Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat, Pembangunan manusia pada dasarnya adalah upaya untuk
memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya yang dapat ditempuh harus
dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bayi
dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan
jaminan sosial. Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus
terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih bermartabat..
Dalam rangka mendorong pembangunan manusia secara menyeluruh,
perlu perhatian yang lebih pada kesehatan baik itu sejak usia dini atau sejak balita.
Dapat dilihat bahwa sangat penting untuk melakukan investasi yang tepat waktu
agar pertumbuhan otak anak sampai usia 5 tahun dapat berjalan dengan baik,
untuk menghindari loss generation. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
dapat dikatakan masih tinggi. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) dari tahun 2009 menyatakan AKB di Indonesia ialah 34 per 1.000
kelahiran hidup. Kemudian pada SDKI tahun 2015 AKB di Indonesia sudah
menurun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun ini sudah menurun
namun masih dalam kriteria yang rendah, AKB di Indonesia saat ini masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya berkenaan dengan kesehatan

ibu dan anak.

Universitas Sumatera Utara

Indonesia masih harus bekerja keras lagi untuk mewujudkan targetan
MDGs (Millenium Development Goals), dengan perbedaan yang semakin
beragam terutama dalam hal kebijakan dan pelayanan kesehatan serta kultur sosial
dan ekonomi, juga harus berjuang bersama guna mewujudkan target MDGs untuk
menurunkan AKB pada tahun 2016 ini. Tidak hanya Kesehatan ibu dan anak saja
yang harus di perhatikan namun kesehatan dari seluruh Warga Negara Indonsesia
merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Indonesia. Karena kesehatan
merupakan pilar utama untuk membuat suatu bangsa itu menjadi lebih baik guna
menunjang pembangunan Negara Indonesia. Melihat fenomena ini, sebenarnya
sulit rasanya untuk menyatakan bahwa pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu
dan bayi di Indonesia sudah baik. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama
dalam sistem baik perencanaan, implementasi, maupun evaluasi.
Disamping itu, praktik monitoring terhadap pelaksanaannya di lapangan
juga sudah seharusnya mendapat perhatian. Hal itu guna menyelaraskan konsep
kebijakan di bagian top dan bottom agar dapat berjalan seirama sesuai rencana
bersama. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal

yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai
peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Pelayanan bidang kesehatan yang merupakan bentuk konkret pelayanan publik,
dan mutlak yang dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah (UUD 1945 pasal
34).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan
daya saing bangsa bagi pembangunan nasional
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia
dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah
dijangkau, dan bermutu. Dengan ini semua akan memberikan kepuasan yang
berefek terhadap keinginan masyarkat untuk kembali kepada institusi yang
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tersebut. Pembangunan kesehatan

saat ini mempunyai visi yaitu Indonesia sehat. Salah satu program untuk mencapai
Indonesia sehat adalah pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat
langsung dengan masyarakat yaitu Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas adalah organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas juga
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, akses terhadap

Universitas Sumatera Utara

pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan
kinerja Puskesmas. Selama ini pemerintah telah membangun Puskesmas dan

jaringannya di seluruh Indonesia.
Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968, rata-rata
setiap Kecamatan mempunyai dua atau tiga Puskesmas, setiap tiga desa
mempunyai satu Puskesmas pembantu. Puskesmas pun telah menyiapkan
berbagai

upaya

kesehatan

yang

harus

dilaksanakan

sebagai

pertanggungjawabannya ke Dinas Kesehatan. Puskesmas juga berada di bawah
pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan wilayah pembinaannya

