HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN MAHASISWA, KESIAPAN DOSEN DAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III POLITEKNIK TEDC BANDUNG.

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah ...3

1.3 Paradigma Penelitian ...5

1.4 Analisis Masalah dan Definisi-Definisi Operasional ...6

1.5 Pembatasan Masalah ...9

1.6 Tujuan Penelitian ...9

1.7 Manfaat Penelitian ...10

1.8 Hipotesis ...11

1.9 Metode Penelitian ...11

1.10 Lokasi dan Responden Penelitian ...12

BAB II LANDASAN TEORI ...15


(2)

ii

2.2 Kesiapan Dosen ...20

2.3 Proses Pembelajaran ...24

2.4 Prestasi Belajar ...27

BAB III RANCANGAN PENELITIAN ...31

3.1 Tujuan Penelitian ...31

3.2 Asumsi-Asumsi Penelitian ...32

3.3 Hipotesis Penelitian ...32

3.4 Populasi dan Sampel ...33

3.5 Metode Penelitian ...34

3.6 Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian ...34

3.7 Pengujian Hipotesis ...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...46

4.1 Persiapan Penelitian ...46

4.2 Pengumpulan Data ...47

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ...48

4.4 Interpretasi Hasil Penelitian ...82

4.5 Keterbatasan Penelitian ...86

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...87

5.1 Kesimpulan ...87

5.2 Implikasi ...88

5.3 Saran ...91 DAFTAR PUSTAKA


(3)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1. Paradigma penelitian ...5

3.1. Paradigma Penelitian ...43

3.2. Model hipotesis analisis alur antar variabel penelitian ...44

4.1. Koefisien alur antar variabel penelitian X1, X2, dan X3 ...78


(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

3.01. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...36

3.02. Contoh Analisis Normalitas Sebaran Frekuensi ...39

3.03. Perincian Soal Test Kognitif dan Bobot Penilaian ...42

4.01. Variabel X1, X2, X3, dan Y ...49

4.02. Koefisien Korelasi X1 dengan X3 ...51

4.03. Koefisien thitung X1 ...52

4.04. Koefisien Persamaan Regresi X1 ...53

4.05. Analisis Varians X1 ...53

4.06. Analisis Linearitas X1 ...54

4.07. Koefisien Korelasi X2 denganX3 ...56

4.08. Koefisien thitung X2 ...57

4.09. Koefisien Persamaan Regresi X2 ...58

4.10. Analisis Varians X2 ...58

4.11. Analisis Linearitas X2 ...59

4.12. Koefisien Korelasi X3 dengan Y ...61

4.13. Koefisien thitung X3 ...62


(5)

v

4.15. Analisis Varians X3 ...63

4.16. Analisis Linearitas X3 ...64

4.17. Koefisien Korelasi X1 dengan Y ...66

4.18. Koefisien thitung X1 ...66

4.19. Koefisien Persamaan Regresi X1 ...67

4.20. Analisis Varians X1 ...68

4.21. Analisis Linearitas X1 ...68

4.22. Koefisien Korelasi X2 dengan Y ...70

4.23. Koefisien thitung X2 ...71

4.24. Koefisien Persamaan Regresi X2 ...72

4.25. Analisis Varians X2 ...72

4.26. Analisis Linearitas X2 ...73

4.27. Koefisien Korelasi X1 dan X2 dengan X3 ...75

4.28. Koefisien Persamaan Regresi X1 dan X2 dengan X3 ...76

4.29. Analisis Varians X1 danX2 ...77

4.30. Koefisien Korelasi X1 , X2 dan X3 dengan Y ...79

4.31. Koefisien Persamaan Regresi X1 , X2 dan X3 dengan Y ...80


(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Ijin Mengadakan Penelitian ...93

2. Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian ...94

3. Data Penelitian ...95

4. Daftar Analisis Normalitas Sebaran Frekuensi ...98

5. Perhitungan Koefisien Alur antar Variabel Penelitian ...101

6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...103

7. Kuesioner Kesiapan Mahasiswa (X1) ...104

8. Kuesioner Kesiapan Dosen (X2) ...106

9. Kuesioner Proses Pembelajaran (X3) ...107


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mzenyelenggarakan program pendidikan profesional, yaitu program pendidikan Diploma III (D3) diselenggarakan dengan tujuan utama untuk menghasilkan lulusan dengan keahlian yang dibutuhkan oleh industri saat ini. Berdasarkan Undang-Undang R.I. No. 20 Tahun 2003, pasal 20 ayat (1) mengemukakan bahwa, politeknik merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi profesi. Selanjutnya dalam pasal 38, ayat (3) dikemukakan; “Kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi”. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas No.: 232/U/2000, mata kuliah pada perguruan tinggi dibagi ke dalam empat kelompok, yakni: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) dan Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Masing-masing kelompok mata kuliah ditetapkan tingkat pencapaian kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikannya.


(8)

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberi landasan penguasaan ilmu dan keahlian tertentu. Mata Kuliah Keahlian Berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Mata Kuliah Perilaku Berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Sedangkan Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Algoritma dan Pemrograman merupakan mata kuliah dasar yang termasuk dalam kelompok mata kuliah Keilmuan dan Keahlian (MKK) yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa jurusan Teknik Komputer, Teknik Informatika, dan Teknik Informasi. Mata Kuliah Algoritma dan Pemrograman diberikan dalam semester 1 dengan bobot 3 sks (satuan kredit semester). Dengan demikian kurangnya penguasaan mata kuliah tersebut akan menghambat pemahaman atas mata kuliah lainnya yang menempatkan Algoritma dan Pemrograman sebagai


(9)

prasyarat. Oleh sebab itu agar seorang mahasiswa dapat lancar dalam menyelesaikan studinya, dipersyaratkan nilai minimal adalah B (atau 80). Namun dalam kenyataannya, nilai yang dicapai rata-rata masih di bawah 70. Gejala tersebut sudah pasti sangat memprihatinkan para dosen dan pimpinan Politeknik TEDC karena dapat menghambat program-program institusi dan mahasiswa yang bersangkutan. Oleh sebab itu gejala yang teridentifikasi tersebut perlu diselidiki penyebabnya.

