PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK TWO STAY TWO STRAY :DUA TINGGAL DUA BERTAMU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 20 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN ... i ii v x xii

1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 11

2.1. Kajian Pustaka... 11 2.1.1. Konsep Permintaan ... 2.1.1.1. Definisi dan Jenis Permintaan ... 2.1.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 2.1.1.3 Perubahan Permintaan ...

11 11 15 20


(2)

2.1.1.4 Konsep Elastisitas Permintaan... 2.1.2. Konsep Harga ...

25 28

2.1.2.1. Pengertian Harga ... 2.1.2.2. Fungsi-Fungsi Harga ... 2.1.2.3. pengaruh Harga Terhadap Permintaan ...

28 29 32 2.1.3. Harga Barang Substitusi ... 2.1.3.1. Pengaruh Barang Substitusi Terhadap Permintaan .

34 35 2.1.4. Pendapatan ... 2.1.4.1. Pengaruh Pendapatan Terhadap Kualitas ...

36 42 2.1.5. Kualitas ... 2.1.5.1. Pengertian Kualitas ... 2.1.5.2. Perspektif Kualitas ... 2.1.5.3. Dimensi dan Manfaat Kualitas Produk ... 2.1.5.3.1 Dimensi Kualitas Produk ... 2.1.5.3.2 Manfaat Kualitas Produk ... 2.1.5.3.3 Pengaruh Kualitas Terhadap Permintaan . 2.2. Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ...

43 43 44 45 45 45 46 46 2.3. Kerangka Pemikiran... 48 2.4. Hipotesis ... 55


(3)

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1. Objek penelitian ... 56

3.2. Metode Penelitian ... 56

3.3. Populasi dan Sampel ... 57

3.3.1. Populasi ... 57

3.3.2. Sampel ... 57

3.4. Operasionalisasi Variabel ... 60

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 3.6. Teknik Analisis Data ... 62 66 3.6.1. Uji Asumsi Klasik ... 67

3.6.1.1. Uji Multikolinieritas ... 67

3.6.1.2. Uji Heterokedastisitas ... 68

3.6.1.3. Uji Autokorelasi ... 69

3.6.2. Pengujian Hipotesis ... 70 3.6.2.3. Uji t ... 3.6.2.3. Uji f ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

4.1. Tinjauan Umum Perusahaan Nokia ... 4.1.1. Sejarah dan Profil Perusahaan Nokia ... 4.1.2. Perkembangan Nokia Saat Ini ... 4.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Nokia ... 4.1.3.1. Kelebihan Nokia ...

70 71

72

72 74 76 76


(4)

4.1.3.2. Kekurangan Nokia ... 4.1.3.3. Budaya Nokia ... 4.2. Hasil Penelitian ... 4.2.1 Karakteristik Responden ... 4.2.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Counter ... 4.2.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Customer ... 4.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian... 4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ... 4.3.1.Uji Validitas ... 4.3.2. Uji Reabilitas ... 4.4. Pengujian Model Penelitian ... 4.5. Uji Asumsi Klasik ... 4.5.1. Uji Multikolinearitas ... 4.5.2. Uji Heteroskedastisitas ... 4.5.1. Uji Autokorelasi ... 4.6. Pengujian Hipotesis... 4.6.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 4.6.2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ... 4.6.3. Pengujian Koefisien Determinasi... 4.7. Pembahasan ... 4.7.1. Pengaruh Harga Barang Terhadap Permintaan ... 4.7.2. Pengaruh Harga Barang Substitusi Terhadap Permintaan .... 4.7.3. Pengaruh Pendapatan Terhadap Permintaan ...

77 78 79 79 79 84 97 104 103 104 105 107 107 108 109 110 110 112 113 114 114 119 124


(5)

4.7.4. Pengaruh Kualitas Terhadap Permintaan ... 4.8. Implikasi Pendidikan...

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ...

5.1. Kesimpulan ... 5.2. Saran ...

Daftar Pustaka...

133 145

149 149 150


(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi seperti saat ini yang dicirikan dengan adanya kesalingterkaitan antara satu sama lain di seluruh dunia menyebabkan semakin luas dan bebasnya pertukaran barang, jasa, modal bahkan gagasan melintasi batas-batas negara. Bisa dikatakan bahwa globalisasi merupakan tempat bertukar dan berkembangnya budaya, nilai, modal, ideologi di dunia, yang tentunya difasilitasi oleh adanya teknologi informasi dan komunikasi. Pembangunan di tiap negara, khususnya Indonesia, tidak boleh mengabaikan bidang teknologi komunikasi yaitu dengan meningkatkan daya jangkau dan mutu pelayanannya.

Memasuki era globalisasi saat ini, terjadi perkembangan telekomunikasi yang sangat pesat di Indonesia. Pesatnya perkembangan tersebut terutama didukung oleh perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia adalah sebuah transformasi penggunaan teknologi telekomunikasi di kalangan masyarakat. Perkembangan telekomunikasi seluler tidak dapat dilepaskan dari kemajuan tekhnologi komunikasi, perubahan regulasi dan budaya masyarakat. Tentu kita masih ingat ketika pertamakali handphone menjadi konsumsi masyarakat Indonesia pada era tahun 1990an.

Saat itu handphone hanya menjadi konsumsi kalangan atas. Misal untuk memiliki sebuah nomer, terdapat banyak syarat yang harus dipenuhi, mulai dari surat keterangan penghasilan, kartu keluarga hingga kartu identitas. Mereka rela antri untuk mendapatkan sebuah nomer. Pada saat itu sebuah nomer handphone


(7)

masih menjadi barang mewah. Setelah memasuki tahun 2000, harga kartu perdana menurun. Akan tetapi kisaran harga yang ditawarkan masih mahal untuk kalangan menengah kebawah, yakni harga yang ditawarkan masih diatas Rp 500.000 untuk mendapatkan sebuah nomer perdana. Begitu pula dengan handphone masih sangat mahal. Pada saat itu masih terdapat beberapa pemain industri telekomunikasi seluler.

