[JURNAL FIX] Aspek Biologi Ikan Kembung kelompok 12
ANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI DAN
KEBIASAAN MAKAN) IKAN KEMBUNG PEREMPUAN (Rastrelliger brachysoma)
Egi Maudy Rusmana1, Yaris Hikmawansyah1, Mohammad Syarifudin*1
1
Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
*
e-mail: [email protected]
Abstrak
Praktikum aspek biologi bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai aspek pertumbuhan,
reproduksi serta kebiasaan makan ikan kembung perempuan. Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah Observasi untuk mendapatkan data yang selanjutnya diolah dan dianalisis
dengan deskriptif kuantitatif. Hubungan panjang dan berat ikan kembung perempuan dianalisis
dengan fungsi regresi dan korelasi sedangkan untuk rasio kelamin dihitung dengan uji chi kuadrat
(chi square). Distribusi panjang dan bobot ikan kembung perempuan terdiri dari tujuh kelas dengan
panjang kelas 14. Setelah dianalisis hubungan panjang dan berat didapatkan pola pertumbuhan ikan
kembung perempuan adalah alometrik negatif (b < 3). Hubungan panjang dan bobot ikan kembung
perempuan memiliki nilai regresi (R2) sebesar 0,3. Berdasarkan hasil uji chi kuadrat terhadap rasio
kelamin ikan kembung perempuan diketahui jantan : betina 2 : 1 yang berarti bahwa hasil yang
didapat tidak seimbang . Berdasarkan tingkat kematangan gonad ikan kembung perempuan
didominasi oleh TKG III dengan IKG sebesar 1,35%. Hasil yang diperoleh untuk tingkat trofik
ikan kembung perempuan yaitu sebesar 2,6 yang artinya ikan kembung perempuan bersifat ikan
omnivora. Namun memperhitungkan indeks propenderan pada ikan kembung perempuan adalah
pemakan detritus (IP : 40,42%),copepoda (IP: 19,53%) ,dan bagian tumbuhan
(IP:15,45%).sehingga dapat dikatakan ikan kembung perempuan termasuk ikan detrivor pula.
Kata kunci: allometrik negatif, chi kuadrat, ikan kembung perempuan, omnivora,
Abstract
Practical aspects of biology aims to obtain information on aspects of growth, reproduction and
eating habits bloated fish fish. The method used in this lab is Observation to get the data which
further processed and analyzed with quantitative descriptive. The relationship of length and weight
of bloated fish was analyzed with regression and correlation function, while for the sex ratio was
calculated by chi square test (chi square). The distribution of the length and weight of the bloated
fish consists of seven classes with the length of class 14. After analyzing the relationship of length
and weight, the growth pattern of bloated fish is negative allometric (b < 3). Long relationship and
weight of bloated fish have regression value (R2) equal to 0,3 (Based on the results of chi square
test on the ratio of male genital bloated known male: female 2: 1), then the gender ratio difference
does not achieve balance (Ho hypothesis rejected). Based on the maturity level of bloated fish
gonad dominated by TKG IV with IKG of 1.35%. The results obtained for trophic level of bloated
fish is 2,6 which means bloated fish is omnivorous fish. But taking into account the propenderan
index in bloated fish is a detritus (IP 40,42%) and Copepods (IP 19,53%),and some of parts of
plants (IP 15,45 %) so it can be said bloated fish including detrivor fish also.
Keywords: chi square, negative allometric. omnivorous, bloated fish
1
Pendahuluan
Pelabuhanratu merupakan daerah pesisir di Selatan Kabupaten Sukabumi dan
sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat,Indonesia.
Pelabuhanratu terkenal dengan penghasil utama perikanan laut di Kabupaten
Sukabumi.Wilayah Kabupaten Sukabumi di sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Bogor, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak sedangkan sebelah Selatan berbatasan
dengan Samudra Hindia.
