Analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk mengukur kinerja keuangan pada koperasi (studi kasus di KPRI XX)
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI
Studi kasus di KPRI XX
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Asri Amelia Sihombing NIM: 122114116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI
Studi kasus di KPRI XX
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Asri Amelia Sihombing NIM: 122114116
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahata; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! . ( Roma 12 : 17)
Ketika kita mempercayai Tuhan, artinya kita juga percaya bahwa waktu dan rencana Tuhan selalu yang terbaik . (@sahabatblessing)
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:
Tuhan Yesus Keluarga Tercinta
(6)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI–PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULISAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS dan RENTABILITAS
UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 13 juli 2016 adalah sebenarnya hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagagsan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah0olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Asri Amelia Sihombing
NIM : 122114116
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS RASIO LIKUIDITAS,SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI (Studi Kasus di KPRI XX) kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam betuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempubikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang menyatakan
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Koperasi di KPRI XX Tahun 2011 – 2015. Skripsi
ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan Kepribadian kepada penulis.
2. Drs. YP Supardiyono, M.Si., Akt., QIA.selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 3. Lisia Apriani, S.E.,M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas ilmu yang telah diberikan.
5. Seluruh staf sekretariat Fakultas Ekonomi dan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan yang baik bagi penulis. 6. KPRI XX yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan
(9)
viii
7. Pihak Sekretaris KPRI XX yang telah memberikan bantuan selama penelitian khususnya dalam wawancara dan pemberian laporan keuangan koperasi.
8. Kedua Orangtuaku yang telah memberikan doa, perhatian, kasih sayang, nasihat, pengorbanan serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi.
9. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan doanya
10. Patar Fransdesman Sijabat. Yang selalu memberikan semangat, dorongan dan doa untuk saya selama proses kuliah hingga menyelesaikan skripsi. 11. Teman-teman kost 9C yang telah mendukung dan kebersamaan selama di
Jogja.
12. Teman-teman seperjuangan MPAT dan semua teman – teman Akuntansi angkatan 2012.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharpkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis
(10)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR. ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI. ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL. ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii
ABSTRAK. ... xiv
ABSTRACT... xv
BAB I PENDAHULUAN. ... 1
A. Latar Belakang Masalah. ... 1
B. Rumusan Masalah . ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 2
D. Manfaat Penelitian... 3
E. Sistematika Penelitian. ... 4
BAB II LANDASAN TEORI. ... 6
A. Kinerja Keuangan ... 6
1. Pengertian Kinerja Keuangan . ... 6
B. Laporan Keuangan. ... 6
1. Pengertian Laporan Keuangan. ... 6
2. Laporan Keuangan Koperasi... 8
3. Tujuan Laporan Keuangan... 9
C. Analisis Laporan Keuangan. ... 10
1. Pengertian Analisis Keuangan. ... 10
2. Pengertian Rasio Likuiditas. ... 12
3. Pengertian Rasio Solvabilitas... 14
(11)
x
D. Analisis Trend. ... 18
E. Koperasi. ... 19
1. Landasan dan Asas... 20
2. Fungsi dan Peran Koperasi. ... 20
3. Prinsip Koperasi. ... 21
4. Permodalan Koperasi . ... 21
5. Jenis-jenis Koperasi. ... 21
BAB III METODE PENELITIAN. ... 26
A. Jenis Penelitian... 26
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian. ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian. ... 26
D. Data Yang Diperlukan... 25
E. Teknik Pengumpulan Data... 27
F. Teknik Analisis Data... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. ... 35
A. Bidang Organisasi. ... 35
B. Bidang Permodalan . ... 35
C. Jenis-Jenis Usaha. ... 36
D. Struktur Organisasi. ... 37
E. Tugas Pokok Organisasi... 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 39
A. Analisis Rasio Keuangan. ... 39
B. Analisis Trend. ... 52
BAB VI PENUTUP. ... 62
A. Kesimpulan. ... 62
B. Keterbatasan Penelitian... 64
C. Saran... 64
DAFTAR PUSTAKA. ... 65
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penilaian Current Ratio... 14
Tabel 2 Penilaian Rasio Total Asset terhadap Total Hutang... 15
Tabel 3 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Aset. ... 16
Tabel 4 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Ekuitas... 17
Tabel 5 Penilaian Net Profit Margin.. ... 18
Tabel 6 Penilaian Current Ratio... 29
Tabel 7 Penliana Rasio Total Aset terhadap Total Hutang. ... 30
Tabel 8 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Aset. ... 31
Tabel 9 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Ekuitas... 32
Tabel 10 Penilaian Net Profit Margin. ... 33
Tabel 11 perhitungan Cash Ratio... 40
Tabel 12 Perhitungan Current Ratio. ... 41
Tabel 13 Perhitungan Rasio Total Aset terhadap Total Hutang... 43
Tabel 14 Perhitungan Hasil Pengembalian Atas Aset... 45
Tabel 15 Perhitungan Hasil Pengembalian Atas Ekuitas. ... 46
Tabel 16 Perhitungan Net Profit Margin... 48
Tabel 17 perhitungan Skor Penilaian Koperasi Berprestasi . ... 50
Tabel 18 Klasifikasi Pemeringkatan Koperasi. ... 51
Tabel 19 Hasil Peniliaian Kinerja Keuangan. ... 51
Tabel 20 Perhitungan trend Current Ratio... 52 Tabel 21 Perhitungan trend Rasio Total Aset terhadap Total Hutang. 53
(13)
xii
Tabel 22 Perhitungan trend Hasil Pengembalian Atas Aset. ... 55 Tabel 23 Perhitungan trend Hasil Pengembalian Atas Ekuitas... 56 Tabel 24 Perhitungan trend Net Profit Margin. ... 57
(14)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Grafik Trend Current Ratio. ... 52
Gambar II : Grafik Trend Total Asset to Total Debt Ratio... 54
Gambar III : Grafik Trend Return on Asset. ... 55
Gambar IV : Grafik Trend Return on Equity. ... 56
(15)
xiv ABSTRAK
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI
Studi Kasus di KPRI XX
Asri Amelia Sihombing NIM: 122114116 Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan KPRI XX tahun 2011 sampai tahun 2015 dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus pada KPRI XX.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawanacara. Teknik analisis data yang digunakan adalah descriptif dan analisis tren
Hasil penelitian menjadi :1) Tingkat likuiditas yang ditinjau dari current
ratio dikategorikan buruk. 2) Tingkat solvabilitas yang ditinjau dari total asset to total debt ratio dikategorikan buruk. 3) Tingkat rentabilitas yang dilihat dari
ROA, ROE, dan NPM dikategorikan baik. 4) analisis trend dapat dikatakan kinerjanya kurang baik dan perlu ditingkatkan.
(16)
xv ABSTRACT
ANALYSIS OF LIQUIDITY, SOLVENCY, AND PROFITABILITY RATIO TO MEASURE FINANCIAL PERFORMANCE IN COOPERATION
Case study at KPRI XX Asri Amelia Sihombing Student number: 122114116
Sanata Dharma University 2017
This research aims to determine the financial performance of KPRI XX from 2011 to 2015 by using analysis of liquidity, solvency, and profitability ratio. This research was a case study
The data collecting techniques employed were documentation and interview. Data analysis technique used were descriptive and trend analysis.
