PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG.

(1)

No. Daftar FPEB : 376/UN 40.7.D1/LT 2013

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Pada Siswa SMK Pasundan I Kota Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

OLEH :

AISA JULIA MASETI

0900905

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG

Aisa Julia Maseti

Pembimbing : Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M., ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa Akuntansi di SMK Pasundan I Kota Bandung, khususnya X Akuntansi 2. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa yaitu model pembelajaran, dimana pada penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan I Kota Bandung. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan sampling purposive. Metode penelitian menggunakan metode one-group pretest-posttest design dengan pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui motivasi belajar siswa sebelum diterapkannya treatment adalah termasuk kategori sedang, yaitu 18 siswa atau 45% pada kategori sedang, 15 siswa atau 37,5% pada kategori tinggi dan 7 siswa atau 17,5% berada pada kategori rendah. Sesudah guru menerapkan treatment, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu termasuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan 19 siswa atau 47,5% berada pada kategori tinggi, 15 siswa atau 37,5% pada kategori sedang dan 6 siswa atau 15% pada kategori rendah.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Motivasi Belajar Siswa.

AN APPLICATION OG COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TYPE TO IMPROVE STUDENT MOTIVATION AT SMK PASUNDAN 1 BANDUNG CITY


(7)

Aisa Julia Maseti

Conselor : Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M.,

ABSTRACT

This study aims to determine the increase in motivation to learn before and after the implementation of cooperative learning model jigsaw.

An issue to be studied in this research is the study motivation of accounting program students in SMK Pasundan 1 Bandung, specifically on class X Accounting 2. This research focus on learning model which become one of the factors that have a relationship with student motivation. The learning model used in this research is a cooperative learning jigsaw.According to the issue, the subject matter in this research is how the application of jigsaw type learning model can increase X.2 students’ study motivation in SMK Pasundan 1 Bandung. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Besides, this research used one-group pretest-posttest design method with quantitative approach.

Based on the result, it is found that students’ study motivation before applying the treatment is categorized as moderate: 18 students or 45% belongs to moderate category, 15 students or 37.5% belongs to the high category and 7 students or 17.5% belongs to the low category. After the teachers applied the treatment, there is an increase of students’ study motivation which is categorized as high category. This is indicated by 19 students or 47.5% were in the high category, 15 students or 37.5% were in the category and 6 students or 15% were in the low category.

Keywords: Cooperative learning, Jigsaw type, Students’ study motivation.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Siswa SMK Pasundan I Kota Bandung”.

Skripsi ini dibuat untuk salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, sedangkan secara umum untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran tipe jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Segala saran dan kritik yang membangun penulis tunggu demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Terimakasih.

Bandung, September 2013


(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Walau bagaimanapun, penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa ridho-Nya. Shalawat serta salam selalu terhaturkan untuk suri tauladan terbaik yaitu Nabi Muhammad Saw, semoga safaatnya dapat menyelamatkan dunia akhirat kita selaku umatnya.

Pada kesempatan kali ini, perkenankan penulis mengucapkan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bapak Dr. Kurjono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi.

4. Ibu Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M., dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan arahan penuh serta motivasi hingga skripsi ini rampung disusun;

5. Ibu Imas Punamasari, S.Pd., M.M., pembimbing akademik yang telah banyak memberikan cinta, kasih dan inspirasi;

6. Kedua orang tua yang luar biasa yaitu H. Azhar Zainal (alm) dan Hj. Azliati, S.Pd., terimakasih untuk segala doa, dukungan dan cintanya;


(10)

7. Kakak ku yang tersayang, Dian Fitria Maseti, S.Pd dan adik ku tercinta, Irda Triani Maseti yang telah menjadi pelipur disaat lara dan berbagi dalam suka maupun duka. Untuk dua keponakan ku yang manis, Zeva Adha Ali Zanza Harahap dan Kyo Ramadhana Harahap yang selalu membawa kecerian, serta untuk kakak ipar ku, Edy Susilo Harahap, S.P

8. Bapak Maryono, S.Pd., guru mata pelajaran Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang telah banyak membantu selama proses penelitian;

9. Siswa-siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang telah mmbantu dan memberikan kesan yang manis selama proses PPL dan penelitian berlangsung;

10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 09: Ramlah, Febriana, Restu, Adhita, Lokita, Rully, Nunung, Merry, Nurul Barkah, Yora, Fynesha, Dewi, Sonia, Riany, Anis, Ghandy, Isti Umi, Ayu, Azis dan semua yang tidak bisa Saya sebutkan satu-persatu, semangat berjuang!

11. Sahabat-sahabat tercinta: Syukri, Winda, Desviyana, Ayu Novia, Anggi, M.Ikhsan, Heri Permana, Ayu Tifany, M.Khairul, M.Syeldy, dll.

12. Sahabat Blog Of Friendship (BLOOF) Bandung: Kang Qefy, Kang Aan, Fita, Teh Irma, Teh Andin, Kang Yudhi, Estika, Mas Amal, dll. 13. Teman-teman hangout, Yana, Gita, Nita, Gina, Kalian luar biasa.


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMAKASIH……...………. iv

DAFTAR ISI……… vi DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GRAFIK……… xi BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Sifat Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Error! Bookmark not

defined.

2.1.6 Upaya Peningkatan Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not

defined.

2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... Error!

Bookmark not defined.

2.3 Jurnal Khusus ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pengertian Jurnal Khusus ... Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Jenis-Jenis Jurnal Khusus ... Error! Bookmark not defined. 1 Jurnal Penjualan ... Error! Bookmark not defined. 2 Jurnal Penerimaan Kas ... Error! Bookmark not defined. 3 Jurnal Pembelian ... Error! Bookmark not defined.


(12)

4 Jurnal Pengeluaran Kas ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengujian Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Profil Sekolah Menengah Kejuruan 1 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Sejarah Singkat... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMK Pasundan 1 Kota Bandung Error! Bookmark

not defined.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Sebelum Treatment .. Error! Bookmark

not defined.

4.2.1.1 Deskripsi Umum Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.1.2 Deskripsi Setiap Indikator Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark


(13)

4.2.2 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Sesudah Treatment .. Error! Bookmark

not defined.

4.2.2.1 Deskripsi Umum Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.2.2 Deskripsi Setiap Indikator Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark

not defined.

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Skor Motivasi Untuk Siswa Kelas Sebelum Dan Sesudah TreatmentError!

Bookmark not defined.

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA...73 LAMPIRAN:

1. Tabulasi Data Penelitian

2. Instrument Penelitian

3. Frekuensi Bimbingan

4. Daftar Riwayat Hidup


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel……….30

Tabel 3.2 Penilaian Numerical Scale……….33

Tabel 3.3 Hasil Analisis Item Instrumen………..34

Tabel 3.4 Reliabilitas………..36

Tabel 3.5 Normalitas Sebelum Treatment ………38

Tabel 3.6 Normalitas Sesudah Treatment ………38

Tabel 3.7 Format Tabulasi Indikator………...39

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator……….39

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Sebelum Treatment……….46

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Tekun Menghadapi Tugas……….47

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Ulet Menghadapi Kesulitan………...48

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Tidak Memerlukan Dorongan Dari Luar Untuk Berprestasi Sebaik Mungkin………..49

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-Macam Masalah ……….50

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Lebih Senang Bekerja Mandiri ………51


(15)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Cepat

Bosan Pada Tugas-Tugas Yang Rutin ……….52 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Dapat

Mempertahankan Pendapatnya………53

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Sesudah Treatment………..54

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Tekun Menghadapi Tugas……….55

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

Ulet Menghadapi Kesulitan………...56

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Tidak Memerlukan Dorongan Dari Luar Untuk Berprestasi

Sebaik Mungkin………..57

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Menunjukkan

Minat Terhadap Bermacam-Macam Masalah ……….59 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Lebih Senang

Bekerja Mandiri ………60

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Cepat

Bosan Pada Tugas-Tugas Yang Rutin ………61 Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Dapat

Mempertahankan Pendapatnya………..62

Tabel 4.17 Normalitas Sebelum Treatment ………...63 Tabel 4.18 Normalitas Sesudah Treatment ………...63


(16)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kategori Jumlah Siswa Sebelum


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Pendidikan merupakan fondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam hal perbaikan kehidupan masyarakat. Hal ini karena pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sistem pendidikan yang baik pada suatu negara akan mampu menghasilkan SDM yang berkualitas, dapat diandalkan, kompeten, dan profesional dalam bidangnya, serta memiliki kemandirian sebagai modal untuk bersaing dengan dunia luar.

Peningkatan mutu pendidikan pada dasarnya tidak hanya melibatkan peserta didik sebagai subjek didik saja, namun diperlukan peran pendidik yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah memiliki peran yang besar dalam menuntun peserta didik untuk mampu mencapai tujuan belajarnya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa,

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


(18)

Seorang guru memiliki tugas utama yaitu membelajarkan siswa. Dengan kata lain, jika guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut : Guru telah mengajar dengan baik, ada siswa belajar giat, ada siswa pura-pura belajar, ada siswa belajar setengah hati, bahkan ada pula siswa yang tidak belajar.

Guru profesional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak lepas dari motivasi siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran di kelas. Menurut pakar psikologis, motivasi terbagi atas dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri siswa tentang tujuan apa yang akan dicapainya atau sebuah bentuk kesadaran yang timbul dari siswa itu sendiri. Biasanya motivasi ini akan bersifat kekal selama tujuan itu belum tercapai, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dari luar, muncul bila ada pancingan dari luar siswa, misalnya dari guru atau orang tua. Dalam peningkatan motivasi belajar siswa tersebut, Fathurrohman dan Sutikno (2007: 20) mengemukakan beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu :

1. Menjelaskan tujuan kepada peserta didik

Dalam memulai pelajaran, guru harus menjelaskan kompetensi dasar yang hendak dicapai kepada siswa.

2. Hadiah

3. Saingan/kompetisi 4. Pujian

5. Hukuman

6. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan model pembelajaran yang menarik dan mudah dimengerti siswa.


(19)

8. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

9. Menggunakan metode yang bervariasi.

10. Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang variasi. Model yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar-mengajar. Dengan adanya model pembelajaran yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, motivasi belajar dapat ditingkatkan salah satunya melalui model pembelajaran yang menarik, seperti dikemukakan oleh Monks dan Singgih Gunarsih ( dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010 : 97-100),

Dalam motivasi terdapat beberapa unsur yaitu: (a) cita-cita atau aspirasi siswa, (b) kemampuan siswa, (c) kondisi siswa, (d) kondisi lingkungan siswa, (e) unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, (f) upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Pengamatan yang dilakukan oleh observer di SMK Pasundan 1 Kota Bandung, kelas X Ak.2, Senin, 22 April 2013, pukul 12.15 sampai dengan 13.45 WIB pada mata pelajaran Akuntansi terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran, siswa tidak aktif dalam pembelajarannya, ketika guru menjelaskan materi, siswa tidak menunjukkan respon atas pertanyaan yang dilontarkan guru karena siswa tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, siswa tidak mencoba mengerjakan soal-soal Akuntansi yang ada pada buku panduan untuk melatih kemampuan siswa, siswa juga tidak mampu memberikan kesimpulan dan tidak pula bisa menjelaskan kembali materi yang baru saja dijelaskan oleh guru (lampiran lembar observasi)

Seperti yang telah diungkapkan di atas, salah satu unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah upaya guru dalam membelajarkan


(20)

siswa. Dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM) guru dapat menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran itu diantaranya model pembelajaran tipe Jigsaw. Dengan model ini dapat diciptakan suasana belajar yang dinamis, sehingga siswa bisa mengembangkan kemampuannya dan mengoptimalkan penerapan prinsip belajar siswa. Dalam penerapan model jigsaw siswa tidak hanya aktif dalam berdiskusi, tetapi juga aktif dalam menyimpulkan sekaligus membaca materi yang sedang dipelajari. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Apabila siswa ingin memahami materi dengan baik, siswa harus membaca materi dengan baik, siswa juga harus membaca materi dari buku referensi dan tidak hanya menjadikan guru sebagai sumber ilmu. Berdasarkan ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa siswa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

Yudha, M. Syahputra dan Rudyanto (2007: 84) mengemukakan bahwa : Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson dkk sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Pendekatan ini dapat pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.

Masalah motivasi belajar karena model pembelajaran yang diterapkan ini juga terjadi di sekolah lain. Penelitian terdahulu oleh Yania Risdiawati (2012) di SMA Negeri 1 Imogiri pada pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 4, penerapan model pembelajaran di SMA ini masih belum bervariasi, model pembelajaran yang masih diterapkan yaitu ceramah. Model pembelajaran seperti ini bersifat satu arah


(21)

sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan ceramah, sedangkan siswa mencatat penjelasan guru. Berdasarkan hasil observasi, di antara 32 siswa tidak lebih dari 60% siswa yang memperhatikan penjelasan guru, siswa lain lebih banyak menggunakan kesempatan tersebut untuk bermain dengan temannya atau melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan guru. Hal yang sama terjadi ketika guru memberi kesempatan untuk membaca buku-buku referensi dari perpustakaan, siswa terlihat malas membaca dan lebih banyak bermain.

Berdasarkan uraian permasalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Siswa SMK Pasundan I Kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah akan memberikan arah terhadap kegiatan yang harus dilakukan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

3. Apakah ada peningkatan motivasi antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw


(22)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa ketika guru masih menggunakan model pembelajaran secara ceramah

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

1.4Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan terhadap pembelajaran akuntansi. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Secara umum, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam pembelajaran akuntansi, terutama dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode pembelajaran kooperatif.


(23)

Secara khusus, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal strategi pembelajaran akuntansi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru-guru mata pelajaran akuntansi dalam menentukan metode yang cocok digunakan agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas.

2) Sebagai referensi bagi guru dalam mengembangkan kreativitas dalam menciptakan variasi pembelajaran di kelas.

b. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran akuntansi.

c. Bagi Siswa

Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan rancangan analisis data. Desain penelitian adalah strategi atau peta konsep yang berisi penjelasan secara rinci tentang apa yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen, dimana peneliti ingin melihat apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar.

Bentuk desain kuasi eksperimen yang dipilih adalah desain One-Group Pretest-Posttest Design, Eksperimen diterapkan hanya pada satu kelas. Di sini peneliti membandingkan kelas sebelum diterapkan model pembelajaran tipe Jigsaw dengan kelas setelah diterapkan model pembelajaran.

X

(Sugiyono, 2011 : 75) Keterangan :

= motivasi belajar siswa sebelum diberikan treatment. = Pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw


(25)

Penelitian dengan metode kuasi eksperimen dilakukan oleh guru mata pelajaran Akuntansi di SMK Pasundan 1. Peneliti disini berperan sebagai observer yang melakukan pengamatan selama pembelajaran eksperimen berlangsung.

“Pada penelitian eksperimen terdapat pengujian hipotesis untuk menentukan kondisi setelah dilakukannya perlakuan” Syamsuddin dan Vismaia (2009: 23).

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut :

a) Selama 15 menit guru akan memberikan penjelasan tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk bidang studi apa yang akan menjadi pokok bahasan, pada kasus ini adalah materi jurnal khusus.

b) 10 menit selanjutnya guru akan membagi siswa menjadi 10 kelompok serta menjelaskan tugas untuk masing-masing anggota kelompok. Kelompok ini disebut kelompok awal yang terdiri dari 4 anggota, setiap anggota diberi tugas untuk mempelajari jurnal penerimaan kas, jurnal penjualan, jurnal pengeluaran kas dan jurnal pembelian.

c) Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama 10 menit dan diharapkan siswa dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya pada kesempatan ini karena setiap anggota akan berpindah ke kelompok ahli (kelompok dengan anggota yang memiliki materi yang sama).


(26)

d) Kemudian setiap siswa diberi lembar kerja (LK) sesuai materi apa yang mereka pelajari pada jurnal khusus ini dan diberi waktu 15 menit untuk mengerjakan lembar kerja tersebut (kelompok awal).

e) Setiap siswa dalam satu kelompok yang menguasai materi yang sama akan menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari dan mereka akan mendalami materi tersebut. Siswa diberi kesempatan untuk berpindah-pindah kelompok selama 15 menit dan siswa saling menjelaskan materi dari kelompok awal kepada kelompok ahli, diharapkan dapat menyerap dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kelompok lain (kelompok ahli).

f) Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh selama 15 menit. Setiap siswa menjelaskan materi yang mereka dapat dari kelompok ahli kepada teman-temannya pada kelompok awal.

g) Pada 5 menit terakhir guru akan memberikan penguatan dari tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.

3.2 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2011:38) variabel penelitian pada dasarnya adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasional variabel dari penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.


(27)

Motivasi belajar adalah keseluruhan dari penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dimana dengan adanya motivasi belajar, siswa mencapai tujuan belajar itu sendiri.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Motivasi Belajar

Siswa

- tekun menghadapi tugas.

- ulet menghadapi kesulitan.

- tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

- menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. - lebih senang bekerja mandiri.

- cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

- dapat mempertahankan pendapatnya

Interval

3.3 Populasi dan Sampel

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono (2011: 80). Populasi menurut Fraenken dan Wallen (dalam Riyanto, Yatim 2001: 51) adalah „kelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian.‟


(28)

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung, yang terdiri dari 3 kelas. Dari 3 kelas ini akan dipilih sampel satu kelas yang akan diberikan treatment.

Untuk menentukan sampel penelitian digunakan teknik sampling yang merupakan metode atau cara pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive. “Teknik Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2011: 85). Sampel pada penelitian ini adalah kelas X Akuntansi 2, dimana kelas ini menjadi pilihan dan pertimbangan dari pihak sekolah untuk diberikan treatment.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpulan data agar data yang diperoleh lebih akurat. Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari responden. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan (Sugiyono, 2011 : 142).

Angket disusun dengan menggunakan skala numerik (numerical scale). Uma Sekaran (2006 : 33) mengatakan bahwa, “skala numerik mirip dengan skala


(29)

differensial semantic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya”.

Angket berisi 22 pernyataan, masing-masing pertanyaan berisi 5 opsi jawaban 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh di bawah ini:

Tabel 3.2

Penilaian numerical scale

No Item Skor

1 2 3 4 5

Sumber : Uma Sekaran (2006 : 33)

Adapun keterangan skor yang ada dalam angket penelitian tersebut yaitu sebagai berikut :

- Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif tertinggi. - Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif tinggi. - Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif sedang. - Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif rendah. - Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan dengan nilai positif terendah.

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen yang belum berstandar, untuk menghindari data yang tidak sahih, maka terlebih dahulu dilakukan uji instrument.


(30)

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :

(Arikunto, 2010:72) Keterangan :

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal N = jumlah siswa

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika r hitung > r tabel dikatakan valid

2. Jika r hitung≤ r tabel dikatakan tidak valid

Berdasarkan data yang diperoleh, maka penghitungan validitas ini menggunakan software SPSS 16 For Windows. Hasil uji instrumen diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Analisis Item Instrumen

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy


(31)

No. butir

instrument

Keterangan

>

1 0,684134 0,396 Valid

2 0,868816 0,396 Valid

3 0,766265 0,396 Valid

4 0,611845 0,396 Valid

5 0,214221 0,396 tidak valid

6 0,695017 0,396 Valid

7 0,735375 0,396 Valid

8 0,562859 0,396 Valid

9 0,632274 0,396 Valid

10 0,677546 0,396 Valid

11 0,565641 0,396 Valid

12 0,560909 0,396 Valid

13 0,449626 0,396 Valid

14 0,812908 0,396 Valid

15 0,630178 0,396 Valid

16 0,657582 0,396 Valid

17 0,657475 0,396 Valid

18 0,728292 0,396 Valid

19 0,200853 0,396 tidak valid

20 0,60679 0,396 Valid

21 0,434036 0,396 Valid

22 0,261869 0,396 tidak valid

23 0,23907 0,396 tidak valid

24 0,472068 0,396 Valid

25 0,444344 0,396 Valid

26 0,596874 0,396 Valid

27 0,352335 0,396 tidak valid

Penghitungan validitas dilakukan dengan cara membandingkan rhitung

dengan Microsoft Excel dan

r

tabel Product moment.

Apabila

r

hitung>

r

tabel maka instrument dinyatakan valid,

r

tabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah r pada tingkat kepercayaan 95% dengan n= 25 yaitu sebesar 0,396.


(32)

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, terdapat 5 item yang tidak valid, dimana

r

hitung < 0,396. Sementara 22 item lainnya dinyatakan valid dan layak untuk

dijadikan instrumen di dalam penelitian ini.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

“Reliabilitas merupakan kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya” (Arikunto, 2010:87). Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2010:109) Dimana:

= reliabilitas yang dicari

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

= Varians tiap item yang dicari = Jumlah Kuadrat item nomor

= Jumlah item nomor dikuadratkan

= Banyaknya responden


(33)

1. Jika r hitung > r tabel dikatakan reliabel 2. Jika r hitung≤ r tabel dikatakan tidak reliable

Metode pengujian reliabilitas menggunakan uji reliabilitas internal consistency method dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Perolehan hasil perhitungan menggunakan software SPSS 16 for windows, sebagai berikut.

Tabel 3.4

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.931 .931 25

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, diperoleh koefisien alpha sebesar 0,931. Apabila

r

hitung>

r

tabel maka instrument dinyatakan reliabel,

r

tabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah r pada tingkat kepercayaan 95% dengan n= 25 yaitu sebesar 0,396. Sehingga diperoleh kesimpulan instrument penelitian reliabel digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

3.5.2Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Sebelum mengolah data, terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh dapat digunakan uji Chi-Kuadrat.


(34)

Menurut Noor Azizah (2007: 54) langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:

a) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas c) Menghitung rata-rata dan simpangan baku

d) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas

e) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:

̅ , s = √

∑ ̅

Dimana s adalah simpangan baku dan ̅ adalah rata-rata sampel

f) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel

g) Menghitung koefisien harapan berdasarkan kurva =

Keterangan: = Chi-kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

h) Membandingkan harga Chi-Kuadrat dengan tabel Chi-kuadrat χ2 dengan taraf signifikansi 5% dan dk=k-3

i) Menarik kesimpulan, jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka data berdistribusi

normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 16 for windows, diperoleh hasil normalitas sebelum dan sesudah diadakannya treatment.

Tabel 3.5

Normalitas Sebelum Treatment

Tabel 3.6

Normalitas Sesudah Treatment

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.


(35)

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

motivasi setelah 0,12876 40 0,09282 0,95113 40 0,08295

Berdasarkan tabel 3.6 dan tabel 3.7 di atas, diperoleh signifikansi motivasi sebelum treatment pada kolom Kolmogrov-Smirnova 0,2 dan motivasi setelah treatment 0,09282. Adapun signifikansi dalam penelitian ini memiliki nilai alpha sebesar 0,05, sehingga nilai sig > α = 0,05 maka sebaran data di atas dapat disimpulkan berdistribusi normal.

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan motivasi belajar siswa setelah uji normalitas. Gambaran variabel tersebut dapat dinyatakan secara keseluruhan atau berdasarkan indikatornya. Langkah-langkah proses analisisnya sebagai berikut :

a. Mentabulasi jawaban responden untuk setiap angket sesuai indikatornya ke dalam format berikut.

Tabel 3.7

Format Tabulasi Jawaban Responden

No. Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ... Skor total 1 2 3 4 5 ∑ 6 7 8 9 10 ∑ 11 12 13 14 15 ∑ ∑ skor b. Menentukan kriteria penilaian untuk setiap variabel dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.


(36)

2) Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah

3) Banyak kelas interval ada tiga, yaitu rendah, sedang, tinggi. 4) Panjang kelas interval =

5) Menetapkan interval untuk setiap kriteria penilaian.

c. Menyusun distribusi frekuensi, untuk gambaran umum dan indikator-indikator dari setiap variabel dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.8

Distribusi Frekuensi Variabel/indikator Kriteria

Penilaian

Interval Frekuensi Persentase (%)

Tinggi Sedang Rendah

Jumlah

Sumber : data diolah

d. Mendeskripsikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel secara keseluruhan dan setiap indikator.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data dua kelompok sampel, atau membandingkan data antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, atau membandingkan peningkatan data kelompok eksperimen dengan peningkatan data kelompok kontrol, maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai berikut:


(37)

t = ̅ ̅

S =

=

∑ ∑

(Sudjana, 2004: 162)

df atau dk = – 2 keterangan :

̅ = rata-rata motivasi siswa sebelum diterapkan model

pembelajaran.

̅ = rata-rata motivasi siswa setelah diterapkan model pembelajaran

= varian sebelum diterapkan model pembelajaran = varian setelah diterapkan model pembelajaran S = simpangan baku gabungan

n = jumlah siswa. Hipotesis statistik:

H0 : µA = µB, tidak terdapat perbedaan motivasi belajar sebelum dan sesudah treatment.

H1 :µA > µB, terdapat peningkatan motivasi belajar setelah diadakan treatment.


(38)

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Berikut penjabaran kesimpulan berdasarkan rumusan masalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan, sebelum dilakukannya treatment, motivasi belajar dari 40 siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung, 18 siswa atau 45% memiliki motivasi pada kategori sedang, 15 siswa atau 37,5% lainnya berada pada kategori tinggi dan 7 siswa atau 17,5% berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut, motivasi belajar siswa termasuk pada kategori sedang.

2. Setelah guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, motivasi belajar dari 40 siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung, 19 siswa atau 47,5% berada pada kategori tinggi, 15 siswa atau 37,5% berada pada kategori sedang dan 6 siswa lainnya atau 15% berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut, kini motivasi belajar siswa termasuk ke dalam kategori tinggi.

3. Dari perbandingan di atas, motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya treatment menunjukkan peningkatan, yang semula motivasi


(40)

belajar siswa berada pada kategori sedang, meningkat menjadi kategori tinggi.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, pembelajaran Akuntansi lebih menarik dan menyenangkan, tidak monoton, karena siswa mampu berpikir lebih kritis dan saling bekerja-sama.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai pertimbangan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Siswa hendaknya dapat belajar dengan giat, karena pembelajaran tersebut akan melatih siswa berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapat, dan meningkatkan motivasi belajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran jigsaw ini sedapat mungkin mengelola alokasi waktu dan kesesuaian karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bahri, S. Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupus dan Sutikno, Sobry. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Y.(2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business Edition. USA : John Willey & Sons, Inc.

Slavin, R. (2009). Cooperatif Learning Theori Research and Practice. Boston: Allyn and Bacod.

Soemarso, S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.

Solihatin, E. (2008). Cooperative Learning Analysis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2004). Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut : STKIP Garut Press.


(42)

Syamsuddin,AR dan Vismaia S. Damaianti. (2009).Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya

Yudha, M.Syahputra. (2007). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta : Raja Gafindo Persada.

Zakri, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Pekanbaru : Nusantara Offset.

JURNAL :

Ahmad, Zaheer dan Mahmood, Nasir. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”, Journal of educational sciences. Vol.43 No 1.P 151-164.

Hasib, M. (2011). “Penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan peta pikiran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X SMA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan”. Rs 657.042076 HAS p.

Silaban, Dedi Gunawan (2012). “Penerapan kolaborasi model pembelajaran jigsaw dengan model pembelajaran time token untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Parbuluan”. 657.071 Sil p.

Tran, Van Dat dan Lewis, Ramon.(2012). “The effects jigsaw learning on

students’ attitudes in a Vietnamese higher education classroom”.

International Journal of higher Education. Vol. 1 No.2.

Tyas, Reni Andrining. (2012). “Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sumberpucung”. Rs 657.042076 TYA p.

SKRIPSI :

Azizah, Noor. (2007). Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Pemanfaatan LKS pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Risdiawati, Yania. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Imogiri tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: FE UNY.


(43)

(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung. Berikut penjabaran kesimpulan berdasarkan rumusan masalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan, sebelum dilakukannya treatment, motivasi belajar dari 40 siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung, 18 siswa atau 45% memiliki motivasi pada kategori sedang, 15 siswa atau 37,5% lainnya berada pada kategori tinggi dan 7 siswa atau 17,5% berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut, motivasi belajar siswa termasuk pada kategori sedang.

2. Setelah guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, motivasi belajar dari 40 siswa X Akuntansi 2 SMK Pasundan 1 Kota Bandung, 19 siswa atau 47,5% berada pada kategori tinggi, 15 siswa atau 37,5% berada pada kategori sedang dan 6 siswa lainnya atau 15% berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut, kini motivasi belajar siswa termasuk ke dalam kategori tinggi.

3. Dari perbandingan di atas, motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya treatment menunjukkan peningkatan, yang semula motivasi


(3)

belajar siswa berada pada kategori sedang, meningkat menjadi kategori tinggi.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, pembelajaran Akuntansi lebih menarik dan menyenangkan, tidak monoton, karena siswa mampu berpikir lebih kritis dan saling bekerja-sama.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai pertimbangan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

2. Siswa hendaknya dapat belajar dengan giat, karena pembelajaran tersebut akan melatih siswa berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapat, dan meningkatkan motivasi belajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran jigsaw ini sedapat mungkin mengelola alokasi waktu dan kesesuaian karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bahri, S. Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupus dan Sutikno, Sobry. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama.

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Y.(2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

Sardiman, A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sekaran, U. (2006). Research Methods for Business Edition. USA : John Willey & Sons, Inc.

Slavin, R. (2009). Cooperatif Learning Theori Research and Practice. Boston: Allyn and Bacod.

Soemarso, S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar Buku Satu Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.

Solihatin, E. (2008). Cooperative Learning Analysis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2004). Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut : STKIP Garut Press.


(5)

Syamsuddin,AR dan Vismaia S. Damaianti. (2009).Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya

Yudha, M.Syahputra. (2007). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta : Raja Gafindo Persada.

Zakri, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Pekanbaru : Nusantara Offset.

JURNAL :

Ahmad, Zaheer dan Mahmood, Nasir. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”, Journal of educational sciences. Vol.43 No 1.P 151-164.

Hasib, M. (2011). “Penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan peta pikiran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas X SMA Al-Ula Ambat Tlanakan Pamekasan”. Rs 657.042076 HAS p.

Silaban, Dedi Gunawan (2012). “Penerapan kolaborasi model pembelajaran jigsaw dengan model pembelajaran time token untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Parbuluan”. 657.071 Sil p.

Tran, Van Dat dan Lewis, Ramon.(2012). “The effects jigsaw learning on students’ attitudes in a Vietnamese higher education classroom”.

International Journal of higher Education. Vol. 1 No.2.

Tyas, Reni Andrining. (2012). “Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sumberpucung”. Rs 657.042076 TYA p.

SKRIPSI :

Azizah, Noor. (2007). Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Pemanfaatan LKS pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Risdiawati, Yania. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Imogiri tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: FE UNY.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA MTs NU UNGARAN

0 5 177

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 101774 SAMPALI.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD.

0 0 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Quasi Eksperimen Di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

0 1 37

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 1 Kalasan kelas VII E pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 208

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 1 Kalasan kelas VII E pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 208