ENANGANI KASUS KONTROVERSI DAN SITUASI
ENANGANI KASUS KONTROVERSI DAN
SITUASI KRITIS
Bila tiba–tiba perusahaan atau lembaga Anda terlilit masalah sosial yang
besar. Misalnya, perusahaan biskuit Anda teridentifikasi mengandung
racun. Kasus ini tidak saja membuat masyarakat menjadi kacau, tetapi
perusahaan Anda akan terancam eksistensinya. Apa yang harus kita
lakukan?, berikut beberapa kiat untuk mengatasinya.
A. Mengatasi Sendiri
Sebagai Praktisi Humas harus bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Keberadaan konsultan humas memang diperlukan, tetapi mengatasi
permasalahannya sendiri juga tidak kalah pentingnya. Beberapa cara yang
bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. Meskipun perusahaan kita sedang terkena masalah, hindari penggunaan
kata–kata ‘no comment’ (tidak ada komentar), sebab jawaban ini biasanya
justru semakin membuat persepsi wartawan ke masalah tersebut, tambah
negatif;
2. Mengumpulkan volunteer/sukarelawan yang mempunyai kepedulian
terhadap kasus/perusahan Anda. Lalu, biarkan volunteer/pihak ketiga
tersebut yang menjelaskan/mengklarifikasi masalah perusahaan Anda;
3. Jujur pada wartawan. Jika Anda tidak bisa memberikan informasi yang
dibutuhkan, kemukakan saja bahwa informasi tersebut belum bisa
disampaikan. Apakah boleh? Boleh dan sah–sah saja daripada Anda
menjawab dengan kebohongan, dikarenakan kebohongan itu akan
mempengaruhi reputasi humas dan perusahaan tersebut. Jika masalah yang
dihadapi perusahaan saat ini tidak begitu Anda pahami, yakinkan diri
nantinya Anda bisa memahaminya;
4. Tetap tenang, kalau wartawan memberikan pertanyaan yang tidak Anda
inginkan, Anda jangan marah/kesal;
5. Secara individual, wartawan kerapkali menyebalkan. Mungkin karena
mereka dikejar oleh deadline, bahkan terkesan ‘semaunya sendiri’. Ingat
bahwa perusahaan Anda tengah mengalami permasalahan yang berat,
Anda membutuhkan bantuan wartawan untuk memulihkan citra, maka
jangan menghindari wartawan;
6. Undang wartawan ke acara yang Anda rencanakan (press conference),
agar informasi tersebut disiarkan oleh media.
B. Apa Itu Krisis?
Setiap perusahaan harus selalu mengantisipasi terjadinya krisis. Bila bisa
mengantisipasinya, suatu perusahaan akan siap menghadapi krisis itu.
Konsep mengatasi masalah ini disebut dengan Preventive Public
Relations, dengan melakukan perencanaan menangani krisis dengan
membuat Rencana Aksi yang dapat dilakukandalam waktu cepat dan
efektif. Ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yaitu: 1) menghubungi
pejabat pemerintah yang bersangkutan, karena mereka dapat membantu;
2) menghubungi wartawan atau media, karena mereka mampu
menyiarkannya untuk publik luas.
Krisis merupakan masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut
dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Oleh karena itu, masa krisis
merupakan momen-momen tertentu. Apabila krisis ditangani dengan baik
dan tepat waktu, momen mengarah pada situasi membaik, dan sebaliknya
apabila tidak segera ditangani, krisis mengarah kepada situasi memburuk,
bahkan dapat berakibat fatal (Dikutip dari Buku Diktat Interstudi School
of PR, 1993).
Menurut Philip Lesly, dalam bukunya Everything You Wanted To Know
About Public Relations, sumber krisis antara lain: bencana, kondisi darurat
(sabotase produk), bom, rumor yang jelek tentang perusahaan,
demonstrasi masyarakat.
C. Terus Melakukan Kampanye PR
Kampanye PR secara terus menerus akan membantu mempengaruhi atau
memperbaiki persepsi masyarakat tentang perusahaan dan produk yang
dihasilkan, kampanye tersebut tidak akan ada artinya tanpa bantuan media.
Program kampanye tersebut bisa berupa kegiatan memonitor atau
mengadakan evaluasi terhadap apa yang diberitakan media, termasuk surat
pembaca. Salah satu pekerjaan Public Relations Officer adalah
mengkliping berita. Perusahaan juga bisa meminta bantuan pada konsultan
komunikasi untuk mengklipingkan berita–berita perusahaan.
Misalnya, Konsultas PR Neville Jeffers/Pidler mengkliping kurang lebih
90% content/isi media cetak Australia termasuk AAP News Report Wire.
