PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II Peningkatan Kemampuan Menyusun Pola-Pola Hubungan Kalimat Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II PADARANGIN KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

ARI HERMAWAN SAPUTRA A 310 070 182

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

SuratPersetuiuan artikel pubtiklsi Yang bertandatangan diba*ah ini pembimbing skripsi/tugas aklir

Nama NIP/NIK Narna N]PA{IK

Dra. Atiqa Sabardil4 M. Hum 4',72

Prof.Dr.Abdul Ngalim, M.Hum 1 3 0 8 r 1 5 7 8

: Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Da€rah

: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSIJN POLA.POLA IIIJBUNCAN KALIMAT PAI)A SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NDGERI II PADARANGIN KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2O1Oi2O11 MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan riogkasatr skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa

Progran Studi Judul Skipsi

Naskah tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunalan seperlunya

Penbimbing I

Surakarta, Mei 2014 Pembimbing II

€=-Prof.Dr.Abdul Nealim. M.IIum N I K : 1 3 0 8 1 1 5 7 8 NIK :472


(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II PADARANGIN KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

ARI HERMAWAN SAPUTRA A310070182

Kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat melalui metode pemberian tugas di Sekolah Dasar adalah jenis keterampilan berbahasa Indonesia dengan tujuan, untuk mendidik siswa agar mampu menyusun paragrap dengan baik.Untuk dapat menyusun pola-pola hubungan kalimat dengan benar, diperlukan metode yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat adalah metode pemberian tugas.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahuipeningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan slogohimo Kabupaten Wonoigiri Semester I tahun pelajaran 2010/2011 dengan metode pemberian tugas.

Dalam penelitian menggunakan metode diskriptif kwantitatif, yaitu mendeskrisikan kemampuan pola-pola hubungan kalimat melalului metode pemberian tugas dengan skor yang diperoleh siswa.

Data diambil dari kemampuan menyusun pola-pola hubungan kaliamat melalaui metode pemberian tugas dan dianalisis dengan teknik deskriftif bertujuan memperoleh skor.

Hasil analisis diperoleh sekor rata-rata peningakatan menyusun pola-pola hubungan kalimat dengan metode pemberian tugaspada penelitian siklus I adalah 6,85 dengan skor rata-rata adalah 7,21.Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan menyusun pola-polahubungan kalimat pada siswa kelasVI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui metode pemberia tugas.


(4)

A. LATAR BELAKANG

Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berfikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirnya.

Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif. Demikian juga halnya dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun, tetapi merupakan hasil belajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang tekun.

Keterampilan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang dilahirkan dengan efektif, belum sepenuhnya menjamin menulis dengan baik. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran juga dituntut mampu menghubung-hubungkan kalimat dengan kalimat dengan satu kesatuan yang padu. Hubungan menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis menulis atau karang mengarang, ikatan itu dilahirkan dalam bentuk-bentuk pola kalimat.

Kalimat sempurna adalah kalimat yang sekurang-kurangnya memiliki pola atau unsur subjek dan predikat. Dalam bahasa Indonesia dikenal ada pola-pola kalimat (unsur-unsur kalimat) seperti: (1) SP (Subjek Predikat), (2) SPO (Subjek Predikat Objek), (3) SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan), (4) SPK (Subjek Predikat Keterangan), (5) KSPO (Keterangan Subjek Predikat Objek), dan KSPOK (Keterangan Subjek Predikat Objek Keterangan). (Yoyok HS, 1995: 28).

B. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penelitian melakukan tindakan yang terbagi dalam dua siklus yaitu tindakan siklus I dan tindakan siklus II dengan rincian kegiatan sebagai berikut :


(5)

1. Tindakan siklus I a. Perencanaan

Dalam silklus I penulis akan mempersiapkan kegiatan pembalajaran dengan langkah sebagai berikut :

1) Menyusun satuan pembelajaran dengan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat.

2) Menyusun rancangan tindakan dalam meningkatkan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat.

3) Menyusun pedoman pengamatan, wawancara dan jurnal dalam pembelajaran .

4) Menyusun rancangan evaluasi kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat.

b. Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan yang telah direncanakan. Pada saat berlangsung kegiatan belajar mengajar menyusun pola-pola hubungan kalimat, siswa memperhatikan teks narasi yang ada di buku paket.