Saat ini kita sudah dapat menikmati era bisnis telekomunikasi seluler dengan banyak perusahaan handphone. Bahkan perusahaan handphone baru tertarik untuk masuk kedalam bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia diantaranya adalah: Nokia, Sony Ericsson, Blackberry Samsung, LG, Motorola, dan merek Cina. Perusahaan tersebut merupakan produsen dari telepon seluler (handphone) yang paling berpengaruh terhadap kemajuan permintaan telepon seluler (handphone) yang ada di Indonesia.

Pesatnya kemajuan permintaan telepon seluler sendiri dibuktikan dengan jumlah pelanggan telepon seluler (handphone) saat ini pada tahun 2011 yang mencapai 125.000.000 dengan tingkat prosentase pertumbuhan sebesar 53 % pertahunnya, yang berarti pelanggan telepon seluler meningkat sebanyak 53.000.000 pengguna setiap tahunnya. (Nielsen,Tribunnews.com,2011:11).

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan handphone yang memiliki teknologi lebih canggih, maka perusahaan handphone mengembangkan jenis smartphone untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu perangkat handphone yang didalamnya sudah terdapat berbagai macam piranti lunak yang memungkinkan untuk dapat mengakses dan mengoperasikan


(8)

piranti lunak yang tadinya hanya ada didalam personal computer menjadi ada dalam handphone.

Kini smartphone bukan lagi menjadi barang langka dan susah didapatkan lagi, bahkan hampir seluruh perusahaan handphone memproduksi smartphone secara masal. Permintaan smartphone dari waktu ke waktu semakin tinggi. Bahkan orang yang tadinya menggunakan handphone kini perlahan-lahan mulai beralih menggunakan smartphone. Berikut merupakan beberapa jenis merek smartphone yang berada di Indonesia :

Tabel 1.1

Merek Smartphone Yang Ada Di Indonesia

Sumber : SWA 89 / 27 februari – 5 maret 2012

Berdasarkan merek-merek smartphone yang berada di Indonesia, permintaan smartphone tertinggi masih di dominasi oleh empat merek besar seperti ditunjukan pada Tabel 1.2.

Nomor Merek Smartphone Asal negara

1 Nokia Finlandia

2 Samsung Android Korea Selatan

3 Sony Ericsson Xperia Jepang

4 Apple I Phone Amerika

5 BlackBerry Kanada

6 Microsoft Amerika


(9)

TABEL 1.2

PERMINTAAN SMARTPHONE DI INDONESIA TAHUN 2008-2011

Peringkat Merek Persentase penjualan

Smartphone 2008 2009 2010 2011

1 BlackBerry 40,0% 38,9% 49,1% 49,4%

2 I phone 15,6% 19,8% 24,1% 28%

3 Samsung

Android

5,4% 3,3% 8,0% 7,5%

4 Nokia 9,1% 14,4% 3,6% 2%

Sumber: Modifikasi dari Majalah SWA 21/XXVI/4-13 Oktober 2010 , SWA 07/XXVI/1-14 April 2010, SWA 21/XXVIII/3-12 Oktober 2011 dan

http://kompas.com/05 Januari 2012/10:13 PM.

Tabel 1.2 menunjukan secara keseluruhan merek Blackberry masih unggul dibandingkan ketiga merek lainnya yaitu Nokia, iPhone dan Samsung Android dengan memperoleh jumlah penjualan 49,4%. Selain itu persaingan juga terlihat dari perubahan jumlah penjualan setiap tahunnya, pada tahun 2011 yang termasuk dalam empat besar merek smartphone yang menguasai jumlah penjualan yaitu kedua dikuasai oleh merek I phone sebesar 28%. Ketiga dikuasai oleh merek Samsung Android yang mengalami penurunan pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 7,5%, dan Nokia mengalami penurunan penjualan pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 1,9%.

Hal ini menunjukan bahwa industri smartphone pada tahun 2010-2011 terlihat kompetitif dimana ketiga merek smartphone yaitu Nokia, iPhone dan Samsung Android terus mengalami perubahan pada jumlah penjualan. Naik dan turunnya jumlah penjualan tersebut dikarenakan banyaknya konsumen melakukan perpindahan ke merek pesaing dan adanya kejenuhan atau ketidakpuasan


(10)

konsumen pada produk yang digunakan. Hal terebut terjadi sebagai akibat dari tingkat persaingan yang tinggi, menghadapkan konsumen ke banyak pilihan merek yang serupa yang menyebabkan konsumen ingin mencoba merek-merek lain.

Jumlah penjualan merupakan salah satu indikator dari penilaian baik atau tidaknya suatu produk dibenak konsumen yang nantinya sangat berpengaruh terhadap pembelian produk yang akan dilakukan oleh konsumen. Last usage atau pemakaian terakhir merupakan salah satu aspek untuk mengetahui seberapa besar konsumen menggunakan smartphone atau melakukan pembelian produk tersebut. (Sumber: Majalah SWA edisi Oktober 2010). Tabel 1.3 menunjukan survei last usage merek smartphone yang bersaing secara nasional di pasar Indonesia.

