PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

(1)

i

ABSTRAK

Muhammad Donny Fitrah. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Media Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Penelitian ini ditujukan mengetahui : (1) Pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran, model pembelajaran konvensional dengan media video pembelajaran, dan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir mahasiswa biologi Unimed pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog; dan (2) Pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran, model pembelajaran konvensional dengan media video pembelajaran, dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar mahasiswa biologi Unimed pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog. Metode penelitian adalah metode kuasi eksperimen dengan sampel sebanyak 3 kelompok yang ditentukan secara simple random sampling (sampel acak). Setiap kelompok sampel diwakili oleh mahasiswa dari tiga kelas yang berbeda. Kelas yang diambil untuk menjadi sampel adalah kelas pendidikan A, pendidikan B dan Pendidikan Ekstension stambuk 2008. Kelompok A dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan video pembelajaran, kelompok B dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan video pembelajaran, dan kelompok C dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar sebanyak 30 soal; tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 20 soal dalam bentuk pilihan berganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya. Teknik analisis data menggunakan uji Analisis Varians (Anava) dengan bantuan program SPSS 17.0 (SPSS Inc.).

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran, model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media video pembelajaran, dan model pembelajaran konvensional, dengan F = 21,464 dan p = 0,000. (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran, model pembelajaran konvensional dengan menggunakan media video pembelajaran, dan model pembelajaran konvensional, dengan F = 17,206 dan p = 0,000.

Kata Kunci : STAD, Video Pembelajaran, Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis.


(2)

ii

ABSTRACT

Muhammad Donny Fitrah. The Influence STAD Type Of Cooperative Learning Model by Using a Video Media Towards Learning Outcomes And Critical Thinking Ability of Students in Biology State University of Medan. Magister Program of State University of Medan. 2012.

The aim of this research was to find out : (1) the influence of STAD type of cooperative learning model which using a learning video, conventional learning model towards thinking ability of unimed biology students in manufacture of tissue culture media Murashige dan Skoog; and (2) the influence of STAD type of cooperative learning model which using a learning video, conventional learning model towards learning outcomes unimed biology students in manufacture of tissue culture media Murashige dan Skoog. The methode of the research was kuasi experiment with used three groups fo sample which using simple random sampling. Each group is represented by a sample of students from three different classes. Classes are taken to be sampled was class A of education, class B of education and extention education ; 2008 generation. Group A used STAD type of cooperative learning model with using learning video, Group B used conventional learning model which using a learning video, and Group C used conventional learning model. The research instrument was used test (30 items); critical thinking ability test (20 multiple choice) which have been tested by validity, reliability, discrimination test, and difficulty of test. The data analysis technique was used Varians Analysis (Anava) by using SPSS 17.0 (SPSS Inc.) program for helping to analyzed the data.

The result showed that : (1) There is significant influence between result of students learning outcome which using STAD type of cooperative learning model with using a learning video, conventional learning model with using a learning video media, and conventional learning model, with F = 22,472 and p = 0,000. (2) There is significant influence between Critical Thinking Ability of Students which using STAD type of cooperative learning model which using learning video, conventional learning model which using a learning video media, and conventional learning model, with F = 13,778 and p = 0,000.


(3)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Perumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 10

2.1. Kajian Teori 10

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 10

2.1.2. Kemampuan Berpikir Kritis 12

2.1.3. Model Pembelajaran 15

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achievment Divisions) 21

2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 23

2.1.7. Media Pembelajaran 26

2.1.8. Video Pembelajaran 29


(4)

vi

2.2. Kerangka Berpikir 36

2.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran dan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Materi Pembuatan Media Kultur Jaringan

Murashige dan Skoog 36

2.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran dan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Materi Pembuatan Media Kultur Jaringan

Murashige dan Skoog 39

2.3. Pengajuan Hipotesis 41

BAB III. METODE PENELITIAN 42

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 42

3.2. Populasi dan Sampel 42

3.3. Desain Penelitian 43

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 44

3.4.1. Variabel Penelitian 44

3.4.2. Defenisi Operasional 44

3.5. Prosedur Penelitian 46

3.5.1. Perlakuan Kelompok Eksperimen Ayang Memperoleh Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Menggunakan

Video Pembelajaran 47

3.5.2. Perlakuan Kelompok Eksperimen Byang Memperoleh

pembelajaran konvensional dengan Video pembelajaran 48 3.5.3. Perlakuan Kelompok Kontrol Cyang Memperoleh