Siswa secara bergantian diberi tugas untuk menyusun pola-pola hubungan kalimat. Guru menginformasikan aspek-aspek yang dinilai. Siswa yang belum menguasai aspek-aspek yang ada disuruh mengulang atau mencontoh teman yang dianggap baik dan benar. Secaara berganti-ganti siswa menyusun pola hubungan kalimat.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara rinci atas semua tindakan. Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan yang memungkinkan peneliti mempunyai temuan tindakan.Aspek-aspek yang diamati antara lain : (1) Perhatian orang tua terhadap cara belajar anak di rumah, (2) Ketenagan siswa dalam melaksanakan tugas dari guru, (3) Kecermatan siswa dalam mengerjakan soal, dan (4) Respon siswa dalam mengerjakan soal.


(6)

d. Evaluasi

Pada akhir putaran tindakan dilakukan evaluasi mengenai hal-hal yang sudah dilakukan, seberapa efektif perubahan tersebut, kendala dan pendorong perubahan dan bagaimana memperbaiki perubahan-perubahan yang dibuat.Berdasarkan hasil evaluasi itu dilakukan refleksi yang mencangkup.

1) Pengungkapqan hasil pengamatan oleh peneliti.

2) Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakiukan oleh siswa selama proses belajar mengajar.

3) Pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru selama mengajar.

2. Tindakan Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I dilakukan kegiatan-kegiatan intuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I namun fokusnya terletak pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus dua yaitu :

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Menyusun perbaikan satuan pelajaran yang sesuai paradigma penelitian kelas.

2) Menyusun perbaikan rencana tindakan dalam bentuk rencana pelajaran.

3) Menyusun perbaikan pedoman pengamatan, wawancara dan juarnal. 4) Menyusun perbaikan rancangan evaluasi program.

b. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi perbaikan kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Siswa yang kurang mampu dalam menyusun pola hubungan kalimat diberi kesempatan untuk mengulang dan mencontoh temanya yang sudah baik.


(7)

c. Pengamatan Pengamatan dilakukan secara rinci atas semua tindakan. Pengamatan ini di ikuti dengan pencatatan sehingga memungkinkan peneliti mempunyai te muan tindakan.Tujuan pengamatan adalah :

i. Siswsa yang semula kurang percaya diri menjadi mantap.

ii. Dengan metode pemberian tugas siswa menjadi mampu mengerjakan soal dari guru.

iii. Perhatian siswa dipusatkan pada kegiatan yang sedang berlangsung. d. Evalusi

Pada akhir putaran tindakan evaluasi mengenai hal-hal yang sudah dilakukan ,sebkerapa evektif perubahan ktersebut, kendala dan pendorong perubahan dan bagaimana memperbaiki perubahan yang dibuat.

Berdasarkan hasi evaluasi itu diadakan refleksi yang mencangkup :

1) Pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti.

2) Pengungkapan tindakatindakan yang telah dilakukan siswa selama proses belajar mengajar.

3) Pengungkapan tindakatindakan yang telah dilakukan guru selama mengajar.

C. HASIL PENELITIAN

Untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padaringin Kecamatan Slogihimo Kabupaten Wonogiri Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui metode pemberian tugas, menggunakan instrumen tes tertulis.

Siswa diberi tugas untuk mengarang dengan tema “berkebun”. (Soal

terlampir).

Setelah diadakan koreksi terhadap jawaban siswa, diperoleh data sebagai berikut :


(8)

Tabel I

Hasil Penelitian Siklus I

No Subjek Aspek-aspek yang dinilai Jumlah Skor

Rata-rata

Nilai

Persen Penjelasan A B C D E F

1 7 6 6 8 6 6 39 6,50 65 Kurang

2 8 7 9 6 8 9 47 7,83 78 Cukup

3 6 6 6 7 6 7 38 6,33 63 Kurang

4 6 6 7 6 7 6 38 6,33 63 Kurang

5 9 7 8 8 8 8 48 8,00 80 Baik

6 6 6 7 7 7 7 40 6,66 66 Kurang

7 6 6 7 8 7 7 41 6,83 68 Kurang

8 8 7 9 9 8 9 50 8,33 83 Baik

9 7 6 6 7 7 6 39 6,50 65 Kurang

10 6 6 7 6 6 6 37 6,16 61 Kurang 11 6 7 6 7 6 7 39 6,50 65 Kurang 12 7 6 6 7 6 6 38 6,33 63 Kurang 13 6 7 6 6 7 7 39 6,50 65 Kurang 14 6 6 7 7 6 6 38 6,33 63 Kurang