The results showed that 1) the liquidity rate as indicated by the current ratio is in a bad category. 2) the solvency rate as indicated by the total asset to total debt ratio is in a bad category. 3) the profitability rate as indicated by the return on asset, return on equity and net profit margin is in a good category. 4) trend analysis is not good enough.
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Hampir di seluruh Indonesia orang mengenal koperasi. Walaupun definisi koperasi dipahami dengan cara yang berbeda-beda, tetapi secara umum koperasi dikenal sebagai suatu bentuk organisasi yang sederhana. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Keuntungan dari kegiatan koperasi salah satunya yaitu dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggotanya. SHU yang diberikan koperasi sebagai pelayanan untuk memajukan kesejahteraan anggota koperasi. SHU dibagikan sesuai dengan besarnya jasa usaha yang diberikan oleh anggota untuk koperasi tersebut.
Tujuan Koperasi Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masayarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan Perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Disisi lain koperasi harus memuaskan
(18)
anggotanya sebagai pemilik perusahaan dimana koperasi dituntut harus mampu menghasilkan keuntungan atau sisa hasil usaha, namun disisi lain koperasi harus dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen baik itu anggota atau masyarakat sekitar secara optimal.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak manajemen biasanya berupa neraca, sisa hasil usaha dan laporan arus kas. Laporan keuangan di terbitkan untuk melihat bagaiamana perkembangan pada perusahaan. Laporan keuangan dapat di analisis dengan tujuan agar data menjadi lebih di mengerti sehingga menghasilkan informasi. Untuk memahami laporan keuangan diperlukan analisis laporan keuangan dengan melakukan perhitungan rasio keuangan. Hasil dari analisis dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan yaitu anggota koperasi, pejabat koperasi, calon anggota koperasi, Bank, Kreditur dan kantor pajak.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan KPRI XX yang ditinjau dari perhitungan analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas tahun 2011-2015? 2. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan KPRI yang ditinjau dari rasio
likuditas, solvabilitas, dan rentabilitas selama tahun 2011 – 2015? C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja keuangan dan perkembangan kinerja keuangan KPRI XX dari tahun 2011 sampai 2015 yang ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
(19)
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:
1. Bagi KPRI XX
Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perkembangan kinerja keuangan koperasi dan dapat memberikan masukkan di masa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi bahan bacaan bagi penelitian berikutnya.
3. Bagi Universitas
Digunakan sebagai tambahan koleksi bacaan di perpustakaaan dan untuk refrensi penelitian berikutnya.
4. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui kinerja koperasi yang di tinjau dari perhitungan Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas.
(20)
E.Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengelola data yaitu tentang kinerja keungan, laporan keuangan, analisis laporan keuangan antara lain rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Dan yang terakhir tentang koperasi. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan sejarah singkat perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, bidang organisasi,bidang permodalan, jenis-jenis usaha, struktur organisasi, dan tugas pokok organisasi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan data yang diperoleh dan diolah dalam penelitian dengan menggunakan metode yang ada serta berisikan pembahasan dari hasil pengelolaan data yang diperoleh.
(21)
BAB VI PENUTUP
Bab ini membahasa tentang kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang mungkin dapat diterima dan bermanfaat bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan sehubungan dengan hasil penelitian berikutnya.
(22)
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau GAAP (General Axepted Accounting Principle), dan lainnya (Fahmi, 2011:239).
B.Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statements) (Hery, 2015: 3-4) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan,
(23)
yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
(Hery, 2015 :4) urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut:
a. Laporan laba-rugi
Merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode. Laporan laba-rugi ini pada akhirnya memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban dan kerugian. b. Laporan ekuitas pemilik
Sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan ini sering disebut sebagai laporan perubahan modal.
c. Neraca
Sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu, tujuan laporan ini tidak lain adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
d. Laporan arus kas
Sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dan masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus
(24)
kas menunjukan besaranya kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
2. Laporan Keuangan Koperasi
(Arifin, 2001: 107-108) laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggung jawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.
Pengguna utama dari laporan keuangan koperasi adalah Para anggota koperasi, pejabat koperasi, calon anggota koperasi, Bank dan Kreditur dan kantor pajak.
a. Tujuan Pelaporan Keuangan Koperasi
Tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat diiformasikan oleh laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi.
2) Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode.
3) Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota.
(25)
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan keseluruhan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan kemampuan mereka untuk memproses informasi.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
1) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan.
3) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. 4) Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud: 1) Memberikan gambaran tentang jumlah dividen yang diharapkan
(26)
2) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dan untuk kepentingan ekspansi perusahaan. 3) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
4) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang.
c. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan kewajiban, dan
e. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan.
C.Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
(Hery, 2015: 161) rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Analisis rasio menggambarkan suatu perbandingan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu (dari neraca atau laba/rugi) dengan jumlah lain.
(27)
Analisis ini dapat memberi gambaran kepada pengurus koperasi tentang baik-buruknya posisi keuangan koperasi serta hasil operasinya. Penilaian baik-buruknya posisi keuangan itu bisa dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan analisis rasio tersebut dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya lima pertanyaan berikut: (1) bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, (2) apakah pihak manajemen telah efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aset yang dimiliki perusahaan, (3) bagaiman kebutuhan dana perusahaan dibiayai, (4) apakah pemegang saham mendapatkan tingkat pengembalian yang memadai dari hasil investasinya, dan (5) apakah manajemen sudah mencapai target yang telah ditetapkan.
(Hery, 2015: 66) analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan analisis rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut adalah sebagai berikut: a. Manajer perusahaan, menerpakan rasio untuk membantu menganalisis,
pengendalian, dan meningkatkan kinerja operasi serta keuangan perusahaan
(28)
b. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk mengidentifikasi kemampuan debitur dalam membayar utang-utangnya
c. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan sumber data analisis, analisis rasio keuangan dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
a. Analisis rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka keuangan yang hanya bersumber dari neraca saja.
b. Analisis rasio laporan laba-rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan laba-rugi saja.
c. Analisi rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka yang bersumber dari dua laporan, yaitu neraca dan laporan laba-rugi.
2. Pengertian Rasio Likuditas
Menurut Hery (2015: 166) rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.
Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemapuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya (Prihadi, 2011: 162-163).
(29)
a. Cash Ratio ( Rasio Kas)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan uang kas yang ada (Hery,2015: 166).
x 100%
Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera di penuhi dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dicairkan.
b. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Hery (2015: 167) rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemapuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Likuiditas suatu perusahaan yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi perusahaan tersebut. Current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang (Prastowo,2005: 84). Rumus yang digunakan:
Rasio Lancar
x100%
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006
(30)
tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian current ratio sebagai berikut:
Tabel 1 Penilaian Current Ratio
Standar Nilai Kriteria 175% - 200% 100 Sangat baik 150% - <175% 75 Baik 125% - <150% 50 Cukup baik 100% - <125% 25 Kurang baik <100% / >200% 0 Buruk
Menurut Prihadi (2011: 163) perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aset lancar perusahaan dapat menjamin utang dari kreditor jangka pendek.
3. Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2007: 303).
a. Total Asset to Total Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman (Harahap,2002: 304). Bisa juga dibaca berapa porsi hutang dibandingkan dengan aktiva. Supaya aman maka porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TAtDR
(31)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Total Asset to Total Debt Ratio sebagai berikut:
Tabel 2 Penilaian Total Asset to Total Debt Ratio
Standar Nilai Kriteria
135% - 150% 100 Sangat baik 120% - <135% 75 Baik 105% - <120% 50 Cukup baik
90% - <105% 25 Kurang baik <90% / >150% 0 Buruk
4. Pengertian Rasio Rentabilitas (Rasio Profitabilitas)
Menurut Hanafi dan Halim (2009: 81) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.
Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba-rugi atau neraca. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor dan mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu (Hery, 2015: 227).
a. Hasil pengembalian atas aset (Return on Asset)
Menurut Hery (2015: 228) hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam
(32)
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hasil pengembalian atas aset
x 100% Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Hasil pengembalian atas aset sebagai berikut:
Tabel 3 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Aset Standar Nilai Kriteria
≥10% 100 Sangat baik 7% - <10% 75 Baik 3% - <7% 50 Cukup baik 1% - <3% 25 Kurang baik <1% 0 Buruk
b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equitas)
(Hery, 2015: 230) hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Secara matematis dapat dirumuskan sebagi berikut:
Hasil pengembalian atas ekuitas
(33)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Hasil pengembalian atas ekuitas sebagai berikut:
Tabel 4 Penilaian Hasil pengembalian atas Ekuitas Standar Nilai Kriteria
≥21% 100 Sangat baik 15% - <21% 75 Baik
9% - <15% 50 Cukup baik 3% - <9% 25 Kurang baik
<3% 0 Buruk
c. Net Profit Margin
Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada tingkat penjualan tertentu atau bisa juga diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu, sedangkan untuk profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau tingkat biaya yang tinggi untuk penjualan yang tertentu, atau kombninasi kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen (Hanafi, 2003: 84). Secara mamatematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
(34)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Hasil pengembalian atas ekuitas sebagai berikut:
Tabel 5 Penilaian Net Profit Margin Standar Nilai Kriteria
>15% 100 Sangat baik 12%-15% 75 Baik 8%-<12% 50 Cukup baik
4%-<8% 25 Kurang baik <4% 0 Buruk
D.Analisis Trend
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005: 66) analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode.
Menurut Hery (2015: 155) analisis trend merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis trend dilakukan dengan mengguankan analisis horizontal. Data yang digunakan adalah data tahun yang biasanya hanya terdiri atas dua atau tiga periode saja.
Untuk menghitung analisis trend menggunakan metode The Least Square’s (Metode Kuadrat Terkecil) sebagai berikut:
Y = a + Bx Dimana:
(35)
Y = nilai variabel yang akan di tentukan a = nilai Y apabila x sama dengan nol
b = kemiringan (slope) garis trend atau perubahan nilai Y dari waktu ke waktu
X = periode waktu dan tahun dasar
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai a dan b persamaan linear yaitu:
dan
jika b positif, ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahun sebelumnya, dan sebaliknya jika b bertanda negatif ini menunjukkan terjadinya
penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana:
n = banyaknya tahun yang digunakan Y = nilai variabel deret berkala X = kode masing-masing tahun E.Koperasi
Koperasi Indonesia dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 pasal 3 yang berbunyi: “koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang (atau Badan Hukum Koperasi) yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” (Gilarso, 1989).
Menurut undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
(36)
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarakan atas asas kekeluargaan (Untung, 2005).
1. Landasan dan asas
Landasan dan asas berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No 25 tahun1992 tentang perkoprasian pasal 2:
“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta atas asas kekeluargaan”.
2. Fungsi dan peran koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-undang Republik Indonesia No 25 tahun1992 tentang perkoprasian pasal 4:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
(37)
3. Prinsip koperasi
koperasi berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No 25 tahun1992 tentang perkoperasian pasal 5:
a. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5) Kemandirian.
b. Dalam mengembangkan Koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut:
1) Pendidikan perkoperasian. 2) Kerja sama antar koperasi. 4. Permodalan Koperasi
Menurut Astuti dan Purwantini (2002:186) struktur permodalan koperasi sangat spesifik dibandingkan dengan perusahaan lain. Unsur-unsur modal dalam koperasi adalah sebagai berikut:
a. Modal Sendiri: Sumber Modal Intern Koperasi
1) Simpanan Pokok dimana sejumlah uang yang wajib disetorkan kepada koperasi pada saat pertama kali masuk menjadi anggota. Besarnya simpanan pokok sama untuk semua anggota, yang ditentukan dalam Rapat Anggota dan ditetapkan dalam RAT
(38)
koperasi. Simpanan ini menjadi modal pokok koperasi maka tidak dapat diambil kembali selama menjadi anggota koperasi.
2) Simpanan Wajib adalah sejumlah uang simpanan yang wajib diserahkan oleh anggota kepada koperasi dalam sejumlah tertentu dalam jangak waktu tertentu. Simpanan ini dapat diminta kembali dengan cara dan waktu seperti yang telah ditentukan dalam RAT. 3) Penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dari kegiatan atau usahanya selama satu periode akuntansi setelah dikurangi dengan biaya-biaya usaha. Tidak semua SHU dibagikan kepada anggota tetapi ada bagian yang disisihkan untuk keperluan lain.
b. Modal dari Luar Koperasi
1) Simpanan Suka Rela merupakan sejumlah uang yang diserahkan anggota kepada koperasi atas kehendaknya sendiri sebagai simpanan. Besar simpanan ini tergantung kerelaan anggota atau menurut perjanjian. Jenis ini dapat diambil setelah jangka waktu tertentu menurut perjanjian dan diberikan imbalan bunga.
2) Pinjaman atau kredit baik dari bank maupun perseorangan, seperti penjualan dan pembelian.
3) Hadiah, hibah, subsidi dan bantuan Cuma-Cuma. 5. Jenis-Jenis Koperasi
Menurut Ninik dan Sunindhia meskipun secara umum penjenisan Koperasi di Indonesia telah diatur oleh undang-undang, namun
(39)
kenyataannya yang terjadi di lapangan cukup beraneka ragam. Dalam garis besarnya sekian banyaknya jenis Koperasi tersebut dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
a. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya misalnya saja beras, gula, sabun, minyak goreng, perkakas rumah tangga, dan barang elektronika.
Tujuan dibentuknya koperasi konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya terhadap barang-barang konsumsi dengan harga dan mutu yang layak. Untuk memenuhi tujuan, maka suatu koperasi konsumsi akan melakukan beberapa kemungkinan usahnya misalnya: 1) Membeli dan menghimpun barang-barang konsumsi dalam jumlah
besar sesuai kebutuhan para anggota.
2) Menyalurkan barang konsumsi kepada para anggota dengan harga yang layak.