1.2 Perumusan Masalah

Dunkin dan Biddle (1974:38) mengemukakan bahwa, hasil pembelajaran tergantung pada context variable yakni siswa dan presage variable yakni guru.

context variable siswa berkaitan dengan kesiapan siswa, sementara presage variable guru berkaitan dengan kesiapan guru.

Dalam kaitan pembelajaran di perguruan tinggi, kesiapan mahasiswa

terdiri dari faktor-faktor intrinsik mahasiswa misalnya, kecerdasan, motivasi, minat, sikap, bakat, kebiasaan belajar dan cara belajar. Kesiapan dosen terdiri dari aspek-aspek latar belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, persiapan mengajar, metode mengajar dan lain-lain. Apabila dosen tidak melakukan persiapan mengajar dan hanya mengandalkan buku teks yang telah bertahun-tahun digunakan, transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa tidak dapat berlangsung dengan baik; sebagai akibatnya mahasiswa kurang memahami materi yang diberikan. Hal ini akan diperburuk jika pihak mahasiswa pun tidak melakukan persiapan dalam menghadapi setiap jenis perkuliahan.


(10)

Berdasarkan uraian singkat tersebut di atas, maka untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, maka penelitian ini diarahkan dengan perumusan masalah: “Hubungan Antara Kesiapan Mahasiswa, Kesiapan Dosen dan Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Diploma III Politeknik TEDC Bandung”.

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas, dalam penelitian ini terdapat empat variabel operasional yakni, Kesiapan Mahasiswa (X1), Kesiapan Dosen (X2), dan Proses Pembelajaran (X3), dengan Prestasi Belajar (Y). Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah hubungan antara kesiapan mahasiswa (X1) dengan proses pembelajaran (X3)?

b. Bagaimanakah hubungan antara kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3)?

c. Bagaimanakah hubungan antara antara proses pembelajaran (X3) dengan prestasi belajar (Y)?

d. Bagaimanakah hubungan antara kesiapan mahasiswa (X1) dan kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3) dalam perkuliahan?

e. Bagaimanakah hubungan antara ketiga variabel X1, X2, dan X3 dengan prestasi belajar (Y) yang dicapai?

Jawaban atas kelima pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkapkan penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa, khususnya


(11)

dalam mata kuliah Algoritma dan Pemrograman

1.3 Paradigma Penelitian

Pokok permasalahan yang dirumuskan dalam paragraf 1.2 di atas menunjukkan adanya beberapa masalah yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi lebih jelas. Pengkajian ini akan didasarkan pada paradigma penelitian yang dilukiskan pada Gambar 1.1. berikut ini.

Gambar 1.1. Paradigma penelitian

Paradigma penelitian tersebut didasarkan pada dua fenomena yang dikenal dalam dunia pendidikan yakni: (a) mahasiswa dan dosen pada umumnya kurang memperhatikan peranan media pembelajaran sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman atas materi perkuliahan. (b) Mutu proses pembelajaran menentukan prestasi belajar. Berdasarkan logika ini maka, hubungan antara keempat variabel penelitian tersebut bersifat kausal dengan dua variabel X1 dan X2 sebagai variabel eksogen dan variabel X3 dan Y sebagai variabel indogen.


(12)

1.4 Analisis Masalah dan Definisi-Definisi Operasional

Berdasarkan paradigma penelitian di atas, terdapat dua sub masalah yang memerlukan penjelasan, yaitu: Pertama, bagaimanakah hubungan antara kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen dengan proses pembelajaran? Kedua, Apakah proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar?

Submasalah pertama dan kedua akan mengungkapkan aspek-aspek sikap yang menentukan prestasi belajar. Dari hasil analisis kedua submasalah itu akan dirumuskan definisi-definisi operasional tentang variabel-variabel kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen, proses pembelajaran dan prestasi belajar.

Untuk keperluan analisis, hubungan antara keempat variabel penelitian itu akan dirinci ke dalam sejumlah hubungan antara dua variabel yang secara statistika dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika (Sudjana, 1984:296). Menurut Borg dan Gall (1983:580), dalam penelitian pendidikan pemecahan perilaku yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana lazim dilakukan dan dapat dibenarkan sejauh tidak menghilangkan ciri-ciri dalam konteks yang utuh.

1.4.1 Hubungan antara Kesiapan Mahasiswa dan Kesiapan Dosen dengan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Interaksi hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Dari kedua belah pihak ini akan lahir interaksi edukatif dengan memanfaatkan alat bantu pembelajaran sebagai mediumnya.


(13)

Kesiapan mahasiswa dalam menerima pembelajaran diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan belajar. Banyak mahasiswa yang gagal untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak melakukan persiapan sebelum kegiatan proses pembelajaran. Sebagai seorang dosen seharusnya sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan yang diharapkan. Tugas dosen adalah berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Untuk itu diperlukan persiapan mengajar oleh dosen agar terjadi proses pembelajaran yang harmonis antara dosen dan mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa mendapatkan nilai rendah, dan mahasiswa gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing, kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

Semua komponen diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan, peran dosen amatlah penting disamping harus ada usaha dari mahasiswa itu sendiri, karena dalam hal ini ternyata prestasi mengajar yang baik yang dimiliki oleh dosen akan berpengaruh besar bagi keberhasilan mahasiswanya.

1.4.2 Hubungan Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai keunggulan dalam belajar. Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses pembelajaran, dimana banyak faktor yang saling mempengaruhi, diantaranya dari


(14)

peranan dosen dan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran, suasana pembelajaran dan keserasian proses pembelajaran dengan tujuan belajar. Adapun tujuan pembelajaran dianggap berhasil dengan melihat sejauh mana prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

Prestasi dapat dikatakan berkualitas tinggi jika prestasinya menunjukkan pencapaian yang tinggi baik aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian ini yang akan diselidiki adalah prestasi belajar mahasiswa dilihat dari aspek kognitif.

1.4.3 Definisi Operasional

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, berikut ini dirumuskan beberapa pengertian dan definisi-definisi operasional dari variabel-variabel penelitian.

