PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

TRI SUCI HANDAYANI 060857

Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung


(2)

Tri Suci Handayani, 2013

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kecakapan Berpikir PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN

Oleh

Tri Suci Handayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

© Tri Suci Handayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

TRI SUCI HANDAYANI

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M. Pd. NIP. 195107261978032001

Pembimbing II

Eni Nuraeni, S.Pd, M.Pd NIP. 197606052001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M. Si. NIP. 196305011988031002


(4)

Tri Suci Handayani, 2013

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kecakapan Berpikir PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Penguasaan Konsep dan Kecakapan Berpikir Siswa Kelas XI pada Konsep Sistem Pencernaan ” ini sepenuhnya karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,

Tri Suci Handayani NIM. 060857


(5)

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa kelas XI pada konsep sistem pencernaan. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 7 sebagai kelas eksperimen di SMAN 1 Cimahi yang dipilih secara cluster random sampling. Kelas eksperimen mendapat perlakuan menggunakan pembelajaran berbasis masalah sementara kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan konsep yang terdiri dari 25 soal meliputi jenjang C1 sampai C4, tes kecakapan berpikir yang terdiri dari 7 Soal, dan angket untuk kelas eksperimen. Hasil pengolahan dan analisis data diperoleh nilai signifikansi posttest penguasaan konsep 0,301 dan nilai signifikansi posttest kecakapan bepikir sebesar 0,221. Sementara hasil uji beda rata-rata posttest indikator kecakapan berpikir siswa secara berturut-turut adalah, 0,657; 0,662; 0,117; dan 0,376. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep dan kecakapan berpikir yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah, Penguasaan konsep, dan Kecakapan berpikir


(6)

ii

Tri Suci Handayani, 2013

THE EFFECTS OF PROBLEM BASED LEARNING TO ACADEMIC ACHIEVEMENT AND THINKING SKILL STUDENTS OF CLASS XI ON

THE CONCEPT OF DIGESTIVE SYSTEM

ABSTRACT

This study aimed to determine the effects of problem based learning in digestive system towards students academic achievement and thinking skill. The research used quasy experimental method and nonequivalent control group design research. Samples were students of class XI IPA 6 and XI IPA 7 at SMAN 1 Cimahi, which elected by cluster random sampling. The subject matters were taught in the experimental class used problem based learning while in the control class used conventional learning . The instrument used in this study is academic achievement tests consisting of 25 questions including cognitive level from C1 to C4, thinking skill tests consisting 7 objective questions, and questionnaire for experimental class student. The study results and data analysis obtained significance value 0,301 for academic achievement posttest and 0,221 for thinking skill posttest. While hypothesis test for each indicator of student thinking skill is 0,657; 0,662; 0,117; and 0,376. So it can be concluded that there is no significance difference of academic achievement and thinking skill between the experimental class and the control class.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahirabbil’alamin, puji dan syukur sudah selayaknya kita

sampaikan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan karunia yang telah diberikan pada seluruh makhuk-Nya, khususnya kepada penulis sendiri sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Penguasaan Konsep dan Kecakapan Berpikir

Siswa Kelas XI pada Konsep Sistem Pencernaan”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rosululloh Muhammad SAW sebagai pembuka tabir keilmuan dan pembawa pelita kebenaran menuju kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat, dan kepada keluarga, para sahabat dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk menempuh ujian sidang dan memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung.

Seperti kata pepatah yang berbunyi “tiada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf dan memerlukan kritik serta saran demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri maupun para pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2013


(8)

iv

Tri Suci Handayani, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi ini penulis menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang tak mungkin bisa diatasi tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M. Pd., dan Ibu Eni Nuraeni, S.Pd, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan II yang dengan sabar dalam memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis disela-sela kesibukan beliau sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Riandi M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. 3. Dra. Siti Sriyati, M.Si selaku Ketua Prodi Biologi

4. Ibunda dan ayahanda tercinta, yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang dan pengorbanan selama hidupnya, yang senantiasa memberikan motivasi dan arahan pada penulis dalam menghadapi tantangan hidup. Kakak dan Adik-adikku yang tersayang yang selalu mewarnai kehidupan penulis dalam segenap aktivitasnya serta calon suamiku Priadi Ashari.

5. Ibu Rini Solihat, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan jalan dan dukungan pada penulis untuk tetap melanjutkan studinya di Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

6. Drs. Yusuf Hilmi Adisendjaja yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan judgement terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

7. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan Tata Usaha Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

8. Kepala Sekolah, Staf dan para Guru, khususnya Bapak Haryono S.Pd selaku Guru Biologi SMAN 1 Cimahi serta seluruh siswa kelas XI IPA 4, 6 dan 7. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat disebutkan satu

persatu. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas semua kebaikan dan keikhlasan kalian dengan lebih baik dan sempurna.


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Hipotesis ... 8

BAB II PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KECAKAPAN BERPIKIR SISWA A. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 9

1. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ... 11

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12

3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12

4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

B. Penguasaan Konsep ... 14

C. Kecakapan Berpikir ... 17

D. Kajian Materi Sistem Pencernaan Manusia ... 19

E. Penelitian-Penelitian yang Terkait ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional ... 29

B. Metode Penelitian ... 29

C. Desain Penelitian ... 30

D. Lokasi Penelitian ... 30

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Prosedur Penelitian ... 33


(10)

vi

Tri Suci Handayani, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 49

1. Penguasaan Konsep ... 49

2. Analisis Peningkatan Penguasaan Konsep ... 52

3. Kecakapan Berpikir ... 53

4. Analisis Peningkatan Kecakapan Berpikir ... 56

5. Analisis Kecakapan Berpikir Siswa Berdasarkan Indikatornya ... 57

6. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Masalah ... 59

B. Pembahasan ………. 61

1. Penguasaan Konsep Siswa ... 61

2. Kecakapan Berpikir Siswa ... 64

3. Analisis Kecakapan Berpikir Siswa Berdasarkan Indikatornya ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 73 RIWAYAT HIDUP


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

2.2 Jenis-Jenis Zat Gizi, Sumber Serta Fungsinya Bagi Tubuh ... 26

2.3 Organ-Organ Pada Sistem Pencernaan dan Fungsinya ... 27

3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 30

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia ... 31

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia ... 32

3.4 Kisi-Kisi Angket ... 32

3.5 Kriteria Validitas Soal ... 34

3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia ... 34

3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia ... 35

3.8 Kriteria Reliabilitas Tes ... 36

3.9 Kategori Daya Pembeda ... 36

3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia ………. 37

3.11 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Kecakapan Berpiikir Sistem Pencernaan Manusia ... 37

3.12 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 38

3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia ... 38

3.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia ... 38

3.15 Kategori Indeks Gain ... 43

3.16 Kriteria Interpretasi Skor ... 43

3.17 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep ... 45

3.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Kecakapan Berpikir ... 47

4.1 Rekapitulasi Nilai Pretes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50

4.2 Hasil Uji Beda Rata-Rata Pretes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51

4.3 Rekapitulasi Nilai Postes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51

4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Postes Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52 4.5 Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Penguasaan Konsep

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...

