PERANAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA : Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

(1)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh:

Rizki Muhammad Ramdhan 1002024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK

MASYARAKAT DESA

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

Oleh:

Rizki Muhammad Ramdhan 1002024

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

© Rizki Muhammad Ramdhan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP 197008141994021001

Pembimbing II

Dra. Wilodati, M.Si NIP 196801141992032002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D NIP 196804031991032002


(4)

(Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

Penelitian ini dilakukan pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan mengkaji peranan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa, diantaranya mendeskripsikan bentuk program, pemikiran dan model kepemimpinan KNPI, mengkaji proses interaksi sosial KNPI dengan masyarakat desa, mengidentifikasi kendala yang dialami KNPI, serta menggali faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat desa di Kecamatan Nagrak. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Temuan dari penelitian ini ialah: (1) KNPI Kecamatan Nagrak berperan dalam kepanitiaan di Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemilihan Suara, dan lain-lain sebagai langkah efektif dalam rangka pencerdasan politik masyarakat desa, namun peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpian partisipatif dan pendelegasian. (2) KNPI Kecamatan Nagrak telah melakukan langkah konkret dengan melakukan interaksi sosial kepada setiap pemerintahan desa dan masyarakat. (3) Kendala utama pelaksanaan program ialah pada segi anggaran. (4) Faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah dorongan dari pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam kegiatan politik, pendidikan politik, adanya rasa ketertarikan terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.


(5)

the role of youth organizations in increasing political participation of a village community, some of them are described the form of programs, ideas, model of leadership KNPI, assessing the process of social interaction KNPI with villagers, identifying problems experienced KNPI, and dig factors affecting the participation of the political villagers in sub-district Nagrak. Research using a qualitative approach with a method of descriptive. The finding of this research is: (1) KNPI sub-district Nagrak role in committee in the election supervisory committee, sub-district election committee, election committee sound, and others as a step effective in order political education of a village community, but the role of KNPI still needs to be improved. Model of leadership that is applied model of leadership and the delegation of participatory. (2) KNPI sub-district Nagrak has done concrete step by committing social interaction to every v illage administration and public. (3) The main obstacles the program in terms of the budget. (4) Factor thruster political participation society its impetus from the leader of a formal or informal leader, facilities and infrastructure in political activities, education politics, absence of the sense of interest against elements particular political and others.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif ialah sebagaimana yang dikatakan Merriam dalam Creswell (1994, hlm. 145), yaitu:

a. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau produk;

b. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana orang berusaha memahami kehidupan, pengalaman, dan struktur lingkungan mereka; c. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan

analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui inventarisasi (inventories), kuesioner, ataupun melalui mesin;

d. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya; e. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada

proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar-gambar;

f. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dalam arti peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peran organisasi kepemudaan KNPI dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa. Dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan konseptual.

Sementara itu, untuk mendapatkan data guna menjawab permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, penulis menggunakan metode deskriptif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif ialah bahwa metode deskriptif digunakan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial.


(7)

Selain itu, metode deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. Seperti yang diungkapkan oleh Nazir (2003, hlm. 63), yaitu:

Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dinyatakan bahwa alasan penulis menggunakan metode deskriptif yakni sebagai metode yang mampu menggambarkan situasi atau kejadian yang ada pada masa sekarang. Dengan menggunakan metode ini maka akan dapat diperoleh informasi secara lengkap berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat.

B. Lokas i dan Subje k Pe ne litian

Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah organisasi kepemudaan Kecamatan Nagrak yakni KNPI, sebagian masyarakat sebagai sumber, dan tokoh masyarakat di kecamatan Nagrak. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena masyarakat di wilayah Kecamatan Nagrak memiliki kecenderungan apatis terhadap politik. Kecenderungan ini muncul karena masyarakat lebih terfokus kepada upaya pemenuhan kebutuhan mereka masing- masing setiap harinya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel bertujuan (purpose

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup


(8)

untuk proses pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi meminta keterangan dari responden berikutnya. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada titik jenuh.

C. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian, yaitu teknik wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Untuk wawancara, observasi dan studi dokumentasi dilakukan di Kecamatan Nagrak, sedangkan studi kepustakaan dilakukan dimanapun penulis mendapatkan rujukan buku sebagai bahan penelitian.

1. Wawancara M e ndalam

Peneliti memakai teknik wawancara mendalam dalam penelitian ini dikarenakan ingin mengetahui betul duduk permasalahan yang peneliti jadikan sebagai rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm. 73) bahwa dengan wawancara mendalam ini diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden.

Berg (Satori dan Komariah, 2011, hlm. 133) menyebutkan tiga jenis wawancara, yaitu:

a. Wawancara terstandar (Standardized interview)

b. Wawancara tidak terstandar (Untandardized interview) c. Wawancara semi standar (Semistandized interview)

Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka teknik wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan wawancara semi standar. Peneliti lakukan ini supaya adanya kedalaman dalam penelitian. Sehingga pada akhir penelitian terdapat titik jenuh yang kemudian menjadi akhir dalam penelitian.

Penelitian tentang peranan kepemimpinan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa, akan melakukan wawancara mendalam kepada:


(9)

b. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa c. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa

2. Obs e rvas i

Dalam observasi ini, penulis membagi dua aspek umum yang akan dilakukan di lapangan. Pertama ialah pola hubungan KNPI Kecamatan Nagrak dengan masyarakat desa, sspek-aspek khusus yang diobservasi ialah terkait interaksi KNPI Kecamatan Nagrak dengan pengurus internal organisasi, pemerintahan desa, kelompok-kelompok pemuda dan masyarakat desa, proses sosialisasi politik KNPI dalam rangka peningkatkan partisipasi politik masyarakat serta bentuk dukungan pemerintahan desa kepada KNPI Kecamatan Nagrak. Kedua ialah bagaimana bentuk partisipasi serta kesadaran masyarakat terhadap partisipasi politik, aspek khusus yang diobservasi ialah pola perilaku masyarakat desa, pandangan masyarakat terhadap politik, pendorong masyarakat untuk mencoblos dalam pemilihan umum serta tingkat pendidikan masyarakat.

Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Menurut Alwasilah (2002, hlm. 211) observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.

Alasan penulis menggunakan teknik observasi karena terdapat beberapa keunggulan. Penulis mengambil alasan berdasarkan Patton (Nasution, 2003, hlm. 59-60) manfaat observasi ialah:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.


(10)

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap

“biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.

Untuk mempermudah jalannya observasi, maka peneliti menggunakan observasi partisipatif, dimana adanya keterlibatan antara peneliti dengan subjek penelitian. Sehingga terjadi kejelasan yang nyata terhadap permasalahan yang dikaji. Kejelasan inilah yang menurut peneliti sebagai titik jenuh dalam penelitian.

Objek observasi dalam penelitian ini adalah adaptasi dari pendapatnya Spradley (Sugiyono, 2009, hlm. 229), yaitu terdiri dari tiga komponen. Komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung,

yaitu di Kecamatan Nagrak.

b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, yaitu

organisasi kepemudaan dalam hal ini Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak.

c. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang

sedang berlangsung, yaitu kegiatan pencerdasan atau pendidikan politik kepada masyarakat setempat.


(11)

3. Studi Dokume ntas i

Penulis menggunakan teknik studi dokumentasi sebagai langkah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Penulis yakin bahwa dokumen sangat berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data. Dokumen didapatkan dengan cara berkomunikasi langsung dan meminta dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Dokumen yang dijadikan dasar acuan peneliti diantaranya dokumen pribadi dan buku harian, surat, autobiografi, dokumen resmi serta fotografi.

4. Studi Ke pus takaan/Lite ratur

Studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, artikel, jurnal, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang telah pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.