Pembelajaran Konvensional 49

3.6. Pengontrolan Perlakuan 51

3.7. Teknik Pengumpulan Data 52

3.7.1. Tes Hasil Belajar Mahasiswa. 52

3.7.2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 53


(5)

vii

3.8.1. Uji validitas test 55

3.8.2. Uji Reliabilitas Tes 56

3.8.3. Taraf Kesukaran Tes 56

3.8.4. Daya pembeda tes 57

3. 9. Teknik Analisis Data 60

3.9.1. Analisis Deskriptif 60

3.9.2. Analisis Inferensial 60

3.9.2.1. Uji Prasyarat 60

3.9.2.2. Uji Hipotesis 60

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian 62

4.1.1. Deskripsi Data 62

4.1.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Mahasiswa 62 4.1.1.2. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa 64

4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis 66

4.1.2.1. Uji Normalitas Data. 66

4.1.2.2. Uji Homogenitas Data 67

4.1.3. Pengujian Hipotesis Penelitian 67

4.1.3.1. Hipotesis Pertama 68

4.1.3.2. Hipotesis Kedua 69

4.1.4. Kemampuan Mahasiswa Menjawab Tes Hasil Belajar Pada Materi Pembuatan Media Murasige dan Skoog

Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom 71

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 77

4.2.1. Pengaruh Dari Model Pembelajaran dan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Materi

Pembuatan Media Kultur Jaringan Murashige dan Skoog. 77 4.2.2. Pengaruh Dari Model Pembelajaran dan Video Pembelajaran

Terhadap Kemampuan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Materi Pembuatan Media Kultur Jaringan MS 80


(6)

viii

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN 84

5.1. Simpulan 84

5.2. Implikasi 85

5.3. Saran 87


(7)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Nilai Ujian Final Kultur Jaringan Mahasiswa Jurusan Biologi Unimed stambuk 2006

Tahun Pelajaran 2009/2010. 3

Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Kooperatif. 21 Tabel 2.2. Kriteria Perhitungan Skor Perkembangan. 22 Tabel 2.2. Kriteria Ketiga Kelompok dalam Pembelajaran 23 Tabel 2.3. Perbedaan antara Kelompok Belajar Kooperatif

` dengan Konvensional. 24

Tabel 3.1. Desain Penelitian 43

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 53

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis 54 Tabel 3.4. Ringkasan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes 58 Tabel 3.5. Ringkasan Tingkat Kesukaran dan Daya beda Tes Valid 59 Tabel 4.1. Rata-rata Pretes Hasil Belajar Mahasiswa 62 Tabel 4.2. Rata-rata Postes Hasil Belajar Mahasiswa 63 Tabel 4.3. Rata-rata Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa 64 Tabel 4.4. Rata-rata Postes kemampuan berpikir kritis Mahasiswa 65 Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Kolmogrof-Smirnov . 66


(8)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bingkai Dari Penerapan suatu pendekatan, metode,

dan teknik pembelajaran dalam model pembelajaran. 18

Gambar 2.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale 27

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian 50

Gambar 4.1. Hasil Belajar Mahasiswa 63

Gambar 4.2. Kemampuan berpikir kritis Mahasiswa 65 Gambar 4.3. Pengaruh model pembelajaran dan video pembelajaran

terhadap gain hasil belajar 69

Gambar 4.4. Pengaruh model pembelajaran dan video pembelajaran

terhadap gain kemampuan berpikir kritis 71 Gambar 4.5. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar

berdasarkan ranah kognitif C1 taksonomi Bloom 72 Gambar 4.6. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar

berdasarkan ranah kognitif C2 taksonomi Bloom. 73 Gambar 4.7. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar

berdasarkan ranah kognitif C3 taksonomi Bloom. 74 Gambar 4.8. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar

berdasarkan ranah kognitif C4 taksonomi Bloom. 75 Gambar 4.9. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar

berdasarkan ranah kognitif C5 taksonomi Bloom. 76 Gambar 4.10. Kemampuan mahasiswa menjawab tes hasil belajar


(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan Acara Perkuliahan 92

Lampiran 2. Materi Kultur Jaringan 115

Lampiran 3. Soal Tes Hasil belajar 127

Lampiran 4. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 133 Lampiran 5. Uji coba Validitas Tes Hasil Belajar 140 Lampiran 6. Uji Coba Reliabilitas Tes Hasil Belajar 141 Lampiran 7. Uji Coba Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Tes Hasil Belajar 142