53 4.6 Rekapitulasi Nilai Pretes Kecakapan Berpikir Kelas Kontrol 54


(12)

viii

Tri Suci Handayani, 2013

dan Kelas Eksperimen ... 4.7 Hasil Uji Beda Rata-Rata Pretes Kecakapan Berpikir

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55 4.8 Rekapitulasi Nilai Postes Kecakapan Berpikir Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen ... 55 4.9 Hasil Uji Beda Rata-Rata Postes Kecakapan Berpikir

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56 4.10 Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kecakapan Berpikir

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 57 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Beda Rata-Rata Tiap Indikator

Kecakapan Berpikir Siswa Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 58 4.12 Rata-Rata Gain Indikator Kecakapan Berpikir Siswa ……...…. 58 4.13 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alur Penelitian ...……….……….. 48 4.1 Grafik Perbandingan Selisih Nilai Rata-Rata Penguasaan

Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 53 4.2 Grafik Perbandingan Selisih Nilai Rata-Rata Kecakapan

Berpikir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 57 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Gain Ternormalisasi

Indikator Kecakapan Berpikir Kelas Kontrol dan Kelas


(14)

x

Tri Suci Handayani, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 RPP Kelas Eksperimen ...……...………....……... A.2 RPP Kelas Kontrol …..……..….…....…...…….….…...

A.3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ..………….…….

73 83 91

B. INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Kisi-kisi Tes Penguasaan Konsep ………..… 100

B.2 Tes Penguasaan Konsep ………. 110

B.3 Kisi-kisi Tes Kecakapan Berpikir ……..…...…...………

B.4 Tes Kecakapan Berpikir .……….………..…...……

B.5 Angket ……….……….….

114 118 121

C. ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN C.1 Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep

C.1.1 Validitas Butir Soal ……… C.1.2 Reliabilitas Tes ………..………. C.1.3 Daya Pembeda ………..……. C.1.4 Tingkat Kesukaran ……….

C.1.5 Kualitas Pengecoh ……….…

C.2 Analisis Uji Coba Instrumen Kecakapan Berpikir

C.2.1 Validitas Butir Soal ……… C.2.2 Reliabilitas Tes ………... C.2.3 Daya Pembeda ………... C.2.4 Tingkat Kesukaran ……….

122 123 124 125 126 127 128 129 130

D. PENGOLAHAN DATA

D.1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ……… D.2 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat dan Beda Rata-Rata Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep ………... D.3 Tabulasi Hasil Pretest dan Posttest Kecakapan Berpikir Kelas Kontrol ……… D.4 Tabulasi Hasil Pretest dan Posttest Kecakapan Berpikir Kelas Eksperimen ……….. D.5 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat dan Beda Rata-Rata Pretest dan Posttest Kecakapan Berpikir ……… D.6 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat dan Beda Rata-Rata Kecakapan Berpikir Siswa perindikator ………. D.7 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Menggali

131 132 134 135 136 137


(15)

Informasi Kelas Kontrol ……… D.8 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Mengolah Informasi Kelas Kontrol ………... D.9 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Mengambil Keputusan Kelas Kontrol ………. D.10 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan

Memecahkan Masalah Kelas Kontrol ……….. D.11 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Menggali Informasi Kelas Eksperimen ……… D.12 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Mengolah Informasi Kelas Eksperimen ……… D.13 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan Mengambil Keputusan Kelas Eksperimen ……… D.14 Rekapitulasi Penghitungan Gain Kecakapan

Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen ……….. D.15 Rekapitulasi Hasil Angket Kelas Eksperimen ……….

138 139 140 141 142 143 144 145 146

E. DOKUMENTASI PENELITIAN 147

F. SURAT PENELITIAN

F.1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian


(16)

1

Tri Suci Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah seorang pembelajar, karena seluruh rentang hidupnya tidak terlepas dari aktivitas belajar. Dalam hal ini, belajar memiliki arti yang luas. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne (Dahar, 1996), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sementara Brunner dalam Dahar (1996) mengemukakan bahwa inti dari belajar adalah cara-cara bagaimana orang memilih informasi, mempertahankan dan mentransformasi informasi tersebut secara aktif. Apabila kedua pengertian belajar tersebut digabung dapat dirumuskan bahwa belajar adalah suatu proses kognitif yang berkaitan dengan cara pemerolehan informasi dan mentransformasinya secara aktif sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif pada pembelajar.

Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas belajar sebagian besar dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan potensi dasar yang dimilikinya. Potensi dasar yang dimaksud adalah kecakapan-kecakapan hidup yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh siswa agar dapat berperan sebagai anggota masyarakat di lingkungannya. Dengan demikian terdapat hubungan yang tegas antara pendidikan dengan kehidupan nyata.

Manusia, dalam kesehariannya dihadapkan pada berbagai macam masalah yang menuntut pemecahan masalah. Peran pendidikan dalam hal ini adalah menyiapkan individu yang siap menghadapi berbagai masalah nyata dalam lingkup masyarakat serta memberikan solusi atas permasalahan tersebut (Akinoglu dan Tandogan, 2007). Faktanya pendidikan semakin terisolasi dari kehidupan nyata, sehingga tamatan pendidikan dari berbagai jenis dan jenjang pendidikan dianggap kurang siap menghadapi kehidupan nyata (Slamet, 2002). Seperti yang dikemukakan Depdiknas (2002), bahwa terdapat siswa yang


(17)

2

memiliki tingkat hafalan yang tinggi namun kenyataannya sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam mengenai pengetahuan tersebut. Dengan kata lain siswa kurang mampu menggunakan pengetahuannya apabila menemui masalah dalam kehidupan nyata. Hal ini disebabkan pembelajaran yang bersifat teacher centered dan bersifat kognitif sehingga kemampuan lainnya belum terkembangkan. Pembelajaran ini akan membuat siswa menjadi pasif, tidak banyak yang mereka dapatkan karena partisipasi mereka dalam proses pembelajaran kurang (Amir, 2009). Hasil studi Blazely et al (Depdiknas, 2002) melaporkan bahwa pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana anak berada. Hal inilah yang kemudian membuat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menjadi kurang berkembang. Kemampuan memecahkan masalah ini disebut juga sebagai kecakapan berpikir. Amir (2009) mengemukakan bahwa dengan membiarkan pembelajar pasif, pendekatan yang terpusat pada pendidik sulit untuk memungkinkan pembelajar mengembangkan kecakapan berpikir, kecakapan interpersonal dan adaptasi dengan baik. Padahal berbagai kecakapan inilah yang akan dibutuhkan ketika dewasa nanti.

