PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI (1)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI,
AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX MTs
NEGERI BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA
THE APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) TYPE TO INCREASE MOTIVATION, AKTIVITY AND
LEARNING OUTCOMES IN BIOLOGY OF CLASS IX STUDENTS AT MTs
NEGERI BONTOTIRO BULUKUMBA
ARTIKEL
NIRWATI MASRI
NIM 12B13091
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI,
AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX MTs NEGERI
BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA
Nirwati Masri
Pendidikan Biologi – UNM Makassar
Email : nirwatimts@yahoo.co.id
Penelitian ini bertujuan (i) untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar biologi peserta
didik dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX
MTs Negeri Bontotiro (ii) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar biologi peserta didik
dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX MTs
Negeri Bontotiro (iii) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi peserta didik dalam
pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX MTs Negeri
Bontotiro. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui angket motivasi, lembar observasi aktivitas siswa dan
tes hasil belajar yang dianalisis secara kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan (i) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa, yaitu siklus I 79,3% dan
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90,15%. (ii) Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi
siswa, yaitu siklus I 75% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86%. (iii) Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa yang diukur dengan persentase ketuntasan belajar siswa, yang berdasarkan
nilai KKM, yaitu 70. Pada siklus I 75% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 95%
siswa tuntas belajar.
Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, TGT (Teams Games Tournament)
1
PENDAHULUAN
saat pembelajaran
Hasil belajar peserta didik rendah.
Materi perkembangbiakan
bukan sesuatu hal yang baru bagi
siswa
MTs,
karena
masih rendah.
Kenyataan di atas merupakan
materi
tantangan bagi guru untuk mencari
sudah pernah
solusi dalam mengatasi masalah-
dipelajari sewaktu di Sekolah dasar.
masalah tersebut. Maka salah satu
Namun
di
model pembelajaran yang melibatkan
lapangan masih banyak siswa MTs
peran serta seluruh peserta didik
yang
yaitu model pembelajaran kooperatif
perkembangbiakan
demikian,
tidak
kenyataan
menguasai
materi
tersebut.
. Pelaksanaan model pembelajaran
Pengalaman mengajar biologi di
MTs Negeri Bontotiro
kooperatif dengan cara menempatkan
selama 1
para peserta didik bekerja dalam
tahun terakhir di kelas IX diketahui
kelompok-kelompok
bahwa motivasi, aktivitas dan hasil
saling membantu satu sama lain
belajar biologi siswa rendah. Hal ini
dalam mempelajari materi pelajaran.
dapat dilihat dari nilai ulangan untuk
Dengan
materi perkembangbiakan di kelas IX
para peserta didik
pada tahun 2012/2013 dari 20 siswa
saling membantu, saling berdiskusi
hanya
yang
dan berargumentasi untuk mengasah
memperoleh nilai di atas KKM atau
khasanah ilmu pengetahuan yang
rata-rata 60% di bawah KKM.
mereka
8
orang
siswa
Hal ini disebabkan
beberapa faktor
oleh
kecil
pembelajaran
kuasai
kesenjangan
untuk
kooperatif,
diharapkan dapat
dan
dalam
menutup
pemahaman
yaitu siswa
masing-masing. Salah satu model
cenderung pasif selama kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan
pembelajaran berlangsung, peserta
sebagai alternatif guru di sekolah
didik kurang tertarik dengan cara
untuk
guru menyampaikan materi (metode
aktivitas dan hasil belajar peserta
tidak bervariasi), sebagian besar
didik adalah pembelajaran kooperatif
peserta didik
tipe
kurang termotivasi
untuk belajar, aktivitas peserta didik
meningkatkan
Teams
(TGT).
2
Games
Dipilihnya
motivasi,
Tournament
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
mengetahui
didukung oleh Ibrahim, dkk peserta
belajar Biologi peserta didik melalui
didik harus melihat bahwa semua
penerapan
anggota
kooperatif tipe TGT (Teams Games
di
memiliki
dalam
tujuan
kelompoknya
yang
sama.
peningkatan
model
aktivitas
pembelajaran
Tournament) pada kelas IX MTs
Beberapa penelitian menunjukkan
Negeri
manfaat dari model TGT diantaranya
mengetahui
penelitian Muldayanti (2012), yang
belajar Biologi peserta didik melalui
mengatakan bahwa penerapan model
penerapan
pempelajaran
dapat
kooperatif tipe TGT (Teams Games
dalam
Tournament) pada kelas IX MTs
tipe
memberikan
TGT
peluang
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian
Handayani
Bontotiro,
(3)
Untuk
peningkatan
hasil
model
pembelajaran
Negeri Bontotiro.
(2010)
Pembelajaran
kooperatif
tipe
aktivitas belajar dengan permainan
TGT adalah salah satu metode
yang dirancang dalam pembelajaran
pembelajaran kooperatif yang mudah
kooperatif tipe TGT memungkinkan
diterapkan,
siswa belajar
rileks, disamping
seluruh peserta didik tanpa harus ada
menumbuhkan
tanggung
perbedaan status, melibatkan peran
jawab,
melibatkan
aktivitas
kerjasama, persaingan sehat, dan
peserta didik
keterlibatan belajar. Sesuai dengan
dan mengandung unsur permainan
permasalahan di atas maka tujuan
dan reinforcement. Aktivitas belajar
penelitian ini secara umum adalah
dengan permainan yang dirancang
memperbaiki pembelajaran biologi di
dalam pembelajaran kooperatif tipe
MTs,
khususs
TGT memungkinkan peserta didik
tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
dapat belajar lebih rileks disamping
mengetahui peningkatan
menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sedangkan
secara
motivasi
sebagai tutor sebaya
belajar Biologi peserta didik melalui
sama,
penerapan
pembelajaran
keterlibatan belajar. Slavin (2008),
kooperatif tipe TGT (Team Games
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tournament) pada kelas IX MTs
terdiri dari 5 komponen utama,
Negeri
yaitu : presentasi di kelas, tim
model
Bontotiro,
(2)Untuk
3
persaingan
sehat
dan
(kelompok),
game
turnamen
(permainan),
(pertandingan),
rekognisi
tim
kelompok).
Prosedur
optimal. Astuti (2012), menyatakan
dan
bahwa
metode
(perhargaan
meningkatkan
pelaksanaan
dengan
TGT
dapat
prestasi
baik.
belajar
Penerapan
TGT dimulai dari aktivitas guru
pembelajaran TGT dapat dijadikan
dalam
alternatif
menyampaikan
kemudian
peserta
pelajaran,
didik
bekerja
bagi
menyampaikan
guru
materi
dalam
pelajaran,
dalam tim mereka untuk memastikan
membantu
bahwa semua anggota tim telah
kemampuan
menguasai
Selanjutnya
bersosialisasi dengan peserta didik
diadakan turnamen, di mana peserta
lain. Peserta didik terbiasa bekerja
didik
sama
pelajaran.
memainkan game akademik
dan
mengaktifkan
peserta
didik
memanfaatkan
sebaik
menyumbangkan poin bagi skor
sehingga hal ini dapat meningkatkan
timnya.
hasil belajar peserta didik.
salah
belajar,
satu
Menurut (Uno, 2008) motivasi
kooperatif
merupakan dorongan yang terdapat
yang sangat bermanfaat bagi peserta
dalam diri seseorang untuk berusaha
didik. Adanya
dalam
mengadakan perubahan tingkah laku
bentuk turnamen akademik yang
yang lebih baik dalam memenuhi
dilaksanakan
kebutuhannya.
