PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK.

(1)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH PADA SISWA SMK

SKRIPSI

Diajukan untuk :

skripsi akhir studi S1 Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh : Rifaldi Maulana

0902217

PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK


(3)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pembelajaran Inquiri Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMK

Oleh : Rifaldi Maulana

0902217

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada program studi Pendidikan Ilmu Komputer

Rifaldi Maulana

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Pembelajaran Inquiri Berbantu Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMK

Oleh Rifaldi Maulana

NIM. 0902217

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I,

Drs. H. Eka Fitrajaya R , MT NIP. 1964021990031003

Pembimbing II,

Jajang Kusnendar NIP. 197506012008011014

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(5)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Hipotesis ... 5

1.7 Definisi Operasional ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Pembelajaran Inquiri ... 7

2.2Multimedia interaktif ... 10

2.3Manfaat Multimedia Pembelajaran ... 12

2.4Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran ... 12

2.5Kemampuan pemecahan masalah ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1Metode dan Desain Penelitian ... 23

3.2Populasi dan Sampel ... 24

3.3Prosedur Penelitian... 24

3.4Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 26


(6)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1Pengembangan Multimedia ... 39

4.2Studi Pendahuluan ... 50

4.3Hasil Penelitian ... 58

4.4Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1Kesimpulan ... 75

5.2Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 83


(7)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 23

Tabel 3.2 Skor nilai essay ... 31

Tabel 3.3 Katagori Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiri ... 33

Tabel 3.5 Katagori Indeks Gain menurut Hake ... 36

Tabel 4.2 Langkah-Langakah Pembelajaran dalam Multimedia ... 42

Tabel 4.3 Hasil Judgement Multimedia ... 48

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Soal Pretes ... 53

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Soal Postes ... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas Soal Essay ... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal ... 56

Tabel 4.8 Judgement soal ... 56

Tabel 4.9 Pembantu Penghitungan Kelas ... 58

Tabel 4.10 DeskripsiUmum ... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data... 61

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data ... 62

Tabel 4.13 Hasil Uji Kruskall-Wallis ... 63

Tabel 4.14 Hasil Uji Anava Satu Jalur... 63

Tabel 4.15 Hasil Uji Tukey Kramer Data Pretes ... 64

Tabel 4.16 Hasil Uji Tukey Kramer Data Posttest ... 65

Tabel 4.17 Hasil Uji Tukey Kramer Data Gain ... 66

Tabel 4.18 Analisis Gain... 67

Tabel 4.19 Data Angket Multimedia Interaktif... 68

Tabel 4.20 Hasil Ketercapaian Pembelajaran ... 70


(8)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar alur Penelitian... 26

Gambar 4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran... 41

Gambar 4.2 Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 42

Gambar 4.3 Tampilan Multimedia Pembelajaran ... 47


(9)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbandingan Rerata Hasil Pretest-Posttest Antar Kelompok.. ... 60 Diagram 4.2 Perbandingan Gain Antar Kelompok.. ... 60 Diagram 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru.. ... 70


(10)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH PADA SISWA SMK Rifaldi Maulana, Rifaldi.maulana@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan dari Pembelajaran inquiri dalam pembelajaran pemograman dasar, peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dan juga respon siswa dengan adanya penerapan inquiri berbantu multimedia interaktif pada pembelajaran pemograman dasar dikelas. Objek pada penelitian ini adalah siswa kelas X RPL SMK BPI Bandung. Pada data hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa antar siswa kelompok atas, tengah dan bawah pada data postes. Peningkatan yang terjadi pada data postes merupakan peningkatan yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan hasil uji lanjut Tukey-Kramer. Siswa pada kelompok atas memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok bawah dan tengah. Nilai peningkatan dapat dilihat dari nilai gain yang diperoleh oleh masing-masing kelompok. Gain kelas atas yang lebih tinggi dipengaruhi oleh tingkat ketertarikan siswa terhadap komponen pembelajaran. Secara umum siswa memberikan respon yang baik pada penerapan pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif. Hal ini dapat peneliti simpulkan dari perhitungan hasil angket yang diberikan setelah penelitian dan posttest dilakukan oleh peneliti.


(11)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF INTERACTIVE MULTIMEDIA BASED PROBLEM BASED LEARNING METODE WITH THE INQUIRY

APPROACH TO IMPROVE PROBLEM SOLVING ABILITY

Rifaldi Maulana, Rifaldi.maulana@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine how implementation of Learning Problem Based Learning with the inquiry approach to learning basic programming, increase problem solving ability of students and also students' responses to the application of interactive multimedia based Problem Based Learning methode learning on basic programming class. Objects in this study were students of class X RPL SMK BPI Bandung. In the research data, researchers can conclude there is a difference of increase students' problem solving ability among student of top, middle and bottom groups of the posttest data. Improvement occurring in the data posttest is significant improvement, this is evidenced by the results of the Tukey-Kramer test. Students in the top group had a higher increase than the lower and middle groups. The increase of value can be seen from the value of the gain obtained by each group. Higher Gain of top class is influenced by the level of student interest toward the learning component. In general, students respond well to the implementation of problem based learning approach to inquiry-based learning with interactive multimedia. Researcher can concluded it from the calculation results of questionnaires given after research and posttest conducted by researchers.