TABEL 1.3

MEREK SMARTPHONE YANG TERAKHIR KALI DI GUNAKAN (LAST USAGE)

Merek 2010 Apr-11

I Phone 34.12% 34.12%

Blackberry 52.05% 89.41%

Nokia 17.85% 12.94%

Samsung Android 20.05% 16.94%

Sumber: Modifikasi dari http://blog.nielsen.com/105 Januari 2011/13:10 PM dan Majalah SWA 08/XXVII/14-27 April 2011

Berdasarkan Tabel 1.3 dilihat dari last usage sampai April 2011 terdapat persaingan tinggi dalam pembelian terakhir (last usage). BlackBerry mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2011 menjadi 89.41% dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 52.05%, Nokia mengalami penurunan sebesar 2.64%


(11)

pada tahun 2011, hal serupa juga dialami Samsung android pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 3.11%.

Persaingan di smartphone akan terus meningkat, dimana para pemain utama BlackBerry, iPhone, Samsung Android, dan Nokia ketiganya diperkirakan akan meningkatkan aktivitas pemasarannya. Selain itu masuknya beberapa pemain baru smartphone seperti Dell, Nexian bahkan banyaknya merek-merek keluaran Cina yang menawarkan harga lebih murah dan memberikan kualitas hampir sama, hal ini dapat meningkatkan kompetisi dan mempengaruhi permintaan konsumen.

Jika dilihat dari data-data diatas, smartphone merek Nokia dari tahun ke tahun mengalami penurunan penjualan yang signifikan jika dibandingkan dengan ketiga pesaingnya yaitu Blackberry, Samsung android, dan I phone yang cenderung mengalami kenaikan permintaan. Padahal jika dilihat dari fitur dan kualitas yang ditawarkan smartphone merek Nokia tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan Blackberry, Samsung android, dan I phone. Harga yang ditawarkan juga lebih murah dibandingkan ketiga pesaingnya.

Kondisi penjualan produk merek nokia saat ini jika dibandingkan dengan penjualan beberapa tahun ke belakang jelas sangat berbanding terbalik. Dimana nokia pernah mengalami masa-masa keemasan sebagai handphone paling laris dan paling banyak digunakan oleh masyarakat. Terbukti dengan diraihnya penghargaan oleh Nokia sebagai TOM Ad dan TOM Brand (Top Of Mind Brand) Award selama tiga tahun berturut-turut yakni pada tahun 2007, 2008, dan 2009. TOM Ad (Top Of Advertising ) adalah suatu penghargaan yang menggambarkan merek produk yang paling diingat iklannya. Sedangkan TOM Brand (Top Of Mind Brand) Award adalah suatu penghargaan yang menggambarkan


(12)

merek-merek yang paling diingat oleh konsumen pada produk personal kategori handphone (SWA 16 / XXV / 27 Juli – 5 Agustus 2009).

Selain itu Nokia juga pernah sukses dengan penjualan handphone Nokia N3210 dan Nokia Communicator Series yang terjual lebih dari 47 juta unit di

seluruh dunia. Sehingga Nokia dinobatkan dengan julukan “ponsel sejuta umat”.

Mengulang kesuksesan serupa, Nokia kembali mengeluarkan produk handphone Nokia C3 yang pada hari pertama terjual hingga 20.000 unit. Dalam lima bulan pertama mampu terjual mendekati 1.4juta unit.( Bob McDougall, Zeepbes.com ; 2012,04). Berikut merupakan data penjualan produk smartphone dan handphone merek nokia di Indonesia tahun 2008-2011.

Tabel 1.4

Data Penjualan Produk Smartphone Dan Handphone Merek nokia Di Indonesia Tahun 2008-2011.

Tahun Total (unit) Perubahan (unit) %

2008 1.003.200.000 - -

2009 957.000.000 46.200.000 -4.6

2010 941.747.000 15.253.000 -1.5

2011 909.747.000 32.000.000 -3.3

Sumber : www.forumponsel.com dan www.tempointeraktif.com

Berdasarkan tabel 1.4 diatas, dapat dilihat jumlah penurunan penjualan produk smartphone dan handphone merek NOKIA mulai tahun 2009 sebesar 4,6% atau sebanyak 46.200.000 unit. Penurunan penjualan juga terjadi di tahun 2010 sebesar 1,5% atau sebanyak 15.253.000 unit dan di tahun 2009 sebesar 3,3% atau sebanyak 32.000.000 unit. Penurunan penjualan tersebut telah mengindikasikan bahwa adanya penurunan penjualan pada produk smartphone dan handphone merek Nokia.


(13)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat dilihat bahwa permintaan smartphone merek nokia mengalami penurunan. Penjualan ini dijadikan indicator permintaan karena termasuk kedalam salah satu diantara inidikator-indikator lain yang mempengaruhi permintaan. Penurunan jumlah permintaan ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya disebabkan oleh perpindahan ke merek pesaing dan adanya kejenuhan atau ketidakpuasan konsumen pada produk yang digunakan. Pengiklanan dan kepopuleran smartphone merek nokia, kredibilitas smartphone merek nokia di mata pelanggan, serta pengalaman pelanggan atas smartphone merek nokia tersebut sudah tidak sebaik dulu. .( Bob McDougall, Zeepbes.com ; 2012,04). Selain itu juga, Tati Suharti Joesron mengemukakan bahwa sebenarnya, permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, harga barang lain, selera, dan lain sebagainya. Sedangkan Vincent gaspersz menambahkan bahwa permintaan juga dipengaruhi oleh ekspektasi konsumen dan pengeluaran iklan.

Dari permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Harga Barang, Harga Barang Substitusi, Pendapatan, dan Kualitas Terhadap Permintaan Smartphone Merek Nokia (Studi Pada Counter-Counter Handphone Pada Mal Di Kota Bandung).