metode
merupakan
untuk
waktu
dengan anggota tim lain untuk
TGT
mungkin
untuk
pembelajaran
permainan
pada
akhir
pokok
bahasan, memberikan peluang bagi
Mulyasa, (2007) mengemukakan
setiap peserta didik untuk melakukan
beberapa
yang terbaik bagi kelompoknya, hal
diterapkan
ini juga menuntut keaktifan dan
motivasi peserta didik, diantaranya:
partisipasi peserta didik pada proses
1) peserta didik akan belajar lebih
pembelajaran.
demikian
giat apabila kompetensi dasar yang
akan terjadi suatu kompetisi atau
dipelajari menarik, dan berguna bagi
pertarungan dalam hal akademik,
dirinya; 2) kompetensi dasar harus
setiap peserta didik berlomba-lomba
disusun
untuk memperoleh hasil belajar yang
diinformasikan kepada peserta didik
Dengan
4
prinsip
untuk
dengan
yang
dapat
meningkatkan
jelas
dan
sehingga
mereka
mengetahuinya
Aktivitas
merupakan
dengan jelas, peserta didik juga dapat
sesuatu
dilibatkan
penyusunan
seseorang untuk mencapai tujuan.
indikator kompetensi; 3) peserta
Tanpa adanya aktivitas maka proses
didik harus selalu diberi tahu tentang
belajar
tidak
hasil
pembentukan
dengan
baik.
dirinya;
4)
aktivitas yang dilakukan peserta
pemberian pujian dan hadiah lebih
didik dalam belajar maka proses
baik
dalam
belajar
kompetensi
dan
pada
yang
segala
daripada
hukuman,
namun
pembelajaran
sewaktu-waktu
hukuman
juga
semakin baik.
dilakukan
akan
oleh
berlangsung
Semakin
yang
banyak
terjadi
akan
diperlukan; 5) manfaatkan sikap-
Sardiman (2011) mengungkapkan
sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu
bahwa aktivitas belajar itu meliputi
peserta didik; 6) usahakan untuk
aktivitas yang bersifat fisik dan
memperhatikan perbedaan individu
mental.
peserta
mengajar kedua aktivitas ini saling
didik,
kemampuan,
misal
latar
perbedaan
belakang
dan
7)
usahakan
kegiatan
belajar
berkaitan.
sikap terhadap sekolah atau subjek
tertentu;
Dalam
Hasil belajar merupakan hasil
untuk
yang dicapai peserta didik setelah
memenuhi kebutuhan peserta didik
mengalami proses belajar dalam
dengan jalan memperhatikan kondisi
waktu
fisiknya, memberikan rasa aman,
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
menunjukkan
sesuai
dengan pendapat Sudjana,
memperhatikan mereka, mengatur
2006
bahwa hasil belajar adalah
pengalaman belajar sedemikian rupa
kemampuan
sehingga setiap peserta didik pernah
didik
memperoleh
pengalaman belajarnya Hasil belajar
bahwa
guru
kepuasan
penghargaan,
serta
pengalaman
belajar
keberhasilan,
sehingga
dan
mengarahkan
ke
tertentu
untuk
yang dimiliki peserta
setelah
mencakup
ia
(intelektual),
afektif
mencapai
psikomotorik
(
kemampuan
diri.
5
menerima
kemampuan
arah
prestasi dan mempunyai kepercayaan
mencapai
kognitif
(sikap)
siswa
dan
bertindak
dalam
mempelajari
suatu
pelajaran
yaitu motivasi siswa, aktivitas siswa
tercermin dari hasil belajaranya.
dan hasil belajar.
Penelitian tindakan kelas ini
METODE
direncanakan akan dilakukan dalam
dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan
Bentuk penelitian adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas
Classroom
Action
Research)
Penelitian
Tindakan
kelas lebih
sesuai dengan perubahan yang ingin
(
dicapai
seperti
didesain
apa
dalam
yang
faktor
telah
yang
diselidiki. Setiap siklus penelitian
sesuai dengan tugas pokok dan
tindakan
kelas
fungsi guru, meningkatkan kualitas
dengan
prosedur:
pembelajaran, meningkatkan kualitas
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
hasil belajar siswa, serta mencapai
digunakan
Dalam penelitian ini dilakukan: 1)
adalah
perencanaan
lembar
perenungan
2) pelaksanaan 3)
(observasi);
(refleksi)
4)
observasi
dan
tes
hasil
angket
motivasi
merupakan skor dari jawaban yang
diberikan
kemudian
persentasenya.
orang. Penelitian ini dilaksanakan
dihitung
Persentase
skor
maksimal motivasi dari angket untuk
biologi
25 item dengan 20 responden adalah
khususnya untuk kompetensi dasar
100 jika
mengidentifikasi kelangsungan hidup
hidup
ini
belajar siswa dalam penelitian ini
Negeri Bontotiro yang berjumlah 20
makhluk
penelitian
angket motivasi siswa,
Adapun
adalah peserta didik kelas IX MTs
pelajaran
dalam
kemudian
Subyek dalam penelitian ini
mata
perencanaan,
belajar.
perencanaan ulang dan seterusnya.
pada
dilaksanakan
Alat pengumpul data yang
tujuan pembelajaran atau pendidikan.
pemantauan
ini
semua jawaban yang
diberikan bernilai 4 adalah 100% dan
melalui
20
perkembangbiakan.
jika
semua
jawaban
diberikan bernilai 1 adalah 20%.
Dalam penelitian ini ada
beberapa faktor yang ingin diselidiki
6
yang
Persentase motivasi Siswa =
x100
Lembar observasi aktivitas
siswa dilakukan dengan menghitung
frekuensi rata-rata dan persentase
tiap aspek pada setiap pertemuan.
Selanjutnya aktivitas siswa selama
pembelajaran merupakan rata-rata
aktivitas siswa dalam satu siklus.
Hasil belajar Biologi dalam
penelitian
ini
adalah
merupakan
pemberian skor pada tes terhadap
siswa setiap akhir siklus. Sedangkan
nilai hasil belajar diperoleh dengan
rumus menurut (Uno, 2010:133)
sebagai berikut:
B
x 100
N
Keterangan
Nilai =
B = banyaknya butir yang
dijawab benar
N = banyaknya butir soal
7
Untuk
mengetahui
ketuntasan
0 – 20 Sangat rendah
0
Jumlah
100
20
hasil belajar secara klasikal dihitung
dengan
menggunakan
persamaan
menurut Mulyasa (2008), sebagai
berikut:
0
0
0
20
100
Pada tabel di atas terlihat bahwa
Ketuntasan
klasikal
motivasi belajar
=
cukup
jumlah siswa yang memperoleh skor ≥70
jumlah seluruh siswa dalam kelas
x 100
tinggi.
pada dasarnya
Pada
siklus
I,
persentase siswa yang memperoleh
kategori tinggi adalah 65% dan
kategori sangat tinggi adalah 35%.
Sedangkan pada siklus II, persentase
HASIL PENELITIAN
siswa yang berada pada kategori
1. Data Motivasi Belajar
Distiribusi frekuensi motivasi
tinggi adalah 0%, kategori sangat
belajar siswa setelah dikelompokkan
tinggi dari 35% meningkat menjadi
dalam kategori sangat tinggi, tinggi,
100%
rendah, dan sangat rendah.
persentase dari siklus I ke siklus II
.Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Motivasi Belajar Siswa
sebesar 65% berada pada kategori
Rata-rata persentasi motvasi siswa
Nilai Kategori
Frekuensi
Persentase(%)
Frekuensi
Persentase (%)
7
100
61 – 80 Tinggi
65
0
41 – 60
0
13
0
Sedang
21 – 40 Rendah
0
peningkatan
0
92
90
88
86
84
82
80
78
76
74
72
90.2
79.3
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Diagram rata-rata
Persentase Motivasi siswa siklus I
dan siklus II
0
0
2. Data Aktivitas Siswa
0
0
terjadi
tinggi.