15 7 6 6 8 8 8 43 7,16 71 Cukup

16 7 7 8 6 8 7 42 7,00 70 Cukup

17 6 7 6 7 6 6 38 6,33 63 Kurang 18 8 8 7 9 9 7 48 8,00 80 Baik 19 6 6 7 6 7 6 38 6,33 63 Kurang 20 7 9 7 7 6 9 45 7,50 75 Cukup 21 7 8 6 7 7 6 41 6,83 68 Kurang 22 9 7 7 6 7 8 44 7,33 73 Cukup 23 6 6 7 8 7 6 40 6,66 66 Kurang

24 7 7 8 7 9 7 44 7,33 73 Cukup

25 6 6 7 7 6 6 38 6,33 63 Kurang

26 8 8 9 7 7 7 46 7,66 76 Cukup

27 6 7 6 6 7 6 38 6,33 63 Kurang

28 7 9 7 8 6 7 44 7,33 73 Cukup

29 6 6 7 7 6 6 38 6,33 63 Kurang 30 6 6 7 8 6 8 41 6,83 68 Kurang

Keterangan :

A = Kesatuan gagasan B = Kepaduan kata C = Pilihan kata

D = Ejaan dan tanda baca E = Kehematan kalimat F = Padanan kalimat


(9)

Tabel II

Hasil Penelitian Siklus II

No Subjek Aspek-aspek yang dinilai Jumlah Skor

Rata-rata

Nilai

Persen Penjelasan A B C D E F

1 7 7 7 8 7 7 43 7,16 71 Cukup

2 8 7 9 7 8 9 48 8,00 80 Baik

3 6 6 7 8 6 7 39 6,50 65 Kurang

4 7 7 7 6 7 8 42 7,00 70 Cukup

5 9 7 8 8 8 8 48 8,00 80 Baik

6 6 6 8 7 8 7 42 7,00 70 Cukup

7 7 8 7 8 7 7 43 7,16 71 Cukup

8 8 7 9 9 8 9 50 8,33 83 Baik

9 7 6 6 8 7 6 40 6,66 66 Kurang 10 6 7 7 7 7 7 37 6,16 61 Kurang 11 7 7 6 7 8 7 42 7,00 70 Cukup 12 7 6 7 7 6 6 39 6,50 65 Kurang 13 6 7 6 6 7 7 39 6,50 65 Kurang 14 6 6 7 7 6 6 38 6,33 63 Kurang

15 7 8 8 8 8 8 47 7,83 78 Cukup

16 8 7 8 6 8 7 44 7,33 73 Cukup

17 7 7 7 8 7 7 43 7,16 71 Cukup

18 8 8 7 9 9 7 48 8,00 80 Baik

19 7 7 7 8 7 7 43 7,16 71 Cukup

20 7 9 7 7 7 9 46 7,66 76 Cukup

21 9 8 7 7 7 6 44 7,33 73 Cukup

22 9 7 7 7 7 8 45 7,50 75 Cukup

23 7 6 7 8 8 6 42 7,00 70 Cukup

24 7 7 8 7 9 7 45 7,50 75 Cukup

25 7 7 8 7 7 7 43 7,16 71 Cukup

26 8 8 9 7 7 7 46 7,66 76 Cukup

27 7 9 8 7 7 7 45 7,50 75 Cukup

28 7 9 7 8 6 7 44 7,33 73 Cukup

29 8 8 7 7 7 7 44 7,33 73 Cukup

30 7 8 7 8 7 8 45 7,50 75 Cukup

Keterangan :

A = Kesatuan gagasan B = Kepaduan kata C = Pilihan kata

D = Ejaan dan tanda baca E = Kehematan kalimat F = Padanan kalimat


(10)