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran harga, harga barang substitusi, pendapatan,

kualitas, dan permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh harga barang substitusi terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung? 4. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap permintaan smartphone

merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung?

5. Bagaimana pengaruh kualitas terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung?

6. Bagaimana pengaruh harga, harga barang substitusi, pendapatan, dan kualitas terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di Kota Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga barang substitusi

terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung.


(15)

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian 1.Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi pada umumnya dan ekonomi mikro pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan gambaran tentang pengaruh harga barang, harga barang substitusi, pendapatan dan kualitas terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter-counter handphone di dalam mal di kota Bandung.

Adapun manfaat-manfaat tersebut diantaranya :

 Bagi pengusaha counter dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau bahan untuk kemajuan dan keberhasilan usahanya.

 Bagi Perusahaan Nokia dapat dimanfaatkan sebagai gambaran dan acuan untuk lebih bisa memproduksi produk smartphone yang lebih disukai masyarakat baik dari sisi harga, kualitas maupun fitur-fitur yang terdapat dalam smartphone.


(16)

 Bagi pemerintah dapat dimanfaatkan sebagai gambaran untuk lebih memberikan kebijakan terhadap keberadaan alat komunikasi yang ada di Indonesia khususnya smartphone sehingga bisa membuat usaha counter yang ada bisa lebih maju lagi dan konsumen smartphone bisa lebih mendapatkan manfaat yang terdapat dalam smartphone tersebut baik dari segi harga yang lebih terjangkau tetapi dengan kualitas yang baik.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh pengaruh harga barang, harga barang substitusi, pendapatan dan kualitas terhadap permintaan smartphone merek Nokia. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variabel) adalah harga barang, harga barang substitusi, pendapatan dan kualitas sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) adalah permintaan smartphone merek Nokia.

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah counter-counter di dalam mal di kota Bandung. Sementara itu yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen smartphone merek Nokia di dalam mal di kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dapat memberikan gambaran kepada para peneliti mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian diperlukan pemilihan metode yang tepat, sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memecahkan masalah yang diteliti.


(18)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif atau survey deskriptif. Pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Seperti yang dikemukakan oleh Masri Singarimbun (1995:40) bahwa “Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Pada umumnya yang

merupakan unit analisa dalam penelitian survey adalah individu.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Ronny Kountour (2003 : 173) Populasi adalah suatu kemampuan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa mahluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:115) "populasi adalah keseluruhan objek penelitian".

Dalam pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari objek penelitian, karena merupakan alat yang dipergunakan untuk memecahkan masalah atau penunjang keberhasilan penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemilik counter dan pengunjung counter di dalam mal pada counter mal di kota bandung.

3.3.2. Sampel

Langkah pertama dalam penentuan sampel adalah membuat batasan tentang ciri-ciri populasi. Dalam hal ini penentuan teknik sampling yang tepat


(19)

akan sangat menentukan bahwa sampel yang diambil betul-betul representatif (dapat mewakili). Hal ini senada dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998:116)

bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”.

Adapun teknik sampling yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik sampling aksidental. Sugiyono (1994:96) menyebutkan bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selanjutnya, sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

Dengan demikian, yang penulis ambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha counter handphone di mal dan pengunjung yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dan dianggap cocok sebagai sumber data pada saat penulis mengadakan penelitian.

Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel yang diambil dari populasi karena banyaknya jumlah populasi, waktu yang terbatas maka untuk sampel counter diambil dengan menggunakan rumus :

1 ) ( 2  

N N

n ket: =0,1 keterangan :

n = Sampel N = Populasi


(20)

1 ) 1 . 0 ( 535

535

2

n = 535 6.35 = 84.25 = 84

Perhitungan di atas di dapat dengan menggunakan teknik sampling (Muhamad Nazir, 2000:34). Diperoleh hasil bahwa sample counter yaitu sebanyak 84 counter, dari populasi sebesar 535 counter, dan 84 customer dari 13047 customer. Maka untuk proporsi masing-masing counter di mal sebagai berikut:

Tabel 3.1

Lokasi Mal Yang Diteliti

Dengan demikian, yang penulis ambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah para konsumen smartphone merek Nokia yang berkunjung ke Bandung Elektronik Centre, ITC kebon kalapa, Be mall, Butik Dukomsel, Mega cellular

Nama Mall Lokasi

Jumlah Counter

Sampel Counter

Sampel Konsumen

Bandung Electronic

Centre Jl.Purnawarman 330 42 42

International Trade

Centre Jl.Kebon Kalapa 140 24 24

Be mall Jl.Naripan 45 8 8

Butik Dukomsel Jl.Dago 10 5 5

Mega Cellular Centre Jl.Padjajaran 10 5 5


(21)

centre yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dan dianggap cocok sebagai sumber data pada saat penulis mengadakan penelitian.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Pada dasarnya variabel yang akan diteliti dikelompokan dalam konsep teoritis, empiris dan analitis. Konsep merupakan variabel utama yang bersifat umum. Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis. Konsep analitis adalah penjabaran dari konsep teoritis dimana data itu diperoleh.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Yang termasuk kedalam variabel bebas adalah permintaan (Y), sedangkan variabel terikat adalah harga(X1), harga barang substitusi(X2), pendapatan (X3), dan

kualitas (X4). Seperti terlihat pada tabel 3 : Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep analitis Skala

(1) (2) (3) (4) (5)

Variabel Terikat (Y) Permintaan

(Y)

Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta seseorang dalam waktu tertentu pada berbagai tingkat harga.

Jumlah permintaan konsumen terhadap permintaan

smartphone merek Nokia.

Data diperoleh dari jumlah banyaknya penjualan

smartphone merek Nokia di counter di mal pada bulan terakhir.