Siklus I
Siklus II
81 – 100 Sangat Tinggi
35
20
atau
0
8
Data dari hasil observasi aktivitas
0% - 34%
siswa kelas IX MTs Negeri Bontotiro
0
pada siklus I dan siklus II yang
diperoleh
dengan
Tidak Aktif
0
0
0
menggunakan
Pada Tabel di atas terlihat bahwa
lembar observasi.
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan
aktivitas belajar siswa kelas IX MTs
persentase aktivitas belajar biologi
Negeri Bontotiro pada siklus I,
siswa kelas IX MTs Negeri Bontotiro
persentase siswa yang memperoleh
pada siklus I dan siklus II melalui
kategori cukup aktif adalah 15%,
penerapan
kategori
model
pembelajaran
aktif
adalah
45%
dan
kategori sangat aktif adalah 40%.
kooperatif tipe TGT.
Sedangkan pada siklus II, persentase
Interval Nilai
Kategori
Aktivitas
Siklus I
Siklus II
siswa yang berada pada kategori
aktif adalah 15% dan kategori sangat
aktif adalah 85%.
∑
%
%
85% - 100%
8
∑
Sangat Aktif
40
17
85
65% - 84%
9
Aktif
45
3
15
55% - 64%
3
Cukup Aktif
15
0
0
35% - 54%
0
Kurang Aktif
0
0
0
9
3. Data
Hasil belajar Biologi
siswa yang tuntas belajar dari 20
orang siswa dan 25% (5) orang yang
Siswa
tidak tuntas karena tidak mencapai
Kategori Ketuntasan Belajar
batas
Siklus I dan Siklus II
Tes
hasil
belajar
dinyatakan
yang
3
mencapai batas KKM, dan 5% (1)
Kriteria Ketuntasan
orang siswa yang belum tuntas
belajar. Terjadi peningkatan hasil
siklus II
belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Kategori
sebesar
20%
persentase
Siklus I
dan
tingkat
keberhasilan
belajar atau mencapai nilai KKM
Persentase
Persentase
yaitu 70 .
Tuntas
0 – 69
25
5
Tidak tuntas
1
Persentase Hasil Belajar siswa
Siswa
70 – 100
75
95
Jumlah
100
100
berarti
85% secara klasikal siswa tuntas
Siswa
(%)
(%)
ini
penelitian ini telah tercapai yaitu ≥
Siklus II
Jumlah
Jumlah
II
orang siswa dari 20 orang siswa telah
Belajar Biologi Siswa Siklus I dan
Nilai
siklus
secara klasikal sebesar 95% (19)
pengkategorian
ketuntasan belajar siswa
Tabel
Pada
menunjukkan persentase ketuntasan
siswa
dalam
KKM.
15
19
5
20
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
95%
75%
Tuntas
Tidak tuntas
25%
5%
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2.10 Persentase Hasil
Belajar Biologi Siswa Siklus I dan
Siklus II
20
Refleksi:
Data dalam Tabel menunjukkan
siklus
persentase ketuntasan secara klasikal
I.
Setelah pelaksanaan
Dari
hal-hal
yang
ditemukan, maka dilakukan refleksi
siklus I sebesar 75% (15) orang
10
sebagai berikut: (1) Masih ada
kelemahan
anggota kelompok yang bersikap
keberhasilan yang telah dicapai pada
pasif untuk menjawab pertanyaan di
siklus I, maka perlu dilakukan siklus
LKS, dikarenakan siswa berharap
II
kepada
keberanian siswa untuk bertanya,
temannya
yang
pintar
dan
yaitu:
mempertahankan
(1)
Meningkatkan
mewakili kelompoknya,(2) Masih
memberikan
kurangnya siswa yang menanggapi
menekankan pentingnya kerjasama
atau
yang
memberikan
pertanyaan
tanggapan
baik
dari
dan
masing-masing
terhadap presentasi kelompok lain.
anggota
Selain itu masih ada siswa yang
menghargai setiap perbedaan pada
kurang membaca dan memahami
diri
materi pada buku siswa, (3) Hampir
tanggungjawab
setiap peserta didik
kelompok untuk mencapai tujuan
memahami
belum begitu
pelaksanaan
model
kelompok
anggota
dengan
kelompoknya
setiap
dan
anggota
bersama, (2) Menjelaskan kembali
pembelajaran koooperatif tipe Teams
tentang
Games Turnament (TGT), sehingga
pembelajaran
tipe
TGT
siswa masih terlihat bingung,
membimbing
dan
mengarahkan
Pada umumnya motivasi belajar
siswa
saat
pembentukan
siswa sudah sangat tinggi
kelompok
dengan
memanfaatkan
waktu
sebaik-baiknya,
masih
ada
siswa
masih
(4)
namun
perlu
langkah-langkah
pada
model
(3)
ditingkatkan agar motivasi belajar
Memberikan
biologinya maksimal, (5) Aktivitas
siswa pentingnya kerjasama dalam
belajar belum mencapai rata-rata
kelompok sebagai bentuk tanggung
85% dari kegiatan, (6) Hasil belajar
jawab
yang
proses
didapatkan
mencapai
masih
ketuntasan
belum
pengertian
lebih
mereka
kepada
dalam
menjalani
pembelajaran
karena
yang
keberhasilan suatu kelompok adalah
diharapkan yaitu 85% tuntas secara
terletak pada kerjasama anggota-
klasikal.
anggota
kelompoknya,
(4)
Memberikan motivasi kepada siswa
Berdasarkan hasil refleksi pada
misalnya memberikan pujian ketika
siklus I tersebut untuk memperbaiki
mereka
11
berani
untuk
menjawab
pertanyaan
atau
bertanya,
peningkatan.
Persentase
meningkatkan rasa percaya diri siswa
ketuntasan
dalam hal mengeluarkan pendapat,
siswa juga mengalami peningkatan
(5)
dari siklus I ke siklus II.
Peneliti membantu siswa lebih
hasil
belajar
nilai
kognitif
aktif dalam proses pembelajaran,
dengan memberikan bacaan kepada
PEMBAHASAN
siswa untuk di bawa pulang guna
menambah
pemahaman
Hasil penelitian motivasi
siswa
belajar siswa menunjukkan bahwa
terhadap materi yang akan dipelajari,
(6) Menyampaikan nilai tes hasil
belajar siklus I pada kegiatan awal
hasil
tersebut
maksimal,
(7)
yaitu
yang
menambahkan
masing-masing kelompok
tidak ada lagi yang tidak fokus
pada
terhadap pelajaran dalam kelas, (4)
guru
berada pada kategori tinggi dan
terlebih
menginformasikan
sangat tinggi. Aktivitas siswa pad
dahulu
kepada
siswa
tentang hasil ujian yang mereka
siklus II semua kategori pengamatan
siswa
sebagai
bentuk perhatian kepada siswa agar
frekuensi motivasi belajar siswa yang
aktivitas
pertanyaan-pertanyaan
(3) guru lebih sering berjalan kepada
dapat dikatakan meningkat dibanding
terlihat
memperlihatkan
menyampaikan tujuan pembelajaran
umum seluruh kegiatan pada siklus II
ini
guru
mereka pada awal pembelajaran, (2)
perbaikan-perbaikan
hal
Adanya
yang memancing rasa keingintahuan
dengan
Hasil Refleksi Siklus II, secara
I,
(1)
memberi
pada siklus berikut.
siklus
siklus II.
gambar untuk memotivasi siswa dan
Membuat
sebelumnya
dapat
disebabkan oleh beberapa faktor
pembelajaran lebih baik dan menarik
dari
TGT
peningkatan motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran untuk
belajar
tipe
siklus I ke
belajar dan lebih berperan aktif
hasil
kooperatif
pembelajaran
Dilihat nilai rata-rata motivasi dari
menjadi
motivasi bagi siswa untuk lebih giat
mencapai
model
meningkatkan motivasi belajar siswa.
pertemuan pertama siklus II dengan
harapan,
penggunaan
dapat baik yang mendapat nilai
mengalami
12
tertinggi maupun yang mendapat
memberikan
nilai terendah.
