PENGARUH CITRA PARTAI TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF : survei pada pemilih pemula mahasiswa UPI.

(1)

PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF (Survei Pada Pemilih Pemula Mahasiswa UPI)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

HARITS HIDAYATUL MUSTAFIDZ 1006202

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

HARITS HIDAYATUL MUSTAFIDZ 1006202

Disetujui dan disahkan oleh: 1. Pembimbing

Heny Hendrayati, S.IP,. MM., NIP. 19761011 200501 2 002 2. Ketua Program Studi

Dr. Chairul Furqon, S.Sos., MM., NIP. 19740307 200212 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(3)

Oleh

Harits Hidayatul Mustafidz

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

©Harits Hidayatul Mustafidz 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

PENGARUH CITRA PARTAI TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF

Mahasiswa UPI). Dibawah bimbingan Heny Hendrayati, S.IP,. MM.,

Perkembangan politik di Indonesia yang begitu pesat mengakibatkan tingkat persaingan di antara kandidat maupun partai politik semakin ketat dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu). Partai Golkar sebagai salah satu partai terbesar dan tertua di Indonesia mengalami trend penurunan suara dalam 2 periode pemilu terakhir dan hanya mampu berada di posisi kedua dalam perolehan suara terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra partai Golkar dan keputusan memilih partai Golkar pada pemilih pemula serta sejauh mana pengaruh citra partai terhadap keputusan memilih.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, populasi penelitian merupakan mahasiswa UPI angkatan 2014 yang berjumlah 5000 orang, dan dengan menggunakan rumus slovin, diperoleh jumlah sampel sebanyak 98 responden. Teknik analisis menggunakan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi likeability yang paling dominan dalam citra partai, sedangkan tanggapan mengenai keputusan memilih dimensi media massa yang dominan. Hasil penelitian menunjukan bahwa citra partai berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan memilih. Dari koefisien korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara citra partai dengan keputusan memilih. Hasil perhitungan regresi sederhana menunjukan bahwa besarnya pengaruh citra partai terhadap keputusan memilih adalah sebesar 35,4% sedangkan sisanya 64,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.


(5)

Students). Under Guidance of Heny Hendrayati S.IP., M.M.

Political development in Indonesia was so advanced resulting the level of competition between candidates and political parties is stricter in dealing with the general election. Golkar as one of the largest and the oldest party in Indonesia has undergone a decrease in the trend of the votes in 2 last period of general election and only capable of being second place in the ballot of most. Research aims to understand Golkar's image and decision to vote

Golkar on novice voter, and also to know the impact of party’s image to the voting decision.

Methods used in this research are descriptive and verificative with a quantitative approach. The sample collection technique used in this research is purposive sampling. The populations

of the research are UPI’s students which totaled 5000 people, with the Slovin formula, resulted 98 respondent of samples. The analyzed method is using a simple linier regression.

Result showed that likeability dimension is the most dominant in the party’s image, while the

response about voting decision showed that mass media is the most dominant dimension. The

result also showed that party’s image significantly impacted voting decision. The correlation

coefficient showed there is a medium connection between party’s image and voting decision. The calculation of simple regression resulted the impacts amount of party’s image to the voting decision is 35,4% and the rest is 64,6% impacted by another factor that did not research by the researcher.


(6)

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark no 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pemasaran (Marketing) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pemasaran Politik (Political Marketing)Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Citra (Image) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Perilaku Pemilih (Voter Behavior) . Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Hubungan Citra Partai dengan Keputusan MemilihError! Bookmark not defined. 2.1.6 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.


(7)

3.2.2 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan DataError! Bookmark not defined.

3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Pengujian HipotesisError! Bookmark not defined. 3.6.1 Rancangan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Pengujian Validitas dan Pengujian ReliabilitasError! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Partai Golkar .... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Program Pemasaran Politik Partai GolkarError! Bookmark not defined.

4.1.3 Gambaran Umum Karakteristik dan Pengalaman RespondenError! Bookmark no 4.1.4 Gambaran Variabel Citra Partai (Party Image)Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Partai

Golkar pada Pemilih Pemula Mahasiswa UPIError! Bookmark not defined. 4.1.6 Gambaran Keputusan Memilih (Voting Decision)Error! Bookmark not defined. 4.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan


(8)

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

1.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(9)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan politik di Indonesia yang begitu pesat mengakibatkan tingkat persaingan di antara kandidat maupun partai politik semakin ketat dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu). Para kandidat ataupun partai politik berlomba-lomba untuk meraih dukungan dari masyarakat dengan cara memperkenalkan diri melalui kampanye, iklan atau kegiatan lainnya sehingga akhirnya dapat menarik simpati dan meyakinkan masyarakat untuk memilih mereka.

Pemilihan Umum Legislatif di Indonesia telah dilaksanakan sebanyak sebelas kali. Jumlah partai politik yang menjadi peserta pada setiap Pemilu yang telah dilaksanakan selalu berbeda-beda seperti terlihat pada tabel 1.1. Kecuali pada era Orde Baru tahun 1977-1997 hanya ada 3 partai politik yang menjadi peserta Pemilu yaitu Partai Golkar, PDI dan PPP. Hal tersebut merupakan akibat dari dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar, diadakanlah fusi (penggabungan) partai-partai politik, menjadi hanya dua partai politik (yaitu Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia) dan satu Golongan Karya. (Sumber: http://vivinnagi.blogspot.com/p/sejarah-pemilu.html)


(10)

Tabel 1.1

Jumlah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif di Setiap Periode

Tahun Jumlah

1955 29

1971 10

1977 3

1982 3

1987 3

1992 3

1997 3

1999 48

2004 24

2009 38

2014 12

Sumber: www.wikipedia.org

Berakhirnya era Orde Baru pada tahun 1998 dan beralih ke Era Reformasi menjadi titik awal perkembangan demokrasi di Indonesia. Berubahnya sistem politik yang sebelumnya tri partai menjadi multi partai merupakan alasan utama berdirinya berbagai partai politik sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi dengan bebas karena pada masa Orde Baru hal tersebut sangat dibatasi oleh pemerintah. Akan tetapi setelah berjalannya waktu tidak sedikit partai politik yang tidak mampu bertahan dan akhirnya membubarkan diri karena kalah bersaing dengan partai politik lainnya. Selain itu, berkurangnya partai politik yang ikut serta dalam Pemilu juga dikarenakan semakin ketatnya peraturan yang diterapkan dalam seleksi partai politik untuk menjadi peserta pemilu. Partai-partai yang tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) maka tidak dapat menjadi peserta Pemilu. (Sumber: https://jefrihutagalung.


(11)

wordpress.com/2014/04/08/sejarah-pemilihan-umum-di-indonesia-hingga-pemilu-2014-indonesia-election-2014/)

Tabel 1.2 Partai Politik Pemenang Pemilu Legislatif Tahun

Pemenang Tempat kedua Tempat ketiga Partai politik Jumlah kursi Partai politik Jumlah kursi Partai politik Jumlah kursi

1955 PNI 57 Masyumi 57 NU 45

1971 Golkar 360 NU 56 Parsumi 24

1977 Golkar 232 PPP 99 PDI 29

1982 Golkar 242 PPP 94 PDI 24

1987 Golkar 299 PPP 61 PDI 40

1992 Golkar 282 PPP 62 PDI 56

1997 Golkar 325 PPP 89 PDI 11

1999 PDIP 153 Golkar 120 PPP 58

2004 Golkar 128 PDIP 109 Demokrat 55

2009 Demokrat 150 Golkar 107 PDIP 95

2014 PDIP 109 Golkar 91 Gerinda 73

Sumber: www.wikipedia.org

Pada tabel 1.2 dapat dilihat peringkat 3 besar partai politik yang memperoleh kursi anggota DPR atau dengan kata lain merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak dalam setiap Pemilu Legislatif. Partai Golkar merupakan partai yang paling sering menjadi pemenang dalam Pemilu Legislatif yaitu sebanyak 7 kali. Partai Golkar menjadi partai yang mendominasi pada era Orde Baru ketika Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia dan merupakan figur utama di partai Golkar. Akan tetapi setelah berakhirnya era Orde Baru pada tahun 1998 yang disebabkan oleh adanya gerakan reformasi yang memaksa Soeharto mengundurkan diri, partai Golkar tidak lagi menjadi partai yang mendominasi seperti pada era


(12)

http://news.detik.com/berita/2448933/elektabilitas-golkar-akan-turun-karena-kasus-atut-tapi-tak-seperti-pd)

Pada tanggal 9 Mei 2014 telah dilaksanakan Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Berdasarkan data dari KPU, total ada 6607 kandidat yang menjadi peserta dalam pemilihan anggota DPR yang berasal dari 12 partai politik berbasis nasional untuk memperebutkan 560 kursi DPR pada 77 daerah pemilihan (dapil). Itu artinya, jumlah kursi DPR yang akan diisi hanya 11,8% dari jumlah kandidat. Kesempatan menang tiap kandidat hanya sebesar 8,47%, artinya persaingan untuk memperebutkan kursi DPR sangat ketat dan menuntut setiap kandidat untuk melakukan kampanye yang baik sehingga dapat dikenal dan meyakinkan masyarakat untuk memilihnya.

Persaingan dalam Pemilu Legislatif ini bukan hanya menjadi milik kandidat saja, akan tetapi milik partai politik juga karena sebagaimana dalam pasal 208 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 menetapkan bahwa ambang batas perolehan suara partai politik sekurang-kurang sebanyak 3,5% dari jumlah suara sah secara nasional yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk disertakan dalam penentuan perolehan kursi Anggota DPR. Artinya partai politik yang yang perolehan suaranya kurang dari 3,5% tidak dapat ikut serta dalam parlemen. Hal ini tentu saja menjadi hal yang sangat krusial bagi partai politik karena jika mereka tidak masuk ke dalam parlemen maka mereka tidak dapat terlibat dalam proses penetapan kebijakan-kebijakan


(13)

pada pemerintahan mendatang dan tidak dapat meningkatkan kredibilitasnya melalui kader-kadernya yang ada di parlemen. (Sumber: www.jurnas.com)

Hasil dari Pemilu legislatif tahun 2014 dimenangkan oleh PDIP dan diikuti oleh partai Golkar di tempat kedua dan Gerindra di tempat ketiga perolehan suara terbanyak secara nasional.

Tabel 1.3 Perolehan Suara Partai Politik dalam Pemilu Legislatif 2014 Peringkat Partai Politik Perolehan Suara

Sah

Dalam persen (%)

1 PDIP 23.681.471 18,95 %

2 GOLKAR 18.432.312 14,75 %

3 GERINDRA 14.760.371 11,81 %

4 DEMOKRAT 12.728.913 10,19 %

5 PKB 11.298.957 9,04 %

6 PAN 9.481.621 7,59 %

7 PKS 8.480.204 6,79 %

8 NASDEM 8.402.812 6,72 %

9 PPP 8.157.488 6,53 %

10 HANURA 6.579.498 5,26 %

11 PBB 1.825.750 1,46 %

12 PKPI 1.143.094 0,91 %

Total Jumlah Suara Sah 124.972.491 100 % Sumber: SK KPU NOMOR 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014

Pada tabel 1.3 kita dapat melihat hasil Pemilu Legislatif 2014 dengan PDIP keluar sebagai pemenang karena memperoleh suara terbanyak yaitu sebanyak 23.681.471 atau 18,95% dari total suara sah nasional. PDIP memperoleh kursi terbanyak di parlemen sedangkan PBB dan PKPI tidak dapat memenuhi ambang batas perolehan suara karena mereka hanya memperoleh 1,46% dan 0,91% suara nasional sehingga tidak dapat disertakan dalam parlemen.


(14)

Tabel 1.4 Tabel Perbandingan Hasil Pemilu 2009 dan 2014 Hasil Pemilu 2009 Hasil Pemilu 2014 Keterangan DEMOKRAT 20,85 % DEMOKRAT 10,19 % Turun

GOLKAR 14,45 % GOLKAR 14,75 % Tetap

PDIP 14,03 % PDIP 18,95 % Naik

PKS 7,88 % PKS 6,79 % Turun

PAN 6,01 % PAN 7,59 % Naik

PPP 5,32 % PPP 6,53 % Naik

PKB 4,49 % PKB 9,04 % Naik

GERINDRA 4,46 % GERINDRA 11,81 % Naik

HANURA 3,77 % HANURA 5,26 % Naik

PBB 1,79 % PBB 1,46 % Turun

PKPI 0,90 % PKPI 0,91 % Tetap

NASDEM - NASDEM 6,72 % Baru

Sumber: www.romelteamedia.com

Tabel 1.4 menunjukan perbandingan perolehan suara setiap partai politik pada Pemilu Legislatif 2014 dengan Pemilu Legislatif 2009. Partai Gerindra, PKB dan PDIP merupakan partai yang mengalami kenaikan perolehan suara yang signifikan, sama halnya dengan partai Nasdem yang merupakan partai baru namun dapat meraih suara sebesar 6,72% dan mampu mengungguli partai lain yang telah lama berdiri seperti PPP, PBB, Hanura dan PKPI. Sedangkan partai Demokrat mengalami penurunan jumlah perolehan suara yang sangat besar hingga mencapai 10,66% suara. (Sumber: www.romelteamedia.com)

Menurunnya perolehan suara partai Demokrat merupakan akibat dari menurunnya image atau citra partai tersebut yang disebabkan oleh banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa kader dari partai Demokrat yang ada di pemerintahan. Hal ini diakui sendiri oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan, “Kita harus mengakui secara jujur popularitas Partai Demokrat saat ini sedang menurun. Karena kejujuran


(15)

adalah awal dari keberhasilan, memang benar posisi partai kita sedang menurun”. Beliau juga menambahkan, “Saya mencoba untuk mengetahui, saya mempelajari hasil survei dari lembaga survei yang layak dipercaya, saya juga bertemu para kader yang datang dari seluruh tanah air, saya juga sudah bertukar pikiran dengan orang partai di luar Demokrat. Kesimpulannya adalah karena isu atau terjadinya kasus korupsi yang melibatkan sebagian kecil dari kader Demokrat”. Menurunnya citra partai Demokrat merupakan peluang bagi partai-partai lain untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Gerindra, PDIP, PKB, dan Nasdem merupakan partai yang mampu memanfaatkan peluang tersebut. Partai Golkar yang pada Pemilu Legislatif 2009 menempati peringkat kedua tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut sehingga perolehan suaranya tidak mengalami peningkatan dan tetap berada di peringkat kedua. (Sumber: news.detik.com)

Dalam survei yang dilakukan oleh Poltracking pada Maret 2014 mengenai perilaku pemilih, faktor citra partai dan kinerja partai merupakan faktor kesuksesan partai politik dalam pemilu.