Berdasarkan kepada pendapat diatas, maka peneliti mengadakan studi dokumentasi dan literatur dari dokumen-dokumen yang ditemukan di buku-buku sumber di perpustakaan, toko buku maupun dari buku AD/ART KNPI atau bahan-bahan literatur yang sesuai sebagai jalan bagi peneliti dalam menganalis hasil penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan


(12)

secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.

Maka dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.

E. Tahap-tahap Penelitian

Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh karena itu, supaya penelitian yang peneliti lakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka dalam melakukan penelitian ini, disusun langkah-langkah penelitian secara sistematis sebagai berikut.

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan terlebih dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Balekambang Kecamatan Nagrak pada bulan Juni 2013. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi umum dari kecamatan Nagrak terutama yang berkaitan dengan peran berbagai organisasi kepemudaan di Kecamatan Nagrak. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data tentang peran organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat desa yang akan dijadikan data dan informasi awal untuk memperkuat gambaran tentang bagaimana program dan peran organisasi kepemudaan.

Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Kemudian peneliti memilih dan menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai sumber data atau lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan kepentingan masalah penelitian. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, selanjutnya peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait, prosedur perizinan yang ditempuh adalah sebagai berikut:


(13)

a. Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Surat permohonan tersebut kemudian diberikan kepada Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak untuk pemberian izin kepada peneliti dalam mengadakan penelitian di organisasi yang beliau pimpin.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian dan persiapan-persiapan yang menunjang telah lengkap, maka peneliti terjun ke lapangan untuk pelaksanaan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menekankan bahwa instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key instrument). Peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang peneliti persiapkan sebagai berikut:

d. Pengurus KNPI Kecamatan Nagrak

e. Perwakilan masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa f. Tokoh Masyarakat/Kepala Desa

Tujuan dari wawancara mendalam ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Dengan demikian, pada tahap ini, peneliti berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data melibatkan pengumpulan data yang


(14)

terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi dari para partisipan.

Analisis data kualitatif yang akan digunakan peneliti adalah berdasarkan pada model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009, hlm. 246) yang terdiri atas tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Ketiga rangkaian aktivitas tersebut adalah sebagai berikut.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Pedapat ahli di atas relevan dengan kondisi penulis di lapangan, dimana semakin lama peneliti melakukan penelitian, data yang diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang didapatkan dari KNPI Kecamatan Nagrak yang banyak akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, networks, chart, dan grafik.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan men-display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Oleh karena itu supaya penulis tidak terjebak dalam tumpukan data lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih banyak dituangkan ke dalam bentuk uraian singkat.


(15)

Langkah ketiga ini penulis lakukan di lapangan dengan maksud untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Caranya yakni dengan mengamati kembali dan menanyakan data yang telah didapatkan yang sering kita sebut dengan triangulasi. Agar mencapai suatu kesimpulan yang tepat, kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar lebih menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskannya kesimpulan akhir yang akurat.

F. Uji Validitas Data Penelitian

Untuk menguji keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi. Menurut Moleong (2010, hlm. 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam Moleong (2010, hlm. 330), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong, 2010, hlm. 330). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.


(16)

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut (Patton dalam Moleong, 2010, hlm. 331).

Pada triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Teknik triangulasi jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.

Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2010, hlm. 331), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton dalam Moleong (2010, hlm. 331) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).

Dalam hal ini, penulis akan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, dan teori, hal ini penulis anggap sudah cukup untuk menguji keabsahan data.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagi pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode,

atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan: 1) mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan,


(17)

2) mengeceknya dengan berbagai sumber data,

3) memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.


(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam Bab IV.