1. Kesiapan Mahasiswa (X1)

Kesiapan mahasiswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang perlu dipersiapkan mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan Algoritma dan Pemrograman. Tingkat kesiapan mahasiswa dalam belajar yang akan diukur meliputi motivasi, minat, sikap, bakat, kebiasaan belajar dan cara belajar. 2. Kesiapan Dosen (X2)

Kesiapan dosen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persiapan dosen sebelum dan ketika proses pembelajaran mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Tingkat kesiapan dosen yang akan diukur meliputi kemampuan merencanakan program pembelajaran, menguasai bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, dan menilai kemajuan proses.


(15)

3. Proses Pembelajaran (X3)

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan yang dilakukan antara dosen-mahasiswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Proses pembelajaran yang akan diukur meliputi peranan dan kegiatan dosen dalam proses pembelajaran, partisipasi mahasiswa dalam proses belajar yang dialami, suasana proses pembelajaran, dan keserasian proses pembelajaran dengan tujuan belajar. 4. Prestasi Belajar (Y)

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan pembelajaran dalam bidang akademik di perguruan tinggi dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif dengan jalan mengadakan performance test.

1.5 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada mata kuliah Algoritma dan Pemrograman Jurusan Teknik Komputer D3 Reguler Tingkat 1 Semester 2 Angkata 2008 pada Politeknik TEDC Bandung.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah :


(16)

proses pembelajaran (X3).

b. Untuk mengungkapkan hubungan antara kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3).

c. Untuk mengungkapkan hubungan antara proses pembelajaran (X3) dengan prestasi belajar (Y).

d. Untuk mengungkapkan hubungan antara kesiapan mahasiswa (X1) dan kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3) dalam perkuliahan.

e. Untuk mengungkapkan hubungan antara ketiga variabel X1, X2, dan X3 dengan prestasi belajar (Y) yang dicapai.

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini :

a. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran, serta diharapkan dapat memperbaiki faktor intrinsik dalam diri mahasiswa yaitu faktor psikologis, misalnya, kecerdasan, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

b. Melalui penelitian ini diharapkan dosen mampu meningkatkan kualitas personal dan profesional sebagai pendidik.

c. Penelitian ini bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatan proses pembelajaran yang bersangkutan.

d. Bagi Politeknik TEDC Bandung, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun untuk yang


(17)

akan datang.

e. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pemahaman dalam bidang penelitian baik dari segi praktis maupun teoritis.

1.8 Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai kebenaran sementara dari hasil penelitian, yang sebenarnya harus diuji dan diteliti. Berdasarkan analisis masalah yang akan diteliti dengan variabel-variabel penelitian yang dipilih, maka penelitian ini dirumuskan dalam 2 hipotesis:

a. Terdapat hubungan kausal yang signifikan antara variabel-variabel independen

( )

X1 dan

( )

X2 dengan variabel perantara

( )

X3 .

b. Terdapat hubungan kontributif antara variabel-variabel independen

( )

X1 ,

( )

X2 ,

( )

X3 secara bersama-sama dengan variabel dependen

( )

Y .

1.9 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan model path analysis (analisis alur). Metode deskriptif analitis merupakan pengembangan dari metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara kesiapan


(18)

mahasiswa, kesiapan dosen, dan proses pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Gambaran yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan sebagai metode deskriptif-analitis. Dengan menggunakan metode tersebut, proses penelitian diarahkan untuk menghasilkan laporan berdasarkan hasil analisis data, serta dilengkapi dengan kesimpulan dan saran-saran.

1.10 Lokasi dan Responden Penelitian

1.10.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di Politeknik TEDC Bandung Jl. Pasantren Km. 2. Adapun pengambilan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Lokasi penelitian tidak jauh dan mudah dijangkau, sehingga dari segi waktu dan biaya lebih efisien.

b. Penelitian sebagai salah satu dosen pengajar di Politeknik TEDC Bandung, sehingga mempermudah dalam pengambilan data.

c. Merupakan pendidikan tinggi yang baru berdiri, sehingga membutuhkan banyak masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa yang diberikan.

1.10.2 Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas 1 semester 2 Jurusan Teknik Komputer D3 Reguler sebanyak 30 orang pada Politeknik TEDC


(19)

Bandung. Pengambilan responden ini jumlahnya sebesar populasi maka disebut responden total, sehingga semua data diambil yang nantinya akan diteliti hubungan antara kesiapan mahasiswa, dosen, dan proses pembelajaran dengan prestasi belajar dalam melaksanakan mata kuliah Algoritma dan Pemrograman pada akhir semester.

1.11 Kerangka Pembahasan Masalah

Pendahuluan pada Bab I akan dijelaskan latarbelakang masalah, perumusan masalah, paradigma penelitian, analisis masalah dan definisi-definisi operasional, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, lokasi dan responden penelitian.

Kemudian pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori itu akan digunakan sebagai dasar analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan.

Selanjutnya pada Bab III dikemukakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian. Pada bab ini dijelaskan secara terinci tujuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, pengembangan instrumen penelitian dan rancangan pengolahan data.

Kegiatan penelitian dan pengolahan data disajikan pada Bab IV. Dalam bab ini dijelaskan langkah-langkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis, pelaksanaan penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan interprestasi hasil penelitian.


(20)

Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajikan kesimpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian pada pendidikan politeknik dan diakhiri dengan saran-saran.


(21)

31 BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas keempat pertanyaan penelitian yang dikemukakan dalam paragraph 1.2. dari tesis ini, yaitu:

a. Untuk mengungkapkan hubungan antara kesiapan mahasiswa (X1) dengan proses pembelajaran (X3).

b. Untuk mengungkapkan hubungan antara kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3).

c. Untuk mengungkapkan hubungan antara proses pembelajaran (X3) dengan prestasi belajar (Y).

d. Untuk mengungkapkan hubungan antara kesiapan mahasiswa (X1) dan kesiapan dosen (X2) dengan proses pembelajaran (X3) dalam perkuliahan.

e. Untuk mengungkapkan hubungan antara ketiga variabel X1, X2, dan X3 dengan prestasi belajar (Y) yang dicapai.

