PENERAPAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK.
vii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Pemasaran Jasa Pendidikan ... 12
2.1.2 Sistem Informasi Pemasaran ... 17
2.1.3 Enterprise Resource Planning ... 23
2.1.4 Faktor Kesuksesan Kritikal Enterprise Resource Planning ... 27
2.1.5 Good University Governance ... 32
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
(2)
viii
Halaman
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 46
3.1 Subjek Penelitian ... 46
3.2 Metode Penelitian ... 47
3.2.1 Desain dan Jenis Penelitian ... 47
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 48
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 54
3.2.4 Populasi dan Sampel ... 55
3.2.4.1 Populasi ... 55
3.2.4.2 Sampel ... 57
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 57
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 58
3.2.6.1 Validitas ... 58
3.2.6.2 Hasil Pengujian Validitas ... 61
3.2.6.3 Reliabilitas ... 66
3.2.6.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68
3.2.7 Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78
4.1 Hasil Penelitian ... 78
4.1.1 Gambaran Umum ST.INTEN ... 78
4.1.2 Gambaran Responden ... 81
4.1.3 ERP ST.INTEN ... 83
4.1.4 Faktor Kesuksesan Kritikal ERP ... 85
4.1.5 GUG ST.INTEN ... 108
4.2 Hasil Pengujian dan Pembahasan... 122
4.2.1 Faktor Kesuksesan Kritikal ERP serta Pengaruhnya terhadap GUG ... 122
(3)
ix
Halaman
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 139
5.1 Kesimpulan ... 139
5.2 Rekomendasi ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 148 LAMPIRAN
(4)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
UU RI No.20 pasal 51 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. Sementara Peraturan Pemerintah No.17/2010 tentang Penyelenggaraan pendidikan ditujukan untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi sebagaimana disebutkan dalam landasan hukum di atas merupakan indikator Good University Governance (GUG).
Saat ini pendidikan tinggi di Indonesia berjumlah 3.103 perguruan tinggi (PT) berdasarkan status kepemilikannya terdiri dari perguruan tinggi milik negara (PTN) dan perguruan tinggi milik masyarakat yang disebut perguruan tinggi swasta (PTS) dengan komposisi berdasarkan berbagai bentuk pendidikan yang terdiri atas universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik (Sailah dalam Pikiran Rakyat, 23 April 2011).
Tingginya pertumbuhan PT di Indonesia seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan dan mutu PT dengan menerapkan prinsip-prinsip GUG karena hanya PT yang memiliki keunggulan kompetitif saja yang mampu bertahan dalam persaingan. Persaingan tersebut dapat dilihat pada jumlah
(5)
2 mahasiswa PTN maupun PTS. Berikut disajikan perbandingan jumlah mahasiswa PTN dan PTS se-Indonesia.
Tabel 1.1
Perbandingan Jumlah Mahasiswa PTN dan PTS se-Indonesia Tahun 2005-2009
2005 2006 2007 2009
PTN 2.243.761 2.567.879 2.373.223 2.323.924
PTS 805.479 824.693 978.739 907.154
Sumber: Kopertis dalam Ani Solihat, 2011:2
Tabel 1.1 menggambarkan bahwa jumlah mahasiswa dari tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu didominasi oleh PTN, padahal jumlah PTS lebih banyak dibandingkan PTN. Dengan demikian PTS perlu meningkatkan market share
dengan menciptakan kekuatan bisnis dan daya tarik sedangkan PTN harus mampu memiliki kekuatan untuk mempertahankan keunggulan yang telah dimiliki.
Wilayah Jawa Barat dan Banten merupakan daerah yang mendominasi tingkat PT dengan status kepemilikan PTN dan PTS. Berikut disajikan perbandingan PTN dan PTS di wilayah propinsi Jawa Barat-Banten.
Tabel 1.2
Perbandingan Jumlah PTS dan PTN Jabar-Banten Tahun 2007-2009
No Kabupaten/ Kota Jumlah PTS Jumlah PTN
1 Bandung 129 6
2 Banjar 3 -
3 Bekasi 49 -
4 Bogor 36 1
5 Ciamis 2 -
6 Cianjur 5 -
7 Cilegon 13 -
8 Cimahi 10 -
9 Cirebon 30 -
10 Depok 10 -
11 Garut 9 -
12 Indramayu 7 -
(6)
3 Tabel 1.2 (Lanjutan)
Perbandingan Jumlah PTS dan PTN Jabar-Banten Tahun 2007-2009
No Kabupaten/ Kota Jumlah PTS Jumlah PTN
13 Karawang 12 -
14 Kuningan 4 -
15 Lebak 3 -
16 Majalengka 6 -
17 Pandeglang 2 -
18 Purwakarta 11 -
19 Rangkasbitung 3 -
20 Serang 21 1
21 Subang 8 -
22 Sukabumi 18 -
23 Sumedang 12 -
24 Tangerang 54 -
25 Tasikmalaya 17 -
Sumber: Kopertis dalam Ani Solihat, 2011:3
Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia (ST.INTEN) merupakan salah satu PTS di kota Bandung yang sudah cukup lama bertahan dari persaingan PT di kota Bandung khususnya. ST.INTEN memiliki 4 jurusan yaitu teknik informatika, teknik elektro, teknik arsitektur, dan teknik sipil. Berikut akan disajikan Perbandingan antara jumlah pendaftar, yang diterima, dan yang mendaftar ulang pada ST.INTEN.
Tabel 1.3
Perbandingan antara Jumlah Pendaftar, yang Diterima, dan yang Mendaftar Ulang
Tahun
Akademik Pendaftar Diterima
Mendaftar Ulang
2005/2006 64 31 30
2006/2007 70 45 61
2007/2008 40 30 30
2008/2009 145 138 65
2009/2010 65 60 47
Total Rata-rata 77 61 46
(7)
4 Tabel 1.3 menunjukkan perbandingan antara jumlah calon mahasiswa, jumlah yang diterima, dan jumlah mereka yang mendaftar ulang pada lima tahun akademik terakhir. Pada tahun terakhir (2009/2010), jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang ke ST-INTEN menurun jauh dibandingkan tahun 2008/2009. Hal ini disebabkan pada tahun 2008/2009, ST-INTEN memberikan program khusus berupa beasiswa bagi yatim/dhuafa dan melakukan kerjasama dengan lembaga lain. Dengan menurunnya jumlah mahasiswa baru tahun 2009/2010, menunjukkan bahwa perlu metode dan mekanisme promosi dan seleksi yang tepat agar ST.INTEN kembali diminati oleh calon mahasiswa.
Lama penyelesaian studi lulusan ST.INTEN tahun 2009/2010 pada kurun waktu 2005/2006 – 2009/2010 juga mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyaknya mahasiswa yang menunda untuk segera menyelesaikan studi. Berikut disajikan lama studi lulusan ST.INTEN tahun 2005/2006 – 2009/2010.
Tabel 1.4 Lama Studi Lulusan
Tahun Lulus
Lama studi
Total Lulusan 4.0 - 4.5
tahun
4.5 - 5.0
Tahun > 5.0 Tahun
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2005/2006 15 38 15 38 10 25 40
2006/2007 16 33 15 31 18 37 49
2007/2008 16 15 26 24 68 62 110
2008/2009 15 25 25 42 20 33 60
2009/2010 20 36 30 55 5 9 55
Total
Rata-rata 14 29 19 38 21 33 314
(8)
5 Tabel 1.4 menunjukan lama studi lulusan pada tahun tahun 2009/2010, nampak bahwa hanya 20 orang (36%) lulusan yang mampu menyelesaikan studi dalam waktu 4 – 4,5 tahun, sementara sebanyak 5 orang (9%) lulusan menyelesaikan studinya dalam waktu lebih dari lima tahun. Keterlambatan penyelesaian studi ini bisa jadi berkaitan dengan waktu penyelesaian tugas akhir yang juga lambat, meski keterlambatan lulus juga bisa disebabkan oleh mata kuliah lain.
Permasalahan yang dihadapi oleh ST-INTEN selama ini yang terangkum dalam rencana strategis ST.INTEN (renstra) merupakan salah satu bentuk evaluasi diri yang perlu ditanggulangi secepatnya, berikut disajikan permasalahan yang dihadapi ST.INTEN.
Tabel 1.5
Permasalahan yang Dihadapi ST.INTEN
No Permasalahan Akar Permasalahan
1 Penilaian prestasi dosen perlu
ditingkatkan Sistem pengawasan perlu
diperbaiki 2 Kontrol proses pengajaran kurang baik
3 Kemampuan organisasi dan manajerial kurang baik
Manajemen data dan informasi kurang baik
4 Manajemen pelayanan kepada mahasiswa kurang baik
5 Dokumentasi dan pengarsipan kurang baik
6 Mekanisme pembagian kerja belum baku
7 IPK mahasiswa rendah Proses belajar mengajar kurang baik
Sumber: ST.INTEN
Tabel 1.5 menunjukan bahwa permasalahan di ST.INTEN saat ini cukup banyak, hal ini berdasar kepada akar permasalahan yang terjadi di ST.INTEN. Penerapkan prinsip keterbukaan harus dilakukan di berbagai bidang, sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem dan prosedur akutansi, pelaporan keuangan, serta informasi-informasi penting lainnya kepada pemangku kepentingan secara
(9)
6 memadai, akurat, dan tepat waktu, sehingga setiap permasalahan yang muncul akan dapat segera dicari solusinya secara cepat.