(16)

Gambar 1.1 Faktor Kesuksesan Partai Politik dalam Pemilu Sumber: Laporan Survei Nasional Poltracking Maret 2014

Hasil survei yang dilakukan Poltracking pada gambar 1.1 menunjukan bahwa faktor citra partai dan kinerja partai merupakan faktor kesuksesan partai politik dalam pemilu. Hal ini juga terbukti dengan menurunnya perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu Legislatif 2014 yang diakibatkan oleh menurunnya citra Partai Demokrat dengan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan anggota-anggota Partai Demokrat di pemerintahan.

Dalam Pemilu Legislatif tahun 2014, Partai Golkar tidak dapat meningkatkan perolehan suaranya dan kalah bersaing dengan PDIP. Hal ini dianggap oleh beberapa anggota Partai Golkar seperti Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso disebabkan oleh gagalnya Aburizal Bakrie dalam memimpin partai Golkar dan juga tidak mampu meningkatkan citra partai


(17)

Golkar di masyarakat sehingga tidak mampu menang dalam Pemilu Legislatif 2014.

Selain itu, konflik internal yang terjadi di Partai Golkar semakin memperburuk citra Partai Golkar di masyarakat. Juru bicara poros muda Golkar, Andi Sinulingga menungkapkan, “Citra Golkar juga akan semakin merosot, publik akan bilang mengurus internal sendiri saja enggak beres, bagaimana Golkar mau mengurus bangsa dan negara. Karenanya, maka Partai Golkar di pemilu 2019 pasti akan merosot menjadi partai papan tengah saja”. (Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/06/ poros-muda-golkar-citra-golkar-akan-merosot-jika-terus-berkonflik)

Pengamat Survei Lintas Nusantara, Emrus Sihombing, mengkhawatirkan sebuah partai baru akan muncul sebagai akibat dari terbelahnya kepengurusan Partai Golkar. Dan jika hal itu terjadi, maka Partai Golkar akan dirugikan karena suaranya dalam Pemilu 2019 akan semakin tergerus. (Sumber: http://citraindonesia.com/konflik-golkar-diprediksi-munculkan-partai-baru/)

Hasil survei lainnya yang dilakukan oleh Poltracking pada bulan Maret 2014 mengenai faktor yang menjadi alasan masyarakat dalam memilih suatu partai politik adalah visi, misi, dan program yang baik dari partai tersebut dan juga adanya tokoh yang diidolakan


(18)

Gambar 1.2 Faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap Partai Politik Sumber: Laporan Survei Nasional Poltracking Maret 2014

Dari gambar 1.2, faktor visi, misi dan program kerja partai dan adanya tokoh yang diidolakan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pilihan masyarakat. Partai Golkar menjanjikan adanya peningkatan taraf hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mendorong pengelolaan sumber daya alam. Partai Golkar dalam kampanyenya mensosialisasikan blueprint pembangunan nasional visi Indonesia 2045 yang meniru sistem pembangunan pada masa Orde Baru dan selalu membanggakan era Orde Baru ketika Partai Golkar berjaya. Sedangkan tokoh yang diandalkan oleh Partai Golkar yaitu Aburizal Bakrie yang merupakan Ketua Umum dari Partai Golkar.


(19)

Gambar 1.3 Partai Politik Paling Ideologis dan Memiliki Programnya Jelas Sumber: Laporan Survei Nasional Poltracking Maret 2014

Hasil survei yang dilakukan Poltracking pada gambar 1.3 menunjukkan bahwa masyarakat menilai PDIP lebih baik daripada Partai Golkar dalam hal ideologi maupun program kerja. Ideologi dari PDIP adalah marhaenisme atau kerakyatan. Inti dari ideologi PDIP adalah memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang dikenal dengan Trisakti Bung Karno. Yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan. Sedangkan ideologi Partai Golkar adalah pancasila yang mengutamakan pembangunan dan mensejahterakan rakyat. Namun pada kampanye yang dilakukan keduanya memiliki kesamaan yaitu menekankan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain


(20)

pemasaran politik adalah menentukan segmen pemilih yang menjadi sasaran.

Partai Golkar merupakan peninggalan Orde Baru dan identik dengan sebutan partai orangtua. Hal ini dikarenakan pemilih Partai Golkar mayoritas merupakan orang-orang yang sudah tua ataupun orang-orang yang pernah merasakan era Orde Baru. Partai Golkar sendiri memang menjadikan segmen pemilih tua sebagai segmen yang dituju untuk memperoleh suara. Partai Golkar kurang memperhatikan segmen pemilih muda yang selalu meningkat jumlahnya setiap tahun. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso bahwa sudah saatnya partai golkar menyasar segmen pemilih muda untuk pemilu 2019 nanti. Konsentrasi sebaiknya tak diarahkan ke pemilih tua, namun diarahkan ke pemilih muda. Beliau juga mengatakan bahwa Partai Golkar sampai saat ini memang berfokus pada segmen pemilih yang ditinggalkan Orde Baru, seperti tentara, kalangan Birokrat, masyarakat simpatisan Golkar. (Sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/208130-priyo-golkar-harus-makin-intensif-gapai-pemilih-muda.html)

Partai Golkar kurang memperhatikan segmen pemuda yang mayoritas merupakan pemilih pemula dan juga pemilih muda yang baru pertama kali akan mengikuti Pemilu ataupun pernah sekali atau dua kali mengikuti Pemilu. Segmen pemuda ini merupakan pemilih yang masih duduk di bangku SMU, mahasiswa dan pekerja muda yang berusia 30 tahun ke bawah. Segmen ini merupakan segmen yang sangat potensial karena selalu


(21)

bertambah setiap tahunnya dan belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang partai politik sehingga masih dalam proses penilaian terhadap partai politik.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan, jumlah pemilih pemula Pemilu 2014 yang berusia 17 sampai 20 tahun sekitar 14 juta orang. Sedangkan yang berusia 20 sampai 30 tahun sekitar 45,6 juta jiwa. Ini berarti jumlah pemilih dalam segmen pemuda mencapai 59,6 juta orang. Segmen pemuda ini kurang lebih 33% dari total pemilih sebanyak 185.822.507 orang dalam Pemilu 2014, ini merupakan peluang yang sangat bagus bagi partai politik untuk meningkatkan perolehan suara apabila partai politik jeli melihat peluang tersebut dan dapat memanfaatkannya. (Sumber: www.antara.net.id)

Tabel 1.5 Perbandingan Perolehan Suara Partai Golkar dan PDIP Berdasarkan Segmen Usia dari Hasil Quick Count LSI Segmen Pemilih Berdasarkan Usia

(Tahun) PDIP Golkar

dibawah 19 18,95 % 15,73 %

20-29 16 ,00% 14,21 %

30-39 18,07 % 15,27 %

40-49 20,54 % 16 ,00%

diatas 50 19,13 % 20,33%

Sumber: politik.news.viva.co.id

Dari Tabel 1.5 kita dapat melihat bahwa PDIP hampir unggul di setiap segmen usia dalam Pemilu Legislatif 2014. PDIP hanya kalah oleh Golkar


(22)

era Orde Baru sehingga mereka memilih partai Golkar dengan harapan Indonesia dapat kembali ke masa jaya di era Orde Baru.

Kurangnya perhatian partai Golkar terhadap segmen pemilih muda merupakan suatu kesalahan dalam Pemilu Legislatif 2014 ini. Survei yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia mengenai persepsi pemilih pemula pada pemerintah, korupsi dan pemilu 2014 menunjukan bahwa elektabilitas partai Golkar masih rendah di kalangan pemilih pemula.