Pola pembelajaran teacher centered yang selama ini hanya menitikberatkan pada proses transfer informasi tentunya kurang mampu mengembangkan kecakapan tersebut. Selain itu pembelajaran teacher centered ini tidak sesuai dengan hakikat Biologi sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam, karena Biologi berawal dari suatu proses penemuan yang dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP, 2006) sehingga untuk memahaminya tidak bisa dengan hanya mengetahui fakta, konsep atau prinsip saja. Disebutkan pula bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains, maka dibutuhkan keterampilan seperti menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BSNP, 2006). Oleh karena itu pembelajaran yang dilaksanakan harus memfasilitasi perkembangan


(18)

keterampilan-3

Tri Suci Handayani, 2013

keterampilan tersebut agar dapat digunakan dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Secara khusus Cimer (2012) menguraikan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan biologi sulit untuk dipelajari adalah kurangnya keterkaitan antara materi biologi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dikarenakan guru menyampaikan materi dengan ceramah (transfer ilmu) tanpa memberikan contoh nyata. Oleh karena itu diperlukan adanya pemberian pengalaman langsung bagi siswa untuk mencari tahu dan memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (BSNP, 2006). Dengan demikian semakin jelas bahwa pembelajaran biologi di kelas harus dapat mengembangkan kecakapan berpikir siswa dan meningkatkan pemahaman siswa apabila materi yang dipelajarinya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Kesinambungan antara pembelajaran di sekolah, terutama dalam pelajaran biologi dipertegas dalam salah satu Standar Kompetensi Lulusan yang telah dirumuskan oleh pemerintah, yaitu lulusan mampu untuk menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006). Masalah yang ditemui dalam kehidupan tentunya dapat beragam bentuk dan kesulitannya, namun hal yang penting dalam hal ini adalah kemampuan individu/siswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah tersebut. Di mana kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah termasuk ke dalam kecakapan berpikir dasar yang harus dikembangkan oleh individu mulai dari pendidikan dasar hingga menengah agar kecakapan lainnya yang lebih tinggi dapat berkembang secara optimal.

Oleh karena itu diperlukan pembelajaran alternatif yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir siswa. Salah satu caranya adalah dengan mengangkat masalah sebagai sumber pembelajaran di kelas. Dengan adanya masalah, siswa akan berusaha mencari informasi yang relevan kemudian mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Permasalahan yang digunakan harus berasal dari dunia nyata dan merupakan masalah yang dialami sehari-hari agar siswa merasa tertarik untuk memecahkannya. Karena


(19)

4

menurut Amir (2009), semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan pembelajar/siswa. Selain itu, Chin dan Chia (2005) menjelaskan bahwa ketika pembelajaran dikaitkan dengan masalah kehidupan nyata, maka motivasi siswa untuk belajar semakin meningkat.

Sistem pencernaan manusia merupakan salah satu konsep biologi yang sangat terkait erat dengan kehidupan sehari-hari terutama dengan kesehatan. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Hiromi dalam bukunya (Shinya, 2011), bahwa makanan sangatlah penting bagi kesehatan, sehat atau tidaknya seseorang bergantung pada apa yang dimakannya. Sehingga muncul ungkapan umum yang berbunyi “you are what you eat”. Gangguan pencernaan yang umum sekali diderita oleh siswa adalah radang lambung (maag), diare dan konstipasi. Gangguan tersebut dapat dijadikan sebagai suatu permasalahan yang perlu dipecahkan oleh siswa. Permasalahan yang berhubungan langsung dengan kehidupan diharapkan dapat membuat siswa termotivasi untuk menggali berbagai informasi dalam rangka memecahkan masalah tersebut. Menurut Chin dan Chia (2005), siswa akan termotivasi dan tertantang oleh isu/masalah yang datang dari kehidupan sehari-hari, terutama jika permasalahan tersebut berdampak langsung terhadap kehidupan pribadi mereka.

Dalam dunia pendidikan banyak terdapat model, metode dan pendekatan yang menjadikan masalah sebagai fokus pembelajaran, namun salah satu model yang dianggap lebih sesuai adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM). Menuru Amir, karakteristik masalah yang digunakan dalam PBM membutuhkan penjelasan atas sebuah fenomena (2009) bukan sebagai pengantar pada materi selanjutnya seperti pada pembelajaran yang lain. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dianggap membantu menjembatani antara pengetahuan yang diperoleh dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, karena dengan PBM siswa belajar dari sebuah permasalahan autentik yang berasal dari dunia nyata. Selain itu melalui PBM diharapkan kecakapan berpikir siswa dapat


(20)

5

Tri Suci Handayani, 2013

meningkat. Smith menguraikan bahwa, Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki manfaat: meningkatkan kecakapan pemecahan masalah, lebih mudah mengingat, meningkat pemahaman, meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan dunia praktik, mendorong penuh pemikiran, membangun kemampuan kepemimpinan dan kerjasama, kecakapan belajar dan memotivasi pembelajar, (Amir, 2009). Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Wee (Amir, 2009) yaitu, proses PBM menunjang pembangunan kecakapan mengatur diri sendiri (self directed), kolaboratif, berpikir secara metakognitif, dan cakap menggali informasi, yang semuanya relatif diperlukan untuk dunia kerja.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kecakapan Berpikir Siswa Kelas XI Pada Konsep Sistem Pencernaan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di awal, maka penulis menentukan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: ” Bagaimanakah pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa kelas XI pada konsep sistem pencernaan?”

Agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalah tersebut diperjelas dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat penguasaan konsep siswa kelas XI sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis masalah pada konsep sistem pencernaan? 2. Bagaimanakah tingkat penguasaan konsep siswa kelas XI sebelum dan

sesudah pembelajaran konvensional pada konsep sistem pencernaan?

3. Bagaimanakah tingkat kecakapan berpikir siswa kelas XI sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis masalah pada konsep sistem pencernaan? 4. Bagaimanakah tingkat kecakapan berpikir siswa kelas XI sebelum dan


(21)

6

5. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa?

6. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah pada sistem pencernaan manusia ?

C. Batasan Masalah

Untuk mengatasi meluasnya permasalahan, maka ditentukan batasan masalah untuk penelitian ini, yaitu:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah yang dilaksanakan yaitu pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan sintaks berikut: (1) mengorientasikan siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Penguasaan konsep yang akan diukur adalah kemampuan kognitif siswa berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kemampuan tersebut yaitu, kemampuan menghafal (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalis (C4).