A. Simpulan

1. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) merupakan salah satu wadah berhimpunnya para pemuda yang salah satu perannya adalah untuk membekali atau mengembangkan kemampuan para pemuda serta melakukan berbagai macam program yang berguna untuk masyarakat. KNPI hadir di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. KNPI bertujuan menciptakan pemuda-pemuda yang kreatif dan berjiwa sosial yang tinggi. Berbagai kegiatan-kegiatan terutama dalam bidang sosial politik dan olahraga membawa pemuda di Indonesia tak terkecuali di Kecamatan Nagrak menjadi pemuda yang lebih peduli pada masyarakat dan memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi eksistensi KNPI itu sendiri karena mendapat dukungan yang penuh dari pemerintah setempat. KNPI sebagai organisasi pemuda di masyarakat telah mampu memberikan pelayanan cukup baik untuk kebutuhan masyarakat di lingkungannya. Keberadaan KNPI sendiri diantaranya bertujuan untuk membantu pemuda agar sadar dan cerdas dalam hal politik. Dalam rangka meningkatkan kesadaran politik masyarakat, yang dilakukan KNPI tidak hanya sekedar mendidik dan melatih anggotanya saja, akan tetapi juga melakukan pembinaan secara berkelanjutan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Untuk itu program-program yang dikembangkan KNPI, dirancang untuk selalu tetap sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kondisi lingkungan masyarakat. Dalam rangka pencerdasan politik masyarakat, selain kegiatan internal, KNPI Kecamatan Nagrak berperan dan selalu masuk sebagai kepanitiaan di Panitia


(19)

Pengawas Pemilu, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara, dan lain sebagainya. Dengan cara ini, KNPI Kecamatan Nagrak memandang bahwa langkah ini sangat efektif dalam rangka pencerdasan politik masyarakat desa dan peranan KNPI masih perlu ditingkatkan. Model kepemimpinan yang diterapkan ialah model kepemimpinan partisipatif dan pendelegasian. Hal ini karena ketua KNPI Kecamatan Nagrak ketika ada suatu permasalahan maupun ketika akan mengambil suatu kebijakan selalu meminta pertimbangan dari setiap orang yang ada dalam suatu organisasi. Selain itu apabila pemimpin berhalangan hadir maka akan mendelegasikannya atau membagi tugas untuk mewakilinya sesuai dengan bidang dan keahlian.

2. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak telah melakukan langkah konkret dengan melakukan hubungan baik dengan setiap pemerintahan desa dan masyarakat. Misalnya, saat ini kami sedang bekerja sama antara KNPI Kecamatan Nagrak, panitia pemilu dan setiap jajaran desa untuk bersama-sama mensukseskan pemilu. Tujuan dari interaksi atau menjalin hubungan komunikasi ini dalam rangka meningkatkan dan membangun kesadaran berpolitik masyarakat, untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu khususnya Pemilu 2014. Meskipun demikian, dari jumlah desa yang ada di Kecamatan Nagrak yakni Desa Pawenang, Desa Girijaya, Desa Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar, Desa Cisarua, Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa Balekambang. KNPI Kecamatan Nagrak tidak bisa berinteraksi secara intensif dengan masyarakat.

3. Kendala utama pelaksanaan program KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka pencerdasan politik masyarakat ialah pada segi anggaran. Maka dari itu, setiap pengurus KNPI Kecamatan Nagrak diarahkan untuk masuk di struktur desa maupun panitia pemilu. Hal ini dalam rangka pengoptimalan kader KNPI yang memang sudah dibina pendidikan politiknya agar dapat melakukan pendidikan politik untuk masyarakat. Selain faktor internal, tentu


(20)

kendala dari faktor eksernal sering dialami oleh KNPI Kecamatan Nagrak. Kendala tersebut sangat kompleks sekali, diantaranya kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata, masih rendahnya pendidikan politik masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat, serta sikap mental masyarakat yang acuh tak acuh politik.

4. Berbagai faktor pendorong partisipasi politik masyarakat ialah adanya dorongan dari pihak-pihak yang memiliki kelebihan, seperti para pemimpin formal atau pemimpin informal, sarana dan prasarana dalam kegiatan politik, tingkat pendidikan dan pengetahuan dari masyarakat tentang politik, kepercayaan masyarakat terhadap politik, adanya rasa ketertarikan terhadap unsur-unsur politik tertentu dan lain sebagainya.