satu kecamatan.
Akan tetapi peran puskesmas itu sendiri dapat terlihat sudah berlangsung
secara optimal atau tidak dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dalam sebuah berita di Medan penulis menemukan bahwa
masyarakat Medan pada umumnya masih enggan untuk berobat ke Puskesmas
karena beberapa alasan dengan dibuktikan masyarakat lebih memilih untuk
berobat ke rumah sakit.
Direktur RSU dr Pirngadi Medan, dr Sjahrial R Anas, mengatakan bahwa
peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan masih perlu
dipertanyakan, karena masih banyak masyarakat yang datang berobat ke
rumah sakit. Padahal penyakit yang dideritanya termasuk penyakit ringan
yang juga dapat disembuhkan di puskesmas. Tambahnya, banyak alasan
masyarakat enggan berobat ke puskesmas, di antaranya dokter sering
terlambat datang atau tidak sembuhnya penyakit yang diderita masyarakat.
Inilah yang membuat pasien tidak mau berobat ke puskesmas dan lebih
memilih ke rumah sakit.(Jurnal Mukhlidah. Jum’at, 31 Oktober 2009).
http://mukhlidah.multiply.com/journal/item/63/Meningkatkan_peran_pusk
esmas_sebagai_primary_care_dalam_mencapai_Indonesia_Sehat.

Universitas Sumatera Utara


Dari kutipan jurnal yang berjudul peran puskesmas sebagai primary care
dalam mencapai Indonesia Sehat yang ditulis oleh Mukhildah 2009 dapat di lihat
bahwa masyarakat lebih memilih berobat ke rumah sakit dengan biaya lebih
mahal daripada ke puskesmas. Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan, maka
perlu ditinjau ulang peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menikmati peran seutuhnya yang
di berikan oleh puskesmas.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah mengamatkan adanya urusan pemerintahan yang menjadi
urusan wajib pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Salah satu di antara
urusan wajib tersebut adalah urusan bidang kesehatan. Kabupaten Kota Medan
yang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara memiliki 39
pusat pelayanan kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) yang juga harus turut
serta menjalankan urusan wajib tersebut. Salah satu diantaranya adalah melalui
sarana kesehatan Puskesmas yang disediakan oleh pemerintah Kota Medan
khususnya Puskesmas Sentosa Baru yang beralamat dijalan sentosa baru Medan
Perjuangan. Letak puskesmas yang berada di lingkup masyarakat sekitar dan tidak
jauh dari tempat tinggal masyarakat membuat masyarakat sangat berharap banyak
dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas, baik dari pelayanan

setiap tenaga medis dan pegawainya maupun ketersediaan obat-obatan yang di
butuhkan dalam pengobatan, biaya pengobatan juga diharapkan lebih murah dari
biaya berobat di rumah sakit. Namun dalam kenyataannya penuls temui keluhan
masyarakat dalam surat kabar Waspada Medan mengatakan :

Universitas Sumatera Utara

Sejumlah warga di Kecamatan Medan Perjuangan yang hendak berobat ke
Puskesmas Sentosa Baru mengaku kecewa. Pasalnya, Kamis (26/12)
pagi hingga sore, pusat pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan
Perjuangan itu tutup total sehingga warga tidak bisa berobat.
Pantauan Waspada di lapangan, sejumlah warga sudah berdiri di depan
Puskesmas Sentosa Baru, Kel Sei Kera Hilir I, Kec Medan Perjuangan
sejak pukul 08:00. Namun hingga pukul 10:00, pintu pagar Puskesmas
tidak juga dibuka sehingga warga membatalkan niatnya untuk berobat.
Bahkan hingga pukul 16:00 Puskesmas Sentosa Baru tidak beroperasi.
Boru Damanik, 48, warga Kel. Sidorame Barat I mengaku datang dengan
menumpang becak bermotor karena hendak berobat. Namun setelah 1 jam
menunggu, ternyata Puskesmas belum juga dibuka. “Sudah 1 jam saya
menunggu, namun Puskesmas belum juga dibuka. Sedangkan perawatnya