Lampiran 8. Uji coba Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis 143 Lampiran 9. Uji Coba Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis 144 Lampiran 10. Uji Coba Tingkat Kesukaran dan Daya Beda

Tes Kemampuan Berpikir Kritis 145

Lampiran 11. Pretes Hasil Belajar Kelompok STAD dengan

menggunakan Video Pembelajaran 146

Lampiran 12. Postes Hasil Belajar Kelompok STAD Dengan

Menggunakan Video Pembelajaran 148

Lampiran 13. Pretes Hasil Belajar Kelompok Konvensional

Dengan Menggunakan Video Pembelajaran 150 Lampiran 14. Postes Hasil Belajar Kelompok Konvensional

Dengan Menggunakan Video Pembelajaran 152 Lampiran 15. Pretes Hasil Belajar Kelompok Konvensional 154 Lampiran 16. Postes Hasil Belajar Kelompok Konvensional 156 Lampiran 17. Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok STAD

Dengan Menggunakan Video Pembelajaran 158 Lampiran 18. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok STAD

Dengan Menggunakan Video Pembelajaran 160 Lampiran 19. Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok


(10)

xii

Lampiran 20. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok

Konvensional Dengan Menggunakan Video Pembelajaran 164 Lampiran 21. Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok

Konvensional 166

Lampiran 22. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok

Konvensional 168

Lampiran 23. Data Pretes, Postes dan Gain Hasil Belajar dan

Kemampuan Berpikir Kritis 170

Lampiran 24. Deskripsi Pretes Hasil Belajar Mahasiswa 172 Lampiran 25. Histogram Deskripsi Pretes Hasil Mahasiswa 172 Lampiran 26. Deskripsi Postes Hasil Belajar Mahasiswa 173 Lampiran 27. Histogram Deskripsi Postes Hasil Belajar Mahasiswa 173 Lampiran 28. Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa 174 Lampiran 29. Histogram Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir

Kritis Mahasiswa 174

Lampiran 30. Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa 175 Lampiran 31. Histogram Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir

Kritis Mahasiswa 175

Lampiran 32. Deskripsi Gain Hasil Belajar Mahasiswa 176 Lampiran 33. Histogram Deskripsi Gain Hasil Belajar Mahasiswa 176 Lampiran 34. Deskripsi Gain Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa 177 Lampiran 35. Histogram Deskripsi Gain Kemampuan Berpikir

Kritis Mahasiswa

177

Lampiran 36. Penghitungan Normalitas data 178

Lampiran 37. Perhitungan Homogenitas Data (Levene’s Test) 181 Lampiran 38. Pengujian Hipotesis Anova Satu Jalur Gain

Hasil Belajar dan Gain Kemampuan Berpikir Kritis 181

Lampiran 39. Uji Tukey Gain Hasil Belajar 182

Lampiran 40. Uji Tukey Gain Kemampuan Berpikir Kritis 183 Lampiran 41. Garis Besar Program Media (GBPM) 184

Lampiran 42. Naskah Video Pembelajaran 186

Lampiran 43. Dokumentasi Penelitian 196


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran di dalam kelas. Pada proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2010: 1).

Penerapan proses belajar mengajar di Indonesia kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir, padahal ketrampilan berpikir merupakan salah satu modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia. Kemampuan berpikir membuat siswa mengetahui bagaimana suatu konsep dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan ketrampilan berpikir menjadi sangat penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan. Dua faktor penyebab tidak berkembangnya kemampuan berpikir selama ini adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga pengajar lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman pengajar tentang metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir (Sudaryanto, 2008: 1).


(12)

2

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus lingkungan. Hasil belajar merupakan tolak ukur dari keberhasilan proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dengan meningkatnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 11). Diantara berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa, hasil belajar dalam aspek kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan langsung dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran.

Mata kuliah kultur jaringan tergolong ke dalam kelompok bidang kajian teknologi. Materi yang diberikan pada mata kuliah ini adalah dasar-dasar teori kultur jaringan, media kultur jaringan, pembuatan media, beberapa komposisi media, macam-macam teknik kultur jaringan, perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan, pemuliaan tanaman secara invitro, produksi metabolit sekunder. Pada pelaksanaannya banyak materi mata kuliah kultur jaringan ini tergolong baru untuk mahasiswa, yang terkesan monoton, dan bersifat abstrak bagi mahasiswa (Harahap, 2010: 161)

Hasil studi awal yang dilakukan peneliti pada Dosen pengampu mata kuliah kultur jaringan menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa rendah yang dibuktikan dari perolehan nilai ujian final dari empat kelas tahun pelajaran 2009/2010. Nilai rata-rata dari ujian final mahasiswa masih belum bisa mendapatkan nilai B (80-89). Hasil rata-rata nilai ujian final kultur jaringan mahasiswa jurusan biologi Unimed stambuk 2006 tahun pembelajaran 2009/2010 dapat di lihat pada Tabel 1.1.


