PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh :

ZIA SITI NURLATIFAH NIM : 1000421

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Implementasi Kurikulum 2013 Untuk

Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1

Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Oleh Zia Siti Nurlatifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Zia Siti Nurlatifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh :

ZIA SITI NURLATIFAH 1000421

Disetujuidandisahkanolehpembimbing : DosenPembimbing I

HeniRohayani, S.Sen,M.Si. NIP. 195901121985032001

DosenPembimbing II

BebenBarnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

KetuaJurusanPendidikanSeniTari

Dr. FrahmaSekarningsih, S.Sen, M.Si. NIP. 19571018985032001


(4)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………...………...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR…..………...……….….iii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL………..……...ix

DAFTAR DIAGRAM...x

DAFTAR GAMBAR………....xi

DAFTAR LAMPIRAN………...…...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………..8

C. Rumusan Masalah……….……….8

D. Tujuan Penelitian………..……….8

E. Manfaat Penelitian………...…9

F. Struktur Organisasi Penelitian………...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Kurukulum 2013………...12

B. Proses Pembelajaran Tari……….17

C. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013……..18

1. Konsep Penilaian Autentik……….………..20

2. Teknik Penilaian Autentik………...21

D. Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari…….……….31

1. Penilaian Sikap……….…...31

2. Penilaian Pengetahuan………...……...33


(5)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………...36

B. Desain Penelitian………....………...37

C. Lokasi dan Subjek Penelitian………...37

D. Definisi Operasional………38

E. Instrumen Penelitian………39

F. Tekhnik Pengumpulan Data……….45

G. Teknik Analisis Data………...49

H. Tahapan Penelitian...50

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian………....54

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...54

a. Lokasi SMP Negeri 1 Sukarame………...……...54

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Sukarame………..…...55

c. Keadaan Guru...55

d. Keadaan Siswa...57

e. Fasilitas dan Sarana Belajar...57

f. Data Responden...57

2. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya……...59

3. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame………...62

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...64

5. Produk Penilaian Autentik pada proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame………...65


(6)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. PembahasanHasilPenelitian………...88

l. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya…...90

2. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...99

3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101

4. Produk Penilaian Autentik pada proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...103 B. Rekomendasi………...……….104

DAFTAR PUSTAKA……….105

LAMPIRAN………108


(7)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya” adalah sebuah penelitian yang mengungkap tentang konsep penilaian autentik, proses penilaian autentik, faktor pendukung dan penghambat serta produk yang dihasilkan dari penilaian autentik dalam pembelajaran seni tari untuk kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Lokasi dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame Tahun Ajaran 2013/2014 yakni 20 orang siswa, guru seni budaya, kepala sekolah dan wakasek bagian kurikulum sebagai responden. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, angket dan studi pustaka sebagai instrument untuk mengumpulkan data.

Hasil penelitian dilapangan tentang konsep penilaian autentik menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari dinilai dari tiga aspek yaitu penilaian autentik afektif, penilaian autentik kognitif dan penilaian autentik psikomotor, proses penilaian autentik afektik dilihat dari sikap spritual, sikap sosial, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman, proses penilaian autentik kognitif dilihat dari tes lisan dan tes tulisan, proses penilaian autentik psikomotor dilihat dari tes praktek dan portofolio. Faktor pendukungnya ruang kesenian. Faktor penghambatnya banyaknya format penilaian. Produk penilaian autentik yaitu tugas terstruktur dan tugas tidak terstruktur.


(8)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The study, entitled " Authentic Assessment in Subjects Dance in the Implementation of Curriculum 2013 for Seventh Grade Students of SMP Negeri 1 Sukarame Tasikmalaya " is a revealing study of the concept of authentic assessment , authentic assessment process , enabling and inhibiting factors and the resulting product of authentic assessment in learning to dance in the seventh grade of SMP Negeri 1 Sukarame .

This study used a descriptive method of analysis through a qualitative approach . The location and the subject of his research is the seventh grade students of SMP Negeri 1 Sukarame the 2013/2014 School Year 20 students , a teacher of art and culture , the principal and Vice Principal of the curriculum as part of the respondents . Data were collected by interview , observation , questionnaire and literature as an instrument to collect data .

The results of field research on the concept of authentic assessment shows that the process of learning the art of dance assessed from three aspects: affective authentic assessment , authentic assessment of cognitive and psychomotor authentic assessment , authentic assessment process afektik seen from the attitude of spiritual , social attitudes , self-assessment and peer assessment , authentic assessment of cognitive processes seen from the oral test and a writing test , the psychomotor seen authentic assessment of practice tests and portfolios . Factors supporting the arts space . The amount of the inhibiting factor assessment format . Authentic assessment products are structured tasks and unstructured tasks .


(9)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berlakunya kurikulum 2013 dengan tujuan peningkatan pada pendidikan maupun kualitas pembelajaran yang diterapkan para pendidik di sekolah. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara luas. Kualitas hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajarkannya. Dengan kata lain untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan berkualitas diperlukan tenaga-tanaga guru yang professional. Keberagaman kompetensi guru-guru seni budaya SMP sacara umum disebabkan minimnya fasilitas, pengalaman, dan latar belakang pendidikan yang beragam menjadi kendala yang serius dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya di sekolah.Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru-guru Seni Budaya dibina untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui kegiatan pelatihan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran Seni Budaya.Melalui kegiatan pendidikan dan latihan ini diharapkan pemahaman dan penguasaan kurikulum yang berlaku semakin baik, dengan disertai kemampuan dan kemauan untuk membuat inovasi pembelajaran serta pengembangan profesi Guru yang mengarah pada tujuan pendidikan secara untuh.