tidak terlihat ada yang datang,” sesal ibu rumah tangga ini.
Karena Puskesmas tidak juga dibuka, Boru Damanik terpaksa berobat ke
RSU Dr Pirngadi Medan. “Mungkin karena libur Natal dan masih cuti
bersama sehingga perawatnya tidak ada yang datang,” ujarnya.
(Waspadamedan.com 2013 Puskesmas Tutup Warga Kecewa)
http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&
id=31908&catid=51&Itemid=206. Diakses pada tanggal 25 januari 2016
pada pukul 11.00 Wib
Dari kutipan tersebut dapat di lihat bahwa ada masalah mengenai
pelayanan dari pengelola Puskesmas Sentosa Baru di Medan Perjuangan yang
dapat menghambat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
adanya keluhan atau pengaduan dari masyarakat terhadap kondisi pelayanan di
puskesmas tersebut. Ditahun yang berbeda kasus yang sama juga terjadi, terdapat
keluhan masyarakat yang mendapati Puskesmas Sentosa Baru tidak buka pada
hari biasa, seperti yang di muat dalam surat kabar Jamsosindonesia :
Faktanya,sejumlah puskesmas di Kota Medan tidak melayani warga dalam
dua hari terakhir. Akibatnya, sejumlah warga yang hendak berobat dan
untuk keperluan lain telantar. Berdasar pantauan SINDO, sejumlah
puskesmas di Medan, tutup sejak Kamis (17/5) hingga kemarin.Seperti
Puskesmas Sentosa Baru di jalan Sentosa Kecamatan Medan Perjuangan,

tampak pintu pagar depan puskesmas yang bersebelahan dengan Pajak
Pagi Sentosa itu, tutup. Pintu masuk depan dan belakang terlihat
digembok. Bahkan, salah seorang warga yang hendak berobat ke

Universitas Sumatera Utara

puskesmas tersebut terpaksa pulang dan mencari tempat berobat lain.
“Puskesmasnya tutup.Saya (berobat) ke klinik sajalah,” ujar warga tadi
sambil berlalu dengan sepeda motor bersama suaminya. Dua mahasiswa
yang hendak mengurus surat-surat ke puskemas ini juga terpaksa balik
badan. ”Tadinya kami mau urus surat kesehatan, tapi karena tutup ya
nggak jadilah,”kata mahasiswa tadi. (Jamsosindonesia.com 2014
Puskesmas
tutup
warga
terlantar)
http://www.jamsosindonesia.com/newsgroup/selengkapnya/puskemastutup-warga-telantar_2829. Diakses pada tanggal 25 Januari 2016 pada
pukul 11.20 Wib
Dalam mengatasi kondisi tersebut diharapkan Puskesmas mampu
memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat. Dengan

memiliki sikap bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat,
menegakkan

kedisiplinan,

menunjukkan

transparansi,

dan

mewujudkan

akuntabilitasnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sadar kesehatan adalah sesuatu hal
yang penting dan harus di dukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula,
karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul
“Efektivitas

Pelayanan


Kesehatan

di

Pusat

Kesehatan

Masyarakat

(Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan”.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pelayanan
kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru
Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan?”

Universitas Sumatera Utara

I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
a. Manfaat Ilmiah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan
informasi tambahan bagi dunia pendidikan.
b. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
pemerintah maupun pihak pengelola Puskesmas dalam rangka peningkatan
efektivitas pelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan semakin baik untuk
ke depannya.
c. Manfaat Praktis
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam hal mengaplikasikan
ilmu dalam hal administrasi dan kebijakan di bidang kesehatan.
1.5 Kerangka Teori
Menurut Kerlinger (dalam Rakhmat, 2004: 6), teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antar
konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Arikunto (2002: 92), Kerangka teori adalah bagian dari
penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variable pokok, sub variable atau pokok masalah yang ada
dalam penelitian.
Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan
masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan
sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang
diteliti. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
I.5.1 Efektivitas
Menurut Stoner (dalam Kurniawan, 2005 :106) menekankan pentingnya
efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas
adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan
organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang
menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005:105)
berpendapat dalam bukunya bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila
organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan
Atmosoeprapto (2002 :139) menyatakan Efektivitas adalah melakukan hal
yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau
efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah
bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat. Sedangkan
Tangkilisan (2005:139), efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau

Universitas Sumatera Utara

pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan
tenaga manusia. Menurut Silalahi (2002:10), efektivitas menunjuk pada
keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan efektivitas adalah kunci
dari kesuksesan suatu organisasi.
Ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian (2002 :171),
Efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya
tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah
dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh
Lawless (dalam Gibson dkk, 1997: 25) antara lain :
1. Efektivitas Individu
Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang
menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi
2. Efektivitas Kelompok
Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja
sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah
kontribusi dari semua anggota kelompoknya
3. Efektivitas Organisasi
Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.
Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya

Universitas Sumatera Utara

yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap
bagiannya.

