KEMAMPUAN KAPILARITAS AIR DAN KAPASITAS

KEMAMPUAN KAPILARITAS AIR DAN KAPASITAS LAPANG
TANAH BERDASARKAN TEKSTUR DARI BERBAGAI JENIS
TANAH
Cindy Anggrainy
E-mail:cindyanggrainy81@gmail.com, phone: +6282384345171

FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293
Abstrak: The study was conducted to determine the capillary movement of water and the
soil's ability to bind with water in some types of soil samples of sand soil, garden soil and
sand soil in which to do on Saturday October 31, 2015. The research was conducted with
the experimental method. The data obtained are presented in tables and chart as well as in
the descriptive analysis. Experimental research data regarding water capillarity to conduct
comparative water height (cm) in the capillary tube on three types of soil samples in time t
showing results that have the ability of sand soil water capillary water is greater than the
other two soil samples that is 4 cm / minute. While the data of the second is to measure the
volume of water retained to determine the capacity of the terrain on any type of soil is
sandy soil, garden soil and clay, the result is that the sandy soil has the capacity field
capacity greater than two samples of other land that is capable of holding 13 ml water of
20 ml volume of water being poured.
Key words: Capillarity Water, Field Capacity Soil, Sand Land, Land Garden, Moon Sand
Land


PENDAHULUAN
Tanah merupakan bahan padat
(mineral atau organik) yang terletak
dipermukaan bumi, yang telah dan sedang
serta terus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
bahan induk, iklim, organisme, topografi,
dan waktu. Sifat morfologi tanah adalah
sifat-sifat yang dapat diamati dan
dipelajari dilapang. Sebagian sifat dari
morfologi tanah merupakan sifat-sifat
fisik dari tanah tersebut.
Sifat fisik tanah bergantung pada
ukuran partikel-partikelnya. Partikel
diatas 2,0 mm dikelompokkan sebagai
kerikil, pasir antara 0,05 mm dan 2,0 mm,
geluh atau silt antara 0,002 sampai 0,05

mm dan lempeng atau clay kurang dari

0,002 mm. Berdasarkan ukuran bahan
padatan terebut, tanah digolongkan
menjadi 3 partikel yaitu pasir, debu, dan
liat. Ketiga partikel tersebut dinyatakan
dalam % bersamasama menyusun tanah
dan disebut tekstur tanah. (Maranatha,
2011)
Kapasitas lapang (field capacity)
adalah keadaan tanah yang cukup lembab
yang menunjukkan jumlah air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya tarik gravitasi (Yanwar dalam
Wildan, 2012). Tinggi rendahnya
kapasitas lapang tergantung pada jenis
tanah dan ruang pori-pori total pada
setiap jenis tanah berbeda sebab ruang

pori-pori total pada tanah berpasir
semakin rendah, tetapi sebagian dari poripori itu terdiri dari pori-pori yang besar
dan sangat efisien dalam lalu lintas air

maupun udara. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kadar air di dalam tanah
adalah tekstur tanah, kadar bahan organik
tanah, kedalaman solum atau lapisan
tanah, iklim dan tumbuhan, senyawa
kimiawi, pori tanah, dan permeabilitas
tanah. Menurut Hardjowigeno (1987),
tanah yang bertekstur kasar mempunyai
kemampuan menahan air yang kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh
karena itu, tanaman yang ditanam pada
tanah pasir umumnya lebih mudah
kekeringan dari pada tanah-tanah
bertekstur lempung atau liat. Jumlah air
yang diperoleh tanah tergantung pada
kemampuan tanah menyerap cepat dan
meneruskan air yang diterima dari
permukaan tanah ke lapisan tanah di
bawahnya. Kemampuan tanah menahan
air dipengaruhi oleh tekstur tanah dan

bahan organik. (Yazid dkk, 2011)
Dari penjelasan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan yaitu
“bagaimana kemampuan tanah mengikat
air dan gerak kapilaritas air pada
beberapa tekstur tanah?”. Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui
kemampuan tanah mengikat air dan gerak
kapilaritas air pada beberapa tekstur
tanah.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Riau Jl. Bina Widya Km 12,5

Simpang Baru Panam Pekanbaru pada 31
Oktober 2015. Metode yang digunakan
adalah eksperimen. Data yang diperoleh
di sajikan dalam bentuk tabel dan grafik
yang kemudian dianalisis secara

deskriptif. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu,
pipa gelas berdiameter 5 cm, panjang 60
cm, 3 buah, tiga jenis sampel tanah :
pasir, lempung, liat, kain kasa, beker
gelas, 3 buah, statif dan klem secukupnya
dan stopwatch.
Cara Kerja Gerak Kapilaritas Air
1. Keringkan ketiga sampel tanah
sampai tidak mengandung air
2. Sumbatlah salah satu ujung pipa kaca
dengan kain kasa (sebagai alas)
3. Masukkan sampel tanah ke dalam
pipa sampai 2/3 bagian
4. Tegakkan pipa dengan statif dan
masukkan alas pipa tersebut dalam
beker gelas yang telah diisi air
setinggi 5 cm
5. Amatilah perambatan air dalam
ketiga pipa gelas dari menit ke menit.

Amati pada pipa manakah airnya
paling cepat merambat
6. Ukurlah tinggi kenaikan air tiap 2
menit selama 30 menit
7. Masukkan data hasil pengamatan ke
dalam tabel
Cara Kerja Kemampuan Tanah
Mengikat Air
1. Keringkan ke-3 sampe (tanah pasir,
kebun, liat) tanah sampai tidak
mengandung air
2. Tutuplah salah satu lubang pipa kaca
lampu (semprong) dengan karet

1.

10
4 cm
3,5 cm
2,8 cm

15
4 cm
3,5 cm
3 cm
20
4 cm
3,5 cm
3,2 cm
25
4 cm
3,5 cm
3,4 cm
30
4 cm
3,5 cm
3,5 cm
Keterangan:
* pada detik ke 45, air telah naik sampai
kepermukaaan pasir.
** pada detik ke 140, air telah naik

sampai ke permukaan tanah.
Perbandingan Ketinggian Air (cm) Kapiler Pada Tabung pada Ketiga Jenis Tanah dalam Waktu t
4.5
4
3.5
3
2.5
Tanah Pasir
2
Tanah Kebun
1.5
Tanah Pasir Bulan
1
0.5
0
K
etin
g
g
ia

na
ir(cm
)

penyumbat yang telah diberi saluran
buangan air kasa. Timbanglah
beratnya
3. Masukkan sampel tanah ke dalamnya
sampai ketingiian 5 cm dari dasar
kaca, lalu timbanglah berat totalnya
4. Hitung berat tanahnya dan hitung
pula volumenya
5. Tegakkan pipa dengan statif
6. Tuangkan 20-25 ml air melalui mulut
pipa dan biarkan air meresap ke
dalam tanah
7. Ukur kecepatan tanah melakukan air
dengan mencatat waktu yang
dibutuhkan dari awal penuangan air
sampai tetes pertama muncul

8. Biarkan air terus lalu sampai tidak
ada lagi air yang menetes keluar
keluar. Keadaan air tanah itu disebut
dalam keadaan “kapasitas lapang”
(field capacity)
9. Catat volume yang dilalukan
(tertampung dalam beker) dan hitung
berapa air tertahan oleh partikel tanah
(volume mula-mula – volume
dilalukan)
10. Masukkan data hasil pengamatan
kemampuan tanah mengikat air
dalam tabel berikut

Waktu (Menit)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapilaritas Air

Tabel 1. Tabel ketinggian air (cm) kapiler

pada tabung pada ketiga jenis
tanah
Tanah
Tanah
Tanah
Pasir
Kebun
Pasir
Bulan
5
4 cm * 3,5 cm ** 2,5 cm

Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa tanah pasir
memiliki daya serap air paling cepat yaitu
menyerap air dengan tinggi 4 cm dalam

waktu 45 detik. sedangkan tanah yang
media tanam adalah tanah kebun karena
memiliki daya serap paling lambat yaitu
tanah kebun memiliki struktut tanah yang
tanah pasir bulan. Tanah pasir bertekstur
sedikit halus sehingga air bisa dapat
kasar, dicirikan adanya ruang pori besar
masuk kedalam tanah dan air dapat di
diantara butirbutirnya. Kondisi ini
tahan oleh tanah tersebut. Dibandingkan
menyebabkan tanah menjadi berstruktur
dengan tanah pasir bulan yang meiliki
lepas dan gembur (Buckman dan Brody,
struktur tanah halus namun peluang untu
1982). Tanah yang terdiri atas partikel
menyerap air lebih sedikit sehingga meski
besar kurang dapat menahan air. Air
dapat menahan air di butuhkan waktu
dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak
yang cukup lama untuk terserap,
ke bawah melalui rongga tanah.
sementara tanah pasir memiliki struktur
Akibatnya tanaman kekurangan air dan
lebih kasar dari pada tanah kabun dan
menjadi layu. Kondisi semacam ini
tanah liat maka dari itu air mampu diserap
apabila berlangsung terus menerus dapat
lebih cepat tetapi air tidak dapat di tahan
mematikan tanaman (Dwidjoseputro,
dalam waktu yang lama.
1981).
Diantara ketiga jenis tanah
tersebut yang baik dijadikan sebagai
2.
3. Kemampuan Tanah Mengikat Air
4.
Tabel 2. Data pengamatan kemampuan tanah mengikat air
5.
6.
Tanah Kebun
7.
Tanah Pasir Bulan
8.
Wakt 9.
Volu
10.
Wak 11.
Volu
12.
Wa 13.
Volu
u Tetes 1
me Air
tu Tetes 1
me Air
ktu Tetes 1 me Air
Tertahan
Tertahan
Tertahan
14.
1,9
15.
13 ml 16.
2,2
17.
12 ml 18.
30
19.
10 ml
menit
menit
detik