Berdasarkan prinsip akuntabilitas menurut Serian Wijatno (2009: 132), PT harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar, untuk itu PT harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan PT dengan tetap memperhitungkan para pemangku kepentingan lainnya. Pada dasarnya ruang lingkup akuntabilitas mencakup segala aspek kegiatan dalam PT dalam rangka penilaian kinerja untuk tujuan mengevaluasi dan mengendalikan aktivitas PT, sehingga proses, tujuan, dan sasaran PT dapat dicapai dengan efisien dan efektif.
Prinsip responsibilitas dalam PT menurut Serian Wijatno (2009: 133) mengemukakan setiap individu yang terlibat dalam pengelolaan PT harus bertanggung jawab atas segala tindakannya sesuai dengan job description yang telah ditetapkan. Termasuk para dosen harus mentaati etika dan norma kedosenan. Hal ini sesuai dengan akar permasalah yang terjadi di ST.INTEN yaitu dalam hal kurikulum yang kurang relevan, proses belajar mengajar kurang baik, hubungan industri kurang baik, sistem pengawasan, dan manajemen informasi yang kurang baik. Hal ini menyebabkan daya saing dan pencitraan ST.INTEN kurang optimal.
Berbagai PT memiliki karakteristik yang berbeda dengan PT yang lain, namun demikian terdapat juga beberapa persamaan mendasar, diantara masalah pengelolaan dan pertanggung jawaban kepada para pemangku kepentingan . Oleh karena itu , penerapan Good University governance (GUG) di ST.INTEN perlu dilakukan, ST.INTEN harus memenuhi prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
(10)
7 responsibilitas, independensi, dan keadilan terhadap para pemangku kepentingan terkait.
Kurangnya informasi yang cepat dalam setiap permasalahan yang terjadi di ST.INTEN menyebabkan penerapan prinsip-prinsip GUG tidak dapat berjalan dengan baik. Pelayanan akademik yang tepat waktu, akurat dan relevan dengan kebutuhan user, merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan aktifitas PT. Layanan yang berkualitas, secara fungsionalitas, kemudahan dalam penggunaan, berkurangnya waktu penyampaian layanan merupakan salah satu faktor pendukung untuk menciptakan loyalitas user, meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya. Hal tersebut secara tidak langsung akan menjadi nilai tambah dan memberikan keuntungan kompetitif bagi ST.INTEN.
Kegiatan fundamental PT secara signifikan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, ST.INTEN perlu merangsang inovasi dalam penelitian, pengajaran dan pembelajaran serta manajemen melalui aplikasi dan penggunaan teknologi informasi (TI). ST.INTEN harus terus meninjau dan memperbaiki manajemen serta sistem administrasinya. Oleh karena itu, alat-alat analisis standar kontemporer dan manajemen kelembagaan diadopsi dan diterapkan di sektor PT. Salah satu tren yang menonjol adalah adopsi dari aplikasi perangkat lunak
Enterprise Resource Planning (ERP).
ERP bukan merupakan teknologi baru bagi ST.INTEN, karena telah menerapkannya sejak akhir tahun 2010 dengan menggunakan enterprise software
(11)
8 (ES) yang belum lengkap pengoperasiannya (beberapa modul sudah ada) dan saat ini memprioritaskan ERP dibandingkan ES.
Melalui penerapan ERP diharapkan kinerja ST.INTEN akan lebih baik dan segala macam permasalahan yang terjadi akan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Penerapan ERP di ST.INTEN dapat diukur dari kesuksesan kritikal ERP dalam menjalankan proses bisnis di ST.INTEN.
Penerapan ERP di ST.INTEN merupakan penerapan ES yang diperbaharui menjadi ERP, hal ini sesuai dengan temuan faktor-faktor kesuksesan kritikal penerapan dan peningkatan sistem ERP yang dilakukan oleh Fiona F.Nah dan Santiago Delgado (2006:99), yaitu (1) Rencana dan visi bisnis, (2) Manajemen perubahan, (3) Komunikasi, (4) Komposisi, keterampilan dan kompensasi tim ERP, (5) Manajemen proyek, (6) Dukungan top manajemen, (7) Analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN dan pengaruhnya terhadap GUG, adapun judul yang diambil adalah “Faktor Kesuksesan Kritikal Enterprise Resource Planning (ERP) Serta Pengaruhnya Terhadap Good University Governance (GUG)”.
(12)
9 1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat di identifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana gambaran faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN. 2) Bagaimana gambaran GUG di ST.INTEN.
3) Bagaimana pengaruh rencana dan visi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN.
4) Bagaimana pengaruh manajemen perubahan terhadap GUG di ST.INTEN.
5) Bagaimana pengaruh komunikasi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 6) Bagaimana pengaruh komposisi, keterampilan dan kompensasi tim
ERP terhadap GUG di ST.INTEN.
7) Bagaimana pengaruh manajemen proyek terhadap GUG di ST.INTEN. 8) Bagaimana pengaruh dukungan top manajemen terhadap GUG di
ST.INTEN.
9) Bagaimana pengaruh analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem terhadap GUG di ST.INTEN.
(13)
10 1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan mengenai:
1) Faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN. 2) GUG di ST.INTEN.
3) Pengaruh rencana dan visi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN. 4) Pengaruh manajemen perubahan terhadap GUG di ST.INTEN. 5) Pengaruh komunikasi bisnis terhadap GUG di ST.INTEN.
6) Pengaruh komposisi, keterampilan dan kompensasi tim ERP terhadap GUG di ST.INTEN.
7) Pengaruh manajemen proyek terhadap GUG di ST.INTEN. 8) Pengaruh dukungan top manajemen terhadap GUG di ST.INTEN.
9) Pengaruh analisis, seleksi dan teknik implementasi sistem terhadap GUG di ST.INTEN.
(14)
11 1.3.2 Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran jasa pendidikan di perguruan tinggi sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti sejenis dalam mengembangkan manajemen pemasaran jasa pendidikan dengan implementasi faktor kesuksesan kritikal ERP dalam kaitannya dengan GUG.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ST.INTEN mengenai faktor kesuksesan kritikal ERP dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip GUG.
(15)
46 BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Penelitian ini menguji 7 faktor kesuksesan ERP menurut Nah & Delgado (2006: 102) sebagai variabel bebas (independent variabel), serta GUG sebagai variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu 7 faktor kesuksesan ERP yaitu rencana bisnis dan visi, manajemen perubahan, komunikasi, komposisi tim, keterampilan dan kompensasi, manajemen proyek, dukungan top manajemen, serta analisis sistem, seleksi dan teknis pelaksanaan. Sedangkan variabel terikat adalah GUG yang memiliki lima indikator yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi, dan keadilan.
Unit analisis dari penelitian ini adalah ST.INTEN, sedangkan unit observasi dari penelitian ini adalah pimpinan divisi/ kepala bidang ST.INTEN yaitu ketua, bidang IT, bidang akademik, bidang administrasi dan keuangan, bidang kemahasiswaan, LPPM, program studi Teknik Informatika, program studi Teknik Elektro, program studi Arsitektur, program studi Teknik Sipil, dan Laboratorium.
(16)
47 3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain dan Jenis Penelitian
Penggunaan metode dilakukan agar memperoleh gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian tercapai dengan baik. Menurut Sugiyono (2009:2) ”Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis”.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif survey dan
explanatory survey atau metode penjelasan. Metode explanatory survey
merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel. Sedangkan berkaitan dengan metode deskriptif itu sendiri Mohammad Nasir (2005: 63) mengemukakan bahwa:
”Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”
Selanjutnya dalam hal pengumpulan informasi menggunakan metode survey. Survey informasi dari sebagian populasi (sampel) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sampel tersebut terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian survey menurut Kerlinger (2003:660) adalah sebagai berikut:
(17)
48 ”Penelitian survey mengkaji populasi (atau universe) yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologis dan psikologis.”
Desain dalam penelitian ini bersifat korelasional. Hal ini dapat dilihat dari permasalahan yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji dan menganalisis tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Terdapat beberapa variabel yang akan dioperasionalisasikan yang merupakan unsur-unsur yang terkandung di dalam hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya melalui penjelasan yang kongkrit dari setiap variabel yang ada, sehingga indikatornya dapat ditetapkan berdasarkan penjelasan tersebut. Variabel adalah pengelompokan logis dari dua atau lebih atribut yang mempunyai variasi nilai. Terdapat dua jenis variabel yaitu:
1. Variabel independen ( X ), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, 7 faktor kesuksesan kritis Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan variabel independen.
2. Variabel dependen ( Y ), yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, Good University governance (GUG) merupakan variabel dependen.