D. Hasil Analisis Data

1. Hasil Penelitian Siklus I a. Hasil Tes

1) Penguasaan Kesatuan Gagasan

Tabel III

Skor Penguasaan Kesatuan Gagasan

No Skor F %

1 6 15 50

2 7 10 34

3 8 4 13

4 9 1 3

5 10 - -

Jumlah 30 100

2) Penguasaan Kepaduan Kata

Tabel IV

Skor Penguasaan Kepaduan Kata

No Skor F %

1 6 15 50

2 7 10 34

3 8 3 10

4 9 2 6

5 10 - -

Jumlah 30 100

3) Penguasaan Pilihan Kata Tabel V

Skor Penguasaan Pilihan Kata

No Skor F %

1 6 10 33

2 7 14 47

3 8 3 10

4 9 3 10

5 10 - -


(11)

4) Penguasaan Ejaan dan Tanda Baca Tabel VI

Skor Penguasaan Ejaan dan Tanda Baca

No Skor F %

1 6 8 27

2 7 13 43

3 8 7 23

4 9 2 7

5 10 - -

Jumlah 30 100

5) Penguasaan Kehematan Kalimat Tabel VII

Skor Penguasaan Kehematan Kalimat

No Skor F %

1 6 12 40

2 7 11 36

3 8 5 17

4 9 2 7

5 10 - -

Jumlah 30 100

6) Penguasaan Padanan Kalimat Tabel VIII

Skor Penguasaan Padanan Kalimat

No Skor F %

1 6 13 44

2 7 10 33

3 8 4 13

4 9 3 10

5 10 - -

Jumlah 30 100

b. Hasil Non Tes 1) Observasi 2) Wawancara 3) Jurnal


(12)

2. Hasil Penelitian Siklus II a. Hasil tes

1) Penguasaan Kesatuan Gagasan Tabel IX

Skor Penguasaan Kesatuan Gagasan

No Skor F %

1 6 5 17

2 7 16 53

3 8 6 20

4 9 3 10

5 10 - -

Jumlah 30 100

2) Penguasaan Kepaduan Kata Tabel X

Skor Penguasaan Kepaduan Kata

No Skor F %

1 6 6 20

2 7 14 47

3 8 7 23

4 9 3 10

5 10 - -

Jumlah 30 100

3) Penguasaan Pilihan Kata Tabel XI

Skor Penguasaan Pilihan Kata

No Skor F %

1 6 3 10

2 7 17 57

3 8 7 23

4 9 3 10

5 10 - -


(13)

4) Penguasaan Ejaan dan Tanda Baca Tabel XII

Skor Penguasaan Ejaan dan Tanda Baca

No Skor F %

1 6 3 10

2 7 14 46

3 8 11 37

4 9 2 7

5 10 - -

Jumlah 30 100

5) Penguasaan Kehematan Kalimat Tabel XIII

Skor Penguasaan Kehematan Kalimat

No Skor F %

1 6 4 13

2 7 16 53

3 8 8 27

4 9 2 7

5 10 - -

Jumlah 30 100

6) Penguasaan Padanan Kalimat Tabel XIV

Skor Penguasaan Padanan Kalimat

No Skor F %

1 6 5 17

2 7 17 56

3 8 5 17

4 9 3 10

5 10 - -


(14)

E. PEMBAHASAN 1. Hakikat Kalimat

Setiap gagasan pikiran/konsep yang memiliki seseorang pada hakikatnya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat adalah kumpulan kata yang mengadu pengertian yang utuh dan lengkap. Kalimat yang baik pertama-tama haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hal ini berarti kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah tersebut meliputi: (1) unsur-unsur penting yang ada dalam sebuah kalimat, (2) aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, (3) cara-cara memilih kata dalam kalimat (diksi)(Sabrati Akhadah MK, dkk., 1995: 141)

2. Unsur-unsur kalimat/Pola-pola Kalimat a. Unsur kalimat ada empat, yaitu:

1) Subjek 2) Predikat 3) Objek 4) Keterangan

b. Cara Menentukan Pola Kalimat Aktif

1) Untuk mencari subjek, diperlukan kata tanya siapa. 2) Untuk mencari predikat, diperlukan kata tanya mengapa. 3) Untuk mencari objek, diperlukan kata tanya apa.

