this PDF file IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN OLEH APARATUR PEMERINTAH DESA DI DESA DARMACAANG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS | Winawati | MODERAT (Modern dan Demokratis) 1 PB

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PEDESAAN OLEH APARATUR PEMERINTAH DESA DI DESA
DARMACAANG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS
IIS WINAWATI
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan belum berjalan optimal sesuai dengan tujuan program
yang ditetapkan, hal ini dapat terlihat dari masalah: Penentuan program
pembangunan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang tidak berdasarkan atas
musyawarah mufakat, Partisipasi masyarakat dalam hal pelaksanaan
pembangunan masih kurang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini: 1.Bagaimana Implementasi Program
Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis? 2. Bagaimana hambatanhambatan Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh
Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis? 3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan yang timbul dalam Implementasi Program Pembangunan
Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis?
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. (Moleong,
2007:308) metode analisis data ini terdiri dari reduksi data, display data,

kesimpulan dan verifikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah 25
orang, terdiri dari Aparatur pemerintah Desa Darmacaang 7 orang, BPD 7
orang, LPMD 7 orang dan Tokoh masyarakat perwakilan tiap dusun 4 orang.
Berdasarkan hasil wawancara Implementasi Program Pembangunan
Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang
sudah dilaksanakan, namun hasilnya tidak merata. Hal ini disebabkan aparatur
pemerintah desa dalam pelaksanaan Program Insfrastruktur Pedesaan masih
banyak kekurangan seperti: Penentuan program pembangunan yang
dilaksanakan tidak berdasarkan atas musyawarah mufakat, Partisipasi
masyarakat dalam hal pelaksanaan pembangunan masih kurang. Hambatan yang
dihadapi: Kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam hal pemilihan jenis
pembangunan maupun pelaksanaan, kurangnya sosialisasi dan informasi yang
dilakukan aparatur pemerintah desa kepada masyarakat sehingga masyarakat
tidak memahami isi program pembanggunan yang menyebabkan Program
Pembangunan Insfrastruktur tidak berjalan secara optimal. Upaya yang
dilakukan: pemerintah desa berusaha meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan
program pembangunan seperti berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat,
mengadakan sosialisasi, menyediakan informasi sehingga masyarakat ikut serta
dalam pelaksanaan program pembangunan.
Kata kunci : Program Pembangunan, Insfrastruktur Pedesaan, Aparatur

Pemerintah Desa Darmacaang.

Halaman | 1

A. PENDAHULUAN
Pembangunan nasional adalah
pembangunan
manusia
Indonesia
seutuhnya dan seluruh masyarakat
Indonesia.
Pelaksanaannya
menyangkut pembangunan dinamis,
jiwa dan manusianya, kondisi ruang
masyarakat
dan
ruang
gerak
lingkungan serta sarana dan prasarana
lainnya. Pembangunan tidak selamanya

berjalan dengan baik seringkali
diperlukan perubahan dan perombakan
yang
mendasar menuju
kearah
kemajuan.
Pembangunan nasional yang
multi dimensi secara pengelolaannya
melibatkan
segenap
aparat
pemerintahan, baik ditingkat pusat
maupun ditingkat daerah bahkan
sampai ditingkat desa.Komponen atau
aparat dimaksud hendaknya memiliki
kemampuan yang optimal dalam
pelaksanaan tugasnya. Namun program
pembangunan yang dilaksanakan di
Desa Darmacaang belum terealisasikan
dengan baik hal ini terbukti dari akses

jalan yang berlubang belum semuanya
diperbaiki
sehingga
aktivitas
masyarakat terganggu.
Pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah bersama-sama dengan
masyarakat
untuk
mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Pembangunan desa bertujuan untuk
menciptakan
masyarakat
yang
mempunyai keuletan dan ketangguhan,
untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah mengadakan programprogram yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang sejalan
dengan proses pembangunan. Salah

satu program pemerintah yaitu melalui
program pembangunan insfrastruktur
pedesaan (PPIP). Program tersebut

diharapkan dapat mengatasi berbagai
permasalahan
yang
terdapat
dimasyarakat dengan jalan memberikan
kesempatan atau peluang nyata kepada
masyarakat
sehingga
mampu
meningkatkan
kualitas
hidupnya.
Namun
Program
Pembangunan
Insfrastruktur

Pedesaan
yang
dilaksanakan di Desa Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis belum berjalan dengan baik hal
ini terbukti dari akses jalan yang
berlubang belum semuanya diperbaiki
sehingga
aktivitas
masyarakat
terganggu selain itu belum tersedianya
parit di pinggir jalan sehingga jalan
tergenang air yang mengakibatkan
jalan cepat rusak.
Bupati Ciamis mengeluarkan
Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2009
tentang Program Bantuan Keuangan
Kepada Pemerintah Desa dalam

Rangka
Program
Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan (PPIP).
Pasal 1 Peraturan Bupati Ciamis
Nomor 6 Tahun 2009 dijelaskan bahwa
Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan (PPIP) adalah:
Kegiatan
pembangunan
yang
berbasis kepada masyarakat dengan
pendekatan
pembangunan
masyarakat keberpihakan kepada
penduduk
miskin,
partisipatif,
keswadayaan, keterpaduan kepada
penduduk

miskin,
partisipatif
keswadayaan, keterpaduan program
pembangunan
dan
penguatan
kepastian kelembagaan.
Berdasarkan ketentuan PERBUP
diatas
diharapkan
pelaksanaan
pembangunan dapat mengutamakan
kepentingan masyarakat sehingga
kebutuhan masyarakat dapat terlayani
dengan baik.