Gambar 1.4 Partai yang disukai pemilih pemula Sumber: Transparency International Indonesia Februari 2014

Hasil lain dari survei yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia yaitu berita positif atau negatif yang berkaitan dengan pemilu, partai politik atau tokoh politik paling banyak dipilih sebagai faktor yang dapat mempengaruhi keputusan memilih. Faktor lain seperti saran dari orangtua, perbincangan di media sosial, dan pilihan teman secara berturut-turut mempengaruhi keputusan memilih di kalangan pemilih pemula.

Mahasiswa merupakan bagian dari pemilih pemula yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sehingga umumnya mahasiswa berpikir kritis dalam menanggapi suatu hal. Untuk dapat menarik simpati dari kalangan mahasiswa, partai politik atau kandidat perlu melakukan pemasaran politik


(23)

yang tepat sehingga dapat disukai oleh kalangan pemilih pemula dan membuat citra partai politik tersebut baik di kalangan mahasiswa. Survei yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia menemukan bahwa berita positif atau negatif yang berkaitan dengan pemilu, partai politik atau tokoh politik merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keputusan memilih.

Gambar 1.5 Pengaruh Faktor Pemberitaan Di Media Massa Sumber: Transparency International Indonesia Februari 2014

Untuk menarik dukungan dari pemilih pemula, maka partai politik harus mampu membangun image atau citra partai yang positif sehingga dapat meyakinkan pemilih pemula untuk memilih partai politik tersebut dalam pemilu. Penelitian yang dilakukan Tengku Fardhian, Zulkarnain, dan Alvi (2013) membuktikan bahwa citra partai memiliki pengaruh yang


(24)

Pawito (2009:263) mengatakan bahwa citra positif diyakini sebagai bagian terpenting dari tumbuhnya preferensi-preferensi calon pemilih terhadap partai atau kandidat. Misalnya kalau seseorang memiliki citra yang lebih positif terhadap seorang kandidat tertentu (dibandingkan dengan kandidat-kandidat lainnya yang berkompetisi), maka orang bersangkutan akan memberikan suara terhadap kandidat tersebut.

Sedangkan Firmanzah (2012:231) mengatakan image atau citra politik yang bagus dari suatu partai politik akan memberikan efek yang positif terhadap pemilih guna memberikan suaranya dalam pemilu.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini diberi judul

“Pengaruh Citra Partai Terhadap Keputusan Memilih Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif (Survei Pada Pemilih Pemula Mahasiswa UPI)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Partai Golkar merupakan partai yang telah lama berdiri dan merupakan salah satu partai besar di Indonesia. Namun, dalam dua periode Pemilu terakhir partai Golkar tidak mampu memenangi Pemilu. Partai Golkar hanya mampu berada di posisi kedua, bahkan perolehan suaranya tidak mengalami peningkatan. Tidak seperti partai partai lainnya yang mampu meningkatkan perolehan suaranya dari hasil Pemilu sebelumnya.


(25)

Untuk memenangkan pemilu di periode yang akan datang, partai Golkar harus dapat memperbaiki citra partai sehingga dapat menarik simpati masyarakat dan juga merubah segmen pemilih yang dituju ke segmen yang lebih potensial seperti segmen pemilih muda.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Citra Partai Golkar menurut Mahasiswa UPI? 2. Bagaimana gambaran Keputusan Memilih Partai Golkar di kalangan

Mahasiswa UPI?

3. Sejauhmana pengaruh Citra Partai terhadap Keputusan Memilih pada Mahasiswa UPI?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran Citra Partai Golkar menurut Mahasiswa UPI. 2. Mengetahui gambaran Keputusan Memilih Partai Golkar di kalangan

Mahasiswa UPI.

3. Mengetahui sejauh mana Citra Partai mempengaruhi Keputusan Memilih Mahasiswa UPI.


(26)

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Untuk menambah kontribusi dalam penerapan ilmu manajemen, khususnya manajemen pemasaran yang berkaitan dengan pemasaran politik. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi akademisi lainnya yang ingin meneliti tentang pemasaran politik.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Untuk dijadikan referensi atau masukan bagi Partai Golkar dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kampanyenya dalam mengahadapi Pemilu dan dapat memperbaiki strategi pemasaran politiknya di masa mendatang.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi akademisi lainnya yang ingin meneliti tentang pemasaran politik.


(27)

3.1 Objek Penelitian & Subjek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh dari citra partai terhadap keputusan memilih. Objek dari penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu:

a) Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini sebagai variabel independen adalah citra partai (X)

b) Variabel dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini sebagai variabel dependen adalah keputusan memilih (Y).

Penelitian ini dilakukan terhadap pemilih pemula mahasiswa UPI yang memiliki mengikuti Pemilu Legislatif tahun 2014. Undang-Undang NO. 10 tahun 2008 pasal 19 ayat 1 dan 2 tentang pemilu menyebutkan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga Indonesia yang didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar pemilih dan pada hari pemungutan suara telah genap berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Pemilih pemula adalah golongan penduduk usia 17 tahun hingga 21 tahun, namun ada definisi yang lain yaitu pemilih pemula adalah mereka


(28)

pemula ini adalah mereka yang baru akan mempunyai pengalaman pertama kali di dalam mencoblos pada Pemilu Legislatif 2014.

Subjek dari penelitian ini adalah Partai Golkar yang mengikuti Pemilu Legislatif pada tahun 2014.

3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono 2010:29). Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai citra partai dan keputusan memilih yang diperoleh dari mahasiswa UPI yang mengikuti Pemilu legislatif.

Sedangkan penelitian verifikatif adalah penelitian yang ditujukan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Menurut Hasan (2009:11), “metode verifikatif yaitu menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan statistik”. Penelitian verifikatif akan menguji hipotesis melalui sebuah proses pengumpulan data yang dilakukan dilapangan, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra partai terhadap keputusan memilih.


(29)

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Metode survei digunakan sebagai upaya untuk mengumpulkan data dan informasi dari responden. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh Nana Syaodih (2008:82) bahwa: “Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil”.

Metode survei ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung untuk mendapatkan fakta yang benar yang berhubungan hipotesis penelitian.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian selanjutnya mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.


(30)

Menurut Sugiyono (2010:39) dapat disimpulkan proses penelitian seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimetal karena bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat antara variabel X dan variabel Y.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010:60).

Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

Pengujian Instrumen

Pengembangan Instrumen Populasi

& Sampel

Analisis Data Pengumpulan

Data Perumusan

Hipotesis Landasan

Teori Rumusan

Masalah

Kesimpulan dan Saran


(31)

variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah citra partai (party image).

b. Variabel Dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen atau variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keputusan memilih (voting decision).

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Citra Perusahaan (Partai) Citra perusahaan adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi. Yang Zhang (2009:32)

Likeability  Tingkat kesukaan mahasiswa terhadap Partai Golkar.  Tingkat mengenali

Partai Golkar dibandingkan dengan Partai lainnya.

Ordinal

Competence  Tingkat kinerja partai Golkar dalam meraih suara.  Tingkat penilaian

mahasiswa

mengenai daya saing Partai Golkar.

Ordinal

Quality  Tingkat kualitas Program Kerja Partai Golkar.  Tingkat kualitas

Caleg dari Partai Golkar.

Ordinal

Performance  Tingkat penilaian mahasiswa terhadap


(32)

Mahasiswa

mengenai Visi Partai Golkar.

Responsibility  Tingkat tanggung jawab Partai Golkar untuk mentaati aturan.

 Tingkat kepedulian Partai Golkar kepada rakyat.

Ordinal

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Keputusan Memilih

Perilaku pemilih adalah aktivitas pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan

pengambilan keputusan untuk memilih dan tidak memilih (to

vote or not to vote) di dalam

suatu pemilu maka voters akan memilih atau mendukung kandidat tertentu. Adman Nursal (2004:19)

Interest  Tingkat ketertarikan terhadap program kerja yang ditawarkan Partai Golkar.

 Tingkat ketertarikan terhadap tokoh dari Partai Golkar.

Ordinal

Candidates  Tingkat merasa terwakili oleh Partai.  Tingkat kesamaan

ideologi dengan Partai Golkar.

Ordinal

Mass Media  Tingkat intensitas informasi dari media massa.


(33)

 Tingkat kepercayaan terhadap

pemberitaan di media massa.

Beliefs  Tingkat keyakinan

terhadap partai Golkar.

 Tingkat pengaruh orang lain dalam menentukan pilihan.

Ordinal

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian dapat berasal dari data primer dan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer

Merupakan data yang langsung dapat disajikan sebagai sumber dari penelitian. Data ini diperoleh dari hasil interview dengan pihak yang berkaitan langsung dengan partai golkar sebagai subjek penelitian. Selain itu data diperoleh dari hasil daftar pertanyaan (questionaire) kepada mahasiswa yang mengikuti pemilu legislatif yang dianggap mewakili populasi.

b. Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melihat sumber lain seperti, koran, serta tulisan ilmiah yang dianggap


(34)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain:

a. Wawancara (interview)

Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara tanya-jawab atau komunikasi langsung dengan pihak partai Golkar.

b. Studi Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan, mempelajari buku-buku literatur maupun bahan bacaan lainnya yang dapat membantu dalam penelitian.

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini. Penulis menyebarkan seperangkat daftar pernyataan tertulis mengenai pengaruh citra partai terhadap keputusan memilih partai golkar pada pemilu legislatif. Kuesioner ini disebarkan kepada mahasiswa yang mengikuti pemilu legislatif yang dianggap mewakili populasi.


(35)

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UPI angkatan 2014 yang berjumlah 5000 orang. Mahasiswa UPI angkatan 2014 dipilih karena dapat dipastikan bahwa mereka semua termasuk ke dalam kategori pemilih pemula sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pengumpulan data yang dikarenakan adanya anggota populasi yang tidak termasuk ke dalam kategori pemilih pemula.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena populasi cukup besar, maka untuk mempermudah melakukan penelitian diperlukan sampel yang representatif atau dapat mewakili populasi tersebut.


(36)

Karena jumlah populasi telah diketahui, maka untuk penarikan jumlah sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus Slovin berikut:

� = + ��

Keterangan:

n : Jumlah sampel

e2 : Presisi yang ditetapkan 0,01 N : Jumlah populasi

Berdasarkan rumus Slovin maka dapat diukur besarnya sampel sebagai berikut:

� = +55 . ,

� =5+5

� = , 3

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98 orang.

3.5.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010:122), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Secara spesifik, teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik ini mengambil anggota sampel secara sengaja berdasarkan pertimbangan atau syarat tertentu. Syarat yang ditentukan adalah


(37)

mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti Pemilu dan merupakan angkatan 2014.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Setelah data yang diperoleh melalui kuesioner terkumpul, peneliti akan mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil kuesioner dapat terlihat peranan antara Citra Partai (X) terhadap Keputusan Memilih (Y). Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala likert.

Menurut sugiyono (2010:134), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner.

Dalam pengisian kuesioner, peneliti memberikan nilai terhadap jawaban d alam kuesioner dibagi ke dalam lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor) sebagai berikut:


(38)

Tabel 3.2 Scoring untuk jawaban kuesioner dengan Skala Likert Keterangan Sangat

Setuju (SS)

Setuju (ST)

Ragu-Ragu (RG)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Nilai 5 4 3 2 1

3.6.2 Pengujian Validitas dan Pengujian Reliabilitas

Dalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian instrumen biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. 3.6.2.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:211), “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Intrumen yang valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2010:172). Dengan kata lain, uji validitas ialah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian.


(39)

Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product-Moment Pearson sebagai berikut:

r = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

Keterangan:

� : koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan

: skor item instrumen yang akan digunakan

: skor semua item instrumen dalam variabel tersebut

� : jumlah responden

Tingkat validitas diperoleh dengan membandingkan rhitung dengan

rtabel, apabila nilai rhitung positif serta rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi

5% maka item atau variabel tersebut dikatakan valid, demikian sebaliknya apabila rhitung tidak positif dan rhitung < rtabel maka item atau

variabel tersebut tidak valid.

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for windows. Hasil perhitungan dari uji validitas yang dilakukan kepada 30 orang responden adalah sebagai berikut:


(40)

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Penelitian Variabel X (Citra Partai)

No.

Item Pernyataan r Hitung r Tabel Ket.

Likeability

1. Saya merasa bahwa partai Golkar adalah Partai yang disukai banyak orang.

0,693 0,361 Valid 2. Saya lebih mudah mengenali partai Golkar

dibandingkan dengan partai lain.

0,502 0,361 Valid

Competence

3. Partai Golkar selalu bekerja secara maksimal untuk meraih suara.

0,615 0,361 Valid 4. Partai Golkar adalah pesaing utama bagi

Partai lain dalam Pemilu.

0,727 0,361 Valid

Quality

5. Program Kerja yang ditawarkan partai Golkar sangat baik.

0,618 0,361 Valid 6. Partai Golkar memiliki caleg atau politisi

dengan kualitas yang baik.

0,602 0,361 Valid

Performance

7. Selama ini kinerja partai Golkar sangat baik. 0,491 0,361 Valid 8. Partai Golkar memiliki visi yang jelas untuk

mambangun Indonesia.

0,591 0,361 Valid

Responsibility

9. Partai Golkar tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam Pemilu.

0,696 0,361 Valid 10. Partai Golkar adalah partai yang peduli

kepada rakyat.


(41)

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Penelitian Variabel Y (Keputusan Memilih)

No.

Item Pernyataan r Hitung r Tabel Ket.

Ketertarikan

1. Program Kerja dari partai Golkar membuat saya ingin memilih partai Golkar.

0,815 0,361 Valid 2. Adanya tokoh dari partai Golkar yang saya

sukai membuat saya ingin memilih partai Golkar.

0,678 0,361 Valid

Jumlah Kandidat

3. Saya merasa terwakili oleh partai Golkar. 0,774 0,361 Valid 4. Saya memilih partai Golkar karena memiliki

ideologi yang sama.

0,658 0,361 Valid

Media Massa

5. Saya mendapatkan informasi mengenai partai Golkar melalui pemberitaan media massa.

0,678 0,361 Valid 6. Saya mempercayai pemberitaan positif

mengenai Partai Golkar dan membuat saya memilih Partai Golkar.

0,555 0,361 Valid

Keyakinan

7. Saya yakin bahwa partai Golkar mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia.

0,755 0,361 Valid 8. Saya memilih partai Golkar karena disarankan

oleh teman atau keluarga.

0,451 0,361 Valid

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur konsistensi hasil jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu karakteristik. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan


(42)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut:

� = ( − ) −∑ �� ��

Keterangan:

� : reliabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ �� : jumlah varian butir/item

� � : varian total

Instrumen dikatakan reliabel bila rhitung positif dan rhitung > rtabel

dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Demikian pula sebaliknya apabila rhitung negatif dan rhitung < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak

reliabel. Perhitungan realibilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for Windows.

Berdasarkan jumlah kuesioner yang disebar kepada 30 responden dengan rtabel 0,361. Adapun hasil pengujian realibilitas dalam penelitian

ini ditunjukan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian Variabel X (Citra Partai) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,813 10

Berdasarkan hasil pengujian, nilai rhitung Citra Partai sebesar 0,813 >

rtabel 0,361 maka dapat disimpilkan bahwa item-item instrumen penelitian


(43)

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Penelitian Variabel Y (Keputusan Memilih) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,828 8

Berdasarkan hasil pengujian, nilai rhitung keputusan memilih sebesar

0,828 > rtabel 0,361 maka dapat disimpilkan bahwa item-item instrumen

penelitian tersebut reliabel. 3.6.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menganalisis serta mengukur data dalam proses pengujian hipotesis untuk mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. 3.6.3.1 Method of Succesive Interval (MSI)

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan data ordinal dari hasil kuesioner. b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi kumulatifnya.

c. Megnhitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan tabel normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus “method of succesive interval” Kepadatan batas bawah − Kepadatan batas atas


(44)

3.6.3.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi menurut Sugiyono (2012:228) adalah teknik korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio.

Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat hubungan antara citra partai terhadap keputusan memilih.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya:

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)


(45)

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi pearson’s product moment dengan formula sebagai berikut:

� = n ∑ xiyi− ∑ xi ∑ yi

√{n ∑ xi − ∑ xi }{n ∑ yi − ∑ yi }

(Sugiyono 2013:183) Keterangan:

� = Banyaknya item yang diteliti = Nilai variabel X yaitu Citra Partai

= Nilai variabel Y yaitu Keputusan Memilih

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.6.3.3 Analisis Regresi Sederhana

Pada penelitan ini digunakan analisis regresi untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam


(46)

variabel dependen dan satu variabel independen. Persamaan untuk regresi linier sederhana adalah:

= +

Keterangan:

Y’ = Nilai yang diprediksikan

α = Konstanta atau bilangan harga X = 0 b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b dengan rumus sebagai berikut:

= ∑ X ∑ Y − ∑ X ∑ X Yn ∑ X − ∑ X

=�. ∑ XY − ∑ X ∑ Yn. ∑ X − ∑ X

Keterangan:

α = konstanta (nilai Y pada saat nol) b = koefisien regresi

n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = nilai variabel independen

Y = nilai variabel dependen 3.6.3.4 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain (Santosa & Ashari, 2005:125). Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk berkontribusi


(47)

terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase. Rumusnya adalah sebagai berikut:

�� = � × %

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi 3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelima indikator variabel X yaitu likeability, competence, quality, performance dan responsibility secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan memilih dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F

hitung =

�2 � ⁄ −�2

�−�− ⁄

Keterangan:

F : Pendekatan distribusi probabilitas R : Koefisien determinan

k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel

Dengan syarat:

Ho= b1,b2,b3 = 0 (Citra Partai yang terdiri dari likeability,


(48)

H1= b1,b2,b3 ≠0 (Citra Partai yang terdiri dari likeability,

competence, quality, performance dan responsibility secara serempak berpengaruh terhadap keputusan memilih mahasiswa UPI)

Sedangkan kriteria penolakan hipotesis atas dasar signifikan pada taraf nyata adalah sebagai berikut:

a. Jika Fhitung < �tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan jika


(49)

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kepada pemilih pemula mahasiswa UPI untuk mengetahui pengaruh citra partai terhadap keputusan memilih, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran mengenai citra partai Golkar pada pemilih pemula mahasiswa UPI dilihat dari dimensi-dimensinya yang terdiri dari likeability, competence, quality, performance, dan responsibility secara menyeluruh berada di tingkat yang sedang. Dimensi likeability merupakan dimensi yang mendapatkan penilaian tertinggi dari mahasiswa UPI.

2. Gambaran mengenai keputusan memilih Partai Golkar pada pemilih pemula mahasiswa UPI yang dilihat berdasarkan pertimbangan pertimbangan ketertarikan, jumlah kandidat, media massa, dan keyakinan secara menyeluruh berada di tingkat yang rendah. Dapat dikatakan bahwa tingkat keputusan untuk memilih partai Golkar masih rendah di kalangan pemilih pemula.

3. Terdapat pengaruh antara citra partai terhadap keputusan memilih pada pemilih pemula mahasiswa UPI sebesar 35,4%. Diketahui berdasarkan koefisien korelasi terdapat hubungan yang sedang antara variabel citra


(50)

performance, dan responsibility dengan variabel keputusan memilih yang diukur melalui ketertarikan, jumlah kandidat, media massa, dan keyakinan.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan mengenai citra partai terhadap keputusan memilih pada pemilih pemula mahasiswa UPI, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemecahan masalah dan dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait khususnya bagi partai Golkar.

1. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan memilih adalah citra partai. Partai Golkar saat ini masih berfokus kepada segmen pemilih tua, oleh karena itu pada Pemilu periode berikutnya sebaiknya partai Golkar mulai beralih kepada segmen pemilih muda atau pemula dikarenakan potensi yang ada di segmen tersebut. Untuk meningkatkan minat memilih bahkan keputusan memilih dari maasiswa terhadap partai Golkar maka sebaiknya mengetahui perilaku target market atau dalam hal ini adalah mahasiswa. Salah satunya dengan melihat isu apa yang tengah populer dikalangan mahasiswa untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat program kerja dan juga untuk mengetahui cara seperti apa yang efektif untuk menarik simpati dari kalangan mahasiswa.

2. Meningkat sosialisasi mengenai program kerja dari partai Golkar kepada mahasiswa dikarenakan mahasiswa merupakan pemilih kritis


(51)

dimana program kerja merupakan hal yang paling dipertimbangkan dalam menentukan pilihan.

3. Saran untuk peneliti berikutnya yaitu diharapkan peneliti melakukan studi terhadap pemilih pemula dengan variabel yang berbeda menggunakan variabel penelitian lain seperti segmenting, positioning, personal branding, iklan, promosi atau kampanye yang dapat mempengaruhi keputusan memilih.


(52)

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPD, DPRD. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Alie, Marzuki. (2013). Pemasaran Politik di Era Multipartai. Jakarta: Expose. Ardial. (2010). Komunikasi Politik. Jakarta Barat: PT. Indeks

Ardianto, Elvianaro. (2011). Handbook of Public Relations, Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. (2003). Komunikasi Politik: Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Dewi Haroen. (2014). Personal Branding: Kunci Sukses Berkiprah Di Dunia Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Firmanzah. (2012). Marketing Politik: Antara Pemahaman Dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran. Terjemah oleh Bob Sabran, M.M. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2012). Marketing Management 14th edition. Global edition. Pearson prentice Hall.

Kusnaedi. (2009). Memenangkan Pemilu dengan Pemasaran Efektif. Purwodadi: Duta Media Tama.

Pawito. (2009). Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Cet-8. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(53)

Wasesa, Silih Agung. (2011). Political Branding & Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumber Jurnal:

Andrias, Moh. Ali & Nurohman, Taufik. (2013). Partai Politik Dan Pemilukada (Analisis Marketing Politik Dan Strategi Positioning Partai Politik Pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan. 1 (3), 352-372.

Ikhsan, Ridho Bramulya & Shihab, Muchsin Shagaf. (2010). “Political Marketing Mix dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Mahasiswa Universitas Lampung”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 8.(16). 29-40.

Mujani, Saiful and R. William Liddle. (2010). “Indonesia; personalities parties, and voters”. Journal of Democracy. 21. (2) 35-49.

O’Shaughnessy, Nicholas. (2001). “The Marketing of Political Marketing”. European Journal of Marketing. 35. (9). 1047:1057.