2. Untuk mencari keterangan, diperlukan kata tanya di mana, ke mana, dari mana, kapan, bagaimana, dan lain-lain.

3. Pembagian jenis kalimat a. Menurut kelengkapannya

1) Kalimat sempurna

Kalimat sempurna adalah kalimat yang sekurang-kurangnya memiliki pola unsur subjek dan predikat.

Contoh pola kalimat: (a) SP (Subjek Predikat)

(b) SPO (Subjek Predikat Objek)


(15)

(d) SPK (Subjek Predikat Keterengan)

(e) KSPO (Keterangan Subjek Predikat Objek)

(f) (F)KSPOK (Keterangan Subjek Predikat Objek Keterangan)

(a) Kalimat berpola SP Contoh: - Adik tidur (b) Kalimat berpola SPO

Contoh: - Ali makan pisang (c) Kalimat berpola SPOK

Contoh: - ibu menjual kelapa di pasar (d) Kalimat berpola SPK

Contoh: - ibu menjahit di ruang tamu (e) Kalimat berpola KSPO

Contoh:- kemarin pak guru membagi buku (f) Kalimat berpola KSPOK

Contoh: - hari ini ida membeli buku di toko 2) Kalimat tak sempurna.

Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang hanya terdiri dari salah satu unsur kalimat

Misal: subjek saja, predikat saja, atau objek saja Contoh: - ya! - Ayo!

b. Menurut fungsi subjeknya 1) Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan/aktif predikatnya berupa kata yang berimbuhan me- atau ber-

2) Kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya menderita akibat perbuatan/pasif predikatnya berupa kata yang berawalan di- atau ter-


(16)

c. Menurut intonasinya

1. Kalimat berita, kalimat Tanya dan kalimat perintah d. Menurut penyampaiannya

1. Kalimat langsung dan kalimat tak langsung e. Menurut isi kalimat

1. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk a. Kalimat majemuk setara

b. Kalimat majemuk bertingkat 4. Paragraf

a. Hakekat Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah rangkaian untuk membuat suatu gagasan. (Alkhadiah MK, dkk., 1995:178)

b. Macam-macam paragraf

1. Paragraf pembuka,Paragraf penghubung dan paragraph penutup c. Syarat-syarat pembentukan paragraf

1. Kesatuan,Koherens dan Kelengkapan d. Letak kalimat utama

1. Pada awal paragrap,Pada akhir paragraf,Pada akhir paragraph dan Tanpa kalimat utama

e. Pengembangan paragraf

Pengembangan paragraf dapt kita beda-bedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.


(17)

1. Berdasarkan teknik a. Secara alamiah

Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian yang dipikirkan

b. Klimaks dan anti klimaks c. Umum khusus

2. Berdasarkan isi

a. Perbandingan dan pertentangan,Analogi, Contoh-contoh,Sebab akibab,Devinisi luas dan Klasifikasi

5. Pembelajaran Pemberian Tugas

Pembelajaran pemberian tugas adalah suatu bentuk pembelajaran yang berlangsung dalam suatu kelas, dimana siswa mendapat tugas untuk mengerjakan soal dari guru setelah mendapat penjelasan dari guru.

Pembelajaran dengan memberikan tugas ini dipilih oleh guru dengan pertimbangan tertentu. Guru memberi tugas rumah (pekerjaan rumah) untuk mata pelajaran yang membutuhkan banyak latihan (contoh: Matematika), memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikannya (contoh: kerajinan tangan dan kesenian, mengarang dalam bahasa Indonesia), dan sebagainya.

Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pelajaran menyusun pola-pola hubungan kalimat dapat dikelompokkan sebagai pelajaran yang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Menyusun pola-pola hubungan kalimat adalah bagian dari menyusun paragraf. Sedangkan menyusun paragraf menjadi dasar dalam mengarang. Untuk dapat mengarang dengan baik tentunya harus mampu menyusun paragraf dengan baik. Paragraf yang baik tersusun dari pola kalimat yang sesuai dengan kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia.


(18)

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Semester I tahun Pelajaran 2010/2011 melalui metode pemberian tugas dan setelah diadakan analisis data dengan menggunakan analisis persentasi nilai diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan kesatuan gagasan

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam menyatukan gagasan 50% menjadi 17% pada siklus II.

2. Peningkatan penguasaan kepadauan kata

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam memadukan kata 50% menjadi 20% pada siklus II.

3. Peningkatan penguasaan pilihan kata

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam memilih kata 33% menjadi 10% pada siklus II.

4. Peningkatan penguasaan ejaan dan tanda baca

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai ejaan dan tanda baca 27% menjadi 10% pada siklus II.

5. Peningkatan penguasaan kehematan kalimat

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam menghemat kalimat 40% menjadi 13% pada siklus II.

6. Peningkatan penguasaan padanan kalimat

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai padanan kalimat 44% menjadi 17% pada siklus II.

7. Peningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat

Pada siklus I, skor rata-rata kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat semula 6,85 menjadi 7,21 pada siklus II.


(19)

G. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran yang ditujukan kepada:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah agar selalu memberikan pengarahan kepada guru-guru bahwa kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat dapat ditingkatkan dengan melalui metode pemberian tugas.

2. Bagi Guru

Guru supaya lebih meningkatkan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat siswa yang dapat ditempuh melalui metode pemberian tugas.

3. Bagi Siswa

Siswa agar selalu memperhatikan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat. Peningkatan kemampuan membaca teknis dapat dilakukan melalui metode pemberian tugas.

4. Bagi Orang Tua

Orang tua agar selalu mengawasi anaknya didalam belajar bahasa Indonesia, khususnya kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat. Bahwa kemampuan membaca teknis dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas.


(20)

H. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Depdikbud.1985. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka.

_________, 1995. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka

Poerwadarminta.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka

Sabarti Akhadiah MK, 1995. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

(d) SPK (Subjek Predikat Keterengan)

(e) KSPO (Keterangan Subjek Predikat Objek)

(f) (F)KSPOK (Keterangan Subjek Predikat Objek Keterangan)

(a) Kalimat berpola SP Contoh: - Adik tidur (b) Kalimat berpola SPO

Contoh: - Ali makan pisang (c) Kalimat berpola SPOK

Contoh: - ibu menjual kelapa di pasar (d) Kalimat berpola SPK

Contoh: - ibu menjahit di ruang tamu (e) Kalimat berpola KSPO

Contoh:- kemarin pak guru membagi buku (f) Kalimat berpola KSPOK

Contoh: - hari ini ida membeli buku di toko 2) Kalimat tak sempurna.

Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang hanya terdiri dari salah satu unsur kalimat

Misal: subjek saja, predikat saja, atau objek saja Contoh: - ya! - Ayo!

b. Menurut fungsi subjeknya 1) Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan/aktif predikatnya berupa kata yang berimbuhan me- atau ber-

2) Kalimat pasif


(2)

c. Menurut intonasinya

1. Kalimat berita, kalimat Tanya dan kalimat perintah d. Menurut penyampaiannya

1. Kalimat langsung dan kalimat tak langsung e. Menurut isi kalimat

1. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk a. Kalimat majemuk setara

b. Kalimat majemuk bertingkat

4. Paragraf

a. Hakekat Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah rangkaian untuk membuat suatu gagasan. (Alkhadiah MK, dkk., 1995:178)

b. Macam-macam paragraf

1. Paragraf pembuka,Paragraf penghubung dan paragraph penutup c. Syarat-syarat pembentukan paragraf

1. Kesatuan,Koherens dan Kelengkapan d. Letak kalimat utama

1. Pada awal paragrap,Pada akhir paragraf,Pada akhir paragraph dan Tanpa kalimat utama

e. Pengembangan paragraf

Pengembangan paragraf dapt kita beda-bedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.


(3)

1. Berdasarkan teknik a. Secara alamiah

Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian yang dipikirkan

b. Klimaks dan anti klimaks c. Umum khusus

2. Berdasarkan isi

a. Perbandingan dan pertentangan,Analogi, Contoh-contoh,Sebab akibab,Devinisi luas dan Klasifikasi

5. Pembelajaran Pemberian Tugas

Pembelajaran pemberian tugas adalah suatu bentuk pembelajaran yang berlangsung dalam suatu kelas, dimana siswa mendapat tugas untuk mengerjakan soal dari guru setelah mendapat penjelasan dari guru.