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Peningkatan
motivasi
peluang
Hasil penelitian
belajar
dalam
menunjukkan
biologi siswa tidak lepas dari metode
bahwa data aktivitas siswa yang
pembelajaran yang diterapkan oleh
paling meningkat adalah membaca
peneliti, yaitu model kooperatif tipe
buku
TGT. Dimana dalam model TGT
menyelenggarakan
siswa dibagi dalam kelompok yang
(tournament)
heterogen sehingga siswa dalam
Aktivitas yang memiliki persentase
kelompok memiliki tanggung jawab
paling rendah peningkatannya adalah
yang membuat mereka termotivasi
perhatian siswa terhadap penjelasan
untuk
suatu
guru sebesar 8,73% karena pada
permasalahan.
Penerapan model pembelajaran
siklus I perhatian siswa terhadap
kooperatif
dapat
yaitu 89,4% menjadi 98,13% pada
dalam
siklus II. Ini berarti penerapan model
meningkatkan motivasi belajar siswa.
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Hal
yang
dapat meningkatkan aktivitas siswa
(2010),
dalam pembelajaran biologi.. Hal ini
pembelajaran
sejalan dengan yang dikemukakan
menguasai
tipe
memberikan
ini
peluang
sejalan
dijelaskan
bahwa
TGT
oleh
dengan
Winasis
penerapan
siswa
yaitu
18,45%
dan
permainan
sebesar
16,25%.
penjelasan guru sudah sangat tinggi
kooperatif TGT dapat meningkatkan
oleh
dan menumbuhkan minat belajar
aktivitas belajar dengan permainan
(biologi) siswa karena di dalam TGT
yang dirancang dalam pembelajaran
terkandung proses permainan yang
kooperatif tipe TGT memungkinkan
menjadikan
siswa belajar lebih rileks, disamping
proses
pembelajaran
Handayani,
(2010)
bahwa
akan lebih menyenangkan. Sejalan
menumbuhkan
pula
kerjasama, persaingan sehat, dan
dengan
hasil
penelitian
Muldayanti (2012), yang mengatakan
bahwa
penerapan
pempelajaran
tipe
TGT
tanggung
jawab,
keterlibatan belajar.
model
Penggunaan model pembelajaran
dapat
tipe
13
TGT
secara
umum
dapat
meningkatkan aktivitas siswa dari
mengalami ketuntasan belajar pada
siklus I ke siklus II.
siklus II ini adalah 19 orang yang
Penelitian
ini
menunjukkan
jika dipersentasekan sebesar 95%.
bahwa nilai hasil belajar siswa yang
Sedangkan jumlah siswa yang masih
diperoleh
berada dalam kategori tidak tuntas
adalah
71,16.
Jika
mengacu kepada nilai ketuntasan
adalah
belajar maka banyaknya siswa yang
dipersentasekan
masuk dalam kategori tuntas adalah
Kembali
15 orang yang jika dipersentasekan
keberhasilan maka dapat dikatakan
sebesar 75 %, sedangkan sisanya
penelitian
yang berjumlah 5 orang berada
dimana dari jumlah keseluruhan
dalam kategori tidak tuntas yang jika
siswa yang ada di kelas IXA terdapat
dipersentasekan
lebih dari 85% siswa berada dalam
Meninjau
sebesar
kembali
25%.
indikator
kategori
1
orang
yang
sebesar
melihat
ini
hasil
jika
5%.
indikator
berhasil
belajarnya
terbukti
tuntas
keberhasilan dalam penelitian ini
(dikatakan tuntas apabila 85% dari
maka
jumlah siswa memperoleh nilai ≥
dapat
dikatakan
bahwa
penelitian untuk siklus I ini belum
berhasil,
karena
penelitian
70).
ini
Data hasil penelitian di atas
selanjutnya diteruskan ke siklus II
dengan
meninjau
menunjukkan bahwa penggunaan
kembali
model pembelajaran kooperatif tipe
(merefleksi) apa-apa yang harus
TGT dalam pembelajaran biologi di
dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan
sekolah dapat memberikan kontribusi
untuk masuk ke siklus II agar
positif terhadap peningkatan
nantinya hasil belajar siswa bisa
motivasi, aktivitas, dan hasil belajar
lebih meningkat.
kognitif biologi siswa kelas IX MTs
Hasil dari analisis pada siklus II
terjadi
peningkatan
hasil
Negeri Bontotiro.
belajar
Biologi. Nilai rata-rata kelas yaitu
84,68.
Mengacu
pada
nilai
ketuntasan belajar siswa maka dapat
dilihat bahwa banyaknya siswa yang
14
Berdasarkan
pembahasan kesimpulan
penelitian yang dikemukakan
sebelumnya maka
disarankan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
TGT
1. Kepada
dapat
79,3%
TGT
meningkatkan
dapat
aktivitas,
motivasi,
dan
belajar biologi.
2. Kepada
I menjadi 86% pada siklus II
3. Penerapan model pembelajaran
TGT
untuk
TGT
biologi, yaitu 76 % pada siklus
tipe
model
pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan aktivitas belajar
kooperatif
dapat
menerapkan
siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran
tipe
biologi,
diharapkan
pada
siklus I menjadi 90,15% pada
kooperatif
mata
pelajaran
meningkatkan motivasi belajar
biologi, yaitu
guru
selanjutnya
dapat
dapat
hasil
peneliti
diharapkan
menerapkan
meningkatkan
hasil belajar
model pembelajaran ini
biologi
yang
pada
siswa
diukur
materi
dengan persentase ketuntasan
perkembangbiakan lebih
belajar siswa, yang berdasarkan
mengawasi siswa pada
nilai KKM, yaitu 70. Pada
saat
siklus I
75% siswa tuntas
tournament, guru harus
dan pada siklus II
jeli supaya tidak terjadi
belajar
mengalami
menjadi
melakukan
peningkatan
kesalahpahaman konsep
95% siswa tuntas
pada materi pelajaran.
3. Guru juga mempunyai
belajar.
kemampuan
SARAN
mengatur
waktu yang baik supaya
alokasi
waktu
pembelajaran
sesuai
dengan perencanaan.
15
Muldayanti, 2013. Pembelajaran
Biologi Model STAD dan
TGT ditinjau dari
K eingintahuan dan minat
belajar Siswa, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia
http://journal.
Unnes.ac.id/nju/index.php/jpi
i. Diakses April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2012, Jurnal Model
Pembelajaran Tipe TGT
(Teams Games
Tournament)untuk
meningkatkan prestasi
belajar sosiologi peserta
didik kelas XI SMA Negeri 3
Boyolali Tahun Pelajaran
2012-2013, Juornal
Pendidikan Diunduh hari
selasa 27 Agustus 2013
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep,
Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
ejournal.unesa.ac.id/data/jour
nals
Slavin. 2008. Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2006. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Handayani, F. 2010. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Game
Tournament (TGT) Untuk
meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMPN I
Purwodadi Kabupaten
Pasuruan pada Materi
Keragaman Bentuk Muka
Bumi. Jurnal penelitian
kependidikan, Vol.20 (2):
167-176.
Uno. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Winasis, (2010). Penerapan Metode
Stad Disertai Reward Untuk
Meningkatkan Partisipasi dan
Penguasaan Konsep dalam
Pembelajaran Biologi Siswa
Kelas VIIA SMP Negeri 3
Nguter. Jurnal Pembelajaran
Biologi. Vol 1 (1): 1-14
Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika
UNESA.
