agamanya bisa diterapkan dalam setiap orang. Hal
ini lah yang biasanya menjadi perdebatan atau perbincangan akan adanya
aturan hukum islam yang ingin diterapkan di Negara ini.
Secara sejarah memang agama Islam pernah memiliki sebuah Negara
atau yang biasa disebut daulah yang sangat besar. Karena Negara
tersebutlah agama islam bisa diterapkan dan sebarkan ke seluruh penjuru
negeri yang ada di dunia ini.
Bangsa arab yang merupakan bangsa yang tertinggal dan terkenal
sebagai bangsa barbar mengalami perkembangan dan kemajuan yang
sangat pesat akibat dari adanya Islam. Saat Islam datang ke negeri Arab,
bangsa arab merupakan bangsa yang sangat bodoh.
Banyak sekali peradabannya yang tidak masuk akal. Bayi yang terlahir
sebagai perempuan banyak yang dikubur hidup-hidup karena dianggap
sebagai sebuah aib keluarga. Tidak hanya sampai di situ saja kebudayaan
arab yang sangat jahiliyah. Masih banyaka lagi lainnya yang masih jahil.
Namun semua berubah ketika Islam datang ke negeri tersebut. Negeri itu
bukanlah lagi negeri yang bodoh dan tercerai berai. Nilai-nilai kesukuan
yang selama ini memecah belah persatuan seluruh bangsa arab sekarang
menjadi pemersatu semua bangsa arab.
Dengan bersatunya bangsa arab di bawah satu panji yakni Islam menjadi
bangsa Arab sebagai bangsa yang kuat. Sedikit demi sedikit Negara
tetangga yang berada di sekitar wilayah arab pun ditundukkan.
Dalam penundukkan yang dilakukan oleh Islam sangatlah berbeda
dengan yang telah dilakukan oleh pendahulunya. Bangsa arab yang

membawa nilai Islam tidak memaksakan agamanya kepada pemeluk
agama lain. Bahkan agama islam memberikan jaminan keamanan kepada
agama lain yang berada di wilayah kekuasaan islam.
Oleh sebab itulah, maka banyak sekali penduduk yang berada di wilayah
kekuasaan islam pada waktu itu berduyun-duyun masuk ke agama islam.
Semua itu dikarenakan oleh nilai kearifan yang diberikan oleh agama
islam yang telah membebaskan meraka semua dari tirani yang telah lama
membelenggu mereka.
Hal inilah yang coba diterapkan ke dalam Negara tercinta ini. Tentu saja
semua tidak semudah membalik telapak tangan. Harus ada pertimbangan
dan persetujuan dari semua orang yang tinggal di dalam Negara ini.
Kesimpulan:
Hukum Islam sangat penting bagi kehidupan kita. Karena dengan hukum tersebut
kita dituntun untuk melalui jalan yang benar, kita diatur dan diarahkan sehingga
kita dapat berjalan lurus tanpa hambatan. Hukum islam sangatlah berpengaruh
pada kehidupan kita, karena hukum tersebut dapat menjadi suatu tatanan yang
runtut dan menjadi pedoman hidup umat islam di dunia ini.