3) Mungkin juga koperasi itu membuat sendiri barang-barang konsumsi yang dibutuhkan untuk kemudian dijual kepada para anggotanya. b. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit
Jenis koperasi yang ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan. Koperasi simpan pinjam bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara terus
(40)
menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara mudah, murah, dan cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
Tujuan Koperasi Kredit adalah:
1) Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.
2) Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri.
3) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
4) Menambah pengetahuan tentang perkoperasian. c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang produksi barang-barang baik yang dilaksanakan oleh koperasi itu maupun para anggotanya. Anggota koperasi produksi terdiri dari orang-orang yang mampu menghasilkan barang atau produk.
d. Koperasi Jasa
Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Contonya Koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, Koperasi Jasa Audit, Koperasi Asuransi Indonesia, Koperasi perumahaan Nasional, Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM, STNK, Paspor, Sertifikat Tanah dan lain-lain.
(41)
e. Koperasi Serba Usaha/ Koperasi Unit Desa (KUD)
Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi-koperasi Unit Desa (KUD). Satu Unit Desa terdiri dari beberapa desa dalam satu Kecamatan yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi.
KUD berasaskan kekeluargaan dan gotong royong, bertujuan untuk mengembangkan:
1) Ideologi dan kehidupan perkoperasian.
2) Kesejahteraan anggota khususnya, kemampuan daya kreasi usaha anggota untuk meningkatkan produksi dan penjualan.
(42)
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian adalah studi kasus pada koperasi yang dijadikan objek penelitian. Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian hanya berlaku pada koperasi yang dianalisis.
B.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di KPRI XX. 2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan Mei s/d Juni 2016. C.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah bagian keuangan KPRI XX.
2. Objek Penelitian
Obyek penelitiannya adalah Neraca dan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari tahun 2011 sampai dengan 2015.
D.Data yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Laporan Neraca dan Sisa Hasil Usaha periode tahun 2011 – 2015. 2. Struktur Organisasi KPRI XX.
(43)
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara
Yaitu metode dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait dengan subjek dan objek penelitian. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirnya KPRI XX, struktur organisasi, jenis usaha dan penyusunan laporan keuangan.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan membaca, dan mengamati berupa catatan, dokumen, buku, peraturan-peraturan dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data laporan keuangan yaitu:
a. Neraca KPRI XX periode 2011-2015
b. Laporan Laba Rugi KPRI XX periode 2011-2015 c. Struktur Organisasi KPRI XX periode 2011-2015 F. Teknik Analisis Data
Setelah data dibutuhkan terkumpul, data tersebut di analisis agar berguna dalam pemecah masalah yang diteliti. Tujuan analisis data adalah untuk mengolah data agar mudah dipahami dan dapat diinterpretasikan serta mencerminkan hubungan anatara masalah yang diteliti. Teknik analisis yang digunakan dalam bentuk analisis kualitatif, yaitu dengan menggunakan angka rasio keuangan.
(44)
Dalam menjawab rumusan masalah pertama, penulis mengumpulan data laporan keuangan KPRI XX periode 2011. 2012, 2013, 2014, dan 2015 yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi (laporan SHU), selanjutnya melakukan analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan KPRI XX dengan menggunakan:
1. Rasio Likuditas
a. Cash Ratio ( Rasio Kas)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan uang kas yang ada (Hery,2015: 166).
x 100%
Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera di penuhi dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dicairkan.
b. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Hery (2015: 167) rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia Rumus yang digunakan:
Rasio Lancar
(45)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian current ratio sebagai berikut:
Tabel 6 Penilaian current ratio
Standar Nilai Kriteria 175% - 200% 100 Sangat baik 150% - <175% 75 Baik 125% - <150% 50 Cukup baik 100% - <125% 25 Kurang baik
<100 / >200% 0 Buruk
2. Rasio Solvabilitas
b. Total Asset to Total Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman (Harahap,2002: 304). Bisa juga dibaca berapa porsi hutang dibandingkan dengan aktiva. Supaya aman maka porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TAtDR
(46)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Total Asset to Total Debt Ratio sebagai berikut:
Tabel 7 Penilaian Total Asset to Total Debt Ratio Standar Nilai Kriteria
135% - 150% 100 Sangat baik 120% - <135% 75 Baik 105% - <120% 50 Cukup baik
90% - <105% 25 Kurang baik <90% / >150% 0 Buruk
3. Rasio Rentabilitas
a. Hasil pengembalian atas aset (Return on Asset)
Menurut Hery (2015: 228) hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hasil pengembalian atas aset
(47)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Hasil pengembalian atas aset sebagai berikut:
Tabel 8 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Aset Standar Nilai Kriteria
≥10% 100 Sangat baik 7% - <10% 75 Baik
3% -<7% 50 Cukup baik 1% - <3% 25 Kurang baik
<1% 0 Buruk
b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equitas)
(Hery, 2015: 230) hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Secara matematis dapat dirumuskan sebagi berikut:
Hasil pengembalian atas ekuitas
(48)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Hasil pengembalian atas ekuitas sebagai berikut:
Tabel 9 Penilaian Hasil Pengembalian Atas Ekuitas Standar Nilai Kriteria
≥21% 100 Sangat baik 15% - <21% 75 Baik
9% - <15% 50 Cukup baik 3% - <9% 25 Kurang baik
<3% 0 Buruk
c. Kemampuan Menghasilkan Laba (Net Profit Margin)
Net Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada tingkat penjualan tertentu atau bisa juga diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemamapuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu, sedangkan untuk profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau tingkat biaya yang tinggi untuk penjualan yang tertentu, atau kombinasi kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen (Hanafi, 2003: 84). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
(49)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, maka penilaian Net Profit Margin sebagai berikut:
Tabel 10 Penilaian Net Profit Margin Standar Nilai Kriteria
>15% 100 Sangat baik 12% - 15% 75 Baik 8% - <12% 50 Cukup baik
4% - <8% 25 Kurang baik <4% 0 Buruk
Menganalisis hasil perhitungan rasio dengan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya. Kemudian menilai kinerja KPRI XX dari aspek keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor:06/PER/M.KUKM/V/2006.
Dalam menjawab rumusan masalah yang kedua, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis perkembangan kinerja keuangan KPRI XX berdasarkan analisis trend.