16
17
GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI,
AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX MTs
NEGERI BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA
THE APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) TYPE TO INCREASE MOTIVATION, AKTIVITY AND
LEARNING OUTCOMES IN BIOLOGY OF CLASS IX STUDENTS AT MTs
NEGERI BONTOTIRO BULUKUMBA
ARTIKEL
NIRWATI MASRI
NIM 12B13091
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI,
AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX MTs NEGERI
BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBA
Nirwati Masri
Pendidikan Biologi – UNM Makassar
Email : nirwatimts@yahoo.co.id
Penelitian ini bertujuan (i) untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar biologi peserta
didik dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX
MTs Negeri Bontotiro (ii) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar biologi peserta didik
dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX MTs
Negeri Bontotiro (iii) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi peserta didik dalam
pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas IX MTs Negeri
Bontotiro. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui angket motivasi, lembar observasi aktivitas siswa dan
tes hasil belajar yang dianalisis secara kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan (i) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa, yaitu siklus I 79,3% dan
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90,15%. (ii) Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi
siswa, yaitu siklus I 75% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86%. (iii) Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa yang diukur dengan persentase ketuntasan belajar siswa, yang berdasarkan
nilai KKM, yaitu 70. Pada siklus I 75% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 95%
siswa tuntas belajar.
Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, TGT (Teams Games Tournament)
1
PENDAHULUAN
saat pembelajaran
Hasil belajar peserta didik rendah.
Materi perkembangbiakan
bukan sesuatu hal yang baru bagi
siswa
MTs,
karena
masih rendah.
Kenyataan di atas merupakan
materi
tantangan bagi guru untuk mencari
sudah pernah
solusi dalam mengatasi masalah-
dipelajari sewaktu di Sekolah dasar.
masalah tersebut. Maka salah satu
Namun
di
model pembelajaran yang melibatkan
lapangan masih banyak siswa MTs
peran serta seluruh peserta didik
yang
yaitu model pembelajaran kooperatif
perkembangbiakan
demikian,
tidak
kenyataan
menguasai
materi
tersebut.
. Pelaksanaan model pembelajaran
Pengalaman mengajar biologi di
MTs Negeri Bontotiro
kooperatif dengan cara menempatkan
selama 1
para peserta didik bekerja dalam
tahun terakhir di kelas IX diketahui
kelompok-kelompok
bahwa motivasi, aktivitas dan hasil
saling membantu satu sama lain
belajar biologi siswa rendah. Hal ini
dalam mempelajari materi pelajaran.
dapat dilihat dari nilai ulangan untuk
Dengan
materi perkembangbiakan di kelas IX
para peserta didik
pada tahun 2012/2013 dari 20 siswa
saling membantu, saling berdiskusi
hanya
yang
dan berargumentasi untuk mengasah
memperoleh nilai di atas KKM atau
khasanah ilmu pengetahuan yang
rata-rata 60% di bawah KKM.
mereka
8
orang
siswa
Hal ini disebabkan
beberapa faktor
oleh
kecil
pembelajaran
kuasai
kesenjangan
untuk
kooperatif,
diharapkan dapat
dan
dalam
menutup
pemahaman
yaitu siswa
masing-masing. Salah satu model
cenderung pasif selama kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan
pembelajaran berlangsung, peserta
sebagai alternatif guru di sekolah
didik kurang tertarik dengan cara
untuk
guru menyampaikan materi (metode
aktivitas dan hasil belajar peserta
tidak bervariasi), sebagian besar
didik adalah pembelajaran kooperatif
peserta didik
tipe
kurang termotivasi
untuk belajar, aktivitas peserta didik
meningkatkan
Teams
(TGT).
2
Games
Dipilihnya
motivasi,
Tournament
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
mengetahui
didukung oleh Ibrahim, dkk peserta
belajar Biologi peserta didik melalui
didik harus melihat bahwa semua
penerapan
anggota
kooperatif tipe TGT (Teams Games
di
memiliki
dalam
tujuan
kelompoknya
yang
sama.
peningkatan
model
aktivitas
pembelajaran
Tournament) pada kelas IX MTs
Beberapa penelitian menunjukkan
Negeri
manfaat dari model TGT diantaranya
mengetahui
penelitian Muldayanti (2012), yang
belajar Biologi peserta didik melalui
mengatakan bahwa penerapan model
penerapan
pempelajaran
dapat
kooperatif tipe TGT (Teams Games
dalam
Tournament) pada kelas IX MTs
tipe
memberikan
TGT
peluang
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penelitian
Handayani
Bontotiro,
(3)
Untuk
peningkatan
hasil
model
pembelajaran
Negeri Bontotiro.
(2010)
Pembelajaran
kooperatif
tipe
aktivitas belajar dengan permainan
TGT adalah salah satu metode
yang dirancang dalam pembelajaran
pembelajaran kooperatif yang mudah
kooperatif tipe TGT memungkinkan
diterapkan,
siswa belajar
rileks, disamping
seluruh peserta didik tanpa harus ada
menumbuhkan
tanggung
perbedaan status, melibatkan peran
jawab,
melibatkan
aktivitas
kerjasama, persaingan sehat, dan
peserta didik
keterlibatan belajar. Sesuai dengan
dan mengandung unsur permainan
permasalahan di atas maka tujuan
dan reinforcement. Aktivitas belajar
penelitian ini secara umum adalah
dengan permainan yang dirancang
memperbaiki pembelajaran biologi di
dalam pembelajaran kooperatif tipe
MTs,
khususs
TGT memungkinkan peserta didik
tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
dapat belajar lebih rileks disamping
mengetahui peningkatan
menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sedangkan
secara
motivasi
sebagai tutor sebaya
belajar Biologi peserta didik melalui
sama,
penerapan
pembelajaran
keterlibatan belajar. Slavin (2008),
kooperatif tipe TGT (Team Games
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tournament) pada kelas IX MTs
terdiri dari 5 komponen utama,
Negeri
yaitu : presentasi di kelas, tim
model
Bontotiro,
(2)Untuk
3
persaingan
sehat
dan
(kelompok),
game
turnamen
(permainan),
(pertandingan),
rekognisi
tim
kelompok).
Prosedur
optimal. Astuti (2012), menyatakan
dan
bahwa
metode
(perhargaan
meningkatkan
pelaksanaan
dengan
TGT
dapat
prestasi
baik.
belajar
Penerapan
TGT dimulai dari aktivitas guru
pembelajaran TGT dapat dijadikan
dalam
alternatif
menyampaikan
kemudian
peserta
pelajaran,
didik
bekerja
bagi
menyampaikan
guru
materi
dalam
pelajaran,
dalam tim mereka untuk memastikan
membantu
bahwa semua anggota tim telah
kemampuan
menguasai
Selanjutnya
bersosialisasi dengan peserta didik
diadakan turnamen, di mana peserta
lain. Peserta didik terbiasa bekerja
didik
sama
pelajaran.
memainkan game akademik
dan
mengaktifkan
peserta
didik
memanfaatkan
sebaik
menyumbangkan poin bagi skor
sehingga hal ini dapat meningkatkan
timnya.
hasil belajar peserta didik.
salah
belajar,
satu
Menurut (Uno, 2008) motivasi
kooperatif
merupakan dorongan yang terdapat
yang sangat bermanfaat bagi peserta
dalam diri seseorang untuk berusaha
didik. Adanya
dalam
mengadakan perubahan tingkah laku
bentuk turnamen akademik yang
yang lebih baik dalam memenuhi
dilaksanakan
kebutuhannya.
metode
merupakan
untuk
waktu
dengan anggota tim lain untuk
TGT
mungkin
untuk
pembelajaran
permainan
pada
akhir
pokok
bahasan, memberikan peluang bagi
Mulyasa, (2007) mengemukakan
setiap peserta didik untuk melakukan
beberapa
yang terbaik bagi kelompoknya, hal
diterapkan
ini juga menuntut keaktifan dan
motivasi peserta didik, diantaranya:
partisipasi peserta didik pada proses
1) peserta didik akan belajar lebih
pembelajaran.
demikian
giat apabila kompetensi dasar yang
akan terjadi suatu kompetisi atau
dipelajari menarik, dan berguna bagi
pertarungan dalam hal akademik,
dirinya; 2) kompetensi dasar harus
setiap peserta didik berlomba-lomba
disusun
untuk memperoleh hasil belajar yang
diinformasikan kepada peserta didik
Dengan
4
prinsip
untuk
dengan
yang
dapat
meningkatkan
jelas
dan
sehingga
mereka
mengetahuinya
Aktivitas
merupakan
dengan jelas, peserta didik juga dapat
sesuatu
dilibatkan
penyusunan
seseorang untuk mencapai tujuan.
indikator kompetensi; 3) peserta
Tanpa adanya aktivitas maka proses
didik harus selalu diberi tahu tentang
belajar
tidak
hasil
pembentukan
dengan
baik.
dirinya;
4)
aktivitas yang dilakukan peserta
pemberian pujian dan hadiah lebih
didik dalam belajar maka proses
baik
dalam
belajar
kompetensi
dan
pada
yang
segala
daripada
hukuman,
namun
pembelajaran
sewaktu-waktu
hukuman
juga
semakin baik.
dilakukan
akan
oleh
berlangsung
Semakin
yang
banyak
terjadi
akan
diperlukan; 5) manfaatkan sikap-
Sardiman (2011) mengungkapkan
sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu
bahwa aktivitas belajar itu meliputi
peserta didik; 6) usahakan untuk
aktivitas yang bersifat fisik dan
memperhatikan perbedaan individu
mental.
peserta
mengajar kedua aktivitas ini saling
didik,
kemampuan,
misal
latar
perbedaan
belakang
dan
7)
usahakan
kegiatan
belajar
berkaitan.
sikap terhadap sekolah atau subjek
tertentu;
Dalam
Hasil belajar merupakan hasil
untuk
yang dicapai peserta didik setelah
memenuhi kebutuhan peserta didik
mengalami proses belajar dalam
dengan jalan memperhatikan kondisi
waktu
fisiknya, memberikan rasa aman,
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
menunjukkan
sesuai
dengan pendapat Sudjana,
memperhatikan mereka, mengatur
2006
bahwa hasil belajar adalah
pengalaman belajar sedemikian rupa
kemampuan
sehingga setiap peserta didik pernah
didik
memperoleh
pengalaman belajarnya Hasil belajar
bahwa
guru
kepuasan
penghargaan,
serta
pengalaman
belajar
keberhasilan,
sehingga
dan
mengarahkan
ke
tertentu
untuk
yang dimiliki peserta
setelah
mencakup
ia
(intelektual),
afektif
mencapai
psikomotorik
(
kemampuan
diri.
5
menerima
kemampuan
arah
prestasi dan mempunyai kepercayaan
mencapai
kognitif
(sikap)
siswa
dan
bertindak
dalam
mempelajari
suatu
pelajaran
yaitu motivasi siswa, aktivitas siswa
tercermin dari hasil belajaranya.
dan hasil belajar.
Penelitian tindakan kelas ini
METODE
direncanakan akan dilakukan dalam
dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan
Bentuk penelitian adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas
Classroom
Action
Research)
Penelitian
Tindakan
kelas lebih
sesuai dengan perubahan yang ingin
(
dicapai
seperti
didesain
apa
dalam
yang
faktor
telah
yang
diselidiki. Setiap siklus penelitian
sesuai dengan tugas pokok dan
tindakan
kelas
fungsi guru, meningkatkan kualitas
dengan
prosedur:
pembelajaran, meningkatkan kualitas
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
hasil belajar siswa, serta mencapai
digunakan
Dalam penelitian ini dilakukan: 1)
adalah
perencanaan
lembar
perenungan
2) pelaksanaan 3)
(observasi);
(refleksi)
4)
observasi
dan
tes
hasil
angket
motivasi
merupakan skor dari jawaban yang
diberikan
kemudian
persentasenya.
orang. Penelitian ini dilaksanakan
dihitung
Persentase
skor
maksimal motivasi dari angket untuk
biologi
25 item dengan 20 responden adalah
khususnya untuk kompetensi dasar
100 jika
mengidentifikasi kelangsungan hidup
hidup
ini
belajar siswa dalam penelitian ini
Negeri Bontotiro yang berjumlah 20
makhluk
penelitian
angket motivasi siswa,
Adapun
adalah peserta didik kelas IX MTs
pelajaran
dalam
kemudian
Subyek dalam penelitian ini
mata
perencanaan,
belajar.
perencanaan ulang dan seterusnya.
pada
dilaksanakan
Alat pengumpul data yang
tujuan pembelajaran atau pendidikan.
pemantauan
ini
semua jawaban yang
diberikan bernilai 4 adalah 100% dan
melalui
20
perkembangbiakan.
jika
semua
jawaban
diberikan bernilai 1 adalah 20%.
Dalam penelitian ini ada
beberapa faktor yang ingin diselidiki
6
yang
Persentase motivasi Siswa =
x100
Lembar observasi aktivitas
siswa dilakukan dengan menghitung
frekuensi rata-rata dan persentase
tiap aspek pada setiap pertemuan.
Selanjutnya aktivitas siswa selama
pembelajaran merupakan rata-rata
aktivitas siswa dalam satu siklus.
Hasil belajar Biologi dalam
penelitian
ini
adalah
merupakan
pemberian skor pada tes terhadap
siswa setiap akhir siklus. Sedangkan
nilai hasil belajar diperoleh dengan
rumus menurut (Uno, 2010:133)
sebagai berikut:
B
x 100
N
Keterangan
Nilai =
B = banyaknya butir yang
dijawab benar
N = banyaknya butir soal
7
Untuk
mengetahui
ketuntasan
0 – 20 Sangat rendah
0
Jumlah
100
20
hasil belajar secara klasikal dihitung
dengan
menggunakan
persamaan
menurut Mulyasa (2008), sebagai
berikut:
0
0
0
20
100
Pada tabel di atas terlihat bahwa
Ketuntasan
klasikal
motivasi belajar
=
cukup
jumlah siswa yang memperoleh skor ≥70
jumlah seluruh siswa dalam kelas
x 100
tinggi.
pada dasarnya
Pada
siklus
I,
persentase siswa yang memperoleh
kategori tinggi adalah 65% dan
kategori sangat tinggi adalah 35%.
Sedangkan pada siklus II, persentase
HASIL PENELITIAN
siswa yang berada pada kategori
1. Data Motivasi Belajar
Distiribusi frekuensi motivasi
tinggi adalah 0%, kategori sangat
belajar siswa setelah dikelompokkan
tinggi dari 35% meningkat menjadi
dalam kategori sangat tinggi, tinggi,
100%
rendah, dan sangat rendah.
persentase dari siklus I ke siklus II
.Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Motivasi Belajar Siswa
sebesar 65% berada pada kategori
Rata-rata persentasi motvasi siswa
Nilai Kategori
Frekuensi
Persentase(%)
Frekuensi
Persentase (%)
7
100
61 – 80 Tinggi
65
0
41 – 60
0
13
0
Sedang
21 – 40 Rendah
0
peningkatan
0
92
90
88
86
84
82
80
78
76
74
72
90.2
79.3
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Diagram rata-rata
Persentase Motivasi siswa siklus I
dan siklus II
0
0
2. Data Aktivitas Siswa
0
0
terjadi
tinggi.
Siklus I
Siklus II
81 – 100 Sangat Tinggi
35
20
atau
0
8
Data dari hasil observasi aktivitas
0% - 34%
siswa kelas IX MTs Negeri Bontotiro
0
pada siklus I dan siklus II yang
diperoleh
dengan
Tidak Aktif
0
0
0
menggunakan
Pada Tabel di atas terlihat bahwa
lembar observasi.
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan
aktivitas belajar siswa kelas IX MTs
persentase aktivitas belajar biologi
Negeri Bontotiro pada siklus I,
siswa kelas IX MTs Negeri Bontotiro
persentase siswa yang memperoleh
pada siklus I dan siklus II melalui
kategori cukup aktif adalah 15%,
penerapan
kategori
model
pembelajaran
aktif
adalah
45%
dan
kategori sangat aktif adalah 40%.
kooperatif tipe TGT.
Sedangkan pada siklus II, persentase
Interval Nilai
Kategori
Aktivitas
Siklus I
Siklus II
siswa yang berada pada kategori
aktif adalah 15% dan kategori sangat
aktif adalah 85%.
∑
%
%
85% - 100%
8
∑
Sangat Aktif
40
17
85
65% - 84%
9
Aktif
45
3
15
55% - 64%
3
Cukup Aktif
15
0
0
35% - 54%
0
Kurang Aktif
0
0
0
9
3. Data
Hasil belajar Biologi
siswa yang tuntas belajar dari 20
orang siswa dan 25% (5) orang yang
Siswa
tidak tuntas karena tidak mencapai
Kategori Ketuntasan Belajar
batas
Siklus I dan Siklus II
Tes
hasil
belajar
dinyatakan
yang
3
mencapai batas KKM, dan 5% (1)
Kriteria Ketuntasan
orang siswa yang belum tuntas
belajar. Terjadi peningkatan hasil
siklus II
belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Kategori
sebesar
20%
persentase
Siklus I
dan
tingkat
keberhasilan
belajar atau mencapai nilai KKM
Persentase
Persentase
yaitu 70 .
Tuntas
0 – 69
25
5
Tidak tuntas
1
Persentase Hasil Belajar siswa
Siswa
70 – 100
75
95
Jumlah
100
100
berarti
85% secara klasikal siswa tuntas
Siswa
(%)
(%)
ini
penelitian ini telah tercapai yaitu ≥
Siklus II
Jumlah
Jumlah
II
orang siswa dari 20 orang siswa telah
Belajar Biologi Siswa Siklus I dan
Nilai
siklus
secara klasikal sebesar 95% (19)
pengkategorian
ketuntasan belajar siswa
Tabel
Pada
menunjukkan persentase ketuntasan
siswa
dalam
KKM.
15
19
5
20
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
95%
75%
Tuntas
Tidak tuntas
25%
5%
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 2.10 Persentase Hasil
Belajar Biologi Siswa Siklus I dan
Siklus II
20
Refleksi:
Data dalam Tabel menunjukkan
siklus
persentase ketuntasan secara klasikal
I.
Setelah pelaksanaan
Dari
hal-hal
yang
ditemukan, maka dilakukan refleksi
siklus I sebesar 75% (15) orang
10
sebagai berikut: (1) Masih ada
kelemahan
anggota kelompok yang bersikap
keberhasilan yang telah dicapai pada
pasif untuk menjawab pertanyaan di
siklus I, maka perlu dilakukan siklus
LKS, dikarenakan siswa berharap
II
kepada
keberanian siswa untuk bertanya,
temannya
yang
pintar
dan
yaitu:
mempertahankan
(1)
Meningkatkan
mewakili kelompoknya,(2) Masih
memberikan
kurangnya siswa yang menanggapi
menekankan pentingnya kerjasama
atau
yang
memberikan
pertanyaan
tanggapan
baik
dari
dan
masing-masing
terhadap presentasi kelompok lain.
anggota
Selain itu masih ada siswa yang
menghargai setiap perbedaan pada
kurang membaca dan memahami
diri
materi pada buku siswa, (3) Hampir
tanggungjawab
setiap peserta didik
kelompok untuk mencapai tujuan
memahami
belum begitu
pelaksanaan
model
kelompok
anggota
dengan
kelompoknya
setiap
dan
anggota
bersama, (2) Menjelaskan kembali
pembelajaran koooperatif tipe Teams
tentang
Games Turnament (TGT), sehingga
pembelajaran
tipe
TGT
siswa masih terlihat bingung,
membimbing
dan
mengarahkan
Pada umumnya motivasi belajar
siswa
saat
pembentukan
siswa sudah sangat tinggi
kelompok
dengan
memanfaatkan
waktu
sebaik-baiknya,
masih
ada
siswa
masih
(4)
namun
perlu
langkah-langkah
pada
model
(3)
ditingkatkan agar motivasi belajar
Memberikan
biologinya maksimal, (5) Aktivitas
siswa pentingnya kerjasama dalam
belajar belum mencapai rata-rata
kelompok sebagai bentuk tanggung
85% dari kegiatan, (6) Hasil belajar
jawab
yang
proses
didapatkan
mencapai
masih
ketuntasan
belum
pengertian
lebih
mereka
kepada
dalam
menjalani
pembelajaran
karena
yang
keberhasilan suatu kelompok adalah
diharapkan yaitu 85% tuntas secara
terletak pada kerjasama anggota-
klasikal.
anggota
kelompoknya,
(4)
Memberikan motivasi kepada siswa
Berdasarkan hasil refleksi pada
misalnya memberikan pujian ketika
siklus I tersebut untuk memperbaiki
mereka
11
berani
untuk
menjawab
pertanyaan
atau
bertanya,
peningkatan.
Persentase
meningkatkan rasa percaya diri siswa
ketuntasan
dalam hal mengeluarkan pendapat,
siswa juga mengalami peningkatan
(5)
dari siklus I ke siklus II.
Peneliti membantu siswa lebih
hasil
belajar
nilai
kognitif
aktif dalam proses pembelajaran,
dengan memberikan bacaan kepada
PEMBAHASAN
siswa untuk di bawa pulang guna
menambah
pemahaman
Hasil penelitian motivasi
siswa
belajar siswa menunjukkan bahwa
terhadap materi yang akan dipelajari,
(6) Menyampaikan nilai tes hasil
belajar siklus I pada kegiatan awal
hasil
tersebut
maksimal,
(7)
yaitu
yang
menambahkan
masing-masing kelompok
tidak ada lagi yang tidak fokus
pada
terhadap pelajaran dalam kelas, (4)
guru
berada pada kategori tinggi dan
terlebih
menginformasikan
sangat tinggi. Aktivitas siswa pad
dahulu
kepada
siswa
tentang hasil ujian yang mereka
siklus II semua kategori pengamatan
siswa
sebagai
bentuk perhatian kepada siswa agar
frekuensi motivasi belajar siswa yang
aktivitas
pertanyaan-pertanyaan
(3) guru lebih sering berjalan kepada
dapat dikatakan meningkat dibanding
terlihat
memperlihatkan
menyampaikan tujuan pembelajaran
umum seluruh kegiatan pada siklus II
ini
guru
mereka pada awal pembelajaran, (2)
perbaikan-perbaikan
hal
Adanya
yang memancing rasa keingintahuan
dengan
Hasil Refleksi Siklus II, secara
I,
(1)
memberi
pada siklus berikut.
siklus
siklus II.
gambar untuk memotivasi siswa dan
Membuat
sebelumnya
dapat
disebabkan oleh beberapa faktor
pembelajaran lebih baik dan menarik
dari
TGT
peningkatan motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran untuk
belajar
tipe
siklus I ke
belajar dan lebih berperan aktif
hasil
kooperatif
pembelajaran
Dilihat nilai rata-rata motivasi dari
menjadi
motivasi bagi siswa untuk lebih giat
mencapai
model
meningkatkan motivasi belajar siswa.
pertemuan pertama siklus II dengan
harapan,
penggunaan
dapat baik yang mendapat nilai
mengalami
12
tertinggi maupun yang mendapat
memberikan
nilai terendah.
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Peningkatan
motivasi
peluang
Hasil penelitian
belajar
dalam
menunjukkan
biologi siswa tidak lepas dari metode
bahwa data aktivitas siswa yang
pembelajaran yang diterapkan oleh
paling meningkat adalah membaca
peneliti, yaitu model kooperatif tipe
buku
TGT. Dimana dalam model TGT
menyelenggarakan
siswa dibagi dalam kelompok yang
(tournament)
heterogen sehingga siswa dalam
Aktivitas yang memiliki persentase
kelompok memiliki tanggung jawab
paling rendah peningkatannya adalah
yang membuat mereka termotivasi
perhatian siswa terhadap penjelasan
untuk
suatu
guru sebesar 8,73% karena pada
permasalahan.
Penerapan model pembelajaran
siklus I perhatian siswa terhadap
kooperatif
dapat
yaitu 89,4% menjadi 98,13% pada
dalam
siklus II. Ini berarti penerapan model
meningkatkan motivasi belajar siswa.
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Hal
yang
dapat meningkatkan aktivitas siswa
(2010),
dalam pembelajaran biologi.. Hal ini
pembelajaran
sejalan dengan yang dikemukakan
menguasai
tipe
memberikan
ini
peluang
sejalan
dijelaskan
bahwa
TGT
oleh
dengan
Winasis
penerapan
siswa
yaitu
18,45%
dan
permainan
sebesar
16,25%.
penjelasan guru sudah sangat tinggi
kooperatif TGT dapat meningkatkan
oleh
dan menumbuhkan minat belajar
aktivitas belajar dengan permainan
(biologi) siswa karena di dalam TGT
yang dirancang dalam pembelajaran
terkandung proses permainan yang
kooperatif tipe TGT memungkinkan
menjadikan
siswa belajar lebih rileks, disamping
proses
pembelajaran
Handayani,
(2010)
bahwa
akan lebih menyenangkan. Sejalan
menumbuhkan
pula
kerjasama, persaingan sehat, dan
dengan
hasil
penelitian
Muldayanti (2012), yang mengatakan
bahwa
penerapan
pempelajaran
tipe
TGT
tanggung
jawab,
keterlibatan belajar.
model
Penggunaan model pembelajaran
dapat
tipe
13
TGT
secara
umum
dapat
meningkatkan aktivitas siswa dari
mengalami ketuntasan belajar pada
siklus I ke siklus II.
siklus II ini adalah 19 orang yang
Penelitian
ini
menunjukkan
jika dipersentasekan sebesar 95%.
bahwa nilai hasil belajar siswa yang
Sedangkan jumlah siswa yang masih
diperoleh
berada dalam kategori tidak tuntas
adalah
71,16.
Jika
mengacu kepada nilai ketuntasan
adalah
belajar maka banyaknya siswa yang
dipersentasekan
masuk dalam kategori tuntas adalah
Kembali
15 orang yang jika dipersentasekan
keberhasilan maka dapat dikatakan
sebesar 75 %, sedangkan sisanya
penelitian
yang berjumlah 5 orang berada
dimana dari jumlah keseluruhan
dalam kategori tidak tuntas yang jika
siswa yang ada di kelas IXA terdapat
dipersentasekan
lebih dari 85% siswa berada dalam
Meninjau
sebesar
kembali
25%.
indikator
kategori
1
orang
yang
sebesar
melihat
ini
hasil
jika
5%.
indikator
berhasil
belajarnya
terbukti
tuntas
keberhasilan dalam penelitian ini
(dikatakan tuntas apabila 85% dari
maka
jumlah siswa memperoleh nilai ≥
dapat
dikatakan
bahwa
penelitian untuk siklus I ini belum
berhasil,
karena
penelitian
70).
ini
Data hasil penelitian di atas
selanjutnya diteruskan ke siklus II
dengan
meninjau
menunjukkan bahwa penggunaan
kembali
model pembelajaran kooperatif tipe
(merefleksi) apa-apa yang harus
TGT dalam pembelajaran biologi di
dibenahi, diperbaiki dan ditingkatkan
sekolah dapat memberikan kontribusi
untuk masuk ke siklus II agar
positif terhadap peningkatan
nantinya hasil belajar siswa bisa
motivasi, aktivitas, dan hasil belajar
lebih meningkat.
kognitif biologi siswa kelas IX MTs
Hasil dari analisis pada siklus II
terjadi
peningkatan
hasil
Negeri Bontotiro.
belajar
Biologi. Nilai rata-rata kelas yaitu
84,68.
Mengacu
pada
nilai
ketuntasan belajar siswa maka dapat
dilihat bahwa banyaknya siswa yang
14
Berdasarkan
pembahasan kesimpulan
penelitian yang dikemukakan
sebelumnya maka
disarankan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
TGT
1. Kepada
dapat
79,3%
TGT
meningkatkan
dapat
aktivitas,
motivasi,
dan
belajar biologi.
2. Kepada
I menjadi 86% pada siklus II
3. Penerapan model pembelajaran
TGT
untuk
TGT
biologi, yaitu 76 % pada siklus
tipe
model
pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan aktivitas belajar
kooperatif
dapat
menerapkan
siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran
tipe
biologi,
diharapkan
pada
siklus I menjadi 90,15% pada
kooperatif
mata
pelajaran
meningkatkan motivasi belajar
biologi, yaitu
guru
selanjutnya
dapat
dapat
hasil
peneliti
diharapkan
menerapkan
meningkatkan
hasil belajar
model pembelajaran ini
biologi
yang
pada
siswa
diukur
materi
dengan persentase ketuntasan
perkembangbiakan lebih
belajar siswa, yang berdasarkan
mengawasi siswa pada
nilai KKM, yaitu 70. Pada
saat
siklus I
75% siswa tuntas
tournament, guru harus
dan pada siklus II
jeli supaya tidak terjadi
belajar
mengalami
menjadi
melakukan
peningkatan
kesalahpahaman konsep
95% siswa tuntas
pada materi pelajaran.
3. Guru juga mempunyai
belajar.
kemampuan
SARAN
mengatur
waktu yang baik supaya
alokasi
waktu
pembelajaran
sesuai
dengan perencanaan.
15
Muldayanti, 2013. Pembelajaran
Biologi Model STAD dan
TGT ditinjau dari
K eingintahuan dan minat
belajar Siswa, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia
http://journal.
Unnes.ac.id/nju/index.php/jpi
i. Diakses April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2012, Jurnal Model
Pembelajaran Tipe TGT
(Teams Games
Tournament)untuk
meningkatkan prestasi
belajar sosiologi peserta
didik kelas XI SMA Negeri 3
Boyolali Tahun Pelajaran
2012-2013, Juornal
Pendidikan Diunduh hari
selasa 27 Agustus 2013
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep,
Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
ejournal.unesa.ac.id/data/jour
nals
Slavin. 2008. Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2006. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Handayani, F. 2010. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Game
Tournament (TGT) Untuk
meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMPN I
Purwodadi Kabupaten
Pasuruan pada Materi
Keragaman Bentuk Muka
Bumi. Jurnal penelitian
kependidikan, Vol.20 (2):
167-176.
Uno. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Winasis, (2010). Penerapan Metode
Stad Disertai Reward Untuk
Meningkatkan Partisipasi dan
Penguasaan Konsep dalam
Pembelajaran Biologi Siswa
Kelas VIIA SMP Negeri 3
Nguter. Jurnal Pembelajaran
Biologi. Vol 1 (1): 1-14
Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika
UNESA.
16
17