B. Saran

1. Untuk KNPI Kecamatan Nagrak

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai satu-satunya wadah bagi satuan-satuan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) atau Organisasi Masyarakat (Ormas) yang ada di Indonesia memiliki posisi strategis karena menjadi induk dari sejumlah OKP dan Ormas tersebut. Maka gerak KNPI harus lebih baik lagi guna menciptakan para pemuda yang mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. KNPI pun jangan lagi ada alasan kendala anggaran dalam pelaksanaan program kerja, tentunya KNPI ialah organisasi kepemudaan yang kreatif dan inovatif.

2. Untuk Pemerintah Kecamatan Nagrak

Pemerintah Kecamatan Nagrak hendaknya mendorong dan memfasilitasi KNPI Kecamatan Nagrak dalam berbagai programnya. Hal ini karena keberadaan KNPI Kecamatan Nagrak merupakan bagian dari pendukung pembangunan masyarakat Kecamatan Nagrak. Pemerintahan Kecamatan Nagrak misalnya memberikan kantor kesekretariatan bagi KNPI Kecamatan Nagrak dalam rangka pembinaan pemuda di Kecamatan Nagrak.


(21)

3. Untuk Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa hendaknya membangun komunikasi dengan KNPI Kecamatan Nagrak dengan mendukung kegiatan pencerdasan politik bagi masyarakat yang bersifat positif. Selain itu, dengan dibangunnya kerjasama yang baik dengan KNPI Kecamatan Nagrak, akan mempercepat proses pembangunan di daerah tersebut.

4. Untuk Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda

Tokoh masyarakat dan pemuda hendaknya mendorong masyarakat untuk bisa bekerja sama secara positif dengan KNPI Kecamatan Nagrak, Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Desa dalam rangka mempercepat proses pembangunan. Mengingat pengaruh para tokoh sangat bagus, maka peran para tokoh sangat dibutuhkan khususnya dalam rangka pencerdasan politik masyarakatnya.

5. Untuk Masyarakat Kecamatan Nagrak

Masyarakat Kecamatan Nagrak dari berbagai desa yakni Desa Pawenang, Desa Girijaya, Desa Babakan Panjang, Desa Nagrak Selatan, Desa Cihanjawar, Desa Cisarua, Desa Darmareja, Desa Kalaperea, Desa Nagrak Utara, Desa Balekambang hendaknya bahu membahu membangun desanya, membangun kesadaran politiknya, tidak antipati terhadap politik serta dapat berperan secara aktif dalam setiap aktivitas politik demi menciptakan kondisi bangsa yang lebih baik lagi.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, RN. (2010). Kinerja Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Bidang Pembangunan. Skripsi

Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makassar: Graha Ilmu. Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda

Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Agustino, L. (2006). Polit ik dan Kebij ak an Publik . Bandung: AIPI. Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti

Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.

Almond, GA dan Verba. (1990). Budaya Polit ik (Judul Asli: The Civ ic

Cult ure), dit erj emahk an oleh Sahat Simamora . Jakarta: Bumi

Aksara.

Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: Pustaka Jaya.

Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.

Asy’ari, SI. (1990). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

Bachtiar, W. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J.W. 1994. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka pelajar


(23)

Group.

Darmawan, C. (2002). Wacana Polit ik dan Demok rasi. Bandung: Pustaka Aulia Press.

Departemen Kajian KSM Eka Prasetya UI. 2014. Pemilu: Momentum

Pencerdasan Masyarakat. Tersedia di: (http://ksm.ui.ac.id/pemilu-momentum-pencerdasan- masyarakat/) diakses pada tanggal 11 April 2014. Gaffar, A. (2006). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Johnson. (2011). [Online] tersedia di: repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/29782/3/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 1 Juli 2014). Kantaprawira, R. (2004). Sist em Polit ik Indonesia: Suat u Model

Pengant ar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan

Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.

Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press. Komite Nasional Pemuda Indonesia [Online]. Tersedia di (http://id.wikipedia.org/

wiki/Komite_Nasional_Pemuda_Indonesia) diakses pada tanggal 1 Maret 2014.

Kusnadi, AE. (2007). Peranan Kepemimpinan Kepala Desa dalam Upaya

Membentuk Sikap Politik Masyarakat Desa. Skripsi Program Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lestari, IL. (2012). Partisipasi Politik Warga melalui Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) dalam Perumusan Peraturan Desa di Desa Ambit Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Skripsi Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New

York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Mas’oed, M. (2003). Negara Kapital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Moejiono. (2002). Empat Gaya Kepemimpinan [Online]. Tersedia di: www.lira.googlecode.com diakses pada 11 Januari 2014.


(24)

Moleong, LJ. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujani, S. (2007). Muslim Demokrat, Islam, Budaya Demokrasi dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia.

Mulyani, H. (2011). Pengaruh Orientasi Politik terhadap Partisipasi Politik

Pemilih Pemula Siswa SLTA pada Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011. Tesis Magister Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Mutakin, A. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika. Bandung: Buanan Nusa.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nawawi, J. 1995. Membangun Kepercayaan Dalam Mewujudkan Good

Governance [Online]. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Unhas. Vol. 1, No.

3. Tersedia di: (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 /2255/Jurnal-02b.pdf?sequence=4) diakses pada 11 Januari 2014.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh

Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern.

Bandung : PT Mizan Pustaka.

Nurmalina, K dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Pramutoko, B. 2008. Ilmu Budaya Dasar [Online]. Tersedia di: (http://bayu96

ekonomos.wordpress.com). Diakses pada tanggal 13 Januari 2014.

Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern (alih bahasa: Saut Pasaribu, Widada, dan Eka

Adinugraha). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Rivai, V. (2004). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(25)

Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun Super

Leadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ruedin, D. (2007). Testing Milbrath’s 1965 Framework of Political Participation:

Institutions and Social Capital. University of Oxford.

Rush, M dan Althoff, P. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.

Ruswadiyatmo. (2003). Kewarganegaraan SMU Kelas 1. Jakarta: Sinar Grafika. Saputra, LS. (2008). Partisipasi Politik Guru dalam Pengembangan Politik

Pendidikan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sartika. 2012. Sistem Pemilu di Indonesia dan Peluang Money Politic [Online]. Tersedia di: (http://sartikasartikaa.blogspot.com/2012/06/sistem-pemilu-di-indonesia-dan-peluang.html) diakses pada tanggal 11 April 2014.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sastropoetro. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Satries, WI. 2009. Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Jurnal Madani Edisi 1 Mei 2009 Universitas Wijaya Kusuma. Setiadi, EM & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Siagian, SP. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Sirozi, M. (2004). Polit ik Pendidik an. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Siswopangritno, NS dan Suprihadi, S. (1984). Pokok-Pokok Sosiologi Desa.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(26)

Soetopo, H., 2010. Perilaku organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sri, W dan Saifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civ ics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih

Baik. Jakarta Selatan : Republika.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukiyat. 2013. Kajian Teori Kepemimpinan [Online]. Tersedia di:

(http://www.achluddin.com/2013/10/kajian-teori-kepemimpinan-prof-sukiyat.html) diakses pada 11 Januari 2014.

Sukmayadi, T. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai

Kearifan Lokal Sunda. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Indonesia: Tidak diterbitkan.

Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiaswara. Syahdani, AM. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan pada Organisasi

Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Syam, N.W. (2009). Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora.

Taneko, BS. (1990). Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

Tracy, B. 2006. Pemimpin Sukses. Jakarta: Delapratasa Publishing. Trimo, S. 1984. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.