Untuk menghitung analisis trend menggunakan metode The Least Square’s (Metode Kuadrat Terkecil) sebagai berikut:
Y = a + bX Dimana:
(50)
a = nilai Y apabila x sama dengan nol
b = kemiringan (slope) garis trend atau perubahan nilai Y dari waktu ke waktu
X = periode waktu dan tahun dasar
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai a dan b persamaan liniear yaitu:
dan
jika b positif, ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahun sebelumnya, dan sebaliknya jika b bertanda negatif ini menunjukkan terjadinya
penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana:
n = banyaknya tahun yang digunakan Y = nilai variabel deret berkala X = kode masing-masing tahun
(51)
35 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Bidang Organisasi (dua tahun terakhir) 1. Jumlah Anggota
Tahun 2013 = 369 orang Tahun 2014 = 346 orang 2. Kelompok Tugas Karyawan (24 orang)
Juru Buku : 2 orang Kasir : 2 orang Pimpinan Unit Toko : 3 orang Bagian Pemasaran Toko : 14 orang Pengemudi : 1 orang Jaga Malam : 2 orang B.BIDANG PERMODALAN
1. Nama-nama Simpanan
a. Pokok Rp 200.000,00/anggota b. Wajib Rp 10.000,00/bulan c. Wajib Usaha Rp 10.000,00/bulan d. Perumahan Tumbuh Rp 10.000,00/bulan e. Hari Koperasi Rp 25.000,00/tahun f. Gerakan Menabung Rp 2.000,00/bulan g. Jaminan Hari Tua Rp 50.000,00/bulan h. Modal Penyertaan Rp 300.000,00/anggota
(52)
i. Wajib Belanja Rp 100.000,00/bulan j. Iuran DKK Rp 5.000,00/bulan 2. Jenis Tabungan Sukarela
a. Tabungan Berjasa (Tabjas) jasa 0,65% perbulan.
b. Tabungan Bangun Sejahtera (Bahtera) jasa 6% pertahun (jasa harian). C.Jenis-Jenis Usaha
1. Kredit Unit Simpan Pinjam
a. Kredit kesejahteraan Anggota (KKA).
b. Kredit Investasi Usaha Produktif Anggota (KIPA). c. Kredit Pendidikan dan Perumahan (KPP).
2. Unit Usaha Pertokoan
a. Toko Kelontong (mini market) dan Tekstil b. Toko Alat Tulis, Alat Listrik dan Foto Copy c. Toko Bahan Bagunan dan Barang Plastik 3. Unit Bea Siswa Pendidikan Terencana (BSPT) 4. Unit Dana Kesetiakawanan Keluarga (DKK)
(53)
D.Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) XX
Keterangan:
: Garis Pembinaan : Garis Komando : Garis Pengawas : Garis Pelayanan E.Tugas Pokok Organisasi
1. Penasehat dan Dinas
Tugasnya memberikan pertimbangan tentang program–program yang akan dilaksanakan oleh Koperasi.
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT)
PENGURUS PEGAWAS
MANAGER
KARYAWAN
ANGGOTA PENASEHAT
(54)
2. Pengurus
a. Tuganya mengelola seluruh kegiatan koperasi.
b. Menentukan kebijakan pengelolaan kegiata koperasi. 3. Pengawas
a. Tugasnya mengawasi seluruh transaksi kegiatan usaha dan keuangan koperasi.
b. Memberikan saran-saran kepada pengurus berdasarkan temuan dari hasil pengawasan yang telah dilaksanakan.
4. Manager
a. Tugasnya melaksanakan kebijakan mengenai koordinator karyawan. b. Membantu pengurus di dalam menjalankan rencana kerja dan rencana
anggaran.
c. Memimpin dan mengkoordinir kegiatan–kegiatan perkreditan (simpan pinjam).
5. Karyawan
Tugasnya melaksanakan: a. Kegiatan usaha koperasi. b. Melayani kosumen.
c. Pembukuan seluruh taranskasi. 6. Anggota
Tugasnya memberikan usul dan saran pada pengurus tentang pengelolaan usaha-usaha koperasi.
(55)
39 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Analisis Data
Data yang dianalisis pada bab ini adalah data laporan KPRI XX yang terdiri dari neraca dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Untuk menilai kinerja keuangan KPRI XX ada beberapa teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis rasio keuangan dan analisis trend.
1. Analisis Rasio Keuangan
Analisis data untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu dengan analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi meliputi rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.
1) Cash Ratio ( Rasio Kas)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan uang kas yang ada. Dengan rumus:
(56)
Perhitungan rasio lancar pada KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11 Perhitungan Cash Ratio KPRI XX Tahun 2011 – 2015 (dalam rupiah)
Sumber : data tahun 2011 – 2015 diolah
Hasil perhitungan cash ratio KPRI XX pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 17,43% yang berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp 1,00 mendapat jaminan kas sebesar Rp 0,17. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 18,63% yang berarti setiap hutang lancar sebesar Rp 1,00 mendapat jaminan kas sebesar Rp 0,19. Meningkatnya cash ratio disebabkan karena naiknya kas pada unit simpan pinjam dan non simpan pinjam. Pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup drastis sebesar 6,19% yang artinya bahwa setiap hutang lancar Rp 1,00 mendapat jaminan kas sebesar Rp 0,06. Rendahnya cast ratio disebabkan menurunya tabungan giro di bank pada unit non usp dan meningkatnya hutang lancar. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan cukup baik sebesar 12,26% yang berarti setiap hutang lancar sebesar Rp1,00 mendapat jaminan kas sebesar Rp 0,12. Meningkatnya cast ratio tahun 2014 disebabkan karena kas dan giro dibank meningkat. Pada tahun 2015 cast ratio KPRI XX
2011 648.122.598 3.719.340.244 17,43 2012 672.439.289 3.609.029.405 18,63 2013 253.341.707 4.090.083.112 6,19 2014 494.443.264 4.033.691.421 12,26 2015 466.435.062 3.222.578.862 14,47 Tahun kas dan Bank Hutang Lancar CR %
(57)
mengalami peningkatan sebesar 14,47% yang berarti setiap hutang lanacra sebesar Rp 1,00 mendapat jaminan kas sebesar Rp 0,14. 2)Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiaban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia. Rasio Lancar dihitung menggunakan rumus:
Rasio Lancar
x100%
Perhitungan rasio lancar pada KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12 Perhitungan Current Ratio (CR) KPRI XX Tahun 2011 – 2015 (dalam rupiah)
Sumber : data tahun 2011 – 2015 diolah
Hasil perhitungan current ratio KPRI XX, pada tahun 2011 menunjukkan angka rasio sebesar 302,74% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 3,03 aktiva lancar. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 309,56% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 3,10, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan current ratio sebesar 6,82% yang disebabkan karena hutang lancar
2011 11.259.807.854 3.719.340.244 302,74 > 200% Buruk 2012 11.172.140.082 3.609.029.405 309,56 > 200% Buruk 2013 11.632.888.032 4.090.083.112 284,42 > 200% Buruk 2014 11.663.180.023 4.033.692.421 289,14 > 200% Buruk 2015 11.074.890.317 3.222.578.862 343,67 > 200% Buruk Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current
(58)
mengalami penurunan yang disebabkan karena berkurangnya hutang dana dan jasa pada unit non usp. Pada tahun 2013 menunjukkan angka rasio sebesar 284,42% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 2,84 aktiva lancar, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan current ratio sebesar 25,14% yang disebabkan meningkatnya hutang lancar pada hutang uang, dana dan jasa, dan hutang dagang. Pada tahun 2014 menunjukkan angka rasio sebesar 289,14% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 2,89 aktiva lancar, pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 4,72% yang disebakan karena mengalami peningkatan pada, kas, giro dibank, piutang KIPA, dan persediaan barang barang. Pada tahun 2015 menunjukkan angka rasio sebesar 343,67% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 3,44 aktiva lancar, pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 terjadi kenaikan current ratio sebesar 54,53% yang disebabkan karena pada hutang lancar terjadi penurunan.
Secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006, maka current ratio dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam kriteria buruk atau berada pada persentase >200%.
(59)
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban – kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
1) Rasio Total Aset Terhadap Total Hutang
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi keseluruhan hutang-hutangnya yang dijamin dengan jumlah dari aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman dengan rumus:
TAtDR
x100%
Rasio total aset terhadap total hutang pada KPRI XX tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13 Total Aset Terhadap Total Hutang KPRI XX Tahun 2011-2015 (dalam rupiah)
Sumber: data 2011 – 2015 diolah
Perhitungan toal asset to total debt ratio KPRI XX, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan maupun penurunan, pada tahun 2011 menunjukkan angka rasio sebesar 191,73% artinya setiap Rp 1,00 aset dapat menjamin hutang Rp 1,92.
2011 11.625.506.705 6.063.604.722 191,73 >150% Buruk 2012 11.590.022.634 5.988.742.396 193,53 >150% Buruk 2013 12.126.417.334 6.576.081.650 184,40 >150% Buruk 2014 12.134.164.135 6.586.641.666 184,22 >150% Buruk 2015 11.537.386.883 6.009.034.661 192,00 >150% Buruk
Kriteria Tahun Total Aktiva Total Hutang
Total AssetTerhadap Total Hutang (%)
(60)
Pada tahun 2012 total asset to total debt ratio mengalami peningkatan sebesar 193,53% artinya setiap Rp 1,00 aset dapat menjamin hutang Rp 1,94. Pada tahun 2013 total asset to total debt ratio mengalami penurunan sebesar 184,40% artinya setiap Rp 1,00 aset dapat menjamin hutang sebesar Rp 1,84. Pada tahun 2014 total asset to total debt ratio kembali mengalami penurunan sebesar 184,22% artinya setiap Rp 1,00 aset dapat menjamin hutang Rp1,84. Pada tahun 2015 total asset to total debt ratio sebesar 192,00% artinya setiap Rp 1,00 aset dapat menjamin hutang sebesar Rp 1,92.
Secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006, maka rasio aset terhadap hutang dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam kriteria buruk atau berada pada persentase >150.
c. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
1) Hasil pengembalian atas aset (Return on Asset)
Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hasil pengembalian atas aset
(61)
Perhitungan rasio hasil pengembalian atas aset (ROA) pada KPRI XX tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14 Return on Asset KPRI XX tahun 2011-2015 (dalam rupiah)
Sumber: data tahun 2011-2015 diolah
Perhitungan return on asset KPRI XX, pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 3,47% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,03. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 3,57% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,04, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi kenaikan ROA sebesar 0,1% disebabkan karena terjadi kenaikan laba bersih. Pada tahun 2013 menunjukkan angka rasio sebesar 3,44% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.03, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan ROA sebesar 0,13% yang disebabkan bahwa penggunaan aset koperasi belum efisien dan rendahnya tingkat laba yang dihasilkan oleh aset. Pada tahun 2014 menunjukkan angka rasio 3,48% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.03, pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi kenaikan ROA sebesar 0,04% disebabkan karena terjadi kenaikan laba bersih dan diimbangi 2011 403.703.064 11.625.506.705 3,47 3% - <7% Cukup Baik 2012 413.543.527 11.590.022.634 3,57 3% - <7% Cukup Baik 2013 417.637.122 12.126.417.334 3,44 3% - <7% Cukup Baik 2014 421.932.264 12.134.164.135 3,48 3% - <7% Cukup Baik 2015 426.401.690 11.537.386.883 3,70 3% - <7% Cukup Baik
Tahun Laba
bersih/SHU
Total Asset/total
(62)
kenaikan total aset. Pada tahun 2015 menunjukkan angka rasio sebesar 3,70% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,04, pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 terjadi kenaikan ROA sebear 0,22% disebabkan terjadi peningkatan laba bersih.
Secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006, maka ROA dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam kriteria cukup baik atau berada pada persentase 3% - <7%.
2) Hasil Pengembalian Atas Ekuitas (ROE)
Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Secara matematis dapat dirumuskan sebagi berikut:
Hasil pengembalian atas ekuitas
x 100%
Rasio hasil pengembalian atas Ekuitas (ROE) pada KPRI XX tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15 Return On Equity KPRI XX Tahun 2011-2015 (dalam rupiah)
Sumber: data tahun 2011-2015 diolah
2011 403.703.064 5.561.901.983 7,26 3% - <9% Kurang Baik 2012 413.543.527 5.601.280.238 7,38 3% - <9% Kurang Baik 2013 417.637.122 5.550.335.684 7,52 3% - <9% Kurang Baik 2014 421.932.264 5.547.522.469 7,61 3% - <9% Kurang Baik 2015 426.401.690 5.528.352.142 7,71 3% - <9% Kurang Baik
Tahun laba
(63)
Perhitungan return on equity KPRI XX, pada tahun 2011 menunjukkan angka rasio sebesar 7,26% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,07. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 7,38% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,07, pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi kenaikan ROE sebesar 0,12% yang disebabkan karena terjadi peningkatan laba bersih dan kenaikan modal sendiri. Pada tahun 2013 menunjukkan angka rasio sebesar 7,52% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,08, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi kenaikan ROE sebesar 0,14% yang disebabkan karena terjadinya peningkatan laba bersih. Pada tahun 2014 menunjukkan angka rasio sebesar 7,61% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0.08, pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi kenaikan ROE sebesar 0,09% yang disebabkan karena terjadi peningkatan pada laba bersih. Pada tahun 2015 menunjukkan angka rasio sebesar 7,71% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,08, pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 terjadi kenaikan ROE sebesar 0,1% yang disebabkan karena terjadi peningkatan pada laba bersih.
Secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
(64)
06/per/M.KUKM/V/2006, maka ROE dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam kriteria kurang baik atau berada pada persentase 3% - <9%.
3) Kemampuan Menghasilkan Laba (Net Profit Margin)
Net Profit Margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada tingkat penjualan tertentu atau bisa juga diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
x100%
Rasio net profit margin pada KPRI XX tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16 Net Profit Margin KPRI XX Tahun 2011-2015 (dalam rupiah)
Sumber: data tahun 2011- 2015 diolah
Perhitungan net profit margin KPRI XX, pada tahun 2011 menunjukkan angka rasio sebesar 15,37% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,15. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 16,24% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan akan memperoleh laba bersih
2011 403.703.064 2.627.224.391 15,37 >15% Sangat Baik 2012 413.543.527 2.546.663.297 16,24 >15% Sangat Baik 2013 417.637.122 2.309.639.852 18,08 >15% Sangat Baik 2014 421.932.264 2.229.269.869 18,93 >15% Sangat Baik 2015 426.401.690 2.383.728.131 17,89 >15% Sangat Baik
Tahun laba bersih/SHU
(65)
sebesar Rp 0,16, pada tahu 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi kenaikan NPM sebesar 0,87% disebabkan karena terjadi kenaikan pada laba bersih. Pada tahun 2013 menunjukkan angka rasio sebesar Rp 1,00 penjualan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,18, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi kenaikan NPM sebesar 1,84% disebabkan karena terjadinya kenaikan pada laba bersih. Pada tahun tahun 2014 menunjukkan angka rasio sebesar 18,93% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan akan memperoleh laba bersih Rp 0,19, pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadi kenaikan NPM sebesar 0.9% disebabkan karena adanya kenaikan pada laba bersih meskipun pendapatan pada koperasi menurun. Pada tahun 2015 menunjukkan angka rasio sebesar 17,89% hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 0,18, pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan NPM sebesar 1,04% disebabkan karena tingkat pendapatan tidak mengalami peningkatan yang begitu besar hal ini juga menunjukkan bahwa biaya – biaya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/per/M.KUKM/V/2006, maka NPM dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dalam kriteria sangat baik atau berada pada persentase >15%.