Rini, Endang Sulistya. (2012). “Peran Pemasaran Politik Dalam Mempengaruhi Keputusan Pemilih”. Jurnal Ekonom. 15. (4). 179-188.

Rizal, Syamsul. (2013). “Dimensi Kesadaran Merek dan Keputusan Konsumen Memilih Hermes Palace Hotel di Kota Banda Aceh”. Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis. 1. (1). 27-41.

Sandra, Lidya Joyce. (2013). “Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 Di Media Sosial Twitter”. Jurnal E-Komunikasi. 1. (2). 276-287.

Setiajid. (2011). “Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010”. Integralistik. 1. 18-33

Widagado, Suwignyo. (2014). “Effect of Political Marketing Mix on Constituents Behavior in Selecting Candidates and Political Parties: Theoretical Studies

in Legislative Elections”. International Journal of Business and


(54)

Sumber Internet:

Fernandez, Vivin. (2013). Sejarah Pemilu. [Online]. Tersedia: http://vivinnagi.blogspot.co.id/p/sejarah-pemilu.html. [15 September 2014]

Setiawan, Aries & Tanjung, Erick. (2014). LSI: Golkar Unggul di Kalangan Pemilih Tua. [Online]. Tersedia: http://politik.news.viva.co.id/news/read/495634-lsi-golkar-unggul-di-kalangan-pemilih-tua. [15 September 2014]

Romeltea. (2014). Pemenang Pemilu Legislatif 2014: Gerindra, PDIP, dan PKB. [Online]. Tersedia: http://www.romelteamedia.com/2014/04/pemenang-pemilu-legislatif-2014.html. [15 September 2014]

Sihaloho, Markus Junianto. (2014). Priyo: Golkar Harus Makin Intensif Gapai Pemilih Muda. [Online]. Tersedia: http://www.beritasatu.com/nasional/208130-priyo-golkar-harus-makin-intensif-gapai-pemilih-muda.html. [15 September 2014]

Gatra, Sandro. (2014). Efek Pileg terhadap Pilpres 2014. [Online]. Tersedia: http://nasional.kompas.com/read/2014/05/02/1524549/Efek.Pileg.terhadap.Pilpres .2014. [17 September 2014]

Simandjuntak, Fritze E. (2014). Branding Calon Presiden 2014. [Online]. Tersedia: http://www.rmol.co/read/2014/05/12/154858/. [17 september 2014] AR, Hanta Yuda. (2014). Prediksi Elektabilitas Partai pada Pemilu 2014 dan Tone Pemberitaan 15 Media Mainstream Pada Masa Kampanye. [Online]. Tersedia: http://www.poltracking.com/publikasi/rilis-riset-dan-survei/737-prediksi

-elektabilitas-partai-pada-pemilu-2014-dan-tone-pemberitaan-15-media-mainstream-pada-masa-kampanye. [15 September 2014]

Hutagalung, Jefri. (2014). Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia Hingga Pemilu 2014 (Indonesia Election 2014). [Online]. Tersedia: https://jefrihutagalung.wordpress.com/2014/04/08/sejarah-pemilihan-umum-di-indonesia-hingga-pemilu-2014-indonesia-election-2014/. [17 September 2014] Mad, Kff. (2013). Elektabilitas Partai Golkar Akan Turun Karena Kasus Atut, Tapi Tidak Seperti PD. [Online]. Tersedia: http://news.detik.com/ berita/2448933/elektabilitas-golkar-akan-turun-karena-kasus-atut-tapi-tak-seperti-pd. [17 September 2014]


(55)

Febrianty, Erlyn Herlina. (2014). Analisis Strategi dan Pemasaran Politik yang digunakan Partai Politik untuk Memenangkan Pemilu. [Online]. Tersedia: https://www.facebook.com/notes/erlyn-herlina-febrianty/analisis-strategi-dan-pemasaran-politik-yang-digunakan-oleh-partai-politik-untuk/510791235715414. [20 Oktober 2014]

Hendry. (2010). Uji Validitas dan Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/.

[15 November 2014]

Djamil, Sabron. (2014). Rapimnas Golkar. Matangkan Strategi Pemenangan Pemilu 2014. [Online]. Tersedia: http://sabroncenter.blogspot.com/ 2013/08/golkar-matangkan-strategi-pemilu-2014.html#sthash.u4PhTLFL.dpuf. [4 November 2014]

Kusumawardhani, Hetty. (2012). Positioning dan Pembentukan Citra Partai Politik melalui Koalisi. [Online]. Tersedia: http://hettykusuma.blogspot. com/2012/11/positioning-dan-pembentukan-citra.html. [15 Desember 2014] Widyanto, Guntur. (2014). Pencitraan Melalui Media dan Elektabilitas Partai Politik. [Online]. Tersedia: http://gunturwidyanto.blogspot.com/2014/03/ pencitraan-melalui-media-dan.html. [15 Desember 2014]

Zulfikar, Muhammad. (2015). Poros Muda Golkar: Citra Golkar Akan Merosot Jika Terus Berkonflik. [Online]. Tersedia: http://www.tribunnews.com/ nasional/2015/01/06/poros-muda-golkar-citra-golkar-akan-merosot-jika-terus-berkonflik. [5 Juni 2015]

Raf. (2015). Konflik Golkar Diprediksi Munculkan Partai Baru. [Online]. Tersedia: http://citraindonesia.com/konflik-golkar-diprediksi-munculkan-partai-baru/. [5 Juni 2015]

Wikipedia. (2015). Partai Golongan Karya. [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Golongan_Karya. [5 Juni 2015]

Tokan, Fredryk. (2015). Involusi Politik Partai Golkar. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2015/05/11/involusi-politik-partai-golkar. [7 Juni 2015]


(1)

performance, dan responsibility dengan variabel keputusan memilih

yang diukur melalui ketertarikan, jumlah kandidat, media massa, dan keyakinan.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan mengenai citra partai terhadap keputusan memilih pada pemilih pemula mahasiswa UPI, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemecahan masalah dan dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait khususnya bagi partai Golkar.

1. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan memilih adalah citra partai. Partai Golkar saat ini masih berfokus kepada segmen pemilih tua, oleh karena itu pada Pemilu periode berikutnya sebaiknya partai Golkar mulai beralih kepada segmen pemilih muda atau pemula dikarenakan potensi yang ada di segmen tersebut. Untuk meningkatkan minat memilih bahkan keputusan memilih dari maasiswa terhadap partai Golkar maka sebaiknya mengetahui perilaku target market atau dalam hal ini adalah mahasiswa. Salah satunya dengan melihat isu apa yang tengah populer dikalangan mahasiswa untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat program kerja dan juga untuk mengetahui cara seperti apa yang efektif untuk menarik simpati dari kalangan mahasiswa.


(2)

134

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

PENGARUH CITRA PARTAI TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana program kerja merupakan hal yang paling dipertimbangkan dalam menentukan pilihan.

3. Saran untuk peneliti berikutnya yaitu diharapkan peneliti melakukan studi terhadap pemilih pemula dengan variabel yang berbeda menggunakan variabel penelitian lain seperti segmenting, positioning,

personal branding, iklan, promosi atau kampanye yang dapat


(3)

Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPD, DPRD. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Alie, Marzuki. (2013). Pemasaran Politik di Era Multipartai. Jakarta: Expose. Ardial. (2010). Komunikasi Politik. Jakarta Barat: PT. Indeks

Ardianto, Elvianaro. (2011). Handbook of Public Relations, Pengantar

Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. (2003). Komunikasi Politik: Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi

Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Dewi Haroen. (2014). Personal Branding: Kunci Sukses Berkiprah Di Dunia

Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Firmanzah. (2012). Marketing Politik: Antara Pemahaman Dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Manajemen Pemasaran. Terjemah oleh Bob Sabran, M.M. Edisi 13. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2012). Marketing Management 14th edition. Global edition. Pearson prentice Hall.

Kusnaedi. (2009). Memenangkan Pemilu dengan Pemasaran Efektif. Purwodadi: Duta Media Tama.

Pawito. (2009). Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


(4)

136

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

PENGARUH CITRA PARTAI TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wasesa, Silih Agung. (2011). Political Branding & Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumber Jurnal:

Andrias, Moh. Ali & Nurohman, Taufik. (2013). Partai Politik Dan Pemilukada (Analisis Marketing Politik Dan Strategi Positioning Partai Politik Pada Pilkada Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan. 1 (3), 352-372.

Ikhsan, Ridho Bramulya & Shihab, Muchsin Shagaf. (2010). “Political Marketing Mix dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Mahasiswa Universitas Lampung”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 8.(16). 29-40.

Mujani, Saiful and R. William Liddle. (2010). “Indonesia; personalities parties, and voters”. Journal of Democracy. 21. (2) 35-49.

O’Shaughnessy, Nicholas. (2001). “The Marketing of Political Marketing”.

European Journal of Marketing. 35. (9). 1047:1057.

Rini, Endang Sulistya. (2012). “Peran Pemasaran Politik Dalam Mempengaruhi Keputusan Pemilih”. Jurnal Ekonom. 15. (4). 179-188.

Rizal, Syamsul. (2013). “Dimensi Kesadaran Merek dan Keputusan Konsumen Memilih Hermes Palace Hotel di Kota Banda Aceh”. Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis. 1. (1). 27-41.

Sandra, Lidya Joyce. (2013). “Political Branding Jokowi Selama Masa Kampanye Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2012 Di Media Sosial Twitter”. Jurnal E-Komunikasi. 1. (2). 276-287.

Setiajid. (2011). “Orientasi Politik Yang Mempengaruhi Pemilih Pemula Dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010”. Integralistik. 1. 18-33

Widagado, Suwignyo. (2014). “Effect of Political Marketing Mix on Constituents Behavior in Selecting Candidates and Political Parties: Theoretical Studies

in Legislative Elections”. International Journal of Business and


(5)

Sumber Internet:

Fernandez, Vivin. (2013). Sejarah Pemilu. [Online]. Tersedia: http://vivinnagi.blogspot.co.id/p/sejarah-pemilu.html. [15 September 2014]

Setiawan, Aries & Tanjung, Erick. (2014). LSI: Golkar Unggul di Kalangan

Pemilih Tua. [Online]. Tersedia:

http://politik.news.viva.co.id/news/read/495634-lsi-golkar-unggul-di-kalangan-pemilih-tua. [15 September 2014]

Romeltea. (2014). Pemenang Pemilu Legislatif 2014: Gerindra, PDIP, dan PKB. [Online]. Tersedia: http://www.romelteamedia.com/2014/04/pemenang-pemilu-legislatif-2014.html. [15 September 2014]

Sihaloho, Markus Junianto. (2014). Priyo: Golkar Harus Makin Intensif Gapai

Pemilih Muda. [Online]. Tersedia:

http://www.beritasatu.com/nasional/208130-priyo-golkar-harus-makin-intensif-gapai-pemilih-muda.html. [15 September 2014]

Gatra, Sandro. (2014). Efek Pileg terhadap Pilpres 2014. [Online]. Tersedia: http://nasional.kompas.com/read/2014/05/02/1524549/Efek.Pileg.terhadap.Pilpres .2014. [17 September 2014]

Simandjuntak, Fritze E. (2014). Branding Calon Presiden 2014. [Online]. Tersedia: http://www.rmol.co/read/2014/05/12/154858/. [17 september 2014] AR, Hanta Yuda. (2014). Prediksi Elektabilitas Partai pada Pemilu 2014 dan

Tone Pemberitaan 15 Media Mainstream Pada Masa Kampanye. [Online].

Tersedia: http://www.poltracking.com/publikasi/rilis-riset-dan-survei/737-prediksi

-elektabilitas-partai-pada-pemilu-2014-dan-tone-pemberitaan-15-media-mainstream-pada-masa-kampanye. [15 September 2014]

Hutagalung, Jefri. (2014). Sejarah Pemilihan Umum di Indonesia Hingga Pemilu

2014 (Indonesia Election 2014). [Online]. Tersedia:

https://jefrihutagalung.wordpress.com/2014/04/08/sejarah-pemilihan-umum-di-indonesia-hingga-pemilu-2014-indonesia-election-2014/. [17 September 2014] Mad, Kff. (2013). Elektabilitas Partai Golkar Akan Turun Karena Kasus Atut,

Tapi Tidak Seperti PD. [Online]. Tersedia: http://news.detik.com/


(6)

berita/2448933/elektabilitas-golkar-akan-turun-karena-kasus-atut-tapi-tak-seperti-138

Harits Hidayatul Mustafidz, 2015

PENGARUH CITRA PARTAI TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PARTAI GOLKAR DALAM PEMILU LEGISLATIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Febrianty, Erlyn Herlina. (2014). Analisis Strategi dan Pemasaran Politik yang

digunakan Partai Politik untuk Memenangkan Pemilu. [Online]. Tersedia:

https://www.facebook.com/notes/erlyn-herlina-febrianty/analisis-strategi-dan-pemasaran-politik-yang-digunakan-oleh-partai-politik-untuk/510791235715414. [20 Oktober 2014]

Hendry. (2010). Uji Validitas dan Reliabilitas. [Online]. Tersedia: http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/.

[15 November 2014]

Djamil, Sabron. (2014). Rapimnas Golkar. Matangkan Strategi Pemenangan

Pemilu 2014. [Online]. Tersedia: http://sabroncenter.blogspot.com/

2013/08/golkar-matangkan-strategi-pemilu-2014.html#sthash.u4PhTLFL.dpuf. [4 November 2014]

Kusumawardhani, Hetty. (2012). Positioning dan Pembentukan Citra Partai

Politik melalui Koalisi. [Online]. Tersedia: http://hettykusuma.blogspot.

com/2012/11/positioning-dan-pembentukan-citra.html. [15 Desember 2014] Widyanto, Guntur. (2014). Pencitraan Melalui Media dan Elektabilitas Partai

Politik. [Online]. Tersedia: http://gunturwidyanto.blogspot.com/2014/03/

pencitraan-melalui-media-dan.html. [15 Desember 2014]

Zulfikar, Muhammad. (2015). Poros Muda Golkar: Citra Golkar Akan Merosot

Jika Terus Berkonflik. [Online]. Tersedia: http://www.tribunnews.com/

nasional/2015/01/06/poros-muda-golkar-citra-golkar-akan-merosot-jika-terus-berkonflik. [5 Juni 2015]

Raf. (2015). Konflik Golkar Diprediksi Munculkan Partai Baru. [Online]. Tersedia: http://citraindonesia.com/konflik-golkar-diprediksi-munculkan-partai-baru/. [5 Juni 2015]

Wikipedia. (2015). Partai Golongan Karya. [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Golongan_Karya. [5 Juni 2015]

Tokan, Fredryk. (2015). Involusi Politik Partai Golkar. [Online]. Tersedia: http://kupang.tribunnews.com/2015/05/11/involusi-politik-partai-golkar. [7 Juni 2015]