PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SOSIAL PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SISWA KELAS XI SMAN 2 PEMATANGSIANTAR.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT

TINGGI, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SOSIAL SISWA PADA MATERI SISTEM

PENCERNAAN MAKANAN SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

SISKA OBERLINA PURBA 8136173014

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Siska Oberlina Purba : Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif dan Sikap Sosial pada materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa Kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana UNIMED. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar; (2) keterampilan berpikir kreatif kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar; (3) sikap sosial kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Penelitian quasi experiment ini menggunakan desain penelitian pretest and postest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 2 Pematangsiantar tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 7 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (cluster random sampling), sebanyak 3 kelas yakni kelas XI4 (PjBL), XI5 (GI) dan XI7 (Konvensional). Tiga instrumen tes digunakan dalam penelitian ini: (1) tes kemampuan berpikir tingkat tinggi; (2) daftar isian keterampilan berpikir kreatif; (3) angket sikap sosial. Uji persyaratan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik Analisis Kovariat (Anacova) dan Analisis Varians satu jalur (One Way Anova) serta uji Tukey dengan bantuan program SPSS 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,001) dan konvensional (P=0,000); (2) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap keterampilan berpikir kreatif kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek tidak berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,196) tetapi berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran konvensional (P=0,000); (3) terdapat pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional terhadap sikap sosial kelas XI SMAN 2 Pematangsiantar. Sikap sosial siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek tidak berbeda secara signifikan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI (P=0,124) tetapi berbeda secara signifikan dengan pembelajaran konvensional (P=0,000). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe GI dan konvensional.

Kata kunci: PjBL, Kooperatif, GI, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif, Sikap Sosial.


(5)

ii ABSTRACT

Siska Oberlina Purba : The Effect of Project based and Cooperative Learning Strategy on High Order Thinkhing Ability, Creative Thinkhing Skill and Social Attitude of Students Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar at Topic Digestive Food System. Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan (UNIMED). 2015.

This research is aimed to study the effect of project based, cooperative type GI and conventional learning strategy on: (1) Students higher order thinking ability grade XI SMAN 2 Pematangsiantar; (2) Students creative thinking skill grade XI SMAN 2 Pematangsiantar; (3) Students social attitude grade XI SMAN 2 Pematangsiantar. This quasi experiment used pretest and posttest control group design. The population was all grades XI MIA SMAN 2 Pematangsiantar academic 2014/2015 which consisted of seven classes. The samples were chosen based on cluster random sampling technique in which as many as three classes XI4 (PjBL class), XI5 (GI class) and XI7 (Conventional class). Three test instruments were utilized: (1) higher order thinkhing ability test; (2) student’s creative thinkhing skill checklist and (3) social attitudes questionnaire. The parametric assumptions showed that the data were normally distributed and homogenous. The Anacova, One way Anova and Tukey’s test, at the significance level, α = 0.05, were used for hypothesis testing, using SPSS v.19 statistical software. The result showed that (1) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ higher order thinking ability. Higher order thinking ability, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning strategy was significantly different compared with cooperative type GI (P=0.001) and conventional learning strategy (P=0.000); (2) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ creative thinking skill. Creative thinking skill, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning strategy wasn’t significantly different compared with cooperative type GI learning strategy (P=0.196) but was significantly different compared with conventional learning strategy (P=0.000); (3) project based, cooperative type GI and conventional learning strategy significantly effecting students’ social attitude. Social attitude, Grade XI SMAN 2 Pematangsiantar were taught by project based learning wasn’t significantly different compared with cooperative type GI learning strategy (P=0.124) but was significantly different compared with conventional learning strategy (P=0.000). Based on the result of the study, students which learned with project based learning has highest score higher order thinking ability, creative thinking skill and social attitude compare with cooperative type GI and conventional learning strategy.

Keywords: PjBL, Cooperative, GI, Higher order thinking ability, Creative thinking skill, Social attitude.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif dan Sikap Sosial pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pematangsianar” dengan baik dan sesuai waktu yang direncanakan. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr. Rachmat Mulyana, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Syarifudin M.Sc, Ph.d, Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku tim penguji yang telah memberikan kritik, saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 2 Pematangsiantar Drs. Hasbiansyah dan Herwin Manurung S.Pd selaku guru biologi SMA Negeri 2 Pematangsiantar atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

Teristimewa kepada kedua orangtua, Ayahanda R. Purba dan Ibunda S. Saragih yang saya banggakan dan sayangi yang telah mendukung dari segi material, moril, dan doa. Kakak dan adik saya Hendri Purba, Irpan Purba, Herlina Purba, dan Ance Manurung yang selalu memberi dukungan kepada saya. Begitu juga kepada seluruh keluarga ( S. Saragih, J. Purba, MP, J. Purba, M.Pd, J. Girsang, M.Pd) yang telah memberi semangat dan bantuan kepada penulis.


(7)

iv

Dan lebih khusus kepada teman-teman Pascasarjana Biologi Angkatan XXIII Kelas A_1, Al Khudri, Amrullah, Dewi, Dian, Dina, Elena, Erlia, Jhonas, Maiderawati, Mahfuzah, Raja Novi dan Sukma yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Kiranya Seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan pada penulisan mendapat balasan rahmat, dan dilimpahkan rezeki. Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan.