(66)
2. Penilaian Kinerja Koperasi Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/M.KUKM/V/2006 Tabel 17 Perhitungan Skor Penilaian Koperasi Berprestasi KPRI XX
Sumber: Data 2011-2015 diolah
Penilaian terhadap KPRI XX didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/M.KUKM/V/2006, maka perhitungan dilakukan adalah:
Tahun Rasio Realitas (%) Interval (%) Nilai Bobot Skor
Current Ratio 302,74 >200 0 3 0
Total Asset to Total Debt Ratio 191,73 >150 0 2 0
Return on Asset 3,47 3 - <7 50 2 100
Return on Equity 7,26 3 - <9 25 2 50
Net Profit Margin 15,37 >15 100 2 200
Jumlah 11 350
Current Ratio 309,56 >200 0 3 0
Total Asset to Total Debt Ratio 193,53 >150 0 2 0
Return on Asset 3,57 3 - <7 50 2 100
Return on Equity 7,38 3 - <9 25 2 50
Net Profit Margin 16,24 >15 100 2 200
Jumlah 11 350
Current Ratio 284,42 >200 0 3 0
Total Asset to Total Debt Ratio 184,40 >150 0 2 0
Return on Asset 3,44 3 - <7 50 2 100
Return on Equity 7,52 3 - <9 25 2 50
Net Profit Margin 18,08 >15 100 2 200
Jumlah 11 350
Current Ratio 289,14 >200 0 3 0
Total Asset to Total Debt Ratio 184,22 >150 0 2 0
Return on Asset 3,48 3 - <7 50 2 100
Return on Equity 7,61 3 - <9 25 2 50
Net Profit Margin 19,93 >15 100 2 200
Jumlah 11 350
Current Ratio 343,67 >200 0 3 0
Total Asset to Total Debt Ratio 192,00 >150 0 2 0
Return on Asset 3,70 3 - <7 50 2 100
Return on Equity 7,71 3 - <9 25 2 50
Net Profit Margin 17,89 >15 100 2 200
Jumlah 11 350
2011
2012
2013
2014
(67)
Tabel 18 Klasifikasi Pemeringkatan Koperasi
Sumber: PERMEN No.6 Tahun 2006
Hasil total skor yang didapatkan dari penilaian kinerja keuangan KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 19 Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan PERMENKUKM RI No. 06/Per/M.KUKM/V/2006
Sumber: data tahun 2011-2015 diolah
Dari hasil perhitungan tabel 19 dapat diketahui bahwa penilaian kinerja keuangan koperasi terhadap KPRI XX berdasarkan PERMEN KUKM RI Nomor: 06/Per/M.KUKM/V/2006 diperoleh nilai masing - masing sebesar 31,82. Jika dilihat, nilai tersebut berada pada interval <55, yang menunjukkan bahwa hasil penilaian kurang.
Nilai Klasifikasi Keterangan 85 - 100 A Sangat baik
70 - 84 B Baik
55 -69 C Cukup
<55 D Kurang
2011 350 11 31,82 Kurang
2012 350 11 31,82 Kurang
2013 350 11 31,82 Kurang
2014 350 11 31,82 Kurang
2015 350 11 31,82 Kurang
Tahun Total Skor Total Bobot Nilai Hasil Penilaian
(68)
3. Analisis Trend a. Current Ratio
Berdasarkan perhitungan current ratio pada KPRI XX tahun 2011-2015, maka trend dapat dihitung menggunkan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 20 Perhitungan Trend Current Ratio Tahun 2011-2015
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 20 maka nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Jadi perasamaan trend untuk current ratio Y = 305,91 + 6,14X
Gambar I: Grafik Trend Current Ratio Tahun 2011-2015
Pada gambar I di atas, dapat dilihat kondisi current ratio KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari persamaan trend current
2011
302,74
-2
293,62
2012
309,56
-1
299,76
2013
284,42
0
305,90
2014
289,14
1
312,05
2015
343,67
2
318,19
Total
1529,52
0
1529,52
(69)
ratio diperoleh nilai b (slope) positif sebesar 6,14, ini menunjukkan bahwa trend current ratio KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan kinerja ini disebabkan karena trend current ratio sudah melebihi batas atas dengan range >200% ini menunjukkan bahwa persediaan barang untuk dijual masih banyak yang belum terjual sehingga menimbulkan penumpukan persediaan setiap tahun.
b. Total Asset to Total Debt Ratio
Berdasarkan perhitungan Total Asset to Total Debt Ratio pada KPRI XX tahun 2011 – 2015, maka trend dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 21 Perhitungan Trend Total Asset to Total Debt Ratio Tahun 2011-2015
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 21 maka nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Jadi perasamaan trend TAtTDR untuk Y= 189,18 + -0,88X Tahun Y= Total Asset to
Total Debt Ratio X Yt
2011 191,73 -2 190,93
2012 193,53 -1 190,05
2013 184,40 0 189,18
2014 184,22 1 188,30
2015 192,00 2 187,42
(70)
Gambar II: Grafik Trend TAtTDR tahun 2011 - 2015
Pada gambar II di atas, dapat dilihat kondisi bahwa total asset to total debt ratio KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari persamaan trend total asset to total debt ratio diperoleh nilai b (slope) negatif sebesar -0,88,ini menunjukkan bahwa trend total asset to total debt ratio KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan kinerja karena trend sudah melebihi batas dengan range >150% ini dikarenakan masih banyak persediaan barang yang belum terjual.
