Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Serat Mesokarp Buah Kalapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) terbesar di dunia sejak 2007 yang cenderung meningkat. Produksi Crude
Palm Oil (CPO) pada 2013 mencapai 26,2 juta ton (Antara, 2013). Jumlah
produksi ini akan terus meningkat seiring dengan perkembangan areal yang telah
mendekati 10 juta ha. Produksi CPO akan melewati angka 40 juta pada 2020
sehingga Indonesia akan menguasai lebih separuh produksi minyak kelapa sawit
dunia (FAO, 2010).
Pabrik kelapa sawit (PKS) sebagai industri penghasil CPO hanya
menghasilkan 25-30% produk utama yaitu 20-23% CPO dan 5-7% inti sawit
(kernel), sisanya lebih dari 3 kali produksi CPO atau sebanyak 70-75% dari
bahan baku olah tandan buah segar adalah residu pengolahan berupa limbah
(Naibaho, 1998), selebihnya berupa limbah lumpur (sludge) 29,4%, limbah serat
mesokarp 17,9%, limbah tandan kosong 23,4% (Yacob, et al., 2006).
Serat mesokarp hasil pengepresan masih mengandung 5-6% residu minyak

dengan 4000-6000 ppm karoten, komponen minor lain seperti vitamin E 24003500 ppm dan sterol 4500-8500 ppm (Choo, et al., 1996), serta kandungan
minyak tandan kosong sekitar 1,9-2%. Ekstraksi minyak dari serat tersebut
berpotensi untuk memperoleh tambahan minyak sawit yang mengandung karoten
tinggi dengan jumlah secara nasional sekitar 2 juta ton/tahun (asumsi produksi
tandan buah 120 juta ton/tahun).

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang
secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak
berpasangan. Tingginya radikal bebas dalam tubuh dapat memicu munculnya
berbagai penyakit degeneratif. Oleh sebab itu, tubuh kita memerlukan suatu
substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas dan meredam dampak negatifnya (Winarsi, 2007).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya,
kerusakan sel dapat dihambat (Winarsi, 2007). Berdasarkan sumbernya,
antioksidan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu antioksidan alami dan
antioksidan sintesis (Trilaksani, 2003). Antioksidan alami banyak ditemukan pada
tanaman seperti biji-bijian, buah, dan sayur-sayuran yang mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan (Prakash, 2001). Antioksidan alami antara lain turunan
fenol, koumarin, hidroksi sinamat, tokoferol, difenol, flavonoid, dihidroflavon,

kathekin, asam askorbat (Cahyadi, 2006). Antioksidan sintesis antara lain butil
hidroksianol, butil hidroksiltoluen, propil gallat, etoksiquin (Cahyadi, 2006).
Namun adanya kekhwatiran terhadap efek samping antioksidan sintetik
menjadikan antioksidan alami menjadi alternatif yang terpilih.
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg), karena tanaman ini mengandung
antioksidan golongan karotenoid dan vitamin E (tokotrienol dan tokoferol).
Karotenoid provitamin A merupakan senyawa antioksidan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh (Haila, 1999). Selain sebagai provitamin A, karoten pun
memiliki sejumlah aktivitas biologis penting seperti fotoproteksi, antioksidan,

antikanker, antiinflamasi, serta antiobesitas. Selain berfungsi untuk menunjang
kesehatan, karoten dari limbah sawit juga berpotensi sebagai pewarna pangan
bahkan kosmetik (Mahfud, et al., 1991).

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian


ini adalah :
a.

Apakah terdapat perbedaan kandungan senyawa kimia antara ekstrak minyak
serat mesokarp (MSM), ekstrak dari transesterifikasi dan solvolitik
misellisasi?

b.

Apakah terdapat perbedaan aktivitas antioksidan antara ekstrak MSM,
ekstrak dari transesterifikasi, solvolitik misellisasi dibanding dengan vitamin
C dan crude palm oil (CPO) ?

1.3

Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:
a.


Terdapat perbedaan kandungan senyawa kimia antara ekstrak MSM, ekstrak
dari transesterifikasi dan solvolitik misellisasi.

b.

Terdapat perbedaan aktivitas antioksidan antara ekstrak MSM, ekstrak dari
transesterifikasi, solvolitik misellisasi dengan vitamin C dan CPO.

1.4

Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a.

Untuk mengetahui perbedaan kandungan senyawa kimia antara ekstrak MSM,
ekstra dari transesterifikasi dan solvolitik misellisasi.

b.


Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan antara ekstrak MSM,
ekstrak dari transesterifikasi, solvolitik misellisasi dengan vitamin C dan
CPO.

1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

masyarakat tentang aktivitas antioksidan dari serat mesokarp buah kelapa sawit
(Elaeis guineensis jacq).