Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

(1)

PERANAN PEMERINTAH DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

(STUDI PADA DESA LIMAU MANIS KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUTAPTEN DELISERDANG )

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Imu

Administrasi Negara

OLEH:

NIM. 110903075 Febi Dwiyana Ginting

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POTIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh: Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Medan, 25 Mei 2015 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Hatta Ridho, S.Sos,MSP

NIP. 196710513006041021 NIP. 195908181986011002 Drs. Rasudyn Ginting, Msi

Dekan, FISIP USU

NIP. 196805251992


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya dengan memberikan kesehatan, ketabahan, dan ketekunan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat penulis selesaikan. Adapun penulisan ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Akhirnya dengan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarkat Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)”

Penulisan skirpsi ini dapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zakaria, MSP. Selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Asayati Br Sembiring selaku Pembantu Dekan 1 Kepala Sub Bagian Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si. selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 6. Bapak Hatta Ridho, S.Sos. M.SP selaku Dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skirpsi ini.

7. Bapak Faisal Eriza, S.Sos. M.SP selaku Dosen penguji yang juga telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang membangun bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara maupun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah telah berjasa memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

9. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Adminitrasi Negara khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu segala urusan administratif sejak awal penulis memulai studi hingga saat ini.


(5)

10. Kepada Bapak Muhammad Amru selaku Sekertaris Desa Limau Manis beserta staf Pegawai yang bekerja di kantor Desa Limau Manis tak lupa juga Masyarkat Desa Limau Manis yang tak bisa penulis ucapkan satu persatu. 11. Keluarga tercinta, Ayahanda Salomon Ginting, Ibunda tercinta Herlina.

SE serta yang telah membesarkan dan mendidik penulis dalam kasih sayang yang tak hentinya memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis. 12. Sahabat-sahabat wanitaku Devi Nurinda Sari, Kristina Pasaribu, Lia

Meliana, Grace Lestari , Fransiska yang berbagi banyak doa serta motivasi sejak Internship sampai penyelesaian tugas akhir masing-masing, sukses untuk kita semua.

13. Tak lupa juga Eva Ulina, Fahriz Dhrmawan dan teman-teman AN Stambuk 2011 lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi dan terima kasih untuk semuanya. Semoga sukses kepada kalian semua dalan kehidupan ke depan nanti.

14. Tak lupa juga Rita Ernila , Rihal Otahens , Santoso, Muhammad Anas sahabat-sahabat terbaik ku yang tidak pernah henti meberikan semangat , Semoga sukses untuk kalian semua dalam kehidupan ke depan nantinya.


(6)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah memberikan Rahmat dan Keridhoan-Nya kepada kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan,3 Juni 2015 Penulis

110903075 Febi Dwiyana Ginting


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Sistematika Penulisan 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 9

1.Peranan Pemerintah Desa 9

1.1. Peranan 9

1.2. Pemerintah Desa 11 2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan 14

2.1. Partisipasi Masyarkat 14

2.2. Pembangunan Infrastruktur 22

2.3. Pembangunan Infrastruktur Desa 25

B. Penelitian Terdahulu 27

C. Definisi Konsep 28

D. Definisi Operasional 29


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian 33

B. Lokasi Penelitian 33

C. Informan Penelitian 33

D. Teknik Pengumpulan Data 34

E. Instrument Penelitian 35

F. Teknik Analisis Data 36

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Limau Manis 38

B. Struktur Organisasi 39

C. Pemerintahan Desa 40

D. Visi dan Misi 43

E. Lembaga Kemasyarakatan 45 F. Letak Geografis dan Orbitas Wilayah 47

G. Kondisi Demografi 48

H. Potensi Desa 51

I. Sarana dan Prasarana 52

BAB V PENYAJIAN DATA

A. Hasil Penelitian 58

B. Pelaksanaan Penelitian 60

1. Gambaran Pembangunan Infrastruktur 60

2. Gambaran Kondisi Infrastruktur 63

3. Gambaran Partisipasi Masyarakat 65

C. Deskripsi Hasil Wawancara 65

1.Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalamTahapan Pembangunan Infrastruktur 65


(9)

1.1. Tahap Perencanaan 67

2.2. Tahap Pelaksanaan 70

1.3. Tahap Pengawasan 73

2.Peranan Pemerintah Desa Menjalankan Fungsi Kepemipinan

dalam Pembanguan Infrastruktur 76

2.1. Fungsi Instruktif 78

2.2. Fungsi Konsultasi 78

2.3. Fungsi Partisipasi 81

2.4. Fungsi Delegasi 83

2.5. Fungsi Pengendalian 85

3. Faktor-faktor Penghambat Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan

Partispasi Masyarkat. 86

3.1. Kemauan dan Kemampuan 88

3.2. Pekerjaan Masyarkat 88

3.3. Tingkat Pendidikan 90

3.4. Jenis Kelamin 92

3.5. Homogenitas Masyarakat 95

BAB VI ANALISIS DATA

A. Peranan Pemerintah untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Dalam Tahapan Pembangunan Infrastruktur 96

1. Tahap Perencanaan 97

2. Tahap Pelaksanaan 100

3. Tahap Pengawasan 102

B. Peranan Pemerintah dalam Menjalankan Fungsi Kepemimpinan

dalam Pembanguan Infrastruktur 104

1. Fungsi Instruktif 105

2.Fungsi Konsultasi 107


(10)

3. Fungsi Partisipasi 109

4. Fungsi Delegasi 111

5. Fungsi Pengendalian 112

C. Faktor-faktor Penghambat Upaya Pemerintah Dalam Meningkatkan

Partispasi Masyarkat. 113

1. Kemauan dan Kemampuan 114

2. Pekerjaan Masyarkat 115

3. Tingkat Pendidikan 117

4. Jenis Kelamin 118

5. Homogenitas Masyarakat 120

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan 123

B. Saran 124

DAFTAR PUSTAKA 127

LAMPIRAN


(11)

DARTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Kepemimpinan Desa Limau Manis 38 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Desa Limau Manis 49 Tabel 4.3. Data Penduduk menurut pendidikan 49 Tabel 4.4. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian 50 Tabel 4.5 Data Penduduk menurut Agama 50 Tabel 4.6. Data Usaha Industri Rumahan 51

Sarana Bangunan Rumah 52

Tabel 4.5. Sarana Pendidikan 53

Tabel 4.6. Sarana Ibadah 54

Tabel 4.7. Sarana Kesehatan 55

Tabel 5.1 Pembangunan Infrastruktur Desa Limau Manis Tahun

2009- 2014 62


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2. Surat Permohonan Judul Skripsi Lampiran 3. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 4. Surat Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 5. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skrisi

Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 7. Surat Rekomendasi/Izin Penelitan dari FISIP USU Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Desa Limau Manis

Lampiran 9. Surat Pemberitahuan Telah Melakukan Penelitian di Desa Limau Manis

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Lampiran 11. Dokumentasi Foto

Lampiran 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Lampiran 13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa


(13)

ABSTRAK

Judul :Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Drs Hatta Ridho, S.Sos. M.Si

Terkait dengan pembangunan infrastruktur desa. Seperti yang tertera dalam Undang-undang No Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang pemerintahan daerah, dan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Peraturan Menteri dalam Negeri No 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa dalam pasal 1 ayat 11 dan 12 juga dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif karena dalam pembangunan infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan infrastruktur dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang di hadapi pemerintah desa dalam menginkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrasturktur di Desa Limau Manis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan teknik pengumpulan data ialah dengan pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang masih rendah di Desa Limau Manis yang disebabkan oleh kendala internal masyarakat sendiri dan kendala dimana pemerintah desa belum sepenuhnya menjalankan peranan nya untuk meningkatkan partisipasi masyarkat.

Kata-kata Kunci (Keywords) :Peranan Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarkat, Pembangunan Infrastruktur Desa.


(14)

ABSTRAK

Judul :Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

Nama : Febi Dwiyana Ginting

NIM : 110903075

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : Drs Hatta Ridho, S.Sos. M.Si

Terkait dengan pembangunan infrastruktur desa. Seperti yang tertera dalam Undang-undang No Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang pemerintahan daerah, dan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Peraturan Menteri dalam Negeri No 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa dalam pasal 1 ayat 11 dan 12 juga dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif karena dalam pembangunan infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan infrastruktur dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang di hadapi pemerintah desa dalam menginkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan Infrasturktur di Desa Limau Manis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan teknik pengumpulan data ialah dengan pengumpulan data primer berupa observasi, wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi dan studi kepustakaan.

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penelitian adalah peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak sepenuhnya efisien. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang masih rendah di Desa Limau Manis yang disebabkan oleh kendala internal masyarakat sendiri dan kendala dimana pemerintah desa belum sepenuhnya menjalankan peranan nya untuk meningkatkan partisipasi masyarkat.

Kata-kata Kunci (Keywords) :Peranan Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarkat, Pembangunan Infrastruktur Desa.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Pemerintahan desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur Pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi berhasilnya ikhtiar dalam pembangunan nasional yang menyeluruh, maka tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran penyelenggaraan aktifitas pemerintahan dan pembangunan. Hal tersebut terkait juga dengan begitu banyaknya program dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah untuk pembangunan desa.

Pembangunan desa merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Namun jika kita melihat pada pembangunan desa dan kota, ada kesenjangan di antara keduanya. Dimana, tingkat pembangunan wilayah di antara keduanya menunjukan bahwa kawasan perdesaan masih relatif tertinggal jika dibandingkan dengan perkotaan. Untuk menyelesaikan kesenjangan itu pemerintah telah menggalakan kegiatan pembangunan yang lebih demokratis sebagai upaya dalam mendukung pembangunan yang merata. Pemerintah pusat menggerakan pembangunan di desa sebagai implementasi dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, dan mengacu pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014


(16)

tentang desa. Dimana pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada daerah desa untuk lebih menentukan nasib pembangunan desa itu sendiri. Maksud dan tujuan Undang-undang tersebut adalah menciptakan pemerataan pembangunan nasional dalam mengatasi kesenjangan antar daerah, karena dengan pembangunan daerah itulah yang akan dapat menjangkau pelosok negeri.

Dalam pembangunan desa, Peratruan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa adalah acuan yang digunakan untuk pemerintahan desa sebagai untuk perealisasian pembangunan. Pembangunan di desa meliputi Pembangunan fisik maupun nonfisik. Pembangunan fisik sendiri adalah pembanguan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata seperti pembangunan infrastruktur. Pembangunan Infrastruktur merupakan proses penciptaan sebuah sistem fasilitas publik, yang bersifat fundamental dan di tujukan kepada masyarakat atau khalayak ramai untuk melayani dan memudahkan masyarakat (Hudson, et al: 1997). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa dalam pasal 1 ayat 11 dan 12 disebutkan bahwa perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan badan permusyawaratan desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh Kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna


(17)

mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Jadi jelaslah bahwa pembangunan wilayah desa dituntut untuk melibatkan partisipasi masyarakat. Maka tepatlah jika aparatur pemerintah desa hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam meningkatkan partisipasi masyarakat untuk pembangunan. Dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan pembangunan, pemerintah desa juga dituntut untuk mengelolanya berdasarkan asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Proses tahap rencana pembangunan atau yang sering disebut dengan RPJM desa sampai tahap pelaksanaan hingga evaluasi pembangunan infrastruktur desa, juga harus melibatkan banyak pihak dalam setiap tahap nya. Semua tahapan dilakukan melalui serangkaian forum musyawarah dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan di wilayah setempat. Unsur pelaku pembangunan infrastruktur desa meliputi banyak elemen-elemen antara lain seperti warga masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan desa, aparatur pemerintah desa dan institusi lain yang terkait khusus dalam pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan pembangunan.

Peranan pemerintah desa serta kesediaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur pada Desa Limau Manis pun menjadi hal yang cukup menarik bagi peneliti. Desa yang merupakan salah satu desa pada Kecamatan Tanjung Morawa ini bertempat pada Kabupaten Deli Serdang. Tanjung Morawa merupakan tempat pusat industri di Deli Serdang di mana, banyak berdiri nya pabrik-pabrik industri. Tidak terkecuali pada Desa Limau Manis pun ikut terkena dalam dampak pembangunan industri. Dampak dari pembangunan industri


(18)

sendiri melahirkan banyak dampak yang bersifat positif maupun bersifat negatif bagi Desa Limau Manis sendiri, salah satunya ialah banyak tenaga kerja yang mayoritas masyarakat desa bisa yang terserap sebagai mata pencaharian masyarkat, dampak positif lain pembangunan infrastruktur desa tidak hanya disokong oleh anggaran belanja desa melainkan ada pihak swasta yang bersedia menjadi mitra pemerintah desa sendiri dalam memajukan Desa Limau Manis Namun, dampak negatif juga tidak bisa di hindari seperti infrastruktur yang dibangun pemerintah desa kadang tidak bertahan lama, seperti jalan desa yang terus saja rusak karena penggunaan transportasi berat dari industri, dampak negatif lain nya ialah karateristik masyarkat yang terus bergeser, karateritik masyarakat desa yang biasanya homogenitas dan kental dengan rasa kebersamaan masyarkat desa seiring waktu berubah kearah heterogen. Sehubungan dengan letak geografis Desa Limau Manis yang strategis serta kandungan potensi desa yang kompleks tersebut maka kebutuhan pembangunan infrastruktur adalah kebutuhan yang sangat penting agar tercapai nya peningkatan produktifitas di berbagai bidang kehidupan masyarakat desa. Untuk itu pemerintah Desa Limau Manis terus menggalakan pembangunan Infrastruktur desa, demi menunjang kehidupan kehidupan masyarakat.

Jika melihat secara kasat mata pembangunan infrastruktur di Desa Limau manis mengalami cukup banyak kendala, pembangunan Infrastruktur yang terus berjalan di Desa Limau manis kurang mendapat respon antusias masyarakat. masyarakat desa yang cenderung memiliki pekerjaan atau aktifitas masing-masing membuat masyarakat seperti terkesan apatis dalam ikut ambil bagian untuk


(19)

nembangunan infrastruktur. Diluar daripada itu cakupan wilayah desa yang terdiri dari 13 Dusun serta homogentias masyarakat yang semakin heterogen menjadikan tantangan tersendiri yang dihadapi pemerintah Desa Limau Manis.

Pemerintah desa sebenarnya ditantang serta dituntut untuk melaksanakan pembangunan dengan menggunakan pendekatan perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat, dimana masyarakat bukan hanya sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subjek pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangangkan dalam perencanaan pemabangunan benar-benar dari bawah (bottom-up approach). Karena dalam pembangunan infrastruktur desa yang ideal harus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga memungkinkan tumbuhnya keswadayaan atau partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaannya. Di sisi lain, infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir (Suriadi; 2005: 61). Maka yang seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah desa adalah merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur itu dengan menuntun dan melibatkan peran serta masyarakat agar berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan latar belakang diatas maka maka peneliti tertarik untuk meneliti judul proporsal “Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Deli Serdang)”


(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peranan Pemerintah Desa untuk meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan infratruktur di Desa Limau Manis?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitan. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, menggambarkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapaun beberapa tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masuarakat pada pembangunan infrastruktur Desa Limau Manis.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat upaya pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur Desa Limau manis.

D. Manfaat Penelitian


(21)

1. Secara subjektif sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam menyusun berbagai kajian literature untuk menjadikan suatu wacana baru dalam memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini bisa memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan, terutama bagi mereka yang ingin mengetahui Pembangunan infrastruktur desa.

3. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan kegunaan untuk pengembengan Ilmu Administrasi Negara, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penelitian berikutnya yang sejenis.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori, hasil penelitian, isu-isu dalam pelaksanaan, definisi konsep, dan definisi operasional.


(22)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, penelitian data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum mengenai tempat dilakukannya penelitian yang meliputi lokasi penelitian, keadaan lokasi penelitian, sistem kepemimpian pada lokasi penelitian, dan lain sebagainya.

BAB V PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh di lapangan. BAB VI ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diajukan.

BAB VII PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu dari hasi penelitian yang dilakukan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Menurut Kerlinger (Rakhmat, 2004: 6), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antar konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peranan Pemerintah Desa 1.1. Peranan

Peranan memiliki arti sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyarakat. Peran adalah suatu perilaku seseorang yang diharapkan dapat membuat suatu perubahan serta harapan yang mengarah pada kemajuan.

Menurut Soerjono Soekanto (1990: 243) peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat sebagai rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan sosial. Artinya adalah posisi yang dimiliki seseorang tersebut seperti Kepala Desa yang merupakan pemerintahan desa, dengan posisi tersebut pemerintah desa akan lebih memiliki wewenang untuk menegakkan peraturan-peraturan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan undang-undang yang berlaku.


(24)

Menurut Narwoko (2004: 160) fungsi peranan adalah sebagai Memberi arah pada proses sosialisasi, Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan, Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat, maupun dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.

Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Peranan yang diharapkan (expected roles) ialah cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-secermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peranan jenis ini antara lain peranan kepemimpinan. Sedangkan Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tersebut. Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat (Hendropuspio, dalam Narwoko, 2007: 160). Fungsi dari peranan ialah :

a. Memberi arah pada proses sosialisasi (instruksi dan konsultasi)

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan (delgasi)

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat (partisipasi)

d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat (pengendalian)


(25)

1.2. Pemerintah Desa

Dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang pedoman pembangunan desa disebutkan pemeritah desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, Sedangkan pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah desa merupakan bagian dari birokrasi pemerintah modern yang bertugas mengelola barang-barang publik . Sebagai institusi modern, pemerintah desa tidak hanya cukup memainkan legitimasi simbolik dan sosial tetapi harus membangun legitimasi yang di bangun dari dimensi kinerja politik dan ekonomi. Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, patisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat. Penyelenggara pemerintah desa merupakan sub sistem dari sistem penyelenggara pemerintahan sehingga desa memilki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

Unsur dari pemerintah desa ialah Kepala Desa. Perangkat Desa yang terdiri dari Sekertaris Desa, pelaksana kewilayahan dan pelaksanaan teknis perangkat desa serta bekerja sama dengan BPD untuk menyelenggarkan pemerintahan desa.


(26)

Kepala Desa merupakan pemimpin yang berada di pemerintahan desa dimana, dipilih langsung oleh penduduk desa berwarga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihan diatur oleh peraturan daerah yang berdominan pada peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pasal 26 disebutkan bahwa Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Urusan pemerintahan yang dimaksud adalah pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan badan usaha milik desa, dan kerjasama antar desa. Urusan pembangunan yang dimaksud adalah pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa.

Kepala Desa dalam menyelengarakan sarana prasarana umum desa juga harus mengikuti prosedur sesuai dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor.144 tentang Pedoman Pembangunan Desa yang mana mengatakan bahwa pemerintah desa memiliki peran menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Pembangunan desa sebagaimana yang dilaksanakan oleh pemerintah desa harus dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong. Dimana, masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan desa dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada pemerintah desa dalam rangka mengkordinasikan pembangunan desa


(27)

sebagaimana dimaksud. Kepala Desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, atau pihak ketiga.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati atau Walikota serta menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati atau Walikota; memberikan laporan keterangan penyelengaraan pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran dan memberikan atau menyebarkan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepadamasyarakat desa setiap akhir tahun anggaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa memiliki peranan yang sangat besar dalam memajukan pembangunan untuk meningkatkan kehidupan rakyat desanya. Selaku pemimpin utama dan tertinggi kepadanya juga diberikan kuasa sebagai penanggung jawab utama seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan perangkat desa ialah terdiri dari Sekertaris Desa, pelaksana kewilayahan dan pelaksanaan teknis perangkat desa yang bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat desa diangkat oleh Kepala Desa setelah di konsultasikan dengan camat atas nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan tugasnya perangkat desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Desa dapat membentuk lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan peraturan desa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Lembaga kemasyarakatan ini bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan


(28)

mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Sebagai perwujudan demokrasi sesuai dalam maka pemerintahan dalam tatanan pemerintah desa dibentuk badan pesmusyawaratan desa (BPD) atau sebutan lain yang disesuaikan dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengatur dan pengontrol dalam penyelenggaraan pemerintah desa, seperti dalam pembutan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan Kepala Desa. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa. untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastuktur 2.1. Partisipasi

Keit Davis dan John W. Nestrom (1996:179) mengungkapkan partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi orang-orang dalam situasi kelompok atau masyarakat yang mendorong mereka untuk menyumbangkan pada tujuan-tujuan kelompok dan bersama-sama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Menurut Mubyarto (1997: 35) partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam suatu proses pembangunan di mana masyarakat ikut terlibat mulai dari tahap penyusunan program, perencanaan dan pembangunan, perumusan kebijakan, dan pengambilan keputusan. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat adalah sesuatu melibatkan


(29)

masyarakat bukan hanya kepada proses pelaksanaan kegiatan saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam hal perencanaan dan pengembangan dari pelaksanaan program tersebut, termasuk menikmati hasil dari pelaksanaan program tersebut.

Lebih lanjut secara sederhana partisipasi masyarakat adalah keterlibatan seseorang (individu) atau sekelompok masyarakat secara sukarela, dalam suatu kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai kepada proses pengembangan kegiatan atau program tersebut tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban . Jadi partisipasi diasumsikan mempunyai aspirasi, nilai budaya yang perlu diakomodasikan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan suatu program pembangunan , Fungsi dari partisipasi masyarakat adalah:

a. Partisipasi memperluas basis pengetahuan dan representasi. Dengan mengajak masyarakat dengan spektrum yang lebih luas dalam proses pembuatan keputusan maka partisipasi dapat: meningkatkan representasi dari kelompok-kelompok komunitas, membangun perspektif yang beragam yang berasal dari beragam stakeholders, mengakomodir pengetahuan lokal, pengalaman, dan kreatifitas, sehingga memperluas kisaran ketersediaan pilihan alternatif.

b. Partisipasi membantu terbangunannya transparansi komunikasi dan hubungan-hubungan kekuasaan di antara para stakeholders. Dengan melibatkan stakeholders dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang akan menerima atau berpotensi menerima akibat dari suatu kegiatan/ proyek,


(30)

hal itu dapat menghindari ketidakpastian dan kesalahan interpretasi tentang suatu isu / masalah.

c. Partisipasi dapat meningkatkan pendekatan iteratif dan siklikal dan menjamin bahwa solusi didasarkan pada pemahaman dan pengetahuan lokal. Dengan membuka kesempatan dalam proses pengambilan keputusan, maka para pembuat keputusan dapat memperluas pengalaman masyarakat dan akan memperoleh umpan balik dari kalangan yang lebih luas. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan akan lebih relevan dengan kepentingan masyarakat lokal dan akan lebih efektif.

d. Partisipasi akan mendorong kepemilikan lokal, komitmen dan akuntabilitas. Pelibatan masyarakat lokal dapat membantu terciptanya hasil (outcomes) yang berkelanjutan dengan menfasilitasi kepemilikan masyarakat terhadap proyek dan menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang mengarah pada keberlanjutan akan terus berlangsung. Hasil yang diperoleh dari usaha-usaha kolaboratif lebih mungkin untuk diterima oleh seluruh stakeholders.

Partisipasi dapat membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial. Pendekatan partisipatif akan meningkatkan pengetahuan dari tiap stakeholders tentang kegiatan/aksi yang dilakukan oleh stakholders lain.

Pada Penerapan partisipasi Keith Davis (1986: 179) mengemukakan unsur yang penting dalam menerapkan partisipasi agar partisipasi berfungsi dengan semestinya, antara lain bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari semata-mata atau hanya keterlibatan


(31)

secara jasmaniah dan Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Hal ini berarti bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok karena seseorang menjadi anggota suatu kelompok karena nilainya. dan unsur terakhir ialah tanggung jawab, yaitu segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belonging”. Pada dasarnya terdapat beberapa prinsip-prinsip di dalam pengembangan model pembangunan yang berorientasi pada partisipasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :

a) Masyarakat harus sebagai subjek bukan objek. b) Menghargai pengetahuan dan ketrampilan lokal.

c) Mempengaruhi keputusan harus dijamin, bukan hanya ikut serta. Proses harus belajar sejalan dengan outcome.

Cohen dan Uphoff (1977: 47) mencatat bahwa ada 4 (empat) bentuk partisipasi, yaitu :

a) Participation in decision making merupakan partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan atau keputusan organisasi. Masyarakat diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan pendapat serta ikut menilai rencana yang sedang disusun.

b) Participation implementation adalah partisipasi yang mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan operasional dari kebijakan yang telah diambil terdahulu. Partisipasi ini juga dalam hal mematuhi keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan.


(32)

c) Participation in benefits adalah partisipasi masyarakat dalam menikmati dan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah diprogramkan. Masyarakat juga merasakan dampak dari keputusan dan kebijakan yang telah diambil.

d) Participation in evaluation adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk keikutsertaan menilai serta mengawasi kegiatan-kegiatan pembangunan. Demikian juga halnya dalam mengawasi pelaksanaan keputusan dan kebijakan yang telah diambil.

Adapun menurut Conyers (1991:154) partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat berbentuk berbagai macam, yang secara umum dapat dijelaskan sebagi berikut : Partisipasi dalam menentukan arah strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini bukan saja berlangsung dalam proses politik, tetapi juga dalam proses sosial; hubungannya antara kelompok kepentingan dalam masyarakat. Partisipasi dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat berupa sumbangan dalam hal mobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan, kegiatan yang produktif serasi, dan pengawasan sosial atas jalannya pembangunan dan Partisipasi dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah maupun golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan keterlibatannya di dalam kegiatan produktif melalui perluasan kesempatan dan pembinaan.

Selanjutnya conyers juga menambahkan bahwa ada 9 (sembilan) tipe partisipasi yang mungkin saja dapat terjadi didalam pembangunan yakni :


(33)

1. Partisipasi sukarela dengan inisiatif dari bawah.

2. Partisipasi dengan imbalan, yang inisiatifnya dari bawah.

3. Partisipasi desakan atau paksaan (enforced), dengan inisiatif dari bawah. 4. Partisipasi sukarela (volunteered), dengan inisiatif dari atas.

5. Partisipasi dengan imbalan (rewaerded), dengan inisiatif dari atas. 6. Partisipasi paksaan, dengan inisiatif dari atas.

7. Partisipasi sukarela dengan inisiatif bersama (through shared initiative). 8. Partisipasi imbalan, dengan inisiatif bersama.

9. Partisipasi paksaan dengan inisiatif bersama dari atas dan juga bawah.

Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Perasaan terlibat dalam perencanaan perlu ditumbuhkan sedini mungkin di dalam masyarakat. Partisipasi dalam operasional pembangunan Partisipasi dalam menerima kembali hasil pembangunan Partisipasi dalam menilai pembangunan, yaitu ketrlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur dapat diwujudkan dengan baik jika sistem pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang ada melibatkan atau memberikan tempat bagi partisipasi masyarakat


(34)

Walaupun banyak jenis pasrtisipasi yang bisa di sumbangkan masyarkat dalam pembangunan, namun tetap saja ada pengaruh hambatan untuk ikut berpartisipasi, hambatan yang terjadi bisa bersifat eksternal maupun internal, dalam teori menurut plumer (dalam suryawan, 2004:27), menyatkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah: 1. Pengetahuan dan keahlian. dasar pengetahuan yang dimiliki akan

mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebut. hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada;

2. Pekerjaan masyarakat. biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.

3. Tingkat pendidikan dan buta huruf. faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada. tingkat buta huruf pada masyarakat akan mempengaruhi dalam partisipasi; 4. Jenis kelamin. sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih

menganggap faktor inilah yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan akan mempunyai persepsi dan pandangan berbeda terhadap suatu pokok permasalahan.


(35)

5. Kepercayaan terhadap budaya tertentu. masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta metodologi yang digunakan. seringkali kepercayaan yang dianut dapat bertentangan dengan konsep-konsep yang ada.

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa masyarakat dalam memberikan partisipasinya tidak hanya harus berbentuk uang atau tenaga, tetapi juga dapat berbentuk pikiran, keahlian, maupun barang. Teknik-teknik partisipasi bukan sekedar alat pendekatan. Namun partisipasi juga pernyataan pikiran dan sikap, sehingga penting menghargai nilai-nilai, ketrampilan dan kebutuhan orang lain khususnya kelompok yang tidak beruntung. Teknik-teknik partisipasi memang perlu dikuasai. Namun penguasaan saja tidak cukup, masih diperlukan pengalaman personal. Ketrampilan teknik juga diperlukan sesuai dengan konteksnya. Partisipasi memerlukan belajar sambil bekerja dan selalu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan pengetahuan, ketrampilan dan penguatan kapasitas antar partisipan. Keseimbangan proses dan keluaran sangat penting.

2.2. Pembangunan Infrastruktur

Siagian (2005) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Sedangkan


(36)

Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

Grigg menjelaskan bahwa (2000) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, jalan, pengairan atau irigasi, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Pengertian ini merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana yang tidak terpisahkan satu sama lain. Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyaraka. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil kebijakan.


(37)

Gambar 2.1 Infrastruktur Sebagai Penopang/Pendukung Sistem Ekonomi, Sosial-Budaya, Kesehatan, dan Kesejahteraan (Grigg dan Fontane, 2000)

Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu ruang. Infrastruktur merupakan wadah sekaligus katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan infrastruktur meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau wilayah. Oleh karenanya penting bagaimana sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur dapat diarahkan untuk mendukung perkembangan ekonomi suatu kawasan wilayah. Sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur berpengaruh terhadap sistem tata guna lahan yang pada akhirnya membangun suatu kegiatan. Hubungan pembangunan infrastruktur terhadap sistem tata guna lahan tersebut ditegaskan oleh Grigg dan Fontane (2000) seperti

Sistem tata guna Lahan Sistem Ekonomi; Sosial‐budaya;

(1) Transportasi; (2) Infrastruktur Keairan; (3) Limbah ; (4) Energi;

(5) Bangunan dan Struktur

Sumber Daya Alam Sistem Rekayasa dan Manajemen


(38)

pada gambar 2.1 diatas. Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur dalam memanfaatkan sumberdaya dalam rangka pemanfaatan untuk transportasi, infrastruktur sistem tata guna lahan: Sistem Ekonomi, Sosial‐budaya, Kesehatan, Kesejahteraan.

2.3. Pembangunan Infrastruktur Desa

Dalam beberapa dekade terakhir mulai terjadi perubahan-perubahan definisi kawasan perdesaan. Hal tersebut dikarenakan mulai berubahnya tipologi kawasan perdesaan dan perkembangan kawasan perdesaan dalam beberapa waktu terakhir. Terutama setelah era globalisasi yang masuk ke perdesaan, telah terjadi interaksi dan negosiasi sosial budaya masyarakat perdesaan terhadap modernitas dan budaya luar. kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan mulai ditinggalkan dengan tidak relevannya pemahaman tersebut dengan mulai biasnya perdesaan-perkotaan dalam definisi klasik, secara ekonomi kawasan perdesaan dikategorikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian sedangkan kawasan perkotaan dikategorikan sebagai wilayah dengan kegiatan utama di sektor jasa dan perdagangan, Definisi tersebut masih banyak digunakan hingga saat ini. Namun munculnya kawasan perdesaan dengan perekonomian yang ditopang oleh kegiatan industri kecil seperti kerajinan, pariwisata, definisi tersebut dirasa belum dapat mewakili keseluruhan tipologi kawasan perdesaan. Oleh karenanya muncul istilah-istilah seperti desa-kota yang berusaha mendefinisikan kawasan-kawasan perdesaan yang dianggap memiliki ciri-ciri perkotaan baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi (Suhardjo, 2008)


(39)

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 144 tentang Pedoman Pembangunan Desa menyebutkan bahwa bidang pelaksanaan pembangunan desa terdiri dari dua macam Perencanaan pembangunan yang disusun secara berjangka meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pemanfaatan dan pemeliharaan dalam lingkungan desa yang mungkin dibutuhkan antara lain ialah tambatan perahu, jalan pemukiman, jalan desa antar pemukiman ke wilayah pertanian, pembangkit listrik tenaga mikrohido, lingkungan pemukiman masyarakat desa dan infrastruktur desa lainnya yang sesuai dengan kondisi desa. Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa pembangunan infrastruktur desa adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses pembangunan.

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Sarana dan prasarana fisik, atau sering disebut dengan infrastuktur, merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal vital guna mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarkat dan pemerintahan. Mulai dari sistem energi, transportasi jalan


(40)

raya, bangunan-bangunan perkantoran dan sekolah, hingga telkomunikasi, rumah pribadahan dan jaringan layanan air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastruktur yang handal (Biemo W. Soemardi, 46: 2009). Agar lebih jelas ruang lingkup pembangunan infrastruktur dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Pembangunan infrastruktur transportasi perdesaan guna mendukung peningkatan aksessibilitas masyarakat desa, yaitu: jalan, jembatan, tambatan perahu;

b) Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi desa , yaitu: irigasi perdesaan, Pasar desa.

c) Pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, meliputi: penyediaan air minum, sanitasi perdesaan

Pembangunan nfrastruktur berstandart lingkungan akan emnciptakan kemakmuram masyarakat. Hal yang harus dipikirkan adalah pemerintah dan masyarkat harus mampu membangun sebuah infrastruktur yang saling terintegrasi satu sama lain. Karena ini merupakan sebuah kemampuan sebuah desa dalam melaksanakan pembangunan.

Pembangunan infrastruktur desa terus dipacu untuk menuju modernitas yang diharapkan dengan maksud mengimbangi serta mensejajarkan laju pembangunan di perkotaan. Pembangunan akan berjalan dengan baik apabila terjadi kerja sama yang harmonis antara pemerintah dengan warga masyarakat. Pada dasarnya pembangunan infrastruktur desa merupakan suatu pembangunan


(41)

yang dilaksanakan di desa dan berwujud nyata. Hasil pembangunan tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. pemimpin dan bawahan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Peranan Pemerintah untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur dalam bidang Ilmu Administrasi Negara sudah diteliti sebelumnya. Penulis mengambil beberapa hasil penelitian sebagai acuan dalam penelitan ini

1. Peranan Pemerintah dalam meningkatakan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur Desa. Penelitian ini dilakukan oleh Efriadi pada tahun (2010) dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa masyarakat desa belum merasakan peran pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang dilakukan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat dan adanya pembangunan yang tidak tepat sasaran sehingga tidak dapat dinikmati oleh masyarakat.

2. Proses Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastrutur desa penelitan dari Nur Faisal (2011) Partisipasi masyarakat di Desa pada proses pembangunan infrastruktur desa yang dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pemeliharaan. Bentuk partisipasi


(42)

masyarakat dalam tahap persiapan berupa kehadiran dan ide atau pemikiran. Pada tahap pelaksanaan bentuk partisipasi masyarakat berupa sumbangan tenaga, material dan dana. Sementara pada tahap pemeliharaan bentuk partisipasi hanya berupa sumbangan tenaga.

C. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989: 34). dengan konsep peneliti melakukan abstraksi dan menyederhanakan pemikirannya melalui penggunaan satu istilah untuk kejadian (events) yang berkaitan dengan yang lain nya .maka untuk mendapatkan batasan yang jelas, defenisi konsep penulis adalah:

1. Peranan merupakan fungsi dan wewenang yang dimiliki orang karena kedudukannya. Peranan meliputi hak dan kewajiban yang muncul serta merta karena kedudukan dan tanggung jawabnya. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran seperti: Memberi arah pada proses sosialisasi.Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.

2. Pemerintah Desa adalah adalah pemimpin dari Desa merupakan pimpinan dari pemerinta


(43)

3. Partisipasi masyarakat merupakan kesediaan masyarakat untuk ikut serta membantu berhasilnya program pembangunan baik berupa materi, tenaga, pikiran, keterampilan dan sebagainya.

4. Pembangunan infrastruktur desa adalah pembangunan yang dilaksanakan di desa bewujud nyata dan bertujuan untuk memudahkan masyarakat seperti Jalan Desa.

5. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur adalah sejauh mana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam pelaksanaan pembangunan, dimana mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dari defenisi konsep di atas dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah desa sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat agar tercapai pembangunan yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Dimana, pemerintah desa bisa mengimplementasikan pembangunan partisipatif oleh masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan

D. Definisi Oprasional

Menurut Singarimbun (1995: 46) definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain defenisi operasional berisi tentang indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel. Maka yang menjadi operasionalisasi dalam penelitian adalah pemerintah desa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.


(44)

Indikator Peranan Pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahapan pembangunan antara lain;

1. Tahap perencanaan dimana masyarakat ikut dilibatkan untuk berfikir dalam musrenbang tentang. Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah. Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat diibatkan dalam proses penyusunan program-program pembangunan.

2. Tahap pelaksanaan dimana masyarakat diharapkan untuk ikut berpartisi pada saat pelaksanaan pembangunan, dimana ada Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat .

3. Tahap evaluasi dimana dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat terhadap program yang sedang berjalan.

Indikator peranan pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam pembangunan infrastruktur dapat dilihat dari.

1. Fungsi Instruktif. sebagai komunikator yang menentukan apa dan bagaimana agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah

2. Fungsi konsultatif, sebagai komunikasi dua arah bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi, berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya


(45)

4. Fungsi Delegasi, memberikan pelimpahan wewenang kepada bawahan . 5. Fungsi Pengendalian. Mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,

pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Indikator Faktor-faktor yang mungkin menghambat upaya pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat menurut Teori Plummer dapat dilihat dari;

1. Kemauan dan Keahlian Masyarakat 2. Pekerjaan Masyarakat

3. Jenis Kelamin Masyarkat 4. Pendidikan Masyarkat dan;


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitaitif dan Kuantitatif. Menurut Nawawi (2005: 64) bahwa bentuk deskriptif adalah bentuk penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat actual pada saat penelitian dilakukan dan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana diikuti dengan interupsi yang akurat. Dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas fakta-fakta yang ada dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba menganalisis untuk member kebenaran berdasarkan daya yang ada.

B. Lokasi Penelitiaan

Adapaun lokasi penelitian dilakukan pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

C. Informan Penelitan

Dalam penelitan kualitaif, informan penelitian tidak berdasarkan populasi dan sampel, Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja dan akan memberikan berbagai informasi-informasi yang diperlukan selama penelitian. Informan penelitian ini meliputi dua macam


(47)

yaitu: Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Tehnik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu penentuan informan sebagai sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2005: 53). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama yaitu sebagai berikut:

1. Informan kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa namun Kepala Desa, Sekertaris Desa serta Kepala BPD

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang diambil dari setiap Dusun di Desa Limau Manis .

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dari lapangan pada lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara


(48)

a) Observsi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupunn tidak langsung terhadap objek penelitian disini peneliti akan mengambil observasi dengan model non-participant dimana peneliti hanya sebagai instrument pengamat, yang mengamati peranan pemerintah, serta gambaran tentang bagaimana masyarakat Desa Limau Manis dalam pembangunan Infrastruktur kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. b) Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan terbuka pada Kepala Desa maupun Sekertaris Desa serta pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian seperti BPD dan tak luput juga serta perwakilan masyarakat yang di ambil dari setiap dusun Desa Limau manis secara purposive.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan yang dilakukan melalui studi pustaka yang diperlukan untuk mendukung data primer. Adapun bentuk pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah:


(49)

a) Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti serta analisis peraturnan daerah.

Studi Dokumentasi adalah dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti. .

E. Instrument Penelitian

Dalam Penelitiian ini Peneliti memiliki kedudukan khusus, yaitu sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, serta pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2010: 168). Kedudukan peneliti tersebut menjadikan peneliti sebagai key instrument atau instrumen kunci yang mengumpulkan data berdasarkan kriteria-kriteria yang dipahami. Oleh karena itu peneliti secara langsung berperan aktif dalam proses penelitian. Hal itu dilakukan guna mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen pendukung pada penelitian ini adalah menggunakan alat perekam suara (MP3 player), kamera digital, MP3 player digunakan untuk merekam data lisan saat wawancara, kamera digital untuk mengambil gambar atau foto. Alat tulis digunakan untuk mencatat, cacatan tersebut berupa catatan lapangan.


(50)

F. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan mengelompokan, membuat suatu urutan , menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi. Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kualitatif. Menurut Farid (1997:152) bahwa analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi. Jadi teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.


(51)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Limau Manis 1. Sejarah Singkat Desa Limau Manis

Desa Limau Manis sebelumnya berstatus kampung, status tanah di desa ini adalah tanah hasil perjuangan masyarakat yang sebagian kecil dari wilayah kampong ini sekitar tahun 1949 dikuasai perkebunan tembakau senembah Mey (PTPN XI) yang sekarang demerger ke dalam PTPN 2 tanjung Morawa.

Pada tahun 1951, kampung ini bernama telaga Harum Kidul. Asal usulnya kerena sebelumnya Belanda membuat dua buah kolam (satu dibagian Utara dan satu di bagian Selatan) yang ditengah nya tumbuh bunga tanjung beraroma harum. Masyarakat jawa yang mayoritas mendiami kampung ini, menyebut ‘kolam’ sebagai ‘telaga’ kemudian kata harum diambil dari aroma bunga tanjung dan kata ‘kidul’, bahasa Jawa artinya Selatan.

Satu kolam lain nya disebu sebagai telaga Harum ELor (Bahasa jawa yang artinya Utara). Atas musyawarah kepala kampung yang pertama (Sastro) dengan para tokoh masyarakat, dirubahkan nama kampong telaga Harum Kidup menjadi kampong Limau Manis. Nama ini didedikasikan oleh banyaknya tanaman limau (jeruk) di kampong ini. Kampung Limau Manis bermaksa sebagai Kampung yang serasi dan harum.


(52)

Menyesuaikan dengan adminstrasi pemerintahan, Kampung Liamu Manis akhirnya menjadi Desa Limau Manis. Beberapa orang yang pernah menjadi Kepala Kampung Telaga Harum Kidul atau Kepala Desa Limau Manis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Nama Kepala Kampung / Kepala Desa

No Nama Jabatan Masa Jabatan

1 Sastro Kepala Kampung 1951-1960 2 Mesir Kepala Kampung 1960-1968 3 Djemangi Kepala Kampung 1968-1984 4 Dullatif Kepala Desa 1984-2002 5 Ir. Edi Waluyo Kepala Desa 2002- 2015

Sumber : Kantor Kepala Desa Limau Manis

Desa Limau Manis berada pada ketinggian antara ± 30-40 Meter di atas permukaan laut, terletak di jalur lalu lintas antar kecamatan. Kondisi topografi desa datar dengan tekstur tanah berwarna coklat dengan curah hujan rata-rata sedang – tinggi.


(53)

B. Struktur Organisai Desa Limau Manis

- - - - -

4.1.3 Pemerintahan Desa Limau Manis

Bagan Organisasi Kantor Desa Limau Manis Tahun 2015.

(Kepala Desa) (Sekertaris Desa) BPD Kapala Dusun II Kepala Dusun III Kepala Dusun IV Kepala Dusun VI Kepala Dusun I Kepala Dusun VII Kapala Dusun V Kepala Dusun VIII Kepala Dusun IX Kepala Dusun X Kepala Dusun XI Kepala Dusun XII Kepala Dusun XIII Kaur Umum Kaur pemba-nugnan Kaur Pemeri ntah Kaur Keuan gan


(54)

C. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa Limau Manis meliputi :

- Kepala desa : Ir. Edi Waluyo (digantikan oleh PLT Hj ibnu Hajar)

-. Sekretaris desa : M .Amru - Kepala-kepala urusan

1. Kepala urusan pemerintahan : M. Amru 2. Kepala urusan pembangunan : Harry M 3. Kepala urusan umum :Siti Madhyyah 4. Kepala Urusan keuangan : Fajar Ningrum -Kepala dusun yang terdiri dari 13 dusun

1. Dusun I : Junaidi

2. Dusun II : Kabul

3. Dusun III A :Sunardi

4. Dusun III B :Sumarlan

5. Dusun IV :M . Syarif

6. Dusun V : Suranata Sam

7. Dusun VII :Selamat

8. Dusun VIII : Suranto

9. Dusun IX :Drs Suliano


(55)

11.Dusun XI : Legiman

12.Dusun XII : Zulham

13. Dusun XIII : Herman Sofian

-Kepala BPD : Sherli

- Tugas Kepala Desa

Mengenai tugas Kepala Desa Limau Manis, tugas dan wewenang nya mencakup tugas seperti yang tertera dalam Undang- undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, yang mana tugasnya mencakup: Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa.

3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa. 4. Menetapkan Peraturan Desa.

5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. 6. Membina kehidupan masyarakat Desa.


(56)

8. Membina, meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa.

9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa.

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa. 12. Memanfaatkan teknologi tepat guna.

13. Mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif.

14.Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Tugas Perangkat Desa

Sekretaris desa mempunyai tugas untuk membantu tugas Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. tugas dari Sekretaris Desa meliputi :

1. Memberikan saran dan pendapat kepada kepala desa.

2. memimpin, mengkoodinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua unsur sekretariat desa.


(57)

4. Menyusun Rencana dan Penerimaan dan Belanja Desa. 5. Melaksanakan Administrasi kepegawaian Aparat Desa. 6. Menyiapkan Produk hukum Desa.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.

- Tugas BPD

1. Melaksanakan pemilihan Kepala Desa. Meminta pertanggung jawaban Kepala Desa atas nama rakyat pada setiap akhir tahun anggaran.

2. Menyalurkan aspirasi masyarakat kepada instansi yang berwenang. 3. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembinaan perekonomian

masyarakat desa. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembangunan desa.

4. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka ketertiban dan ketentraman desa.

5. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka penyelesaian perselisihan /permesalahan antara warga masyarakat desa.

6. Melaksanakan pengawasan kerja sama antar desa.

D. Visi Misi Desa Limau Manis VISI :


(58)

credible, disiplin dan berwibawa serta mengutamakan pelayanan public secara efektif berkualitas menuju kesejahteraan dan kemakmuran yang merata atas ridho Allah yang Maha Esa.

MISI :

1. Menciptakan dan menyelenggarakan sistem pemeritnatah desa dan birokrasi berwibawa dan credible menumbuhkan dan mengembangkan inovasi kreatifitas dan memberdayakan masyarakat desa dengan wawasan gender dalam berbagai aspek kehidupan seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan tehknologi.

2. Meningktakan budaya gotong royong dan optimalisasi kerja didalam berbagai sector pembangunan desa. Dengan memanfaatkan profesi sumber daya manusai (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang ada serta penerapan konsep daya guna dan hasil guna.

3. Membina jalinan kerja sama dan komunikasi akif dengan bebagai lapisan masyarakat baik didalam maupun diluar desa. Untuk mewujudkan suasana kehidupan yang kondusif dan harmonis.

4. Mendorong dan mewujudkan solidaritas dan partisipasi masyarkat dalam partisipasi masyarakat dalam hal pengambilan kebijakan publik, dengan mengutamakan asas masyarakat dan menjunjung tinggi nilai –nilai kemanusiaan dan persaudaraan.


(59)

5. Meningkatkan Pembinaan mental, spritiual dengan pengalaman ajaran sya`riat pancasila Undang-undang Dasar 1945 secara kongkrit dan de jural. 6. Mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh warga .Masyarakat

secara kongkrit dan berkesinambungan. Bersama-sama memanfaatkan seluruh potensi dalam berbagai aspek.

E. Lembaga Kemasyarakatan

Lembanga kemasyarakatan yang ada di Desa Limau Manis adalah 1. LPMD

Lembaga pemberdayaan msayarkat desa yang selanjutnya disebut LPMD, Pengurus LPMD Desa Limau Manis dalam masa jabatan saat kini (2009-2015), di sahkan berdasarkan SK Kepala DesaLimau Manis Nomor.411.2. LPMD dibentuk yang fungsinya untuk membantu lancarnya roda pemeritnahan desa. Sebagai berikut:

a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

c. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif.


(60)

d. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; dan Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.

2. PKK

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di singkat PKK, adalah gerakan naisonal dalam pembangunan masyakrat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan kertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Susunan pengutun Tugas pokok PKK Desa Limau Manis saat ini yakini sesuai denga SK Kepala Desa Limau Manis Nomor 476/05/XII/2009. Kepenguruasan ini berkahir pada akhir 2015 mendatang , secara garis besar Tugas pokok PKK Desa Limau Manis terbagi dalam 4 kelompok kerja (Pokja) keempat Pokja terdiri dari

-Pokja I Membidangi penghayatan dan pengalamaN Pancasila; serta gotong royong.

- Pokja II membidangi pendidikan dan keterampilan: serta pengembangna hidup berkoprasi


(61)

- Pokja III membidangi pangan, sandang, serta perumahan

-Pokja IV membidangi Kesehatan, kelestarian lingkunagn hidup dan pernecanaans sehat

3. BPD

BPD di Desa Limau Manis dibentuk pada awal 2002, fungsi bpd sebagai mitra Kepala Desa dan menampung aspirasi masyarkat yang mengadakan musyawarah untuk mengambil suatu peraturan dan keputusan yang akan ditetapkan dalam suatu peraturan desa (Perdes). BPD Limau Manis masa berjalan (2009-2015) ditetapkan berdasarkan SK Camat Tanjung Morawa Nomor 141/011/2012.

F. Geografis dan Orbitas Wilayah

a. Luas wilaya Desa Limau Manis adalah 811,27 Ha

b. Desa Limau Manis berada pada 30 meter diatas permukaan air laut (dpl) c. Desa Limau Manis berbatas wilayah dengan:

- Sebelah utara dengan :Desa Buntu Bedimbar -Sebelah Selatan dengan :Desa Medan Sinembah -Sebelah Timur dengan : Desa Tanjung Morawa A - Sebelah Barat dengan :Desa Ujung serdang -Sebelah Barat dengan :DesaUjung Serdang


(62)

d. Orbitasi Wilayah

-Jarak ke Pusat Kecamatan :2,5 km -Jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten :14 km -Jarak ke Pusat Pemerintaha Provinsi :16 km G. Kondisi Demografi

Data Penduduk

- Jumlah Penduduk : 17.699 Jiwa -Laki-Laki :8.429 Jiwa - Perempuan :9.247 Jiwa


(63)

Selengkapnya Data penduduk Desa Limau Manis adalah terteta dalam tabel berikut Tabel 4.2. Data Jumlah Penduduk

No Dusun Jumlah KK Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I 312 599 620 1.218

2 II 140 309 320 629

3 III A 344 814 852 1.666

4 III B 347 697 769 1.466

5 IV 331 616 705 1.321

6 V 336 788 859 1.683

7 VI 345 734 770 1.504

8 VII 584 1.159 1.339 2.498

9 VIII 131 242 282 524

10 IX 357 743 821 1.564

11 X 259 460 504 964

12 XI 97 156 169 325

13 XII 322 665 783 1.445

14. XIII 220 446 445 891

Jumlah 4.125 8.421 9.274 17.699

Sumber: katalog BPS Kecamatan Tanjung Morawa 2014

Tabel 4.3. Data Penduduk Menurut Pendidikan.

No Pendidikan Jiwa

1 Belum Sekolah 3.212

2 Sekolah SD 3.969

3 Tamat SD 3.115

4 Tamat SLTP 3.781

5 Tamat SLTA 3.288

6 Sarjana Diploma 256

7 Sarjana S1 75

8 Pasca Sarjana 7

Jumlah 17.699


(64)

Tabel 4.4. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian No Mata Pencahariam Jiwa

1 Karyawan Swasta 1.675

2 PNS 153

3 TNI/Polri 19

4 Pertukangan 213

5 Petani 217

6 Jasa 336

7 Wiraswasta 1.527

8 Lain-lain 13.559

Jumlah 17.697

Sumber : katalog BPS Kecamatan Tanjung Morawa 2013

Tabel 4.5 Data penduduk Menurut Agama

No Agama Jiwa

1 Islam 16.623

2 Katolik 315

3 Protestan 623

4 Budha 78

5 Hindu 58

Jumlah 17697

Sumber : katalog BPS Kecamatan Tanjung Morawa 2013

H. Potensi Desa

Dengan menyempitnya lahan pertanian, hanya sedikit warga Limau Manis yang menggantungkan hidup dengan bercocok tanam. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai karyawan swasta di sektor industri dan jasa. Sebagaian besar lainnya menekuni profesi sebagai wiraswasta . Kemudian ada juga sebagai PNS/TNI/Polri, dan lainnya.


(65)

Dalam menignkatkan taraf hidup masyarakat, Pemerintah Desa Limau

Manis mendukung semua roda perekonomian yang dijalankan masyarakat khususnya dalam menanggulangi tingkat pengangguran. Dalam tabel berikut ini peneliti menyediakan mengenai data jumlah data usaha rumah tangga yang menjadi potensi unggulan dari Desa Limau Manis.

Tabel 4.6. Data Usaha Industri Rumahan

Sumber : RPJMDes Limau Manis Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan selain sebagai pengembang sektor jasa dan perdagangan, Masyarakat Desa Limau Manis juga mengembangkan berbagai peternakan seperti ternak sapi, ternak kambing dan ternak ayam. Ada juga yang membudidayakan jamur tiram, mengembangkan komoditas produsi masyarakat ini, menjadi potensi unggulan dari Desa Limau Mansi. Seperti produksi sapu ijuk dan sapu lidi yang tidak hanya di jual untuk pasar local, tapi

No Jenis Usaha Alamat

1 Perajin Tenun Dusun XIII

2 Perajin Bordir Dusun XIII 3 Perajin Sapu Ijuk Dusun X 4 Perajin Sapu Lidi Dusun X

5 Perajin Keripik Dusun V

6 Peternak Sapi Dusun VIII

7 Perternak Kambing Dusun V- Dusun VII - Dusun XII

8 Peternak Ayam Dusun IX

9 Pembududidayaan Jamur Tiram Dusun III B- Dusun XI 10 Makanan Ternak Dusun VII


(66)

juga menembus pasar kesejumlah kabupaten ke Sumatera Utara seperti Riau, Aceh dan sejumlah provinsi lainnya.

I. Sarana dan Prasarana

1. Rumah

Dalam tabel berikut ini peneliti menyajikan mengenai data jumlah bangunan rumah milik masyarakat di desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya:

Tabel 4.7. Jenis Bangunan Rumah

No Jenis Rumah Jumlah

1 Permanen 1800 Unit

2 Semi Permanen 15 Unit

3 Darurat 0 Unit

Jumlah 1815 Unit

Sumber : RPJMDes Limau Manis 2014

Berdasarkan tabel diatas rumah yang ada di Desa Limau Manis adalah sebanyak 1815 unit dengan pembagian, 1800 bangunan permanen serta 15 unit seni permanen.

2. Pendidikan

Pendidikan menjadi bagian terpenting untuk mengukur keberhasilan proses pembangunan karena itu, Desa Limau Manis sudha terebas dari buta aksara. Berkat partisipasi masyarakat pula, di Desa Limau Manis sudha tidak ada lagi anak-anak


(67)

usia sekolah yang tidak mengennyam pendidikan dasar 9 tahun. Apalagi, di Limau Manis terdapat sejumlah lembaga pendidikan. Baik dari PAUD/TK hingga SMA.

Bahkan dengan semakin meningkanya kesadaran masyarkat akan kebutuhan pendidikan, kini di Limau Manis sudah ada lebaga pendidikan di setiap jenjang. Kesadaran masyarakat dibuktikan pula dengan semakin banyaknya anggota keluarga masyarkat yang berhasil menamatkan pendidikan di tingkat SLTA Sederajat, bahkan hingga ke perguruan tinggi (sarjana). Pemerintah Desa Limau Manis menyikapi program CERDAS (Percepatan Rehabilitasi dan apresiasi terhadap sekolah), keberpihakan pemerintah desa yang di dukung oleh partisipasi masyarkat dna pihak swasta telah menghasilkan karya nyata berupa tidak ada lagi gedung sekolah di Limau Mnais yang tidak layak pakai.

Tabel berikut menunjuk jumlah sekolah yang terdapat di wilayah desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya;

Tabel 4.8. Jenis Sekolah

No Jenis Jenjang Sekolah Julmah Unit Jumlah Siswa

1 PAUD / Play Group 4 120

2 TK 3 120

3 SD 8 3.180

4 SMP 1 315

5 SMA 1 297

Jumlah 17 4032


(68)

Berdasarkan table di atas dijelaskan bahwa ada 17 jumlah sekolah di desa Limau Manis , dimana terdapat 4 jenjang sekolah PAUD/ Play Group. 3 jenjang TK serta 8 Jenjang sekolah SD dan masing-masing 1 sekolah untuk jenjang SMP dan SMA. 3.Tempat Ibadah

Tempat ibadah menjadi hal yang cukup penting dalam keberlangsungan kehidupan masyarkat Desa Limau Manis, ini terbukti dimana sarana ibadah seperti masjd dan gereja sudah tersebar di berbagai dusun Limau Manis. Masyarkat terus berupaya dalam merenovasi serta menggalakan pembangunan sarana ibadah di Limau Manis .

Tabel berikut menunjuk jumlah tempat Ibadah yang terdapat di wilayah desa Limau Manis. Berikut adalah penyajian datanya:

Tabel 4.9. Jenis Fasilitas Ibadah

No Fasilitas Ibadah Jumlah

1 Masjid 14

2 Gereja 6

3 Wihara 1

Jumlah 21

Sumber : RPJMDes Limau Manis Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah Masjid di desa Limau Manis bejumlah 14 unit dan jumlah Gereja sebanyak 7 unit.

4. Sarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan masyarkat menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan SDM, yang sasarannya untuk mencapai tujauan pembangunan nasional. Yaitu mewujudkan masyarkat maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan


(1)

pengendalian namun, ada satu fungsi kepemimpinan yang tidak berjalan kurang sesuai, yaitu fungsi delegasi .

3. Walaupun pemerintah desa terus berpacu dalam menerapkan kepemimpinan demokratis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, tapi masih banyak masyarakat yang tidak berpartisipasi atau ikut ambil bagian dalam pembangunan Infrastruktur. Faktor-faktor yang menghambat upaya pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat lebih dominan terhadap hambatan internal masyarakat sendiri, seperti:

a) Kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri dalam memajukan Desa Limau Manis yang kurang memahami konsep partisipasi dan konsep evaluasi.

b) Masyarakat yang memiliki mata pencaharian (aktifitas pekerjaan) yang menghabiskan waktu dan tenaga mereka mengakibatkan tidak terlalu peduli dengan Pembangunan serta kemajuan Desa Limau Manis.

c) Pemikiran Masyarakat yang tidak bersatu lagi, dimana masyarakat desa yang terkenal dengan kateristik paguyuban sudah hilang dan digantikan dengan kateristik moderen yang lebih mementingkan kepentingan pribadi .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan tersebut, tentang Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarkat dalam


(2)

Pembangunan Infrastruktur , maka ada beberapa saran untuk perbaikan ke depannya, diantaranya ialah:

1. Setiap individu masyarkat, kepala dusun hingga perangkat desa disarankan untuk terus berbenah diri untuk mengejar kemajuan, dengan menambah diri akan penguasaan teknik partisipasi, teknologi, wawasan, integritas, dan mengembangkan sikap peduli terhadap kemajuan pembangunan desa.

2. Kepada pemerintah Desa Limau Manis agar mengajak masyarkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tidak hanya pada tahap pelaksanaan dan perencanaan saja tapi juga mengajak masyarkat untuk mengawasi pembangunan infrastruktur Desa Limau Manis karena fungsi pengawasan sendiri menimbulkan banyak dampak positif bagi keberlangsungan pembangunan itu sendiri.

3. Kepala Dusun sebagai perangkat desa yang paling dekat dan terus bersentuhan dengan masyarakat sebaiknya menjalankan tugas nya secara optimal. Agar memudahkan pemerintah desa dalam melangsungkan fungsi delegasi dengan penuh kepercayaan dalam pembangunan yang lebih maksimal.

4. Pemerintah Desa seharusnya lebih bisa memahami karateristik masyarakat desa nya, upaya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat tidak akan berfungsi secara maksimal, bilamana pemerintah desa sendiri tidak mengenal hambatan-hambatan internal yang di hadapai masyarakat dalam pembangunan infrastruktur.


(3)

5. Pemenuhan prioritas kebutuhan pembangunan Infrastruktur masyarakat seharusnya pemerintah desa tidak hanya mengedepankan APBDes saja melainkan Pemerintah desa harus bisa menggalakan para pihak industri yang ada di Desa Limau Manis dalam kegiatan program Coporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.

Sumber Buku

Davis, Keith dan Kohn W Newstrom, Agus Darna. 1986. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Ali, Farid,1997. Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan. Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers

Grigg, N. dan Fontane G. Darel. 2000. Infrastructure System Management & Optimization. International Seminar “Paradigm & Strategy Of Infrastructure Management”, Civil Engineering Department Diponegoro University.

Kartasasmita, Gianjar dan Siagian, 1994, pembangunan infrastruktur seminar pebangunan Konsep dan implikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada

Moleong,2010. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja.

Nawawi, H. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

________.2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

______.2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada. University Press.

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komuunikasi. Bandung: PT Remaj Rosdakarya

Robbins, S dan Coulter, M. 2007. Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks: Jakarta.


(5)

Soekanto, Soejono, 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Yogyakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiono, 2004 . Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet.

Suriadi, 2005. Perancangan dan Implementasi Modul Kontrol . Bandung: Alfabet Suyanto ,2005. Metode penelitian administrasi . Bandung: Alfabet .

Veithzal, Rivai,2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah Sumber Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 Tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 144 tentang Pedoman Pembangunan Desa

Jurnal Peranan Pemerintah Desa Untuk Menignkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infratruktur oleh Efriadi (2010) Sumber Internet

Jurnal Peranan Pemerintah Desa dalam Proses Pembangunan oleh faisal N

Tanggal akses 9 November 2014

Tanggal akses 9 November 2014.

Jurnal Peran Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas Administrasi Desa oleh

Ekawati

Desember 2014.

Jurnal Pemerintah Desa sebagai Pelopor Pembangunan oleh Irmyani,Tengku http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3802.htlm.Tanggal akses 10 Desembe


(6)

Hambatan partispasi teori Plummer oleh Yulianti, Yoni

jurnal tentang pergeseran pembangunan desa teori soehardjo


Dokumen yang terkait

Peranan Lembaga Desa Terhadap Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pedesaan Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 88 157

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

1 28 105

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 12

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 1

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 2 33

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 4

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori - Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

0 1 8

Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

1 2 13