(71)
c. Return on Asset
Berdasarkan perhitungan ROA pada KPRI XX tahun 2011 – 2015, maka trend dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 22 Perhitungan Trend hasil pengembalian atas aset (ROA) tahun 2011-2015
Sumber: data diolah
Berdasarkan data tabel 22 maka nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Jadi perasamaan trend untuk ROA Y = 3,53 + 0,04X
Gambar III: Grafik Trend Return On Asset Tahun 2011 - 2015
Pada gambar III di atas, dapat dilihat kondisi return on asset KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari persamaan trend ROA diperoleh nilai b (slope) positif sebesar 0,04. Hal ini berarti bahwa
Tahun
Y= ROA
X
Yt
2011
3,47
-2
3,46
2012
3,57
-1
3,50
2013
3,44
0
3,53
2014
3,48
1
3,57
2015
3,70
2
3,60
(72)
pertumbuhan ROA pada KPRI XX meningkat dari tahun ke tahun (tahun 2011-2015). KPRI XX dalam perkembangannya setiap tahun berdasarkan ROA mengalami peningkatan kinerja, sehingga kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba setiap tahun (2011 – 2015) cukup berkembang.
d. Return On Equity
Berdasarkan perhitungan ROE pada KPRI XX tahun 2011 – 2015, maka trend dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 23 Perhitungan Trend Return On Equity Tahun 2011-2015
Sumber: data diolah
Berdasarkan data tabel 23 maka nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Jadi perasamaan trend untuk ROE Y = 7,50 + 0,11X
Gambar IV: Grafik Trend Return On Equity Tahun 2011-2015
Tahun Y= ROE X Yt
2011 7,26 -2 7,27
2012 7,38 -1 7,38
2013 7,52 0 7,50
2014 7,61 1 7,61
2015 7,71 2 7,72
(73)
Pada gambar IV di atas, dapat dilihat kondisi ROA KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari persamaan trend ROE diperoleh nilai b (slope) positif sebesar 0,11. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ROE KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan setiap tahunnya. KPRI XX mengalami peningkatan kinerja berdasarkan ROE yang berarti koperasi memiliki kemampuan dalam menghasilkan pendapatan usaha.
e. Net Profit Margin
Berdasarkan perhitungan NPM pada KPRI XX tahun 2011 – 2015 maka trend dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 24 Perhitungan Trend Net Profit Margin Tahun 2011-2015
Sumber: data diolah
Berdasarkan data tabel 24 maka nilai a dan b adalah sebagai berikut:
Jadi perasamaan trend untuk NPM Y = 17,30 + 0,77X
Tahun Y= NPM X Yt
2011 15,37 -2 15,75
2012 16,24 -1 16,53
2013 18,08 0 17,30
2014 18,93 1 18,07
2015 17,89 2 18,85
(74)
Gambar V: Grafik Trend Net Profit Margin Tahun 2011-2015
Pada gambar V di atas, dapat dilihat kondisi NPM KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Dari persamaan trend NPM diperoleh nilai b positif sebesar 0,77. Hal ini berarti pertumbuhan NPM pada KPRI XX cenderung meningkat dari tahun ke tahun. KPRI XX mengalami peningkatan yang sangat baik dalam usaha non simpan pinjam (pertokoan, jasa foto copy) sehingga mampu menyerap pendapatan dari usaha tersebut.
B.Pembahasan
Hasil penelitian dari hasil analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas untuk mengukur kinerja keuangan pada KPRI XX tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi kategori current ratio koperasi yang sangat baik yaitu 175% s/d 200%. Dari perhitungan current ratio
(75)
KPRI XX tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah 302,74%, 309,56%, 284,42% 289,14%, 343,67%. Hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat current ratio KPRI XX pada posisi buruk atau berada pada persentase >200%, ini dikarena masih menumpuknya persediaan barang untuk dijual. Selain itu juga dapat dilihat pada perhitungan cash ratio diketahui bahwa KPRI XX kurang mampu untuk membayar hutang lancar dengan dana yang ada secara tunai sehingga harus menunggu waktu tertentu untuk mencairkan aset seperti piutang dan menjual persediaan barang untuk dapat segera dijadikan uang tunai. Ini menunjukkan bahwa rasio likuditas tidak ada dana yang menganggur karena dana disalurkan untuk memberikan pinjaman kepada anggota koperasi.
2. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi kategori total asset to total debt ratio yang sangat baik ketika mencapai 135% s/d 150%. Dari hasil perhitungan total asset to total debt ratio KPRI XX dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mencapai 191,73%, 193,53%, 184,40%, 184,22%, dan 192,00%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa KPRI XX termasuk dalam kategori buruk atau berada pada interval >150%,ini dikarenakan masih banyak persediaan barang yang belum terjual yang menimbulkan penumpukan persediaan.
(76)
3. Rasio Rentabilitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi kategori return on asset yang sangat baik ketika mencapai ≥10%. Dari hasil perhitungan ROA pada KPRI XX menghasilkan angka 3,47%, 3,57%, 3,44%, 3,48%, 3,70%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa ROA termasuk dalam kategori cukup baik, hal tersebut menunjukan kemampuan aktiva yang diinvestasikan untuk perputaran dalam menghasilkan laba cukup baik. Dari hasil perhitungan return on equity pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 rasio yang didapatkan yaitu 7,26%, 7,38%, 7,52%, 7,61%, 7,71%. Dari hasil tersebut KPRI XX termasuk dalam kategori kurang baik karena kemampuan koperasi untuk mengelola modal sendiri yang diinvestasikan untuk perputaran dalam menghasilkan laba sedikit.
Sedangakan untuk net profit margin berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi kategori yang sangat baik, yaitu ketika hasil yang diperoleh >15%. Dari hasil perhitungan net profit margin pada tahun 2011 sampai dengan 2015 rasio yang didapatkan yaitu 15,37%, 16,24%, 18,08%, 18,93%, 17,89%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa hasil dari usaha pada unit non simpan pinjam mampu untuk menyerap pendapatan dari usaha tersebut.
(77)
4. Berdasarkan Permen Kukm RI no 6 diperoleh nilai masing-masing sebesar 31,82, ini menunjukkan nilai tersebut berada pada interval <55 atau klasifikasi D. Ini dikarenakan pada perhitungan rasio likuiditas dan solvabilitas diperoleh nilai 0 atau kinerjanya buruk, untuk perhitungan rentabilitas yaitu ROA diperoleh nilai 50 atau kinerjanya cukup baik, ROE diperoleh nilai 25 atau kinerjanya kurang baik dan NPM diperoleh nilai 100 atau kinerjanya sangat bangat baik.
5. Analisis trend pada current ratio di peroleh nilai b (slope) positif sebesar 6,14. Nilai b (slope) positif menunjukkan bahwa current ratio dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, hasil trend current ratio telah melebihi batas atas yang sudah di tetapkan oleh Permen 06 tahun 2006 yaitu pada interval 175% - 200% ini menunjukkan bahwa KPRI XX mengalami penurunan kinerja.
6. Analisis trend pada debt to asset ratio di peroleh nilai b (slope) positif sebesar -0,88. Nilai b (slope) negatif menunjukkan bahwa hasil trend debt to asset ratio telah melebihi batas atas yang sudah ditetapkan oleh Permen 06 tahun 2006 yaitu pada interval >150% ini menunjukkan bahwa KPRI XX cenderung mengalami penurunan kinerja.
7. Analisis trend pada ROA, ROE, dan NPM di peroleh nilai b positif sebesar 0,04, 0,11 dan 0,77. Nilai b (slope) yang positif menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan NPM dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 koperasi mengalami peningkatan kinerja.
(1)
(2)
NERACA PER 31 DESEMBER 2013 KPRI XX
(3)
(4)
NERACA 31 DESEMBER 2015 KPRI XX
(5)
(6)
REKAP LAPORAN LABA-RUGI RIIL KPRI XX TAHUN 2011 s.d. 2015