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997 :31) memberikan
batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem
antara lain:
1. Produksi
Produksi menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi
jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan.
Dalam konsep ini tidak termasuk pertimabangan tentang efisiensi, seperti
yang didefenisikan di bawah. Ukuran tentang produksi meliputi laba,
penjualan, bagian pasar, mahasiswa yang lulus, pasien yang sembuh,
dokumen yang diproses, pelanggan yang dilayani, dan sebagainya. Ukuran
ini berhubungan secara langsung dengan output yang dikonsumsi oleh
pelanggan organisasi.
2. Efisiensi
Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output
dengan input. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta,
biaya perunit, sisa dan pembuangan, periode waktu mesin tidak aktif,
biaya per pasien, permahasiswa, per pelanggan dan sebagainya. Jadi
perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output atau
dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

Universitas Sumatera Utara

3. Kepuasan
Penyusunan konsep organisasi sebagai suatu sistem social mengharuskan
kita memperhatikan keuntungan yang diterima oleh para pesertanya
maupun oleh para pelanggannya. Kepuasan dan semangat kerja adalah
istilah yang serupa, yang menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi
memenuhi kebutuhan para karyawannya. Ukuran kepuasan meliputi sikap
karyawan, pergantian karyawan, kemangiran, dan keluhan.
4. Adaptasi
Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat
menanggapi perubahan intern dan ekstern. kriteria ini berhubungan dengan
kemampuan manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam
lingkungan maupun dalam organisasi itu sendiri. Ukuran yang biasa dari
kemampuan adaptasi untuk keperluan riset, dapat diperoleh dari jawaban
atas pertanyaan.
5. Perkembangan
Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk
memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang.
Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan bagi tenaga
manajemen dan non-manajemen, tetapi sekarang ini pengembangan
organisasi telah bertambah banyak macamnya dan meliputi pendekatan
psikologis dan sosiologis

Universitas Sumatera Utara

6. Hidup Terus
Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.
Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan suatu rencana dapat
tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula
kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
1.5.2 Pelayanan
1.5.2.1 Defenisi Pelayanan
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63
Tahun 2003, disebutkan bahwa pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di
lingkungan badan usaha milik negara /daerah dalam bentuk barang atau jasa
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Gronroos (dalam Ratminto, 2005 : 2), pelayanan adalah suatu
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan
yang dimaksudnya untuk memecahkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan.

Universitas Sumatera Utara

Moenir (2000: 27) berpendapat pelayanan hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu ia merupakan proses, sebagai proses pelayanan berlangsung
secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam
masyarakat. yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan ,dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara
fisik.
Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai
kegiatan yang dilakukan suatu oraganisasi yang ditujukan untuk konsumen atau
masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Ada pun dua bagian konsep pelayanan yang ada di Indonesia yaitu :
1. Pemerintah memberi pelayanan secara langsung melalui dinas daerah. Pada
kategori ini kebijakan yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan
pada masyarakat adalah unit dinas di daerah agar lebih mampu memudahkan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang
tugasnya.
2. Pemerintah menyerahkan fungsi pelayanan kepada masyarakat atau swasta. Hal
ini dilakukan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Pemerintah
berfungsi mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan
pengawas terhadap fungsi pelayanaan yang telah diberikan.
1.5.2.2 Fungsi Pelayanan
Pelayanan memiliki beberapa fungsi yang diberikan oleh pemerintah.
Fungsi tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Fungsi pelayanan masyarakat (Publik Service Functions)
a. Pendidikan
b. Kesehatan Masyarakat
c. Kesehatan Lingkungan
d. Penataan Jaringan Jalan dan Taman
e. Penyediaan Air Bersih
2. Fungsi Pembangunan (Development Functions)
a. Perencanaan Pembangunan (Fisik, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya)
b. Kebijakan Pengembangan Perekonomian sesuai dengan potensi daerah
(kerajinan tangan, pariwisata, perdagangan, industri) untuk meningkatkan
pendapatan dan mengurangi pengangguran.
c. Mengatur Perizinan, memfasilitasi hubungan dengan berbagai pihak dalam
rangka pengembangan daerah secara ekonomi maupun fisik.
d. Mendorong Partisipasi Masyarakat, secara langsung melalui Lembaga
Swadaya Masyarakat
3. Fungsi Ketertiban dan Ketentraman (Prospective Functions)
a. Penciptaan ketertiban dan ketentraman
b.