(13)

3

Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Nilai Ujian Final Kultur Jaringan Mahasiswa Jurusan Biologi Unimed stambuk 2006 Tahun Pelajaran 2009/2010.

Kelas Nilai Nilai Nilai Tertinggi Terendah Rata-rata

Pendidikan A 90 43 70,3 Pendidikan B 90 40 70,4 Pendidikan ekstension 90 50 67,6 Non Kependidikan 90 60 75,3

Sumber : DPNA Mata Kuliah Kultur Jaringan Jurusan Biologi FMIPA Unimed stambuk 2006 Tahun Pelajaran 2009/2010.

Rendahnya hasil belajar mahasiswa dapat disebabkan oleh kurang tepatnya media pembelajaran yang diberikan, pembelajaran berpusat pada dosen, mahasiswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya, sehingga mahasiswa hanya menghafal fakta-fakta dari buku.

Armstrong (2007: 163) melaporkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena banyak melibatkan interaksi antar siswa serta didasarkan pada kerja tim yang heterogen, sehingga individu harus memiliki sikap tanggung jawab, berkomunikasi, mengevaluasi dan saling ketergantungan positif dengan sesama anggota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian Slavin (dalam Rusman, 2011: 205) menyatakan bahwa : pertama, penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat


(14)

4

merealisasikan kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Arsyad (2005: 29) berpendapat agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Levie & Levie (dalam Arsyad, 2005: 31) menyatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar atau visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat dan mengenali kembali.

Pelibatan berbagai organ tubuh mulai telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik) membuat informasi lebih mudah di mengerti (Arsyad, 2004: 50). Deporter (2000: 214) mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30% (visual), dari yang didengarnya hanya 20% (audio), dan dari yang dibaca hanya 10%. Biologi merupakan subjek visual yang sering mengandung urutan proses dinamis yang kompleks dan konsep-konsep abstrak, Oleh karenanya, penggunaan media visual dan audio visual mampu membuat siswa lebih mudah mengerti untuk mempelajari suatu materi.

Kurniawan, dkk (2011: 222) mengemukakan dengan menggunakan media video pembelajaran, siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Video juga dapat digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan prosedur secara utuh


(15)

5

sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langkah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari

Media video dapat digunakan untuk menerangkan program-program formal yang sistematis yang dipakai sebagai bagian integral dari suatu pelajaran sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan ketrampilan gerak, Melalui media video siswa dapat memberikan umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi (Munadi, 2008: 128).

Mahasiswa jurusan biologi stambuk 2008 pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 mengalami penurunan beban sks untuk mata kuliah kultur jaringan, yaitu dari 4 sks yang terdiri dari 3 sks untuk teori dan 1 sks untuk praktik menjadi 2 sks yang mempelajari teori tanpa adanya praktik, hal ini tentunya dapat mengakibatkan kurang maksimalnya pengetahuan mahasiswa mengenai kultur jaringan karena materi kultur jaringan sebagian besar terdiri dari proses, yaitu mulai dari pembuatan media, Pengambilan eksplan, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran sampai aklimatisasi. Kultur jaringan lebih lengkap jika diajarkan dengan mengamati setiap prosedur dalam pembuatan kultur jaringan. Oleh karenanya pengajar diharapkan untuk lebih memanfaatkan media pembelajaran yang ada, salah satunya dengan menggunakan video pembelajaran agar


(16)

6

mahasiswa dapat mengamati setiap proses dalam pengerjaan kultur jaringan secara audio visual.

Dari wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, peneliti mendapatkan informasi bahwa dosen belum menggunakan media video pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Media yang digunakan pada saat pembelajaran masih berupa media visual dengan menggunakan LCD, sehingga diperlukan pengembangan media dalam bentuk audio – visual yang dapat meningkatkan minat belajar, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap proses pembuatan media kultur jaringan.