(18)
49 Untuk mengetahui faktor kesuksesan kritikal ERP serta pengaruhnya terhadap GUG maka indikatornya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel X Variabel/
Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
Faktor kesuksesan kritikal ERP (X1)
Rencana bisnis dan visi (X1.1)
Sistem ERP harus sejalan dengan rencana bisni dan visi lembaga
• Rencana bisnis/ visi
• Misi proyek/ tujuan
• Pertimbangan berinvestasi menggunakan ERP
• Tingkat rencana bisnis/ visi
• Tingkat kesesuaian misi dan tujuan proyek
• Tingkat pertimbangan berinvestasi menggunakan ERP Ordinal Manajemen perubahan (X1.2)
ERP yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan dan dukungan dari organisasi dan keterlibatan penggunanya.
• Mengenali kebutuhan untuk perubahan
• Budaya dan struktur manajemen yang luas
• Komitmen untuk berubah
• Rekayasa ulang proses bisnis
• Analisis umpan balik pengguna
• Pendidikan dan pelatihan pengguna
• Dukungan organisasi dan keterlibatan pengguna
• Keterampilan tenaga kerja IT
• Tingkat mengenali kebutuhan untuk perubahan
• Tingkat budaya dan struktur manajemen yang luas
• Tingkat komitmen untuk berubah
• Tingkat rekayasa ulang proses bisnis
• Tingkat analisis umpan balik pengguna
• Tingkat pendidikan dan pelatihan pengguna
• Tingkat dukungan organisasi dan keterlibatan pengguna
• Tingkat keterampilan tenaga kerja IT
Ordinal Komunikasi (X1.3) Keberhasilan ERP dipengaruhi target dan komukasi yang efektif pada berbagai level
• Target dan
komunikasi yang efektif
• Komunikasi antara para stakeholder
• Mengkomunikasikan harapan pada semua level
• Komunikasi kemajuan proyek
• Tingkat target dan komunikasi yang efektif
• Tingkat komunikasi antara para stakeholder
• Tingkat
mengkomunikasikan harapan pada semua level
• Tingkat komunikasi kemajuan proyek
Ordinal
(19)
50 Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel X Variabel/
Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
Komposisi tim, keterampilan dan kompensasi (X1.4) Orang-orang terbaik dalam tim, kinerja, pengetahuan dan teknis anggota tim
• Orang-orang terbaik dalam tim
• Keseimbangan tim fungsional
• Waktu penuh anggota tim
• Kemitraan,
kepercayaan, berbagi risiko, dan insentif
• Diberdayakan oleh pembuat keputusan
• Kinerja terkait dengan kompensasi
• Pengetahuan bisnis dan teknis anggota tim dan konsultan
• Tingkat orang-orang terbaik dalam tim
• Tingkat
keseimbangan tim fungsional
• Tingkat waktu penuh anggota tim
• Tingkat kemitraan, kepercayaan, berbagi risiko, dan insentif
• Tingkat diberdayakan oleh pembuat keputusan
• Tingkat kinerja terkait dengan kompensasi
• Tingkat pengetahuan bisnis dan teknis anggota tim dan konsultan Ordinal Manajemen proyek (X1.5) Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas, kontrol, ketepatan waktu serta target proyek
• Menetapkan tanggug jawab
• Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas
• Ruang lingkup pengendalian proyek
• Mengevaluasi setiap perubahan yang diajukan
• Kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup
• Mendefinisikan tonggak dalam proyek
• Menetapkan tonggak yang realistis dan batas akhir
• Melaksanakan ketepatan waktu proyek
• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek di semua pihak yang terkena dampak
• Tingkat menetapkan tanggung jawab
• Tingkat menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas
• Tingkat ruang lingkup pengendalian proyek
• Tingkat mengevaluasi setiap perubahan yang diajukan
• Tingkat kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup
• Tingkat mendefinisikan tonggak dalam proyek
• Tingkat menetapkan tonggak yang realistis dan batas akhir
• Tingkat melaksanakan ketepatan waktu proyek
• Tingkat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
Ordinal
(20)
51 Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel X Variabel/
Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
• Melacak pergerakan dan target
• proyek di semua pihak yang terkena dampak
• Tingkat melacak pergerakan dan target Manajemen
proyek (X1.5)
Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas, kontrol, ketepatan waktu serta target proyek
• Menetapkan tanggug jawab
• Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas
• Ruang lingkup pengendalian proyek
• Mengevaluasi setiap perubahan yang diajukan
• Kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup
• Mendefinisikan tonggak dalam proyek
• Menetapkan tonggak yang realistis dan batas akhir
• Melaksanakan ketepatan waktu proyek
• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek di semua pihak yang terkena dampak
• Melacak pergerakan dan target
• Tingkat menetapkan tanggung jawab
• Tingkat menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas
• Tingkat ruang lingkup pengendalian proyek
• Tingkat mengevaluasi setiap perubahan yang diajukan
• Tingkat kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup
• Tingkat mendefinisikan tonggak dalam proyek
• Tingkat menetapkan tonggak yang realistis dan batas akhir
• Tingkat melaksanakan ketepatan waktu proyek
• Tingkat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek di semua pihak yang terkena dampak
• Tingkat melacak pergerakan dan target
Ordinal
Dukungan top manajemen (X1.6)
Persetujuan dan dukungan dari
manajemen puncak serta alokasi sumber daya
• Persetujuan dari manajemen puncak
• Manajemen puncak mengidentifikasi proyek sebagai prioritas utama
• Mengalokasikan sumber daya
• Keberadaan proyek unggulan
• Tingkat persetujuan dari manajemen puncak
• Tingkat manajemen puncak
mengidentifikasi proyek sebagai prioritas utama
• Tingkat
mengalokasikan sumber daya
• Tingkat keberadaan proyek unggulan
Ordinal
(21)
52 Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel X Variabel/
Sub Variabel
Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
• Eksekutif tingkat tinggi sebagai sponsor utama
• Komitmen sponsor proyek
• Tingkat kksekutif tingkat tinggi sebagai sponsor utama
• Tingkat komitmen sponsor proyek Analisis sistem, seleksi dan teknis pelaksanaan (X1.7) Konfigurasi keseluruhan arsitektur ERP, seleksi paket ERP serta pemodelan yang sesuai dengan metode
• Sistem warisan
• Kustomisasi minimal
• Konfigurasi arsitektur ERP
• Pengujian
• Integrasi
• Penggunaan vendor alat pengembang
• Seleksi paket ERP
• Seleksi arsitektur ERP
• Pemilihan data yang akan dikonversi
• Konversi data
• Pemodelan yang sesuai dengan metode/ teknik
• Pemecahan masalah
• Tingkat sistem warisan
• Tingkat kustomisasi minimal
• Tingkat konfigurasi arsitektur ERP
• Tingkat pengujian
• Tingkat integrasi
• Tingkat penggunaan vendor alat pengembang
• Tingkat seleksi paket ERP
• Tingkat seleksi arsitektur ERP
• Tingkat pemilihan data yang akan dikonversi
• Tingkat konversi data
• Tingkat pemodelan yang sesuai dengan metode/ teknik
• Tingkat pemecahan masalah
(22)
53 Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Y Variabel/
Sub Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Good University Governance
Dalam
penyelenggaraannya, sebuah institusi perguruan tinggi harus memenuhi prinsip-prinsip partisipasi, orientasi pada konsensus, akuntabilitas, transparansi,
responsif, efektif dan efisien, ekuiti, inklusifitas, dan penegakan/
supremasi hukum. (Wijatno, 2009:133)
Ordinal
Transparansi • Tingkat sistem dan prosedur penerimaan mahasiswa baru
• Tingkat sistem dan prosedur akuntansi
• Tingkat pelaporan keuangan
• Tingkat rekruitmen dosen dan karyawan
• Tingkat pemilihan pejabat struktural
• Tingkat pemilihan anggota senat akademis
• Tingkat pemilihan pengurus yayasan/BPH
Ordinal
Akuntabilitas • Tingkat uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas
• Tingkat kriteria dan proses pengukuran kinerja, pengawasan, dan pelaporan
• Tingkat audit internal berupa penilaian , analisis, dan interpretasi dari aktifitas
Ordinal
Responsibilitas • Tingkat tanggung jawab tugas sesuai dengan job description yang ditetapkan
• Tingkat mentaati etika dan norma tugas
Ordinal
(23)
54 Tabel 3.2 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel Y Variabel/
Sub Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Independensi • Tingkat Pengambilan keputusan dilakukan secara independen
• Tingkat Terbebas dari segala bentuk tekanan pihak lain
• Tingkat Pemberian wewenag penuh terhadap rektorat
Ordinal
Keadilan • Tingkat perlakuan yang adil dan berimbang kepada mahasiswa
• Tingkat perlakuan yang adil dan berimbang kepada orang tua mahasiswa
• Tingkat perlakuan yang adil dan berimbang kepada masyarakat
• Tingkat Perlakuan yang adil dan berimbang kepada para dosen dan karyawan non akademis
• Tingkat Perlakuan yang adil kepada pengurus yayasan
Ordinal
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data tentang karakteristik umum penerapan aplikasi ERP dan data tentang prinsip-prinsip GUG, serta data masing-masing variabel atau sub variabel yang dikaji. Sedangkan sumber data yaitu (1) sumber data sekunder dan (2) sumber data primer yaitu ST.INTEN.
Secara lebih jelas, jenis sumber data dan cara penentuan data dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
(24)
55 Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data
No Data Jenis Data Sumber Data
1 Jumlah mahasiswa PTN dan PTS se-Indonesia tahun 2005-2009
Sekunder Kopertis
2 Jumlah PTS dan PTN Jabar-Banten tahun 2007-2009
Sekunder Kopertis
3 Jumlah pendaftar ST.INTEN, yang diterima dan yang mendaftar ulang tahun 2006-2010
Sekunder Renstra ST.INTEN
4 Lama studi lulusan ST.INTEN tahun 2006-2010
Sekunder Renstra ST.INTEN
5 Permasalahan yang dihadapi ST.INTEN
Sekunder Renstra ST.INTEN
7 Faktor kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN
Primer Responden
8 Prinsip-prinsip GUG di ST.INTEN
Primer Responden
3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi dan penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.”
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah populasi jenuh, sehingga semua populasi dijadikan responden. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan atau kepala divisi-divisi yang ada di lingkungan ST.INTEN. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini.
(25)
56 Tabel 3.4
Pimpinan Divisi ST.INTEN
No Pimpinan Divisi
1 Ketua ST.INTEN
2 Pembantu Ketua I 3 Pembantu Ketua II 4 Pembantu Ketua III
5 Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan 6 Subag Pendidikan
7 Subag Perpustakaan
8 Bagian Administrasi Umum 9 Subag Keuangan
10 Subag Perlengkapan dan Rumah Tangga 11 Ketua Jurusan Teknik Informatika
12 Ketua Program Manajerial Teknik Informatika 13 Sekretaris Jurusan Teknik Informatika
14 Ketua Program Akademik Jurusan Teknik Informatika 15 Ketua Program SDM jurusan Teknik Informatika 16 Ketua Laboratorium Jurusan Teknik Informatika 17 Ketua Program Kemitraan Jurusan Teknik Informatika 18 Ketua Jurusan Teknik Elektro
19 Ketua Program Manajerial Teknik Elektro 20 Sekretaris Jurusan Teknik Elektro
21 Ketua Program Akademik Jurusan Teknik Elektro 22 Ketua Program SDM jurusan Teknik Elektro 23 Ketua Laboratorium Jurusan Teknik Elektro 24 Ketua Program Kemitraan Jurusan Teknik Elektro 25 Ketua Jurusan Teknik Arsitektur
26 Ketua Program Manajerial Teknik Arsitektur 27 Sekretaris Jurusan Teknik Arsitektur
28 Ketua Program Akademik Jurusan Teknik Arsitektur 29 Ketua Program SDM jurusan Teknik Arsitektur 30 Ketua Laboratorium Jurusan Teknik Arsitektur 31 Ketua Program Kemitraan Jurusan Teknik Arsitektur 32 Ketua Jurusan Teknik Sipil
33 Ketua Program Manajerial Teknik Sipil 34 Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
35 Ketua Program Akademik Jurusan Teknik Sipil 36 Ketua Program SDM jurusan Teknik Sipil 37 Ketua Laboratorium Jurusan Teknik Sipil 38 Ketua Program Kemitraan Jurusan Teknik Sipil 39 Ketua Laboratorium Komputer ST.INTEN
40 Ketua LPPM
41 Ketua ITC
Jumlah 41 orang
(26)
57 3.2.4.2 Sampel
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009:84).
Pengambilan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2009:85).
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan instrumen penelitian antara lain:
1. Studi kepustakaan, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis dari para ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, antara lain mengenai faktor kesuksesan kritikal ERP dan GUG.
(27)
58 2. Studi lapangan, yang terdiri dari:
a. Observasi, yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti yaitu ST.INTEN.
b. Wawancara dengan ketua IT ST.INTEN, dilakukan untuk mengumpulkan data tambahan mengenai penerapan sistem ERP di ST.INTEN.
c. Angket/ kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Angket berisi pertanyaan dan pernyataan tertulis tentang faktor kesuksesan kritikal ERP dan GUG di ST.INTEN yang ditujukan kepada pimpinan divisi/ kepala bidang di ST.INTEN.
d. Studi kepustakaan, berupa penelurusan internet, untuk mencari jurnal-jurnal ilmiah dan artikel-artikel yang berhubungan dengan faktor kesuksesan kritikal ERP dan GUG.
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211), “ validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah”.
(28)
59 Suatu instrumen yang sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk memperoleh instrumen yang valid harus diperhatikan langkah-langkah dalam menyusun instrumen, yaitu memecah variabel menjadi indikator, setelah itu memasukannya ke dalam butir-butir pertanyaan. Apabila langkah tersebut dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang logis. Dikatakan logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. (Suharsimi Arikunto, 2010: 212).
Peneliti juga perlu mengkaji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui pengalaman maka akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman. Untuk menguji validitas dapat menggunakan product moment atau pearson (pearson’s product moment coeffisient of correlation), yaitu:
= (∑ ) − (∑ )(∑ )
(∑ ) − (∑ ) ] (∑ ) − (∑ ) ]}
Keterangan:
= Koefisien validitas item yang dicari = Skor yang diperoleh subjek seluruh item = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
(29)
60
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y = Banyaknya responden
Teknik perhitungan yang digunakan untuk manganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari responden yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:
= √ − 2
√1 − ; = − 2
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi Nilai r
Besar Nilai r Interpretasi
Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah (Tidak berkorelasi)
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 319)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf kesalahan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n – 2 dan taraf kesalahan α = 0,05
(30)
61 3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid
4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 50 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n – 2 (50 – 2 = 48), maka didapat nilai rtabel sebesar 0,304
3.2.6.2Hasil Pengujian Validitas
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Penelitian yang akan diuji adalah validitas dari instrument faktor kesuksesan kritikal ERP sebagai instrumen dari pengukuran variabel X dan GUG sebagai variabel Y.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada 41 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2, maka didapat nilai rtabel 0,308. Dapat diketahui bahwa semua butir soal dari instrumen valid karena skor rhitung lebih besar dari skor rtabel (0,308), sehingga item-item pertanyaan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur dari variabel-variabel yang akan diteliti. Hasil pengujian validitas dan realibilitas secara keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas X
Pertanyaan r Tabel r Hitung
X1.1 Rencana bisnis/ visi 0,308 0,249
X1.2 Misi proyek/ tujuan 0,308 0,230
X1.3 Pertimbangan berinvestasi menggunakan ERP 0,308 0,174
X2.4 Mengenali kebutuhan untuk perubahan 0,308 0,586
X2.5 Budaya dan struktur manajemen yang luas 0,308 0,153
X2.6 Komitmen untuk berubah 0,308 0,287
(31)
62 Tabel 3.6 (Lanjutan)
Hasil Pengujian Validitas X
Pertanyaan r Tabel r Hitung
X2.7 Rekayasa ulang proses bisnis 0,308 0,327
X2.8 Analisis umpan balik pengguna 0,308 0,400
X2.9 Pendidikan dan pelatihan pengguna 0,308 0,411
X2.10 Dukungan organisasi dan keterlibatan pengguna 0,308 0,450
X2.11 Keterampilan tenaga kerja IT 0,308 0,296
X3.12 Target dan komunikasi yang efektif 0,308 0,345
X3.13 Komunikasi antara stakeholder 0,308 0,273
X3.14 Mengkomunikasikan harapan pada semua level 0,308 0,430
X3.15 Komunikasi kemajuan proyek 0,308 0,236
X4.16 Orang terbaik dalam tim 0,308 0,423
X4.17 Keseimbangan tim fungsional 0,308 0,460
X4.18 Waktu penuh anggota tim 0,308 0,391
X4.19 Kemitraan, kepercayaan , berbagi risiko, dan insentif 0,308 0,515
X4.20 Diberdayakan oleh pembuat keputusan 0,308 0,423
X4.21 Kinerja terkait dengan kompensasi 0,308 0,523
X4.22 Pengetahuan bisnis dan teknis anggota tim 0,308 0,118
X5.23 Menetapkan tanggung jawab 0,308 0,325
X5.24 Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas 0,308 0,427
X5.25 Ruang lingkup pengendalian proyek 0,308 0,615
X5.26 Mengevaluasi perubahan yang diajukan 0,308 0,624 X5.27 Kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup 0,308 0,663
X5.28 Mendefinisikan tujuan dalam proyek 0,308 0,270
X5.29 Menetapkan tujuan yang realistis dan batas akhir 0,308 0,476
X5.30 Melaksanakan ketepatan waktu proyek 0,308 0,533
X5.31 Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek di semua pihak
yang terkena dampak 0,308 0,548
X6.32 Melacak pergerakan dan target 0,308 0,676
X6.33 Persetujuan dari top manajemen 0,308 0,630
X6.34 Identifikasi proyek sebagai prioritas utama 0,308 0,603
X6.35 Mengalokasikan sumber daya 0,308 0,352
X6.36 Keberadaan proyek unggulan 0,308 0,477
X6.37 Sponsor utama 0,308 0,462
X7.38 Komitmen sponsor proyek 0,308 0,411
X7.39 Sistem warisan 0,308 0,398
X7.40 Kustomisasi minimal 0,308 0,511
X7.41 Konfigurasi arsitektur ERP 0,308 0,505
(32)
63 Tabel 3.6 (Lanjutan)
Hasil Pengujian Validitas X
Pertanyaan r Tabel r Hitung
X7.42 Pengujian 0,308 0,308
X7.43 Integrasi 0,308 0,359
X7.44 Penggunaan vendor alat pengembang 0,308 0,492
X7.45 Seleksi paket ERP 0,308 0,545
X7.46 Seleksi arsitektur ERP 0,308 0,440
X7.47 Pemilihan data yang akan dikonversi 0,308 0,458
X7.48 Konversi data 0,308 0,514
X7.49 Pemodelan yang sesuai dengan metode 0,308 0,489
X7.50 Pemecahan masalah 0,308 0,103
Sumber : Pengolahan data PASW 18, 2011
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas terlihat beberapa nilai r hitung > r tabel, hal ini
menunjukan bahwa pertanyaan tersebut adalah valid, kecuali ada beberapa r hitung < r tabel yaitu X1.1, X1.2, X1.3, X2.5, X2.6, X2.11, X3.13, X3.15, X4.22,
X5.28, X7.50. Beberapa butir pertanyaan yang tidak valid tersebut dihilangkan atau dikeluarkan sehingga hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas X (2)
Pertanyaan r Tabel r Hitung
X2.4 Mengenali kebutuhan untuk perubahan 0,308 0,583
X2.7 Rekayasa ulang proses bisnis 0,308 0,312
X2.8 Analisis umpan balik pengguna 0,308 0,364
X2.9 Pendidikan dan pelatihan pengguna 0,308 0,409
X2.10 Dukungan organisasi dan keterlibatan pengguna 0,308 0,480
X3.12 Target dan komunikasi yang efektif 0,308 0,327
X3.14 Mengkomunikasikan harapan pada semua level 0,308 0,433
X4.16 Orang terbaik dalam tim 0,308 0,381
X4.17 Keseimbangan tim fungsional 0,308 0,400
X4.18 Waktu penuh anggota tim 0,308 0,352
X4.19 Kemitraan, kepercayaan , berbagi risiko, dan insentif 0,308 0,456
X4.20 Diberdayakan oleh pembuat keputusan 0,308 0,415
(33)
64 Tabel 3.7 (Lanjutan)
Hasil Pengujian Validitas X (2)
Pertanyaan r Tabel r Hitung
X4.21 Kinerja terkait dengan kompensasi 0,308 0,509
X5.23 Menetapkan tanggung jawab 0,308 0,352
X5.24 Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas 0,308 0,452
X5.25 Ruang lingkup pengendalian proyek 0,308 0,601
X5.26 Mengevaluasi perubahan yang diajukan 0,308 0,610 X5.27 Kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup 0,308 0,690 X5.29 Menetapkan tujuan yang realistis dan batas akhir 0,308 0,467
X5.30 Melaksanakan ketepatan waktu proyek 0,308 0,593
X5.31 Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan proyek di semua pihak
yang terkena dampak 0,308 0,561
X6.32 Melacak pergerakan dan target 0,308 0,680
X6.33 Persetujuan dari top manajemen 0,308 0,656
X6.34 Identifikasi proyek sebagai prioritas utama 0,308 0,606
X6.35 Mengalokasikan sumber daya 0,308 0,355
X6.36 Keberadaan proyek unggulan 0,308 0,508
X6.37 Sponsor utama 0,308 0,484
X7.38 Komitmen sponsor proyek 0,308 0,417
X7.39 Sistem warisan 0,308 0,379
X7.40 Kustomisasi minimal 0,308 0,528
X7.41 Konfigurasi arsitektur ERP 0,308 0,522
X7.42 Pengujian 0,308 0,356
X7.43 Integrasi 0,308 0,415
X7.44 Penggunaan vendor alat pengembang 0,308 0,510
X7.45 Seleksi paket ERP 0,308 0,581
X7.46 Seleksi arsitektur ERP 0,308 0,461
X7.47 Pemilihan data yang akan dikonversi 0,308 0,521
X7.48 Konversi data 0,308 0,554
X7.49 Pemodelan yang sesuai dengan metode 0,308 0,524
Sumber : Pengolahan data PASW 18
Berdasarkan Tabel 3.7 setelah dilakukan pengolahan data maka diperoleh data yang valid artinya r hitung > r tabel (0,308). Hasil pengukuran validitas dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel faktor kesuksesan kritikal ERP yang memperoleh validitas paling tinggi terdapat pada kontrol dan menilai permintaan perluasan ruang lingkup dengan nilai 0,690 sedangkan validitas paling
(34)
65 rendah dihasilkan pada item pertanyaan rencana bisnis/visi dengan nilai sebesar 0,312.
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Y
Pertanyaan r Tabel r Hitung
Y1.1 Sistem dan prosedur penerimaan mahasiswa baru 0,308 0,519
Y1.2 Sistem dan prosedur akuntansi 0,308 0,571
Y1.3 Pelaporan keuangan 0,308 0,412
Y1.4 Rekruitmen dosen dan karyawan 0,308 0,467
Y1.5 Pemilihan pejabat struktural 0,308 0,487
Y1.6 Pemilihan anggota senat akademis 0,308 0,340
Y1.7 Pemilihan pengurus yayasan 0,308 0,738
Y2.8 Uraian tugas dan tanggung jawab 0,308 0,664
Y2.9 Kriteria dan proses pengukuran kinerja, pengawasan dan
pelaporan 0,308 0,578
Y2.10 Audit internal 0,308 0,683
Y3.11 Tanggung jawab tugas 0,308 0,718
Y3.12 Etika dan norma tugas 0,308 0,740
Y4.13 Pengambilan keputusan 0,308 0,659
Y4.14 Terbebas dari tekanan pihak lain 0,308 0,638
Y4.15 Pemberian wewenang penuh terhadap rektorat 0,308 0,578 Y5.16 Perlakuan yang adil dan berimbang kepada mahasiswa 0,308 0,625 Y5.17 Perlakuan yang adil dan berimbang kepada orang tua mahasiswa 0,308 0,726 Y5.18 Perlakuan yang adil dan berimbang kepada masyarakat 0,308 0,647 Y5.19 Perlakuan yang adil dan berimbang kepada para dosen dan
karyawan non akademis 0,308 0,542
Y5.20 Perlakuan yang adil kepada pengurus yayasan 0,308 0,459 Sumber : Pengolahan data PASW 18
Berdasarkan Tabel 3.8 setelah dilakukan pengolahan data maka diperoleh data yang valid artinya r hitung > r tabel (0,308). Hal ini menunjukan data tersebut adalah valid (sahih) dengan hasil pengukuran keunggulan GUG dengan hasil paling tinggi terdapat pada item pertanyaan etika dan norma tugas dengan nilai 0,740 sedangkan validitas paling rendah dihasilkan pada item pertanyaan pemilihan anggota senat akademis dengan nilai 0,340.
(35)
66 3.2.6.3 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010: 221).
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1 – 5 menggunakan rumus Cronbach alpha, yaitu:
= − 1 1∑ !
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan = Varians total
∑ = Jumlah varian butir
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian dijumlahkan, seperti berikut:
(36)
67 Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item rhitung≥ rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel
2. Jika koefisien internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi PASW 18 for windows. Adapun langkah-langkah menggunakan
PASW 18for windows sebagai berikut:
1. Memasukan data variabel X dan variabel Y setiap item jawaban responden atas nomor item pada data view.
2. Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan variabel-variabel penelitian (misalnya X, Y) width, decimal, label (isi dengan nama-nama variabel penelitian), column, align dan isi juga kolom measure (skala ordinal).
3. Kembali ke data view, lalu klik analize pada toolbar pilih reliability analize.
4. Pindahkan variabel yang akan diuji atau klik Alpha, Ok.
Dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel atau tidak dengan membandingkan data hitung dengan data tabel.
(37)
68 3.2.6.4 Hasil Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa semua variabel reliabel karena skor rhitung lebih besar dari skor rtabel (0,308). Ini berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dan akan memberikan hasil ukuran yang sama. Berikut disajikan daftar hasil pengujian reliabel dari faktor kesuksesan kritikal ERP dan GUG.
Tabel 3.9
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Reliabilitas
X Faktor kesuksesan kritikal ERP 0,929
Y GUG 0,925
Sumber : Pengolahan data PASW 18
Hasil dari pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini memperlihatkan bahwa semua variabel yang diteliti memperoleh tingkat reliabilitas lebih besar dari r tabel (0,308).
3.2.7 Teknik Analisis Data
Penelitian dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis), teknik ini digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel, diungkapkan dalam hubungan antar variabel adalah sebagai berikut P YX1.1, P YX1.2, ..., P YX1.7.
(38)
69 Rancangan analisis dan penyajian hasil dilakukan dengan model sebagai berikut:
a. Deskripsi faktor kesuksesan kritikal Enterprise Resource Planning (ERP) pada ST.INTEN. Contoh model penyajian data pada tabel 3.10 sebagai berikut
Tabel 3.10
Contoh Tabel Tanggapan Responden terhadap Faktor Kesuksesan Kritikal ERP di ST.INTEN
Tanggapan Frekuensi
(Orang)
Persentase
(%) Skor
Sangat Tepat 20 20 100
Tepat Tepat 15 15 200
Cukup Tepat 6 6 60
Kurang Tepat - - -
Tidak Tepat - - -
Total 41 360
Sumber : Hasil pengolahan data 2011
b. Deskripsi Good University Governance (GUG) pada ST.INTEN. Contoh model penyajian data pada tabel 3.11 sebagai berikut :
Tabel 3.11
Contoh Tabel Tanggapan Responden Terhadap Good University Governance di ST.INTEN
Tanggapan Frekuensi
(Orang)
Persentase
(%) Skor
Sangat Tepat 20 20 100
Tepat Tepat 15 15 200
Cukup Tepat 6 6 60
Kurang Tepat - - -
Tidak Tepat - - -
Total 41 360
(39)
70 c. Hasil pengukuran pengaruh faktor kesuksesan kritikal Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Good University Governance (GUG) pada ST.INTEN. Contoh disajikan pada gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1
Model Regresi Dalam Analisis Jalur (Path Analysis) Keterangan :
X1 = Rencana bisnis dan visi X2 = Manajemen perubahan X3 = Komunikasi
X4 = Komposisi tim, keterampilan dan kompensasi X5 = Manajemen proyek
X6 = Dukungan top manajemen
(40)
71 Y = Variabel Good University governance (GUG)
Є = Variabel Residu (variabel lain diluar variabel X1, ..., X7 yang berpengaruh) ke variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (Path Coeffisident) dari variabel
eksogenus.
3.2.7.1Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data ordinal, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu harus ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131) dalam Ani (2011:87). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) setiap pernyataan&pilihan jawaban 5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap jawaban melalui persamaan:
Scale Value =
(Dencity at Lower Limit) - (Dencity at Upper Limit) (Area Below Upper Limit) - (Area Below Lower Limit)
(41)
72 Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel bebas dengan variabel terikat serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
3.2.7.2Analisis Jalur
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan model analisis jalur dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung (direct effect) dan tidak langsung (indirect effect) seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat (Kusnendi, 2008:147).
Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka variabel yang dianalisis adalah variabel independen yaitu faktor kesuksesan kritikal ERP (variabel X) sedangkan variabel dependen adalah GUG (variabel Y). Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh faktor kesuksesan kritikal ERP terhadap GUG pada ST.INTEN. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk kedua variabel tersebut.
Langkah selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis
(42)
73 b. Menghitung matrik korelasi antar variabel bebas
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
X1 1 rX1X2 rX1X3 rX1X4 rX1X5 rX1X6 rX1X7
X2 1 rX2 X3 rX2X4 rX2X5 rX2X6 rX2X7
R1= X3 1 rX3X4 rX3X5 rX3X6 rX3X7
X4 1 rX4X5 rX4X6 rX4X7
X5 1 rX5X6 rX5X7
X6 1 rX6X7
X7 1
c. Menghitung matrik invers
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
X1 C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C15 C1.6 C1.7
X2 C2.2 C2.3 C2.4 C2.5 C2.6 C2.7
R1-1 = X3 C3.3 C3.4 C3.5 C3.6 C3.7
X4 C4.4 C4.5 C4.6 C4.7
X5 C5.5 C5.6 C5.7
X6 C6.6 C6.7
X7 C7.7
d. Menghitung koefisien jalur
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
PYX1 C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7 rYX1
PYX2 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7 rYX2
PYX3 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7 rYX3
PYX4 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7 rYX4
PYX5 C1.5 C1.6 C1.7 rYX5
PYX6 C1.6 C1.7 rYX6
(43)
74 e. Hitung Koefisien determinasi
Koefisien determinasi R2Y (X1, X2, X3, X4, X5, X6 X7) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, X2, X3, X4, X5, X6 X7 terhadap Y dengan menggunakan rumus:
R2Y (X1, …, X7) =
[
]
7 . 1
1 . 1 7 . 1 1 .
1 ... ...
YX YX YX YX
r r P P
f. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung Pengaruh X terhadap Y:
Pengaruh (X1) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX1 . PYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX1 . rX1X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX1 . rX1X3 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX1 . rX1X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX1 . rX1X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX1 . rX1X6 . PYX6 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX1 . rX1X7 . PYX7 +
(44)
75 Pengaruh (X2) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX2 . PYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX2 . rX2X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX2 . rX2X3 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX2 . rX2X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX2 . rX2X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX2 . rX2X6 . PYX6 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX2 . rX2X7 . PYX7 +
Pengaruh total (X2) terhadap (Y) = ………
Pengaruh (X3) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX3 . PYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX3 . rX3X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX3 . rX3X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX3 . rX3X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX3 . rX3X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX3 . rX3X6 . PYX6 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX3 . rX3X7 . PYX7 +
(45)
76 Pengaruh (X4) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX4 . PYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX4 . rX4X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX4 . rX4X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX4 . rX4X4 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX4 . rX4X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX4 . rX4X6 . PYX6 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX4 . rX4X7 . PYX7 +
Pengaruh total (X4) terhadap Y = ………
Pengaruh (X5) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX5 . PYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX5 . rX5X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX5 . rX5X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX5 . rX5X3 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX5 . rX5X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX5 . rX5X6 . PYX6 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX5 . rX5X7 . PYX7 +
(46)
77 Pengaruh (X6) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX6 . PYX6
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX6 . rX6X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX6 . rX6X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX6 . rX6X3 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX6 . rX6X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX6 . rX6X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X7) = PYX6 . rX6X7 . PYX7 + Pengaruh total (X6) terhadap (Y) = ………
Pengaruh (X7) terhadap (Y)
Pengaruh langsung terhadap (Y) = PYX7 . PYX7
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX7 . rX7X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX7 . rX7X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX7 . rX7X3 . PYX3 Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = PYX7 . rX7X4 . PYX4 Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = PYX7 . rX7X5 . PYX5 Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = PYX7 . rX7X6 . PYX6 + Pengaruh total (X7) terhadap (Y) = ………
(47)
139 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian faktor kesuksesan kritikal ERP terhadap GUG di ST.INTEN maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 7 faktor kesuksesan kritikal ERP yang di ujikan dalam penelitian ini, hanya 6 faktor yang diujikan, hal ini dikarenakan faktor rencana dan visi bisnis tidak valid dalam pengujian validitas instrumen. sub variabel analisis, seleksi, dan teknis pelaksanaan sistem berada pada skor rata-rata tertinggi, ini menunjukan bahwa tim yang terlibat pada implementasi sistem ERP haruslah terdiri dari orang-orang yang memiliki reputasi dan integritas pada bidangnya dan memiliki akses serta pengaruh yang kuat di ST.INTEN, sehingga dapat menjaga agar faktor kesuksesan kritikal berjalan pada jalurnya.
2. Lima indikator GUG yang diujikan dalam penelitian ini menunjukan bahwa responsibilitas memberikan kontribusi paling besar. Hal ini ditunjukan pada tanggung jawab individu dan kelompok pada bidang dan jurusan masing-masing dalam melaksanakan tugasnya sesuai norma-norma dan etika tugas. Tanggung jawab tugas sesuai dengan job description yang ditetapkan oleh ST.INTEN memberikan kontribusi paling kecil, hal ini dikarenakan kompensasi yang kurang seimbang dalam tugas dan tanggung jawabnya sehingga kurang maksimal dalam melakukan
(48)
140 tanggung jawab yang sesuai dengan job description yang ditetapkan ST.INTEN.
3. Pengaruh total manajemen perubahan terhadap GUG menunjukan
kontribusi sangat kecil, hal ini dikarenakan para user ERP lebih fokus menunggu dukungan dari pimpinan ST.INTEN dan keterlibatan user
lainnya untuk melakukan perubahan-perubahan internal di ST.INTEN, sehingga perubahan yang diharapkan tidak tercapai sesuai target. Hal lain yang menjadi penyebab kecilnya pengaruh manajemen perubahan terhadap GUG adalah kurangnya umpan balik dari para pengguna ERP, para pengguna kurang tanggap dalam memberikan informasi mengenai hambatan selama penggunaan sistem ERP sehingga sistem yang pada awalnya diprediksi akan membantu lebih banyak dalam menyelesaikan masalah internal belum bisa maksimal dalam pengoperasiannya. Manajemen perubahan berhubungan cukup kuat dengan analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG, hal ini menunjukan bahwa ST.INTEN membutuhkan sebuah model yang sesuai dengan metode dan teknik dalam mewujudkan kesuksesan kritikal sistem ERP dalam kaitannya dengan GUG.
4. Pengaruh total dari komunikasi terhadap GUG menunjukan kontribusi sangat kecil, hal ini dikarenakan harapan para pengguna ERP di ST.INTEN masih tinggi, harapan yang belum tercapai berdampak pada kinerja pengguna dalam melakukan tugasnya, sehingga pencapaian target yang sesuai dengan prinsip-prinsip GUG tidak tercapai. Hal lain yang
(49)
141 menjadi penyebab kecilnya pengaruh komunikasi terhadap GUG yaitu kurang jelasnya komunikasi antar stakeholder dengan diterapkannya sistem ERP. Seluruh stakeholder diharapkan bisa berkomunikasi dengan intensif untuk bisa secara transparan dalam berbagai permasalahan di ST.INTEN, karena pada prinsipnya sistem ERP dikembangkan untuk menciptakan iklim keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas serta keadilan bagi seluruh stakeholder. Komunikasi berhubungan cukup kuat dengan analisis, seleksi, dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG, hal ini menunjukan bahwa analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan ERP menjadi perhatian lebih besar dibandingkan faktor yang lain. Kesuksesan faktor ERP di ST.INTEN lebih difokuskan pada analisis sistem untuk mengetahui kesesuaian sistem dengan kebutuhan, pemilihan sistem yang disesuaikan dengan lingkungan ST.INTEN serta teknis pelaksanaan yang mudah dipahami oleh para stakeholder.