Perlindungan terhadap bencana alam

c. Perlindungan terhadap kebakaran
I.5.3 Pelayanan publik
I.5.3.1 Definisi Pelayanan Publik
Menurut Ratminto (2005 : 5), Pelayanan publik adalah segala bentuk
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

Universitas Sumatera Utara

prinsipnya menjadi tangguang jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sementara menurut Kurniawan (2005 : 4), Pelayanan publik adalah
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009, pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peratuaran perundang-undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara peleyanan publik.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh
aparatur pemerintah kepada publik didalam suatu organisasi atau instansi untuk
memenuhi kebutuhan penerima pelayanan publik atau masyarakat.
I.5.3.2 Bentuk-bentuk pelayanan publik
Pemerintah

merupakan

pihak

yang

memberikan

pelayanan

bagi

masyarakat. Adapun didalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa
bentuk. Menurut Moenir (2010 : 190), bentuk pelayanan itu terdiri dari :
1. Pelayanan lisan Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas
dibidang hubungan masyarakat, dibidang layanan informasi dan di bidangbidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada
siapapun yang memerlukan

Universitas Sumatera Utara

2. Pelayanan berbentuk tulisan
Ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui
tulisan di dalam pengelolahan masalah masyarakat. Pelayanan dalam
bentuk tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni:
a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan
kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka
dalam berurusan dengan institusi atau lembaga.
b. Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan,
keluhan, pemberian/penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya
3. Pelayanan berbentuk perbuatan
Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari
layanan lisan , jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering
bergabung. Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak
dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum. Hanya titik berat
terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang
berkepentingan.

Jadi

tujuan

utama

yang

berkepentingan

ialah

mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan,
bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Disini
faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai
dengan kualitas hasil yang memadai
I.5.3.3 Azas pelayanan publik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,
penyelenggara pelayanan harus memenuhi azas-azas pelayanan sebagai berikut
(Ratminto, 2005: 19) :

Universitas Sumatera Utara

1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
2.

Akuntabilitas
Dapat

dipertanggungjawabkan

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.
3.

Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan

harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan
suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik
harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
I.5.3.4 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63
tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip yaitu:
1. Kesederhanaan, prosedur /tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan

Universitas Sumatera Utara

2. Kejelasan mencakup beberapa hal antara lain
a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum.
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertangguang jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran
3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Rasa aman. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertangguang jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluahan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja,
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.
8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana prasarana kerja yang
memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telematika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi layanan harus bersikap
disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas.
10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu
yang nyaman , bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi

Universitas Sumatera Utara

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat
ibadah, dan lain-lain.
I.5.4 Pelayanan Kesehatan
I.5.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan
Kesehatan berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan pasal 1 ayat 1 didefinisikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Jadi pengertian kesehatan cakupannya sangat luas, mencakup sehat
fisik maupun non fisik (jiwa, sosial, ekonomi). Sedangkan upaya kesehatan adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Menurut Sutadi (2005 :10), Pelayanan kesehatan merupakan komoditi
yang unik dan khusus, tidak dapat disamakan dengan komoditi lain karena
pelayanan yang diberikan berupa jasa, sehingga sulit untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu
usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka
usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia
Maka Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan kesehatan memilik tiga fungsi yang saling berkaitan, saling
berpengaruh dan saling bergantungan , yakni
1. Fungsi sosial
Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna
pelayanan kesehatan
2. Fungsi teknis kesehatan
Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pemberi
pelayanan kesehatan
3. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan institusi pelayanan
kesehatan. Ketiga fungsi tersebut ditanggung jawab oleh tiga pilar utama
pelayanan kesehatan yaitu,
a. masyarakat, yang dalam prakteknya dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan masyarakat,
b. tenaga teknis kesehatan, yang dilaksanakan oleh tenaga professional
kesehatan,
c. tenaga administrasi atau manajemen kesehatan, dilaksanakan oleh
manajemen atau administrator kesehatan.
I.5.4.2 Sasaran Pelayanan Kesehatan
Menurut Hodgetts dan Cascio (dalam Azwar, 1996 : 36), Pelayanan
kesehatan dapat dibagi menjadi dua bagian utama jika dilihat berdasarkan
sasarannya :