Pertumbuhan karang di wilayah perairan Pelabuhanratu lebih didominasi oleh coral
massive dan Acropora digtata.Sedangkan di sekitar perairan Teluk Pelabuhan ratu, umunya
dari jenis Acropora branching dan coral branching memiliki pertumbuhan yang lebih
dominan dibandingkan dengan jenis karang lainnya. Di perairan Pelabuhanratu ditemukan
penyu dan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) yang termasuk ikan yang dilindungi.Selain
itu juga ditemukan jenis-jenis ikan lain seperti ikan ekor kuning (Caesio sp), kepe-kepe
(Chaetodon sp), ikan biji nangka (Upeneus sp), dan lain-lain. Di samping ikan,juga
ditemukan ekosistem padang lamun.
Selain ekosistem yang disebutkan diatas,spesies ikan kembung perempuan
(Rastrelliger brachysoma) juga termasuk salah satu ikan yang berada di perairan
Pelabuhanratu.Ikan kembung perempuan menjadi bahasan untuk laporan praktikum kali
ini.Laporan ini dibuat untuk lebih mengetahui aspek reproduksi,aspek pertumbuhan,dan
aspek food and feeding habits dari ikan kembung perempuan.
Bahan dan Metode
1.Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai aspek biologi ikan kembung perempuan dilaksanakan pada
hari Senin, 27 Maret 2017 pukul 07.45 – 09.45 WIB. bertempat di Laboratorium
Akuakultur, Gedung 2, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
2.Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya milimeter blok,
timbangan, cawan petri, gelas ukur, sonde, gunting bedah, pisau bedah, pinset, benang,
serta mikroskop, Adapun bahan yang digunaka dalam praktikum ini diantaranya ikan
kembung perempuan, larutan sera, asetokarmin.
3.Metode
Metode praktikum yang digunakan adalah metode observasi. Metode observasi
adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung. Metode ini ditujukan untuk
mempelajari aspek biologi berupa kondisi.
4.Parameter Pengamatan
4.1 Hubungan Panjang Bobot
Menurut Saputra (2009), analisa hubungan panjang berat menggunakan metode
yang sebagai berikut.
b
W =a . L
Keterangan :
W
: Berat (gram)
L
: Panjang total ikan (cm)
2
a
b
: Nilai intersep
: Nilai slope atau sudut tangensial
4.2 Faktor Kondisi
Perhitungan faktor kondisi atau indeks ponderal menggunkan sistem metrik (K).
mencari nilai K digunakan rumus sebagai berikut.
W
K=
a . Lb
Keterangan :
K
: Faktor kondisi
W
: Bobot ikan (gram)
L
: Panjang total (mm)
a
: Intercept
b
: Slope
4.3 Rasio Kelamin
Rasio kelamin jantan dan betina dapat diperoleh dengan menggunakan uji Chi –
square () menurut Herawati (2017), dengan hipotesis yaitu:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata antara nisbah kelamin jantan dan betina
H1 : Terdapat perbedaan nyata antara nisbah kelamin jantan dan betina
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika: hitung < tabel, maka H0 diterima
hitung > tabel, maka H0 ditolak
4.4 Tingkat Kematangan Gonad
Pengamatan tingkat kematangan gonad ikan dapat dilakukan dengan cara
mengetahui ciri-ciri morfologis pada gonad ikan yaitu berdasarkan variabel bentuk,
ukuran, warna, dan pengisian dalam rongga perut dengan melihat kunci identifikasi
kematangan gonad menurut Effendie (1979) dalam Herawati (2017).
4.5 Indeks Kematang Gonad
Indeks kematangan gonad didapatkan melalui perbandingan berat gonad dengan
berat tubuh ikan dikalikan dengan 100% menurut metode dari Effendie (2002) dalam
Herawati (2017) sebagai berikut:
Bg
IKG=
×100
Bt
Keterangan:
IKG : Indeks Kematangan Gonad (%)
Bg
: Bobot gonad (gram)
Bt
: Bobot tubuh ikan (gram)
4.6 Hepatosomatik Indeks
Hepatosomatik indeks merupakan indeks yang menunjukkan perbandingan berat
tubuh dan berat hati dan dinyatakan dalam persen. Hepatosomatik indeks (HSI) ikan dapat
dihitung berdasarkan Effendie (1997) dalam Herawati (2017) sebagai berikut.