Jawaban atas kelima pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkapkan penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa, khususnya dalam matakuliah Algoritma dan Pemrograman.


(22)

3.2 Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi penelitian merupakan landasan pemikiran yang menentukan batas-batas dalam keseluruhan proses penelitian ini. Dengan demikian kesimpulan yang diturunkan sebagai hasil penelitian akan berada dalam batas-batas tersebut sejauh asumsi itu dapat dipenuhi. Adapun asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:

a. Algoritma dan Pemrograman merupakan mata kuliah dasar yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa jurusan Teknik Komputer. Kurangnya penguasaan mata kuliah tersebut akan menghambat pemahaman atas mata kuliah lainnya yang menempatkan Algoritma dan Pemrograman sebagai prasyarat. b. Dosen memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan anak didik yang berada dibawah pengawasannya, maka keberhasilan mahasiswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang dosen.

c. Hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen merupakan model linier, aditif dan korelasional.

3.3 Hipotesis Penelitian

Dengan berpegang pada pembatasan masalah dan analisis masalah yang akan diteliti dengan variabel-variabel penelitian yang dipilih, maka untuk mengarahkan penelitian ini dirumuskan dua hipotesis utama:

1. Terdapat hubungan kausal yang signifikan antara variabel-variabel independen X1, dan X2 dengan variabel perantara X3.


(23)

3

X ) secara bersama-sama dengan variabel dependen (Y).

Untuk menguji hipotesis utama tersebut di atas terlebih dahulu akan dilakukan pengujian subhipotesis-subhipotesis berikut ini:

a. Kesiapan mahasiswa mempunyai hubungan korelasional dengan proses pembelajaran.

b. Kesiapan dosen mempunyai hubungan korelasional dengan proses pembelajaran.

c. Proses pembelajaran mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi belajar.

d. Kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen secara bersama-sama mempunyai hubungan korelasional dengan proses pembelajaran.

e. Kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran secara bersama-sama mempunyai hubungan korelasional dengan prestasi belajar.

3.4 Populasi dan Sampel

Sejalan dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah Algoritma dan Pemrograman maka yang ditetapkan adalah mahasiswa sebanyak 30 orang dengan penetapan sampel total.


(24)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara proses pembelajaran dengan kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan prestasi belajar mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Gambaran yang diperoleh itu akan dianalisis dan disimpulkan secara deskriptif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan. Metode penelitian semacam ini dikategorikan sebagai metode deskriptif-analitis. Dengan menggunakan metode tersebut, proses penelitian diarahkan untuk menghasilkan laporan berdasarkan hasil analisis data, serta dilengkapi dengan kesimpulan dan saran-saran.

3.6 Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian

3.6.1 Jenis Data

Untuk menguji hipotesis-hipotesis tersebut dalam paragraf 3.3 diperlukan data sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa, akan diselidiki dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model Likert. Aspek yang diselidiki adalah motivasi, minat, sikap, bakat, kebiasaan belajar dan cara belajar.

2. Kesiapan dosen akan diselidiki dengan mengadakan angket dalam bentuk skala sikap model Likert.. Aspek yang diselidiki adalah kemampuan merencanakan proses pembelajaran, menguasai bahan pelajaran, melaksanakan/mengelola proses pembelajaran, dan menilai kemajuan proses pembelajaran.


(25)

bentuk skala sikap model Likert.. Aspek yang diselidiki adalah peranan dan kegiatan dosen dalam proses pembelajaran, partisipasi mahasiswa dalam proses belajar yang dialami, suasana proses pembelajaran, dan keserasian proses pembelajaran dengan tujuan belajar.

4. Prestasi belajar mahasiswa akan dinilai berdasarkan data yang diperoleh dengan menyelenggarakan test kemampuan kognitif. Pertanyaan-pertanyaan disusun berdasarkan materi Algoritma dan Pemrograman yang telah diberikan.

3.6.2 Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen (kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen, proses pembelajaran) dan satu variabel dependen (prestasi belajar). Data mengenai keempat variabel tersebut akan dikumpulkan dengan pertolongan instrumen penelitian berupa sejumlah pertanyaan/pernyataan. Untuk mengembangkan instrumen penelitian terlebih dulu disusun kisi-kisi instrumen penelitian; selanjutnya berdasarkan kisi-kisi tersebut disusun sejumlah pernyataan skala sikap model Likert seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.01.


(26)

Variabel Kisi-Kisi Instrumen Jumlah

Pernyataan Keterangan

Kesiapan Mahasiswa

( )

X1

1. Motivasi 2. Minat 3. Sikap 4. Bakat

5. Kebiasaan belajar 6. Cara Belajar

4 2 4 2 4 4 ANGKET Kesiapan Dosen

( )

X2

1. Mempersiapkan bahan pembelajaran

2. Menyampaikan bahan pembelajaran

3. Mengelola kelas

4. Menilai kemajuan proses pembelajaran 6 6 4 4 ANGKET Proses Pembelajara n

( )

X3

1. Peranan dan kegiatan dosen dalam proses pembelajaran 2. Partisipasi mahasiswa dalam

proses belajar yang dialami 3. Suasana proses pembelajaran 4. Keserasian proses

pembelajaran dengan tujuan belajara 6 6 4 4 ANGKET Prestasi Belajar

( )

Y

1. Test Kemampuan Kognitif 10 TEST

1. Instrumen Penelitian Kesiapan Mahasiswa, Kesiapan Dosen dan Proses Pembelajaran

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, dilakukan dengan menyelenggarakan uji-coba. Hasil uji-coba itu dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas isi. Uji-coba dilakukan dengan menggunakan responden sebanyak 30 orang mahasiswa Jurusan Teknik Komputer. Untuk mengetahui tingkat validitas


(27)

a) Uji Normalitas Sebaran Frekuensi Jawaban. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, keempat instrumen yang berbentuk skala model Likert tersebut terlebih dahulu diujikan kepada sebagian mahasiswa yang dipilih secara acak. Data yang diperoleh dari uji-coba tersebut sebelum digunakan, jawaban atas setiap pertanyaan/pernyataan angket terlebih dahulu diuji normalitas sebarannya. Pertanyaan/pernyataan yang tidak memenuhi syarat normalitas sebaran tidak digunakan atau diperbaiki. Uji normalitas tersebut adalah untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pernyataan melalui analisis sebaran frekuensi (Edward, 1957:149-152). Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

1) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban dari setiap pernyataan. Misalkan untuk pernyataan ke-n diperoleh:

Frekuensi jawaban Sangat Setuju (SS) = fSS,n Frekuensi jawaban Setuju (S) = fS,n

Frekuensi jawaban Tidak Setuju (TS) = fTS,n

Frekuensi jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) = fSTS,n

2) Menghitung proporsi setiap kategori jawaban; misalkan proporsi dinyatakan dengan pX, maka perhitungan ini dapat dinyatakan dengan rumus (T.N. Reksoatmodjo, 2007:198):

=

Xn Xn Xn

f f

p (3.01)

3) Menghitung proporsi kumulatif pk dan menentukan titik tengah proporsi kumulatif Md dengan rumus (T.N. Reksoatmodjo, 2007:199):


(28)

2 1 2 pk PX

pk = +

3 2 3 pk PX

pk = + (3.02)

4 3 4 pk PX

pk = +

4) Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus (T.N. Reksoatmodjo, 2007:199):

2

1 1

pk

Md = ;

2 2 1 2 X P pk

Md = +

2 3 2 3 X P pk

Md = + ;

2 4 3 4 X P pk

Md = + (3.03)

5) Harga titik tengah Md itu digunakan untuk menentukan nilai bilangan-baku Z

(dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan nilai skala sikap NS

dengan rumus (T.N. Reksoatmodjo, 2007:199):

(

X,max

)

x Hitung Z Z

NS = − − (3.04)

di mana nilai NS =nilai skala sikap, dibulatkan menjadi bilangan utuh terdekat;

(

ZX.max

)

=nilai Z negatif terbesar. Apabila sebaran frekuensi normal, akan

diperoleh nilai skala sikap yang sesuai dengan nilai skala yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila persyaratan ini tidak terpenuhi, berarti sebaran untuk pernyataan yang bersangkutan tidak normal. Contoh analisis sebaran frekuensi (untuk salah satu pernyataan) dimisalkan sebagai berikut:


(29)

Untuk Pernyataan Positif

SS S TS STS

NS yang direncanakan 3 2 1 0

Frekuensi, f 5 17 6 2

Proporsi, Px 0.167 0.567 0.200 0.067

Proporsi kumulatif, pk 0.167 0.733 0.933 1.000

Titik-tengah, Md 0.0833 0.4500 0.8333 0.9667

Nilai Z -1.3800 -0.1200 0.9700 1.8300 NS (hitung) 3.2100 1.9500 0.8600 0.0000

NS (dibulatkan) 3 2 1 0

Karena NSHitung =NSDirencanakan maka dapat disimpulkan bahwa, jawaban atas pernyataan tersebut memiliki sebaran yang normal. Pernyataan yang tidak memiliki sebaran normal tidak boleh dipakai.

b) Uji Daya Pembeda. Uji daya pembeda ini bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu pernyataan dapat membedakan responden yang bersikap positif (setuju, sangat setuju) dan yang bersikap negatif (tidak setuju, sangat tidak setuju). Untuk maksud ini, berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah terbukti mempunyai nilai skala sikap yang memenuhi syarat, disusun daftar responden menurut urutan besarnya skor yang diperoleh (dari yang tertinggi ke terendah). Selanjutnya diambil 27% skor tertinggi dan 27% skor terendah. Kemudian dilakukan Uji-t untuk setiap pernyataan dengan menggunakan rumus (Edward, 1957:153):


(30)

(

) (

)

(

1

)

2 2 − − + − = n n X X X X t L L H H (3.05)

dengan derajat kebebasan df =2.(n−1). Pengujian pada umumnya didasarkan pada tingkat kepercayaan 95%. Pernyataan yang tidak memiliki daya pembeda tidak boleh digunakan.

c) Uji Keterpaduan Pernyataan. Pengujian ini adalah untuk memeriksa keterpaduan setiap pernyataan terhadap keseluruhan perangkat skala sikap. Pengujian dilakukan dengan jalan menghitung indeks korelasi antara skor responden untuk seluruh perangkat. Perhitungan koefisien korelasi dan Uji-t dilakukan dengan menggunakan rumus (Donald Ary, 1985:123):

(

) ( )( )

( ) ( ) ( )

NY Y N X X N Y X XY r

−         − − = 2 2 2 2 / (3.06)

dan 2

1 2 . r N r t − − = (3.07)

d) Rancangan Pengolahan Data. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan “split-half” terhadap sejumlah pernyataan yang terpilih. Perhitungan koefisien korelasi antara setengah perangkat atas

( )

XA dengan setengah perangkat bawah

( )

XB menggunakan rumus (3.06). Selanjutnya reliabilitas seluruh perangkat

dihitung dengan rumus (Mason & Bramble, 1978:266)

(

hh

)

hh tt r r r + = 1 . 2 (3.08)


(31)

Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa dilakukan dengan mengadakan tes dengan menggunakan soal-soal yang disesuaikan dengan tingkat kognitif yang ingin diketahui. Sama halnya dengan upaya pengungkapan kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran, sebelumnya instrumen tes prestasi belajar mahasiswa harus diujicobakan di lingkungan populasi penelitian. Hasil uji coba itu dianalisis untuk mengetahui tingkat validitas isinya (content validity) dan reliabilitas dari instrumen tersebut.

a) Validitas Isi. Validitas isi akan menunjukkan tingkat kesesuaian soal-soal dengan isi pembelajaran yang akan diukur. Untuk maksud ini dilakukan dengan melakukan Uji Indeks Kesulitan dan Uji Daya Pembeda soal-soal.