Halaman | 2

Hasil observasi awal yang
dilakukan penulis di desa Darmacaang

Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis, terlihat bahwa pelaksanaan
Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan belum berjalan optimal sesuai
dengan
tujuan
program
yang
ditetapkan, hal ini dapat terlihat dari
masalah:
1. Penentuan program pembangunan
yang
dilaksanakan
di
Desa
Darmacaang tidak berdasarkan atas
musyawarah mufakat, karena masih
ada jenis pembangunan yang lebih

prioritas untuk dibangun tetapi tidak
terakomodir
didalam
program
pembangunan.
Contohnya:
pelaksanaan pembangunan tempat
umum seperti posyandu padahal
harus lebih diprioritaskan untuk
dibangun tetapi karena kurang
berkoordinasi dan bermusyawarah
terlebih dahulu dengan masyarakat
sehingga
mendahulukan
pembangunan yang kurang prioritas
dengan kebutuhan masyarakat.
2. Partisipasi masyarakat dalam hal
pelaksanaan pembangunan masih
kurang
sehingga

program
pembangunan yang dilaksanakan
menjadi lambat penyelesaiannya.
Contohnya : karena kurang swadaya
dari masyarakat, sehingga dalam hal
pekerjaan tidak selesai tepat waktu.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, maka beberapa
masalah yang dapat dirumuskan dan
akan dibahas dalam laporan penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana Implementasi Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis?

2. Bagaimana
hambatan-hambatan
Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis?
3. Bagaimana
upaya-upaya
yang
dilakukanuntuk mengatasi hambatan
yang timbul dalam Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
oleh
Aparatur Pemerintah Desa di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis?
B. LANDASAN TEORITIS
Penelitian
ini
merupakan
penelitian dengan metode deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskriptifkan atau menggambarkan
secara tepat dan utuh dari sifat
individu, kelompok, keadaan dan gejala
lain dalam suatu masyarakat serta
berusaha untuk menganalisis data yang
ada.
Menurut pendapat Arikunto
(2010 : 3) menjelaskan bahwa
“Penelitian
dimaksudkan
untuk
menyelidiki keadaan kondisi atau lainlain yang sudah disebutkan yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan “.
Penelitian deskriptif merupakan
penelitian
paling
sederhana
dibandingkan
dengan
penelitianpenelitian lain, karena dalam penelitian
ini peneliti tidak melakukan apa-apa
terhadap objek atau wilayah yang
diteliti.
Pada umunya tujuan utama
penelitian deskriptif adalah untuk
menggambarkan secara sistematis fakta
dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti
secara
tepat.
Dalam

Halaman | 3

perkembangannya
akhir-akhir
ini
metode deskriptif banyak digunakan
oleh peneliti karena dua alasan.
Pertama dari pengamatan empiris
didapat bahwa sebagaian besar laporan
penelitian dilakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua metode deskriptif
sangat berguna untuk mendapatkan
pariasi permasalahan yang berkaitan
dengan bidang pendidikan maupun
tingkah laku manusia.
Yang menjadi objek penelitian
ini adalah Aparatur pemerintah Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis sebanyak 7 orang,
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Desa
Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis sebanyak
7 orang, Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat
Desa(LPMD)
Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis sebanyak 7 orang,
Tokoh masyarakat perwakilan tiap
dusun 4 orang.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik telaah pustaka
2. Observasi
3. Wawancara
Menurut Miles dan Huberman
dalam (Moleong, 2007:308), pada
dasarnya analisis data dapat dijelaskan
sebagai beerikut:
1. Reduksi data
2. Display data
3. Kesimpulan dan verifikasi
C. Metodologi Penelitian
1. Implementasi Kebijakan
Studi implementasi merupakan
suatu kajian mengenai studi kebijakan
yang
mengarah
pada
proses
pelaksanaan dari suatu kebijakan.
Implementasi kebijakan merupakan
suatu proses atau kegiatan untuk

mencapai hasil akhir yang telah
ditetapkan.
Secara
umum
istilah
implementasi dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan
atau penerapan ( Poerwadarminto,
1990:327).
Istilah
implementasi
biasanya dikaitkan dengan suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
dalam
kamus
besar
Webster
(Wahab,2006:64) merumuskan secara
pendek
bahwa
to
implement
mengimplementasikan
berarti
menyediakan
sarana
untuk
melaksanakan sesuatu dan untuk
menimbulkan dampak atau akibat
terhadap sesuatu. Pengertian tersebut
mempunyai
arti
bahwa
untuk
mengimplementasikan sesuatu harus
disertai sarana yang mendukung yang
nantinya akan menimbulkan dampak
atau akibat terhadap sesuatu itu.
Sejalan dengan pendapat tersebut
diatas Mazmanian dan Sabatier
(Widodo,2010:87)
mendefinisikan
implementasikan kebijakan adalah
memahami hal-hal yang seharusnya
terjadi
setelah
suatu
program
dinyatakan berlaku atau dirumuskan.
Pemahaman tersebut mencakup usahausaha untuk mengadministrasikannya
dan menimbulkan dampak nyata pada
masyarakat.
Bertolak dari sudut pandang para
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
implementasi kebijakan merupakan
suatu kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh pelaksana kebijakan
dengan harapan akan memperoleh
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan
atau sasaran dari suatu kebijakan.
2. Program Pembangunan
a. Pengertian Program

Halaman | 4

Jugiyanto
(2008:5)
mengemukakan program adalah kata,
ekspresi atau pernyataan yang disusun
dan dirangkai menjadi satu kesatuan
prosedur yang berupa urutan langkah
untuk menyelesaikan suatu masalah.
Senada dengan pendapat diatas
Sindunata (2007:1) menjelaskan bahwa
program adalah sebuah pernyataan
yang
disusun
yang
berguna
memberikan jalan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan.
Dari pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan program merupakan
rancangan mengenai asas serta usaha
dalam berbagai hal yang akan
dijalankan.
b. Pengertian Pembangunan
Pembangunan merupakan suatu
proses
untuk
melakukan
suatu
perubahan ke arah yang lebih baik
melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.
Riyadi dan Dedy (2005: 35)
menyatakan

pembangunan
merupakan sebuah proses perubahan

yang dilakukan melalui upaya-upaya
secara sadar dan terencana.
Berdasarkan pendapat ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa program
pembangunan adalah rancangan atau
upaya
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan kesejahtraan masyarakat
baik dari konteks ekonomi maupun
sosial
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kualitas kehidupan tanpa
merusak lingkungan.
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
oleh
Aparatur
Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis
Berikut ini penulis sajikan
Rekapitulasi Hasil Wawancara Tentang
Implementasi Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur
Pemerintah Desa di Desa Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis sebagai berikut:

Rekapitulasi Hasil Wawancara Tentang Implementasi Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di
Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis
Faktor
Pendukung
Kebijakan
Pemilihan
a.
kegiatan
dilakukan
berdasarkan
musyawarah
desa sehingga
diperoleh
dukungan dari
masyarakat
(acceptable).

Indikator

Masyarakat
diikut sertakan
dalam
pemilihan jenis
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

Tanggapan informan

Informan no 1,
2, 3, 4, 5, 6,
dan 14 atau 28
% menyatakan
masyarakat
diikut sertakan
dalam
pemilihan jenis
kegiatan
pembangunan
yang

Halaman | 5

Informan no 7,
10, 11, 13, 15,
16, 17, 19, 20,
21 dan 24 atau
44%
menyatakan
masyarakat
kurang
dilibatkan
dalam
pemilihan jenis

Informan no 8,
9, 12, 18, 22,
23 dan 25 atau
28
%
menyatakan
mayarakat
tidak
dilibatkan
dalam
pemilihan jenis
kegiatan

diprogramkan
oleh desa.

b. Masyarakat
terlibat dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

Penyelenggaraa.
an
kegiatan
dilakukan
bersama
masyarakat
secara terbuka
dan diketahui
semua unsur
masyarakat
(transparant).

Aparatur desa
mengadakan
sosialisasi
kepada
masyarakat
secara terbuka
tentang
penyelenggara
an kegiatan
pembangunan
yang akan
dilaksanakan.

b. Aparatur Desa
menyediakan
informasi yang
akurat tentang
program
pembangunan

kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.
Informan no 1,
3, 5, 8, 10, 12,
14, 19, 21, 22,
23, dan 24 atau
48%
menyatakan:M
asyarakat
kurang terlibat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

Informan no 1,
3, 6, 11, 13,
14dan 17 atau
28%
menyatakan
Aparatur desa
mengadakan
sosialisasi
kepada
masyarakat
secara terbuka
tentang
penyelenggara
an kegiatan
pembangunan
yang akan
dilaksanakan.

Informan no 2,
5, 7, 10, 12,
15, 19, dan 20
atau 32%
menyatakan
Aparatur desa
kurang
mengadakan
sosialisasi
kepada
masyarakat
secara terbuka
tentang
penyelenggara
an kegiatan
pembangunan
yang akan
dilaksanakan.

Informan no 3,
4, 7, 9, dan 19
atau
20%
menyatakan
Aparatur Desa
menyediakan

Informan no 1,
12, 14, 16, 17,
18, 22 dan 25
atau
32%
menyatakan
Aparatur Desa

Informan no 4,
8, 9, 16, 18,
21, 22, 23, 24
dan 25 atau
40%
menyatakan
Aparatur
desatidak
mengadakan
sosialisasi
kepada
masyarakat
secara terbuka
tentang
penyelenggara
an kegiatan
pembangunan
yang akan
dilaksanakan.
Informan no 2,
5, 6, 8, 10, 11,
13, 15, 20, 21,
23 dan 24 atau
48%
menyatakan

Informan no 2,
4, 6, 15, dan
20 atau 20%
menyatakan:
Masyarakat
terlibat dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

Halaman | 6

Informan no 7,
9, 11, 13, 16,
17, 18, dan 25
atau
32%
menyatakan
Masyarakat
tidak terlibat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh desa.

yang
akan informasi yang
dilaksanakan.
akurat tentang
program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan.

c. Aparatur Desa
menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur.

Penyelenggara a.
an
kegiatan
harus
dapat
dipertanggung
jawabkan
(accountabel).

Adanya
evaluasi
pelaksanaan
pembanguanan
yang
dialokasikan
dari Program
Pembangungu
nan
Insfrastruktur
Pedesaan
(PPIP).

Informan no 1,
3, 5, 7, 9, 12,
dan 14 atau
28%
menyatakan
Aparatur Desa
menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur.

Informan no 3,
5, 8, dan 9 atau
16%
menyatakan
Adanya
evaluasi
pelaksanaan
pembanguanan
yang
dialokasikan
dari Program
Pembangungu
nan
Insfrastruktur
Pedesaan
(PPIP).

kurang
menyediakan
informasi yang
akurat tentang
program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan.
Informan no 2,
4, 6, 11, 15,
16, 17, 19, 21,
22, dan 25 atau
44%
menyatakan
Aparatur Desa
kurang
menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur.

Informan no 1,
2, 6, 10, 12,
14, 16, 19, 20,
22, 23 dan 25
atau 48%
menyatakan
kurangnya
evaluasi
pelaksanaan
pembangunan
yang
dialokasikan
dari program
pembangunan
insfrastruktur
pedesaan
(PPIP).
b. Adanya sasaran Informan no 1, Informan no 3,
yang
jelas 5, 7, 10, 17 4, 6, 11, 12,
dalam setiap dan 25 atau 14, 15, 18, 19,
kegiatan
24%
20, 22, 23 dan

Halaman | 7

Aparatur Desa
tidak
menyediakan
informasi yang
akurat tentang
program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan.
Informan no 8,
10, 13, 18, 20,
23 dan 24 atau
28%
menyatakan
Aparatur Desa
tidak
menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur.

Informan no 4,
7, 11, 13, 15,
17, 18, 21 dan
24 atau 36%
menyatakan
tidak adanya
evaluasi
pelaksanaan
pembangunan
yang
dialokasikan
dari program
pembangunan
insfrastruktur
pedesaan
(PPIP).
Informan no 2,
8, 9, 13, 16,
dan 21 atau
24%

pembangunan

menyatakan
Adanya
sasaran yang
jelas
dalam
setiap kegiatan
pembangunan

Adanya
kejelasan
dalam
penetapan
alokasi waktu
dalam setiap
kegiatan
pembangunan

Informan no 1,
3, 5, 6, 7, 10,
13 dan 22 atau
32%
menyatakan
adanya
kejelasan
dalam
penetapan
alokasi waktu
dalam setiap
kegiatan
pembangunan

d. Adanya
laporan
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
program
pembangunan
yang
dialokasikan
ke
dalam
program
pembangunan
infrastruktur
pedesaan
(PPIP)

Informan no 2,
5, 6, 8, 9, 15,
17,21 dan 22
atau
36%
menyatakan
Adanya
laporan
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
program
pembangunan
yang
dialokasikan
ke
dalam
program
pembangunan
infrastruktur
pedesaan
(PPIP).

c.

Penyelenggaraa.
an
kegiatan
dapat
memberikan

Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
dapat

Informan no 1,
2, 5, 6, 9, 10,
12, 15, 18, 21,
22 dan 23 atau

Halaman | 8

24 atau 52%
menyatakan
kurang adanya
sasaran yang
jelas dalam
setiap kegiatan
pembangunan
Informan no 4,
8, 9, 11, 16,
17, 20, 21, 23,
24 dan 25 atau
44%
menyatakan
kurang adanya
kejelasan
dalam
penetapan
alokasi waktu
dalam setiap
kegiatan
pembangunan
Informan no 3,
4, 7, 10, 11,
12, 14, 16, 19,
20, 23, dan 24
atau 48%
menyatakan
kurang adanya
laporan
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
program
pembangunan
yang
dialokasikan
ke dalam
program
pembangunan
infrastruktur
pedesaan
(PPIP)
Informan no 4,
7, 8, 11, 14,
16, 17 dan 25
atau
32%

menyatakan
tidak adanya
sasaran yang
jelas dalam
setiap kegiatan
pembangunan
Informan no 2,
12, 14, 15, 18,
dan 19 atau
24%
menyatakan
tidak adanya
kejelasan
dalam
penetapan
alokasi waktu
dalam setiap
kegiatan
pembangunan
Informan no 1,
13, 18 dan 25
atau
16%
menyatakan
tidak Adanya
laporan
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
program
pembangunan
yang
dialokasikan
ke
dalam
program
pembangunan
infrastruktur
pedesaan
(PPIP)

Informan no 3,
13, 19, 20, dan
24 atau 20%
menyatakan

manfaat
kepada
masyarakat
secara
berkelanjutan
(susitainable).

dirasakan
manfaatnya
oleh
masyarakat.

48%
menyatakan
Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
dapat
dirasakan
manfaatnya
oleh
masyarakat.
b. Adanya
Informan no 2,
pemeliharaan
3, 5, 7, 11, 14,
dan
15, 18, 21,23
pengelolaan
dan 25 atau
secara
44%
bersama-sama menyatakan
dari
adanya
masyarakat
pemeliharaan
maupun
dan
aparatur desa pengolahan
terhadap hasil secara
pembangunan bersama-sama
dari
masyarakat
maupun
aparatur desa
terhadap hasil
pembangunan
Rata-rata
29, 45 %

Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui
bahwa
Implementasi
Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah
Desa di Desa Darmacaang Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis sudah
dilaksanakan namun hasilnya tidak
merata, hal ini dapat dilihat dari
pendapat informan yang menyatakan
bahwa
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
sudah
dilaksanakan dengan optimal 29,45%,
kemudian yang menyatakan kurang
optimal sebesar 42,18% sedangkan
yang menyatakan tidak optimal sebesar
28,37%.

menyatakan
Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
kurang
dirasakan
manfaatnya
oleh
masyarakat.

Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan
tidak dirasakan
manfaatnya
oleh
masyarakat.

Informan no 1,
4, 6, 9, 10, 12,
13, 17, 20 dan
22 atau 40%
menyatakan
kurangnya
pemeliharaan
dan
pengolahan
secara
bersama-sama
dari
masyarakat
maupun
aparatur desa
terhadap hasil
pembangunan

Informan no 8,
16, 19 dan 24
atau 16%
menyatakan
tidak adanya
pemeliharaan
dan
pengolahan
secara
bersama-sama
dari
masyarakat
maupun
aparatur desa
terhadap hasil
pembangunan

42, 18 %

28, 37%

Berdasarkan hasil observasi dapat
diketahui bahwa sebagian besar
Implementasi Program Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur
Pemerintah Desa di Desa Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng
Kabupaten
Ciamis kurang dilaksanakan secara
optimal.
2. Hambatan-Hambatan
yang
dihadapi dalam Implementasi
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan
oleh
Aparatur Pemerintah Desa di
Desa Darmacaang Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis

Halaman | 9

Berdasarkan hasil penelitian yang
telah penulis lakukan di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten
Ciamis
dalam
melaksanakan Implementasi Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan,
dalam pelaksanaannya belum berjalan
secara optimal hal ini disebabkan
karena terdapat hambatan-hambatan
diantaranya sebagai berikut:
1. Pemilihan
kegiatan
dilakukan
berdasarkan
musyawarah
desa
sehingga diperoleh dukungan dari
masyarakat (acceptable).
a. Masyarakat diikut sertakan dalam
pemilihan
jenis
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh
desa.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya: Jumlah
peserta musyawarah dari unsur
masyarakat sedikit, disebabkan
masyarakat masyarakat kurang
meluangkan
waktu
dalam
memenuhi undangan Pemerintah
Desa
untuk
mrngikuti
musyawarah
program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan.
b. Masyarakat
terlibat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh
desa.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya:
Kurangnya partisifasi masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan oleh desa, hal ini
disebabakan kurangnya respon
masyarakat terhadap kegiatan
yang dilaksanakan oleh desa. Hal
ini dibuktikan dengan masyarakat
sibuk
dengan
pekerjaannya

sendiri sehingga mereka tidak
peduli terhadap kegiatan yang
dilaksanakan oleh desa.
2. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan
bersama masyarakat secara terbuka
dan
diketahui
semua
unsur
masyarakat (transparant).
a. Aparatur
Desa
mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat
secara
terbuka
tentang
penyelenggaraan
kegiatan pembangunan yang akan
dilaksanakan.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah Desa hambatanhambatannya:
Materi
yang
disampaikan
oleh
Aparatur
Pemerintah
Desa
dalam
sosialisasi kurang di pahami oleh
masyarakat
selaku
peserta
sosialisasi.
b. Aparatur Desa menyediakan
informasi yang akurat tentang
program pembangunan yang akan
dilaksanakan.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah Desa hambatanhambatannya:
Kurangnya
jaringan
media
komunikasi
kepada masyarakat mengenai
Program
Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan yang ada,
sehingga banyaknya masyarakat
tidak memahami isi dari program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan,
hal
ini
menyebabkan banyak masyarakat
yang tidak berfartisipasi dalam
pelaksanaan
program
pembangunan.
c. Aparatur Desa menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah Desa hambatan-

Halaman | 10

hambatannya: Masyarakat kurang
peduli
terhadap
program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan, hal ini disebabkan
masyarakat
lebih
memprioritaskan
kepentingan
sendiri
sehinnga
dalam
pelaksanaannya masyarakat tidak
ada ditempat.
3. Penyelenggaraan kegiatan harus
dapat
dipertanggung jawabkan
(accountabel).
a. Adanya evaluasi pelaksanaan
pembanguanan yang dialokasikan
dari Program Pembangungunan
Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya: Materi
evaluasi kurang dipahami oleh
unsur masyarakat,
sehingga
masyarakat punya presepsi tidak
baik dari program pembangunan.
b. Adanya sasaran yang jelas dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya:
Kurangnya pemantauan oleh
Aparatur
Pemerintah
Desa
disebabkan
sibuk
dengan
pekerjaannya sebab Aparatur
Pemerintah Desa punya presepsi
bahwa penanggungjawab sudah
ada yaitu panitia pembangunan.
c. Adanya
kejelasan dalam
penetapan alokasi waktu dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya:
Kurangnya kejelasan dalam
penetapan alokasi waktu dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Hal ini dibuktikan dengan
pekerjaan yang dilakukan terlalu

mengulur
waktu
sehingga
pekerjaan yang dilaksanakan
tidak tepat waktu.
d. Adanya laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan program
pembangunan yang dialokasikan
ke dalam Program Pembangunan
Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah
Desa
hambatan-hambatannya: Agenda
penyampaian
laporan
pertanggungjawaban
dari
program yang telah dilaksanakan
sebagian besar dari unsur
kelembagaan di Desa, karena
dianggap sudah bisa mewakili
tetapi
presepsi
masyarakat
banyak yang berpikir negatif
seolah-olah hasilnya tidak sesuai
dan tertutup untuk masyarakat.
4. Penyelenggaraan kegiatan dapat
memberikan
manfaat
kepada
masyarakat secara berkelanjutan
(susitainable).
a. Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
Hambatan-hambatannya:
Kurangnya
manfaat
yang
dirasakan oleh masyarakat dari
hasil
pembangunan
yang
dilkasanakan. Hal ini dibuktikan
dengan
manfaatnya
hanya
dirasakan dalam ruang lingkup
sekitar lokasi pembangunan.
b. Adanya
pemeliharaan
dan
pengelolaan secara bersama-sama
dari masyarakat maupun aparatur
desa
terhadap
hasil
pembangunan.
Berdasarkan
informan
dari
Aparatur
Pemerintah Desa hambatanhambatannya: Kurang kepedulian
dan pengelolaan secara bersamasama dari masyarakat maupun

Halaman | 11

aparatur
pemerintah
desa
terhadap hasil pembangunan. Hal
ini dibuktikan dengan banyaknya
bangunan yang tidak terpelihara
seperti posyandu yang kotor,
sehingga bangunan mudah rusak
dan cepat kumuh.

3. Upaya-Upaya
Mengatasi
Hambatan-hambatan
dalam
Implementasi
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan
oleh
Aparatur
Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah penulis lakukan di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten
Ciamis
dalam
melaksanakan Implementasi Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
terdapat berbagai hambatan, untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut
dilakukan berbagai upaya sebagai
berikut.
1. Pemilihan
kegiatan
dilakukan
berdasarkan
musyawarah
desa
sehingga diperoleh dukungan dari
masyarakat (acceptable).
a. Masyarakat diikut sertakan dalam
pemilihan
jenis
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan oleh desa. Upayaupaya
yang
dilakukan:
Pemerintah Desa Darmacaang
selaku
pelaksana
kebijakan
Program
Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan berusaha
menanamkan rasa kepedulian
masyarakat akan pentingnya
berfartisipasi dalam bentuk ide,
gagasan dalam pembangunan
sehingga diharapkan masyarakat
dapat
berfartisipasi
dalam

pelaksanaan
program
pembangunan.
b. Masyarakat
terlibat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan oleh desa. Upayaupaya
yang
dilakukan:
Pemerintah Desa Darmacaang
berusaha melibatkan tokoh-tokoh
masyarakat
dalam
kegiatan
pembangunan
yang
diprogramkan
oleh
desa,
sehingga terciptanya kerjasama
antara pemerintah Desa dengan
masyarakat.
2. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan
bersama masyarakat secara terbuka
dan
diketahui
semua
unsur
masyarakat (transparant).
a. Aparatur
Desa
mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat
secara
terbuka
tentang
penyelenggaraan
kegiatan pembangunan yang akan
dilaksanakan. Upaya-upaya yang
dilakukan: Pemerintah Desa
Darmacaang
berusaha
meningkatkan
sosialisasi
penyampaian informasi kebijakan
pemerintah mengenai Program
Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan kepada masyarakat
dengan jelas dan dapat dipahami,
supaya masyarakat memiliki
pemahaman tentang program
pembangunan
yang
akan
dilaksanakan oleh desa.
b. Aparatur Desa menyediakan
informasi yang akurat tentang
program pembangunan yang akan
dilaksanakan. Upaya-upaya yang
dilakukan:
Pemerintah
desa
berusaha menyediakan media
informasi yang akurat tentang
program pembangunan yang akan
dilaksanakan, supaya masyarakat

Halaman | 12

mengetahui dan memahami isi
dari program pembangunan yang
akan dilaksanakan oleh desa.
c. Aparatur Desa menggerakan
swadaya
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan
insfrastruktur. Upaya-upaya yang
dilakukan: Pemerintah Desa
berusaha menggerakkan swadaya
masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan,
supaya
masyarakat
lebih
bisa
memprioritaskan
dalam
pembangunan yang dilaksanakan.
3. Penyelenggaraan kegiatan harus
dapat
dipertanggung jawabkan
(accountabel).
a. Adanya evaluasi pelaksanaan
pembanguanan yang dialokasikan
dari Program Pembangungunan
Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).
Upaya-upaya yang dilakukan:
Pemerintah Desa Darmacaang
berusaha lebih memaparkan isi
materi evaluasi lebih jelas lagi
tentang program pembangunan
yang dilaksanakan supaya lebih
dipahami
oleh
masyarakat.
Sehingga persefsi masyarakat
menjadi baik tentang program
pembangunan.
b. Adanya sasaran yang jelas dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Upaya-upaya yang dilakukan:
Pemerintah Desa berusaha terus
memantau setiap kegiatan dalam
pembangunan
sesuai
yang
diprogramkan dan berusaha
saling bekerja sama antara aparat
desa dan panitia pembangunan
supaya
tidak
saling
mengandalkan.
c. Adanya
kejelasan dalam
penetapan alokasi waktu dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Upaya-upaya yang dilkukan:

Pemerintah
Desa
berusaha
merumuskan dengan matang
setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan supaya memiliki
sasaran yang jelas dalam alokasi
waktu dalam setiap kegiatan
pembangunan.
d. Adanya laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan program
pembangunan yang dialokasikan
ke dalam Program Pembangunan
Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).
Upaya-upaya yang dilakukan:
Pemerintah
Desa
berusaha
melibatkan tokoh masyarakat
dalam agenda penyampaian
laporan pertanggung jawaban
dari
program
yang
telah
dilaksanakan supaya masyarakat
tidak selalu berfikir negatif.
4. Penyelenggaraan kegiatan dapat
memberikan
manfaat
kepada
masyarakat secara berkelanjutan
(susitainable).
a. Pembangunan
yang
telah
dilaksanakan dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
Upaya-upaya yang dilakukan:
Pemerintah
Desa
berusaha
meningakatkan
kualitas
pembangunan yang dilaksanakan
supaya tidak hanya dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat
dalam ruang lingkup sekitar
lokasi pembangunan tetapi semua
masyarakat dapat merasakan
manfaatnya.
b. Adanya
kepedulian
dan
pengelolaan secara bersama-sama
dari masyarakat maupun aparatur
desa terhadap hasil pembangunan
. upaya-upaya yang dilakukan:
Pemerintah
Desa
berusaha
meningkatkan pemeliharaan dan
pengelolaan secara bersama-sama

Halaman | 13

dengan masyarakat terhadap hasil
pembangunan.
Dengan adanya upaya-upaya
tersebut diharapkan dapat mengatasi
hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam
Implementasi
Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis, sehingga hasil
pembangunannya dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Setelah
penulis
menyajikan
pembahasan mengenai Implementasi
Program Pembangunan Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa di Desa Darmacaang Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis, maka
penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis sudah dilaksanakan namun
hasilnya tidak merata, hal ini
disebabkan aparatur pemerintah
desa dalam pelaksanaan program
insfrastruktur
pedesaan
masih
banyak
kekurangan
seperti:
Penentuan program pembangunan
yang
dilaksanakan
di
Desa
Darmacaang tidak berdasarkan atas
musyawarah mufakat, Partisipasi
masyarakat dalam hal pelaksanaan
pembangunan
masih
kurang.
Seharusnya
pemerintah
desa
memiliki
tanggungjawab
yang
penuh atas keberhasilan Program
Pemabangunan
Insfrastruktur
Pedesaan yang sudah di atur dalam
Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun

2009 tentang Program Bantuan
Keuangan Kepada Pemerintah Desa
dalam
Rangka
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan.
Hal
ini
dapat
dibuktikandegan pendapat informan
yang menyatakan bahwa sudah
dilaksanakan
dengan
optimal
29,45%,
kemudian
yang
menyatakan kurang optimal sebesar
42,18%
sedangkan
yang
menyatakan tidak optimal sebesar
28,37%. Berdasarkan hasil observasi
dapat diketahui bahwa sebagian
besar
Implementasi
Program
Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis kurang dilaksanakan secara
optimal.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam proses Implementasi Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis dalam Pelaksanaan Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
adalah
kurangnya
partisipasi dari masyarakat dalam
hal pemilihan jenis pembangunan
maupun pelaksanaan, kurangnya
sosialisasi dan informasi yang
dilakukan aparatur pemerintah desa
kepada
masyarakat
sehingga
masyarakat tidak memahami isi
program
pembanggunan
yang
menyebabkan
program
pembangunan insfrastruktur tidak
berjalan secara optimal.
3. Upaya-upaya
untuk
mengatasi
hambatan-hambatan dalam proses
Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah

Halaman | 14

Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis adalah yang dilakukan
adalah pemerintah desa berusaha
meningkatkan
kualitas
dalam
pelaksanaan program pembangunan
seperti berusaha meningkatkan
partisipasi masyarakat, mengadakan
sosialisasi, menyediakan informasi
sehingga masyarakat ikut serta
dalam
pelaksanaan
program
pembangunan.
2. Saran
Dengan
ditemukannya
kelemahan-kelemahan
sekaligus
sebagai hambatan dalam Implementasi
Program Pembangunan Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa di Desa Darmacaang Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis, dengan
demikian penulis mengajukan saransaran sebagai berikut:
1. Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang
Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis hendaklah dilaksanakan
sesuai
dengan
perinsip
penyelenggaraan, hal tersebut dapat
dilakukan dengan adanya kerja sama
dari berbagai pihak yang terlibat
penyelenggaraan
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan (PPIP), agar Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 6 tahun
2009 dapat terlaksana dengan baik
sehingga
tujuan
program
pembangunan dapat tercapai.
2. Dalam
mengatasi
hambatanhambatan yang terjadi dalam
Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah
Desa
di
Desa
Darmacaang

Kecamatan Cikoneng Kabupaten
Ciamis, hendaknya pemerintah desa
sebagai pelaksana kebijakan mampu
melaksanakan peranannya dengan
baik sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku, sehingga
hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam pelaksanaan program dapat
diatasi, sehingga hasil pelaksanaan
program
pembangunan
dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat.
3. Untuk
mencapai
hasil
yang
maksimal
dalam
Implementasi
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
Oleh
Aparatur Pemerintah Desa di Desa
Darmacaang Kecamatan Cikoneng
Kabupaten Ciamis, pemerintah desa
hendaknya dapat memaksimalkan
Program
Pembangunan
Insfrastruktur
Pedesaan
untuk
sebesar-besarnya
kepentingan
rakyat, hal tersebut dapat dilakukan
dengan
memprioritaskan
pembangunan di tempat-tempat
setrategis yang sering digunakan
oleh masyarakat umum, sehingga
hasil
pembangunan
dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
F. Daftar Pustaka
a. Buku-buku
Adisasmita,
Raharjo.
2013.
Pembangunan Perdesaan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Ali, Faried dan Andi Syamsu Alam.
2012. Studi Kebijakan Pemerintah.
Bandung: Refika Aditama.
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan
Publik. Bandung: Pustaka Setia.

Halaman | 15

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rohman, Arief. 2013. Pengertian
Pembangunan
Masyarakat
Desa
http://arepril.blogspot.co.id/2013/09/pe
ngertian-pembangunan-masyarakatdesa.htm (online) (diakses tanggal 16
Maret 2016).
Sugiyono. 2001. MetodePenelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahab, Solohin. 2002. Analisa
Kebijakan Negara . Jakarta: Rineka
Cipta.

b. Dokumen
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Desa.
Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2009
tentang Program Bantuan Keuangan
Kepada Pemerintah Desa dalam
Rangka
Program
Pembangunan
Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis
Nomor 8 Tahun 2007 Tentang
Pedoman
Penyusunan
Organisasi
Daerah.

Halaman | 16

RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Iis Winawati, lahir di Ciamis, 25 September 1993 berjenis
kelamin perempuan dan beragama Islam. Penulis beralamatkan di Dusun Nasol
RT.07 RW.02 Desa Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jenjang pendidikan yang pertama
kali penulis tempuh adalah SD Negeri 3 Ciamis lulus pada tahun 2003, SMP Negeri
1 Ciamis lulus pada tahun 2006, SMA Negeri 3 Ciamis lulus pada tahun 2009 dan
pada tahun 2011 diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
dengan Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Galuh Ciamis dengan nomer
handphone 081222392823

Halaman | 17