3. Materi yang dijadikan pokok bahasan pada penelitian ini, yaitu materi sistem pencernaan manusia. Materi yang dikaji meliputi konsep zat gizi/nutrisi, organ-organ sistem pencernaan manusia, proses pencernaan, dan gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh implementasi pembelajaran berbasis masalah terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa kelas XI pada konsep sistem pencernaan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:


(22)

7

Tri Suci Handayani, 2013

1. Menganalisis perbedaan tingkat penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada konsep sistem pencernaan.

2. Menganalisis perbedaan tingkat penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada konsep sistem pencernaan. 3. Menganalisis perbedaan tingkat kecakapan berpikir siswa sebelum dan

sesudah diterapkannya pembelajaran berbasis masalah pada konsep sistem pencernaan.

4. Menganalisis perbedaan tingkat kecakapan berpikir siswa sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada konsep sistem pencernaan. 5. Menganalisis perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan

pembelajaran konvensional terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa.

6. Menganalisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa

Diharapkan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi (kecakapan berpikir) dirinya.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki siswa.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini memberikan masukan mengenai memilih model pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir siswa.


(23)

8

F. Hipotesis

Terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep dan kecakapan berpikir yang signifikan antara siswa yang menggunakan PBM dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada sistem pencernaan.


(24)

29

Tri Suci Handayani, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya:

1. Model Pembelajaran berbasis masalah yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada sintaks berikut: (1) orientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Pembelajaran Konvensional adalah metode yang sudah biasa atau sering

digunakan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, yaitu metode diskusi dan ceramah.

3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menjawab tes objektif mengenai sistem pencernaan manusia yang meliputi jenjang kognitif C1-C4. Tes objektif ini berupa pilihan ganda dengan lima opsi. Sementara jenjang kognitif yang digunakan mengacu pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson et al. (2001).

4. Kecakapan Berpikir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah setelah pembelajaran konsep sistem pencernaan manusia yang diukur dengan menggunakan tes kecakapan berpikir berupa soal essay (Depdiknas, 2003).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa pada materi sistem pencernaan manusia. Variabel bebas pada penelitian ini


(25)

30

adalah pemberian materi sistem pencernaan manusia dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan kecakapan berpikir siswa. Namun karena sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang sepenuhnya dapat mengendalikan variabel luar, maka desain penelitian yang cocok digunakan adalah metode Quasy experimental (Sugiyono, 2009).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design (Sugiyono, 2009). Pola penelitian ini disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 Y T2

(Sugiyono, 2009) Keterangan:

T1 = Pretes penguasaan konsep dan kecakapan berpikir T2 = Postes penguasaan konsep dan kecakapan berpikir

X = Kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

Y = Kegiatan belajar mengajar menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu menggunakan metode diskusi dan ceramah

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah menengah di Kota Cimahi, yaitu SMAN 1 Cimahi yang berlokasi di Jl. Pacinan No. 22 A Kota Cimahi.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester genap SMAN 1 Cimahi, tahun ajaran 2012-2013 yang terdiri atas enam kelas. Dari enam kelas tersebut tidak ada kelas unggulan sehingga seluruh populasi dianggap homogen dalam kemampuan akademiknya. Oleh karena itu tiap


(26)

31

Tri Suci Handayani, 2013

kelas memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel, maka teknik sampling yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Adapun kelas yang terpilih untuk dijadikan sampel untuk dijaring penguasaan konsep dan kecakapan berpikirnya adalah kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 7 sebagai kelas eksperimen.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu terdiri atas:

1. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa mengenai materi sistem pencernaan manusia. Penentuan soal yang digunakan dilakukan setelah sebelumnya soal tersebut diujicoba. Berdasarkan hasil validasi dan perbaikan, maka soal yang digunakan berjumlah 25 dari total 30 soal (Lampiran B.1). Berikut adalah kisi-kisi tes penguasaan konsep:

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen

Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

No Indikator Jenjang Kognitif Butir Soal

C1 C2 C3 C4

1

Siswa mampu menjelaskan berbagai zat gizi/nutrisi yang dibutuhkan tubuh

1 2

2 Siswa mampu mengategorikan

fungsi zat gizi/nutrisi 3 4,5

3 Siswa mampu membedakan saluran

dan kelenjar pencernaan. 8 7 6

4 Siswa mampu menjelaskan fungsi

organ-organ pencernaan. 11

9,10, 12

5 Siswa mampu menjelaskan proses

pencernaan makanan 13,15, 18 14,16, 17 6

Siswa mampu mengidentifikasi penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan

20 19

7

Siswa mampu mendeskripsikan penyebab penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan

21 22

8

Siswa mampu memberikan solusi untuk mencegah atau mengatasi penyakit pada sistem pencernaan

23 24 25


(27)

32

2. Tes Kecakapan Berpikir

Tes kecakapan berpikir, yaitu soal essay berjumlah total 7 soal yang diambil dari 13 soal berdasarkan hasil uji instrumen (Lampiran B.3) yang digunakan untuk mengukur kecakapan berpikir siswa mengenai materi sistem pencernaan manusia. Soal ini dibuat berdasarkan indikator kecakapan berpikir menurut Depdiknas (2003). Berikut ini adalah kisi-kisi tes kecakapan berpikir.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen

Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia

No. Indikator Nomor Soal

1 Menggali Informasi 1,2,4

2 Mengolah Informasi 3

3 Mengambil Keputusan 5,6

4 Memecahkan Masalah 7

Jumlah 7

3. Angket

Angket yaitu seperangkat daftar pernyataan tertulis sebanyak 15 butir. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran materi sistem pencernaan manusia menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak” berdasarkan skala Guttman (Riduwan, 2012). Jenis pernyataan dalam angket ini meliputi aspek materi sistem pencernaan manusia, pembelajaran berbasis masalah, penguasaan konsep dan kecakapan berpikir menggunakan PBM, serta motivasi belajar siswa selama pembelajaran.

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket

No Aspek No. Pernyataan

1 Materi sistem pencernaan manusia 1,2,3 2 Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 4,6,12,15 3 Penguasaan konsep dan Kecakapan

berpikir menggunakan PBM 5,7,8,9,10,11


(28)

33

Tri Suci Handayani, 2013

G. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terdiri atas empat tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Pengumpulan informasi (studi kepustakaan) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Penguasaan Konsep, Kecakapan Berpikir, dan Konsep Sistem pencernaan manusia.

b. Penyusunan proposal penelitian.

c. Pelaksanaan seminar proposal penelitian.

d. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes penguasaan konsep, tes kecakapan berpikir dan angket.

f. Pelaksanaan judgment instrumen kepada dosen ahli. g. Pelaksanaan revisi instrumen penelitian.

h. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian.

