Evaluasi Intensifikasi Pemungutan Pajak Reklame Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang)

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Indonesia `merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang
akan selalu melakukan pembangunan nasional guna mensejahterahkan rakyatnya.
Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya
kebutuhan rakyat. Pembangunan dapat dilaksanakan jikalau dana atau biaya yang
diperlukan memadai. Dan salah satu sumber dana yang digunakan untuk
pembangunan adalah penerimaan pajak.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak, penerimaan negara dari
tahun 2009 sampai tahun 2012, pajak memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi negara Indonesia. Ini dapat dilihat dari persentase penerimaan pajak dalam
negeri diatas 70 persen dari total keseluruhan penerimaan negara (Selvia 2015:1).
Dapat dilihat dari tabel 1.1, dari tahun 2013-2014, pendapatan negara Indonesia
yang berasal dari penerimaan pajak sebesar sekitar 74% dan tahun 2015 sekitar
83% dari total keseluruhan pendapatan negara, dan sisanya berasal dari
penerimaan negara bukan pajak dan hibah.
Tabel 1.1
Pendapatan Negara Indonesia 2013-2015
Jenis Pendapatan Negara
2013

2014
2015
Pendapatan Dalam Negeri
1.432,07 T 1.545,46 T
1.488,2 T
a. Penerimaan Pajak
1.077,31 T
1.146,87 T
1.235,80 T
b. Penerimaan Negara Bukan
354,76 T
398,59 T
252,40 T
Pajak (PNBP)
Hibah
5,79 T
5,03 T
3,30 T
Total Pendapatan Negara
1.438,90 T

1.550,49 1.491,50 T
Sumber:www.pajak.go.id.Realisasi penerimaan pajak tahun 2015 pertumbuhan
penerimaan di tengah perlambatan ekonomi (11/2016)

Universitas Sumatera Utara

Dengan sistem pemerintahan Indonesia yang Desentralisasi yang sesuai
dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 1 ayat 2
menyatakan bahwa Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan. Ini berarti bahwa Pemerintah Daerah dengan
tanggungjawabnya dapat melakukan pembangunan didaerahnya yang secara
langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, dan mengurangi kerbergantung pada
pemerintah pusat. Dengan adanya pelimpahan wewenangan dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah, juga disertai dengan pelimpahan keuangan (desentralisasi
fiskal) yang dimana Pemerintah Daerah sendiri yang juga mengatur dan mengurus
keuangan daerahnya sendiri.
Salah satu sumber keuangan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang salah satu bagiannya diperoleh dari penerimaan pajak daerah. Dengan
diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, terdapat perubahan pembatasan jenis pajak yang dimana 16
jenis pajak yang dipungut oleh daerah yaitu 5 jenis pajak provinsi dan 11 jenis
pajak kabupaten/kota yang diantaranya yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan
batuan, pajak parkir, pajak air bawah tanah, pajak sarang burung walet, pajak
bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, serta bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan.
Dan bukan hanya perubahan pada pembatasan jenis pajak, tetapi dalam
Undang-Undang ini juga terjadi perubahan mulai dari penguatan local taxing
power yang dilakukan dengan memperluas objek pajak daerah, menambah jenis

Universitas Sumatera Utara

pajak daerah, menaikkan tarif maksimum pajak daerah dengan daerah sendiri
yang menetapkan tarif pajak daerah, kemudian perubahan sistem pengawasan
dilakukan melalui evaluasi rancangan peraturan daerah sebelum dan setelah
menjadi peraturan daerah dan membatalkan peraturan daerah jika bertentangan
dengan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan perubahan pada pengaturan
untuk optimalisasi pemunggutan dan pemanfaatan hasil pajak daerah dilakukan
dengan memperbaiki porsi bagi hasil pajak provoinsi dan kabupaten/kota dan

mengatur kembali pemberian intensif pemungutan (Laksana 2013:56).
Dengan diberlakukannya Undang-Undang ini, setiap daerahpun semakin
gencar untuk dapat meningkatkan hasil pajak daerahnya dan bertanggungjawab
membuat Peraturan Daerah sebagai payung hukum. Salah satunya adalah Kota
Semarang yang mengeluarkan Perda tentang Pajak Reklame. Peraturan Daerah ini
dimaksudkan untuk mengurangi pemasangan reklame liar dan sebagai pedoman
bertindak yang digunakan aparat dalam pendaftaran, penghitungan, penungutan,
penagihan dan penerbitan reklame dengan tujuan agar penyelengara reklame
mengerti akan peraturan yang sudah ditetapkan sehingga tidak terjadi pemasangan
reklame tanpa ijin dan akhirnya dapat meningkatkan potensi dan penerimaan
pendapatan daerah. http://eprints.undip.ac.id/Ary Rismawati (Diakses 18 Januari
2016 pada pukul 13:22)
Begitu juga dengan Kota Samarinda yang telah mengalami beberapa kali
perubahan terhadap Peraturan Daerah tentang Pajak Reklame hingga perubahan
terakhir yaitu Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame,
semakin tersedianya sumber daya aparatur atau petugas yang menangani
penarikan pajak reklame, penyuluhan dan sosialisasi Perda kepada masyarakat