Bh
HSI=
×100
Bt
Keterangan :
HSI : Hepatosomatik indeks (%)
3
Bh
Bt
: Bobot hati (gram)
: Bobot tubuh ikan (gram)
4.7 Fekunditas
Fekunditas ikan dihitung berdasarkan metode volumetrik (Effendie 1997 dalam
Herawati 2017) dengan rumus :
X V
=
x v
Keterangan :
X
: Jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)
x
: Jumlah telur dari sebagian gonad
V
: Volume seluruh gonad
v
: Volume sebagian gonad contoh
4.8 Diameter Telur
Diameter telur dianalisis dalam bentuk histogram. Diameter telur dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
�� = √� × �
Keterangan:
Ds
: Diameter telur sebenarnya (mm)
D
: Panjang diameter telur (mm)
d
: Lebar diameter telur (mm)
4.9 Indeks Preponderan
Kebiasaan makanan dianalisis dengan menggunakan indeks preponderan (Effendie
1979 dalam Herawati 2017). Indeks preponderan adalah gabungan metode frekuensi
kejadian dan volumetrik dengan rumu sebagai berikut.
Vi x Oi
IPi= n
x 100
∑ Vi x Oi
i=1
Keterangan :
IPi
: Indeks preponderan
Vi
: Persentase volume satu macam makanan
Oi
: Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
V
(¿i x Oi)
: Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
∑¿
4.10 Indeks Pilihan (Index of Electivity)
Preferensi tiap organisme atau jenis plankton yang tedapat dalam alat pencernaan
ikan ditentukan berdasarkan indeks pilihan (indeks of electivity) dalam Effendie (1979
dalam Herawati 2017) sebagai berikut :
ri+ pi
E=
ri− pi
Keterangan :
E
: Indeks pilihan
Ri
: Jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakan
Pi
: Jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairan
4
4.11 Tingkat Trofik
Tingkat trofik ikan ditentukan berdasarkan pada hubungan antara tingkat trofik
organisme pakan dan kebiasaan makanan ikan, dirumuskan sebgai berikut.
Ttp x li
100
(¿)
Tp=1+ ∑ ¿
Keterangan:
Tp
: Tingkat trofik ikan
Ttp
: Tingkat trofik kelompok pakan ke-p
Ii
: Indeks bagian terbesar untuk kelompok pakan ke-p
5. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskripsi kuantitatif, yaitu dengan cara
memaparkan seluruh hasil yang didapatkan selama praktikum, dengan menentukan regresi
untuk melihat hubungan panjang dengan bobot ikan, ikan untuk menganalisis jenis kelamin
dan tingkat kematangan gonad yang mengacu pada kriteria TKG, rasio kelamin
menggunakan uji chi kuadrat, kebiasaan dan cara makan ikan dengan menggunakan indeks
propenderan, indeks pilihan, dan tingkat trofik serta dapat menganalisis luas relung
makanan antar jenis ikan untuk melihat adaptasi serta persaingan antar spesies ikan
terhadap sumberdaya makanan.
Hasil dan Pembahasan
1.Morfometrik
Morfometrik Ikan Uji
Pengukuran morfometrik dilakukan pada ikan kembung kelompok dengan hasil
identifikasi diantaranya adalah memiliki bentuk tubuuh stream line. Pada bagian bawah
perut memiliki warna keperakan yang cerah, memiliki lingkar kepala dengan ukuran 126
mm dan lingkar badan 137 mm. Ikan ini memiliki bukaan mulut yang sangat besar dan
didalam rongga mulutnya terdapat tapis insang yang berfungsi untuk menyaring
makanannya (zooplankton). Bentuk mulut biasa dengan letak subterminal. Identifikasi
pada sirip ikan kembung dapat diambil kesimpulan bahwa sirip dorsalnya terbagi menjadi
dua bagian yang memiliki jari-jari kuat dan lemah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Direktorat Jendral Perikanan (1979) yang menyatakan sirip punggung (dorsal) terpisah
nyata menjadi dua buah sirip, masing-masing terdiri atas 10 hingga 11 jari-jari keras dan
12 hingga 13 jari-jari lemah. Memiliki sirip anal, ventral, pectoral dan caudal. Di belakang
sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sampai 6 sirip tambahan yang disebut
finlet. Ikan kembung dari pelabuhan ratu ini memiliki berat 84,78 gram. Ikan ini memilki
TL 190 mm, SL 154 mm, dan FL 171 mm. Ikan ini diidentifikasi berada pada TKG II
dengan berat gonadnya ketika ditimbang 3,76, berat hati 0,66 gram dan panjang ususnya
saat diuraikan adalah 85,2 cm.