(12)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

THE IMPLEMENTATION MULTIMEDIA ASSISTED OF INQUIRY LEARNING TO IMPROVE HIGH SCHOOL STUDENT’S PROBLEM

SOLVING ABILITY

Rifaldi Maulana, Rifaldi.maulana@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine how the implementation of inquiry in learning basic programming, the improvement of problem-solving ability of students and student’s responses to the application of interactive multimedia assisted Inquiry Learning on basic programming class. Objects in this study are the students of 10th grade in RPL SMK BPI Bandung. In research data results, the researcher can conclude that there are differences of increasing student’s problem solving ability among students of upper, middle and lower groups of the posttest data. The improvement that occurs to the posttest data is a significant improvement; it is proved by the further test results of the Tukey-Kramer. Students of upper group have a higher improvement than the lower and middle groups. The improvement values can be seen from achievement values obtained by each groups. The achievement of upper class is influenced by the level of student’s interest toward the learning components. Generally, the students give good responses to the implementation of assisted interactive multimedia Inquiry Learning. The researcher can conclude it from the results calculation of questionnaires given after research and posttest conducted by researcher.


(13)

1

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Sementara itu Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.

SMK adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Diharapkan dari lulusan SMK sesuai dengan sasaran pola penyelenggaran kecakapan hidup ditinjau dari keberhasilan lulusan yaitu: 1.Lulusan bekerja sesuai dengan bidang keahlinya. 2. Tenggang waktu lulusan mendapatkan kerja setelah lulus maksimal satu tahun. 3. Keterserapan lulusan dalam periode dua tahun setelah lulus minimal 75%.4. Jumlah lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja 5%. (Depdiknas, 2003: 3)

Namun Syaom, Barliana (2014), dalam artikelnya berjudul Revolusi dan involusi SMK mengungkapkan bahwa : ”Mutu lulusan SMK belum sesuai dengan harapan dan persyaratan dunia industri.” Selain permasalahan pada mutu SMK yang belum memenuhi mutu yang diharapakan. menurut Harrel et al (1996) dan Morley et al (2001), dalam artikel Syaom, Barlina “output pendidikan, merupakan hasil langsung dari suatu pelaksanaan internal program dan proses pendidikan.” Jadi penyelenggaraan pembelajaran adalah salah satu faktor belum sesuainya mutu lulusan SMK yang diharapkan.

Pembicaraan mengenai mutu lulusan SMK tidak hanya tentang lulusan yang dapat bekerja saja, tapi bagaimana pandangan masyarakat tentang lulusan sekolah yang berkualitas. Menurut pendapat Finch dan Crunkilton (1984), bahwa : “Kualitas pendidikan kejuruan menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut


(14)

2

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school success standards”. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikulum yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja. Kriteria kedua, kemampuan lulusan untuk berhasil di luar sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau kemampuan kerja yang biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau dunia industri.

Adapun hubungan pembelajaran dengan kualitas pendidikan menurut ukuran sekolah atau ukuran masyarakat adalah pengaruh bagaimana siswa melakukan pembelajaran disekolah dan bagaimana masyarakat mempercayai pembelajaran disekolah. Kepercayaan itu terbentuk karena pembelajaran disekolah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk memenuhi tuntutan Undang Undang dan Peraturan Pemerintah guru harus memenuhi tuntutan kurikulum dengan memembekali siswa dalam berbagai kemampuan dasar. Menurut Harja (2011:3) “pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi berpikir kritis dan pemecahan masalah”..

Dalam pembelajaran siswa harus bisa menyelesaikan berbagai jenis masalah yang timbul di lapangan, maka siswa harus memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan siswa dalam pemecahkan masalah dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang muncul dilapangan.

Menurut B. Joyce and M. Weil (1996:187) bahwa “metode inquiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa kedalam masalah asli dan menghadapkan mereka mengidentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat pada penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan dalam kelar dari masalah tersebut”. untuk meningkatkan pemecahan masalah menurut B. Joyce dapat menggunakan inquiri.

Menurut Wina Sanjaya (2008:95) bahwa “Pendekatan inquiry adalah pendekatan yang mampu mengiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai


(15)

3

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

subyek belajar yang aktif. Melalui pengajaran pendekatan inquiry diharapkan siswa aktif dalam belajarnya, serta mampu mengembangkan keterampilan proses siswa dalam mengadakan kegiatan”. Inquiri juga dapat membuat siswa belajar lebih aktif”,Sanjaya (2008).

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi hari ini sepantasnya teknologi infomasi dapat memberikan konstribusi yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk teknologi yang jamak digunakan dalam pembelajaran adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif. menurut Rosch (1996) dalam Munir (2012:2) “Multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan menarik. Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketehui bahwa mulitimedia merupakan gabungan gambar, teks, suara, video dan animasi dalam sebuah tampilan yang digunakan untuk menyampaikan pesan menjadi lebih menarik.”

Dari uraian diatas maka perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

1.2Rumusan Masalah

Agar lebih terarah, maka rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa peranyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran Inquiri dengan berbantu multimedia interaktif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah antara siswa kelompok atas, tengah dan bawah?

2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada siswa atas, tengah dan bawah?

3. Bagaimana tanggapan siswa dengan pembelajaran Inquiri berbantu multimedia interaktif ?


(16)

4

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1.3Batasan Masalah

batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini pada mata pelajaran algoritma dan pemograman.

2. Penelitian ini dilakukan pada kelas X semester genap pada siswa SMK jurusan rekayasa perangkat lunak.

3. Multimedia yang digunakan berbasis WEB dan Adobe Flash. 1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menetahui keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran menggunakan inquiri dengan berbantu multimedia interaktif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

2. Meningkatkan kemampuan penyelesain masalah siswa kelas atas, tengah dan bawah dengan menerapkan pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif.

3. Mengetahui tanggapan siswa dengan metode pengajaran inquiri berbasis multimedia interaktif.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah mendapatkan pengalam dan infomasi tentang pembelajaran menggunakan inquiri berbantu multmedia interaktf sebagai bentuk pembelajaran bagi siswa.

2) Bagi Guru

Manfaat penelitian ini untuk guru adalah guru dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran algoritma pemograman yang


(17)

5

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran algoritma pemograman.

3) Bagi Siswa

Melalui penelitian ini siswa mendapatkan cara belajar baru dan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran algoritma pemograman.

4) Bagi Dunia Pendidikan

Sebagai alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran algoritma pemograman.

1.6Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0: Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada rata-rata nilai kelas bawah, kelas tengah, dan kelas atas yang diberi pembelajaran inquiri berbantu multmedia interaktif.

H1: Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada rata-rata nilai kelas bawah, kelas tengah, dan kelas atas yang diberi pembelajaran inquiri berbantu multmedia interaktif.

1.7Definisi Operasional

Untuk mengindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, bebera istilah yang umum digunakan, diantaranya sebagai berikut :

1) Pengertian multimedia adalah kombinasi teks, seni grafis, suara, animasi, dan video yang dikirimkan oleh computer.

2) Pengertian multmedia interaktif sistem yang menggunakan lebih dari satu media presentasi (teks, suara, citra, animasi, video) secara bersamaan dan


(18)

6

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

melibatkan keikutsertaan pemakai untuk memberi perintah, mengendalikan, dan memanipulasi.

3) Pembelajaran inquiri adalah dimana guru berusaha mengarahkan siswa untuk mampu menyadari apa yang sudah didapatkan selama belajar. Sehingga siswa mampu berfikir dan terlibat dalam kegiatan intelektual dan memproses pengalaman belajar itu menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.

4) Kemampuan memecahkan masalah adalah pemecahan masalah, yaitu: 1) Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas, 2) Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional (dapat dipecahkan), 3) Menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah itu, 4) Menguji hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya (pengumpulan data, pengolahan data, dan lainnya), dan hasilnya mungkin lebih dari satu, 5) Memeriksa kembali (mengecek) apakah hasil yang diperoleh itu benar, atau mungkin memilih alternatif pemecahan yang terbaik.

5) Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang tepat, terperinci, dan terbatas untuk menyelesaikan suatu masalah.


(19)

23

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif Pre-Experimental Design. Pre-Experimental design merupakan desain penelitian dimana eksperimen belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, masih terdapat beberapa variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variable kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2011: 74).

Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian adalah One-group Pretest-Posttest, maksud dari desain One-group Pretest-Posttest adalah terdapat pretest sebelum perlakuan diberikan. Dengan demikian hasil penelitian dapat dibandingkan antara keadaan sebelum diberi perlakuan dengan keadaan setelah diberi perlakuan. (Sugiyono, 2011: 75).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Atas

O1

Inquiri Berbantu

Multimedia interaktif O1

Tengah Bawah

Keterangan :

Kelompok atas : kelompok siswa dalam kelas yang memiliki nilai diatas skor rata-rata standar deviasi.


(20)

24

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kelompok tengah: kelompok siswa dalam kelas yang memiliki nilai diantara kelas atas dan kelas bawah.

Kelompok bawah: kelompok siswa dalam kelas yang memiliki nilai -1 SD dan yang kurang dari itu. (Arikunto, 2012:299)

O1 : Pretest dan Posttest

X : Perlakuan (penggunaan inquiri dengan berbantu multimedia interaktif)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK BPI bandung, sedangkan yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu “penentuan sample dengan pertimbangan tertentu”, 3.3prosedur Penelitian

penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap akhir penelitian.

 Tahap persiapan penelitian  Studi pendahuluan

1. melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai model pembelajaran yang akan digunakan.

2. Analisis kurikulum dan materi kelas x smk rpl. Hal ini dilakukan untuk mengetahui standar kopetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. 3. konsultasi dengan pihak sekolah dan guru bidang studi mengenai waktu

penelitian, populasi dan sample yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian.

4. penyusunan perangkat pembelajaran yaitu berupa rpp, sekenario pembelajaran dan modul.


(21)

25

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5. pembuatan instrument penelitiian berupa tes untuk mengukur logika matematis, lembar obserpasi untuk mengukur terlaksanaan metode pembelajaran yang digunakan

6. menjudgment instrument tes pada dosen ahli 7. Melakukan uji coba instrument

8. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau tidak soal tersebut digunakan sebagai instrument penelitian.

9. Membuat multimedia interaktif

10.Menjudgment multimedia interaktif tes pada dosen ahli  Tahapan pelaksanaan penelitian

1. Memberikan tes awal untuk mengukur keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

2. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan inquiri pada pembelajaran algoritma pemograman dengan observer selama pembelajaran.

3. Memberikan tes akhir untuk mengukur peningkatan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan(treatment).

 Tahap akhir penelitian

1. Mengelola data hasil pretes dan postes serta menganalisis instrumen yang lain seperti lembar observasi.

2. Menganalisis data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian 3. Menberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian. Adapun alur penelitian:


(22)

26

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tahap persiapan Tahap Tahapan akhir

pelaksanaan

Studi pendahuluan - literatur - analisis kurikulum dan

materi

Pemilihan sampling

Perangkat pembelajaran

Pretest (Q1)

Pembelajaran dengan menggunakan metode berbasis masalah pendekatan inquiri

(observasi)

Posttest (Q2)

kesimpulan Pembahasan Analisa data hasil

penelitian

Pembuatan laporan

Gambar 3.1 Gambar alur penelitian 3.4 Teknik pengumpulan dan analisis data

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Ada dua teknik pengumpulan data Yaitu: 1. Observasi dan Angket

Data yang diukur berupa data keterlajsanaan setiap tahapan dari model pembelajaran berbasis masalah pendekatan. Instrumen yang dgunakan yaitu lembar observasi untuk mengukur aktivifas guru yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Lembar observasi terlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah telah dilaksanakan oleh peneliti atau tidak. Observasi ini dibuat dalam bentuk ceklist.

Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan tanda cheklist pada kolom “ya”


(23)

27

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

juga kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer atau kekurangan-kekurangan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

Selanjutnya format observasi yang telah disusun tidak untuk diujicobakan, tetapi dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut. Format lembar observasi yang dibuat dapat dilihat pada lampiran.

Dan ada format angket, dalam angket yang disusun oleh peneliti, terdapat perntanyaan yang disusun berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya pada kisi-kisi angket siswa. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam angket yang dikelompokkan berdasarkan indikator.

2. Tes

Tes yang digunakan untuk melihat peningkatan pemecahan masalah siswa adalah tes uraian, yang berkaitan dengan pokok bahasan algoritma pemograman . tes terdiri dari pretes dan postes dengan soal yang mempunyai karakteristik hampir sama . pretes diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan postes diberikan setelah implementasi pembelajaran dilaksanakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji soal terdapat kelas non sampel.

Adapun skor yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Skor nilai essay

Skor

Indikator

jawaban soal

Melakukan

Stategi

Memeriksa

hasil dan

proses


(24)

28

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menginterpretasi masalah atau salah

sama sekali

strategi, menggunakan langkah-langkah yang tidak sesuai dan berhenti, tidak

dapat melakukan langkah-langkah

algoritma

pemeriksaan atau tidak ada hal

apapun

1 Salah

meniterpretasi sebagian soal/ mengabaikan kondisi soal Menggunakan prosedur yang benar tapi mengarah pada jawaban salah Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas (tidak lengkap)

2 Memahami

masalah soal selengkapnya

Melaksanakan proses yang benar

yang mungkin memberikan jawaban yang benar tetapi salah struktur atau salah

perhitungan

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kebenaran

hasil dan proses

3 Memahami

masalah soal selengkapnya

Melaksanakan proses yang benar

yang mungkin memberikan jawaban yang benar tapi ada sedikit langkah

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kebenaran


(25)

29

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang salah

4 Memahami

masalah soal selengkapnya

Melaksanakan langkah-langkah yang benar secara

keseluruhan

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kebenaran

hasil dan proses

Nilai maksimal 4 4 4

3.4.2 Analisis Instrument A. instrument penelitian

Sebelum instument tersebut digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu intumen telah diujikan pada kelas x dalam sekolah yang sama tapi berbeda kelas pada materi pengenalan tipe data. Instrumen tersebut setelah diujicobakan kemudian diolah dan dianalisis. Berikut ini di paparkan analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.

B. Analisis validitas

Menurut Arikunto (2013:85) “bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. “ validitas dapat kita cari dengan menghubungkan skor keseluruhan siswa dalam satu item (X) dengan skor keseluruhan yang diperoleh semua siswa (Y) melalui teknik kolelasi product moment pearson dengan angka kasar berikut ini :

= � − � �

√{ � − � }{ � − � }

Keterangan :

rxy= Koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y N=jumlah peserta test


(26)

30

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Y= Skor total

ΣXY= jumlah perkalian XY

(Arikunto, 2013:87)

Menurut Arikunto (2008:75) “koefisien korelasi selalu terdapat antara

-1,00 sampai + -1,00.” Koefisien negatif menunjukan hubungan kebalikan,

sedangkan koefisien positif menujukan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800-1,00 validitas sangat tinggi. Antara 0,600 -0,800 validitas tinggi. Antara 0,400 -0,600 validitas cukup. Antara 0,200 – 0,400 validitas rendah. Antara 0,00 – 0,200 validitas sangat rendah. C. Analisis reabilitas

Menurut Arikunto (2013: 100) “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, reabilitas dalam tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes ”

Untuk mencari reabilitas tes berbentuk uraian adalah rumus Alfa (α) – cronbach sebagai berikut :

r = −Σσσ22 keterangan:

r 11 : reabilitas yang dicari.

�� :jumlah variabel skor tiap item. � : varan total.


(27)

31

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2013: 122) Dengan ;

σi =Σ 2 − Σxi 2N

N

; dan σt =Σ 2 − Σ 2

N

Dimana :

Σxi2 : Jumlah kuadrat skor tiap item.

(Σxi)2 : Jumlah skor tiap item.

Σxt2 : Jumlah kuadrat skor total.

(Σxt)2 : Jumlah total kuadrat. N : Jumlah siswa.

(Arikunto, 2013 : 123) Tolak ukur untuk menginterpretaskan derajat reabiltas tes yaitu:

Antara 0,81 – 1,00 sangat tinggi Antara 0,61 – 0,80 tinggi

Antara 0,41 – 1,60 cukup Antara 0,21 – 1,40 rendah Kurang dari 0,20 sangat rendah D. Taraf kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal adalah bilang yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya ndeks kesukaran antara 0,00 -1,00’

= ℎ


(28)

32

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Klasifikas indeks kesukaran adalah sebagai berikut : Antara 0,00 – 0,30 sukar

Antara 0,30 – 0,70 sedang Antara 0,70 – 1,00 mudah

(Arikunto, 2013: 225)

E. Analisis pembeda

“Kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah” (Arikunto, 2008: 211).

Daya pembeda pembeda soal essay diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus

�� = − ℎ

Klasifkasi daya pembeda yaitu: 0,00 – 0,20 : jelek

0,20 – 0,40 :cukup 0,40 – 0,70 : baik 0,70 – 1,00 : baik sekali


(29)

33

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

F. Pengelolaan data keterlaksanaan model pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif.

Pengolahan data dilihat dari lembar observasi guru dan siswa. Untuk mendeskripsikan hasil observasi keterlakasanaan pembelajaran, langkah – langkah yang ditempuh adalah memberikan skor satu untuk tahapan pembelajaran yang terlaksana dan skor nol untuk tahapan pembelajaran kemudian menentukan presentase keterlaksanaan dengan menggunakan persamaan berikut menurut

% =� %

Katagori keterlaksanaan model pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif

Tabel 3.3

Kategori Keterlaksananaan Model Pembelajaran Inquiri Persentase Kategori

0 - 24,9 sangat kurang 25,0 - 37,5 Kurang 37,6 - 62,5 Sedang 62,6 - 87,5 Baik 87,6 – 100 sangat baik 3.5Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengujian Hipotesis:

Menurut Purwanto (2011:156) Untuk melihat data apakah data terdistribusi normal maka perlu dilakukan uji normalitas data. Pengujian dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi. Jika data yang kita dapatkan terdistribusi normal, maka pengolahan data akan dilanjutkan dengan uji Homogenitas, jika data yang didapatkan tidak terdistribusi tidak normal, maka harus mengggunakan uji statistika nonparametrik.


(30)

34

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Rumus uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus rumus Uji normalitas Liloefors. Uji liliefors digunakan untuk menghitung normalitas data yang kecil dan tidak perlu dikelompokkan. Uji dilakukan dengan menggunakan koefisien T. Uji ini mirip dengan uji Chi kuadrat. Berikut ini rumus normalitas Liliefors menurut Purwanto (2011:160):

= |�∗ − s |

Keterangan:

F*(X) = Fungsi distribusi kumulatif normal standar S(X) = Fungsi distribusi kumulatif empirik

Thitung akan dikonfirmasikan dengan tabel pada T(N)(1-α). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila T hitung < T tabel pada taraf α = 0.05 b. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas, maka uji selanjutnya yang harus dilakukan adalah uji Homogenitas. Menurut Purwanto (2011:176) pengujian homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai varians homogen. Perbandingan harus melibatkan kelompok-kelompok yang homogen sehingga dapat diklaim bahwa perubahan yang terjadi yang menyebabkan perbedaan kelompok setelah perlakuan hanya disebabkan oleh pemberian perlakuan. Bila varians tidak homogen maka perbedaan hasil setelah perlakuan tidak dapat dikatakan merupakan akibat dari perlakuan, karena sebagian perbedaan adalah perbedaan dalam kelompok yang dibandingkan sebelum perlakuan.

Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas dalam penelitian ini adalah uji Bartlet, karena kelompok-kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak sama besar.

χ2

= ln { − ∑ − log } Di mana ln 10 = 2,303


(31)

35

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kelompok kelompok yang dibandingkan dinyatakan mempunyai variansi homogen apabila χ2 hitung < χ2 tabel pada taraf kesalahan tertentu (Purwanto, 2011:180)

c. Uji Statistik Parametrik

Menurut Purwanto (2011:156) “jika data sampel terdistribusi normal, maka pengolahan datanya dapat menggunakan statistika parametik dan

pengolahan hasil data atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi.”

 Anava satu jalur

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Anava Satu Jalur. “Anava satu jalur adalah anava untuk perbandingan

beberapa kelompok yang mempunyai satu jalur.” (Purwanto, 2011:206). Pengujian ini digunakan karena kelompok yang akan dibandingkan lebih dari dua dan kelompok-kelompok tersebut dibandingkan dalam satu variabel. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:204) :

� =

Keterangan :

RJK(AK) = Rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok

Setelah dilakukan uji Anava, apabila nilai dari Fhitung > Ftabel, berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada data tersebut.

d. Uji Statistik Non Parametrik

Uji statistik ini dilakukan apabila syarat-syarat pengujian statistik parametrik uji yang dilakukan adalah dengan metode Kruskall – Wallis. Metode Kruskall – Wallis adalah pengembangan alternatif dari metode anava satu arah


(32)

36

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

untuk kondisi dimana beberapa persyaratan seperti penyebaran data secara normal, nilai variansi populasi yang sama dan data yang dijadikan sampel pada beberapa kelompok terpilih dari proses pemilihan independen secara acak tidak terpenuhi. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).

� = × + × ∑ ��2 �

− − × +

Keterangan : 12 = konstanta

n = Jumlah sampel

k = jumlah kelompok sampel

= Kuadrat jumlah jenjang secara keseluruhan tiap sampel = Jumlah sampel pada tiap jenjang

Kesimpulan akhir dapat dirumuskan setelah kita membandingkan nilai H dengan nilai Khai-kuadrat dalam tabel kemudian diselaraskan dengan kriteria pengujian yang berlaku pada suatu ilustrasi kasus. (Lukiastuti, Hamdani. 2012:196).

e. Analisis data indeks Gain

Data yang diperoleh dari tes tertulis akan didapatkan hasil berupa niai tes awal, nilai tes akhir dan gain. Menurut Hake(1999: 1) data yang terkumpul dihitung dengan rumus :

=

a e a a −− e a a e a a

Tabel 3.5

Kategori Indeks Gain menurut Hake Rentang Nilai Kategori

G > 0,7 Tinggi 0,3 < G ≤ 0,7 Sedang

G ≤ 0,3 Rendah


(33)

37

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Uji selanjutnya yang dilakukan apabila pada data terdapat perbedaan yang signifikan adalah uji Tukey-Kramer. Pengujian ini digunakan dengan alasan jumlah sampel setiap kelompok berbeda. Berikut rumus yang digunakan menurut Purwanto (2011:210) :

= √ � +

Keterangan : BK = Beda kritik

SR = Harga Studentized Range

RJK(DK) = Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok nj = Jumlah sampel kelompok I

nk = Jumlah sampel kelompok II  Daerah kritis

Ho ditolak jika nilai absolut Zhitung > nilai Zα/2

3. Angket

Pengambilan data dengan angket terdiri dari pernyataan positif dan pertanyaan yang negatif. Pembuatan angket ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah siswa dan juga respon siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.

Untuk menghitung presentase angket kita dapat menggunakan rumus:

= %

Keterangan :

p = presentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya jawaban


(34)

38

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, maka terdapat 5 pilihan jawaban yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (Ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak setuju). (Riduwan, 2011:87). Menurut Sugiyono (2011:137) Angket dapat dipresentasikan dengan cara berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada siswa mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari siswa, ditabulasikan dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif dari yang dipilih seluruh responden.

Skala angket yang digunakan adalah skala Likert. Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan skor ideal yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberikan jawaban dengan skor tertinggi.

Untuk pernyataan positif, kriteria sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, kriteria sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3, dan tidak setuju diberi skor 4. Berikut persamaan untuk mencari persentase dari data yang diperoleh dari angket :

P = �� �� � � + �� �� � �

� � %

Keterangan :


(35)

39

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir.


(36)

75

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap data penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif berhasil dikembangkan sesuai dengan tahapan-tahapan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Semakin tingkatnya ketercapaian pembelajaran yang menggambarkan semakin kondusif suasana kelas untuk belajar, hal ini dapat dilihat dari kualitas ketercapaian mencapai 76% pada pertemuan pertama, 96% dalam pertemuan kedua dan 97% dalam pertemuan terakhir. pada lembar observasi yang menunjukkan peningkatan positif dari setiap pertemuan.

2. Metode pembelajaran Inquiri berbantu multimedia interaktif yang diterapkan terhadap siswa Sekolah Menegah Kejuruan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa, khususnya pada kelompok siswa kelas atas. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil penghitungan indeks gain yang memiliki kriteria sedang untuk kelas bawah sebesar 0.38 dan kelas tengah sebesar 0.42, serta memiliki kriteria tinggi untuk kelas atas yaitu sebesar 0.66.

3. Tanggapan siswa terhapan pembelajaran menggunakan metode Inquiry berbantu multimedia interaktif cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh respon siswa terhadap angket yang mencapai 76,69% menunjukan bahwa hasil angket ini bisa dikatagorikan cukup baik.


(37)

76

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan metode pembelajaran Inquiri menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Postest hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih besar agar dapat diketahui dengan jelas perbedaan antar kelompoknya. 2. Untuk pelaksanaan Pretest-Postest sebaiknya instrumen berupa angket diberikan terlebih dahulu kepada siswa, kemudian berikan waktu istirahat kepada siswa sebelum dilanjutkan dengan pengisian instrumen berupa soal. Hal ini dilakukan agar siswa lebih fokus dalam pengisian instrumen, sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat. 3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan metode

pembelajaran inquiry menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Postest hendaknya menggunakan range waktu yang lebih lama agar dapat diketahui dengan jelas peningkatan yang terjadi.


(38)

80

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1996). “Prosedur Penelitian”. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi . (2002). “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto suharsimi (2013). dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : bumi aksara.

Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning mathematics (In Secondary school). USA :Wm. C. Brown Company.

Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008

Finch, Curtis R. Dan John, R. Crunkilton. (1984). Curriculum Development in Vocation and Technical Education Planing Content, and Implementation(2end ed). Boston: Allyn Becon, Inc.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV Pustaka Setia. Hake, Richard R . 1999 . Interactive-Engagement Vs Traditional Methods: A

Six-Thousand-Student Survey Of Mechamics Test Data For Introductory Physics Courses . [Online] . Tersedia : http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&source=web&cd=1&ved=0CC8QFjAA&url=http%3A %2F%2Fweb.mit.edu%2Frsi%2Fwww%2F2005%2Fmisc%2Fminipaper

%2Fpapers%2FHake.pdf&ei=iX-zUZ3hKcrRrQf00YHADg&usg=AFQjCNGT .[3 Oktober 2014].

Harja, Media. (2011). Pemahaman Konsep Matematika. Tersedia :

Http://mediaharja.blogspot.com/2012/05/pemahaman-konsep-matematis.html [27 oktober 2014].

Joyce, Bruce et al. (2009). “Model-model Pembelajaran”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce,B. & Weil, M. (1996). Models of Teaching. 5th Ed. Boston : Ally and Bacon.


(39)

81

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kilpatrick, J., Swafford J., and Findell,B. (2001). Adding It Up : Helping Children Learn Mathematics.Mathematics. Wasington, DC : National Academy press

Munir. (2010) . “Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Bandung : Alfabeta.

Munir. (2012). “Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan”. Bandung: Alfabeta

McIntosh, R. Dan jarret, D. (2000). Teaching mathematical Problem Solving: Implementing The Vision . [Online].

Http://www.cim.ucr.ac.cr/resoluciondeproblems/PDFs/McIntosh%20r...pdf [14 juni 2014]

Syaom Barliana, (2014). proyeksi pertumbuhan siswa SMK dan antisipasi LPTK: antara revolusi dan involusi [Online].

http://www.academia.edu/1031619/Revolusi_dan_Involusi_SMK.pdf [27 oktober 2014]

NCTM (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston, Va : NCTM.

Nina Soesanti. (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Tidak Terbimbing terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

pada Konsep Struktur Tumbuhan. (Online).

(http://www.pagesyourfavourite.com/ppsupi/-abstrakipa2005.html. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional

Purwanto. (2011). “Statistika Untuk Penelitian”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Polya, G.(1985).how to solve it ; A New Aspect of Mathematics (2nd Edition).New

Jersey : Priceton University Press.

Ruseffendi, E,T.(2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sanjaya, wina.(2008). Strategi Pembelajaran .Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grou

Sund, R.B. and Trowbidge. L.W. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus : Charles E.Merriell.


(40)

82

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Stephen haag, peter keen (1996). Information technology : tomorrow’s advantage today. U.S.A. frederick

Sugiyono. (2011). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta.

Suherman.E.(2001). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung :JICA UPI. Suherman .E. dan Kusmanah, Y.S (1990). Petunjuk Praktris untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sabirin, M. (2011). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan Pemecahan masalah, komunikasi, dan Representasi siswa SMP. Disertasi Dokter pada SPS UPI Bandung.

Sudjana (2005). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, & R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian hasil proses Belajar Menngajar: Bandung: rosida.

(Kirkley, 2003).

Trianto.2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Prestasi Jakarta. Pustaka Publisher.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Upu, H. (2003).Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Pusaka Ramadan.

Undang Undang No.2 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Williams brian, stacey sawyer (2003). Using information technology. London: united kingdom. Greener books.


(1)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir.


(2)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap data penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran inquiri berbantu multimedia interaktif berhasil dikembangkan sesuai dengan tahapan-tahapan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Semakin tingkatnya ketercapaian pembelajaran yang menggambarkan semakin kondusif suasana kelas untuk belajar, hal ini dapat dilihat dari kualitas ketercapaian mencapai 76% pada pertemuan pertama, 96% dalam pertemuan kedua dan 97% dalam pertemuan terakhir. pada lembar observasi yang menunjukkan peningkatan positif dari setiap pertemuan.

2. Metode pembelajaran Inquiri berbantu multimedia interaktif yang diterapkan terhadap siswa Sekolah Menegah Kejuruan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa, khususnya pada kelompok siswa kelas atas. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil penghitungan indeks gain yang memiliki kriteria sedang untuk kelas bawah sebesar 0.38 dan kelas tengah sebesar 0.42, serta memiliki kriteria tinggi untuk kelas atas yaitu sebesar 0.66.

3. Tanggapan siswa terhapan pembelajaran menggunakan metode Inquiry berbantu multimedia interaktif cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh respon siswa terhadap angket yang mencapai 76,69% menunjukan bahwa hasil angket ini bisa dikatagorikan cukup baik.


(3)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan metode pembelajaran Inquiri menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Postest hendaknya menggunakan jumlah sampel yang lebih besar agar dapat diketahui dengan jelas perbedaan antar kelompoknya. 2. Untuk pelaksanaan Pretest-Postest sebaiknya instrumen berupa angket diberikan terlebih dahulu kepada siswa, kemudian berikan waktu istirahat kepada siswa sebelum dilanjutkan dengan pengisian instrumen berupa soal. Hal ini dilakukan agar siswa lebih fokus dalam pengisian instrumen, sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat. 3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan metode

pembelajaran inquiry menggunakan desain penelitian One-Group Pretest-Postest hendaknya menggunakan range waktu yang lebih lama agar dapat diketahui dengan jelas peningkatan yang terjadi.


(4)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1996). “Prosedur Penelitian”. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi . (2002). “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto suharsimi (2013). dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : bumi aksara.

Bell, F.H. (1978). Teaching and Learning mathematics (In Secondary school). USA :Wm. C. Brown Company.

Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008

Finch, Curtis R. Dan John, R. Crunkilton. (1984). Curriculum Development in Vocation and Technical Education Planing Content, and Implementation(2end ed). Boston: Allyn Becon, Inc.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV Pustaka Setia. Hake, Richard R . 1999 . Interactive-Engagement Vs Traditional Methods: A

Six-Thousand-Student Survey Of Mechamics Test Data For Introductory Physics Courses . [Online] . Tersedia : http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&source=web&cd=1&ved=0CC8QFjAA&url=http%3A %2F%2Fweb.mit.edu%2Frsi%2Fwww%2F2005%2Fmisc%2Fminipaper

%2Fpapers%2FHake.pdf&ei=iX-zUZ3hKcrRrQf00YHADg&usg=AFQjCNGT .[3 Oktober 2014].

Harja, Media. (2011). Pemahaman Konsep Matematika. Tersedia :

Http://mediaharja.blogspot.com/2012/05/pemahaman-konsep-matematis.html [27 oktober 2014].

Joyce, Bruce et al. (2009). “Model-model Pembelajaran”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce,B. & Weil, M. (1996). Models of Teaching. 5th Ed. Boston : Ally and Bacon.


(5)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kilpatrick, J., Swafford J., and Findell,B. (2001). Adding It Up : Helping Children Learn Mathematics.Mathematics. Wasington, DC : National Academy press

Munir. (2010) . “Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Bandung : Alfabeta.

Munir. (2012). “Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan”. Bandung: Alfabeta

McIntosh, R. Dan jarret, D. (2000). Teaching mathematical Problem Solving: Implementing The Vision . [Online].

Http://www.cim.ucr.ac.cr/resoluciondeproblems/PDFs/McIntosh%20r...pdf [14 juni 2014]

Syaom Barliana, (2014). proyeksi pertumbuhan siswa SMK dan antisipasi LPTK: antara revolusi dan involusi [Online].

http://www.academia.edu/1031619/Revolusi_dan_Involusi_SMK.pdf [27 oktober 2014]

NCTM (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston, Va : NCTM.

Nina Soesanti. (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Tidak Terbimbing terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Struktur Tumbuhan. (Online). (http://www.pagesyourfavourite.com/ppsupi/-abstrakipa2005.html.

PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional

Purwanto. (2011). “Statistika Untuk Penelitian”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Polya, G.(1985).how to solve it ; A New Aspect of Mathematics (2nd Edition).New

Jersey : Priceton University Press.

Ruseffendi, E,T.(2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sanjaya, wina.(2008). Strategi Pembelajaran .Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grou

Sund, R.B. and Trowbidge. L.W. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus : Charles E.Merriell.


(6)

Rifaldi Maulana, 2014.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Stephen haag, peter keen (1996). Information technology : tomorrow’s advantage today. U.S.A. frederick

Sugiyono. (2011). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung : Alfabeta.

Suherman.E.(2001). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung :JICA UPI. Suherman .E. dan Kusmanah, Y.S (1990). Petunjuk Praktris untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sabirin, M. (2011). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan Pemecahan masalah, komunikasi, dan Representasi siswa SMP. Disertasi Dokter pada SPS UPI Bandung.

Sudjana (2005). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, & R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian hasil proses Belajar Menngajar: Bandung: rosida.

(Kirkley, 2003).

Trianto.2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Prestasi Jakarta. Pustaka Publisher.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Upu, H. (2003).Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Pusaka Ramadan.

Undang Undang No.2 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Williams brian, stacey sawyer (2003). Using information technology. London: united kingdom. Greener books.