Medan, Mei 2015 Penulis


(8)

v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

ABTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Identifikasi Masalah... 9

Batasan Masalah... 10

Rumusan Masalah... 11

Tujuan Penelitian... 12

Manfaat Penelitian... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Teoritis Hakikat Pembelajaran Biologi... 13

Hakikat Strategi Pembelajaran... 14

Hakikat Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek... 15

Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe GI... 20

Hakikat Strategi Pembelajaran Konvensional... 24

Hakikat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi... 26

Hakikat Berpikir Kreatif... 29

Hakikat Pembentukan Sikap Sosial... 31

Penelitian Relevan... 33

Kerangka Berpikir... 37

Hipotesis... 42

BAB III METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian... 43

Populasi dan Sampel Penelitian... 43

Jenis dan Desain Penelitian... 44

Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Penelitian... 45

Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian... 45

Teknik Dan Instrumen Penelitian... 46

Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian Prosedur Penelitian... 49

Pelaksanaan Penelitian... 50

Pengontrolan Perlakuan... 54


(9)

vi

Teknik Analisis Data... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian... 60

Pembahasan... 85

Keterbatasan Penelitian... 108

BAB V SIMPULAN Simpulan... 110

Implikasi... 111

Saran... 112


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Konvensional ... 25

Tabel 2.2. Indikator Dan Ciri-Ciri Berpikir Kreatif ... 30

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 44

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .... 47

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 48

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Sosial Siswa ... 49

Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Tes ... 56

Tabel 3.6. Kategori Kesukaran Tes ... 57

Tabel 3.7. Kategori Daya Beda Tes ... 57

Tabel 3.8. Ringkasan Perhitungan Validasi Dan Reliabilitas Tes ... 58

Tabel 3.9.Ringkasan Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar Valid... 58


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 53 Gambar 4.1. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi ... 62 Gambar 4.2. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi (C4) ... 63 Gambar 4.3. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi (C5) ... 65 Gambar 4.4. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi (C6) ... 66 Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif ... 69 Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif (Kelenturan) ... 71 Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif (Orisinal) ... 73 Gambar 4.5. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif (Merinci) ... 74 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Sikap Sosial ... 77 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Sikap Sosial (Disiplin) ... 78 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Sikap Sosial (Kerjasama) ... 80 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Sikap Sosial (Tanggung Jawab) ... 81 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap

Sikap Sosial (Memberi Pertolongan) ... 83 Gambar 4.6. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Pembelajaran Berbasis Proyek ... 123

Lampiran 2. RPP Pembelajaran Kooperati Tipe GI ... 134

Lampiran 3. RPP Pembelajaran Berbasis Proyek ... 145

Lampiran 4. Bahan Ajar ... 151

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas GI ... 161

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas PjBL ... 166

Lampiran 7. Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 171

Lampiran 8. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 178

Lampiran 9. Angket Sikap Sosial ... 180

Lampiran 10. Data Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Keterampilan Berpikir Kreatif, dan Sikap Sosial Siswa .... 183

Lampiran 11. Data Deskriptif Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa .... 186

Lampiran 12. Uji Normalitas Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa ... 191

Lampiran 13. Uji Homogenitas Pretes, Postes dan Sikap Sosial Siswa . 192 Lampiran 14. Hasil Uji Anacova ... 193

Lampiran 15. Hasil Uji Kruskal Wallis ... 196


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan prinsip, akan tetapi menjadikan siswa yang memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep dan prinsip yang telah dipahami tersebut dalam perbuatan dan tindakan sehari-hari. BSNP (2006) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran biologi mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sistem penyelenggaraan pendidikan termasuk pembelajaran dan penilaian hasil belajar diharapkan dapat berubah dari pola berpusat pada guru dan berorientasi

materi (subject matter oriented) ke pola lebih berpusat pada siswa dan

berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan

berpikir, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional (Depdiknas, 2003). Berdasarkan tujuan tersebut, guru semestinya kreatif memilih pembelajaran yang dapat memupuk kemampuan berpikir dan sikap siswa.

Hasil riset yang dilakukan oleh Programme for International Student

Assessment (PISA) pada tahun 2009. Survei ini mengikutkan siswa yang berusia

15 tahun dari 65 negara, yang tergolong dalam negara maju dan negara berkembang. PISA menyatakan bahwa berdasarkan kemampuan membaca Indonesia menduduki peringkat 57 dengan nilai 402, kemampuan matematika pada peringkat 61 dengan nilai 371 dan kemampuan sains pada peringkat 60

dengan nilai 383 (OECD, 2012). Selain itu, survei dari Trend International


(14)

2

Mathematics Science (TIMSS) tahun 2007 melaporkan tentang nilai rata-rata sains pada domain kognitif yang merupakan aspek penting dalam kemampuan pemecahan masalah. Indonesia berada pada peringkat 36 dari 49 negara di dunia.

Indonesia memperoleh skor knowing adalah 425, applying adalah 426, dan

reasoning adalah 438 yang di bawah skor rata-rata TIMSS, yaitu 500.

Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan pembelajaran IPA/Sains di Indonesia yang dikemukakan oleh Depdiknas (2007), bahwa: (1) pembelajaran hanya berorientasi pada tes/ujian; (2) pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan

kompetensi dasar; (3) pembelajaran lebih bersifat teacher-centered; (4) siswa

hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah dan tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya; (5) cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor; (6) alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah siswa per kelas terlalu banyak; dan (7) evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar yang berkaitan dengan domain kognitif dan tidak menilai proses.

Sedikitnya kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kurang berinteraksi dengan objek pembelajaran serta guru yang berfokus pada penyelesaian materi sesuai dengan target kurikulum, membuat proses pembelajaran IPA menjadi terabaikan. Pencapaian hasil belajar siswa pun menjadi terbatas pada aspek pengetahuan (kognitif), tetapi belum banyak mengalami pengembangan aspek sensori-motorik, psikososial (afektif), dan


(15)

nilai-3

nilai (value) (Subiantoro, 2012). Akibatnya siswa menjadi kurang terlatih untuk

berpikir dan menggunakan daya nalarnya dalam memahami fenomena alam yang terjadi ataupun ketika menghadapi masalah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Kenyataan ini didukung dengan penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran masih kurang adanya pemberdayaan kemampuan berpikir siswa dan mengarahkan siswa untuk bekerja secara ilmiah. Penelitian yang menunjukkan lemahnya kemampuan berpikir kreatif, antara lain: Rofi’udin (dalam Arnyana, 2007), menemukan bahwa terjadi keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar.

Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan berpikir yang dapat melahirkan kreativitas siswa. Keterampilan berpikir kreatif melibatkan kemampuan siswa untuk mengkombinasikan pengalaman-pengalaman masa lampau dengan pengalaman baru untuk memikirkan dan menemukan cara pemahaman konsep yang tepat yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, orisinalitas, elaborasi dan menilai dalam berpikir (Munandar, 1990). Berpikir kreatif menggunakan dasar proses berpikir untuk mengembangkan dan menemukan ide atau hasil yang orisinil, estetis, konstruktif, yang berhubungan dengan pandangan, konsep, dan menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional untuk menjelaskan masalah dengan perspektif asli pemikir (Johnson, 2002).

Selain keterampilan berpikir kreatif, sikap sosial siswa juga perlu ditingkatkan, agar kelak mereka menjadi manusia Indonesia yang mempunyai


(16)

4

karakter yang baik. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum 2013 menekankan pada pentingnya pembentukan karakter siswa disekolah, terutama pada pendidikan dasar. Kompetensi tersebut harus dibentuk dalam diri siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar

disekolah baik sebagai efek pembelajaran maupun efek pengiring (nurturant

efect).

Pada saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada permasalahan multidimensional yang menyentuh berbagai tatanan kehidupan manusia. Permasalahan muncul bukan hanya berdampak pada aspek sosial dan moral, bahkan akan berdampak pada akhlak siswa. Permasalahan sosial khususnya, sudah menunjukkan gejala yang memprihatinkan. Berita-berita tentang penyimpangan sosial dalam bentuk perilaku kekerasan, pemaksaan kehendak, konflik antar kelompok sering muncul baik dimedia massa maupun media elektronik. Hal ini sebagai pertanda bahwa rasa ke-bhineka tunggal ika-an bangsa Indonesia yang penuh dengan persaudaraan, kepedulian, kerjasama dan tolong menolong dalam kehidupan masyarakat sudah mulai luntur.


(17)

5

Yang lebih memprihatinkan lagi, gejala ini sering terjadi pada dunia pendidikan yang justru diharapkan menjadi pelopor dalam menumbuhkan kesadaran akan perbedaan untuk tetap hidup saling menghormati, saling berinteraksi dalam kehidupan sosial dengan penuh kesadaran untuk bekerja sama, saling peduli dan penuh kedamaian. Seperti terlihat pada proses pembelajaran di sekolah yang diamati penulis, seperti siswa kurang saling menghargai pendapat dari teman satu kelompoknya memberikan pendapat mengenai materi yang akan mereka bahas dalam diskusi. Hal ini bisa saja akibat dari implementasi dari penggunaan model pembelajaran yang tidak dapat mengoptimalkan peranan fungsi pengajaran, bahkan dari ketiga domain kognitif, afektif dan psikomotorik, perkembangan sikap sosial siswa relatif kurang mendapat perhatian. Apabila hal ini kurang diperhatikan oleh guru, maka proses perkembangan kedewasaan siswa tidak akan mencerminkan atau kurang memperhatikan perilaku yang bercirikan kerjasama dan hasrat untuk bersahabat (Abdoellah dan Manadji, 1994).

Kemampuan sikap sosial tidak akan muncul dengan sendirinya, akan tetapi harus diajarkan secara sengaja agar menjadi suatu kebiasaan. Seperti dikemukakan oleh Anshel (1997, dalam Hoedaya, 2009) sebagai berikut: kebiasaan untuk berbagi dan memikirkan orang lain dimulai sejak masa kanak-kanak; akan tetapi tidak serta merta muncul begitu saja pada seorang anak melainkan perlu diajarkan oleh orangtuanya, karena anak biasanya akan menirukan sikap gembira dan sikap menyayangi orang lain dari orangtuanya sendiri.


(18)

6

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa hasil dari proses pendidikan yang diharapkan adalah terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan sosial dan moral yang tinggi serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya memegang peranan penting dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya melalui proses pembelajaran.

Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat menentukan mengenai bagaimana suatu pembelajaran dapat dilaksanakan. Guru harus memiliki kemampuan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat agar dapat menyatukan perbedaan dan memungkinkan berkembangnya kemampuan sikap sosial diantara para siswa sehingga tujuan pembelajaran baik yang berkenaan dengan aspek pengetahuan, kreativitas dan moral dapat dicapai secara bersamaan.

Hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar diketahui bahwa banyak siswa yang makan hanya untuk merasakan kenyang saja tanpa memperhatikan kandungan gizi bahan makanan, kebersihan, cara pengolahan makanan, bahkan cara penyajian makanan tersebut. Saat istirahat banyak siswa jajan makanan yang terlalu manis, pedas, panas atau dingin bahkan siswa menyukai makanan instan misalnya mie rebus atau mie goreng. Biasanya jajanan siswa disajikan saat masih panas dengan tambahan saos sambal yang sangat banyak, disajikan di dalam bungkusan plastik, lapisan kertas

bekas atau dengan menggunakan wadah styrofoam. Dengan kata lain, dapat

dinyatakan bahwa siswa kurang memperhatikan kesehatan organ pencernaannya. Hal ini tidak sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Depdiknas


(19)

7

(2006) yang mengatakan bahwa siswa harus menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.

Hasil wawancara dari Herwin Manurung yang merupakan salah satu guru Biologi di SMA Negeri 2 Pematangsiantar diketahui bahwa guru-guru biologi hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan memberikan tugas latihan dalam proses pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya pengetahuan tingkat tinggi dan kreativitas siswa dan menurunnya sikap sosial siswa terhadap teman sejawatnya. Akibatnya, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan dan sikap sosial siswa tidak berkembang.

Pernyataan ini sejalan dengan hasil temuan yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Hamid dan Prayitno (2012), berdasarkan hasil observasinya bahwa guru SMPN 5 Kepanjeng Malang masih menerapkan pembelajaran konvensional yang mengarah pada hafalan siswa, sehingga perolehan hasil belajar siswa masih rendah. Munawaroh dan Supriyanto (2013), berdasarkan hasil observasinya di SMPN 2 Ambal dalam proses pembelajaran biologi belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM. Dengan demikian, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan sikap sosial siswa khususnya pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan yang sangat berhubungan dengan keseharian siswa.


(20)

8

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial siswa yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran

kooperatif tipe GI. Santyasa (2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas

bermakna lainnya, students centered, dan menghasilkan produk nyata. Proyek

dapat membangun pengetahuan konsep, konten, keterampilan dan kompleksitas serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan menganalisis topik yang mempunyai makna bagi mereka (Klein, 2009). Sedangkan model

pembelajaran group investigation, membuat siswa akan lebih termotivasi untuk

berbuat sesuatu yang baik dan produktif saat siswa dihadapkan pada masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari. Untuk memecahkan suatu permasalahan siswa harus mampu menganalisis dan memahami konsep.

Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Project Based Learning

dan kooperatif memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, beberapa diantaranya: Regassa (2009) menunjukkan hasil bahwa pembelajaran berbasis proyek meningkatkan pengetahuan dasar siswa, tingkat kepercayaan diri, berpikir kritis dan kemampuan menganalisis. Susanti (2013) menunjukkan bahwa meningkatnya keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa dalam pembelajaran

berbasis proyek. Yalcin et al (2009), mengungkapkan bahwa model Project Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar, sikap mereka terhadap pembelajaran fisika dan keterampilan penelitian mahasiswa. Bahtiar (2013) menyimpulkan


(21)

9

bahwa pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan pemahaman konsep biologi dan membentuk sikap sosial siswa yang meliputi sikap toleransi, kerjasama, tanggung jawab, demokratis dan pluralitas. Arnyana (2006) menyimpulkan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan strategi kooperarif GI mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kegiatan pembelajaran biologi harus lebih diarahkan pada proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk memperoleh berbagai kemampuan yang dapat dianggap relevan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sikap sosial siswa, diantara model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kooperatif. B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang terdahulu, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pembelajaran biologi diantaranya: (1) rendahnya nilai literasi sains siswa Indonesia yang berada pada peringkat 60 dari 65 negara; (2) siswa kurang memahami hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang berakibat pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak memuaskan dan keterampilan berpikir kreatif yang masih rendah, hal ini terbukti dengan masih kurangnya pengetahuan siswa mengenai makanan yang bernutrisi; (3)

pembelajaran masih bersifat teacher-centered dan guru jarang menggunakan

strategi pembelajaran yang bervariasi; (4) strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran biologi diantaranya melalui pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, inkuiri dan kooperatif dengan pemilihan berbagai tipe dan (5) kurang memperhatikan aktivitas siswa dalam


(22)

10

proses pembelajaran sehingga interaksi sosial sesama siswa belum berkembang dengan baik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah penelitian dibatasi pada:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis proyek,

kooperatif tipe group investigation dan konvensional. Berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna

lainnya, students centered, dan menghasilkan produk nyata (Santyasa, 2012).

Proyek dapat membangun pengetahuan konsep, konten, keterampilan dan kompleksitas serta memungkinkan siswa untuk berpikir secara mendalam dan menganalisis topik yang mempunyai makna bagi mereka (Klein, 2009).

Sedangkan model pembelajaran group investigation, membuat siswa akan

lebih termotivasi untuk berbuat sesuatu yang baik dan produktif saat siswa dihadapkan pada masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari. Untuk memecahkan suatu permasalahan siswa harus mampu menganalisis dan memahami konsep

2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitif

taksonomi Bloom C4 sampai C6.

3. Keterampilan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah


(23)

11

dari: kemampuan dalam berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinalitas, berpikir memperinci dan berpikir menilai.

4. Sikap sosial yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah pada materi

makanan dan sistem pencernaan makanan manusia yang terdiri dari: disiplin; tanggung jawab; kerjasama; memberi pertolongan dan saling menghargai.

5. Materi pelajaran biologi didasarkan pada Kurikulum 2013 untuk mata

pelajaran biologi kelas XI semester genap yakni Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif

dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan pada manusia?

2. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif

dan konvensional) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan pada manusia?

3. Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif

dan konvensional) terhadap sikap sosial siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan pada manusia?


(24)

12

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan tingkat tinggi siswa SMA Negeri 2

Pematangsiantar yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2

Pematangsiantar yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui sikap sosial siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang

dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Adapun yang menjadi manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan strategi berbasis proyek dan pembelajaran kooperatif.

2. Manfaat Praktis

Adapun yang menjadi manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru biologi untuk menggunakan pembelajaran dan alat yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran materi pelajaran biologi sehingga dapat meningkatkan kretivitas siswa dalam belajar biologi.


(25)

110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan :

1. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2 Pematangsiantar. Berdasarkan rata-rata hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa bahwa strategi pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan konvensional.

2. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2 Pematangsiantar. Berdasarkan rata-rata hasil keterampilan berpikir kreatif siswa bahwa strategi pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan konvensional.

3. Terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap sikap sosial siswa pada materi makanan dan sistem pencernaan makanan manusia SMAN 2 Pematangsiantar. Berdasarkan rata-rata hasil sikap sosial siswa bahwa strategi pembelajaran berbasis proyek


(26)

111

lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan konvensional.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil pnelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, yakni terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh karena itu, ada baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dan kooperatif tipe GI karena melalui strategi pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan bertanya, melakukan penyelidikan, menalar dan menjalin hubungan dengan orang lain dalam rangka memperoleh informasi, proses interaksi ini membantu proses kontruksi pengetahuan bagi siswa sedangkan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI siswa menjadi lebih mempersiapkan dirinya karena bisa saja nomor yang dia miliki dipanggil guru, dengan demikian siswa bersungguh-sungguh belajar dalam kelompoknya untuk penguasaan materi pelajaran.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh karena itu, ada baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dan kooperatif tipe GI, karena setiap langkah


(27)

112

strategi pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih proses berpikir siswa yang mengarah pada keterampilan berpikir kreatif siswa dan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI memberikan peluang kepada siswa untuk aktif dan kreatif di dalam kegiatan pembelajaran.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat pengaruh strategi pembelajaran (berbasis proyek, kooperatif tipe GI dan konvensional) terhadap sikap sosial siswa SMAN 2 Pematangsiantar. Oleh karena itu, ada baiknya pembelajaran dikelas menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dan kooperatif tipe GI, karena setiap langkah strategi pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih siswa berkomunikasi dengan baik dalam kelompoknya yang meningkatkan interaksi sosial siswa dan strategi pembelajaran kooperatif tipe GI mampu meningkatkan unsur-unsur interaksi sosial di dalam kegiatan pembelajaran. C. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan dan simpulan penelitian, peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya :

1. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek dan strategi kooperatif tipe GI dalam proses pembelajaran. Jika kondisi kelas mendukung, dimana jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, sehingga guru mudah mengelola kelas, membimbing kelompok belajar. Penerapan strategi ini sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi


(28)

113

kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial siswa.

2. Bagi guru khususnya guru biologi hendaknya dapat menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi lagi selain strategi pembelajaran berbasis proyek dan kooperatif tipe GI dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran yang menarik perhatian siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, keterampilan berpikir kreatif dan sikap sosial siswa. 3. Bagi guru yang ingin menerapkan strategi pembelajaran berbasis proyek dan

kooperatif tipe GI dalam proses pembelajaran agar lebih mengontrol dan disiplin waktu agar setiap tahapan-tahapan pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.


(29)

114

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Alozie, N. 2010. Genetics in The 21st Century: The Benefits and Challenges of Incorporating a Project-Based Genetics Unit in Biology Classroom America. The American Biology Teacher, 72 (4): 225-230.

Akhmad, Sudrajat. 2009. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan

Model Pembelajaran. Tersedia pada:

http://akhmadsudrajat.word.press.com. Diakses tanggal 11 Maret 2015.

Anderson, L.W., Krathwol, D.R (eds). 2001. A Taxonomy for Learning Teaching

and Assesing. A Revesion of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Longman: New York

Amir, M.T. 2009 . Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.

Arends, R.I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2006 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Artini, N.P.J, Muderawan & Karyasa. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek terhadap Kecerdasan Emosional Siswa. Jurnal

Program Pascasarjana Undiksha, 3 (1): 150-160.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pelajaran Biologi terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 39 (3): 496-515.

Arnyana, I. B. P. 2007. Penerapan Model PBL Pada Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kompetensi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 SingarajaTahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 40 (2): 231-251. Azwar. 2013. Sikap manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Aruz Media.

Bahtiar. 2013. Potensi Pembelajaran yang Memadukan Strategi Think Pairs Share (TPS) dan Reading Questioning Answering (RQA) untuk Meningkatkan Sikap Sosial dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa SMA Multietnis di Ternate. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi. Surakarta: FKIP UNS.


(30)

115

Bas and Beyhan. 2010. Effects of Multiple Intelligences Supported Project - Based Learning on Students’ Achievement Levels and Attitudes

Towards English Lesson. International Electronic Journal of

Elementary Education, 2 (3).

Bellanca, James. 2012. Proyek Pembelajaran yang Diperkaya: Jalur Praktis Menuju Keterampilan Abad ke-21. Jakarta: Indeks.

Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R. 1982. Taxonomy of educational objectives: Handbook I: Cognitive domain. New York: David McKay.

Boss, S., Krauss, J.B,. Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson,

R.B. 2008. Biology Eighth Edition. San Francisco: Benjamin

Cummings.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP.

Buck Institut of Education (BIE). 2007. Handbook: Introduction to Project based Learning. Tersedia pada: www.bie.org/../BIE-PBLintro.Pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2015.

Capraro, R.M., Slough, S.W. 2009. Project-Based Learning An Integreted Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)

Approach. Design and Technology Education: An International

Journal, 18 (3): 75-78.

Cook, K. 2009. A Suggested Project-Based Evaluation Unit for High School: Teaching Content Through Application. Journal of The American Biology Teacher, 71 (2): 95-98.

Corebima. 2009. Berdayakan Keterampilan Berpikir Selama Pembelajaran

SAINS Demi Masa Depan Kita. Surabaya: UNESA University Press. Corebima, A.D. 2009. Pembelajaran Berbasis Proyek. Makalah disajikan dalam

Pelatihan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Deteksi Kualitas Air Sungai dengan Indikator Biologi Berbasis Konstruktivistik. Batu: Malang.

Dahar, R W. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Dananjaya, U. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajarn Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.


(31)

116

Depdiknas. 2003. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Pusat Kurikulum Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Biologi SMP/MTS. Jakarta: Depdiknas.

Doppelt, Y. 2005. “Assessment of Project-Based Learning in a Mechatronics Context.” Journal of Technology Education, 16 (2): 7-24.

Doymuş, K. Şimşek, U. Karaçop A & Ada, Ş. 2009. Effects of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry. Word Applied Sciences Journal, 7 (1): 34-42.

Ellis, T. J. dan W. Hafner. 2008. “Building A Framework to Support Project-Based Collaborative Learning Experiences in An Asynchronous Learning Network (ALN)”. Interdisciplinary Journal of E-Learning and Learning Objects, 4: 168-189.

Fatmawati, B. 2011. Pembekalan Kemampuan Merancang Proyek untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Perkuliahan Mikrobiologi Berbasis Proyek. Disertasi. Bandung: Program Doktor UPI

Frank, M., Barzilia, A. 2006. Project-Based Technology: Instructional Strategy

for Developing Technological Literacy. Journal of Technology

Education, 18 (1): 39-50.

Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Grant, M. M. 2008. “Getting A Grip on Project-Based Learning”. A Middle School Computer Technologies Journal, 5 (1): 1-17.

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, A, dan Prayitno, A. 2012. Meningkatkan Kualitas Belajar Matematika Siswa Kelas VIII dalam Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Model NHT (Numbered Heads Together) di SMPN 5 Kepanjen Malang. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Sosial dan Humanior, 9 (2): 59-67.

Hamidi. 1999. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Ibrahim, Rachmadiarti, Nur, dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.

Infinite innovation. Ltd. 2001. Creativity and Creative Thinking. Tersedia pada: http://www.brainstorming.co.uk/tutorials/tutorialcontents.html. Diakses tanggal 25 Maret 2015.


(32)

117

Jagantara, I.M.W, Adnyana & Widiyanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA. Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, 4 (1): 1-13.

Jamaludin, D.N. 2013. Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Kreatif dan Sikap Ilmiah pada Materi Tumbuhan Biji. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. New York: Corwin Press, INC.

Kamdi, W. 2008. Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disampaikan Dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP Dan SMA Kota Tarakan , 31 Oktober S.D. 2 November 2008.

Tersedia Pada www.snapdrive.net/files/571708/pbl

teoretik-tarakan.doc. Diakses Pada 12 Desember 2009.

Kanter, D.E., Schoeck, M. 2006. Learning Content Using Complex Data In Project-Based Science: An Example From High School Biology in Urban Classroom. Wiley InterScience. New Directions For Teaching And Learning, 2006 (108): 77-91.

Klein, J.I. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Student to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Departement of Education.

Krajcik, J.S. 1998. Inquiry Project-Based Science Classrooms: Initial Attemps By Middle School Students. The Journal of the Learning Sciences, 7 (3&4): 313-350.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Mengahadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Leviatan, T. 2008 . Innovative Teachingand Assessment Method: QBIand Project Based Learning. Mathematics Educati on Research Journal,10(2):105-116.

Liu, W. C. 2007. Project-Based Learning And Students’ Motivation. Tersedia

Pada:

http://www.google.co.id/project-based-learning-journalfiletype:pdf. Diakses Pada Tanggal 21 September 2009.

Mardjani. 2004. Efektivitas Model Pemebelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Marlinda, N. L. P. M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa. Tesis. Bali: Program Pascasarjana Undiksha.


(33)

118

Martinis Yamin. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Pers.

Martomidjojo, R. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains. Tersedia pada: http//russamimartowidjojocentre.blogspot.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2014.

Moeloek, F.A. 2010. “Pradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.”Versi 1.0 Tahun 2010. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Munandar, S.C.U. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. 2009. Kreativitas dan Keterbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munawaroh, R., Subali, B., dan Sopyan, A. 2012. Penerapan Model Project Based Learning dan Kooperatif untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal, 1 (1): 33-37.

Munawaroh, A., Christijanti, W., dan Supriyanto. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Sistem Pencernaan SMP. Unnes Journal Of Biology Education, 2 (1):

91-98.

Murithi, E.M. 2013. “Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools”. Journal of Education and Practice, 1 (7), 1-12.

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Surabaya.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Surabaya: UNESA.

Nurohman, S. 2008. Peningkatan Thinking Skills melalui Pembelajaran IPA Berbasis Kontruktivisme di Sekolah Alam. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 11 (1): 121-135.

OECD (2012), PISA 2009 Technical Report. Tersedia pada: www.pisa.oecd.org. Diakses pada 13 Pada Januari 2012.

Patmodewo, U. M. 2001. Learning to Things Through: A Guide to Critical Thinking in The Curriculum. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan.


(34)

119

Purnawan, Y. 2007. Pengenalan Project Based Learning Tersedia Pada:

http://www.kompas.com.html. Diakses 25 September 2014.

Purworini, S. E. 2009. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind “Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1 (2): 17-19.

Pusat Kurikulum Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA.

Quittadamo, I. J., Kurtz, M. 2007. Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performancein General Educational Biology. Life Science Educational, 6 (2): 140-154.

Rachman, N.N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis proyek terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas VIII pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Tesis. Bandung: PPS UPI. Regassa, L.B. dan Alison, I. 2009. “Student Learning in a Project-Based

Molecular Biology Course.” Journal of College Science Teaching, 36 (6): 58-67.

Restyowati, D., & Naqiyah, N. 2012. Penerapan teknik permainan kerja sama dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 11( 2).

Riyanto, Y. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rohmawati, Ika. 2011. Peningkatan Pemahaman SIswa dengan Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rosidi, Akhyar., H. A. Wahab Jufri.,& H. M. Liwa Ilhamdi. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Negeri 6 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014. Tersedia Pada:http://biologi.fkip.unram.ac.id/wpcontent/uploads/2015/01/AKHY AR-ROSIDI-_E1A009025_.pdf/. Diakses 25 Maret 2015.

Ruggiero, Vincent R. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Thought. New York: Longman.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.


(35)

120

Santyasa, I W. 2004. Pengaruh Model dan Setting Pembelajaran Terhadap Remidiasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Siswa

Pada Siswa SMU. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang

Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pembelajaran.

Santyasa, I., W. 2008. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Makalah. Bali: Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha.

Santyasa, I. W. 2011. Pembelajaran inovatif. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Santyasa, I.W. 2012. Pembelajaran Inovatif. Bali: Undiksha Press.

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa. Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang Memanusiakan

Manusia. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E.R. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Suartika, K., Arnyana & Setiawan. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Pemahaman Konsep

Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal

Program Pascasarjana Undiksha, 3 (1): 1-13.

Subiantoro, A. W. 2009. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Tersedia pada: http//vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya-praktikum-dalam-pembelajaran-IPA pdf. Diakses tanggal 2 November 2014.

Sudiana, I. M, & Surata, I. K. 2009. Pendidikan dan Latihan Merancang Pembelajaran IPA Biologi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Berbasis Pengetahuan Tradisional dan Lingkungan Subak Bagi Guru SMP. Jurnal Bakti Saraswati, 1 (2).

Susanti. 2012. Penerapan Pembelajaran berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Kelas XI pada Sub Konsep Nutrisi. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Susanti. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran MIPA, 18 (1): 1-7.


(36)

121

Susanto, P. 1999. Strategi Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.

The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project

Based Learning. Tersedia pada

http://www.edutopia.org/module/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 25 September 2014.

Tran Vui. 2001. Practice Trends and Issues in the Teaching and Learning of Math-ematics in the Countries. Penang: Recsam.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Preastasi Pustaka.

Triyanto. 2013. Hubungan sosial. Sleman: Deepublish.

Tsoi, M. F., Goh, N. K., & Chia, L. S. 2004. Using Group Investigation For Chemistry Inteacher Education. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 5(1).

Uno, Hamzah. B . 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Widiyatmiko. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat

Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, 10 (2).

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Wibowo, A.L.P. 2013. Peningkatan Sikap Serta Hasil Belajar Peserta Didik

SMAN 9 Malang Melalui Metode Project Based Learning (PjBL).

Prosiding. Malang: Universitas Negeri Malang.

Widowati, A., Sukarni. H. 2009. Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan

Project-Based Learning. Seminar Nasional Jurdik Biologi “Biologi,

Lingkungan, dan Pembelajarannya”. Jogyakarta: UNY.

Yalcin, A., Turgut, U., dan Buyuk kasap, E.2009. The Effect Of Project Based Learning On Science Undergraduates’ Learning Of Electricity, Attitude Towards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal Of Educational Sciences, 1 (1): 81-105.

Yesildere, Sibel and Elif B. Turnuklu. 2006. The Effect of Project - Based Learning on Preservice Primary Mathematics Teachers’ Critical Thinking Dispositions. Int Online J Science Math Ed 6: 1-11.


(37)

122

Yuliana. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta: FMIPA Universitas Sebelas Maret.


(1)

Jagantara, I.M.W, Adnyana & Widiyanti. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA. Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, 4 (1): 1-13.

Jamaludin, D.N. 2013. Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Kreatif dan Sikap Ilmiah pada Materi Tumbuhan Biji. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. New York: CorwinPress, INC.

Kamdi, W. 2008. Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disampaikan Dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP Dan SMA Kota Tarakan , 31 Oktober S.D. 2 November 2008. Tersedia Pada www.snapdrive.net/files/571708/pbl teoretik-tarakan.doc. Diakses Pada 12 Desember 2009.

Kanter, D.E., Schoeck, M. 2006. Learning Content Using Complex Data In Project-Based Science: An Example From High School Biology in Urban Classroom. Wiley InterScience. New Directions For Teaching And Learning, 2006 (108): 77-91.

Klein, J.I. 2009. Project-Based Learning: Inspiring Middle School Student to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Departement of Education.

Krajcik, J.S. 1998. Inquiry Project-Based Science Classrooms: Initial Attemps By Middle School Students. The Journal of the Learning Sciences, 7 (3&4): 313-350.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Mengahadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Leviatan, T. 2008 . Innovative Teachingand Assessment Method: QBIand Project Based Learning. Mathematics Educati on Research Journal ,10(2):105-116.

Liu, W. C. 2007. Project-Based Learning And Students’ Motivation. Tersedia Pada: http://www.google.co.id/project-based-learning-journalfiletype:pdf. Diakses Pada Tanggal 21 September 2009.

Mardjani. 2004. Efektivitas Model Pemebelajaran Kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Marlinda, N. L. P. M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah Siswa. Tesis. Bali: Program Pascasarjana Undiksha.


(2)

Martinis Yamin. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Pers.

Martomidjojo, R. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains. Tersedia pada: http//russamimartowidjojocentre.blogspot.com. Diakses tanggal 25 Oktober 2014.

Moeloek, F.A. 2010. “Pradigma Pendidikan Nasional Abad XXI.”Versi 1.0 Tahun 2010. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Munandar, S.C.U. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. 2009. Kreativitas dan Keterbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Munandar. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munawaroh, R., Subali, B., dan Sopyan, A. 2012. Penerapan Model Project Based Learningdan Kooperatif untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal, 1 (1): 33-37.

Munawaroh, A., Christijanti, W., dan Supriyanto. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Pencernaan SMP. Unnes Journal Of Biology Education, 2 (1): 91-98.