Universitas Sumatera Utara

1. Pelayaanan kesehatan personal (Personal health services) maksudnya
sasaran pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi atau perorangan.
2. Pelayanan kesehatan lingkungan (Environmental health services) yaitu
sasaran pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan, kelompok, atau
masyarakat.
I.5.4.3 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
Menurut Azwar (1996 :41 ), Staratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut
setiap Negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services) Pelayanan
kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat
pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini
bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient services).
2.

Pelayanan kesehatan tingkat kedua Pelayanan kesehatan tingkat kedua
adalah pelayanan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient
services) dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tenaga
spesialis.

3.

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih komplek dan umumnya
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis

Universitas Sumatera Utara

I.5.4.4 Tujuan Pelayanan Kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan sesuai dengan Visi dan Misi Pembangunan
Kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi
pembangunan kesehatan Indonesia yaitu “gambaran masyarakat Indonesia yang
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan Negara
yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pola kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
diseluruh wilayah republik Indonesia ( DepKes RI ).
Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan Reepublik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan Para
penanggung

jawab

program

pembangunan

harus

memasukkan

pertimbangan kesehatan didalam semua kebijakan pembangunannya.
Program yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan
untuk tidak dilaksanakan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mendiri Kesehatan
merupakan tangguang jawab individu, masyarakat, pemerintah dan swata,
itu artinya kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah ,
masyarakat juga harus mandiri menjaga kesehatannya sendiri.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata,
dan terjangkau.

Universitas Sumatera Utara

4. Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan
penyakit.(DepKes RI)
I.5.4.5 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Menurut Azwar (1996 : 38) Pelayanan kesehatan yang baik memiliki
berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut
1. Tersedia dan berkesinambungan. Syarat pokok pertama pelayanan
kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di
masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous).
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar. Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang
baik adalah apa yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta
bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan
masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah dicapai. Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah
yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian
yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana
kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat
adalah mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian

Universitas Sumatera Utara

keterjangkauan

di

sini

terutama

dari

sudut

biaya.

Pengertian

keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk
mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan
sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta
standar yang telah ditetapkan.
1.5.4.6 Efektivitas Pelayanan Kesehatan
Dalam menciptakan efektifitas, pegawai harus juga memberikan pelayanan
yang baik bagi masyarakat. Menurut (Sudayasa, 2009) Ada lima nilai dasar dalam
aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para
pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut adalah:
1. Bertindak Cepat dan Tepat
Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan
kesehatan,

terhadap kasus/masalah

yang bisa bersifat

mendadak

(emergency) maupun mendesak (urgency). Tepat dalam melaksanakan
proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap) atau standar
operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.
2. Berpihak Kepada Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis
pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya.
Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal.
3. Menegakkan Kedisiplinan
Disiplin kerja adalah menegakkan semangat kerja dalam memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan.
Disiplin Administrasi adalah melakukan pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur
4. Menunjukkan Transparansi
Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas,
ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan.
Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan
yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan
5. Mewujudkan Akuntabilitas
Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap
institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi
eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan. Tanggungjawab
terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya
peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.

Universitas Sumatera Utara

I.5.5 Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
I.5.5.1 Definsi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan sebuah wadah
kesehatan yang lahir untuk menjawab semua masalah pelayanan kesehatan yang
ada. Puskesmas adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebaga unit
pelaksaan teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya
penyuluhan, pencegahan, dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah
kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Definisi Puskesmas berdasarkan
Kepmenkes No 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya
adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.
Puskesmas hadir sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang memadai dan memiliki jangkauan luas bagi masyarakat. Tujuan umum
pelayanan kesehatan melalui puskesmas adalah untuk terselenggaranya upaya
kesehatan masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau, dan peran serta
masyarakat.
Menurut Keputuasan Mentri Kesehatan tersebut, Dalam menjalankan
tugasnya Puskesmas memiliki beberapa usaha pokok tentang Kebutuhan Dasar
Puskesmas, dimana beban pokok Puskesmas dikurangi dari 18 menjadi 6 yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
2. Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Kesehatan Lingkungan