5
Pertumbuhan
Pengelompokan Kelas Ukuran
Penggelompokan ikan dilakukan untuk membagi suatu kelompok ikan ke dalam
kelas ukuran yang memiliki rentang ukuran yang relatif sama yang disajikan pada grafik
distribusi panjang ikan kembung perempuan berikut ini:
Persentase
Distribusi Panjang Ikan Kembung
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
33%
19%
24%
10%
3%
9%
3%
Interval Panjang Total (mm)
Gambar 1. Grafik Distribusi Panjang Ikan Kembung Perempuan
Sedangkan untuk distribusi bobot ikan kembung perempuan disajikan pada grafik di bawah
ini:
6
Persentase
Distribusi Bobot Ikan Kembung
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
33%
24%
7%
26%
7%
1%
1%
Interval Bobot (gram)
Gambar 2. Grafik Distribusi Bobot Ikan Kembung Perempuan
Sampel dikelompokan berdasarkan distribusi panjang total tubuh dari ikan
kembung. Distribusi panjang ikan kembung dibagi kedalam 7 kelas dengan range 43 setiap
intervalnya.Distribusi panjang ikan kembung memiliki nilai penyebaran yang sangat varian
pada setiap intervalnya. Pada interval 186-190 mm memiliki penyebaran yang paling
banyak mencapai 33% dari total sampel atau sekitar 23 ikan dengan ukuran panjang ratarata 188 mm. Untuk distribusi panjang ikan yang paling sedikit berada pada interval 171175 yakni sebesar 3% dan pada interval 201-205 dengan presentase sebesar 3% juga dari
total populasi. Bobot ikan kembung juga dapat dikelompokan menjadi 7 kelas. Distribusi
bobot paling banyak terdapat pada kelas keriga dengan interval 82,28-87,28 gram sebesar
33% dari jumlah total ikan kembung yang diuji. Distribusi paling kecil berada pada kelas
keenam dan ketujuh dengan interval masing-masingnya 100,28-105,28 dan 106,28-111,28
gram sebesar 1% karena pada sampel ikan kembung yang diuji
Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan pada ikan kembung perempuan dapat diketahui dengan
menggunakan graphic regresi panjang bobot. Pengukuran pertambahan panjang dan berat
ikan bertujuan secara individu ataupun kelompok untuk mengetahui tentang kegemukan,
kesehatan, produktifitas, dan kondisi fisiologis ikan termasuk perkembangan gonad.
Berikut adalah grafik hubungan panjang dan berat pada ikan kembung perempuan:
7
Hubungan Panjang dan Berat Ikan Kembung
2.40
2.20
2.00
f(x) = 1.31x - 1.04
R² = 0.33
1.80
Bobot 1.60
log L (X) log W (Y)
Linear (log L (X) log W (Y))
1.40
1.20
1.00
2.22 2.24 2.26 2.28 2.30 2.32
Panjang
Gambar 3.
Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan
Kembung Perempuan
Berdasarkan grafik di atas ikan kembung perempuan yang diukur panjang dan bobot
tubuhnya, memiliki ukuran yang berbeda-beda antara ikan yang satu dengan ikan yang
lainnya. Nilai R2 yang didapat adalah sebesar 0,3 mengindikasikan bahwa nilai korelasi
yang jauh dari ikan kembung atau tidak mendekati nilai 1 maka hubungan pertambahan
panjang dan peertambahan bobot tidak memiliki relasi yang dekat. Nilai b yang muncul
pada pengukuran panjang dan berat ikan lalawak adalah 1,3059, artinya nilai yang didapat
adalah b
KEBIASAAN MAKAN) IKAN KEMBUNG PEREMPUAN (Rastrelliger brachysoma)
Egi Maudy Rusmana1, Yaris Hikmawansyah1, Mohammad Syarifudin*1
1
Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
*
e-mail: [email protected]
Abstrak
Praktikum aspek biologi bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai aspek pertumbuhan,
reproduksi serta kebiasaan makan ikan kembung perempuan. Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah Observasi untuk mendapatkan data yang selanjutnya diolah dan dianalisis
dengan deskriptif kuantitatif. Hubungan panjang dan berat ikan kembung perempuan dianalisis
dengan fungsi regresi dan korelasi sedangkan untuk rasio kelamin dihitung dengan uji chi kuadrat
(chi square). Distribusi panjang dan bobot ikan kembung perempuan terdiri dari tujuh kelas dengan
panjang kelas 14. Setelah dianalisis hubungan panjang dan berat didapatkan pola pertumbuhan ikan
kembung perempuan adalah alometrik negatif (b < 3). Hubungan panjang dan bobot ikan kembung
perempuan memiliki nilai regresi (R2) sebesar 0,3. Berdasarkan hasil uji chi kuadrat terhadap rasio
kelamin ikan kembung perempuan diketahui jantan : betina 2 : 1 yang berarti bahwa hasil yang
didapat tidak seimbang . Berdasarkan tingkat kematangan gonad ikan kembung perempuan
didominasi oleh TKG III dengan IKG sebesar 1,35%. Hasil yang diperoleh untuk tingkat trofik
ikan kembung perempuan yaitu sebesar 2,6 yang artinya ikan kembung perempuan bersifat ikan
omnivora. Namun memperhitungkan indeks propenderan pada ikan kembung perempuan adalah
pemakan detritus (IP : 40,42%),copepoda (IP: 19,53%) ,dan bagian tumbuhan
(IP:15,45%).sehingga dapat dikatakan ikan kembung perempuan termasuk ikan detrivor pula.
Kata kunci: allometrik negatif, chi kuadrat, ikan kembung perempuan, omnivora,
Abstract
Practical aspects of biology aims to obtain information on aspects of growth, reproduction and
eating habits bloated fish fish. The method used in this lab is Observation to get the data which
further processed and analyzed with quantitative descriptive. The relationship of length and weight
of bloated fish was analyzed with regression and correlation function, while for the sex ratio was
calculated by chi square test (chi square). The distribution of the length and weight of the bloated
fish consists of seven classes with the length of class 14. After analyzing the relationship of length
and weight, the growth pattern of bloated fish is negative allometric (b < 3). Long relationship and
weight of bloated fish have regression value (R2) equal to 0,3 (Based on the results of chi square
test on the ratio of male genital bloated known male: female 2: 1), then the gender ratio difference
does not achieve balance (Ho hypothesis rejected). Based on the maturity level of bloated fish
gonad dominated by TKG IV with IKG of 1.35%. The results obtained for trophic level of bloated
fish is 2,6 which means bloated fish is omnivorous fish. But taking into account the propenderan
index in bloated fish is a detritus (IP 40,42%) and Copepods (IP 19,53%),and some of parts of
plants (IP 15,45 %) so it can be said bloated fish including detrivor fish also.
Keywords: chi square, negative allometric. omnivorous, bloated fish
1
Pendahuluan
Pelabuhanratu merupakan daerah pesisir di Selatan Kabupaten Sukabumi dan
sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat,Indonesia.
Pelabuhanratu terkenal dengan penghasil utama perikanan laut di Kabupaten
Sukabumi.Wilayah Kabupaten Sukabumi di sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Bogor, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak sedangkan sebelah Selatan berbatasan
dengan Samudra Hindia.
Pertumbuhan karang di wilayah perairan Pelabuhanratu lebih didominasi oleh coral
massive dan Acropora digtata.Sedangkan di sekitar perairan Teluk Pelabuhan ratu, umunya
dari jenis Acropora branching dan coral branching memiliki pertumbuhan yang lebih
dominan dibandingkan dengan jenis karang lainnya. Di perairan Pelabuhanratu ditemukan
penyu dan ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) yang termasuk ikan yang dilindungi.Selain
itu juga ditemukan jenis-jenis ikan lain seperti ikan ekor kuning (Caesio sp), kepe-kepe
(Chaetodon sp), ikan biji nangka (Upeneus sp), dan lain-lain. Di samping ikan,juga
ditemukan ekosistem padang lamun.