Interval


(22)

Harga (X1)

Harga adalah sejumlah uang yang harus diberikan oleh seseorang untuk memperoleh barang dan jasa..

Di ukur dengan harga smartphone merek Nokia yang sekarang berada di pasaran.

Data diperoleh dari harga rata-rata smartphone merek Nokia yang dijual di counter di mal pada bulan terakhir.

Interval

Harga barang substitusi (X2)

suatu barang yang dapat menggantikan fungsi dari barang lainnya

Produk pengganti dari barang lain yang dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut.

Data diperoleh dari rata-rata tingkat harga yang ditawarkan oleh barang pesaing yaitu smartphone merek Blackberry pada bulan terakhir.

Interval

Pendapatan (X3)

Total penerimaan seseorang atau suatu rumah tangga dalam periode tertentu

Besarnya pendapatan konsumen

smartphone merek Nokia pada satu tahun terakhir (Januari sampai dengan Desember 2011)

Data diperoleh dari rata-rata jawaban responden tentang besarnya pendapatan responden pada bulan terakhir.

Interval

Kualitas (X4)

Keterkaitannya dengan factor subjektifitas individu atau kelompok yang berbeda yang memberikan

perhatian atau prioritas yang berbeda2 pada unsur2 kualitas pelayanan tertentu. Mencakup 5 dimensi kualitas jasa yaitu : kedalamana,

kepastian, bukti fisik, empati dan kesigapan.

Diukur dengan seberapa besar kepuasan konsumen menggunakan

smartphone merek Nokia yang dilihat dari : -Fitur -Daya Tahan -Estetika -Reabilitas -Serviceability

Data diperoleh dari alasan konsumen memilihkualitas

smartphone merek Nokia berdasarkan :

Fitur,yang dilihat dari Kelengkapan aplikasi yang terdapat dalam smartphone merek Nokia.

Daya tahan, yang dilihat dari berapa lama smartphone merek Nokia dapat digunakan.

Estetika, yang dilihat dari seberapa besar daya tarik smartphone merek Nokia terhadap panca indera.

Reabilitas, yang dilihat dari seberapa besar smartphone Nokia memiliki resiko kerusakan.


(23)

Serviceability, yang dilihat dari kecepatan

pelayanan,dan penanganan keluhan yang memuaskan dari customer service kepada konsumen smartphone merek Nokia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data diperoleh langsung dari lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu:

a. Observasi, yaitu dengan meninjau dan mengamati secara langsung objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan yaitu teknik observasi terus terang atau tersamar. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneli. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu data yang dicari masih dirahasiakan, karena kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi. Prof. Dr. Sugiyono (2009:228)


(24)

untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan oleh responden. Prof. Dr. Sugiyono (2009:142)

c. Interview (wawancara), yaitu berupa tanya jawab yang langsung ditanyakan kepada responden. Interview (wawancara) yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur (semistructure interview) dimana tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Prof. Dr.

Sugiyono (2009:233)

d. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data-data dari literatur-literatur seperti buku. Dalam penelitian ini, literatur yang digunakan berasal dari buku-buku diantaranya dari Paul A Samuelson dan William D. Nordhaus, Dr. Eeng Ahman dan Yana Rohmana, S.Pd, Dr. Tati Suhartati Joeston dan M. Fathorrozi, S.E, M.Si, Domonick Salvatore, Sadono Sukirno, Ricard A. Billas, Buchari Alma, Kotler dan Amstrong, Moh. Nazir, Ph.D, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prof. Dr. Sugiyono, Damodar Gudjarati oleh Sumarno Zain, Agus Widarjono, Vincent Gaspersz, Philip Kotler, Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D.

Agar hasil penelitian tidak diragukan kebenarannya, maka penulis mengadakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, diantaranya :

1. Tes Validitas

Tes validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara menguji validitas adalah:


(25)

2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment:

 



 

2 2

2 2

) ( )

( X N Y Y

X N

Y X XY

N rXY

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

Dimana :

R = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh dari subjek dalam tiap item

Y = skor total item instrumen

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2= jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑Y= jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y


(26)

Dalam hal ini kriterianya adalah :

rxy < 0,20 : Validitas sangat rendah 0,20 - 0,39 : Validitas rendah

0,40 - 0,59 : Validitas sedang/cukup 0,60 - 0,89 : Validitas tinggi 0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan nilai tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2) dimana n menyatakan jumlah baris atau banyaknya responden.

Jika r hitung r0,05 Instrumen valid

jika r hitung r0,05 Instrumen tidak valid

2. Tes Reliabilitas

Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrumen sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Uji reabilitas ini menggunakan rumus alpha karena data berupa skor dari 1-5. Rumus mencari reliabilitas instrumen adalah:

               

2

1 2 11 1 ) 1 (  b k k r

(Suharsimi, 2006: 171) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b


(27)

2 1

= varian total

Keputusannya dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dengan ketentuan

sebagai berikut :

Jika r 11 > r tabel berarti reliabel dan jika r 11 < r tabel berarti tidak reliabel 3.6 Teknik Analisis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data ordinal. Dimana yang termasuk pada data ordinal tersebut diantaranya adalah:

 Variabel harga

 Variabel harga barang substitusi

 Variabel pendapatan

 Variabel kualitas

 Variabel permintaan konsumen

Sedangkan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan syarat bahwa data yang dapat diuji oleh regresi harus memiliki jenis data interval atau rasio. Sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu Econometric Views (EViews) 6.0. Dengan demikian, maka data yang bersifat ordinal pada penelitian ini yaitu variabel kualitas harus ditingkatkan menjadi data interval melalui MSI (method succesive interval).