Murithi, E.M. 2013. “Project Method and Learner Achievement in Physics in Kenyan Secondary Schools”. Journal of Education and Practice, 1 (7), 1-12.

Mustaji. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Surabaya.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Surabaya: UNESA.

Nurohman, S. 2008. Peningkatan Thinking Skills melalui Pembelajaran IPA Berbasis Kontruktivisme di Sekolah Alam. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,11 (1): 121-135.

OECD (2012), PISA 2009 Technical Report. Tersedia pada: www.pisa.oecd.org. Diakses pada 13 Pada Januari 2012.

Patmodewo, U. M. 2001. Learning to Things Through: A Guide to Critical Thinking in The Curriculum. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan.


(3)

Purnawan, Y. 2007. Pengenalan Project Based Learning Tersedia Pada: http://www.kompas.com.html. Diakses 25 September 2014.

Purworini, S. E. 2009. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind “Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1 (2): 17-19.

Pusat Kurikulum Badan penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA.

Quittadamo, I. J., Kurtz, M. 2007. Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performancein General Educational Biology. Life Science Educational, 6 (2): 140-154.

Rachman, N.N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis proyek terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas VIII pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Tesis. Bandung: PPS UPI. Regassa, L.B. dan Alison, I. 2009. “Student Learning in a Project-Based

Molecular Biology Course.” Journal of College Science Teaching, 36 (6): 58-67.

Restyowati, D., & Naqiyah, N. 2012. Penerapan teknik permainan kerja sama dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan 11( 2). Riyanto, Y. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rohmawati, Ika. 2011. Peningkatan Pemahaman SIswa dengan Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rosidi, Akhyar., H. A. Wahab Jufri.,& H. M. Liwa Ilhamdi. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Negeri 6 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014. Tersedia Pada:http://biologi.fkip.unram.ac.id/wpcontent/uploads/2015/01/AKHY AR-ROSIDI-_E1A009025_.pdf/. Diakses 25 Maret 2015.

Ruggiero, Vincent R. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Thought. New York: Longman.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.


(4)

Santyasa, I W. 2004. Pengaruh Model dan Setting Pembelajaran Terhadap Remidiasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Siswa Pada Siswa SMU. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang Program Pascasarjana Program Studi Teknologi Pembelajaran.

Santyasa, I., W. 2008. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Makalah. Bali: Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Ganesha.

Santyasa, I. W. 2011. Pembelajaran inovatif. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.

Santyasa, I.W. 2012. Pembelajaran Inovatif.Bali: Undiksha Press.

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Seminar Nasional Pendidikan Matematika yang Memanusiakan Manusia. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E.R. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Suartika, K., Arnyana & Setiawan. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Program Pascasarjana Undiksha, 3 (1): 1-13.

Subiantoro, A. W. 2009. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Tersedia pada: http//vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya-praktikum-dalam-pembelajaran-IPA pdf. Diakses tanggal 2 November 2014.

Sudiana, I. M, & Surata, I. K. 2009. Pendidikan dan Latihan Merancang Pembelajaran IPA Biologi Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Berbasis Pengetahuan Tradisional dan Lingkungan Subak Bagi Guru SMP. Jurnal Bakti Saraswati, 1 (2).

Susanti. 2012. Penerapan Pembelajaran berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Kelas XI pada Sub Konsep Nutrisi. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Susanti. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran MIPA, 18 (1): 1-7.


(5)

Susanto, P. 1999. Strategi Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.

The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project

Based Learning. Tersedia pada

http://www.edutopia.org/module/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 25 September 2014.

Tran Vui. 2001. Practice Trends and Issues in the Teaching and Learning of Math-ematics in the Countries. Penang: Recsam.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Preastasi Pustaka.

Triyanto. 2013. Hubungan sosial. Sleman: Deepublish.

Tsoi, M. F., Goh, N. K., & Chia, L. S. 2004. Using Group Investigation For Chemistry Inteacher Education. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 5(1).

Uno, Hamzah. B . 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Widiyatmiko. 2012. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 10 (2).

Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Wibowo, A.L.P. 2013. Peningkatan Sikap Serta Hasil Belajar Peserta Didik SMAN 9 Malang Melalui Metode Project Based Learning (PjBL). Prosiding. Malang: Universitas Negeri Malang.

Widowati, A., Sukarni. H. 2009. Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan Project-Based Learning. Seminar Nasional Jurdik Biologi “Biologi, Lingkungan, dan Pembelajarannya”. Jogyakarta: UNY.

Yalcin, A., Turgut, U., dan Buyuk kasap, E.2009. The Effect Of Project Based Learning On Science Undergraduates’ Learning Of Electricity, Attitude Towards Physics and Scientific Process Skills. International Online JournalOf Educational Sciences, 1 (1): 81-105.

Yesildere, Sibel and Elif B. Turnuklu. 2006. The Effect of Project - Based Learning on Preservice Primary Mathematics Teachers’ Critical Thinking Dispositions. Int Online J Science Math Ed 6: 1-11.


(6)

Yuliana. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Surakarta: FMIPA Universitas Sebelas Maret.


Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi.

4 15 400

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PRODUK WHEEL CHEMISTRY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI MIPA SMAN 1 AMBARAWA

0 21 411

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY), KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH BIOLOGI SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DI KELAS XI SMA NEGERI 1

0 8 31

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SISWA SMAN 15 MEDAN.

0 2 35

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM TATANAN GROUP INVESTIGATION PADA MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN TERHADAP SIKAP SOSIAL, BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA USI PEMATANGSIANTAR.

0 2 31

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

0 4 48

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM TERHADAP LITERASI INKUIRI ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN.

0 4 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.

29 105 54

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI NUTRISI.

1 0 47