Selain ekosistem yang disebutkan diatas,spesies ikan kembung perempuan
(Rastrelliger brachysoma) juga termasuk salah satu ikan yang berada di perairan
Pelabuhanratu.Ikan kembung perempuan menjadi bahasan untuk laporan praktikum kali
ini.Laporan ini dibuat untuk lebih mengetahui aspek reproduksi,aspek pertumbuhan,dan
aspek food and feeding habits dari ikan kembung perempuan.
Bahan dan Metode
1.Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai aspek biologi ikan kembung perempuan dilaksanakan pada
hari Senin, 27 Maret 2017 pukul 07.45 – 09.45 WIB. bertempat di Laboratorium
Akuakultur, Gedung 2, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
2.Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya milimeter blok,
timbangan, cawan petri, gelas ukur, sonde, gunting bedah, pisau bedah, pinset, benang,
serta mikroskop, Adapun bahan yang digunaka dalam praktikum ini diantaranya ikan
kembung perempuan, larutan sera, asetokarmin.
3.Metode
Metode praktikum yang digunakan adalah metode observasi. Metode observasi
adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung. Metode ini ditujukan untuk
mempelajari aspek biologi berupa kondisi.
4.Parameter Pengamatan
4.1 Hubungan Panjang Bobot
Menurut Saputra (2009), analisa hubungan panjang berat menggunakan metode
yang sebagai berikut.
b
W =a . L
Keterangan :
W
: Berat (gram)
L
: Panjang total ikan (cm)
2
a
b
: Nilai intersep
: Nilai slope atau sudut tangensial
4.2 Faktor Kondisi
Perhitungan faktor kondisi atau indeks ponderal menggunkan sistem metrik (K).
mencari nilai K digunakan rumus sebagai berikut.
W
K=
a . Lb
Keterangan :
K
: Faktor kondisi
W
: Bobot ikan (gram)
L
: Panjang total (mm)
a
: Intercept
b
: Slope
4.3 Rasio Kelamin
Rasio kelamin jantan dan betina dapat diperoleh dengan menggunakan uji Chi –
square () menurut Herawati (2017), dengan hipotesis yaitu:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata antara nisbah kelamin jantan dan betina
H1 : Terdapat perbedaan nyata antara nisbah kelamin jantan dan betina
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika: hitung < tabel, maka H0 diterima
hitung > tabel, maka H0 ditolak
4.4 Tingkat Kematangan Gonad
Pengamatan tingkat kematangan gonad ikan dapat dilakukan dengan cara
mengetahui ciri-ciri morfologis pada gonad ikan yaitu berdasarkan variabel bentuk,
ukuran, warna, dan pengisian dalam rongga perut dengan melihat kunci identifikasi
kematangan gonad menurut Effendie (1979) dalam Herawati (2017).
4.5 Indeks Kematang Gonad
Indeks kematangan gonad didapatkan melalui perbandingan berat gonad dengan
berat tubuh ikan dikalikan dengan 100% menurut metode dari Effendie (2002) dalam
Herawati (2017) sebagai berikut:
Bg
IKG=
×100
Bt
Keterangan:
IKG : Indeks Kematangan Gonad (%)
Bg
: Bobot gonad (gram)
Bt
: Bobot tubuh ikan (gram)
4.6 Hepatosomatik Indeks
Hepatosomatik indeks merupakan indeks yang menunjukkan perbandingan berat
tubuh dan berat hati dan dinyatakan dalam persen. Hepatosomatik indeks (HSI) ikan dapat
dihitung berdasarkan Effendie (1997) dalam Herawati (2017) sebagai berikut.
Bh
HSI=
×100
Bt
Keterangan :
HSI : Hepatosomatik indeks (%)
3
Bh
Bt
: Bobot hati (gram)
: Bobot tubuh ikan (gram)
4.7 Fekunditas
Fekunditas ikan dihitung berdasarkan metode volumetrik (Effendie 1997 dalam
Herawati 2017) dengan rumus :
X V
=
x v
Keterangan :
X
: Jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)
x
: Jumlah telur dari sebagian gonad
V
: Volume seluruh gonad
v
: Volume sebagian gonad contoh
4.8 Diameter Telur
Diameter telur dianalisis dalam bentuk histogram. Diameter telur dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
�� = √� × �
Keterangan:
Ds
: Diameter telur sebenarnya (mm)
D
: Panjang diameter telur (mm)
d
: Lebar diameter telur (mm)
4.9 Indeks Preponderan
Kebiasaan makanan dianalisis dengan menggunakan indeks preponderan (Effendie
1979 dalam Herawati 2017). Indeks preponderan adalah gabungan metode frekuensi
kejadian dan volumetrik dengan rumu sebagai berikut.
Vi x Oi
IPi= n
x 100
∑ Vi x Oi
i=1
Keterangan :
IPi
: Indeks preponderan
Vi
: Persentase volume satu macam makanan
Oi
: Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
V
(¿i x Oi)
: Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
∑¿
4.10 Indeks Pilihan (Index of Electivity)
Preferensi tiap organisme atau jenis plankton yang tedapat dalam alat pencernaan
ikan ditentukan berdasarkan indeks pilihan (indeks of electivity) dalam Effendie (1979
dalam Herawati 2017) sebagai berikut :
ri+ pi
E=
ri− pi
Keterangan :
E
: Indeks pilihan
Ri
: Jumlah relatif macam-macam organisme yang dimakan
Pi
: Jumlah relatif macam-macam organisme dalam perairan
4
4.11 Tingkat Trofik
Tingkat trofik ikan ditentukan berdasarkan pada hubungan antara tingkat trofik
organisme pakan dan kebiasaan makanan ikan, dirumuskan sebgai berikut.
Ttp x li
100
(¿)
Tp=1+ ∑ ¿
Keterangan:
Tp
: Tingkat trofik ikan
Ttp
: Tingkat trofik kelompok pakan ke-p
Ii
: Indeks bagian terbesar untuk kelompok pakan ke-p
5. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskripsi kuantitatif, yaitu dengan cara
memaparkan seluruh hasil yang didapatkan selama praktikum, dengan menentukan regresi
untuk melihat hubungan panjang dengan bobot ikan, ikan untuk menganalisis jenis kelamin
dan tingkat kematangan gonad yang mengacu pada kriteria TKG, rasio kelamin
menggunakan uji chi kuadrat, kebiasaan dan cara makan ikan dengan menggunakan indeks
propenderan, indeks pilihan, dan tingkat trofik serta dapat menganalisis luas relung
makanan antar jenis ikan untuk melihat adaptasi serta persaingan antar spesies ikan
terhadap sumberdaya makanan.
Hasil dan Pembahasan
1.Morfometrik
Morfometrik Ikan Uji
Pengukuran morfometrik dilakukan pada ikan kembung kelompok dengan hasil
identifikasi diantaranya adalah memiliki bentuk tubuuh stream line. Pada bagian bawah
perut memiliki warna keperakan yang cerah, memiliki lingkar kepala dengan ukuran 126
mm dan lingkar badan 137 mm. Ikan ini memiliki bukaan mulut yang sangat besar dan
didalam rongga mulutnya terdapat tapis insang yang berfungsi untuk menyaring
makanannya (zooplankton). Bentuk mulut biasa dengan letak subterminal. Identifikasi
pada sirip ikan kembung dapat diambil kesimpulan bahwa sirip dorsalnya terbagi menjadi
dua bagian yang memiliki jari-jari kuat dan lemah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Direktorat Jendral Perikanan (1979) yang menyatakan sirip punggung (dorsal) terpisah
nyata menjadi dua buah sirip, masing-masing terdiri atas 10 hingga 11 jari-jari keras dan
12 hingga 13 jari-jari lemah. Memiliki sirip anal, ventral, pectoral dan caudal. Di belakang
sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sampai 6 sirip tambahan yang disebut
finlet. Ikan kembung dari pelabuhan ratu ini memiliki berat 84,78 gram. Ikan ini memilki
TL 190 mm, SL 154 mm, dan FL 171 mm. Ikan ini diidentifikasi berada pada TKG II
dengan berat gonadnya ketika ditimbang 3,76, berat hati 0,66 gram dan panjang ususnya
saat diuraikan adalah 85,2 cm.