Langkah kerja Methods of Succesive Interval adalah sebagai berikut: 1. Perhatikan tiap butir pertanyaan dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak responden yang mendapatkan (menjawab) skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut frekuensi.


(28)

4. Setelah data tersusun pada Microsoft Office Excel, maka data dapat langsung di MSI (method succesive interval) dengan menggunakan program Succ97 dalam Microsoft Office Excel.

5. Lalu kelompokkan hasil MSI yang menjadi variabel bebas yaitu variabel harga,harga barang substitusi, pendapatan dan kualitas dan serta variabel terikat yaitu variabel permintaan.

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke interval, hipotesis dapat langsung diuji dengan mengunakan teknik analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh variabel X terhadapY.

Untuk membuktikan apakah harga, harga barang substitusi, pendapatan, dan kualitas berpengaruh terhadap permintaan smartphone merek nokia, hubungan tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk fungsi regresi sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Permintaan = Konstanta

X1 = Harga = Koefisien permintaan

X2 = Harga barang substitusi = Variabel pengganggu

X3 = Pendapatan X4 = Kualitas

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

3.6.1.1 Multikolinearitas


(29)

variabel-variabel bebas, sehingga nilai koefisien korelasi sama dengan satu akan menyebabkan koefisien regresi menjadi tak terhingga. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika masing-masing variabel bebas berkorelasi lebih besar dari 80% maka termasuk yang memiliki hubungan yang tinggi atau ada indikasi multikolinearitas. Gudjarati (1998:157)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi OLS, maka dapat dilakukan beberapa cara berikut ini:

a. Nilai R2 tinggi, multikolinier sering diduga bila nilai koefisien determinasinya cukup tinggi yaitu antara 0,80-1,00. Tetapi jika dilakukan uji t, maka tidak satupun atau sedikit koefisien regresi parsial yang signifikan secara individu. Maka kemungkinan tidak ada gejala multikolinier.

b. Dengan menghitung koefisien korelasi sederhana (zero coefficient of correlation) antar variabel independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinearitas (< 0,80).

3.6.1.2Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sample kecil maupun sample besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya


(30)

(konsisten). Ini disebabkan oleh variannya yang tidak minimum (tidak efisien). Agus Widarjono (2005:145)

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi lain. Agus Widarjono (2005:145)

Pengujian Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan memakai Eviews 6.0 Dengan hipotesis:

Ha = Homokedastisitas

Ho = Heteroskedastisitas Keterangan:

 Jika Prob < 5%, maka Heteroskedastisitas

 Jika Prob > 5%, maka Homoskedastisitas

3.6.1.3 Autokorelasi

Autokorelasi berarti terdapat korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waku (time series), sehingga muncul suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Model regresi linier mengandung asumsi tidak terdapat autokorelasi atau korelasi serial diantara disturbance term-nya. Pengujian autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada


(31)

tidaknya korelasi antara variabel penggangu pada periode tertentu dengan variabel penggangu pada periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan

dengan uji Durbin Watson dengan ketentuan α=0,05 dimana d > du, maka hal

tersebut mengindikasikan bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) pada periode t dengan residual pada periode

t-1 (sebelumnya).

Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson Statistics (d) dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Durbin-Watson

Tolak H0

berarti ada autokorelasi positif

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak H0 berarti tidak

ada autokorelasi

Tidak dapat diputuskan

Tolak H0

berarti ada autokorelasi negatif

0 dL du 2 4-du 4-dL 4 Agus Widarjono(1978:216)

3.6.2 Pengujian Hipotesis

3.6.2.1 Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji bahwa variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan


(32)

Kriteria:

 Jika thitung ttabel, berarti menolak H0 dan menerima Ha yang artinya signifikan.

 Jika thitung  ttabel, berarti menerima H0 dan menolak Ha yang artinya tidak

signifikan.

3.6.2.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji bahwa keseluruhan variabel independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika Fhitung Ftabel, berarti

menolak H0 dan menerima Ha yang artinya signifikan sebaliknya, jika Fhitung 

Ftabel, berarti menerima H0 dan menolak Ha artinya tidak signifikan. Dalam

pengujian hipotesis ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.


(33)

149

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh harga barang, harga barang substitusi, pendapatan, dan kualitas produk terhadap permintaan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan berikut:

1. Gambaran umum harga, harga barang substitusi, pendapatan, kualitas, dan permintaan berada pada kategori yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin bervariasinya harga dan harga barang substitusi smartphone serta pendapatan konsumen yang semakin meningkat sehingga konsumen dapat membeli smartphone dengan kuialitas baik. Dengan begitu permintaan smartphone merek Nokia semakin meningkat.

2. Harga barang secara parsial berpengaruh negatif terhadap permintaan smartphone merek Nokia. Artinya jika harga smartphone meningkat maka permintaan smartphone merek nokia pada counter dalam mal di kota bandung akan turun, begitu juga sebaliknya.

3. Harga barang substitusi berpengaruh positif terhadap permintaan smartphone merek nokia. Artinya harga smartphone merek BlackBerry sebagai smartphone pengganti akan berpengaruh terhadap permintaan smartphone merek nokia pada counter dalam mal di kota Bandung.


(34)

150

4. Pendapatan konsumen mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan Smartphone merek Nokia. Artinya, semakin tinggi pendapatan konsumen akan mempengaruhi peningkatan permintaan smartphone merek Nokia.

5. Kualitas tidak berpengaruh terhadap permintaan smartphone merek Nokia. Artinya seberapa besarpun kenaikan ataupun penurunan kualitas smartphone, tidak akan berpengaruh terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter-counter pada mal di Kota Bandung.

