PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING PADA SISWA KELAS 4 DI SDN TUGU 9 CIMANGGIS DEPOK.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SEKOLAH DASAR
MELALUI PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING
PADA SISWA KELAS 4 DI SDN TUGU 9 CIMANGGIS DEPOK
( Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Semester I pada kelas IV Tahun Pelajaran2012 – 2013 Terhadap Penggolongan Hewan berdasarkan makanannya )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
INDAH NOPININGSIH 1008544
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PAEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SEKOLAH DASAR
MELALUI PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING
PADA SISWA KELAS 4 DI SDN TUGU 9 CIMANGGIS DEPOK
Oleh
INDAH NOPININGSIH 1008457
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 195905081984031002
Pembimbing II
Dr. Hj. Pupun Nuryani, M. Pd NIP. 196205221986032003
Diketahui Oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Dede Somarya, M.Pd NIP. 195803051984031002
(3)
PENUNGKATAN HASIL BELAJAR IPA DALAM PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
( Penelitian Tindakan Kelas Dilakukan di Semester I pada kelas II Tahun Pelajaran 2012 – 2013 di SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Kota Depok Propinsi Jawa Barat)
EUIS DAHLIA RAHMAWATI 1008457
Penelitian ini dilaksanakan, karena dilatarbelakangi fakta di sekolah bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA belum mencapai KKM. Ini terjadi karena proses pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional. Akibatnya siswa pasif dan tidak keratif karena proses pembelajaran yang kurang menarik dan sangat membosankan bagi siswa. Berdasarka hal tersebut salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar IPA yaitu dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, muncullah beberapa permasalahan yaitu: 1.) bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada materi pokok perubahan wujud benda dan sifatnya di kelas 2 SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk meninngkatkan hasil belajar IPA? 2.) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi pokok perubahan wujud benda dan sifatnya di kelas 2 SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses? 3.) Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi pokok perubahan wujud benda dan sifatnya di kelas 2 SD Negeri Tugu 3 Cimanggis Depok ssetelah dikembangkan melalui pendekatan keterampilan proses? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar dan hasil belajar siswa kelas 2 pada pembelajaran IPA di SD Negeri Tugu 3, melalui pendekatan keterampilan proses. Metode yang digunakan adalah PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dalam 2 siklus. Masing – masing siklus terdiri dari 4 langkah dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Tagart yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai alat pengumpul data adalah pedoman observasi dan lembar tes / soal. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses harus disusun secara cermat berdasarkan ciri khusus melalui langkah – langkahmenyajikan pertanyaan / masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Adapun pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Sedangkan hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkata yaitu: pada siklus I rata – rata 69,00 dengan presentase yang mencapai KKM 64.44%, sedangkan pada siklus II nilai rata – rata 89,67 dengan perentase yang mencapai KKM 89%. Hal
(4)
tersebut membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya kepala SD NEGERI TUGU 3 Cimanggis
Depok menerangkan bahwa :
Nama : EUIS DAHLIA RAHMAWATI
NIM : 1008457
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Sekolah Dasar
Telah melakukan penelitian ( PTK ) dalam rangka menulis bahan skripsi dengan
judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Dalam Perubahan Wujud Benda Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas II SDN
TUGU 3 CIMANGGIS DEPOK”.
Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Nopember sampai Desember 2012
Depok, Nopember 2012 Kepala Sekolah
INDRATI, S. Pd NIP. 195412121976042002
(5)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DALAM PERUBAHAN WUJUD BENDA
(6)
SISWA KELAS II SDN TUGU 3 CIMANGGIS DEPOK” adalah karya saya sendiri.
Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan mencontoh dari karya
orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara – cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko apabila dikemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada main dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Desember 2012 Yang Membuat Pernyataan
(7)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala limpahan taufik dan hidayahnya, serta nikmat yang
begitu banyak yang diberikan oleh Allah SWT. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DALAM PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA SISWA KELAS II
SDN TUGU 3 CIMANGGIS DEPOK”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
sarjana pendidikan pada program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini baik penyusun maupun isinya
masih jauh dari kata sempurna, hal tersebut dikarenakan keterbatasan
pengetahuan pengalaman dan kemampuan penulis miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca,
praktisi dan pemerhati pendidikan. Amin.
(8)
( Penulis )
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, akhirnya dengan perjuangan yang panjang skripsi ini
dapat diselesaikan pada waktunya, buah dari kerja keras, kesabaran dan
bantuan semua pihak yang tak terhingga kini terwujud dalam karya
sederhana ini. Untuk itu tepatnya penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah mencurahkan ilmu, waktu, dan bantuan lainnya selama penulis
menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama kepada:
1. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibu Dr. Hj. Pupun Nuryani, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen PGSD Dual Mode UPI Bandung, atas ilmu yang telah
diberikan kepada kami sehingga kami dapat mendapat manfaat dari ilmu
tersebut.
4. Ibu Kepala sekolah dan guru – guru SDN Tugu 3 Cimanggis Depok atas bantuan dan pengertiannya kepada penulis selama menempuh studi.
(9)
5. Indah Nopi Ningsih dan Andri Kurniawan yang selalu membantu dan
mensuport dalam penulisan skripsi ini.
6. Orang tua tercinta, terutama ibunda dan adinda yang selalu mendoakan dan
mendukung secara moral dan moril kepada penulis
7. Suami tercinta ( Mulyadi ) yang selalu mendoakan dan memberi semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Akhirnya, penulis tidak lupa meminta permohonan maaf kepada semua
pihak yang telah banyak membantu ada hal – hal yang dilakukan penulis yang kuranng berkenan. Namun sepenuhnya penulis yakin bahwa Allah
SWT akan membalas semua kebaikan sekecil apapun dengan pahala
yang berlipat ganda. Amiin.
Bandung, Desember 2012 Penulis
EUIS DAHLIA RAHMAWATI 1008457
(10)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama lengkap Euis Dahlia Rahmawati, lebih akrab
dipanggil Euis. Lahir di Jakarta 19 Nopember 1981. Penulis
merupakan anak ke dua dari pasangan Bapak Sukisno, dan
ibu Tati Karwati. Penulis tinggal di Jl. H. Nipan Rt 06 Rw
02 No. 33 Palsigunung Tugu Cimanggis Depok.
Pendidikan formal yang telah dilalui oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. SDN TUGU 9 Cimanggis, lulus tahun 1994
2. SMPN 179 Jakarta, lulus tahun 1997
3. SMUN 106 Jakarta, lulus tahun 2000
4. D2 PGSD DARUL QALAM Jakarta, lulus tahun 2002
5. S1 Pendidikan Agama Islam IPRIJA Jakarta, lulus tahun 2005
Pengalaman mengajar penulis adalah sebagai berikut:
1. Juli 2002 – Julli 2010 mengajar di SDN TUGU 3
2. Pada Oktober 2010 diterima sebagai CPNS dan tetap ditempatkan di SDN
(11)
(12)
(13)
Guru sedang menjelaskan materi kepada para siswa
Siswa secara berkelompok melakukan percobaan dengan alat
–
alat yang ada di meja masing
–
masing.
(14)
(15)
Guru sedang membagikan Lembar Kerja Siswa sebagai panduan
untuk melakukan percobaan
(16)
Guru sedang berkonsultasi dengan observer demi lancarnya
proses pembelajaran
(17)
Guru sedang menyampaikan kesimpulan materi kepada para
siswa diakhir pembelajaran
(18)
Guru sedang berkeliling memantau siswa yang sedang melakukan
percobaan
(19)
Perwakilan siswa dari tiap kelompok sedang memberikan
pendapat dan kesimpulan hasil percobaannya masing
–
masing di depan kelas, yang disaksikan para siswa yang
(20)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SEKOLAH DASAR MELALUI PENDEKATAN STUDENT ACTIVE LEARNING PADA SISWA KELAS 4 DI SDN TUGU 9 CIMANGGIS DEPOK
( Penelitian Tindakan Kelas pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Negeri Tugu 9 Kecamatan Cimanggis Kota Depok )
ABSTRAK
Salah satu permasalahan sekarang yaitu metode mengajar guru yang bersifat kurang aktif, kreatif dan bersifat konvensional. Dari permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan metode pembelajaran Student Active Learning berbasis kartu dalam pembelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Tugu 9. Tujuan penelitian ini adalah mencari jawaban apakah penggunaan metode Student Active Learning berbasis kartu dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas, yang dilakukan dalam 2 siklus. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen Pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), Lembar Kerja Siswa ( LKS ), dan Lembar Post Test, sedangkan Instrumen penelitiannya berupa Lembar Observasi guru dan siswa. Kondisi awal Hasil Belajar hanya mencapai KKM 40 % dan Nilai rata-rata 65 dari 45 siswa, setelah menggunakan metode Student Active Learning berbasis kartu, pada Siklus I terdapat peningkatan, yaitu siswa yang tuntas dalam pembelajaran berjumlah 37 atau 82 %, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berjumlah 8 atau 8 % , Nilai rata-rata yang dicapai adalah 89,23 dengan persentase KKM 82 %. Pada Siklus II, hasil belajar siswa meningkat. Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 42 orang atau 93 % dan siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berjumlah 3 orang atau 7 %, Nilai rata-rata yang dicapai adalah 90,10 dan persentase KKM 98 %. Berdasarkan Standar Penilaian Dirjen Pendidikan Tinggi bahwa Hasil Belajar tersebut tergolong baik sekali. Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa Penggunaan metode Student Active Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa dapat diterapkan dalam proses pembelajaran agar lebih aktif dan menyenangkan bagi siswa.
(21)
ENHANCEMENT OF NATURAL SCIENCES LEARNING ELEMENTARY SCHOOL STUDENT THROUGH
ACTIVE LEARNING APPROACH
STUDENTS IN CLASS 4 IN SDN TUGU 9 CIMANGGIS DEPOK (Classroom Action Research in Natural Sciences Field Studies at Tugu 9 Elementary School Fourth Grade Cimanggis Depok)
ABSTRACT
One of the problems now is that teachers' teaching methods are less active, be creative and unconventional. Of these problems, the researchers used a method based on Active Learning Student learning in science learning card in 4th grade State Column 9. The purpose of this study is to find answers to whether the use of card-based Student Active Learning can improve Student Learning Outcomes. This research study in the form of class action, which was done in two cycles. The instrument used is the Instrument Lessons Learning Implementation Plan (RPP), Student Worksheet (BLM), and Sheet Post Test, while the research instrument in the form of Sheet Observation of teachers and students. Initial conditions KKM Learning Outcomes achieved only 40% and the average value of 65 of the 45 students, after using Student Active Learning method based cards, there is an increase in Cycle I, the students who completed the study amounted to 37 or 82%, while students who have not completed the study amounted to 8 or 8%, the average value achieved was 89.23 with a percentage of 82% KKM. In Cycle II, improved student learning outcomes. Students who completed the study were 42 people or 93%, and students who have not completed the study were 3 people or 7%, the average value is 90.10 and the percentage reached 98% KKM. Standards Based Assessment Directorate General of Higher Education Learning Outcomes such that relatively well. From these results, the authors concluded that the use of Active Learning Student method for improving student learning results can be applied in the process of learning to be more active and enjoyable for students.
(22)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... vii DAFTAR TABEL ... viii BAB I Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
1. Tujuan Umum ... 6
2.Tujuan Khusus ... 7
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Hipotesis Tindakan ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
1. Pendekatan Student Active Learning ... 8
2. Hasil Belajar ... 9
3. Penggolongan hewan berdasarkan makanannya ... 10
BAB II Peningkatan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar melalui
Pendekatan Student Active Learning ... 11 A. Konsep Hasil Belajar ... 11
B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 13
(23)
2. Prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 16
3. Penggolongan Hewan berdasarkan makanannya ... 18
C. Pendekatan Student Active Learning dalam pembelajaran ... 25
1. Pengertian Student Active Learning ... 25
2. Langkah-langkah pembelajaran Student Active Learning ... 26
3. Kelebihan dan Kekurangan Student Active Learning ... 29
4. Peran guru dalam Pembelajaran menggunakan Pendekatan
Student Active Learning ... 30
5. Peran Peserta Didik dalam Pembelajaran menggunakan
Pendekatan Student Active Learning ... 30
D. Penerapan Metode Student Active Learning pada pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33 A. Metode Penelitian ... 33
B. Model Penelitian ... 34
C. Subjek Penelitian ... 38
D. Prosedur Penelitian ... 38
1. Observasi Awal ... 38
2. Tahap Perencanaan ... 39
3. Tahap Pelaksanaan ... 40
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ... .... 43
(24)
1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi ... 44
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 45
3. Analisis Data Hasil Tes ... 47
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 49 A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan ... 69
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75 A. Simpulan ... 75
B. Rekomendasi ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Instrumen Penelitian Siklus I ... 81
B. Instrumen Penelitian Siklus II ... 89
C. Soal Penelitian Siklus I ... 99
D. Soal Penelitian Siklus II ... 104
E. Hasil Penelitian ... 109
F. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
(25)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan konsep pembelajaran alam dan
mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan
minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta
yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya
dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar mampu memahami dan menguasai
konsep – konsep IPA serta keterkaitannya dengan kehidupan nyata. Peserta didik juga mampu menggunakan mememecahkan masalah yang dihadapinya sehingga
lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan penciptanya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sumaji ( 1998:35 ) yang menyatakan bahwa :
Tujuan pembelajaran IPA atau sains agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep – konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya.
(26)
2
Karena itu, perbaikan atau peningkatan adalah semangat yang harus dimiliki
oleh seorang Guru. Prinsip yang harus dimiliki dalam hal ini adalah “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”. Untuk menumbuh kembangkan semangat ini, tidak ada kata lain untukkita kecuali selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang
diinginkan adalah Perbaikan yang menyeluruh yang mengarah kepada Pola
Pendidikan yang terpadu. Tindakan perbaikan tersebut meliputi mempertajam
output siswa yang diinginkan, rekayasa kurikulum agar padu dan
mengembangkan kemampuan siswa, aktivitas pembelajaran yang memberikan
pengalaman belajar dan sistem evaluasi yang menyeluruh yang dapat
menginformasikan keseluruhan hasil belajar siswa.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah metode belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar
harus tepat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang konsep-konsep IPA. Hasil belajar yang baik dapat
diperoleh jika siswa mengalami sendiri proses belajar. Agar siswa aktif dalam
proses pembelajaran dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapi
maka guru hendaknya harus memiliki strategi dan memahami teknik penyampaian
materi atau metode yang tepat.
Dari Observasi awal penulis menemukan hasil belajar dari mata pelajaran
IPA kelas IV Tahun ajaran 2011 /2012 SD Negeri Tugu 9 Kecamatan Cimanggis
Kota Depok hanya 40 % yang dapat melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal
( KKM ), dan 60 % yang belum memenuhi nilai standar KKM yang ditetapkan.
(27)
3
makanannya dari jumlah 45 siswa, Rata-rata nilai yang dicapai hanya 6,5.
Sedangkan KKM yang ditetapkan adalah 70. Karena itu peneliti merasa perlu
adanya perbaikan dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan disekolah agar
dapat membuat kegiatan belajar lebih menyenangkan dan lebih berperan aktif
sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar yang akan dicapai siswa.
Kemudian peneliti melakukan analisis untuk mengetahui penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tersebut. Berdasarkan
analisis yang dilakukan terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran
IPA dikelas IV SDN Tugu 9 Cimanggis Depok antara lain karena :
1. Metode penyampaian materi IPA terjadi satu arah saja yakni terpusat pada guru
yang menggunakan metode ceramah.
2. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Guru tidak menggunakan media.
4. Sumber belajar yang sangat minim.
5. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPA yang cenderung
abstrak.
6. Siswa kurang termotivasi cara mengajar yang membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digunakan model pembelajaran yang
dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan dapat melatih siswa untuk dapat
aktif secara fisik, mental, intelektual dan emosionaltidak hanya terpaku pada
(28)
4
Learning ( SAL ) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut. Usman, ( 2005:22 ) menjelaskan:
Student Active Learning dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan anak secara fisik, mental, intelektual dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam sebuah kelas, kita akan menemukan siswa yang akan baik daya
tangkap terhadap mata pelajaran, bila materi disampaikan dengan dominan suara.
Dia terganggu dengan suara berisik. Lain lagi dengan siswa yang akan baik daya
tangkapnya, bila materi disampaikan secar visual. Dia sangat suka dengan
presentasi yang berurut betul. Ada juga siswa yang senangnya belajar dengan
praktik. Siswa yang dominan pada masing-masing gaya belajar sedikit jumlahnya
disuatu kelas, yang banyak justru siswa yang mamiliki ketiga-tiganya. Jadi
kegiatan belajar itu harus mengandung unsur audio ( mendengarkan ), visual
( melihat ), dan psikomotorik ( gerak ). Hal ini dimaksudkan untuk
mengakomodasi semua gaya belajar yang bervariasi yang ada didalam kelas.
Kalau kegiatan belajar seperti ini, tiada lain jawabannya adalah Belajar Aktif.
Ketika belajar itu aktif, siswa akan banyak beraktivitas. Mereka akan
menggunakan segenap kemampuan otaknya, menggagas ide, memecahkan
masalah dan mencoba mengaplikasikan materi yang pernah mereka dapatkan.
Belajar aktif adalah belajar yang variatif, menyenangkan, penuh gairah, dan
(29)
5
Tiga prinsip dalam Active Learning yang dimodifikasi menjadi Credo Active
Learning :
What I hear, I forget.
( Apa yang saya dengar, saya lupa )
What I hear and see, I remember a little.
( Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit )
When I hear, see and ask questions about our discuss with someone else, I begin to understand.
( Ketika saya mendengar, bertanya tentang diskusi kita dengan orang
lain, saya mulai mengerti ).
What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and skill.
( Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya dapatkan
pengetahuan dan keterampilan ).
What I teach to another, I master.
( Apa yang saya ajarkan kepada yang lain, saya seorang ahli ).
Berdasarkan keadaan diatas penulis merasa perlu untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas mengenai “Peningkatan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Student Active Learning pada Siswa Kelas 4 di SDN
(30)
6
B. Rumusan Masalah
Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh manakah
Peningkatan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar melalui Pendekatan Student Active
Learning pada Siswa Kelas 4 di SDN Tugu 9 Cimanggis Depok.
Masalah Umum tersebut selanjutnya diperinci menjadi perumusan masalah
khusus :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada materi Penggolongan
Hewan dikelas IV SD Negeri Tugu 9 melalui Pendekatan Student Active
Learning ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi Penggolongan
Hewan dan dikelas IV SD Negeri Tugu 9 melalui Pendekatan Student
Active Learning ?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA pada materi
Penggolongan Hewan dikelas IV SD Negeri Tugu 9 melalui Pendekatan
Student Active Learning ?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada konsep Penggolongan hewan pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Tugu 9 kecamatan Cimanggis kota Depok melalui
(31)
7
2. Tujuan Khusus
Secara khusus dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi
Penggolongan Hewan di kelas IV SD Negeri Tugu 9 dengan
pendekatan Student Active Learning.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi
Penggolongan Hewan di kelas IV SD Negeri Tugu 9 dengan
pendekatan Student Active Learning.
3. Untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA pada materi Penggolongan
Hewan di kelas IV SD Negeri Tugu 9 dengan pendekatan Student
Active Learning.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka
mendukung Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 yang berbunyi : “Perencanaan Proses Pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Metode
Pengajaran, Sumber Belajar dan Penilaian Hasil Belajar”. Diharapkan juga penelitian ini bermanfaat bagi Guru Kelas, Kepala Sekolah dengan rincian sebagai
(32)
8
1. Bagi Siswa
Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat belajar secara aktif dan dapat
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis, sehingga dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan
merencanakan dan merekayasa kegiatan pembelajaran yang efektif,
inovatif, dan menyenangkan melalui penerapan pendekatan Student Active
Learning. 3. Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat dapat dijadikan masukan dalam rangka
pembinaan guru agar lebih efektif lagi mengelola kegiatan belajar.
E. Hipotesis Tindakan.
Pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan pendekatan Student Active
Learning dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.
F. Definisi Operasional
1. Pendekatan Student Active Learning
Pendekatan menurut W. Gulo (Siregar, E ; 2007 : 64) di jelaskan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara
siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Perceifal dan
(33)
9
pendekatan pembelajaran. Kategori pendekatan tersebut adalah (1) pendekatan
yang berorientasi guru (teacher oriented) dan (2) pendekatan pembelajaran
berorientasi siswa (learner oriented).
Menurut Usman, ( 2005:22 ) Student Active Learning dapat diartikan
sebagai proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan anak secara fisik,
mental, intelektual dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa
perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
3. Penggolongan hewan berdasarkan makanannya
Menurut Silabus IPA kelas 4 SD/MI Semester 1, penggolongan hewan
berdasarkan makanannya terbagi menjadi kedalam 3 jenis, yaitu :
a. Herbivora : Hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Misalnya sapi, kelinci
panda , kuda, kambing.
b. Karnivora : Hewan pemakan daging. Misalnya harimau, ikan hiu, kucing,
(34)
10
c. Omnivora : Hewan pemakan segala, yaitu tumbuhan dan daging.
Misalnya ayam, bebek dan tikus.
Masing-masing penggolongan hewan itu memiliki ciri-ciri khusus dari bentuk
(35)
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom-Action Research)
yaitu bentuk khusus penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas untuk
menemukan jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
kegiatan belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk
penelaahan atau inquiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta
pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran diri. Penelitian
tindakan kelas mempunyai tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran. (Kasbolah 1999 : 29).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan jenis penelitian yang menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme
guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dengan melihat berbagai
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.
Bahkan Mc Niff (Hermawan,dkk. 2007 : 79) memandang bahwa Penelitian
Tindakan Kelas merupakan bentuk reflektif yang di lakukan oleh guru sendiri
yang hasilnya dapat di manfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan
kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan
(36)
34
Sedangkan menurut Suyanto (Kasbulloh : 1998) Penelitian Tindakan Kelas
adalah cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau
profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas guru akan selalu berupaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas baik dari
sisi interaksi dalam proses pembelajaran, maupun produk/hasil belajarnya. Pendek
kata guru akan mampu memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih
efektif, efisien dan tepat guna.
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antar teori
dan praktek dalam pendidikan Kalau seandainya ada teori yang tidak cocok
dengan kondisi kelasnya, melalui Penelitian Tindakan Kelas guru dapat
mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses maupun produk
pembelajarannya. Melalui Penelitian Tindakan Kelas guru dapat melihat,
merasakan, dan menghayati apakah praktek pembelajaran yang di lakukan selama
ini memiliki efektifitas yang tinggi atau hanya biasa-biasa saja.
Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas dapat di definisikan sebagai suatu
bentuk penelitiaan yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas
secara lebih professional. (Hermawan. 2007 : 79)
B. Model Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis
(37)
35
Gambar 3.1. Tahap-tahap dalam PTK
Model Kurt Lewin ( Sumber Depdikbud, 1999 : 20 )
Berdasarkan gambar diatas, ada empat komponen yang terdapat dalam
penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan ( planning ), tindakan ( action ),
pengamatan ( Observing ), dan Refleksi ( Reflecting ), hubungan dari keempat
komponen tersebut dimaknai menjadi satu siklus. Tahapan / siklus penelitian
dapat dilihat pada uraian berikut :
1. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan
dengan satu tindakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai selama
pembelajaran. Pada tahap perencanaan dipersiapkan RPP, media, instrumen,
dan gambar.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan adalah dengan intervensi
terhadap pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas guru sehari-hari. Pada tahap
Perencanaan
Refleksi Tindakan
(38)
36
ini merupakan pelaksanaan ini merupakan pelaksanaan tindakan dan persiapan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Biasanya pembuatan
rencana belum sepenuhnya dapat mengungkapkan dan memberikan gambaran
tentang pelaksanaan tindakan, mungkin saja pada tahap pelaksanaan ada
hal-hal yang belum terfikirkan dan akan berbeda dengan rencana. Oleh karena itu
pada tahap pelaksanaan, guru dapat menggunakan intervensi atau memberi
tindakan yang belum atau tidak tercantum dalam perencanaan sebelumnya.
Selanjutnya dalam upaya meningkatkan dan melihat keberhasilan dalam setiap
siklus, maka selama kegiatan tindakan dilakukan pengamatan dan evaluasi.