Universitas Sumatera Utara


pengguna jasa reklame agar mengerti dalam memahami sistem prosedur Pajak
Reklame serta peningkatan dalam sarana dan prasarana pelayanan pajak (Ridha
2014: 1473-1486)
Begitu juga halnya dengan Kabupaten Deli Serdang yang telah menetapkan
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah guna untuk menggali
potensi-potensi pajak daerah yang dapat meningkatkan pendapatan daerah dan
juga membantu aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Melalui
Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Deli Serdang sebagai instansi
pemerintahan yang berfungsi dalam mengelola dan memantau sumber pendapatan
daerah yang salah satunya adalah pajak yang mengharapkan pendapatan pajak
akan meningkat setiap tahunnya.
Gambar 1.1
Penerimaan Pajak Daerah Deli Serdang Tahun 2012-2015

140.000.000.000,00
120.000.000.000,00
100.000.000.000,00
80.000.000.000,00
60.000.000.000,00
40.000.000.000,00

20.000.000.000,00
0,00

2012
2013
2014
2015

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang
Dari tabel diatas, salah satu pajak daerah yang dikelola oleh DISPENDA
Deli Serdang adalah pajak reklame. Walaupun jika kita lihat dari data diatas,
penerimaan pajak reklame signifikan selalu mengalami peningkatan, dan

Universitas Sumatera Utara

dikatakan penerimaan pajak daerah nomor tujuh (7) tetapi cukup memberikan
kontribusi dalam peningkatan pendapatan asli darah. Besar kecilnya penerimaan
pajak terutama pajak reklame tergantung dari mekanisme yang dilakukan oleh
DISPENDA Deli Serdang mulai dari pendaftaran hingga pemungutan pajak.
Menurut informasi yang didapat, tidak semua daerah Kabupaten/Kota belum

tercapainya jumlah pendapatan pajak sesuai dengan target yang direncanakan.
Seperti Kota Bekasi dimana realisasi pajak reklame hinggga kuartal III/2015 baru
mencapai

Rp19,97

miliar

atau

30%

dari

total

target

Rp66,16


miliar. http://finansial.bisnis.com/MuhammadHilman (Diakses Sabtu 16 Januari
2016 pada pukul 10:25 WIB).
Begitu juga di Provinsi Lampung, salah satu kotanya yaitu Kota Tapis
Berseri pada tahun 2013 mencapai 86% atau Rp17,4 miliar dari total target pajak
reklame sebesar target Rp20,5 miliar. Hal ini diakibatkan lesunya perekonomian
di daerah ini selama setahun terakhir. http://lampost.co/berita/ekonomi-lesu-padkota-hanya-terealisasi-5748 (Diakses Sabtu 23 Januari 2016 pada pukul 11:10
WIB)
Begitu juga di Bandar Lampung realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun
2015, hanya Rp.248,14 miliaratau sekitar 57,48% dari target Rp.432 milyar.
Yang dimana realisasi pajak reklame hanya 86% atau 17,4 miliar dari target Rp.
20,5 miliar. Walaupun pajak reklame ini cukup tinggi dalam hal penerimaan
daripada sepuluh pajak daerah lainnya di tahun 2015, tetapi baiknya pemerintah
lebih

mengoptimalkan

pajak

reklame


agar

tahun

selanjutnya

dapat

meningkat. http://www.rri.co.id/post/berita/FeryNuryadi.html (Diakses Sabtu 23
januari 2016 pada pukul 11. 20 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Dari informasi diatas memang beberapa daerah di Indonesia tidak
tercapainya target penerimaan dari setiap pajak daerah. Tetapi juga ada daerah
yang pajak reklamenya terealisasi targetnya bahkan lebih dari yang ditargetkan.
Salah satunya adalah Kota Bogor yang penerimaan pajaknya melebihi dari target
yang

ditetapkan.


Dimana

pajak

reklame

mendapatkan

sebesar 104,36%), atau Rp12.523.029.916 dari target

penerimaan

Rp 12.000.000.000.

pencapaian target ini menunjukan bahwa masyarakat Kota Bogor sudah mulai
sadar akan pajak. Sebab, mulai dari awal tahun 2015 dispenda terus memberikan
sosialisasi dan edukasi sadar pajak kepada masyarakat secara langsung. Tak hanya
itu untuk memudahkan pembayaran pajak, dispenda rutin membuka stand
pembayaran

Balaikota.

pajak

di

setiap

tempat

keramaian

seperti

Kantor

http://suaraindonesia-news.com/dispenda-kota-bogor-lebihi-targer-

pajak-2015/(Diakses Minggu 24 Januari 2016 pada pukul 20.45 WIB)
Serta Kota Padang juga mendapatkan penerimaan pajak reklame yang lebih
dari target yang ditetapkan dimana realisasi pajak reklame sebesar pajak reklame
102,1%
miliar.

atau

Rp

5.6

miliar

dari

target

Rp5,5

http://humasppid.padang.go.id/index.php/informasi-

artikel/DavidSeptian/544-dispenda-padang-siap-tingkatkan-pencapaian-di-2016
(Diakses Sabtu 23 Januari 2016 pada pukul 11.15 WIB)
Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Deli Serdang yang dimana
belum dapat mencapai target pajak reklame. Dimana penerimaan pajak reklame di
Kabupaten Deliserdang tahun anggaran 2014 hanya tercapai Rp 2,027 miliar
(36,86%) dari target Rp 5,5 miliar. Minimnya pencapaian target tersebut karena
banyak reklame atau billboard di daerah itu tak memiliki izin. Padahal cukup

Universitas Sumatera Utara

banyak

potensi

pajak

reklame

yang

seharusnya

dapat

dipungut. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/02/04/145096/realis
asi-pajak-reklame-deliserdang-hanya-36persen/ (Diakses Senin 25 januari 2016
pada pukul 09.50 WIB)
Begitu juga dengan Kabupaten Deli Serdang. Jika dilihat penerimaan yang
didapat dari Pajak Reklame yang selalu meningkat, dimana pada tahun 2013
didapat sekitar 1.141.277.497,47, tahun 2014: 2.027.092.994,50 dan tahun
2015:4.557.227.734,51 walaupun tidak sesuai dengan yang telah ditargetkan.
Tetapi itu tidak membuat aparat pemungut pajak/ Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Deli Serdang merasa bangga dan senang akan pencapaiannya. Namun
semakin membuat strategi-strategi yang mampu meningkatkan penerimaan dari
pajak reklame ditengah-tengah banyaknya reklame liar sehingga pada akhirnya
diharapkan

dapat

mendukung

sumber

pembiayaan

daerah

dalam

menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga dapat meningkatkan dan
memeratakan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerahnya. Menurut
Abu Bakar dalam Halim (2001:147) salah satu upaya yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dapat melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi pajak daerah.
Sebagai contohnya, dalam jurnal Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Kontribusinya
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Kota Surabaya melalui Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) melalukan upaya untuk mencapai
keberhasilan pencapaian target penerimaan salah satunya dengan intensifikasi.
Kegiatan intensifikasi yang dilakukan meliputi pemeliharaan dan perbaikan basis

Universitas Sumatera Utara

data PBB Perkotaan, memperkuat proses pemungutan, meningkatkan pengawasan
objek pajak, meningkatkan efisiensi administrasi, koordinasi dengan instansi
terkait, sosialisasi, dan mobil keliling. Dan intensifikasi inipun dinilai cukup
efektif dilakukan yang dapat dilihat dari meningkatnya realisasi penerimaan pajak
bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang juga diiringi dalam
meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (Dana:2014).
Berkaitan dengan permasalahan mengenai Pajak Reklame, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Evaluasi Pelaksanaan

Intensifikasi pemungutan Pajak Reklame guna meningkatkan PAD Kota
Medan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang”.

1. 2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang, rumusan pertanyaan permasalahan penelitian
ini adalah “Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Intensifikasi pemungutan Pajak
Reklame guna meningkatkan PAD Kabupaten Deli Serdang?”
1. 3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengevaluasi pelaksanaan intensifikasi pemungutan pajak
reklame guna meningkatkan PAD Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk menggambarkan secara mendalam hambatan-hambatan dan upaya
upaya yang dilakukan dinas pendapatan daerah dalam pelaksanaan
intensifikasi pemungutan pajak reklame Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

1. 4 Manfaat Penelitian
1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan dan melatih kemampuan penulis dalam pembuatan karya
ilmiah.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
ilmiah dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan Dinas
Pendapatan Daerah dalam hal pelaksanaan intensifikasi pemungutan
pajak reklame guna meningkatkan PAD Kabupaten Deli Serdang.

1. 5 Sistematika Penulisan
Sistematika yang disusun dalam rangka memaparkan secara keseluruhan
hasil penelitian ini dapat diketahui secara singkat yakni sebagai berikut:
BABI

:Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, fokus masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II

:Kajian Pustaka
Bab ini berisikan kerangka teori, peneliti terdahulu dan definisi
konsep.

Bab III

: Metode Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Bab ini memuat tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis
data.
BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini memuat tentang gambaran umum tentang Kabupaten Deli
Serdang dan Dinas Pendapatan daerah Kabupaten Deli Serdang.
BAB V

: Penyajian Data
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
dokumentasi yang akan dianalisis, serta memuat pembahasan atau
interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

BAB VI : Analisis Data
Bab ini berisi data yang diperoleh dari hasil penelitian dan
memberikan interpretasi atas permasalahan yang akan diteliti
BAB VII : Penutup
Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh atas hasil
penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara