PENERAPAN METODE STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR :Penelitian Tindakan Kelas akan Dilaksanakan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bukanagara.

(1)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bukanagara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh SITI HAMIDAH

0902792

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penerapan Metode Storytelling Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menyimak dan

Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bukanegara)

Oleh Siti Hamidah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Hamidah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Siti Hamidah 0902792

PENERAPAN METODE STORYTELLING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN

BERBICARA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas V SDN Bukanagara)

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Dharma Kesuma, M. Pd NIP. 195509271985031001

Pembimbing II

Dr. H. Isah Cahyani, M. Pd NIP 196407071989012001

Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(5)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN METODE STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas akan Dilaksanakan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bukanagara).

Oleh : Siti Hamidah

0902792

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi pokok menentukan unsur-unsur cerita sebagian besa siswa kelas V SDN Bukanagara mengalami kesulitan. Peneliti beranggapan bahwa siswa belum memahami konsep unsur-unsur cerita yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak memperhatikan tahap belajar siswa karena guru langsung membacakan cerita tanpa melalui tahapan-tahapan dalam bercerita dan tanpa melatih keberanian siswa dalam menceritakan kembali cerita. Melihat keadaan yang demikian diperlukan suatu metode yang memperhatikan tahap belajar karena kemampuan siswa diasah melalui proses bukan hanya memberikan cara penyelesaian saja. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan tujuan memperoleh gambaran penerapan metode stotytelling. Desin penelitian ini mengadopsi mode Kemmis dan Taggart. Data yang dipeloleh dari instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian dianalisis dan dideskripsikan. Dalam pendekatan ini langkah-langkah pembelajaran dengan metode storytelling adalah (1) guru dan siswa berdiskusi tentang konsep unsur-unsur cerita, (2) guru memcakan cerita dengan lafal, intonasi dan ekspresi yang tepat dengan cerita, (3) siswa menyimak cerita dengan seksama, (4) siswa menentukan unur-unsur cerita dan (5) siswa menceritakan kembali cerita dengan bahasa sendiri di depan kelas. Langkah tersebut didukung oleh metode storytelling, menggunakan strategi pembelajaran induktif, dan menggunakan teknik permaianan tallking stick beserta media yang menarik. Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan dampak cukup baik bagi siswa. Dengan metode ini dapat melibatkan siswa secara aktif, keaktifan siswa yang muncul berupa respon, antusias dan perhatian. Adapun kemampuan menyimak dan berbicara mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup optimal. Semoga penelitian ini dapat menjadi sarana pengembangan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran materi pokok menentukan unsur-unsur cerita.


(6)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

STRORYTELLING APPLICATION METHOD TO IMPROVE THE CAPABILITY LISTENING AND SPEAKING V PRIMARY CLASS

(Classroom Action Research will be Implemented In Indonesian Lesson in Class V Bukanagara SDN).

By: Siti Hamidah

0902792

Learning Indonesian in determining the subject matter of the story elements mostly for families Bukanagara Elementary School fifth grade students experiencing difficulties. Researchers assumed that students do not understand the concept of the story elements are caused by not paying attention to the learning process of student learning stages as the teacher read the story directly without going through the stages in storytelling and without the courage to train students in retelling the story. Seeing that case we need a method that takes into account the learning phase because of the student's ability honed through the process not only provides a means of solving it. Therefore be improved learning through action research with the goal of obtaining an overview stotytelling method application. Fashion desin this study adopts Kemmis and Taggart. Dipeloleh data from instruments of learning and assessment instruments are analyzed and described. In this step-by-step approach to learning is a method of storytelling (1) teacher and students discuss the concept of story elements, (2) teacher memcakan story with pronunciation, intonation and expression appropriate to the story, (3) students listen to the story carefully , (4) students determine Unur-story elements and (5) students retell the story with their own language in front of the class. The move was supported by the storytelling method, using inductive learning strategies, and use techniques tallking games or stick with an exciting media. The method developed in this study provide a good enough impact for students. With this method may involve students actively, activeness of students who appeared in the form of response, enthusiasm and attention. As for the listening and speaking skills have increased. An increase learning outcomes are optimal. Hopefully this research can be a means of curriculum development and learning, so it can be used in teaching the subject matter determine story elements. Key words: methods, storytelling, skills, listening, speaking.


(7)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ………... UCAPAN TERIMAKASIH ………..

DAFTAR ISI ………..

DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR LAMPIRAN ………..

BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang ………...

B. Rumusan Masalah ………..

C. Tujuan Penelitian ………...

D. Manfaat Penelitian ……….

E. Hipotesis Tindakan ………

BAB II PENERAPAN METODE STORYTELLING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ………..

2. Konsep Dasar Menyimak ………

3. Konsep Dasar Berbicara ………..

4. Metode Storytelling ……….

B. Kompetensi Berbicara dan Menyimak ………...

C. Metode Pembelajaran Bahasa ………

D. Hubungan Menyimak dengan Berbicara ………...

BAB III METODOLODGI PENELITIAN ………...

A. Metode Penelitian ………..

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….

i ii iii iv vi vii viii 1 1 6 6 6 7 8 14 21 25 29 31 32 35 35 37


(8)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek Penelitian ………...

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ……….

E. Metode Analisis Data ……….

F. Definisi Operasional ………..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..

A. Hasil Penelitian ………..

1. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ………...

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian dan Pembelajaran …………...

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ………..

4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ……….

5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ………

B. PEMBAHASAN ………

1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Storytelling ... 2. Respon Menyimak Serta Berbicara Setelah Mengikuti

Pembelajaran Berdasarkan Metode Storytelling ………..

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………..

A. Simpulan ………

B. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

38 38 40 46 47 47 47 49 49 60 69 78 81

83 85 85 86 89


(9)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

1.1 Data Nilai Bahasa Indonesia ……….. 2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ………...

2.2 Indikator Menyimak dan Berbicara ………...…

3.1 Jadwal Penelitian ………...…. 3.2 Kriteria Penilaian ……… 3.3 Penilian Kinerja Kemampuan Berbicara ………

3.4 Analisis Tes Kinerja Pembentukan Menyimak ………..

4.1 Data Awal Sebelum Penelitian ………... 4.2 Cerita 1 Siklus I ……….. 4.3 Cerita 2 Siklus I ……….. 4.4 Data Observasi Individual Siswa ………...

4.5 Bukti Kemampuan Menyimak Siswa Dalam Tes Kognitif Siklus I …….. 4.6 Pemerolehan Kemampuan Menyimak Dalam Tes Kognitif Siklus I …...

4.7 Bukti Kemampuan Berbicara Siklus I ………

4.8 Analisis Bukti Berbicara Siklus I ………... 4.9 Cerita Siklus II ………... 4.10 Data Observasi Individual Siswa ………..………... 4.11 Bukti Kemampuan Menyimak Siswa Dalam Tes Kognitif Siklus II …... 4.12 Pemerolehan Kemampuan Menyimak Dalam Tes Kognitif Siklus II …..

4.13 Bukti Kemampuan Berbicara Siklus II ………

4.14 Analisis Bukti Berbicara Siklus II ………... 4.15 Cerita Siklus III ………... 4.16 Data Observasi Individual Siswa ………..………... 4.17 Bukti Kemampuan Menyimak Siswa Dalam Tes Kognitif Siklus III ….. 4.18 Pemerolehan Kemampuan Menyimak Dalam Tes Kognitif Siklus III … 4.19 Bukti Kemampuan Berbicara Siklus III ………... 4.20 Analisis Bukti Berbicara Siklus III ………..

3 13 31 38 41 41 41 47 51 52 54 55 56 57 58 61 63 64 65 66 68 70 72 73 74 75 77


(10)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.21 Pemerolehan Siklus I, Siklus II, Siklus III Mata Pelajaran B. Indonesia . 81

DAFTAR GAMBAR

2.1 Empat Fungsi Utama Menyimak ……… 2.2 Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak ………...

2.3 Hubungan Antara Menyimak dan Berbicara ………..

3.1 Model Kemmis dan Mc. Taggart ………...

4.1 Pemerolehan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia ………..

17 21 33 36


(11)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN LAMIRAN A

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III LAMPIRAN B

Lembar Kerja Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Guru Lembar Observasi Aktivitas Siswa Catatan Lapangan

Angket

LAMPIRAN C

Hasil Kerja Siswa Siklus I Hasil Kerja Siswa Siklus II Hasil Kerja Siswa Siklus III

Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Hasil Catatan Lapangan

Hasil Angket LAMPIRAN D Dokumentasi


(12)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LAMPIRAN E

Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Keterangan Izin Penelitian Kesbangpol Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


(13)

1

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah milik manusia. bahasa digunakan untuk berkomunikasi, maka bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk berkomunikasi. Bahasa tidak mungkin dipisahkan dari manusia. Melalui bahasa manusia saling berbagi pengalaman, saling belajar dan mampu memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Salah satu mata pelajaran yang dapat disajikan mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar adalah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa Negara Republik Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua bagi sebagian besar bangsa Indonesia (Indihardi 2006:33). Kedudukan Bahasa Indonesia baik sebagai Bahasa Nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No. 22 tahun 2006: Standar Isi, Permen Diknas No. 23 tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas no. 24 tahun 2006: Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Berdasarkan landasan tersebut maka pelaksanaan pengajaran didasarkan pada kurikulum yang telah ditetapkan, yakni kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,


(14)

2

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.

Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Secara umum tujuan pengajaran bahasa Indonesia di SD adalah siswa memiliki disiplin berfikir dan bahasa pasif dan aktif (berbicara), menyimak dan membaca serta menulis. Selain itu untuk membantu guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk menumbuhkan apresiasi kesustraan masyarakat Indonesia, menggunakannya secara aktif dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan. Sebagaimana yang tercantum dalam KTSP Permen No. 22. Depdiknas (2009 : 101) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekert, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan utntuk menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia.


(15)

3

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam kurikulum, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia pada satuan pendidikan SD/MI adalah komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek diantaranya : mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Keempat aspek-aspek diatas biasa disebut dengan empat keterampilan berbahasa.

Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menerapkan sikap ilmiah siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa pergaulan sehari-hari maupun sebagai alat untuk mengembangkan IPTEK dan memiliki kesadaran akan melestarikannya sebagai bagian integral bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang dipelajari dengan memahami, bukan dengan menghafal. Siswa kadang berfikir bahwa bahasa merupakan ilmu yang harus dilafalkan agar bisa mempelajarinya.

Namun, kenyataan dilapangan berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Bukanagara masih rendah, khususnya dalam keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara siswa memiliki hambatan yang cukup signifikan, yaitu permasalahan yang terpusat pada ketidakmampuan siswa dalam menentukan unsur-unsur cerita dan menjelaskan kembali isi cerita yang disimak. Hal ini dapat dilihat secara umum nilai yang dapat dicapai oleh siswa belum memuaskan di mana masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berikut ini data nilai siswa berdasarkan hasil observasi.

Tabel 1.1

Data nilai Bahasa Indonesia Jumlah

Siswa

Nilai 70

Nilai 60

Nilai 50

Nilai 40

Nilai

rata-rata

KKM


(16)

4

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang berarti setengah dari siswa nilainya masih dibawah KKM.

Hal ini disebabkan pembelajaran dilakukan masih konvensional. Siswa cenderung masih menggunakan metode menghafal, keaktifan siswa masih kurang, belum adanya pembelajaran yang dikaitkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru yaitu ceramah dan siswa mendengarkan saja tanpa hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan mengantuk dengan materi yang diajarkan dan hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V SDN Bukanagara.

Dalam mengajarkan menyimak cerita, guru biasanya langsung membacakan cerita dari buku cerita, yang dibawa guru. Guru pada saat membacakan cerita jarang menggunakan media, sehingga siswa menjadi kurang tertarik pada cerita yang disimak. Selain itu, pada saat bercerita guru kurang ekspresif (mimik muka, gester tubuh). Salah satu teknik bercerita yang diharapkan bisa membuat tertarik dan senang dalam menyimak cerita. Sehingga mereka bisa memahami cerita yang disimak.

Masyarakat kita terutama para ibu telah memahami pentingnya upaya pengembangan keterampilan anak dalam menyimak. Buktinya sejak anak lahir para ibu selalu mengajari anak dengan berbagai bunyi. Pemerolehan dan keterampilan si anak. Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah proses yang berlaku dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya terdiri atas dua aspek, yakni pertama aspek pemahaman dan aspek pelahiran serta kedua adalah aspek kompetensi (Hartati,2006).

Para pakar pendidikan, khususnya pakar pengajaran bahasa memahami benar pentingnya pengajaran keterampilan menyimak. Oleh karena itu, menyimak dijadikan sebagai salah satu bahan pengajaran bahasa meskipun tidak selamanya berdiri sendiri sebagai bahan pengajaran, melainkan terintegrasi dengan


(17)

5

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengajaran ketiga keterampilan bahasa lainnya. Untuk kepentingan pengajaran menyimak dibutuhkan bahan-bahan pengajaran, seperti naskah non-fiksi (pengumuman dan laporan) dan naskah fiksi (cerpen, drama, puisi dan dongeng).

Menyimak dan berbicara merupakan dua keterampilan berbahasa lisan yang sulit dipisahkan. Dua kegiatan yang saling memerlukan. Tidak ada yang menyimak jika tidak ada yang berbicara. Demikian juga sebaliknya, tidak ada yang berbicara bila tidak ada yang menyimak, sebab berbicara sendiri bukan hal yang baik.

Oleh karenanya, Hartati (tanpa tahun) menyebutkan ada berbagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak dongeng, salah satunya adalah pemilihan metode yang tepat, salah satunya dengan storytelling. Bercerita (storytelling) adalah menuturakan atau mengembangkan terjadinya suatu peristiwa yang dipaparkan bukan hanya garis besar peristiwanya saja, melainkan diperinci juga hal yang bersangkut paut dengan peristiwa tersebut, seperti sosok pelakunya, watak-wataknya alur ceritanya dan latarnya.

Peneliti menggunakan metode storytelling karena metode ini memiliki kesejajaran dengan dongeng sebelum tidur yang biasa dilakukan orang tua jaman dulu, untuk mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan daya ingat yang dapat mengarahkan anak pada pemunculan daya kreatifitasnya dan mengarahkan anak pada pemahaman yang baik.

Melalui metode storytelling siswa dapat memahami isi cerita yang diceritakan oleh guru dengan mudah. Mereka juga akan merasa tertarik dan senang dengan cerita yang disimak karena guru bercerita secara ekspresif dengan demikian siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami isi cerita melalui metode tersebut.

Melalui teknik storytelling siswa dapat memahami isi cerita yang diceritakan oleh guru dengan mudah. Mereka juga akan merasa tertarik dan senang dengan cerita yang disimak karena guru bercerita secara ekspresif dengan


(18)

6

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

demikian siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami isi cerita melalui metode storytelling. Tidak hanya dalam kemampuan menyimaknya saja, siswa juga dapat melatih kemampuan berbicaranya dengan menggunakan metode

storytelling karena siswa merasa tertarik oleh guru yang membaca dengan ekspresif.

Oleh karena itu dengan permasalahan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan dan mengambil penelitian mengenai : “Penerapan Metode

Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah titik tolak yang penting agar yang hendak dikajinya memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu:

1. Apakah penerapan metode storytelling dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Bukanagara?

2. Bagaimana respon siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak dan berbicara setelah diterapkan metode storytelling dikelas V SDN Bukanagara?


(19)

7

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pemahaman siswa mengenai menyimak dan berbicara di SDN Bukanagara melalui metode storytelling. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia setelah diterapkan metode storytelling dikelas V SDN Bukanagara.

2. Mengetahui respon siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak dan berbicara setelah diterapkan metode storytelling dikelas V SDN Bukanagara.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konsep-konsep baru dalam dunia pendidikan terutama dalam pengembangan metode pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang berarti yang berguna bagi peningkatan kualitas pengajaran, diantaranya :

1. Bagi guru yaitu memberikan alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah. Memberikan informasi serta gambaran tentang penerapan metode storytelling dalam pembelajaran sehingga dapat dijadikan bahan penelitian lanjutan dengan menerapkan metode storytelling untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar.


(20)

8

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi siswa yaitu meningkatkan hasil belajar dan pertisipasi serta kemampuan pemahaman pelajaran Bahasa Indonesia siswa Sekolah Dasar.

3. Bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan pendekatan pembelajaran yang dianggap relevan.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

“Dengan penerapan metode storytelling dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara anak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia”. Selain itu, diharapkan pula pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi hal yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.


(21)

35

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Sesuai dengan hakikatnya, penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesional guru untuk menjadi pelaku yang menentukan dalam proses pembaharuan dan perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus.

Menurut Arikunto (2010:129), penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.

PTK merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif dari pelaku penelitian . PTK dilakukan dalam suatu situasi sosial (termasuk di dalamnya situasi pendidikan) untuk memantapkan alasan dan ketepatan dari (a) praktik pembelajaran pelaku penelitian (guru), (b) pemahaman terhadap praktik tersebut, dan (c) situasi praktik tersebut dilakukan. Dengan pengertian diatas, jelaslah bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan karena adanya kebutuhan pada saat ini, suatu situasi yang memerlukan penanganan langsung dari pihak yang bertanggung jawab atas penanganan situasi tersebut (guru). Hopkins, 1993 (dalam Dantes 2012:133).

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas (Hermawan, 2010:88). Oleh karena itu, fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif itu dapat memecahkan tindakan alternatif itu dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.

Bila tujuan tersebut tercapai, maka sesungguhnya telah tercapai pula tujuan pengiring ialah berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan selama


(22)

36

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proses penelitian tindakan kelas itu berlangsung. Secara khusus tujuan utama PTK adalah memperbaiki praktek pendidikan dan bukan menghasilkan ilmu baru (Elliot, 1991 dalam Resmini 2007:405).

Dalam pelaksanaan PTK, siswa bukan hanya diajarkan seperti biasa dan mengarjakan LKS yang intinya mengerjakan soal-soal setelah memperlajari ringkasan, tetapi harus melakukan suatu tindakan. Siswa harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru. Ketika sampai saat refleksi, siswa diajak diskusi, ditanya tentang pembelajaran yang mereka alami. Dari hasil refleksi itulah guru mengadakan perbaikan untuk perencanaan siklus kedua. Sekali lagi, jadi inti PTK adalah keaktifan siswa karena dalam pembelajaran siswa yang diutamakan (Arikunto 2010:137).

Menurut kutipan diatas, bahwa pelaksanaan PTK itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Dalam PTK ada suatu refleksi untuk perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc.Taggart, model ini menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) menekankan pada siklus atau putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, model ini juga dikenal dengan model spiral, diagram alur siklus PTK ini berikut:

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Siklus 1

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan Siklus 2

Pelaksanaan

Pengamatan


(23)

37

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1

Model Kemmis dan Mc Taggart

Bentuk penelitian tindakan kelas yang penulis gunakan adalah penelitian tindakak kelas yang bersifat guru sebagai peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasbolah, yang menyatakan bahwa :

Bentuk tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti memilki ciri penting, yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas tempat guru terlihat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Penulis mengambil penelitian ini kerena guru sebagai peneliti dan memiliki ciri yang penting yaitu berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini guru mencari masalah sendiri dan untuk dipecahkan sendiri melalui penelitian tindakan kelas. Jika peneliti melibatkan pihak lain, maka berperan untuk membantu. Keterlibatan pihak lain hanya sebagai tempat konsultasi atau konsultatif dalam mencari dan memperjelas permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru, jika layak dipecahkan melalui penelitian tersebut. Sehingga guru sebagai peneliti dan juga sebagai pelaksanan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bukanagara kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Jalan Bukanagara nomor 5 Desa Pagerwangi.

2. Waktu Penelitian


(24)

38

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal dengan rincian jadwal sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Hari/Tanggal Kegiatan pembelajaran

1 2 3 4

Rabu, 22 Mei 2013 Kamis, 23 Mei 2013 Rabu, 29 Mei 2013 Kamis, 30 Mei 2013

Siklus 1 Siklus 2

Siklus 3 (Tindakan 1) Siklus 3 (Tindakan 2)

Karena penelitian tindakan penelitian yang dilakukan peneliti mempunyai tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V SD Negeri Bukanagara tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 39 siswa yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas V sebagai subjek penelitian karena menurut peneliti kelas ini perlu dilakukan inovasi pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan harapan siswa akan termotivasi untuk belajar sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa, alasan lain karena peneliti tahu terutama sifat karakter, dan kebiasaan yang akan diteliti. Ini bermasalah dan memudahkab untuk memantau dan mencari data-data yang diperlukan. Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang ada di kelas V.


(25)

39

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memproleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain lembar pengamatan (observasi), kuesioner (angket), catatan anekdot dan dokumentasi.

1. Observasi (observation)

Pengamatan atau observasi (observation) dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui aktivitas peneliti maupun perilaku siswa. Adapun observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Arikunto (2010:30). Biasanya kegiatan pengamatan disertai dengan pencatatan terhadap sesuatu yang diamati. Oleh karena itu, kegiatan pencatatan itu sebenarnya hanya bagian (tuntutan) dari kegiatan pengamatan yang dilakukan agar pengamat tidak lupa.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner (questonair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain. Arikunto (2010:28). Angket dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa pada menyimak dan berbicara dengan menggunakan metode storytelling.

3. Catatan Anekdot

Interaksi belajar mengajar baik interaksi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa dimauat dalam catatan anajdot. Catatan anekdot adalah catatan pengamatan informal yang menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, keterampilan dan strategi yang digunakan siswa dalam belajar atau apa saja yang tampak ketika dilakukan


(26)

40

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengamatan. Catatan anekdot dapat dibuat pada waktu siswa melakukan berbagai kegiatan, misalnya menulis, membaca, berbicara ataupun menyimak dan mengapresiasi sastra. Peranan catatan anekdot dalam penelitian ini adalah untuk menambah data observasi dalam pelaksanaan penelitian ini, sehingga mudah untuk menyelesaikan kendala dalam penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan tindakan yang telah dilakukan yang bersifat visual (photo) dan audio (rekaman).

Sesuai dengan tujuan penelitian, pengumpulan data diperoleh dengan melakukan pencatatan hasil observasi, dalam observasi peneliti akan mengamati, melihat dan mencatat berbagai hal yang dianggap berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti. Adapun teknik pengambilan data dilakukan melalui :

a. Observasi pada saat pembelajaran berlangsung

b. Dokumentasi hasil observasi pada saat pembelajaran berlangsung c. Data refleksi mengenai perubahan yang terjadi di dalam kelas d. Data kesesuaian antara pelaksanaan dan observasi

Dalam melaksanakan observasi, peneliti menggunakan format observasi yang bertujuan mengamati semua kegiatan yang muncul selama pembelajaran.

Selain mengamati hasil observasi dan dokumentasi, peneliti menggunakan kamera foto maupun vidio dan perekam suara untuk mencari momen sebagai bahan untuk dianalisis.

Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran selesai untuk menilai kelebihan dan kekurangan selama perencanaan dan pelaksanaan. Pembelajaran dan hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.


(27)

41

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis data adalah tahap menyusun dan proses data pada setiap siklus. Analisis data merupakan kegiatan terenting untuk melakukan refleksi dan diskusi sebagai landasan pelaksanaan siklus berikutnya. Pada penelitian tindakan kelas, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menerapkan mtode storytelling

dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode storytelling. Pengolahan data merupakan langkah terakhir dalam penelitian tindakan kelas. Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan statistik sederhana sebagai berikut :

1. Penskoran

Untuk setiap soal memiliki bobot nilai 20 dengan format kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria penilaian

Aspek Kriteria Skor

Kognitif

Lengkap 20

Kurang lengkap 10

Salah 5

Tidak ada jawaban 0

Skor maksimum = 100

2. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilairata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus :


(28)

42

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X =

Purwanto (Iswanto, 2011:32) Keterangan:

= nilai rata − rata

Σ� = jumlah semua nilai siswa = jumlah siswa

3. Penilaian Kinerja Kemampuan Berbicara Nama Siswa :

Tabel 3.3

Penilaian Kinerja Kemampuan Berbicara

No Aspek Berbicara Penilaian

5 4 3 2 1

1. Lafal 2. Struktur 3. Kosakata 4. Kefasihan

5.

Isi pembicaraan a. Tokoh b. Alur c. Latar 6.

Pemahaman a. Tema b. Amanat

Sumber : Cahyani dan Hodijah (2007:64) Keterangan:

1. Lafal

5 = Lafal setiap bunyi jelas tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah atau asing.

4 = Lafal setiap bunyi bahasa jelas tetapi terdapat campuran bahasa daerah / bahasa asing.


(29)

43

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 = Kesalahan lafal dan intonasi tetapi secara keseluruhan masih dapat diterima.

1 = Terdapat banyak kesalahan lafal yang membuat tuturan siswa seperti bukan bahasa Indonesia.

2. Struktur

5 = Sangat cermat, tidak ada penyimpangan-penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku.

4 = Pada umumnya sudah cermat, tidak ditemui penyimpangan-penyimpangan yang dianggap dapat merusak bahasa yang baik.

3 = Ada beberapa kesalahan, tetapi tidak terlalu merusak bahasa. Secara umum masih tergolong cukup.

2 = Struktur bahasanya kacau, yang mencerminkan ketidaktahuan. 3. Kosakata

5 = Penggunaan kosakata tidak tepat dalam percakapan sederhana sekalipun. 4 = Penggunaan kosakata teknis tepat, tetapi penggunaan kosakata umum

berlebihan.

3 = Pemilihan kosakata sering tidak tepat dan keterbatasan penggunannya menghambat kelancaran berbicara.

2 = Penggunaan kosakata sangat terbatas.

1 = Penggunaan kosakata tidak tepat dalam berbicara yang sederhana sekalipun.

4. Kefasihan

5 = Mimik muka yang jelas, posisi tubuh yang tegap. 4 = Pemilihan ungkapan yang jelas.

3 = Intonasi dan nada yang kurang jelas.

2 = Kadar kelajuan bacaan tidak sesuai dengan bahasa yang didengar. 1 = Penyebutan dan pengucapan kurang.

5. Isi pembicaraan


(30)

44

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 = Bahasa yang digunakan sudah jelas. 3 = masih ada sedikit ketidak tepatan. 2 = Sedikit sesuai dengan yang disimak. 1 = Pembicaraan tidak sesuai yang disimak. 6. Pemahaman

5 = Memahamai segala sesuatu dalam cerita.

4 = Memahami cerita dengan baik, kadang-kadang masih perlu penjelasan. 3 = Memahami cerita sederhana dengan baik, kadang-kadang masih perlu

penjelasan ulang.

2 = Memahami dengan lambat cerita sederhana, perlu penjelasan dan pengulangan.

1 = Memahami sedikit isi cerita yang paling sederhana. Kriteria Nilai :

Sangat Kurang : Nilai 1, 1-1 Kurang : Nilai 2, 1-2 Cukup Rata-rata : Nilai 3, 1-3 Baik : Nilai 4, 1-4 Sangat Baik : Nilai 5, 1-5

Nilai :

4. Rambu-rambu Analisis Tes Kinerja Pembentukan Kemampuan Menyimak Melalui Metode Storytelling

Tabel 3.4

Analisis Tes Kinerja Pembentukan Menyimak

No Tahap

Pembelajaran Kriteria Indikator Deskripsi

Kualifikasi

SB B C K

1. Pembentukan pemahaman struktur cerita

Hasil pemahaman struktur cerita

Baik  Memahami

judul cerita.

 Memahami


(31)

45

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Memahami

tempat cerita.

 Memahami

pesan cerita. 2. Kemampuan

menyimak cerita

Hasil menyimak

Baik  Menyebutkan

judul cerita.

 Menyebutkan pelaku cerita.

 Menyebutkan tempat cerita.

 Menyebutkan pesan cerita.

 Menceritakan kembali isi cerita.

Keterangan :

SB = Sangat Baik B = Baik

C = Cukup K = Kurang Kriteria Penilaian

Pemerolehan nilai tabel di atas didasarkan jumlah descriptor yang muncul setiap tahapnya. Kualifiksi SB, B, C dan K. Dinyatakan dengan bobot 4 untuk nilai Sangat Baik (SB), 3 untuk nilai baik (B), 2 untuk cukup (C), dan 1 untuk nilai kurang (K). untuk perolehan nilai rata-rata individu atau rata-rata kelas dengan rentang nilai sebagai berikut :

Performen 0 – 1,5 = kurang 1,6 – 2,5 = cukup 2,6 – 3,5 = baik 3,6 – 4,0 = sangat baik


(32)

46

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X =

X = nilai rata-rata kualitas A = jumlah nilai kumulatif B = jumlah siswa.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Suyanto 1996 (Suryani, 2011). Pada penelitian tahap pengumpulan data dilakukan pada saat:

1. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan.

2. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus I. 3. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus II. 4. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus III. 5. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. 6. Menganalisis peningkatan keterampilan proses kemampuan siswa dengan

menggunakan media pembelajaran.

Dalam penelitian ini data berasal dari observasi dan tes terhadap pihak yang terkait langsung, dalam proses belajar mengajar. Penyajian data dalam bentuk tes. Sedangkan penarikan kesimpulan dilaksanakan setiap siklus melalui diskusi bersama di kelas.

Berdasarkan analisis data kuantitatif diatas, jika nilai siswa selalu meningkat pada setiap siklusnya maka metode Storytelling dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling dapat menjadikan pembaharuan guru dalam menyampaikan pelajaran, sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhibdar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan-batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut :


(33)

47

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah pembelajaran storytelling diukur dengan tes kognitif dan tes kinerja yang dibuat oleh guru.

2. Respon Siswa

Respon siswa adalah bentuk perilaku siswa yang diperoleh setelah pembelajaran storytelling dengan dibagikan angket untuk diisi oleh siswa yang dibuat oleh guru.


(34)

85

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode storytelling untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan metode storytelling dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang pokok bahasan menentukan unsure-unsur cerita di kelas V SDN Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes yang telah dilakukan dari siklus I sampai siklus III. Ini terbukti bahwa metode storytelling digunakan pada pembelajaran menentukan unsur-unsur cerita di kelas V SDN Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Penerapan metode storytelling pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang menentukan unsur-unsur cerita dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa aktif. Materi pembelajaran diberikan guru dalam bentuk suatu cerita yang dibacakan guru, siswa dan guru berdiskusi untuk menentukan tokoh, tema, alur, latar dan amanat dan selanjutnya siswa menarik kesimpulan untuk menjelaskan pengertian tokoh,tema, alur, latar dan amanat dengan mudah, sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran tentang menentukan unsur-unsur cerita. Pemahaman siswa terhadap materi menentukan unsur-unsur cerita akan membuat siswa berani tampil untuk menceritakan kembali cerita dengan bahasa sendiri yang dibacakan oleh guru.


(35)

86

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran

Berdasarkan simpulan datas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Para guru diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan serta mengimplementasikan metode storytelling pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur cerita pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia, serta meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan pembelajaran bahasa Indonesia, karena secara umum metode storytelling memliki kelebihan yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Selain itu penyampaian pembacaan cerita oleh guru dengan ekspresi dan penggunaan media yang menarik akan mempermudah siswa menyimak cerita yang berlangsung. Tak hanya itu saja, dengan penampilan guru yang menarik bagi para siswa akan dapat menarik para siswa untuk kedepan menceritakan cerita.

2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya mendukung guru-guru yang ingin melakukan perbuatan atau inovasi di sekolah. Serta memberi fasilitas yang menunjang misalnya berupa media pembelajaran guna memperbaiki kinerja guru dan meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode storytelling.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang metode yang sama diharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada saat proses pembelajaran baik pada pembelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain.


(36)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Cahyani, Isah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Bandung : UPI PRESS.

Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Davies, Alison. (2007). Storytelling In The Classroom. Paul Chapman Publishing.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar.

Jakarta: Depdiknas.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Storytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjuong Kecamatan Palaseman Kabupaten Cirebon. Skripsi PGSD pada FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Hartati, Tatat. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.

Bandung : UPI PRESS.

Hermawan, Ruswandi. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI PRESS

Indihardi, Dian. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua.

Bandung : UPI PRESS.

PGSD, PRODI. (2012). Sertifikasi Guru Bahan Ajar PLPG Sertifikasi Guru dalam Jabatan. UNNES.

Resmini, Novi. (2007). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI PRESS.


(37)

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V SDN Bukanagara)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Resmini, Novi. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.

Bandung : UPI PRESS.

Tarigan, Guntur Henry. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Guntur Henry. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.


(1)

X =

X = nilai rata-rata kualitas A = jumlah nilai kumulatif B = jumlah siswa.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Suyanto 1996 (Suryani, 2011). Pada penelitian tahap pengumpulan data dilakukan pada saat:

1. Observasi awal dan identifikasi awal permasalahan.

2. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus I. 3. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus II. 4. Pelaksanaan, analisis dan refleksi tindakan pembelajaran siklus III. 5. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. 6. Menganalisis peningkatan keterampilan proses kemampuan siswa dengan

menggunakan media pembelajaran.

Dalam penelitian ini data berasal dari observasi dan tes terhadap pihak yang terkait langsung, dalam proses belajar mengajar. Penyajian data dalam bentuk tes. Sedangkan penarikan kesimpulan dilaksanakan setiap siklus melalui diskusi bersama di kelas.

Berdasarkan analisis data kuantitatif diatas, jika nilai siswa selalu meningkat pada setiap siklusnya maka metode Storytelling dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling dapat menjadikan pembaharuan guru dalam menyampaikan pelajaran, sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhibdar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam


(2)

47

Siti Hamidah , 2013

Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah pembelajaran storytelling diukur dengan tes kognitif dan tes kinerja yang dibuat oleh guru.

2. Respon Siswa

Respon siswa adalah bentuk perilaku siswa yang diperoleh setelah pembelajaran storytelling dengan dibagikan angket untuk diisi oleh siswa yang dibuat oleh guru.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan tentang pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode storytelling untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan metode storytelling dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang pokok bahasan menentukan unsure-unsur cerita di kelas V SDN Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hal ini terbukti dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes yang telah dilakukan dari siklus I sampai siklus III. Ini terbukti bahwa metode storytelling digunakan pada pembelajaran menentukan unsur-unsur cerita di kelas V SDN Bukanagara Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Penerapan metode storytelling pada pembelajaran bahasa Indonesia tentang menentukan unsur-unsur cerita dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa aktif. Materi pembelajaran diberikan guru dalam bentuk suatu cerita yang dibacakan guru, siswa dan guru berdiskusi untuk menentukan tokoh, tema, alur, latar dan amanat dan selanjutnya siswa menarik kesimpulan untuk menjelaskan pengertian tokoh,tema, alur, latar dan amanat dengan mudah, sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran tentang menentukan unsur-unsur cerita. Pemahaman siswa terhadap materi menentukan unsur-unsur cerita akan membuat siswa berani tampil untuk menceritakan kembali cerita dengan bahasa sendiri yang dibacakan oleh guru.


(4)

86

B. Saran

Berdasarkan simpulan datas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Para guru diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan serta mengimplementasikan metode storytelling pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur cerita pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia, serta meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan pembelajaran bahasa Indonesia, karena secara umum metode storytelling memliki kelebihan yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Selain itu penyampaian pembacaan cerita oleh guru dengan ekspresi dan penggunaan media yang menarik akan mempermudah siswa menyimak cerita yang berlangsung. Tak hanya itu saja, dengan penampilan guru yang menarik bagi para siswa akan dapat menarik para siswa untuk kedepan menceritakan cerita.

2. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya mendukung guru-guru yang ingin melakukan perbuatan atau inovasi di sekolah. Serta memberi fasilitas yang menunjang misalnya berupa media pembelajaran guna memperbaiki kinerja guru dan meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode storytelling.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian tentang metode yang sama diharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada saat proses pembelajaran baik pada pembelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Cahyani, Isah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.

Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Davies, Alison. (2007). Storytelling In The Classroom. Paul Chapman Publishing.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Storytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjuong Kecamatan

Palaseman Kabupaten Cirebon. Skripsi PGSD pada FIP UPI Bandung :

tidak diterbitkan.

Hartati, Tatat. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung : UPI PRESS.

Hermawan, Ruswandi. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI PRESS

Indihardi, Dian. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua. Bandung : UPI PRESS.

PGSD, PRODI. (2012). Sertifikasi Guru Bahan Ajar PLPG Sertifikasi Guru


(6)

Resmini, Novi. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS.

Tarigan, Guntur Henry. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Guntur Henry. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Strategi Cerita Berantai Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Gondang I Kecama

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Strategi Cerita Berantai Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Gondang I Kecama

0 0 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 2 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERBICARA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE SMART BRAIN KELAS V SDN Peningkatan Keaktifan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Smart Brain Kelas V SDN Gedong 01 Karanganyar Tah

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 0 32

PENERAPAN METODE SUGESTOPEDIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 6 Cikidang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014).

11 72 56

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI TANAH DI SEKOLAH DASAR :Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Barunagri, Lembang.

0 0 31

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE BERCERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYMAK CERITA ANAK DI SD : Penelitian Tindakan Kelas Yang Dilakukan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Eretan

0 2 34