Universitas Sumatera Utara

4. Pemberantasan Penyakit Menular
5. Promosi Kesehatan
6. Pengobatan.
I.5.5.2 Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004, Puskesmas memiliki
beberapa fungsi yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, diantaranya:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Dalam hal ini Puskesmas selalu berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg
berwawasan kesehatan. Selain itu juga aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayannan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum
(Public Goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan menyembuhkan
penyakit dan pemuluhan kesehatan. Pelayaanan kesehatan tersebut
antara

lain

adalah

promosi

kesehatan,

memberantas

penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
1.5.6 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan
melakukan standarisasi. Proses standarisasi meliputi penyusunan, penerapan,
monitoring, pengendalian ,serta evaluasi dan revisi standar (Koentjoro, 2007 :24).
Dalam PP 102/2000 dijelaskan standar adalah spesifikasi teknis atau
sesuatu yang dilakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

Universitas Sumatera Utara

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, yakni perkembangan masa kini dan
masa yang akan datang, untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan sangat terkait dengan
indikator Indonesia sehat, karena baik SPM bidang kesehatan maupun indikator
Indonesia sehat sama-sama memberikan target-target yang harus dicapai dalam
pelayanan publik bidang kesehatan. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan
untuk tingkat nasional diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/
MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/

kota.

Dalam

pasal

2

KEPMENKES

tersebut

diamanatkan

kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai standar
pelayanan minimal. Adapun target yang merupakan SPM bidang kesehatan
tingkat nasional adalah sebagai berikut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1457/ MENKES/SK/X/2003
1. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi:
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (95%)
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan (90%)
c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk (100%)
d. Cakupan kunjungan neonatus (90%)
e. Cakupan kunjungan bayi (90%)
f. Cakupan bayi berat lahir rendah /BBLR yang ditangani (100%)
2. Pelayanan kesehatan anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Universitas Sumatera Utara

a. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
(90%)
b. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih / guru UKS / Dokter kecil (100%)
c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (80%)
3. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Cakupan peserta aktif KB (70%)
4. Pelayanan Imunisasi
a. Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (100%)
5. Pelayanan Pengobatan/ Perawatan
a. Cakupan rawat jalan (15%)
b. Cakupan Rawat Inap (1,5%)
6. Pelayanan Kesahatan Jiwa
a. Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum (15%)
7. Pemantauan Pertumbuhan Balita
a. Balita yang naik berat badannya (80%)
b. Balita Bawah Garis Merah ( 1)
13. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB paru
a. Kesembuhan penderita TBCBTA positif (>85%)
14. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit ISPA
a. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (100%)
15. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit HIV AIDS
a. Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS (100%)
b. Infeksi menular seksual yang diobati (100%)
16. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
a. Penderita DBD yang ditangani (100%)
17. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Diare
a. Balita dengan diare di tangani (100%) Dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

I.6 Definisi Konsep
Menurut Singarimbun (2006:33) konsep merupakan istilah dan defenisi
yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,
kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti.
Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep
yang diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian ini
yaitu :
Efektivitas adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan kunci dari
kesuksesan suatu organisasi yang dapat ditinjau dengan tercapainya berbagai
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat dilakukan tepat waktu
dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk
melakukan berbagai kegiatan. Dalam mencapai efektivitas harus didukung oleh
pegawai yang menjunjung 5 dasar nilai aspek kesehatan seperti, bertindak cepat
dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan, menunjukkan
transparansi, dan mewujudkan akuntabilitas.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan

kesehatan,

mencegah

dan

menyembuhkan

penyakit

serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Maka dapat disimpulkan, Efektivitas pelayanan kesehatan adalah
keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran dalam mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan secara sendiri ataupun secara bersama-sama dengan menjunjung
5 dasar aspek kesehatan seperti, bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada

Universitas Sumatera Utara

masyarakat,

menegakkan

kedisiplinan,

menunjukkan

transparansi,

dan

mewujudkan akuntabilitas.

Universitas Sumatera Utara