Upe, A. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik ke Post

Positivistik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Wibowo, UB. (2011). Teori Kepemimpinan [Online]. Makalah Univesitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di: (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/


(27)

C%202011-13%20Teori%20Kepemimpinan.pdf) diakses pada 11 Januari 2014.

B. Dokumen

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa.

Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kecamatan Nagrak.

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.


(1)

Rizki Muhammad Ramdhan, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, RN. (2010). Kinerja Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Bidang Pembangunan. Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makassar: Graha Ilmu. Affandi, I. (2012). Pendidikan Politik (Mengefektifkan Organisasi Pemuda

Melaksanakan Politik Pancasila dan UUD 1945. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Agustino, L. (2006). Polit ik dan Kebij ak an Publik . Bandung: AIPI. Ahmad, A.R. (2006). Mahasiswa Abad 21. Selangor Malaysia : Fakulti

Pendidikan/Faculty Of Education Universiti Kebangsaan Malaysia dan Yayasan Istana Abdulaziz.

Almond, GA dan Verba. (1990). Budaya Polit ik (Judul Asli: The Civ ic Cult ure), dit erj emahk an oleh Sahat Simamora . Jakarta: Bumi Aksara.

Alwasilah, A.C. (2002). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: Pustaka Jaya.

Antonio, S.M. (2007). Muhammad SAW The Super Leader Super Manager. Jakarta : ProLM Center.

Asy’ari, SI. (1990). Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Bachtiar, W. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bintarto, R. (1989). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Budiardjo, M. (2000). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Budiyono, K. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J.W. 1994. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka pelajar


(2)

Group.

Darmawan, C. (2002). Wacana Polit ik dan Demok rasi. Bandung: Pustaka Aulia Press.

Departemen Kajian KSM Eka Prasetya UI. 2014. Pemilu: Momentum Pencerdasan Masyarakat. Tersedia di: (http://ksm.ui.ac.id/pemilu-momentum-pencerdasan- masyarakat/) diakses pada tanggal 11 April 2014. Gaffar, A. (2006). Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Johnson. (2011). [Online] tersedia di: repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/29782/3/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 1 Juli 2014). Kantaprawira, R. (2004). Sist em Polit ik Indonesia: Suat u Model

Pengant ar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung, Genealogi Kepemimpinan Kontemporer. Bandung : Teraju PT Mizan Publika.

Kartono, K. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press. Komite Nasional Pemuda Indonesia [Online]. Tersedia di (http://id.wikipedia.org/

wiki/Komite_Nasional_Pemuda_Indonesia) diakses pada tanggal 1 Maret 2014.

Kusnadi, AE. (2007). Peranan Kepemimpinan Kepala Desa dalam Upaya Membentuk Sikap Politik Masyarakat Desa. Skripsi Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lestari, IL. (2012). Partisipasi Politik Warga melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Perumusan Peraturan Desa di Desa Ambit Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Skripsi Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Lickona, T (1991). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Mas’oed, M. (2003). Negara Kapital dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moejiono. (2002). Empat Gaya Kepemimpinan [Online]. Tersedia di: www.lira.googlecode.com diakses pada 11 Januari 2014.


(3)

Rizki Muhammad Ramdhan, 2014

Moleong, LJ. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujani, S. (2007). Muslim Demokrat, Islam, Budaya Demokrasi dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia.

Mulyani, H. (2011). Pengaruh Orientasi Politik terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Siswa SLTA pada Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2011. Tesis Magister Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Mutakin, A. (2000). Masyarakat Indonesia dalam Dinamika. Bandung: Buanan Nusa.

Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Nawawi, J. 1995. Membangun Kepercayaan Dalam Mewujudkan Good

Governance [Online]. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Unhas. Vol. 1, No. 3. Tersedia di: (http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789 /2255/Jurnal-02b.pdf?sequence=4) diakses pada 11 Januari 2014.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad SAW: Mencontoh Teladan Kepemimpinan Rasul untuk Kesempurnaan Manajemen Modern. Bandung : PT Mizan Pustaka.