Sebanyak 102.053 sekolah di seluruh Indonesia dari semua jenjang pendidikan menjadi sasaran dari penerapan kurikulum 2013. Namun untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) hanya 30 persen sekolah dari seluruh SD di Indonesia yang dijadikan tempat pemberlakuan kurikulum 2013 tahap pertama. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim (2013) mengatakan bahwa kriteria penetapan sekolah dilihat berdasarkan dari wilayah provinsi dan kabupaten/kota, jenis sekolah negeri dan swasta, ketersediaan guru dan sarana prasarana, serta status akreditasi. "Jadi memang tidak ada piloting. Semua kabupaten/kota harus melaksanakan kurikulum 2013," kemudian beliau berkata


(10)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat Pengembangkan Tenaga Pendidikan, Depok, Selasa (12/2/2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemdikbud, jumlah SD yang menerapkan kurikulum 2013 sebanyak 44.609 sekolah. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 36.434 sekolah dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 3.250.717.

Adapun pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11.535 sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.420.933. Sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9.875 sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.131.549.

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2013.Mulai.Dit erapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah (12-05-2014)

Pada kurikulum baru 2013 ini terdapat banyak perubahan dan perbedaan dengan kurikulum lama, yakni orientasi substansinya lebih ke pembelajaran berbasis siswa. Contohnya dulu siswa dalam aktifitas belajarnya diberi tahu sekarang siwa mencari tahu.Penerapan kurikulum 2013 sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi. Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi (Susilo, 2007, hlm. 10) bahwa: “saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera dianggap dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaruan dan diversifikasi kurikulum”.

Kurikulum seni budaya di sekolah berbasis pada pengalaman interaksi, abstraksi, ekspresi, dan eksistensi yang bertujuan membentuk insan Indonesia yang beradab. Tujuan ini dapat tercapai apabila didasari pengetahuan yang berbudaya, artinya siswa memiliki kemampuan dalam menyajikan pengetahuan dengan bahasa yang jelas, logis, sistematis, dan estetis, disertai dengan tindakan yang mencerminkan anak beriman dan berakhlak mulia. Untuk mencapai kemampuan tersebut diperlukan keahlian guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, yang salah satunya adalah penilaian, karena yang seringkali terjadi, penilaian pada pembelajaran seni budaya menggunakan paper and pencil test


(11)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berorientasi pada pengetahuan di tingkat mengingat, dan mengerti saja. Hal ini tentu tidak dapat membentuk insan yang beradab, karena alat ukur yang digunakan hanya pada tataran mengingat dan mengerti. Penilaian kinerja merupakan salah satu alternatif penilaian yang dapat mengukur dari berbagai jenis kemampuan, sehingga berpikir tingkat tinggi pada tataran menerapkan, menganailsis, dan mencipta dapat dicapai.Namun demikian diperlukan guru yang dapat mengembangkan penilaian kinerja, agar mampu mengukur kemampuan siswa secara komprehensif, baik pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang terintegrasi.

Implementasi kurikulum 2013 diberikan untuk semua jenjang pendidikan, termasuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Berimplikasi pada model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterprestasi informasi untuk menentukan kompetensi peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada pendidik agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.

Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), tes penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya


(12)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian tersebut merupakan sistem penilaian autentik atau asesmen autentik.

Asesmen Autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Penerapan asesmen autentik ini dilakukan oleh pengajar untuk mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik. Hal ini berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati, mencoba, dan menilai prestasi luar sekolah.

Dalam American Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsive, sesuai metode yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki minat dan bakat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik juga dapat diterapkan pada bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Karena, penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, sering kali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan


(13)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman tentang kriteria kinerja. penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya dalam hal apa yang mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar dan sebagainya. Atas dasar itu guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak berlangsung tahun 2014 yang akan dievaluasi pada tahun 2015. Meskipun telah berjalan kurang lebih satu tahun, ternyata masih banyak kendala dalam memuluskan jalannya kurikulum 2013. Perbaikan mutu pendidik yang telah jauh dari usia ideal dan mendekati usiapensiun dirasakan sekalai oleh peserta didik dari daerah pedalaman, minimnya sarana dan prasarana yang ada memicu strata pengetahuan. Banyak kalangan masih kontra akan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak lain akibat kedua faktor tersebut. Sebetulnya kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa ini melatih siswa untuk mengkplorasi bakat yang dimilikinya. Lebih lanjut, implementasi kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada kemampuan pengetahuan yang dimiliki individu melaikan merangkul aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan sebagai hasil lulusan yang hendak dicapai.

Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pelaksanaan proses belajar, standar isi, proses penilaian, serta kompetesi lulusan semata. Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut calon pendidik memenuhi kompetensi yang telah disyaratkan apabila menjadi seorang pendidik, adapaun cangkupan kompetensi tersebut meliputi empat (4) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (UU No 14 Tahun 2005: Permendiknas No 16 Tahun


(14)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2007). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Keempat kompeten tersebut mampu mencetak pendidik yang bermutu.

Implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dipahami oleh pendidik yang telah lama berkecimpung di dalam dunia pendidikan saja, namun calon pendidik yang bermutu harus sejak dini tepatnya sejak adanya wacana sampai pelaksanaan kurikulum 2013 mendapatkan pelatihan dan sosialisasi agar pada saat terjun ke lapangan (PPL) tidak kaget menghadapi perubahan kurikulum yang berbeda seperti kurikulum 2006. Sebagai upaya pelaksanaan kurikulum 2013 maka dosen atau tutor menjadi kunci utama letak tingkat kemampuan memahami kurikulum 2013. Dikatakan demikian sebab sebelum kurikulum dinyatakan final mereka telah lebih dahulu dibekali pengetahuan terhadap isi kurikulum 2013.

Walaupun kurikulum 2013 sudah mulai diimplementasikan di sekolah-sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014, tetap para guru belum memahami secara keseluruhan dikarenakan belum disampaikan atau disosialisasikan secara merata.Oleh karena itu mereka masih belum memahami secara keseluruhan, mereka masih meraba-raba (guru bidang studi belum bisa menafsirkan tentang penilaian autentik) dan mencoba sistem penilaian autentik tersebut.Karena penilaian autentik tersebut lebih berkarakter.

Untuk mengatasi semua kesulitan tersebut hendaknya kementrian pendidikan dan kebudayaan secara bertahap mengadakan sosialisasi mulai dari tingkat nasional hingga ke tingkat kabupaten atau kota. Supaya para guru dapat segera memahami dan melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga dalam memberikan penilaian autentik tiap mata pelajaran sudah dapat dilaksanakan tanpa mendapatkan kesulitan-kesulitan. Untuk selanjutnya pensosialisasian


(15)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum 2013 di daerah biasanya dilanjutkan dalam kegiatan MGMP tingkat Kabupaten, di wilayah bahkan MGMP di tingkat sekolah masing-masing demi keseragaman, karena penilaian autentik dalam kurikulum 2013 lebih berkarakter sehingga banyak form penilaian yang harus dilaksanakan mulai dari penilaian social (spiritual), pengetahuan dan keterampilan

Dari hal tersebut, penulis mengambil subjek penelitian pada pembelajaran seni budaya (seni tari) yang diterapkan di salah satu Sekolah Menengah Pertama yaitu di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya yang sedang berjalan menggunakan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013. Sekolah tersebut adalah salah satu dari lima sekolah pilihan di Kabupaten Tasikmalaya yang ditunjuk untuk uji coba menggunakan sistem pembelajaran dengan kurikulum 2013. Sudah tentu sebelum menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 ini guru-guru diberikan kepelatihan untuk dibina terlebih dahulu tentang tata cara pengimplementasian kurikulum tersebut ketika mengajar.

Apabila kita melihat dari pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, sudah tentu kriteria penilaian autentik yang digunakan yaitu meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Akan tetapi dalam proses pembelajaran seni budaya (seni tari) lebih di titik beratkan pada penilain keterampilan, karena pembelajaran seni tari lebih cenderung praktik. Penilaian autentik dalam ranah sikap dilihat dari sikap spiritual dan sikap sosial, dalam penilaian pengetahuan dilihat dari pengetahuan tentang sejarah tari dan gerak tari, kemudian penilain keterampilan dilihat dari kemampuan siswa dalam mempraktekan gerak dasar tari dan kemampuan siswa dalam menyusun gerak-gerak tari.

Maka peneliti bermaksud melakukan study pada suatu sekolah yang telah ditunjuk untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus peneliti bermaksud mencari data bagaimana penilaian autentik pada proses pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah menengah pertama.


(16)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka diangkatlah sebuah judul penelitian sebagai berikut “Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan diatas, maka identifikasi masalahnya yaitu :

1. Minimnya pemahaman guru dalam penilaian autentik

2. Pentingnya sosialisasi dan pemahaman guru dalam pengimplementasian kurikulum 2013

3. Proses berjalannya penilaian autentik pada pembelajaran Seni Budaya (Seni Tari) dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut

1. Bagaimana konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?

2. Bagaimana penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya? 3. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian

autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?

4. Bagaimana produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?


(17)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan sistem penilaian autentik kepada pembaca sebagai salah satu bentuk sistem penilaian yang ada dalam implementasi kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

2. Untuk mengetahui penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013 pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

4. Untuk mengetahui produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa

Siswa akan lebih mengerti tentang sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013, khususnya dalam penilaian autentik. Kemudian siswa akan lebih terpacu untuk lebih baik dalam proses belajar mengajar di kelas.

2. Guru

Guru dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dengan sistem penilaian autentik pada implementasi kurikulum


(18)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk kegiatan belajar mengajar pendidikan seni tari di sekolah/lembaga lain.

3. Sekolah/Lembaga

Bagi sekolah/lembaga dengan adanya penelitian ini, tentang Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran seni tari untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya memberikan informasi dan kontribusi kepada sekolah atau lembaga pendidikan untuk mengembangkan sistem penilaian autentik tersebut.

4. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta beberapa pengalaman terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Seni Tari untuk Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Secara keseluruhan, sistematika penulisan dalam penelitian ini dijabarkan seperti berikut.

Bab I berisi uraian tentang latar belakang masalah penelitian dimana peneliti mencoba memetakan pola pemikiran peneliti terhadap prmasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta organisasi penelitian.

Bab II, pada bab ini peneliti menguraikan indikator-indikator yang tedapat pada permasalahan dengan berlandaskan pada teori-teori dan pendapat para akhli yang relevan dengan fokus penelitian, seperti Implementasi Kurikulum 2013, Pembelajaran seni Tari, Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013, Teknik Penilaian Autentik, dan Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari


(19)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III, berisi paparan tentang prosedur penelitian yang memuat metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, definisi operasional, serta langkah-langkah penelitian dari mulai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai pada penulisan laporan penelitian

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, dengan mem aparkan hasil penelitian yang terdiri dari konsep penilaian autentik penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013, faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik, produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari.

Bab V, berisi tentang kesimpulah hasil penelitian dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta riwayat hidup peneliti.


(20)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari sebuah masalah, ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam penelitian harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya suatu metode atau pendekatan yang berguna untuk pemecahan masalah yang diteliti. Metode tang digunakan untuk keberhasilan suatu penelitian adalah metode yang mempunyai kesesuaian dengan dengan masalah penelitian. Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisi, dengan tujuan untuk menggambarkan atau mendeskrifsikan tentang penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Lebih lanjut Surakhmad (1990, hlm. 139), menjelaskan sebagai berikut:

Pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriftif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, melalui metode deskriftif analisis yang dipergunakan dan penelitian ini diharapkan dapat menghimpun data-data serta gambaran hasil penelitian secara objektif.

Setelah data yang diteliti terkumpul, maka peneliti menyusun data-data tersebut kemudian dijelaskan dan dianalisis. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri


(21)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990, hlm. 140) sebagai berikut:

Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual. Data yang dihimpun mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karena itu metode ini sering pula disebut metode analiktik.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007) . desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif. Desain penelitian konklusif dibagi menjadi dua tipe yaitu, deskriptif dan kausal. Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Menurut Malhotra (2007), penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik. Sementara itu, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.

C. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi yang pilih dalam penelitian ini adalah SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya dengan sampel 20 orang siswa kelas VII. Alasaan pemilihan lokasi ini karena, sekolah tersebut menjadi salah satu sasaran penerapan kurikulum 2013 dan alasan peneliti memilih siswa kelas VII karena sistem pembelajaran di kelas VII sudah menggunakan kurikulum 2013. Begitupun sudah


(22)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentu pembelajaran seni tari dalam mata pelajaran seni budaya pun telah menggunakan sistem kurikulum 2013. Selain itu juga yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, dikarenakan lokasinya cukup strategis untuk dilakukan penelitian oleh peneliti. 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Sukarame yang tergabung dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame. Siswa kelas VII yang berjumlah 20 0rang, terdiri dari 8 orang laki-laki dan dan 12 orang perempuan. Subjek penelitian lainnya dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum, dan guru seni budaya khususnya seni tari.

Tabel 3.1

Data Jumlah Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame

Kelas Siswa Kelas

VII-A

Jumlah Laki-Laki Perempuan

VII-A 8 12 20

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu Penilaian Autentik Pada Mata

Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.


(23)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari:

a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman

sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal

b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.

c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalm penelitian. secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yakni tes dan nontest. sebagaimana yang diungkapkaan oleh (Maksum, 2012, hlm. 111). bahwa peneliti sendiri langsung yang bertindak sebagai pengamat dan peneliti langsung terjun langsung ke lapangan.

Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yakni Penilaian Autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di SMPN 1 Sukarame. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang relevan yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti harus mempersiapkan beberapa pedoman penelitian diantaranya:

a. Pedoman Observasi

Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis data atau objek penelitian. Dari hal tersebut observer melakukan kegiatan seperti melihat, mengamati, dan mencatat secara langsung tentang keadaan lingkungan tempat pembelajaran di lokasi penelitian. Pedoman observasi ini mempunyai beberapa tahapan yang pertama pedoman observasi sebelum penelitian dilakukan seperti melihat keadaan sekolah dengan mefoto lingkungan-lingkungan sekolah, melihat kegiatan belajar mengajar di kelas, melihat kedisiplinan guru dan kedisiplinan siswa, kedua pedoman observasi disaat permbelajaran berlangsung yaitu dengan


(24)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati proses yang terjadi ketika belajar mengajar berlangsung khususnya ketika proses penilaian berlangsung, dan yang ketiga pedoman observasi setelah pembelajaran yaitu mencatat secara langsung tentang keadaan proses belajar mengajar di kelas.

Peneliti akan mengobservasi tentang penilaian autentik yang meliputi: 1) Konsep Penilaian Autentik

Observasi menganai konsep penilaian autentik yang dimaksud adalah untuk mengetahui konsep penilaian autentik yang digunakan di SMPN 1 Sukarame, bagaimana perencanaan dalam menerapkan konsep penilaian tersebut? Bagaimana proses penerapan konsep penilaian autentik tersebut?

2). Proses Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Di Kelas

Observasi mengenai proses penilaian autentik pada pembelajaran di kelas yang di maksud adalah untuk mengetahui proses penilaian autentik pada pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame, bagaimana proses penilaian autentik yang dilakukan guru mata pelajaran seni budaya (seni tari) ketika mengajar di kelas? Apa kendala/hambatan pada proses penilaian autentik yang dilaksanakan di kelas? Faktor apa saja yang mendukung untuk pelaksanaan proses penilaian autentik di kelas?

3) Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik

Observasi mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik yang di maksud adalah untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame, faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame? faktor apa saja yang menjadi penghambat dari pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?


(25)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi mengenai produk dari penilaian autentik yang dimaksud adalah untuk mengetahui produk dari penilaian autentik. bagaimana produk yang dihasilkan dari penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?

Lembar observasi proses bertujuan untuk mengamati pengamatan selama berlangsung yang meliputi keaktifan dan kreativitas siswa selama pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan pedoman evaluasi. Penelitian menentukan bobot pada nilai angka yang diambil dari buku Ridwan (2006, hlm. 38) yaitu

sebagai berikut “tipe skala pengukuran ada empat, yaitu : Skala Likert, Skala

Guttman, Skala Diferensial Sementatik (Semantic Defferensial Scale), dan Rating

Scale”.

Dengan menggunakan tipe pengukuran skala untuk mengklarisifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentuan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya . dari penjabaran diatas peneliti menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :

Sangat Baik (SB) = 3,84 – 4.00 Baik (B) = 3.34 – 3.65 Sedang (S) = 2.66 – 2.99 Buruk (BR) = 2.34 – 2.65 Buruk Sekali (BS) = 1.00 – 1.3


(26)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tebel 3.2

Pedoman Observasi Proses Penilaian Autentik

No Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian

Kateranga n SB

(4.00) B (3.65)

S (3.33)

BR (2.33)

BS (1.33) 1. Apektif :

a. Sikap spiritual b. Sosial (jujur,

disiplin, tanggung jawab,toleransi, gotong royong, sopan santun, percaya diri) c. Penilaian diri

sendiri

d. Penilaian antar teman

2. Kognitif :

a. Siswa mampu menanggapi atau memahami materi dalam proses pembelajaran seni tari. b. Siswa mampu

melontarkan atau mengemukakan


(27)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melelakukan penelitian melalui tiga kategori penilaian di atas, maka untuk memperoleh sebuah data mengenai penilaian autentik dalam pembelajaran seni tari dilihat dari tiga ranah penilaian tersebut. Maka akan diperoleh pula presentase yang dimana akan terlihat hasil yang diharapkan apakah siswa mendapatkan hasil nilai yang sangat baik atau penurunan sebagai standar yang peneliti tentukan. Untuk itu diperlukannya interprestasi sebuah penelitian yang dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Interprestasi Hasil Penilaian Meliputi Penilaian Autentik Apeketif, Kognitif, dan Psikomotor

PROSENTASE KATEGORI

3.84 – 4.00 Sangat Baik 3.34 – 3.65 Baik 3.00 – 3. 33 Sedang

2.00 – 2.33 Buruk 1.00 – 1.33 Sangat Buruk

Keterangan :

Prosentase : diperoleh dengan cara jumlah skor 3.00 dikalikan 100% pendapat dalam

proses pembelajaran seni tari. 3. Psikomotor :

a. Siswa secara aktif mengeksplorasi gerak tari. b. Siswa mampu

menampilkan kreativitasnya dalam praktek tari


(28)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( penilaian dilihat pada tebel 3.3).

Kategori : pengelompokan siswa dengan prosentase.

Penggunaan pedoman observasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam pra penelitian, peneliti menggunakan catatan-catatan dari segala bentuk tingkah laku atau objek masalah yang akan diteliti, ditulis dan dikumpulkan berdasarkan pengamatan. Masalah yang akan diteliti ini meliputi sistem penilaian sebelum menggunakan kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, hambatan dalam sistem penilaian yang sudah menggunakan kurikulum 2013, solusi dalam penanggulangan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan sistem penilaian autentik.

2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, yaitu meliputi sistem penilaian yang sudah menggunakan kurikulum 2013 yaitu sistem penilaian autentik yang meliputi tiga ranah yaitu penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan. Hal tersebut untuk mempermudah menganalisis sistem penilaian dalam proses pembelajaran seni tari yang dilakukan dalam beberapa kategori penilaian.

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi keberadaan guru dalam pembelajaran seni tari dan juga untuk mendapatkan informasi kepada kepala sekolah dan wakil kepada sekolah bagian kurikulum. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data yang peneliti butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakuakan dengan cara melihat data dan bila diperbolehkan mengcopynya. Teknik ini digunakanuntuk melengkapi data yang diperoleh


(29)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat peneliti melakukan obsevarsi dan wawancara. peneliti memperoleh sumber data dari berbagai pihak yang ada di lembaga, antara lain bagian administrasi, kepala sekolah, dan guru. Berkaitan dengan foto, video, perekam suara yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data dari kesenian yang diteliti baik sebelum pengajaran, pelaksanaan, dan akhir dari pembelajaran beserta evaluasi.

c. Angket

Ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pihak-pihak yang diperlukan, yakni diberikan kepada siswa kelas VII. Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh saat peneliti melakukan observasi dan wawancara. Teknik ini akan menghasilkan kevaliditasan kenyataan yang terjadi dilapangan.

Rumus persentase angket sebagai berikut :

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan ialah menggunakan penelitian kualitatif. Dalam memperoleh data tersebut dibantu dengan teknik, antara lain : a. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik observasi digunakan sebagai studi pendahuluan, yaitu mengenal, mengamati, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti dengan cara pengamatan langsung pada proses pembelajaran berkangsung di kelas.

Observasi sebagai observer dilakukan setiap hari rabu dan kamis mulai dari bulan maret sampai juni. Observasi dilakukan sebanyak kurang lebih delapan kali di sekolah itu. Observasi dilaksanakan dari pukul 08.40 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Observasi ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 1 Sukarame, tepatnya

% = Jumlah data yang memilih x 100% Jumlah total siswa


(30)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di ruang kelas VII. Sebagai observer, peneliti mengamati dan melihat secara langsung penilaian dari hasil proses pembelajaran seni tari.

b. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan Tanya jawab secara langsung terhadap pihak terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data informasi yang di harapkan dalam peneliti. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru seni budaya, kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum SMPN 1 Sukarame.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan topik penelitian.

Wawancara dilakukan berdasarkan manfaat wawancara terhadap sesuatu penelitian yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan kejelasan tentang proses penilaian yang dilakukan guru seni tari dalam proses pembelajaran seni tari. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada guru seni budaya (seni tari).

Wawancara dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di SMP Negeri 1 Sukarame. Wawancara dibagi menjadi dua wawancara terstruktur sama wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara kepada narasumber. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara tidak isendental, tanpa harus mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu, biasanya wawancara tidak terstruktur ini dilakukan secara spontan merujuk kepada hasil jawaban narasumber yang narasumber jawab, jika ada hal ini penting yang perlu diketahui, maka biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan secara mendadak.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti melibatkan banyak narasumber, diantaranya guru, wakasek bagian kurikulum, dan kepala sekolah. Penulis melakukan wawancara dengan guru seni budaya (seni tari) yang bernama Ibu Hj. Sri Mulyani S.Pd.,Mm. dilakukan pada hari jum’at, tanggal 14 Maret 2014. Wawancara dilakukan ketika jam KBM berakhir yaitu sekitar pukul 11.00 WIB


(31)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bertempat diruang kelas VIII-A. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru seni tari, diantaranya tentang konsep penilaian autentik yang dilaksanakan di kelas, proses penilaian autentik pada pembelajaran seni tari, faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan penilaian autentik, dan tentang produk penilaian autentik yang dihasilkan dalam pembelajaran seni tari.

Wawancara yang penulis lakukan dengan wakasek bagian krikulum yang bernama ibu Nunung Nuryani S.Pd.,M.Si. dilakukan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014, sekitar pukul 10.00 WIB pada jam istirahat yang bertempat di ruang Tata Usaha. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan umum kepada wakasek bagian kurikulum, diantaranya tentang kebenaran telah diimplementasikan kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, konsep penilaian autentik yang dilaksanakan di SMPN 1 Sukarame, faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam pengimplementasian kurikulum 2013, solusi dari dampak pengimplementasian kurikulum 2013, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah demi kelancaran pengimplementasian kurikulum 2013.

Wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Sukarame yang bernama Bapak Drs. H. Habibbadin M.Pd. , dilakukan pada hari Kamis, tanggal 1 Mei 2014, yang bertempat di ruang kepala sekolah, sekitar pukul 08.30 WIB pada jam ke 1-2 KBM. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang sama persis seperti pertanyaan yang diberikan kepada wakasek bagian kurikulum, karena untuk mencocokan jawaban antara kedua pihak tersebut.

Saat melakukan wawancara ini, penulis tidak banyak menghadapi kendala yang sangat rumit. Dalam melakukan wawancara dengar guru pengajar seni budaya (seni tari), penulis hanya perlu menyesuaikan waktu dengan guru pengajar seni tari. Penulis melakukan wawancara dengan wakasek bagian kurikulum dan kepala sekolah itu tadinya ingin dalam 1 hari itu, namun dikarenakan pada hari dimanan penulis melakukan wawancara terhadap wakasek bagian kurikulum kepala sekolah kebetulan tidak hadir ke sekolah, maka dari itu jadwal wawancaranya berbeda karna harus menyesuaikan jadwal kepala sekolah ketika berada di sekolah. Wawancara dilakukan dilingkunagn SMP Negeri 1 Sukarame


(32)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada saat penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan. Penulis menggunakan beberapa pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang penulis ajukan informan. (lihat lampirn 3).

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Tanggal Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan Data

Hasil Observasi 14-03-2014 Wawancara dengan

pengajar seni budaya tentang konsep penilaian autentik, proses

pelaksanaan penilaian autentik, faktor-faktor penghambat dan

pendukung pelaksanaan penilaian autentik, dan produk penilaian autentik yang dihasilkan pada proses pembelajaran seni tari .

Buku catatan dan kamera foto

Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

23-04-2014 Wawancara dengan wakasek bagian kurikulum tentang kebenaran

pengimplementasian kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, konsep penilaian autentik, faktor- faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan penilaian autentik,dampak, solusi, perangkat yang tersedia, dan persiapannya

Kamera foto, buku catatan Foto-foto saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

01-05-2014 Wawancara dengan kepala sekolah SMPN 1

Kamera foto, buku Foto-foto saat wawancara dan


(33)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sukarame, tentang

kebenaran

pengimplementasian kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, konsep penilaian autentik, faktor- faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan penilaian autentik,dampak, solusi, perangkat yang tersedia, dan persiapannya

catatan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

c. Studi Pustaka

Langkah ini diambil sebagai dasar pengumpulan data dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi dan mendukung bahasan tentang penelitian yang telah diamati, baik berupa buku cetak, desertasi,tesis, skripsi, artiker di koran dan majalah, internet dan jurnal.

d. Dokumentasi

Langkah ini merupakan pelengkap untuk melampiri keterangan dan membantu memberikan gambaran yang lebih nyata dalam kegiatan proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame. Dokumentasi ini berupa RPP yang digunakan oleh guru seni budaya pada sekolah tersebut, dan foto-foto siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Yang diambil dengan kamera foto untuk memperkuat dan mempertegas hasil penelitian agar lebih akurat dalam proses pengumpulan data

e. Angket

Menurut Suharsini Arikunto (1998, hlm. 140) “Angket / kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi


(34)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang ia ketahui”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur, yang sifatnya tegas, konkret, dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbatas. Responden diminta tidak lebih dari mencek atau mengisi skala-skala atau lajur-lajur pertanyaan yang sudah ditentukan.

Angket dibagikan kepada siswa-siswi kelas VII, SMP Negeri 1 Sukarame sesuai dengan sampel yang ditentukan. Alasan peneliti menggunakan angket adalah untuk memperkuat validitas hasil penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Teknik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu dengan cara menggabungkan data-data yang terkumpul dari observasi, wawancara dan angket.

Teknik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

1. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.

2. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian tentang penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013, sehingga dalam suasana yang sistematis siswa dapat belajar dengan efektif dalam pembelajaran seni budaya (seni tari) di SMP Negeri 1 Sukarame.


(35)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi dan kata-kata.

H. Tahapan Penelitian 1. Tahapan Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan penelitian

b. Menentukan fokus penelitian c. Mengamati proses pembelajaran 2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam langkah-langkah penelitian, yaitu :

a. Mempersiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan wawancara

c. Penyebaran angket

d. Pengumpulan data e. Pengolahan data

3. Penyusunan Laporan Penelitian a. Validasi Data

Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata atau symbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi data yang tinggi sekali.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu nalisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan dengan cara menggabungkan data-data


(36)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sudah terkumpul dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai perbandingan atas data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara juga data hasil angket.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup.

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses

dengan cara triangulasi, seperti berikut.

Bagan 3.1 Proses Analisis Data

Triangulasi

Wawancara

Observasi

Angket


(37)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tekhnik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaiam autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 pada kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.

b) Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis sehingga proses penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran seni tari dengan tiga ranah penilaian (penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan) tergambar.

c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.

d) Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti sebagai instrument juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif,


(38)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara objektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.


(39)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan permasalahan hasil penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran seni tari agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

Penelitian ini bermuara pada konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, proses penilaian autentik pada proses pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, faktor-faktor pendukung dan penghambat penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, dan produk penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam impelemntasi kuriklum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.

Konsep penilaian autentik yang digunakan oleh guru mata pelajaran seni budaya khusunya seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame mengacu pada standar penilaian yang sudah ditetapkan. Antara lain penilaian kompetensi sikap antara lain penilaian sikap spiritual, penilaian sikap sosial, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman, penilaian pengetahuan di lihat dari hasil tes tulis dan tes lisan, dan penilaian keterampilan di lihat dari keterampilan siswa dalam praktek di kelas.

Proses penilaian autentik yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame dilaksanakan sebagaimana mengacu pada konsep yang telah di buat oleh guru seni budaya tersebut. Proses yang dilaksanakeun meliputi penilaian kompetensi sikap meliputi observasi,


(40)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian diri sendiri, penilaian antar teman dan penilaian jurnal, penilaian pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penguasaan, dan penilaian keterampilan melalui keterampilan kinerja, dilihat dari segi praktik siswa dalam kelompok pembelajaran seni tari dan projek siswa dari hasil kreasi masing-masing kelompok.

Faktor pendukung penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame seperti dukungan berupa motivasi, fasilitas, work shop, dan MGMP. Faktor penghambatnya adalah dalam proses penilaian autentik tersebut karena pada penilaian autentik terlalu banyak aspek yang harus dihitung sehingga guru merasa kesulitan dalam mengisi format penilaian dan tidak tersedianya ruang aula sebagai tempat apresisi siswa secara live.

Produk yang dihasilkan dari penilaian autentik di SMP Negeri 1 Sukarame pada kelas VII berupa tugas terstruktur seperti tugas portofolio dan tugas tidak terstruktur seperti tugas mengeksplorasi gerak dalam pembelajaran seni tari secara praktek. Dan hasil dari pengolahan data yang mengacu pada tiga aspek penilaian autentik menunjukan nilai paling tinggi ada pada aspek penilaian autentik afektif, kemudian tahapannya mengalami penurunan pada aspek penilaian autentik psikomotor, dan paling rendah terlihat pada aspek penilaian autentik kognitif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, pelaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran seni tari agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

Dari hasil kesimpulan data di atas, ada beberapa saran yang inin peneliti rekomendasikan, diantaranya sebagai berikut :


(41)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menyarankan agar sekolah ini tetap mempertahankan dalam penerapan sistem kurikulum 2013 dan berupaya untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Dalam hal ini peneliti mengharapkan adanya tindak lanjut dari para calon peneliti lainnya, yang menjadikan penelitian ini sebagai landasan dan acuan untuk penelitian berikutnya dengan menggunakan penelitian atau sampel objek yang berbeda.

Dalam hal ini peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi para guru dalam mengevaluasi proses penilaian autentik dan bagi para siswa untuk menjadi lebih giat belajar agar nilai yang didapatkan menjadi lebih baik.


(42)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Gultom Syawal. (2013). Meteri Pelatihan Guru Implemantasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan.

Hamalik Oemar. (2008). Belajar Pembelajaran. Dalam Ardhanayudidtira.blogspot.com/... /... (13-05-2014)

Malhotra. (2007). Marketing Research : an applied orientation, person education,

inc., fifth edition. New Jearsey :USA

Maksum. (2012). Instrumen Penelitian

Muhammad Hamid. (2013). Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta

Didik Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Noor Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Purnomo Eko, Rohmanto Duyung. Dkk. (2013). Seni Budaya. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ridwan. (2006). Tipe Skala Pengukuran.

Ruhimat Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Hj. Mulyani Sumantri.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Susilo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Widoyoko Eko Putra. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(43)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Lain/Internet :

(13 Mei 2014)

http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/11/implementasi-kurikulum-2013--591644.html

(12 Mei 2014)

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2 013.Mulai.Diterapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah

(13 Juni 2014) http://id.m.wikipedia.prg/wiki/sikap (13 Juni 2014)

http://kamriantiramli.wordpress.com/2013/05/04/pengertian-sikap-menurut-para-ahli/

(14 Juni 2014

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/pengertian-evaluasi-penilaian-pengukuran.html?m=1


(1)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara objektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.


(2)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan permasalahan hasil penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran seni tari agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

Penelitian ini bermuara pada konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, proses penilaian autentik pada proses pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, faktor-faktor pendukung dan penghambat penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, dan produk penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam impelemntasi kuriklum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.

Konsep penilaian autentik yang digunakan oleh guru mata pelajaran seni budaya khusunya seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame mengacu pada standar penilaian yang sudah ditetapkan. Antara lain penilaian kompetensi sikap antara lain penilaian sikap spiritual, penilaian sikap sosial, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman, penilaian pengetahuan di lihat dari hasil tes tulis dan tes lisan, dan penilaian keterampilan di lihat dari keterampilan siswa dalam praktek di kelas.

Proses penilaian autentik yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran seni budaya khususnya seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame dilaksanakan sebagaimana mengacu pada konsep yang telah di buat oleh guru seni budaya tersebut. Proses yang dilaksanakeun meliputi penilaian kompetensi sikap meliputi observasi,


(3)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian diri sendiri, penilaian antar teman dan penilaian jurnal, penilaian pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penguasaan, dan penilaian keterampilan melalui keterampilan kinerja, dilihat dari segi praktik siswa dalam kelompok pembelajaran seni tari dan projek siswa dari hasil kreasi masing-masing kelompok.

Faktor pendukung penilaian autentik pada pembelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame seperti dukungan berupa motivasi, fasilitas, work shop, dan MGMP. Faktor penghambatnya adalah dalam proses penilaian autentik tersebut karena pada penilaian autentik terlalu banyak aspek yang harus dihitung sehingga guru merasa kesulitan dalam mengisi format penilaian dan tidak tersedianya ruang aula sebagai tempat apresisi siswa secara live.

Produk yang dihasilkan dari penilaian autentik di SMP Negeri 1 Sukarame pada kelas VII berupa tugas terstruktur seperti tugas portofolio dan tugas tidak terstruktur seperti tugas mengeksplorasi gerak dalam pembelajaran seni tari secara praktek. Dan hasil dari pengolahan data yang mengacu pada tiga aspek penilaian autentik menunjukan nilai paling tinggi ada pada aspek penilaian autentik afektif, kemudian tahapannya mengalami penurunan pada aspek penilaian autentik psikomotor, dan paling rendah terlihat pada aspek penilaian autentik kognitif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, pelaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran seni tari agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

Dari hasil kesimpulan data di atas, ada beberapa saran yang inin peneliti rekomendasikan, diantaranya sebagai berikut :


(4)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menyarankan agar sekolah ini tetap mempertahankan dalam penerapan sistem kurikulum 2013 dan berupaya untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013.

2. Bagi Peneliti Berikutnya

Dalam hal ini peneliti mengharapkan adanya tindak lanjut dari para calon peneliti lainnya, yang menjadikan penelitian ini sebagai landasan dan acuan untuk penelitian berikutnya dengan menggunakan penelitian atau sampel objek yang berbeda.

Dalam hal ini peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi para guru dalam mengevaluasi proses penilaian autentik dan bagi para siswa untuk menjadi lebih giat belajar agar nilai yang didapatkan menjadi lebih baik.


(5)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Gultom Syawal. (2013). Meteri Pelatihan Guru Implemantasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan.

Hamalik Oemar. (2008). Belajar Pembelajaran. Dalam

Ardhanayudidtira.blogspot.com/... /... (13-05-2014)

Malhotra. (2007). Marketing Research : an applied orientation, person education, inc., fifth edition. New Jearsey :USA

Maksum. (2012). Instrumen Penelitian

Muhammad Hamid. (2013). Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Noor Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Purnomo Eko, Rohmanto Duyung. Dkk. (2013). Seni Budaya. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ridwan. (2006). Tipe Skala Pengukuran.

Ruhimat Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Hj. Mulyani Sumantri.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Susilo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Widoyoko Eko Putra. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(6)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Lain/Internet :

(13 Mei 2014)

http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/11/implementasi-kurikulum-2013--591644.html

(12 Mei 2014)

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2 013.Mulai.Diterapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah

(13 Juni 2014) http://id.m.wikipedia.prg/wiki/sikap (13 Juni 2014)

http://kamriantiramli.wordpress.com/2013/05/04/pengertian-sikap-menurut-para-ahli/

(14 Juni 2014

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/pengertian-evaluasi-penilaian-pengukuran.html?m=1


Dokumen yang terkait

Telaah Kurikulum. kurikulum kimia SMA

0 11 20

Analisis Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Pelajaran Matematika Ditinjau dari Implementasi Pendekatan Scientific dan Penilaian Autentik

0 2 13

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TERAS.

0 4 13

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI BERBICARA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TERAS.

0 2 14

ANALISIS BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS VII SMP PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI IMPLEMENTASI Analisis Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Pelajaran Matematika Ditinjau Dari Implementasi Pendekatan Scientific Dan Penilaian Autentik.

0 2 18

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu) Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu).

0 2 23

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu) Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu).

0 2 13

KOMPETENSI GURU SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEGERBITUNG.

0 1 42

PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA - repository UPI S SDT 1000421 Title

0 0 3

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS VII D DI SMP NEGERI 1 KARANGMONCOL

0 1 16