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen harus diuji coba terlebih dahulu di sekolah lain yang telah selesai mempelajari materi sistem pencernaan manusia. Hasil uji coba instrumen kemudian dianalisis guna mengetahui dan menyeleksi perangkat yang sesuai dan dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Karena menurut Arikunto (2008), data yang valid dapat diperoleh apabila instrumen yang digunakan juga valid. Jumlah soal penguasaan konsep yang diujikan sebanyak 30 butir untuk penguasaan konsep dan 13 butir untuk soal kecakapan berpikir. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan menggunakan software Anatest 4.1.0 version yang dikembangkan oleh Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono. Berdasarkan hasil analisis dan pertimbangan, soal penguasaan konsep yang digunakan 25 butir dan soal kecakapan berpikir 7 butir (lihat Tabel 3.17 dan 3.18). Jenis uji yang dilakukan untuk menentukan instrumen yang valid meliputi uji berikut:


(29)

34

1) Validitas Tes

Menurut Anderson “A test is valid if it measures what it purposes to measure” (Arikunto, 2008). Jadi sebuah tes dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas butir soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment di bawah ini:

(Arikunto, 2008) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor siswa pada butir item yang diuji validitasnya Y = skor total yang diperoleh siswa

Nilai rx,y yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

validitas butir soal menggunakan tabel kriteria tingkat validitas di bawah ini: Tabel 3.5 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi (rx,y) Kriteria Validitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2008)

Berikut ini adalah hasil validitas penguasaan konsep dan kecakapan berpikir berdasarkan kriteria validitas menurut Arikunto:

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia Kriteria Validitas Nomor Soal Baru Jumlah

Soal

%

Sangat Tinggi - - -

Tinggi 9,10,23 3 12

Cukup 5,7,8,12,13,18,19,20,22,25 10 40

Rendah 1,2,3,14,21 5 20

Sangat Rendah 4,6,10,15,16,17,24 7 28


(30)

35

Tri Suci Handayani, 2013

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

Kriteria

Validitas Nomor Soal Baru

Jumlah Soal

%

Tinggi 3,4,5,6 4 57

Cukup 1,2,7 3 43

Total 7 100

Berdasarkan hasil analisis, validitas isi instrumen penguasaan konsep diperoleh angka 0,55 yang termasuk ke dalam kategori cukup. Sementara untuk instrumen kecakapan berpikir, yaitu 0,5 yang termasuk cukup juga. 2) Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes berhubungan dengan hasil ketetapan tes. Artinya apabila tes tersebut diujikan berkali-kali akan memberikan hasil tetap. Atau walaupun berubah, perubahan tersebut tidak berarti (Arikunto, 2008).

Penghitungan reliabilitas untuk pilihan ganda berbeda dengan tes essay. Untuk pilihan ganda digunakan rumus K-R. 20:

(Arikunto, 2008) Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p) n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Sedangkan untuk tes essay digunakan rumus alpha sebagai berikut:

(Arikunto, 2008) Keterangan :

= jumlah varians skor tiap item = varians total

Nilai r kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel 3.8 untuk menentukan tingkat reliabilitas tes yang digunakan.


(31)

36

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2008)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan, Anatest 4.1.0 version diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,71. Angka ini menunjukkan reliabilitas tes termasuk dalam kategori tinggi. Walaupun demikian ada beberapa butir soal yang mengalami perbaikan berdasarkan analisis daya pembeda, tingkat kesukaran dan efektivitas distraktor. Untuk instrumen kecakapan berpikir diperoleh nilai 0,67 yang termasuk ke dalam kategori tinggi juga.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Jika suatu soal dapat dijawab benar baik oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun oleh siswa yang berkemampuan rendah, maka soal itu tidak bagus (Arikunto, 2008).

Rumus untuk menentukan daya pembeda yaitu:

Nilai indeks yang diperoleh diubah menjadi kategori daya pembeda seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Kategori Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kategori

0,70 – 1,00 Baik Sekali

0,40 – 0,70 Baik

0,20 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Buruk

Negatif Sebaiknya dibuang

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah


(32)

37

Tri Suci Handayani, 2013

Hasil analisis daya pembeda instrumen penguasaan konsep dan kecakapan berpikir dengan menggunakan Anatest 4.1.0 version disajikan pada tabel 3.10 dan tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia Kriteria

Daya Pembeda Nomor Soal Baru

Jumlah

Soal %

Sangat Baik 2,5,7,8,9,11,12,14,18,20,23,25 12 48

Baik 3,21 2 8

Cukup 1,22 2 8

Buruk 6,17,19 3 12

Sangat Buruk 4,10,13,15,16,24 6 24

Total 25 100

Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia

Kriteria

Daya Pembeda Nomor Soal Baru

Jumlah

Soal %

Sangat Baik 3,4,5,6 4 57

Baik - 0 0

Cukup 7 1 14

Buruk 2 1 14

Sangat Buruk 1 1 15

Total 7 100

Untuk soal dengan kategori buruk dan sangat buruk seharusnya dibuang, namun untuk keperluan penelitian maka soal tersebut direvisi.

4) Tingkat Kesukaran

Dalam bukunya, Arikunto (2008) menjelaskan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu susah. Tingkat kesukaran dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab betul dengan total seluruh siswa. Tingkat kesukaran soal dapat dicari menggunakan rumus berikut:

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar Jx = jumlah seluruh peserta tes


(33)

38

Tingkat kesukaran butir soal diklasifikasikan menurut tabel 3.12: Tabel 3.12 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

1,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008)

Berikut ini adalah tingkat kesukaran instrumen penguasaan konsep dan kecakapan berpikir berdasarkan hasil Anatest 4.1.0 version:

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia Kriteria Tingkat

Kesukaran Nomor Soal Baru

Jumlah

Soal %

Sangat Sukar - - 0

Sukar 10,13 2 8

Sedang 1,2,5,7,11,14,15,16,17,21,23,25 12 48

Mudah 4,6,8,9,12,18,20,22 8 32

Sangat Mudah 3,19,24 3 12

Total 25 100

Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Kecakapan Berpikir Sistem Pencernaan Manusia Kriteria Tingkat

Kesukaran

Nomor Soal Baru

Jumlah

Soal %

Sedang 1,2,3,4,5,6,7 7 100

Rekapitulasi hasil uji instrumen penguasaan konsep dan kecakapan berpikir untuk seluruh butir soal yang diujikan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran C.

i. Menentukan soal yang digunakan dalam pengambilan data berdasarkan hasil uji coba instrumen.

j. Penentuan lokasi dan pengurusan surat izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan a. Penentuan sampel penelitian.

Menentukan kelas XI yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. b. Pengambilan data pretes


(34)

39

Tri Suci Handayani, 2013

Pemberian soal penguasaan konsep dan kecakapan berpikir mengenai sistem pencernaan manusia di kelas XI IPA 6 dan XI IPA 7.

c. Pelaksanaan pembelajaran

Kelas kontrol (XI IPA 6) diberikan pembelajaran secara konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan diskusi. Sementara kelas eksperimen (XI IPA 7) diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Kegiatan belajar dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Baik kelas kontrol maupun eksperimen menggunakan media yang sama, hanya pembelajarannya saja yang berbeda.

c. Pengambilan data postes

Siswa mengisi soal penguasaan konsep dan kecakapan berpikir mengenai sistem pencernaan manusia di kelas XI IPA 6 dan XI IPA 7 setelah pembelajaran tuntas.

d. Pengumpulan angket pada kelas eksperimen

Siswa kelas eksperimen (XI IPA 7) mengisi lembar angket pada akhir pembelajaran.