1) Uji Indeks Kesulitan. Untuk menentukan indeks kesulitan soal-soal digunakan rumus (Gronlund, 1982:102):

% 100 ). / (R T

P= (3.07)

dimana P = indeks kesulitan soal; R = jumlah responden yang betul jawabannya; T = jumlah responden. P = 0 berarti tak seorang pun dapat menjawab, dan P = 100 berarti semua responden dapat menjawab dengan betul. Dengan demikian dapat disimpulkan, bila indeks mendekati nol menunjukkan soal sulit dan indeks mendekati angka seratus menunjukkan soal mudah. Kriteria penilaian indeks kesulitan dalam uji-coba ini ditetapkan sebagai berikut:

P = 0,00 – 40,0 berarti soal sulit P = 41,0 – 70,0 berarti soal sedang P = 71,0 – 100,0 berarti soal mudah


(32)

apakah suatu soal dapat membedakan responden yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan yang rendah. Untuk maksud tersebut, nilai yang diperoleh oleh responden disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah. Selanjutnya diambil 27% nilai tertinggi dan 27% nilai terendah, lalu dihitung jawaban yang benar dari tiap-tiap soal dari kedua kelompok itu. Maka daya pembeda dari soal tersebut adalah (Grondlund, 1982:103):

( )

T/2

R R

D= AB (3.08)

di mana

( )

T/2 =jumlah sampel dari setiap kelompok dari (27% dari jumlah seluruh responden). Dalam hubungan ini ditetapkan kriteria: soal-soal yang memiliki daya pembeda yang baik jika D > 0. Soal-soal yang memiliki daya pembeda sama dengan nol atau negatif dibatalkan atau diperbaiki sampai memenuhi kriteria tersebut. Jumlah soal untuk test kognitif terinci seperti tertera pada Tabel 3.03.

Tabel 3.03. Perincian Soal Test Kognitif dan Bobot Penilaian Tingkat kognitif Jumlah soal Bobot nilai Pengetahuan (K)

Pemahaman (C) Aplikasi (A) Analisis (AL) Sintesis (S) Evaluasi (E)

2 3 2 1 1 1

5 5 15 15 15 15


(33)

NP = 5K + 5C + 15A + 15AL + 15S + 15E (3.09) di mana NP = nilai prestasi belajar, K = jumlah jawaban yang benar pada tingkat pengetahuan, C = jumlah jawaban yang benar pada tingkat pemahaman, A = jumlah jawaban yang benar pada tingkat penerapan/aplikasi, AL = jumlah jawaban yang benar pada tingkat analisis, S = jumlah jawaban yang benar pada tingkat sintesis, dan E = jumlah jawaban yang benar pada tingkat evaluasi.

3.7 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dikembangkan berdasarkan paradigma penelitian yang diuraikan dalam paragraph 1.3. dan hubungan variabel-variabel penelitian

yang digambarkan seperti tertera pada Gambar 3.1. dilakukan sebagai berikut.

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian, dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus seperti dikemukakan berikut ini.

a. Untuk menguji subhipotesis-subhipotesis no.1, 2, 3, dan 4 digunakan rumus Pearson product moment dan Uji-t seperti ditunjukkan pada rumus (3.06) dan (3.07).


(34)

(path analysis) dengan model hipotesis seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. Untuk menghitung koefisien alur dipergunakan rumus-rumus (Pedhazur, 1982:584-590): 12 21 r p = 12 32 31 31 r p r

p = −

12 31 23 32 r p r

p = −

13 43 12 42 14

41 r p r p r

p = − −

23 43 12 41 24

42 r p r p r

p = − −

23 42 13 41 34

43 r p r p r

p = − −

41 14;p

r

31 13;p

r 32 23; p r 43 34;p

r

42 24;p

r

Gambar 3.2. Model hipotesis analisis alur antar variabel penelitian. Dapat juga menggunakan rumus-rumus (Pedhazur, 1982:602, 105-109):

12 21

12 r

p =β =

(

)

(

2

)

12 12 32 31 2 . 31

31 r r .r /1 r

p =β = − −

(

)

(

2

)

21 21 31 32 1 . 32

32 r r .r /1 r

p =β = − −

(

)

(

2

)

12 12 32 31 23 . 41

41 r r .r /1 r


(35)

(

) (

)

2 1 2 1 2 2 . 13 2 2 . 43 23 . 41 41 1

1 r r

p

− −

= =β

(

) (

)

2 1 2 1 2 1 . 23 2 1 . 43 1 . 23 1 . 43 1 . 42 13 . 42 42 1 1 . r r r r r p − − − = =β

(

) (

)

2 1 2 1 2 1 . 32 2 1 . 42 1 . 32 1 . 42 1 . 43 12 . 43 43 1 1 . r r r r r p − − − = =β

Dalam rumus-rumus di atas, huruf dan angka mempunyai arti: r menunjukkan koefisien korelasi antar dua variabel.

pdan β menunjukkan koefisien alur antara variabel yang bersangkutan. 1 sampai 3 menunjukkan nomor variabel-variabel bebas X.


(36)

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil pengolahan data penelitian yang dikemukakan dalam Bab IV, dalam bagian ini dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban atas permasalahan yang dirumuskan dalam Bab I.

Kesimpulan-kesimpulan itu adalah sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan korelasional positif yang signifikan antara keempat variabel penelitian (kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen, proses pembelajaran, dan prestasi belajar) pada tingkat kepercayaan 0,95 dengan koefisien korelasi (1) kesiapan mahasiswa dengan proses pembelajaran (r = 0,584, kategori sedikit kuat), (2) kesiapan dosen dengan proses pembelajaran (r = 0,634, kategori kuat), (3) kesiapan mahasiswa dengan prestasi belajar (r = 0,781, kategori kuat), (4) kesiapan dosen dengan proses pembelajaran (r = 0,815, kategori kuat), (5) proses pembelajaran dengan prestasi belajar (r = 0,554, kategori sedikit kuat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa yaitu kurangnya kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen, sehingga mengakibatkan rendahnya proses pembelajaran.


(37)

pembelajaran. Ditinjau dari segi pendidikan, besar-kecilnya koefisien alur itu dapat digunakan sebagai dasar perencanaan intervensi peningkatan proses pembelajaran.