5. Pengaruh total dari komposisi, keterampilan dan kompensasi tim terhadap GUG menunjukan kontribusi yang relatif kecil, hal ini dikarenakan waktu yang dipergunakan dalam pengelolaan ERP secara penuh, artinya kebijakan dalam penggunaan ERP di ST.INTEN sudah cukup tinggi dengan menuntut para user memaksimalkan pengelolaan dengan sistem ERP. Hal lain yang menjadi penyebab relatif kecilnya pengaruh dari komposisi, keterampilan dan kompensasi tim terhadap GUG yaitu kinerja
user terkait dengan kompensasi yang diberikan ST.INTEN. kompensasi yang kurang seimbang dengan tuntutan ST.INTEN untuk memaksimalkan
(50)
142 sistem baru berdampak kurang semangatnya para user dalam mengoptimalkan kinerjanya sesuai dengan tuntutan lingkungan dan prinsip-prinsip GUG. Komposisi, keterampilan dan kompensasi tim berhubungan sangat kuat dengan analisis, seleksi, dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG, hal ini menunjukan bahwa komposisi, keterampilan dan kompensasi tim tidak dapat lepas dari faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan ERP. Pengaruh melalui faktor ini lebih besar dibandingkan pengaruh langsung terhadap prinsip-prinsip GUG. Hal ini membuktikan bahwa salah satu faktor kesuksesan ktitikal yang berhubungan paling kuat untuk mempengaruhi GUG adalah faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan.
6. Pengaruh total dari manajemen proyek terhadap GUG menunjukan kontribusi yang relatif kecil, hal ini disebabkan karena kurangnya komitmen dalam penetapan tujuan dan batas akhir yang realistis dalam pengerjaan proyek ERP, sehingga menyebabkan kurang terbukanya dalam hal akuntabilitas di ST.INTEN. Hal lain yang menjadi penyebab relatif kecilnya pengaruh dari manajemen proyek terhadap GUG yaitu kurangnya kontrol dalam menilai permintaan perluasan ruang lingkup. Ruang lingkup yang terlalu kecil menyebabkan terbatasnya ruang lingkup, sehingga perluasan ruang lingkup diperlukan untuk memfasilitasi fungsi-fungsi bisnis yang lain. Kontrol yang dilakukan harus sesuai dengan akuntabilitas dan responsibilitas di ST.INTEN. Manajemen proyek berhubungan sangat kuat dengan analisis, seleksi, dan teknis pelaksanaan sistem terhadap
(51)
143 GUG, hal ini menunjukan bahwa manajemen proyek tidak dapat lepas dari faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan ERP dalam mempengaruhi GUG. Pengaruh melalui faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan ERP sama besarnya dengan pengaruh langsung manajemen proyek terhadap GUG.
7. Pengaruh total dari dukungan top manajemen terhadap GUG menunjukan kontribusi yang relatif kecil, hal ini disebabkan karena dukungan top manajemen menjadi penentu dalam kesuksesan kritikal ERP, para pengguna ERP di ST.INTEN melaksanakan tugasnya sesuai dengan persetujuan dari top manajemen. Segala kebijakan dari top manajemen menjadi pertimbangan dalam kesuksesan kritikal ERP di ST.INTEN. Hal lain yang menjadi penyebab relatif kecilnya pengaruh dari dukungan top manajemen terhadap GUG yaitu proyek ERP bukan sebagai prioritas utama di ST.INTEN, sehingga kesuksesan kritikal ERP menjadi kurang berarti. Dukungan top manajemen menjadi salah satu penentu dalam faktor kesuksesan kritikal ERP, sehingga perlu adanya prioritas utama dalam mewujudkankannya sehingga dapat memberikan fungsi yang masksimal bagi ST.INTEN dalam kaitannya dengan GUG. Dukungan top manajemen berhubungan sangat kuat dengan analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG, hal ini menunjukan bahwa dukungan top manajemen sejalan dengan faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem terhadap kaitannya dengan GUG. Pengaruh melalui faktor analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem lebih besar dibandingkan pengaruh
(52)
144 langsung top manajemen terhadap GUG, ini menunjukan bahwa top manajemen akan selalu berhubungan dengan analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem dalam kaitannya dengan GUG.
8. Pengaruh total dari analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG menunjukan kontribusi yang relatif paling besar jika dibandingkan dengan faktor kesuksesan ERP lainnya, hal ini disebabkan karena model yang sesuai dengan metode dan teknik ERP di ST.INTEN disesuaikan dengan karakteristik lingkungan perguruan tinggi serta berbagai kepentingan dari para stakeholder. Hal lain yang menjadi penyebab relatif besarnya pengaruh dari analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem terhadap GUG yaitu sistem warisan dan sistem yang terintegrasi menjadikan salah satu kesuksesan kritikal yang relatif besar. Walaupun sistem ERP yang diterapkan di ST.INTEN ini baru tetapi pada dasarnya merupakan pengembangan dari sistem lama yang dimodifikasi dengan berbagai fiture dan kepentingan ST.INTEN sendiri untuk memberikan solusi yang cepat bagi ST.INTEN dalam kaitannya dengan GUG. Analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem berhubungan relatif kuat dengan dukungan top manajemen terhadap GUG, hal ini menunjukan bahwa analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem sejalan dengan dukungan top manajemen terhadap kaitannya dengan GUG. Dukungan top manajemen menjadi penentu dalam kesuksesan kritikal ERP, termasuk analisis, seleksi dan teknis pelaksanaan sistem karena secara hirarki top manajemen memberikan tugasnya langsung untuk menganalisis,
(53)
145 menyeleksi dan melaksanakan teknis pada user untuk dievaluasi sesuai kaitannya dengan GUG.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor komunikasi berada pada skor rata-rata terkecil, hal ini menunjukan bahwa komunikasi yang terjalin saat ini antar user kurang optimal, ini dimungkinkan karena sistem ERP yang diterapkan masih tergolong baru walaupun masih merupakan sistem lama yang di upgrade. Meskipun sistem ERP merupakan paket software yang besar dan kompleks tetapi penetapan kerangka waktu implementasi tetap harus didefinisikan dengan jelas terhadap user sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. 2. Akuntabilitas memberikan kontribusi paling kecil dalam GUG, Hal ini
menunjukan bahwa uraian tugas dan tanggung jawab di ST.INTEN pada masing-masing individu dan kelompoknya perlu diperjelas sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga mereka bertanggung jawab terhadap uraian tugasnya. Audit internal berupa penilaian, analisis dan interpretasi dari aktifitas di ST.INTEN berada pada kategori rendah, oleh karena itu perlu adanya proses penilaian, analisis dan interpretasi secara khusus dan berkala, sehingga hasil evaluasi mengarah pada penilaian bersifat lebih umum.
(54)
146 3. Faktor kesuksesan ERP dalam proses bisnis di ST.INTEN selama implementasi sistem ERP harus dilakukan agar mendapatkan keuntungan dari sistem baru tersebut. Rekayasa ulang proses bisnis berupa perubahan-perubahan kebijakan perlu dikomunikasikan dengan tim supaya dapat mengurangi jumlah kustomisasi yang diperlukan dalam implementasinya, sehingga akan meningkatkan keberhasilan sistem.
4. Harapan dan tujuan harus dikomunikasikan secara efektif antara
stakeholder dan seluruh tingkatan di ST.INTEN. Hal ini sangat penting bagi para stakeholder untuk memahami kemampuan dan keterbatasan dari sistem ERP. Komunikasi harus lengkap dan terbuka untuk menjamin kejujuran. Setiap umpan balik yang diberikan oleh user harus dilihat sebagai masukan untuk perbaikan. Rencana komunikasi harus mencakup alasan untuk kesuksesan kritikal ERP, rincian dari perubahan manajemen proses bisnis, demonstrasi software, strategi perubahan manajemen, ruang lingkup dan kemajuan proyek.
5. Kesuksesan kritikal ERP mencakup semua bidang fungsional pada ST.INTEN. Kerjasama dari para tenaga ahli teknis dan pengguna akhir diperlukan untuk kesuksesan kritikal sebuah implementasi ERP. Oleh karena itu, keterlibatan orang-orang dalam bisnis dan pengetahuan teknis dalam faktor kesuksean kritikal ini penting bagi keberhasilan proyek. Keterlibatan vendor pelaksana, dan konsultan juga sangat penting.
6. Manajemen proyek yang efektif sangat penting untuk keberhasilan implementasi ERP. Perlu penugasan yang jelas dalam menjalankan
(55)
147 proyek, ruang lingkup implementasi ERP juga perlu jelas dan dikendalikan secara baik. Setiap perubahan dalam proyek harus dievaluasi berdasarkan keuntungan bisnis mereka. Selanjutnya, perubahan lingkup proyek harus dinilai berdasarkan waktu tambahan dan biaya yang dibutuhkan. Tujuan dan waktu pelaksanaan proyek harus realistis dan jelas.
7. Pentingnya pimpinan proyek dalam sebuah implementasi ERP merupakan hal yang utama karena proyek sangat bergantung pada dukungan pimpinan ST.INTEN. Komitmen pimpinan proyek sangat penting untuk mendorong dan mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Pimpinan proyek harus menjadi advokat untuk proyek dan harus selalu mengelola resistensi dan perubahan yang terjadi. Pimpinan proyek harus seorang eksekutif tingkat tinggi dalam organisasi untuk memfasilitasi penetapan tujuan dan melegitimasi perubahan.
8. Suatu persyaratan dasar untuk kesuksesan ERP adalah ketersediaan dan akurasi data sistem. Masalah dengan data dapat mengakibatkan keterlambatan serius dalam proyek. Konversi data dapat menjadi lebih sulit jika ST.INTEN tidak mengerti dengan informasi yang akan dimasukan kedalam sistem.
(1)
145 menyeleksi dan melaksanakan teknis pada user untuk dievaluasi sesuai kaitannya dengan GUG.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor komunikasi berada pada skor rata-rata terkecil, hal ini menunjukan bahwa komunikasi yang terjalin saat ini antar user kurang optimal, ini dimungkinkan karena sistem ERP yang diterapkan masih tergolong baru walaupun masih merupakan sistem lama yang di upgrade. Meskipun sistem ERP merupakan paket software yang besar dan kompleks tetapi penetapan kerangka waktu implementasi tetap harus didefinisikan dengan jelas terhadap user sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. 2. Akuntabilitas memberikan kontribusi paling kecil dalam GUG, Hal ini
menunjukan bahwa uraian tugas dan tanggung jawab di ST.INTEN pada masing-masing individu dan kelompoknya perlu diperjelas sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga mereka bertanggung jawab terhadap uraian tugasnya. Audit internal berupa penilaian, analisis dan interpretasi dari aktifitas di ST.INTEN berada pada kategori rendah, oleh karena itu perlu adanya proses penilaian, analisis dan interpretasi secara khusus dan berkala, sehingga hasil evaluasi mengarah pada penilaian bersifat lebih umum.
(2)
146 3. Faktor kesuksesan ERP dalam proses bisnis di ST.INTEN selama implementasi sistem ERP harus dilakukan agar mendapatkan keuntungan dari sistem baru tersebut. Rekayasa ulang proses bisnis berupa perubahan-perubahan kebijakan perlu dikomunikasikan dengan tim supaya dapat mengurangi jumlah kustomisasi yang diperlukan dalam implementasinya, sehingga akan meningkatkan keberhasilan sistem.
4. Harapan dan tujuan harus dikomunikasikan secara efektif antara stakeholder dan seluruh tingkatan di ST.INTEN. Hal ini sangat penting bagi para stakeholder untuk memahami kemampuan dan keterbatasan dari sistem ERP. Komunikasi harus lengkap dan terbuka untuk menjamin kejujuran. Setiap umpan balik yang diberikan oleh user harus dilihat sebagai masukan untuk perbaikan. Rencana komunikasi harus mencakup alasan untuk kesuksesan kritikal ERP, rincian dari perubahan manajemen proses bisnis, demonstrasi software, strategi perubahan manajemen, ruang lingkup dan kemajuan proyek.
5. Kesuksesan kritikal ERP mencakup semua bidang fungsional pada ST.INTEN. Kerjasama dari para tenaga ahli teknis dan pengguna akhir diperlukan untuk kesuksesan kritikal sebuah implementasi ERP. Oleh karena itu, keterlibatan orang-orang dalam bisnis dan pengetahuan teknis dalam faktor kesuksean kritikal ini penting bagi keberhasilan proyek. Keterlibatan vendor pelaksana, dan konsultan juga sangat penting.
6. Manajemen proyek yang efektif sangat penting untuk keberhasilan implementasi ERP. Perlu penugasan yang jelas dalam menjalankan
(3)
147 proyek, ruang lingkup implementasi ERP juga perlu jelas dan dikendalikan secara baik. Setiap perubahan dalam proyek harus dievaluasi berdasarkan keuntungan bisnis mereka. Selanjutnya, perubahan lingkup proyek harus dinilai berdasarkan waktu tambahan dan biaya yang dibutuhkan. Tujuan dan waktu pelaksanaan proyek harus realistis dan jelas.
7. Pentingnya pimpinan proyek dalam sebuah implementasi ERP merupakan hal yang utama karena proyek sangat bergantung pada dukungan pimpinan ST.INTEN. Komitmen pimpinan proyek sangat penting untuk mendorong dan mengawasi pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Pimpinan proyek harus menjadi advokat untuk proyek dan harus selalu mengelola resistensi dan perubahan yang terjadi. Pimpinan proyek harus seorang eksekutif tingkat tinggi dalam organisasi untuk memfasilitasi penetapan tujuan dan melegitimasi perubahan.
8. Suatu persyaratan dasar untuk kesuksesan ERP adalah ketersediaan dan akurasi data sistem. Masalah dengan data dapat mengakibatkan keterlambatan serius dalam proyek. Konversi data dapat menjadi lebih sulit jika ST.INTEN tidak mengerti dengan informasi yang akan dimasukan kedalam sistem.
(4)
148 DAFTAR PUSTAKA
Akkermans, H. And K.Van Helden, (2002), Vicious and Virtous Cycles in ERP Implementation: A Case Study of Interrelations between Critical Success Factors, European Journal of Information System.
Ani, Solihat, (2011), Pengaruh Sumber Daya dan Kapabilitas Terhadap Keunggulan Posisi, Tesis Program Magister Manajemen Bisnis Sekolah Pasca Sarjana UPI, UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Buchari, Alma, (2005), Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Buchari, Alma, (2007), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.
Carthaigh, M. Muiris and Horan, Aidan, (2010), University Governance: Achieving best practice and meeting future challenges, Reseach Paper for IUA Conference, Institute of Public Administration/ Irish Universities Association.
Yovan, Chandra C., (2008), Identifikasi faktor kesuksesan implementasi sistem ERP di Indonesia: studi kasus multi site, Proyek Akhir Program Magister Administrasi Bisnis SBM ITB. ITB Bandung: tidak diterbitkan.
Cravens, David W., (2009), Pemasaran Strategis, Jakarta: Erlangga.
Dani, L.Sumarna, (2006), Pengembangan Model Pengukuran Sukses ERP dan Hubungan Kausalitas Antar Dimensinya, Tesis Program Studi Teknik dan Manajemen Industri ITB, ITB Bandung: tidak diterbitkan.
Dhewanto, Wawan dan Falahah, (2007), Enterprise Resource Planning, Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Bandung: Informatika.
Fandy, Tjiptono., et al., (2008), Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Andi.
Holland, Christoper and Ben Ligtht, (1999), A Critical Success Factors Model For ERP Implementation, Manchester Business School.
(5)
149 Ibnu, Choldun, (2006), Perancangan Sistem Informasi Akademik dengan
Mengimplementasikan ERP, Bandung, Politeknik Pos Indonesia.
Jonathan, Sarwono, (2007), Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Yogyakarta: Andi.
Kerlinger, N. Fred, (2003), Asas-Asas Penelitian Behavioural, cetakan kesembilan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kotler, Philip and Amstrong, Gary (2001), Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
Kusnendi, (2007), Model-model Persamaan Struktural, Satu dan Multigoup Sampel dengan Lisrel, Bandung: Alfabeta.
Leach, R. and Percy-Smith, J. (2001), Local Governance in Britain, Houndmills: Palgrave
Mutyarini, Kuswardani dan Jaka Sembiring, (2006), Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia, Tesis Program Magister Administrasi Bisnis SBM ITB, ITB Bandung: tidak diterbitkan.
Mohammad Nazir, (2005), Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nah, F. Fiona and Santiago Delgado, Santiago, (2006) Critical Success Factors For Enterprise Resource Planning Implementation and Upgrade. Journal of Computer Information System.
Nah, F. Fiona and Lau S. Janet, (2001), Critical factors for successful implementation of enterprise systems, Business Process Management Journal, Vol. 7, No. 3, pp. 285-296.
Nielsen, L. Jens, (2002), Critical Succsess Factors for Implementing an ERP System in A University Envoronment: A Case Study From The Australian HES, Dissertation School of Computing and Information Technology, Griffith University.
Rhenald, Kasali, (2005), Change, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Serian, Wijatno, (2009), Pengelolaan Perguruan Tinggi secara Efisien, Efektif, dan Ekonomis, Jakarta: Salemba Empat.
(6)
150 Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Tata, Sutabri. (2004). Sistem Informasi Akuntansi. Yogayakarta. Andi.
Wallace Thomas F. and Kremzar Michael H., (2001), ERP: Making it Happen, Canada: John Wiley & Sons.