3. Tahap Analisis Data dan Pembahasan

Data yang diperoleh dari penelitian berupa: pretes dan postes penguasaan konsep, pretes dan postes kecakapan berpikir, serta angket. Data yang diperoleh kemudian diolah dan hasilnya digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan di awal. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan dan analisis data yang dilakukan:

a. Pengolahan Data Penguasaan Konsep

Tahap pertama yang dilakukan adalah memberikan skor pada hasil pretes dan postes. Kemudian skor diubah menjadi nilai dengan skala 0-100 menggunakan rumus berikut:

Nilai siswa X 100 %

Skor ideal Skor jawaban benar


(35)

40

Pengolahan dan analisis data penguasaan konsep juga dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji hipotesis untuk mengetahui adanya perbedaan hasil pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji ini dapat dilakukan jika uji prasyarat telah terpenuhi. Uji prasyarat perlu dilakukan untuk menentukan jenis uji hipotesis yang akan digunakan. Uji prasyarat meliputi uji homogenitas dan uji normalitas.

1) Uji Homogenitas

Analisis yang digunakan adalah uji F. Uji ini bertujuan untuk menentukan apakah data pretes dan postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen ataukah tidak. Uji dilakukan dengan membandingkan F hitung pretes atau postes dengan F tabel. Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel maka data populasi homogen, namun jika F hitung lebih besar dari F tabel maka populasi tidak homogen.

Nilai F hitung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Keterangan:

Sg2 = varians terbesar

Ss2 = varians terkecil

Hasil perhitungan rasio F digunakan untuk menafsirkan homogenitas populasi dengan membandingkannya dengan harga F dalam tabel. Harga F tabel dapat ditentukan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan: dk = n-1, dengan n = jumlah anggota sampel (Yusri, 2009).

2) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan suatu data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik chi-square (Riduwan, 2012):

a) Menentukan skor terbesar dan terkecil

b) Menentukan rentang kelas (R) dengan rumus: R = skor terbesar – skor terkecil


(36)

41

Tri Suci Handayani, 2013

dengan, R = rentang skor dan K = banyak kelas

Keterangan:

S = Standar deviasi

c) Menentukan banyak kelas (K) berdasarkan aturan Sturgess menggunakan rumus: K = 1 + 3,3 log n, dengan n = jumlah siswa

d) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:

e) Menentukan rata-rata atau mean :

Keterangan ;

f = jumlah frekuensi

xi = nilai tengah kelas

n = jumlah sampel

f) Menentukan simpangan baku (S):

Keterangan ;

xi = nilai tengah kelas

x = rata-rata (mean)

n = jumlah sampel

g) Menentukan nilai baku z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

h) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas interval.

i) Menentukan luas tiap kelas interval (p) dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua dan seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikuytnya.


(37)

42

j) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) menggunakan persamaan di berikut: fe = n x p

k) Mencari harga chi square hitung dengan menggunakan rumus:

l) Membandingkan harga chi hitung dengan chi tabel untuk menentukan nilai normalitas, dengan ketentuan ;

jika chi hitung < chi tabel, maka data berdistribusi normal jika chi hitung > chi tabel, maka data tidak berdistribusi normal

Baik uji prasyarat maupun uji hipotesis pada penelitian ini diolah menggunakan Software Statistic SPSS versi 17.0. Oleh karena hasil pretes dan postes kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji nonparametrik. Uji nonparametrik yang digunakan yaitu uji Wilcoxon.

b. Pengolahan Data Kecakapan Berpikir

Nilai pretes dan postes kecakapan berpikir dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama pada pengolahan tes penguasaan konsep. Untuk mendapatkan data tambahan mengenai kecakapan berpikir siswa maka dilakukan penghitungan gain. Gain dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini:

(Hake dalam Rifki, 2012)

Indeks N-gain (G) yang diperoleh kemudian diinterpretasikan menurut tabel 3.15.

Skor postes – Skor pretes N-gain (G)

Skor maksimum – Skor pretes =


(38)

43

Tri Suci Handayani, 2013

Tabel 3.15 Kategori Indeks Gain Indeks Gain Kategori Gain

G > 0,7 Tinggi 0,3 < G > 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah

c. Menganalisis Data Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Skala Guttman. Skala Guttman adalah skala kumulatif yang digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat jelas dan konsisten terhadap suatu permasalahan (Riduwan, 2012).

Angket yang telah diisi oleh siswa dianalisis untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dalam materi sistem pencernaan manusia. Analisis dilakukan dengan mengubah skor respon menjadi skala persentase. Sebelumnya seluruh pernyataan dikelompokkan menjadi pernyataan negatif dan pernyataan positif. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1) Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa

2) Menghitung persentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria dengan cara sebagai berikut:

3) Melakukan interpretasi jawaban angket dengan mengacu pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.16 Kriteria Interpretasi Skor Persentase Kategori

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Hampir seluruhnya

100% seluruhnya


(39)

44

4. Menafsirkan hasil analisis data

Data hasil analisis diinterpretasikan dan dibahas dengan merujuk pada kajian literatur yang menunjang.

5. Tahap Pengambilan Kesimpulan

Pada tahap ini dilakukan perumusan kesimpulan dengan merujuk pada data analisis statistik dan pembahasan. Kesimpulan yang dibuat mengacu pada pertanyaan penelitian yang telah dibuat dalam Pendahuluan.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Laporan dibuat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan. Laporan menyajikan informasi mengenai pelaksanaan penelitian. Mulai dari perumusan masalah hingga pembuatan kesimpulan.