5
Pertumbuhan
Pengelompokan Kelas Ukuran
Penggelompokan ikan dilakukan untuk membagi suatu kelompok ikan ke dalam
kelas ukuran yang memiliki rentang ukuran yang relatif sama yang disajikan pada grafik
distribusi panjang ikan kembung perempuan berikut ini:
Persentase
Distribusi Panjang Ikan Kembung
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
33%
19%
24%
10%
3%
9%
3%
Interval Panjang Total (mm)
Gambar 1. Grafik Distribusi Panjang Ikan Kembung Perempuan
Sedangkan untuk distribusi bobot ikan kembung perempuan disajikan pada grafik di bawah
ini:
6
Persentase
Distribusi Bobot Ikan Kembung
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
33%
24%
7%
26%
7%
1%
1%
Interval Bobot (gram)
Gambar 2. Grafik Distribusi Bobot Ikan Kembung Perempuan
Sampel dikelompokan berdasarkan distribusi panjang total tubuh dari ikan
kembung. Distribusi panjang ikan kembung dibagi kedalam 7 kelas dengan range 43 setiap
intervalnya.Distribusi panjang ikan kembung memiliki nilai penyebaran yang sangat varian
pada setiap intervalnya. Pada interval 186-190 mm memiliki penyebaran yang paling
banyak mencapai 33% dari total sampel atau sekitar 23 ikan dengan ukuran panjang ratarata 188 mm. Untuk distribusi panjang ikan yang paling sedikit berada pada interval 171175 yakni sebesar 3% dan pada interval 201-205 dengan presentase sebesar 3% juga dari
total populasi. Bobot ikan kembung juga dapat dikelompokan menjadi 7 kelas. Distribusi
bobot paling banyak terdapat pada kelas keriga dengan interval 82,28-87,28 gram sebesar
33% dari jumlah total ikan kembung yang diuji. Distribusi paling kecil berada pada kelas
keenam dan ketujuh dengan interval masing-masingnya 100,28-105,28 dan 106,28-111,28
gram sebesar 1% karena pada sampel ikan kembung yang diuji
Pola Pertumbuhan
Pola pertumbuhan pada ikan kembung perempuan dapat diketahui dengan
menggunakan graphic regresi panjang bobot. Pengukuran pertambahan panjang dan berat
ikan bertujuan secara individu ataupun kelompok untuk mengetahui tentang kegemukan,
kesehatan, produktifitas, dan kondisi fisiologis ikan termasuk perkembangan gonad.
Berikut adalah grafik hubungan panjang dan berat pada ikan kembung perempuan:
7
Hubungan Panjang dan Berat Ikan Kembung
2.40
2.20
2.00
f(x) = 1.31x - 1.04
R² = 0.33
1.80
Bobot 1.60
log L (X) log W (Y)
Linear (log L (X) log W (Y))
1.40
1.20
1.00
2.22 2.24 2.26 2.28 2.30 2.32
Panjang
Gambar 3.
Grafik Hubungan Panjang dan Berat Ikan
Kembung Perempuan
Berdasarkan grafik di atas ikan kembung perempuan yang diukur panjang dan bobot
tubuhnya, memiliki ukuran yang berbeda-beda antara ikan yang satu dengan ikan yang
lainnya. Nilai R2 yang didapat adalah sebesar 0,3 mengindikasikan bahwa nilai korelasi
yang jauh dari ikan kembung atau tidak mendekati nilai 1 maka hubungan pertambahan
panjang dan peertambahan bobot tidak memiliki relasi yang dekat. Nilai b yang muncul
pada pengukuran panjang dan berat ikan lalawak adalah 1,3059, artinya nilai yang didapat
adalah b