2. Terdapat hubungan kontributif yang signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95 antara kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran terhadap prestasi belajar.

Walaupun diakui bahwa ada hubungan yang positif dari ketiga variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (prestasi belajar), namun prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhi namun tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terhadap hubungan positif antara kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran serta secara bersama-sama antara kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen terhadap proses pembelajaran dan antara kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran terhadap prestasi belajar. Hal ini menegaskan bahwa sebagai komponen utama yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran.

Walaupun penelitian ini mencakup lingkup yang terbatas, namun hasilnya mempunyai implikasi terhadap perguruan tinggi seperti politeknik


(38)

sekurang-meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Implikasi-implikasi yang perlu dikaji adalah:

1. Implikasi terhadap kurikulum pendidikan di politeknik. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi Politeknik TEDC dalam menyusun kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa. Sehingga intervensi kemandirian dalam pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak semata-mata sebagai pencari pekerjaan tetapi mampu menciptakan pekerjaan.

Karena perombakan total tidak mungkin dilakukan, maka langkah-langkah ke arah itu dapat dimulai dengan penyesuaian proses pembelajaran. Proses belajar yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” itu tidak hanya membawa mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya, tetapi juga membangun kemampuan menganalisis masalah. Kemampuan menganalisis itu akan menumbuhkan kemampuan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu akan menciptakan siklus penalaran sampai pada tingkat evaluasi.

2. Implikasi terhadap kesiapan dosen. Penelitian ini merupakan masukan bagi para dosen Politeknik TEDC. Beberapa kendala yang diperkirakan menghambat kesiapan dosen, antara lain : (1) Peningkatan kesejahteraan dosen masih sangat kurang. Hal ini menyebabkan dosen masih kurang optimal dalam memberikan ilmu yang diajarkan. (2) Peningkatan kompetensi dosen pengajar masih belum ada, misalkan memberikan beasiswa kepada dosen pengajar untuk menambah


(39)

menyiapkan kemampuan dosen-dosen yang setara dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti dosen perlu menguasai ilmu yang diajarkan. Memahami struktur ilmu itu akan mempengaruhi cara berpikir seseorang sepanjang hidupnya karena dapat ditransfer pada hal-hal baru.

3. Implikasi terhadap kesiapan mahasiswa. Untuk menjaga kesinambungan proses pembelajaran, maka hasil penelitian ini perlu ditelaah dalam konteks perkuliahan di politeknik. Beberapa kendala yang diperkirakan kurang mendukung tercapainya penguasaan penuh atas suatu mata kuliah, adalah :

(1) Gairah belajar mahasiswa Politeknik TEDC tampak rendah, hal ini terbukti dari nilai tes prestasi belajar yang masih rendah dan kurangnya usaha mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang dianjurkan dosen. (2) Fasilitas praktek dan laboratorium masih sangat kurang. Demikian pula perpustakaan kurang menyediakan buku-buku komputer terbitan baru. Hal ini menyebabkan mahasiswa masih sangat tergantung pada modul pembelajaran yang digunakan dosen saja.

Kendala-kendala tersebut merupakan penghambat bagi tercapainya kondisi yang dituntut oleh kemajuan teknologi. Kegagalan dalam menciptakan keseimbangan antara mutu lulusan Politeknik TEDC dengan kebutuhan industri, berarti memberi peluang perusahaan-perusahaan industri mencari sumber tenaga kerja yang menurut perusahaan itu lebih menguntungkan. Sebagai konsumen hasil pendidikan, perusahaan-perusahaan industri sudah saatnya dilibatkan dalam pembinaan pendidikan teknologi.


(40)

melalui penelitian-penelitian yang lebih komprehensif.

5.3 Saran

Penelitian yang bersifat studi kasus ini memfokuskan pada usaha mengungkapkan kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran sebagai variabel-variabel yang menentukan tinggi-rendahnya prestasi belajar.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti diuraikan di atas, di bawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :

a. Peningkatan prestasi belajar dapat dilakukan dengan peningkatan proses pembelajaran, yaitu melalui peningkatan kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen. Hal ini akan mendukung proses pembelajaran mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, karena mahasiswa dan dosen merupakan faktor utama terjadinya proses pembelajaran.

b. Penelitian ini membuktikan bahwa, usaha mengidentifikasi hubungan antara proses pembelajaran dengan prestasi belajar tidak cukup diselidiki dari aspek intrinsik saja, melainkan harus pula dari aspek-aspek ekstrinsik lainnya. Oleh sebab itu untuk mengungkapkan penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa perlu diadakan penelitian yang mencakup seluruh aspek baik intrinsik maupun ekstrinsik.

c. Penelitian serupa seyogyanya diselenggarakan untuk mata kuliah lainnya yang memiliki tingkat prestasi belajar rendah. Dengan cara ini politeknik akan


(41)

sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa.

Demikian beberapa saran dari penelitian ini yang diharapkan dapat membuka tabir masalah-masalah yang tersirat dalam penelitian ini namun belum sepenuhnya dapat dijelaskan.


(42)

Ary, Donald. (1985). Introduction to Research in Education. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Bloom, Benjamin S. (1982). Human Characteristic and School Learning. New York: McGraw-Hill Book Company.

Borg, Walter R., Meredith D. Gall. (1983). Eductional Research. New York: Longman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dunkin & Biddle. (1974). The Study of Classroom Teaching. New York: Appleton-Century.

Edward, A.E. (1957). Technique of Attitude Scale Construction. New York: Appleton-Century.

Gronlund, Norman E. (1982). Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall Inc.

Mason, Emanuel J., William J. Bramble. (1978). Understanding and Conducting Research. New York: McGraw-Hill Book Company.

Pedhazur, Elazar J, (1984). Multiple Regression in Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Poerwodarminto, W.J.S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, M. Ngalim (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


(43)

Sudjana. (1984). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Grasindo.