3. Pengamatan ( Observasi )
Pada tahap ini secara lebih operasional adalah untuk mengenal, merekam dan
mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses
pelaksanaan tindakan ataupun dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut.
Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan sudah mengarah pada terjadinya perubahan kearah positif dalam
kegiatan pembelajaran.
4. Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh lalu di analisis untuk kemudian selanjutnya direfleksikan
sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya. Dan juga untuk
menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. Pada tahap refleksi, peneliti
bersama observer mendidkusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan
tindakan. Hasilnya kemudian di refleksi, dan bila perlu merevisi kegiatan
(39)
37
perumusan rencana pembelajaran untuk dilaksanakan pada kegiatan
selanjutnya.
Pada penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas disesuaikan dengan model
yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggart ( Kasbolah, 1988:113 ).
Dalam melaksanakan penelitian dibuat beberapa siklus untuk mempermudah
langkah penelitian. Dimulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi
pustaka, observasi awal, menemukan masalah dan mengidentifikasinya,
merencanakan langkah awal tindakan dan menyusun rencana tindakan,
melakukan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke I, kemudian
merefleksikannya kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan
refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya. Alur penelitian tindakan kelas
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.2.
Alur Penelitian Tindakan Kelas
(40)
38
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tugu 9
kecamatan Cimanggis kota Depok dengan jumlah siswa 45 orang yang terdiri dari
27 siswa perempuan dan 19 siswa laki laki. Usia siswa antara 9 -10 tahun. Secara
domisili, mereka berada disekitar Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota
Depok.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tugu 9 Kecamatan Cimanggis
Kota Depok. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas IV pada pembelajaran
IPA. Penelitian ini dibantu oleh guru lain yang bertindak sebagai observer yang
memberikan saran dan masukan terhadap kekurangan dalam proses penelitian
yang dlakukan dikelas IV. Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama satu
bulan dimulai dari bulan Oktober untuk tahap persiapan sampai dengan bulan
November untuk tahap pelaksanaan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang di tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi Awal :
a. Melaksanakan kegiatan observasi di SD Negeri Tugu 9 kecamatan
Cimanggis kota Depok sebagai tempat penelitian dan di fokuskan pada
pembelajaran sains di kelas IV semester ganjil.
b. Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan selama orientasi dan
observasi, peneliti mengidentifikasi prioritas masalah dari sejumlah
masalah yang ditemukan di lapangan.
(41)
39
1. Mendiskusikan rencana penelitian dengan guru yang di minta
menjadi observer sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( Sains ) di kelas.
2. Merumuskan dan mensimulasikan skenario pembelajaran pada
konsep sumber daya alam dengan menggunakan pendekatan
Student Active Learning.
2. Tahap Perencanaan
a. Pengkajian Standar isi kelas IV tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SDN Tugu 9 Cimanggis Depok, menelaah konsep yang terdapat
dalam mata pelajaran IPA di kelas IV.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan
menggunakan pendekatan Student Active Learning .
c. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan peserta didik
selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Student
Active Learning.
d. Membuat lembar wawancara untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
e. Membuat alat evaluasi yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui
pemahaman peserta didik terhadap konsep yang dipelajari.
3. Tahap Pelaksanaan a. Tindakan I / Siklus 1
1. Setelah memperoleh gambaran keadaan kelas mengenai kemampuan dasar,
(42)
40
tersedia di lakukanlah tindakan I yaitu merancang kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan Students Active Learning untuk 1 kompetensi dasar.
2. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang di
lakukan dengan di fokuskan pada efektifitas pendekatan Students Active
Learning selama kegiatan belajar mengajar berlangsung terhadap motivasi
belajar siswa.
3. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah di lakukan siswa melalui
observasi, dan hasil tes untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
penggunaan pendekatan Students Active Learning dalam pembelajaran.
4. Melakukan perbaikan desain pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi yang
di laksanakan.
5. Refleksi I. Merancang pembelajaran baru dengan aktifitas kegiatan yang
berbeda untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan I sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan pada tindakan II.
b. Tindakan II / Siklus II
1. Setelah di temukan kekurangan sebagai evaluasi pada tindakan I,
peneliti merancang kembali kegiatan pembelajaran dengan merubah
aktifitas kegiatan sesuai aspek-aspek yang belum optimal pada
tindakan ( Siklus I ).
2. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sedang
di lakukan dengan di fokuskan pada efektifitas pendekatan Students
Active Learning selama kegiatan belajar mengajar berlangsung terhadap motivasi belajar siswa.
(43)
41
3. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah di lakukan siswa
melalui observasi, dan hasil tes untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh penggunaan pendekatan Students Active Learning dalam
pembelajaran.
4. Melakukan perbaikan skenario pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi
yang di laksanakan.
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan dalam penelitian
ini di gunakan beberapa instrumen di antaranya :
a. Instrumen Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau
proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP mengambarkan prosedur
dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam
silabus. Adapun tujuan dan manfaat pembuatan RPP yaitu; untuk
memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai
kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai acuan
kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan
(44)
42
individu siswa, karena dirancang secara matang sebelum
pembelajaran.
b. Instrumen Penelitian
Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk
mengobservasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian
tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas.
Lembar Evaluasi
Lembar Evaluasi berisi soal-soal setiap akhir tindakan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar peserta didik terhadap
konsep-konsep yang telah dipelajari.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung proses pembelajaran baik peserta didik maupun guru.
Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh seorang observer, rekan sejawat
yang sama-sama mengajar di SDN Tugu 9.
2. Evaluasi
Evaluasi diadakan secara individual dan kelompok pada setiap tindakan,
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
(45)
43
Wawancara merupakan percakapan antara peneliti dengan siswa didik dan
peneliti dengan observer yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai
tindakan atau tanggapan siswa didik terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Student Active Learning.
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi a. Reduksi Data
Menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang
diperlukan.
b. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yang diperoleh dari Siklus I dan Siklus II dengan
mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktivitas guru dan
siswa yang diharapkan terjadi atau tidak diharapkan terjadi juga untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk
mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai
dengan jenis datanya, misalnya data tentang sarana dan prasarana,
aktivitas siswa, data tentang aktivitas guru dan data tentang hasil
belajar.
(46)
44
Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi,
uraian atau dalam bentuk tabel juga grafik.
d. Interpretasi Data
Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk
tabel atau data dalam bentuk grafik.
e. Refleksi.
Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan
dengan cara melihat kekuatan apa yang sudah diperoleh atau kelemahan
apa yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan dan kelemahan
itu dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan bagaimana cara
mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian ditingkatkan pada
tindakan berikutnya.
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes a. Skoring
Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa. Tiap-tiap butir soal yang dijawab oleh siswa diberi skor sesuai dengan lengkap
tidaknya jawaban yang diberikan, dengan rumus :
Jumlah jawaban benar
Seluruh siswa
Penilaian terhadap jawaban siswa. Setelah penskoran tiap butir jawaban, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang
diperoleh oleh masing-masing siswa.
X 100%
(47)
45
Pengelompokan nilai tes dengan rentang nilai tertentu. Setelah penskoran lalu skor hasil tes dikelompokan dengan rentang nilai
tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian ranah
kognitif siswa.
b. Menghitung Rata-rata
Rata-rata hitung hasil belajar ( post test ), dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
∑
x
n
Keterangan : X = Rata – rata hitung
∑
x
=Skorn
= Banyaknya Data Penentuan nilai rata-rata tes dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal,
yaitu jika > 85 % siswa memperoleh skor > 70 % dari skor total.
∑Swa
∑Swa
tot
Keterangan :Ketuntasan belajar = ketuntasan belajar secara klasikal X =
(48)
46
∑Swa = siswa yang memperoleh tingkat penguasaan >70%
∑Swa
tot
= Jumlah Siswa
3. Analisis Data Hasil Tes 1. Skoring
Kriteria penilaian pada Post Test Siklus I dan Siklus II adalah berupa
uraian yang berjumlah 10 soal, dimana setiap soal mempunyai bobot
skor 10 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor
maksimum yang dapat diperoleh adalah 100.
2. Nilai Rata-rata
Hasil akhir Post Test ( nilai rata-rata ) dikelompokkan menjadi
beberapa kategori sebagai berikut :
Tabel 3.1
Persentase Nilai dan Kategorinya
Berdasarkan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud Th. 1989
NO NILAI PERSENTASE KATEGORI
1 > 9 > 90 % Baik Sekali
2 7,0 – 8,9 70 % - 89 % Baik
3 5,0 – 6,9 50 % - 69 % Cukup
4 3,0 – 4,9 30 % - 49 % Kurang
(49)
47
Sedangkan untuk Persentase KKM dapat dikelompokkan menurut
kategori sebagai berikut :
Tabel 3.2 Persentase KKM
Berdasarkan Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud Th. 1989
No Persentase Kategori
1. 75 % - 100 % Berhasil ( Tuntas )
(50)
74
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah peneliti sampaikan pada Bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan pada metode pembelajaran Student Active Learning ini
meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Dimana dalam proses kegiatan inti terdapat 7 tahapan yang harus dilaksanakan
berupa Orientasi, Pembentukan kelompok, Penugasan , Eksplorasi ,
Presentasi materi dalam kelas, Refleksi dan umpan balik , serta Evaluasi formatif . ke tujuh tahapan inilah yang nantinya akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar menggunakan metode Student Active Learning.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran setelah menerapkan metode Student Active Learning
berbasis kartu terasa lebih kondusif. Dengan dilaksanakannya tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaan, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran pun meningkat. Siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam
belajar karena dilibatkan secara aktif lewat permainan kartu. Selain itu,
pembelajaran terasa lebih bermakna ketika guru tidak hanya sekedar memberi
(51)
sehari-75
hari. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengalaman secara langsung untuk
menemukan konsep IPA.