Berdasarkan fakta di atas, maka penulis berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran kultur jaringan adalah memperhatikan faktor–faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa agar diperoleh pembelajaran yang efektif, mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga hasil belajar mereka akan sejumlah informasi yang akan berdampak pada hasil belajar kognitifnya. Permasalahan tersebut disadari pula bahwa pengaruh pemilihan media pembelajaran dan model pembelajaran merupakan beberapa faktor eksternal yang penting dalam meningkatkan kemapuan berfikir kritis sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa apabila media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik mereka. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran akan dilakukan pada materi pembuatan media kultur jaringan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh fakta yang jelas mengenai pengaruh berfikir kritis dan hasil belajar siswa dari sejumlah informasi yang saling berbeda.


(17)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka masalah diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar kultur jaringan secara rata-rata masih rendah.

2. Mahasiswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran kultur jaringan, diduga karena model pembelajaran dosen selama ini masih didominasi oleh pembelajaran yang berpusat pada dosen (teacher center).

3. Dosen kurang memanfaatkan media pembelajaran.

4. Proses pembelajaran kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan yang perlu dicari jalan pemecahannya sehubungan pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah menggunakan media video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba membatasi permasalahan pada:

1. Materi pelajaran yang dibelajarkan dalam penelitian ini dibatasi dengan materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog (MS).

2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan meliputi tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional yang digunakan dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.


(18)

8

3. Media Pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi disajikan dalam bentuk video pembelajaran yang dikemas dalam program Adobe Primier pro CS3.

4. Hasil belajar merupakan tes hasil belajar yang dibatasi pada ranah kognitif C1-C6 dari materi yang telah ditetapkan.

5. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah dengan cara berpikir kritis. Berpikir kritis diukur dengan tes berpikir kritis Cornell

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan hasil belajar mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog?

2 Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan hasil belajar mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog.


(19)

9

2. Pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog.

1.6. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan media video pembelajaran.

Secara praktis : (1) Penelitian ini dapat dimanfaatkan para guru, dosen maupun lembaga-lembaga pendidikan, sebagai usaha peningkatan variasi untuk pengembangan model pembelajaran dan media pembelajaran di kelas , khususnya dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan media video pembelajaran; (2) Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan dan sebagai masukan dalam pengembangan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas pendidikan; (3) Bagi peneliti lain sebagai bahan masukan untuk memotivasi atau menumbuhkan inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pengembangan model dan media pembelajaran.


(20)

84

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap hasil belajar dari ketiga kelompok mahasiswa. Hasil uji lanjut menunjukkan:

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran tidak berbeda signifikan daripada pembelajaran konvensional dengan menggunakan video pembelajaran.

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik daripada pembelajaran konvensional.


(21)

85

2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap keamampuan berpikir kritis dari ketiga pendekatan. Hasil uji lanjut menunjukkkan :

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik dari pada pembelajaran model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran.

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran tidak berbeda signifikan daripada pembelajaran konvensional dengan menggunakan video pembelajaran

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dikemukakan bahwa hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran dan mahasiswa yang dibelajarkan secara konvensional menggunakan media video pembelajaran lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan model konvensional. Materi pembutan media kultur jaringan Murashige dan Skoog yang banyak menampilkan prosedur seperti prosedur sterilisasi dan pembuatan media Murasige


(22)

86

dan Skoog sangat baik bila ditampilkan di kelas dengan menggunakan media video pembelajaran. Dengan melihat prosedur pembutan media secara utuh akan berdampak positif terhadap hasil belajar dan pada peningkatan kemampuan menggunakan logika untuk berpikir secara kritis.

Video pembelajaran yang digunakan secara tepat akan turut menentukan berhasilnya suatu proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Media video merupakan bagian dari media pembelajaran audio-visual dimana bahan pelajaran dapat divisualisasiskan secara nyata.

Dengan menggunakan media video pembelajaran, siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Penelitian ini juga mempertegas bahwa video berguna untuk memperjelas konsep-konsep abstrak dan proses dinamis dalam pembelajaran kultur jaringan sehingga penting bagi pengajar untuk menghadirkannya dalam proses pembelajaran, namun karena model pembelajaran tidak mempengaruhi secara signifikan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa oleh karenanya perlu digali lagi perpaduan Model Pembelajaran Kooperatif mana yang lebih baik jika dibelajarkan dengan menggunakan media Audiovisual masih mencari media yang lebih baik agar mahasiswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.