Mereka tidak hanya memonitor sektor pemerintah, menyediakan kliping
dari siaran Hansard and Commonwealth, tetapi juga pengawasan program
televisi dan radio nasional.
ditulis bareng dengan Yuliyanto Budi Setiawan
SITUASI KRITIS
Bila tiba–tiba perusahaan atau lembaga Anda terlilit masalah sosial yang
besar. Misalnya, perusahaan biskuit Anda teridentifikasi mengandung
racun. Kasus ini tidak saja membuat masyarakat menjadi kacau, tetapi
perusahaan Anda akan terancam eksistensinya. Apa yang harus kita
lakukan?, berikut beberapa kiat untuk mengatasinya.
A. Mengatasi Sendiri
Sebagai Praktisi Humas harus bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Keberadaan konsultan humas memang diperlukan, tetapi mengatasi
permasalahannya sendiri juga tidak kalah pentingnya. Beberapa cara yang
bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. Meskipun perusahaan kita sedang terkena masalah, hindari penggunaan
kata–kata ‘no comment’ (tidak ada komentar), sebab jawaban ini biasanya
justru semakin membuat persepsi wartawan ke masalah tersebut, tambah
negatif;
2. Mengumpulkan volunteer/sukarelawan yang mempunyai kepedulian
terhadap kasus/perusahan Anda. Lalu, biarkan volunteer/pihak ketiga
tersebut yang menjelaskan/mengklarifikasi masalah perusahaan Anda;
3. Jujur pada wartawan. Jika Anda tidak bisa memberikan informasi yang
dibutuhkan, kemukakan saja bahwa informasi tersebut belum bisa
disampaikan. Apakah boleh? Boleh dan sah–sah saja daripada Anda
menjawab dengan kebohongan, dikarenakan kebohongan itu akan
mempengaruhi reputasi humas dan perusahaan tersebut. Jika masalah yang
dihadapi perusahaan saat ini tidak begitu Anda pahami, yakinkan diri
nantinya Anda bisa memahaminya;
4. Tetap tenang, kalau wartawan memberikan pertanyaan yang tidak Anda
inginkan, Anda jangan marah/kesal;
5. Secara individual, wartawan kerapkali menyebalkan. Mungkin karena
mereka dikejar oleh deadline, bahkan terkesan ‘semaunya sendiri’. Ingat
bahwa perusahaan Anda tengah mengalami permasalahan yang berat,
Anda membutuhkan bantuan wartawan untuk memulihkan citra, maka
jangan menghindari wartawan;
6. Undang wartawan ke acara yang Anda rencanakan (press conference),
agar informasi tersebut disiarkan oleh media.
B. Apa Itu Krisis?
Setiap perusahaan harus selalu mengantisipasi terjadinya krisis. Bila bisa
mengantisipasinya, suatu perusahaan akan siap menghadapi krisis itu.
Konsep mengatasi masalah ini disebut dengan Preventive Public
Relations, dengan melakukan perencanaan menangani krisis dengan
membuat Rencana Aksi yang dapat dilakukandalam waktu cepat dan
efektif. Ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yaitu: 1) menghubungi
pejabat pemerintah yang bersangkutan, karena mereka dapat membantu;
2) menghubungi wartawan atau media, karena mereka mampu
menyiarkannya untuk publik luas.
Krisis merupakan masa gawat atau saat genting, dimana situasi tersebut
dapat merupakan titik baik atau sebaliknya. Oleh karena itu, masa krisis
merupakan momen-momen tertentu. Apabila krisis ditangani dengan baik
dan tepat waktu, momen mengarah pada situasi membaik, dan sebaliknya
apabila tidak segera ditangani, krisis mengarah kepada situasi memburuk,
bahkan dapat berakibat fatal (Dikutip dari Buku Diktat Interstudi School
of PR, 1993).
Menurut Philip Lesly, dalam bukunya Everything You Wanted To Know
About Public Relations, sumber krisis antara lain: bencana, kondisi darurat
(sabotase produk), bom, rumor yang jelek tentang perusahaan,
demonstrasi masyarakat.
C. Terus Melakukan Kampanye PR
Kampanye PR secara terus menerus akan membantu mempengaruhi atau
memperbaiki persepsi masyarakat tentang perusahaan dan produk yang
dihasilkan, kampanye tersebut tidak akan ada artinya tanpa bantuan media.
Program kampanye tersebut bisa berupa kegiatan memonitor atau
mengadakan evaluasi terhadap apa yang diberitakan media, termasuk surat
pembaca. Salah satu pekerjaan Public Relations Officer adalah
mengkliping berita. Perusahaan juga bisa meminta bantuan pada konsultan
komunikasi untuk mengklipingkan berita–berita perusahaan.
Misalnya, Konsultas PR Neville Jeffers/Pidler mengkliping kurang lebih
90% content/isi media cetak Australia termasuk AAP News Report Wire.
Mereka tidak hanya memonitor sektor pemerintah, menyediakan kliping
dari siaran Hansard and Commonwealth, tetapi juga pengawasan program
televisi dan radio nasional.
ditulis bareng dengan Yuliyanto Budi Setiawan