Pembelajaran dengan memberikan tugas ini dipilih oleh guru dengan pertimbangan tertentu. Guru memberi tugas rumah (pekerjaan rumah) untuk mata pelajaran yang membutuhkan banyak latihan (contoh: Matematika), memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikannya (contoh: kerajinan tangan dan kesenian, mengarang dalam bahasa Indonesia), dan sebagainya.

Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pelajaran menyusun pola-pola hubungan kalimat dapat dikelompokkan sebagai pelajaran yang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Menyusun pola-pola hubungan kalimat adalah bagian dari menyusun paragraf. Sedangkan menyusun paragraf menjadi dasar dalam mengarang. Untuk dapat mengarang dengan baik tentunya harus mampu menyusun paragraf dengan baik. Paragraf yang baik tersusun dari pola kalimat yang sesuai dengan kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia.


(4)

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Semester I tahun Pelajaran 2010/2011 melalui metode pemberian tugas dan setelah diadakan analisis data dengan menggunakan analisis persentasi nilai diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan kesatuan gagasan

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam menyatukan gagasan 50% menjadi 17% pada siklus II.

2. Peningkatan penguasaan kepadauan kata

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam memadukan kata 50% menjadi 20% pada siklus II.

3. Peningkatan penguasaan pilihan kata

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam memilih kata 33% menjadi 10% pada siklus II.

4. Peningkatan penguasaan ejaan dan tanda baca

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai ejaan dan tanda baca 27% menjadi 10% pada siklus II.

5. Peningkatan penguasaan kehematan kalimat

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai dalam menghemat kalimat 40% menjadi 13% pada siklus II.

6. Peningkatan penguasaan padanan kalimat

Pada siklus I, skor semula yang belum menguasai padanan kalimat 44% menjadi 17% pada siklus II.

7. Peningkatan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat

Pada siklus I, skor rata-rata kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat semula 6,85 menjadi 7,21 pada siklus II.


(5)

G. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran yang ditujukan kepada:

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah agar selalu memberikan pengarahan kepada guru-guru bahwa kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat dapat ditingkatkan dengan melalui metode pemberian tugas.

2. Bagi Guru

Guru supaya lebih meningkatkan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat siswa yang dapat ditempuh melalui metode pemberian tugas.

3. Bagi Siswa

Siswa agar selalu memperhatikan kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat. Peningkatan kemampuan membaca teknis dapat dilakukan melalui metode pemberian tugas.

4. Bagi Orang Tua

Orang tua agar selalu mengawasi anaknya didalam belajar bahasa Indonesia, khususnya kemampuan menyusun pola-pola hubungan kalimat. Bahwa kemampuan membaca teknis dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas.


(6)

H. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Depdikbud.1985. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka.

_________, 1995. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka

Poerwadarminta.1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka

Sabarti Akhadiah MK, 1995. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR POLA DENGAN KEMAMPUAN MERUBAH POLA KEMEJA PADA MATA PELAJARAN PEMBUATAN POLA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 TEBING TINGGI.

2 18 32

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBUATAN POLA DASAR WANITA DENGAN KEMAMPUAN MERUBAH POLA ROMPI KELAS X SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.

0 1 27

ANALISIS POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 NGLEGOK Analisis Pola Kalimat Bahasa Indonesia Dalam Karangan Siswa Kelas VI SD Negeri 02 Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 15

ANALISIS POLA KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 NGLEGOK Analisis Pola Kalimat Bahasa Indonesia Dalam Karangan Siswa Kelas VI SD Negeri 02 Nglegok Kecamatan Ngargoyoso Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II Peningkatan Kemampuan Menyusun Pola-Pola Hubungan Kalimat Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri

0 1 13

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menyusun Pola-Pola Hubungan Kalimat Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 Melalui Metode Pemberian Tugas.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT INTEROGATIF DENGAN PENDEKATAN INQUIRI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Peningkatan Kemampuan Membuat Kalimat Interogatif Dengan Pendekatan Inquiri Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Selo Kecamatan Selo Kabupaten Boyola

0 1 19

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA.

0 0 17

Hubungan pola asuh orang tua demokratis terhadap prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babarsari tahun 2011/2012.

0 3 174

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN STRUKTUR KALIMAT MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS VI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 216