(40)

45

Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep Korelasi xy = 0,55

Reliabilitas Tes = 0,71 No.

baru No. lama

Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran (%) Kualitas Pengecoh Validitas

Ketera-ngan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran a b c d e Nilai

rx,y

Tafsiran

1 2 25,00 Cukup 33,33 Sedang 0-- 19--- 1-- 10-- 0-- 0,214 - Direvisi

2 3 50,00 Sangat Baik 60,00 Sedang 1- 18** 0-- 6-- 5- 0,381 Signifikan Dipakai 3 5 37,50 Baik 86,67 Sangat mudah 0-- 26** 0-- 0-- 4--- 0,395 Signifikan Dipakai 4 6 0,00 Sangat Buruk 76,67 Mudah 3- 2++ 0-- 2++ 23** -0,073 - Direvisi 5 7 62,50 Sangat Baik 43,33 Sedang 12--- 13** 1-- 3+ 1-- 0,554 Sangat Signifikan Dipakai

6 8 12,50 Buruk 73,33 Mudah 5--- 1- 0-- 22** 2++ 0,099 - Direvisi

7 9 50,00 Sangat Baik 46,67 Sedang 7- 0-- 8-- 14** 1-- 0,470 Sangat Signifikan Dipakai 8 10 50,00 Sangat Baik 80.00 Mudah 24** 3-- 2+ 1+ 0-- 0,384 Signifikan Dipakai 9 11 75,00 Sangat Baik 76,67 Mudah 2++ 23** 0-- 5--- 0-- 0,662 Sangat Signifikan Dipakai 10 12 0,00 Sangat Buruk 16,67 Sukar 0-- 5++ 5** 12-- 8+ -0,027 - Direvisi 11 13 87,50 Sangat Baik 43,33 Sedang 11--- 13** 0-- 6+ 0-- 0,623 Sangat Signifikan Dipakai 12 14 50,00 Sangat Baik 80,00 Mudah 0-- 0-- 2+ 24** 4--- 0,427 Signifikan Dipakai 13 15 0,00 Sangat Buruk 30,00 Sukar 2- 0-- 3+ 16--- 9** 0,401 Signifikan Dipakai 14 16 50,00 Sangat Baik 70,00 Sedang 1- 1- 7--- 21** 0-- 0,296 - Direvisi 15

18

-25,00 Sangat Buruk 33,33 Sedang 5++ 0-- 0-- 15--- 10** -0,098 - Direvisi 16 19 0,00 Sangat Buruk 50,00 Sedang 0-- 0-- 15** 0-- 15--- 0,095 - Direvisi

17 20 12,50 Buruk 66,67 Sedang 0-- 0-- 20** 1- 9--- 0,171 - Direvisi

18 21 62,50 Sangat Baik 76,67 Mudah 1+ 1+ 23** 0-- 5--- 0,458 Sangat Signifikan Dipakai 19 22 12,50 Buruk 96,67 Sangat mudah 0-- 0-- 1--- 0-- 29** 0,319 - Direvisi 20 23 75,00 Sangat Baik 73,33 Mudah 0-- 2++ 22** 1- 4-- 0,587 Sangat Signifikan Dipakai


(41)

46

No. baru

No. lama

Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran (%) Kualitas Pengecoh Validitas

Ketera-ngan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran a b c d e Nilai

rx,y

Tafsiran

21 24 37,50 Baik 46,67 Sedang 0-- 0-- 3+ 14** 13--- 0,245 - Direvisi

22 27 25,00 Cukup 73,33 Mudah 3+ 5--- 22** 0-- 0-- 0,314 - Direvisi

23

28 100,0

0 Sangat Baik 53,33 Sedang 16** 12--- 1- 0-- 1- 0,742 Sangat Signifikan Dipakai 24 29 0,00 Sangat Buruk 93,33 Sangat Mudah 1-- 1-- 0-- 0-- 28** 0,078 - Direvisi 25 30 62,50 Sangat Baik 70 Sedang 0-- 21** 0-- 5--- 4-- 0,541 Sangat Signifikan Dipakai

Keterangan :

** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik

- : Kurang Baik -- : Buruk


(42)

47

Tabel 3.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Kecakapan Berpikir Korelasi x = 0,50

Reliabilitas Tes = 0,67 No.

Baru No. lama

Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran (%) Validitas

Keterangan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai rx,y Tafsiran

1 1 0 Sangat Buruk 65,63 Sedang 0,538 Signifikan Dipakai

2 2 12,50 Buruk 68,75 Sedang 0,507 Signifikan Dipakai

3 5 75,00 Sangat Baik 56,25 Sedang 0,704 Sangat Signifikan Dipakai 4 6 62,50 Sangat Baik 40,63 Sedang 0,616 Sangat Signifikan Dipakai 5 8 87,50 Sangat Baik 40,63 Sedang 0,691 Sangat Signifikan Dipakai 6 11 87,50 Sangat Baik 56,25 Sedang 0,769 Sangat Signifikan Dipakai

7 12 25,00 Cukup 59,38 Sedang 0,568 Signifikan Dipakai


(43)

48

H. Alur Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Kepustakaan

Penyusunan Proposal Pembuatan Instrumen

Instrumen Penguasaan Konsep Insttrumen Kecakapan Berpikir

Angket

Judgement ahli

Tahap Pelaksanaan Seminar Proposal

Uji Coba

Pengurusan Surat Izin Tahap

Persiapan Penelitian

Kelas Kontrol 1. Pre test

2. Pembelajaran konvensional 3. Post test

Kelas Eksperimen 1. Pre test

2. Pembelajaran dengan PBM 3. Post test

Tahap Pengambilan Kesimpulan Tahap Analisis Data dan Pembahasan

Pengumpulan data hasil tes dan pengisian angket

Tahap Penyusunan Laporan


(44)

68

Tri Suci Handayani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat tingkat penguasaan konsep dan kecakapan berpikir yang signifikan antara siswa yang menggunakan PBM dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada sistem pencernaan, baik pretes maupun postes. Sementara dari hasil pengolahan gain untuk tiap indikator kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki capaian kategori yang sama, yaitu kecakapan menggali informasi, mengolah informasi dan mengambil keputusan termasuk kategori rendah dan kecakapan memecahkan masalah termasuk kategori sedang. Tidak adanya perbedaan penguasaan konsep dan kecakapan berpikir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mungkin dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman belajar yang didapatkan, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia, kompetensi guru, serta adanya perubahan lingkungan belajar yang pada awalnya teacher centered ke student centered yang menuntut kebiasaan belajar siswa yang asalnya pasif menjadi aktif.

Siswa kelas eksperimen memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Sehingga model ini dapat diterapkan pada pembelajaran lainnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Metode atau model pembelajaran yang diberikan di kelas agar bervariasi dan bersifat student centered sehingga siswa memiliki kemampuan belajar yang lebih beragam serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan sendiri. Siswa dibiasakan untuk belajar secara mandiri dan menemukan informasi sendiri melalui proses pemecahan masalah agar


(45)

69

kemampuan penguasaan konsep dan kecakapan berpikirnya dapat berkembang. Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis masalah untuk pertama kalinya di kelas, guru sebaiknya memberikan pembiasaan pembelajaran mengenai pemecahan masalah sehingga siswa maupun guru dapat mencapai tujuan utama penggunaan pembelajaran ini.

2. Bagi peneliti lain

Peneliti lainnya dapat menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada konsep biologi lainnya untuk mengetahui kelemahan dari pembelajaran ini sehingga dapat memberikan solusi untuk menyempurnakan penerapan pembelajaran berbasis masalah. Untuk mendapatkan data dan hasil yang valid mengenai pengaruh model ini maka instrumen yang digunakan harus valid. Gunakan instrumen yang telah memenuhi syarat sebagai tes yang baik yaitu, memiliki kriteria validitas dan reliabilitas tes yang baik, tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik pula.