c. Hasil Belajar
Setelah diterapkannya metode Student Active Learning berbasis kartu
hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal KKM
yang dicapai dari 45 siswa yaitu 40 % dengan Nilai rata-rata 65, sedangkan
pada pelaksanaan Siklus I mengalami peningkatan KKM menjadi 82 % dengan
Nilai rata-rata 89,23 kemudian pada Siklus II semakin meningkat dengan KKM
(52)
76
B. Rekomendasi 1. Bagi siswa
Dalam proses pembelajaran, siswa sebaiknya lebih aktif dan mandiri. Tidak perlu takut dalam mengemukakan pendapat ataupun dengan
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
2. Bagi guru
a. Guru diharapkan dapat menggunakan metode Student Active Learning
berbasis kartu sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru diharapkan dapat mempererat hubungan baik antara guru dengan
siswa, maupun siswa dengan siswa.
c. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik, seperti
metode pendekatan dalam kelas, memotivasi siswa dan
persiapan-persiapan lainnya.
d. Guru harus lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut
berpartisipasi dalam pembelajaran.
e. Guru diharapkan dapat menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa
untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
f. Guru dapat lebih mengeksplor metode-metode pembelajaran lainnya,
(53)
77
1. Bagi Siswa
a. Sekolah diharapkan dapat memberikan pelatihan atau pengarahan kepada
guru untuk dapat mengeksplor metode-metode pembelajaran dalam
rangka meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.
b. Sekolah diharapkan menunjang alat peraga yang dapat digunakan dalam
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Aqib, Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung : YRAMA WIDYA.
Departemen Pendidikan Nasional.(2007) . Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : BP. Cipta Jaya.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 250-25.
( http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/02/inisiasi_pengembangan_ pembelajaran _ipa_1.pdf).
( Muhtadi, http:// staff.uny.ac.id ).
Kasbollah E.S, Kasihani.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen
Pendidikan Tinggi
Kunandar. (2010). Langkah mudah penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 tahun 2005, Pasal 20 tentang Standar Nasional Pendidikan .
Sudjana, Nana (1990) . Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisus.
Sunarto, Rachmat.(2004) Sains Sahabatku. Jakarta : Ganeca Exact.
Tim Bina Prestasi.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Bogor : CV. Bina Pustaka.
(55)
Wahyono, Nurachmandani.(2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Bandung : Pusat Perbukuan.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press, 2003.
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah peneliti sampaikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan pada metode pembelajaran Student Active Learning ini meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dimana dalam proses kegiatan inti terdapat 7 tahapan yang harus dilaksanakan berupa Orientasi, Pembentukan kelompok, Penugasan , Eksplorasi ,
Presentasi materi dalam kelas, Refleksi dan umpan balik , serta Evaluasi formatif . ke tujuh tahapan inilah yang nantinya akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar menggunakan metode Student Active Learning.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran setelah menerapkan metode Student Active Learning
berbasis kartu terasa lebih kondusif. Dengan dilaksanakannya
(2)
75
hari. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengalaman secara langsung untuk menemukan konsep IPA.
c. Hasil Belajar
Setelah diterapkannya metode Student Active Learning berbasis kartu hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal KKM yang dicapai dari 45 siswa yaitu 40 % dengan Nilai rata-rata 65, sedangkan pada pelaksanaan Siklus I mengalami peningkatan KKM menjadi 82 % dengan Nilai rata-rata 89,23 kemudian pada Siklus II semakin meningkat dengan KKM mencapai 98 % dan Nilai rata-rata 90,10.
(3)
B. Rekomendasi 1. Bagi siswa
Dalam proses pembelajaran, siswa sebaiknya lebih aktif dan mandiri.
Tidak perlu takut dalam mengemukakan pendapat ataupun dengan mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
2. Bagi guru
a. Guru diharapkan dapat menggunakan metode Student Active Learning
berbasis kartu sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
siswa tidak hanya memperoleh konsep materi tetapi juga bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru diharapkan dapat mempererat hubungan baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.
c. Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan baik, seperti metode pendekatan dalam kelas, memotivasi siswa dan persiapan-persiapan lainnya.
d. Guru harus lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.
e. Guru diharapkan dapat menggunakan alat peraga yang ada disekitar siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
(4)
77
1. Bagi Siswa
a. Sekolah diharapkan dapat memberikan pelatihan atau pengarahan kepada guru untuk dapat mengeksplor metode-metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didiknya.
b. Sekolah diharapkan menunjang alat peraga yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Aqib, Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung : YRAMA
WIDYA.
Departemen Pendidikan Nasional.(2007) . Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : BP. Cipta Jaya.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 250-25.
( http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/02/inisiasi_pengembangan_ pembelajaran _ipa_1.pdf).
( Muhtadi, http:// staff.uny.ac.id ).
Kasbollah E.S, Kasihani.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi
Kunandar. (2010). Langkah mudah penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rajawali Press.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 tahun 2005, Pasal 20
tentang Standar Nasional Pendidikan .
Sudjana, Nana (1990) . Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
(6)
Wahyono, Nurachmandani.(2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
kelas IV. Bandung : Pusat Perbukuan.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press, 2003.