6. Harga, harga barang substitusi, pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan smartphone merek Nokia pada counter pada mal di kota Bandung. Sedangkan kualitas tidak berpengaruh terhadap permintaan smartphone merek Nokia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Harga merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi seorang konsumen dalam mementukan pembelian. Oleh karena itu untuk meningkatkan permintaan smartphone merek Nokia, dalam menetapkan harga harus sesuai dengan fasilitas dan barang yang ditawarkannya. Bila perlu dengan harga yang rendah tapi bisa memberikan kualitas bagus sehingga konsumen bisa melirik Nokia lagi.

2. Kualitas produk, dalam hal ini tipe tiap smartphone merek Nokia harus memiliki kualitas lebih baik dibanding dengan merek smartphone lainnya. Sehingga kepuasan konsumen dalam menggunakan smartphone merek


(35)

151

Nokia dapat kembali meningkat, yang akan menaikkan permintaan terhadap smartphone merek Nokia. Nokia harus menerapkan strategi baru untuk mengembalikan kejayaan Nokia seperti dulu diantaranya :

- Nokia berkolaborasi dengan Microsoft dengan platform Windows Phone. Kolaborasi ini berupaya menciptakan suatu ekosistem baru. Ekosistem disini maksudnya adalah dari sistem operasinya (OS) maupun services secara keseluruhan dengan Windows Phone.

- Connecting the Next Billion. Artinya Nokia harus membantu secara global untuk memberdayakan orang-orang yang berada di kelas paling bawah yang menjadi pasar terbesar untuk bisa terkoneksi ke internet atau bisa tetap online. Dengan cara menawarkan produk yang lebih affordable, tapi tetap memiliki konektifitas yang sama dengan perangkat smartphone. - Menciptakan teknologi masa depan atau disruption technology, artinya Nokia harus berupaya menemukan teknologi-teknologi baru masa depan atau RND (research and development) Nokia.

3. Untuk meningkatkan permintaan smartphone merek Nokia, diperlukan adanya perhatian dari pengusaha/pedagang smartphone terhadap harga barang substitusi. Barang substitusi disini yaitu smartphone merek Blackberry. Harga dari smartphone merek Blackberry ini turut mempengaruhi permintaan smartphone merek nokia secara signifikan, dan pengusaha/pedagang smartphone merek Nokia perlu untuk memperhatikannya sehingga dapat cepat tangggap dalam mengahadapi berbagai perkembangan.


(36)

152

4. Agar produk Nokia dapat diterima oleh masyarakat sebaiknya dalam menetapkan harga produk smartphone perusahaan Nokia menyesuaikan dengan pendapatan masyarakat yang menjadi target pemasaran smartphone merek Nokia tersebut. Sehingga produk Nokia dapat dijangkau oleh para calon pembelinya.


(37)

152

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadireja (1999). Pengantar Ekonomika. Yogyakarta: BPFE UGM Agus Sumali. (2007) Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Ghalia Indonesia Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Fakultas Ekonomi UI

Buchari Alma (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Billas, R. A. (1995). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Billas, R. A. (1996). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Case dan Fair. (2005). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Salvatore, Dominick. (2005). Teori Mikro Ekonomi/Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Fandy Tjiptono, Dan Gregorius Chandra, 2005, Service Quality And Satisfaction, Yogyakarta, Andi.

Gilarso, T. (2003). Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius : Yogyakarta

Griffin, Ricky W. and Ronald J. Ebert. 2008. Bussiness 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Gujarati, Damodar (1998). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Haurman, Imam C dan Prihatin. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(38)

153

Imam Chourmain. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Iskandar Putong (2007). Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Mitra Wacana Media

Jack Morton. 2010. what is an experience brand. Australia

Kothler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Andy Yogya. Mankiw, Gregori. (2006). Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Masri Singaribun (1995). Metode Survei. Jakarta : LP3S

Moh.Nazir (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. (2000). Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. (2002). Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Roni Kountur (2003) Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta. PPM. Anggota KAPI

Sadono Sukirno. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sadono Sukirno. (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D (1997), Mikro-Ekonomi, Jakarta: Penerbit Erlangga

Sofyan Assaury, (1998), Manajemen Produksi Dan Operasi, Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


(39)

154

Sugiarto. (2002). Ekonomi Mikro.Gramedia :Jakarta

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryawati. (1998). Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tati Suhartati Joesron. (2002). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Tati Suhartati Joesron. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta

Vincen Gaspersz. (2003). Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

SKRIPSI

Pitri Agustina. (2005). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Ekspor Udang Indonesia ke Negara Jepang Periode Tahun 1982 Sampai Dengan 2002. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Moh. Alam Novian (2010) Pengaruh harga barang, pendapatan dan selera konsumen terhadap permintaan handphone merek Samsung (survey pada konsumen counter Samsung di bandung electronic centre). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Meida Amilia Solihati (2009), Pengaruh harga barang, harga barang substitusi dan biaya promosi terhadap permintaan personal computer di pertokoan jaya plaza bandung. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Akbar Wahidin (2005), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Bus Kota Damri Kelas Ekonomi. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Acep Suryadi Fathoni (2009), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Laptop. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.


(40)

155

Dewi sahara dan Endang S Gunawati (2003), Analisis Permintaan Kedelai Di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. (online).Tersedia :

ejournal.unud.ac.id/…/(12)% soca-dewi% sahara-permintaan% kedele

(1).pdf. (8 maret 2010).

Achmad Zaini (2008),”Pengaruh harga gula impor, harga gula domestik, dan produksi gula domestik terhadap permintaan gula impor di indonesia. (7 Agustus 2008).