(46)

70

Tri Suci Handayani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu dan Tandogan. (2007). “The Effects of Problem Based Active learning in science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”. Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 3, (1), 71-81

Akcay, B. (2009). “Problem Based Learning in Science Education”. Journal of Turkish Science education.6, (1),26-36

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Edisi Ketujuh dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aziz, A. (2010). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

BSNP. (2006). BSNP :Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

Campbell, N.A., Reece. J.N. dan Mitchell. L.G. (2002). Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Chin dan Chia. (2005). “Implementing Problem Based Learning in Biology”.


(47)

71

Cimer, A. (2012). “What Makes Biology Learning Difficult and Effective: Student’s Views.” Academic Journal.7,(3),61-71.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (life Skill) Melalui Pendekatan Broad-Based Education (BBE). Jakarta: Depdiknas.

Dikmenum. (2005). Kecakapan Berpikir. [online] http//clearinghouse.dikmenum. go.id/ content.php?48sid=68mode (10 Januari 2011)

Kartadinata, S. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Kemal, K.A. (2008). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Bandung: UPI

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia

Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya

Riduwan (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: CV Alfabeta

Sagala. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

Shinya, H. (2011). The Miracle of Enzyme: Self Healing Program. Bandung: Qanita

Slamet. (2002). “ Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan._.(37).


(48)

72

Tri Suci Handayani, 2013

Tn. (2013). “Hubungan Gizi dengan Penyakit Kanker”. Cermin Dunia Kedokteran.17, 3 halaman. Tersedia:http://www.smallcrab.com.html [2 Januari 2013]

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/ai.php?dir.../D%20...Revisi%20Taksonomi%20 Bloom [24Juni 2010]


(1)

48

H. Alur Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Kepustakaan

Penyusunan Proposal Pembuatan Instrumen

Instrumen Penguasaan Konsep Insttrumen Kecakapan Berpikir

Angket

Judgement ahli

Tahap Pelaksanaan

Seminar Proposal

Uji Coba

Pengurusan Surat Izin

Tahap

Persiapan Penelitian

Kelas Kontrol 1. Pre test

2. Pembelajaran konvensional 3. Post test

Kelas Eksperimen 1. Pre test

2. Pembelajaran dengan PBM 3. Post test

Tahap Pengambilan Kesimpulan Tahap Analisis Data dan Pembahasan

Pengumpulan data hasil tes dan pengisian angket


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat tingkat penguasaan konsep dan kecakapan berpikir yang signifikan antara siswa yang menggunakan PBM dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada sistem pencernaan, baik pretes maupun postes. Sementara dari hasil pengolahan gain untuk tiap indikator kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki capaian kategori yang sama, yaitu kecakapan menggali informasi, mengolah informasi dan mengambil keputusan termasuk kategori rendah dan kecakapan memecahkan masalah termasuk kategori sedang. Tidak adanya perbedaan penguasaan konsep dan kecakapan berpikir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen mungkin dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman belajar yang didapatkan, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia, kompetensi guru, serta adanya perubahan lingkungan belajar yang pada awalnya teacher centered ke student centered yang menuntut kebiasaan belajar siswa yang asalnya pasif menjadi aktif.

Siswa kelas eksperimen memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Sehingga model ini dapat diterapkan pada pembelajaran lainnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Metode atau model pembelajaran yang diberikan di kelas agar bervariasi dan bersifat student centered sehingga siswa memiliki kemampuan belajar yang lebih beragam serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan sendiri. Siswa dibiasakan untuk belajar secara mandiri dan menemukan informasi sendiri melalui proses pemecahan masalah agar


(3)

69

kemampuan penguasaan konsep dan kecakapan berpikirnya dapat berkembang. Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis masalah untuk pertama kalinya di kelas, guru sebaiknya memberikan pembiasaan pembelajaran mengenai pemecahan masalah sehingga siswa maupun guru dapat mencapai tujuan utama penggunaan pembelajaran ini.

2. Bagi peneliti lain

Peneliti lainnya dapat menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada konsep biologi lainnya untuk mengetahui kelemahan dari pembelajaran ini sehingga dapat memberikan solusi untuk menyempurnakan penerapan pembelajaran berbasis masalah. Untuk mendapatkan data dan hasil yang valid mengenai pengaruh model ini maka instrumen yang digunakan harus valid. Gunakan instrumen yang telah memenuhi syarat sebagai tes yang baik yaitu, memiliki kriteria validitas dan reliabilitas tes yang baik, tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik pula.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu dan Tandogan. (2007). “The Effects of Problem Based Active learning in science Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept Learning”. Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 3, (1), 71-81

Akcay, B. (2009). “Problem Based Learning in Science Education”. Journal of Turkish Science education.6, (1),26-36

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arends, R.I. (2008). Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Edisi Ketujuh dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aziz, A. (2010). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

BSNP. (2006). BSNP :Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta

Campbell, N.A., Reece. J.N. dan Mitchell. L.G. (2002). Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Chin dan Chia. (2005). “Implementing Problem Based Learning in Biology”.


(5)

71

Cimer, A. (2012). “What Makes Biology Learning Difficult and Effective: Student’s Views.” Academic Journal.7,(3),61-71.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (life Skill) Melalui Pendekatan Broad-Based Education (BBE). Jakarta: Depdiknas.

Dikmenum. (2005). Kecakapan Berpikir. [online] http//clearinghouse.dikmenum. go.id/ content.php?48sid=68mode (10 Januari 2011)

Kartadinata, S. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Kemal, K.A. (2008). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Bandung: UPI

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia

Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya

Riduwan (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: CV Alfabeta

Sagala. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta

Shinya, H. (2011). The Miracle of Enzyme: Self Healing Program. Bandung: Qanita

Slamet. (2002). “ Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan._.(37).


(6)

Tn. (2013). “Hubungan Gizi dengan Penyakit Kanker”. Cermin Dunia Kedokteran.17, 3 halaman. Tersedia:http://www.smallcrab.com.html [2 Januari 2013]

Trianto. (2010). Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media

Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/ai.php?dir.../D%20...Revisi%20Taksonomi%20 Bloom [24Juni 2010]


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

0 11 158

Pengaruh Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan

0 5 303

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Penguasaan Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Interaksi Antara Makhluk Hidup Dengan Lingkungan.

0 4 47

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PADA PENANGANAN OLI BEKAS.

0 5 37

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA KONSEP SPESIASI.

0 0 6

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DEMONSTRASI PEMBEDAHAN HEWAN TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN HEWAN.

0 0 37

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM.

0 1 34

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM.

0 10 44

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

0 0 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

0 0 7