Nurmalina, K dan Saifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Pramutoko, B. 2008. Ilmu Budaya Dasar [Online]. Tersedia di: (http://bayu96 ekonomos.wordpress.com). Diakses pada tanggal 13 Januari 2014.

Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern (alih bahasa: Saut Pasaribu, Widada, dan Eka Adinugraha). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Rivai, V. (2004). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(4)

Rivai, V dan Arifin, A. (2009). Islamic Leadership Membangun Super Leadership Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta : PT Bumi Aksara. Ruedin, D. (2007). Testing Milbrath’s 1965 Framework of Political Participation:

Institutions and Social Capital. University of Oxford.

Rush, M dan Althoff, P. (2008). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.

Ruswadiyatmo. (2003). Kewarganegaraan SMU Kelas 1. Jakarta: Sinar Grafika. Saputra, LS. (2008). Partisipasi Politik Guru dalam Pengembangan Politik

Pendidikan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sartika. 2012. Sistem Pemilu di Indonesia dan Peluang Money Politic [Online]. Tersedia di: (http://sartikasartikaa.blogspot.com/2012/06/sistem-pemilu-di-indonesia-dan-peluang.html) diakses pada tanggal 11 April 2014.

Sastroatmodjo, S. (1995). Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sastropoetro. (1998). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Satori, D. dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Satries, WI. 2009. Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Jurnal Madani Edisi 1 Mei 2009 Universitas Wijaya Kusuma. Setiadi, EM & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Siagian, SP. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Sirozi, M. (2004). Polit ik Pendidik an. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Siswopangritno, NS dan Suprihadi, S. (1984). Pokok-Pokok Sosiologi Desa.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

Rizki Muhammad Ramdhan, 2014

Soetopo, H., 2010. Perilaku organisasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sri, W dan Saifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civ ics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudewo, E. (2011). Best Practice Character Building Menuju Indonesia Lebih Baik. Jakarta Selatan : Republika.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukiyat. 2013. Kajian Teori Kepemimpinan [Online]. Tersedia di:

(http://www.achluddin.com/2013/10/kajian-teori-kepemimpinan-prof-sukiyat.html) diakses pada 11 Januari 2014.

Sukmayadi, T. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai Kearifan Lokal Sunda. Tesis Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiaswara. Syahdani, AM. (2013). Pengembangan Karakter Kepemimpinan pada Organisasi

Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (Studi Deskriptif Analitis terhadap BEM HMCH, Senat Mahasiswa FPIPS dan BEM REMA UPI). Skripsi Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan. Syam, N.W. (2009). Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora.

Taneko, BS. (1990). Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

Tracy, B. 2006. Pemimpin Sukses. Jakarta: Delapratasa Publishing. Trimo, S. 1984. Analisis Kepemimpinan. Bandung: Angkasa.

Upe, A. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistik ke Post Positivistik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahab, A.A. (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Wibowo, UB. (2011). Teori Kepemimpinan [Online]. Makalah Univesitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di: (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/


(6)

C%202011-13%20Teori%20Kepemimpinan.pdf) diakses pada 11 Januari 2014.

B. Dokumen

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa.

Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kecamatan Nagrak.

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.


Dokumen yang terkait

Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

21 179 143

Pola Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove (Studi Deskriptif di Desa Jago-jago Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah)

1 49 86

Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Studi Pada Kantor Kepala Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi)

15 191 104

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Prasarana Transportasi Darat (Studi Deskriptif: Pada Desa Hutatinggi, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara)

2 58 96

Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

3 33 77

Peranan Komite Nasional Pemuda Indonesia Sebagai Sarana Pendidikan Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pemuda.

0 1 6

Identifikasi Kegiatan Politik Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sumatera Barat Di Era Reformasi.

0 0 7

kepemimpinan dalam organisasi kepemudaan

0 0 8

Peranan Komite Nasional Pemuda Indonesia Sebagai Sarana Pendidikan Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pemuda - repository UPI S PKN 1102419 Title

0 1 4