Surya Mega Wijaya. 2005. Brand Experience. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Endang Wijayanti (2006), “Pengaruh harga dan Kualitas produk terhadap permintaan Toyota Kijang. (12 desember 2006).

Web dan Majalah

www.mediaindonesia.com www.tribunnews.com

http://zepbees.com/business/nokia-berupaya-lepas-dari-himpitan-atas-bawah/ SWA 16 / XXII / 26 Juli – 8 Agustus 2007

SWA 18 / XXIV / 21 Agustus – 3 September 2008 SWA 16 / XXV / 27 Juli – 5 Agustus 2009

SWA 89 / 27 februari – 5 maret 2012 www.forumponsel.com

www.tempointeraktif.com


(41)

156

http://wisnudewobroto.com/nokia-strategi-bisnis-dan-strategi-it/

http://amiruddinzain.wordpress.com/2012/04/29/blackberry-laku-karena-orang-indonesia-latah/

www.duniaselular.com www.detikforum.net www.wordpress.com www.kabarbisnis.com

http://www.giest.org/goblogz/onyx-vs-e72-e71.html


(1)

4. Agar produk Nokia dapat diterima oleh masyarakat sebaiknya dalam menetapkan harga produk smartphone perusahaan Nokia menyesuaikan dengan pendapatan masyarakat yang menjadi target pemasaran smartphone merek Nokia tersebut. Sehingga produk Nokia dapat dijangkau oleh para calon pembelinya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadireja (1999). Pengantar Ekonomika. Yogyakarta: BPFE UGM Agus Sumali. (2007) Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta : Ghalia Indonesia Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Fakultas Ekonomi UI

Buchari Alma (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Billas, R. A. (1995). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Billas, R. A. (1996). Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Case dan Fair. (2005). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Salvatore, Dominick. (2005). Teori Mikro Ekonomi/Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Fandy Tjiptono, Dan Gregorius Chandra, 2005, Service Quality And Satisfaction, Yogyakarta, Andi.

Gilarso, T. (2003). Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius : Yogyakarta

Griffin, Ricky W. and Ronald J. Ebert. 2008. Bussiness 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Gujarati, Damodar (1998). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Haurman, Imam C dan Prihatin. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(3)

Imam Chourmain. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

Iskandar Putong (2007). Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Mitra Wacana Media

Jack Morton. 2010. what is an experience brand. Australia

Kothler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Andy Yogya. Mankiw, Gregori. (2006). Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Masri Singaribun (1995). Metode Survei. Jakarta : LP3S

Moh.Nazir (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. (2000). Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. (2002). Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Roni Kountur (2003) Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta. PPM. Anggota KAPI

Sadono Sukirno. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sadono Sukirno. (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D (1997), Mikro-Ekonomi, Jakarta: Penerbit Erlangga


(4)

Sugiarto. (2002). Ekonomi Mikro.Gramedia :Jakarta

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryawati. (1998). Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tati Suhartati Joesron. (2002). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Tati Suhartati Joesron. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta

Vincen Gaspersz. (2003). Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

SKRIPSI

Pitri Agustina. (2005). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Ekspor Udang Indonesia ke Negara Jepang Periode Tahun 1982 Sampai Dengan 2002. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Moh. Alam Novian (2010) Pengaruh harga barang, pendapatan dan selera konsumen terhadap permintaan handphone merek Samsung (survey pada konsumen counter Samsung di bandung electronic centre). Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Meida Amilia Solihati (2009), Pengaruh harga barang, harga barang substitusi dan biaya promosi terhadap permintaan personal computer di pertokoan jaya plaza bandung. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Akbar Wahidin (2005), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Bus Kota Damri Kelas Ekonomi. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.

Acep Suryadi Fathoni (2009), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Laptop. Skripsi pada FPEB UPI tidak diterbitkan.


(5)

Dewi sahara dan Endang S Gunawati (2003), Analisis Permintaan Kedelai Di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. (online).Tersedia :

ejournal.unud.ac.id/…/(12)% soca-dewi% sahara-permintaan% kedele (1).pdf. (8 maret 2010).

Achmad Zaini (2008),”Pengaruh harga gula impor, harga gula domestik, dan produksi gula domestik terhadap permintaan gula impor di indonesia. (7 Agustus 2008).

Surya Mega Wijaya. 2005. Brand Experience. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Endang Wijayanti (2006), “Pengaruh harga dan Kualitas produk terhadap permintaan Toyota Kijang. (12 desember 2006).

Web dan Majalah

www.mediaindonesia.com www.tribunnews.com

http://zepbees.com/business/nokia-berupaya-lepas-dari-himpitan-atas-bawah/ SWA 16 / XXII / 26 Juli – 8 Agustus 2007

SWA 18 / XXIV / 21 Agustus – 3 September 2008 SWA 16 / XXV / 27 Juli – 5 Agustus 2009

SWA 89 / 27 februari – 5 maret 2012 www.forumponsel.com

www.tempointeraktif.com


(6)

http://wisnudewobroto.com/nokia-strategi-bisnis-dan-strategi-it/

http://amiruddinzain.wordpress.com/2012/04/29/blackberry-laku-karena-orang-indonesia-latah/

www.duniaselular.com www.detikforum.net www.wordpress.com www.kabarbisnis.com

http://www.giest.org/goblogz/onyx-vs-e72-e71.html


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VB SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 40

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA MATERI SEJARAH SISWA KELAS X SMK NU 01 KENDAL TAHUN AJARAN 2014 2015

0 17 175

PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyurip 3 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT Penerapan Strategi Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Nege

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 SILAU KAHEAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 20

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY ( TSTS) UNTUK HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 2 BAJUR TAHUN AJARAN 20152016

0 0 20