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Voume air (ml) dan waktu tetes (detik)

Perbandingan Waktu Tetes 1 (t) dan Volume Air Tertahan (ml) pada Ketiga Jenis Tanah
14
12
10
8

Volume air
Column1

6
4
2
0

Tanah Pasir

Tanah Kebun

Tanah Pasir Bulan

Jenis tanah

26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Dari tabel di atas, dapat di
lihat daya kapasitas lapang pada ketiga
jenis tanah sampel yaitu tanah pasir, tanah
kebun dan tanah pasir bulan dengan
melihat waktu tetes dan volume air yang
tertahan pada setiap jenis tanah dengan
mengurangkan volume air awal yaitu 20

ml dikurang volume akhir pada setiap
jenis tanah memiliki daya kapasitas
lapang yang berbeda-beda.
42.
Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh hasil bahwa tanah
pasir memiliki waktu tetes 1 yaitu 1,9
menit dan dapat menahan 13 ml air.

Tanah kebun memiliki waktu tetes 1 yaitu
2,2 menit dan dapat menahan 12 ml air.
Sedangkan, tanah pasir bulan memiliki
waktu tetes 1 yaitu 30 detik dan mampu
menahan 10 ml air. Dari hasil ini
diperoleh data bahwa tanah yang
memiliki waktu tetes 1 paling lama
adalah tanah kebun, sedangkan tanah
yang dapat menyimpan air paling banyak
adalah tanah pasir.
43.
Menurut Buckman dan
Brody, 1982 tanah pasir bertekstur kasar,
dicirikan adanya ruang pori besar diantara
butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan
tanah menjadi berstruktur lepas dan
gembur. Tanah yang terdiri atas partikel
besar kurang dapat menahan air. Air
dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak
ke bawah melalui rongga tanah.
Pernyataan ini tidak sesuai dengan data
yang diperoleh. Salah satu faktor yang
menyebabkan kesalahan data pengamatan
yaitu human error. Kesalahan peneliti
membuat data yang diperoleh tidak valid.
Banyak atau sedikitnya tanah yang
digunakan dalam penelitian berpengaruh
terhadap kecepatan waktu tetes dan
kapasitas tanah menyimpan air.
44.
Pada penelitian ini dapat
dikatakan bahwa peneliti tidak
meletakkan tanah dengan jumlah yang
sama banyak sehingga tanah yang
seharusnya memiliki waktu tetes paling
cepat menjadi lama dan tanah yang tidak
bisa menyimpan air menjadi tanah yang
paling banyak menyimpan air.
45.
46.
KESIMPULAN

47.
Dari penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa tanah pasir adalah tanah yang
memiliki kapilaritas air lebih besar
daripada kedua sampel tanah lainnya
yaitu 4 cm/menitnya. Sedangkan, untuk
kapasitas lapang (kemampuan tanah
mengikat air), tanah pasir memilki
kemampuan kapasitas lapang yang lebih
besar dibandingkan dua sampel tanah
lainnya yaitu mampu menahan 13 ml air
dari 20 ml volume air yang dituangkan.
48.
49.
DARTAR PUSTAKA
50. Buckman, H O and n. Brasy. 1982.
Ilmu Tanah. Bharata karya Aksara.
Jakarta.
51. Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia.
Jakarta.
52. Maranatha Sinulingga, Sri
Darmanti. 2011. Kemampuan
Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang
Diperlakukan dengan Tepung
Rumput Laut Gracilaria verrucosa.
Jurnal FMIPA UNDIP: 32-38.
FMIPA UNDIP. Semarang.
53. Hardjowigeno, Sarwono. 1987.
Ilmu tanah. Mediyatama Sarana
Perkasa. Jakarta.
54. Wildan Suyuti Mustofa, Munifatul
Izzati, dan Endang
Saptiningsih.2012. Interaksi antara
Pembenah Tanah dari Hydrilla
verticillata Royle. dan Salvinia
molesta Mitchell terhadap Kapasitas
Lapang Tanah Pasir dan Tanah Liat
serta Pertumbuhan Kacang Hijau
(Vigna radiata L.). Jurnal Anatomi

dan Fisiologi 20 (2): 51-60. FMIPA
55.

UNDIP. Semarang.
Yazid Ismi Intara, Asep Sapei,
ErizaI, Namaken Sembiring, M. H
Bintoro Djoefrie. 2011. Affected
Oforganic Matter Application at
Clay and Clay Loam Soil Texture
on Water Holding Capacity. Jurnal
IImu Pertanian Indonesia 16 (2):
130-135. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.