Natawidjaja, R. (1984). Tingkat Penerapan Bimbingan dalam Proses Belajar Mengajar Dihubungkan dengan Kepedulian Guru dan Sikap Murid terhadap Bimbingan. Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang R.I. (2005). UU RI No.14 tahun 2005tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika


(1)

kurangnya sebagai indikator untuk penelitian yang lebih komprehensif tentang meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Implikasi-implikasi yang perlu dikaji adalah:

1. Implikasi terhadap kurikulum pendidikan di politeknik. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi Politeknik TEDC dalam menyusun kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa. Sehingga intervensi kemandirian dalam pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak semata-mata sebagai pencari pekerjaan tetapi mampu menciptakan pekerjaan.

Karena perombakan total tidak mungkin dilakukan, maka langkah-langkah ke arah itu dapat dimulai dengan penyesuaian proses pembelajaran. Proses belajar yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” itu tidak hanya membawa mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya, tetapi juga membangun kemampuan menganalisis masalah. Kemampuan menganalisis itu akan menumbuhkan kemampuan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu akan menciptakan siklus penalaran sampai pada tingkat evaluasi.

2. Implikasi terhadap kesiapan dosen. Penelitian ini merupakan masukan bagi para dosen Politeknik TEDC. Beberapa kendala yang diperkirakan menghambat kesiapan dosen, antara lain : (1) Peningkatan kesejahteraan dosen masih sangat kurang. Hal ini menyebabkan dosen masih kurang optimal dalam memberikan ilmu yang diajarkan. (2) Peningkatan kompetensi dosen pengajar masih belum ada, misalkan memberikan beasiswa kepada dosen pengajar untuk menambah


(2)

90

ilmu. Intervensi peningkatan mutu pendidikan teknologi perlu didahului dengan menyiapkan kemampuan dosen-dosen yang setara dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti dosen perlu menguasai ilmu yang diajarkan. Memahami struktur ilmu itu akan mempengaruhi cara berpikir seseorang sepanjang hidupnya karena dapat ditransfer pada hal-hal baru.

3. Implikasi terhadap kesiapan mahasiswa. Untuk menjaga kesinambungan proses pembelajaran, maka hasil penelitian ini perlu ditelaah dalam konteks perkuliahan di politeknik. Beberapa kendala yang diperkirakan kurang mendukung tercapainya penguasaan penuh atas suatu mata kuliah, adalah :

(1) Gairah belajar mahasiswa Politeknik TEDC tampak rendah, hal ini terbukti dari nilai tes prestasi belajar yang masih rendah dan kurangnya usaha mencari dan mempelajari buku-buku referensi yang dianjurkan dosen. (2) Fasilitas praktek dan laboratorium masih sangat kurang. Demikian pula perpustakaan kurang menyediakan buku-buku komputer terbitan baru. Hal ini menyebabkan mahasiswa masih sangat tergantung pada modul pembelajaran yang digunakan dosen saja.

Kendala-kendala tersebut merupakan penghambat bagi tercapainya kondisi yang dituntut oleh kemajuan teknologi. Kegagalan dalam menciptakan keseimbangan antara mutu lulusan Politeknik TEDC dengan kebutuhan industri, berarti memberi peluang perusahaan-perusahaan industri mencari sumber tenaga kerja yang menurut perusahaan itu lebih menguntungkan. Sebagai konsumen hasil pendidikan, perusahaan-perusahaan industri sudah saatnya dilibatkan dalam pembinaan pendidikan teknologi.


(3)

penelitian ini, tetapi juga menunjukkan rangkaian masalah yang perlu dikaji melalui penelitian-penelitian yang lebih komprehensif.

5.3 Saran

Penelitian yang bersifat studi kasus ini memfokuskan pada usaha mengungkapkan kesiapan mahasiswa, kesiapan dosen dan proses pembelajaran sebagai variabel-variabel yang menentukan tinggi-rendahnya prestasi belajar.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti diuraikan di atas, di bawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :

a. Peningkatan prestasi belajar dapat dilakukan dengan peningkatan proses pembelajaran, yaitu melalui peningkatan kesiapan mahasiswa dan kesiapan dosen. Hal ini akan mendukung proses pembelajaran mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, karena mahasiswa dan dosen merupakan faktor utama terjadinya proses pembelajaran.

b. Penelitian ini membuktikan bahwa, usaha mengidentifikasi hubungan antara proses pembelajaran dengan prestasi belajar tidak cukup diselidiki dari aspek intrinsik saja, melainkan harus pula dari aspek-aspek ekstrinsik lainnya. Oleh sebab itu untuk mengungkapkan penyebab rendahnya prestasi belajar mahasiswa perlu diadakan penelitian yang mencakup seluruh aspek baik intrinsik maupun ekstrinsik.

c. Penelitian serupa seyogyanya diselenggarakan untuk mata kuliah lainnya yang memiliki tingkat prestasi belajar rendah. Dengan cara ini politeknik akan


(4)

92

memperoleh informasi yang akurat sehingga dapat menyusun kurikulum yang sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa.

Demikian beberapa saran dari penelitian ini yang diharapkan dapat membuka tabir masalah-masalah yang tersirat dalam penelitian ini namun belum sepenuhnya dapat dijelaskan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. (1985). Introduction to Research in Education. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Bloom, Benjamin S. (1982). Human Characteristic and School Learning. New York: McGraw-Hill Book Company.

Borg, Walter R., Meredith D. Gall. (1983). Eductional Research. New York: Longman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dunkin & Biddle. (1974). The Study of Classroom Teaching. New York: Appleton-Century.

Edward, A.E. (1957). Technique of Attitude Scale Construction. New York: Appleton-Century.

Gronlund, Norman E. (1982). Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall Inc.

Mason, Emanuel J., William J. Bramble. (1978). Understanding and Conducting Research. New York: McGraw-Hill Book Company.

Pedhazur, Elazar J, (1984). Multiple Regression in Behavioral Research. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Poerwodarminto, W.J.S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, M. Ngalim (2001). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


(6)

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Sudjana. (1984). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Grasindo.

Natawidjaja, R. (1984). Tingkat Penerapan Bimbingan dalam Proses Belajar Mengajar Dihubungkan dengan Kepedulian Guru dan Sikap Murid terhadap Bimbingan. Fakultas Pasca Sarjana IKIP Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang R.I. (2005). UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika