MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMP SEMARANG
Tugas Manajemen Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Slameto

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Solikhin
Sofiyati
Wiwik Indriawati
M. Nursaiful Firdos
M. Asmawi

: 16.61.1808
: 16.61.1817
: 16.61.1822

: 16.61.1946
: 17.61.2125

PROGRAM MAGISTER SAINS (M.Si)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA
SEMARANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah `usaha sadar yang sengaja dirancang untuk suatu tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, dan bertujuan untuk menyiapkan kualitas calon Sumber
Daya Manusia (SDM).
Peserta didik merupakan salah satu calon SDM yang mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan, karena peserta didik merupakan sentral layanan pendidikan di
sekolah. Semua kegiatan yang ada di sekolah, baik yang berkenaan dengan manajemen

pengajaran, tenaga kependidikan, sarana prasarana, keuangan, hubungan sekolah dengan
masyarakat maupun layanan khusus pendidikan, semuanya diarahkan agar peserta didik
mendapatkan layanan pendidikan yang maksimal.
Di sekolah terdapat beberapa layanan khusus bagi siswa, dan salah satunya adalah
layanan khusus Bimbingan dan Konseling (BK). Layanan BK di sekolah pada dasarnya
adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, menguasai kemampuan dan keterampilan serta menyiapkan diri untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. BK dilaksanakan dari manusia,
untuk manusia, dan oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, dan seiring dengan
penyelenggaraan pendidikan pada umumnya. Layanan khusus BK ini mempunyai peran
tersendiri dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik. Selain itu, pelaksanaan
layanan khusus BK tidak lepas dari peranan kepala sekolah, koordinasi antara guru
pembimbing dengan guru bidang studi, pegawai/staf, orang tua siswa, instansi yang

1.2

terkait dan masyarakat.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalah di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam
makalah ini adalah “Bagaimana pelaksanaan manajemen BK di salah satu SMP di

Semarang”.

1.3

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen BK di salah satu SMP di Semarang.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai kajian ilmiah maupun
langkah nyata alam hal manajemen pelayanan BK di sekolah-sekolah lain.
Adapun hasil penelitian ini berharap akan berguna antara lain:
1. Bagi Penulis, memberikan informasi dan menambah wawasan akan pentingnya
penerapan manajemen BK sekolah di salah satu SMP di Semarang.
2. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai manajemen BK sekolah di salah satu SMP di Semarang.
3. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah


kepustakaan

kependidikan

dan

dapat

dijadikan

referensi

untuk

penelitian selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1


Deskripsi Sekolah
Salah satu SMP di Semarang yang terletak di jalan Taman Maluku No.19
Semarang, yang memiliki siswa sejumlah 434 siswa dan jumlah guru 29.

2.2

Pengertian Manajemen BK
Manajemen sangat penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi juga bagi
seorang individu, hal tersebut karena manajemen berkaitan dengan pencapaian suatu
tujuan. Dengan kemampuan manajemen yang baik maka tujuan akan lebih mudah

dicapai. Sebaliknya, tanpa manajemen, suatu organisasi atau individu akan lebih sulit
dalam mencapai tujuan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu organisasi yang
ada di dalam sekolah yang juga memerlukan adanya manajemen agar dapat mencapai
tujuannya.
Dalam konteks layanan bimbingan dan konseling, manajemen bimbingan dan
konseling berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
aktivitas-aktivitas layanan BK dan penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Tohirin 2013;256). Permendiknas Nomor 111 Tahun 2014

tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah menjelaskan
mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata dan mencakup tahapan analisis
kebutuhan,

perencanaan,

pelaksanaan,

evaluasi,

pelaporan,

dan

tindak

lanjut

pengembangan program.
Kesimpulan dari penjelasan diatas, manajemen layanan bimbingan dan konseling

adalah

segala

upaya

atau

cara

yang

digunakan

kepala

sekolah

untuk


mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga,
dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan
untuk

menyelenggarakan

pelayanan

bimbingan

dan

konseling

dalam

rangka

mencapai tujuan.


2.3

Program Kerja BK SMP
Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam
memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku
efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian
individu

dalam

lingkungannya.

Semua

perilaku


tersebut

merupakan

proses

perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu
bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang
merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya
memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya
program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
2.4


Dasar Penyusunan Program Layanan BK
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pasal 35 ayat(2)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi
Bagi Guru Dalam Jabatan
5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993
bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa minimal sampai
225 orang maksimal
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja
Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri
diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan
ekstrakurikuler
2.5

Visi dan Misi SMP
A. Visi
Berprestasi, Unggul dalam Kedisiplinan dan Berakhlak Mulia.
B. Misi
1. Mengembangkan kehidupan siswa sebagai pribadi, anggota masyarakat, serta
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengasuh dan mendidik siswa dengan mengingat kodrat dan bakatnya.
3. Mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat dan atau mengikuti
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
4. Memberi bekal kepada siswa agar dapat berusaha dan berdiri sendiri dalam
hidupnya sehingga berguna bagi masa depan bangsa.
5. Membentuk

kader-kader

masyarakat

yang

berdasarkan

kedisiplinan,

berperikemanusiaan, berbudaya dan cinta kemerdekaan.
6. Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif
7. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, efektif, kreatif, dan
menyenangkan.

C. Tujuan Penyusunan Program Layanan
a) Tujuan umum penyusunan program layanan
Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa SMP (8 Tugas
Pokok Perkembangan Siswa) adalah :
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya
sebagai pria dan wanita
3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan yang lebih luas
4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan
aparesiasi seni
5. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam
kehidupan di masyarakat
6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial dan ekonomi
7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri,
anggota masyarakat, dan warga Negara
8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
b) Tujuan Khusus penyusunan program layanan
1.

Sebagai pedoman atau panduan

bagi guru pembimbing dalam

melaksanakan layanan BK di Sekolah
2.

Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3.

Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya
peningkatan mutu di sekolah

4.

Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka
peningkatan mutu layanan BK di sekolah

D. Bidang Bimbingan dan Konseling
Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat.
Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang
berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku di rumah dan masyarakat.
Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di
sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat.
Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
dan dipilih.
E. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling
a. Pelayanan Dasar


Bimbingan Klasikal



Pelayanan Orientasi



Pelayanan Informasi



Bimbingan Kelompok



Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi

b. Pelayanan Responsip


Konseling Individu dan Kelompok



Referal /Alih tangan



Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas.



Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa



Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait diluar sekolah



Konsultasi



Konferensi Kasus



Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi


Konseling Individual



Penempatan Penyaluran

d. Dukungan Sistem


Manajemen



Akses Informasi dan Teknologi



Pengembangan Profesi



Pengembangan Media Informasi



Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

F. Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung
 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami
lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang
dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa
b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima,
memahami, berbagai informasi.
c. Layanan

Penempatan

dan

Penyaluran

:

Merupakan

layanan

memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang tepat
d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan
siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai
materi yang cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.
e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan
siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan
permasalahan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan
sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas topik tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa
masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk
membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok.
h. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak
yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.
 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
dan keterangan siswa
b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.
c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas
dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa
dengan memindahkan penangan kasus.
e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan,
kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.
f.

Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan
berbagai media informasi.

G. Sasaran Penyusunan Porgram
Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di
sekolah adalah :
1. Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID sejumlah 140
2. Peserta didik kelas VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID, VIIIE sejumlah 149
3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD, IXE sejumlah 146
H. Hambatan Pelaksanaan Layanan BK
1. Peserta Didik
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan
pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana
fungsi layanan BK itu sendiri.
b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan
yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.
c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami
kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak
dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di
kelas.
d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya
masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan
2. Guru pembimbing
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik)
karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih
dominan melalui layanan informasi di dalam kelas.
b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik

konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup
lama.
3. Guru mata pelajaran
a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya
kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga
pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan,
atau layanannya bersifat klinis therapeutis/pendekatan kuratif.
b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan
dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial,
humanistis-religius dan professional.
4. Wali kelas
a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang
bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di
dalam kelas umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas
belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap
siswa binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh
terhadap keefektifan layanan BK.
5. Urusan Kesiswaan
Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang
melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.
6. Orang tua
Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau
polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti putra/putrinya
nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel.
Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak.
7. Sarana dan prasarana
a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan
konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang
yang lewat di depannya.
b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak
masalah, dll.
I. Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan
1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan
program sekolah yang efektif dan komprehensif.
2. Meningkatkan

keterampilan

konseling

melalui

ujicoba

beberapa

pendekatan/teknik konseling
3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam
rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung
program remedial dan pengayaan sekolah.
4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi
dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/
siswa asuh yang bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang
bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll
secara mandiri maupun kedinasan.
6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK
guna memperbaiki dan peningkatan layanan
7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengorganisasian pada layanan khusus BK di
salah satu SMP di Semarang terdiri dari beberapa bentuk kegiatan
yang

meliputi

sosialisasi

program

kepada

siswa

baru,

pemberian materi dan layanan baik yang bersifat individu
maupun kelompok, penanganan siswa yang bermasalah, baik
yang terkait dengan masalah akademik, pribadi maupun
pelanggaran.
3.2 Saran
Sebagai pelaksana utama program BK, diharapkan
personil

BK

dapat

meningkatkan

kerjasama

dan

selalu

menjalin serta menjaga hubungan baik dengan semua pihak
yang terkait dalam pelaksanaan program BK, sehingga dapat
program

yang

telah

disusun

dapat

terlaksana

dengan

maksimal, karena pelaksanaan program BK bukan hanya
tanggung jawab dari personil BK dan kepala sekolah saja,
melainkan seluruh komponen yang ada di sekolah.

Daftar Rujukan
Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, D. K. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.