(23)

87

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perencanaan, pembuatan dan penggunaan media video pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran harus lebih dioptimalkan, sehingga dapat digunakan dalam proses pembealajaran terutama dalam menjelaskan proses atau prosedur yang ada di dalam materi yang tentunya akan lebih meningkatkan pemahaman siswa di dalam pembelajaran dan meningkatkan minat mahasiswa di dalam proses pembelajaran.

2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran, pendidik dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan agar mahasiswa dapat lebih aktif didalam proses pembelajaran.


(1)

3. Media Pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi disajikan dalam bentuk video pembelajaran yang dikemas dalam program Adobe Primier pro CS3.

4. Hasil belajar merupakan tes hasil belajar yang dibatasi pada ranah kognitif C1-C6 dari materi yang telah ditetapkan.

5. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah dengan cara berpikir kritis. Berpikir kritis diukur dengan tes berpikir kritis Cornell

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan hasil belajar mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog?

2 Apakah ada pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan hasil belajar mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog.


(2)

2. Pengaruh dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog.

1.6. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan media video pembelajaran.

Secara praktis : (1) Penelitian ini dapat dimanfaatkan para guru, dosen maupun lembaga-lembaga pendidikan, sebagai usaha peningkatan variasi untuk pengembangan model pembelajaran dan media pembelajaran di kelas , khususnya dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dan media video pembelajaran; (2) Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan dan sebagai masukan dalam pengembangan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas pendidikan; (3) Bagi peneliti lain sebagai bahan masukan untuk memotivasi atau menumbuhkan inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pengembangan model dan media pembelajaran.


(3)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap hasil belajar dari ketiga kelompok mahasiswa. Hasil uji lanjut menunjukkan:

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik daripada pembelajaran dengan model konvensional.

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran tidak berbeda signifikan daripada pembelajaran konvensional dengan menggunakan video pembelajaran.

 Hasil belajar pembuatan media kultur jaringan Murashige dan Skoog dengan menggunakan model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik daripada pembelajaran konvensional.


(4)

2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran dan video pembelajaran terhadap keamampuan berpikir kritis dari ketiga pendekatan. Hasil uji lanjut menunjukkkan :

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik dari pada pembelajaran model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran.

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran tidak berbeda signifikan daripada pembelajaran konvensional dengan menggunakan video pembelajaran

 Kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran model konvensional dengan menggunakan video pembelajaran lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dikemukakan bahwa hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan video pembelajaran dan mahasiswa yang dibelajarkan secara konvensional menggunakan media video pembelajaran lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan model konvensional. Materi pembutan media kultur jaringan Murashige dan Skoog yang banyak menampilkan prosedur seperti prosedur sterilisasi dan pembuatan media Murasige


(5)

dan Skoog sangat baik bila ditampilkan di kelas dengan menggunakan media video pembelajaran. Dengan melihat prosedur pembutan media secara utuh akan berdampak positif terhadap hasil belajar dan pada peningkatan kemampuan menggunakan logika untuk berpikir secara kritis.

Video pembelajaran yang digunakan secara tepat akan turut menentukan berhasilnya suatu proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Media video merupakan bagian dari media pembelajaran audio-visual dimana bahan pelajaran dapat divisualisasiskan secara nyata.

Dengan menggunakan media video pembelajaran, siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru diharapkan dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Penelitian ini juga mempertegas bahwa video berguna untuk memperjelas konsep-konsep abstrak dan proses dinamis dalam pembelajaran kultur jaringan sehingga penting bagi pengajar untuk menghadirkannya dalam proses pembelajaran, namun karena model pembelajaran tidak mempengaruhi secara signifikan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa oleh karenanya perlu digali lagi perpaduan Model Pembelajaran Kooperatif mana yang lebih baik jika dibelajarkan dengan menggunakan media Audiovisual masih mencari media yang lebih baik agar mahasiswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.


(6)

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perencanaan, pembuatan dan penggunaan media video pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran harus lebih dioptimalkan, sehingga dapat digunakan dalam proses pembealajaran terutama dalam menjelaskan proses atau prosedur yang ada di dalam materi yang tentunya akan lebih meningkatkan pemahaman siswa di dalam pembelajaran dan meningkatkan minat mahasiswa di dalam proses pembelajaran.

2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran, pendidik dapat merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan agar mahasiswa dapat lebih aktif didalam proses pembelajaran.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 5 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIMBINGAN KONSELING MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 3 40

PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PEMBUATAN HERBARIUM DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 24

PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN KULTUR JARINGAN TERHADAP RETENSI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 26

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 12