MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TEORI

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori Belajar Sosial
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Dra.Hj. Retno Indayati, M.Si

Disusun Oleh :

Moh. Rizal Sukma (2814133119)
Mufa Latifatul Ummah (2814133120)
Moh. Hadi Khanani (2814133121)
Moh. Adibil Mahbub (2814133122)
Moh. Hamim Wahyudi (2814133123)
Imroatus Sholichah

Fakultas

: FTIK


Jurusan

:

(2814133219)

Tadris Matematika 3-D

Institut Agama Islam Negri (IAIN)
Tulungagung Tahun 2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang
telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
guna melengkapi tugas dalam mata belajar dan pembelajaran adapun judul
penulisan makalah ini adalah "Teori Belajar Sosial”.
Selanjutnya kami menyadari jika dalam pembuatan makalah ini banyak

memperoleh pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telibat dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari mengenai materi teori belajar sosial.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati ,kepada para pembaca kami mohon
dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Tulungagung, 09 Oktober 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3

Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN TORITIS TERKAIT TEORI ................................................. 2
2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial ................................................................................. 2
2.2 Macam-Macam Proses Kognitif Dari Teori Belajar Sosial ........................................ 2
2.3 Proses Belajar Dalam Pembentukan Kepribadian..................................................... 3
2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal ............................................ 3
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial ......................................................... 5
2.6 Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran ............................................... 6


BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 7

Daftar Isi.................................................................................................................. 8

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social
(Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang
menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi.
Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif
social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen
Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif
dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif social (social cognitive theory) yang dikemukakan
oleh Albert Bandura menyatakan bahwa factor social dan kognitif serta

factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif
berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor social
mencakup pengamatan

siswa terhadap perilakuorangtuanya. Menurut

Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau
mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori belajar sosial?
2. Apakah macam proses kognitif dari teori belajar sosial?
3. Bagaimanakah proses belajar dalam pembentukan kepribadian?
4. Bagaimana Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal
5. Apa kelemahan dan kelebihan teori belajar social?
6. Bagaiman aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran?

1.3


Tujuan

1. Mengetahui pengertian teori belajar social.
2. Mengetahui macam proses kognitif dari teori belajar social.
3. Mengetahui proses belajar dalam pembentukan kepribadian.
4. Mengetahui Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan teori belajar social.
6. Mengetahui aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran.

1

BAB II

TINJAUAN TORITIS TERKAIT TEORI
2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial
1. Teori Belajar Sosial dari miller dan dollard
Miller dan dollard bertitik tolak dari teori hull ( mediationist ) yang
dikembangkan menjadi teori sendiri pandangan dasar mereka
adalah tingkah laku manusia adalah dipelajari. Karena itu, untuk

memahami tingkah laku social dan proses belajar social harus
mengetahui prinsip-prinsip psikologi belajar.1
2. Teori belajar social albert bandura
Teori belajar social dikembangkan oleh albert bandura. Asal
mulanya teori ini disebut learning, yaitu belajar dengan mengamati
perilaku orang lain. Dasar pemikirannya adalah belajar dengan cara
mengamati perilaku individu. Dan sebagian perilaku individu
diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah
laku yang ditampilkan oleh orang lain yang disajikan sebagai
model.2
Menurut teori belajar social, yang terpenting ialah kemampuan
seseorang untuk mengabstraksikan informasi dari perilaku orang
lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan
ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang dipilih.

2.2 Macam-Macam Proses Kognitif Dari Teori Belajar Sosial
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan
gambaran kognitif dari tindakan , secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar
dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian, retensi/mengingat,
reproduksi gerak, dan motivasi.3

1. Atensi / Perhatian
Model tidak dapat ditiru apabila tidak diadakan pengamatan
sehingga dapat dipersepsikan secara tepat
2. Retensi

1

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta, hal. 23
2
Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I dan Dr. Sulistyorini, M.Ag. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Teras: Yogyakarta, hal 232 - 233
3
Ibid. hal. 233 - 234

2

Jadi seorang pengamat menyimpan tingkah laku model yang telah
diamati di dalam ingatannya karena tingkah laku tersebut harus bisa
diingat kembali.

3. Reproduksi Gerak
Pengamat mencoba untuk mengungkapkan ulang tingkah laku
model yang diamatinya.
4. Penguatan dan Motivasi
Tingkah laku dicontoh sebagai tindakan-tindakan terpuji yang
mempunyai motivasi untuk menirukan.

2.3 Proses Belajar Dalam Pembentukan Kepribadian4
a. Imitasi
Dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau dalam hal
tertentu menjadikan seseorang model bagi dirinya. Subjek-subjek
yang dibiarkan mengamati serangkaian respon yang dilakukan oleh
model

cenderung

melakukan

respon


yang

sama

apabila

ditempatkan pada situasi yang sama.
b. Perkuatan sosial
Agar terjadi proses belajar, pengamat harus memperhatikan
isyarat-isyarat yang diberikan oleh model. Akibat-akibat yang
disaksikan oleh individu telah mengikuti tingkah laku orang lain
akan menjadi perkuatan social.
c. Perkuatan Diri dan Pemonitoran
Menurut Bandura perkuatan adalah pengaruh apa yang dilakukan
bukan apa yang dipelajari. Dengan mengetahui akibat yang bersifat
baik atau buruk dari tindakan orang lain atau dirinya sendiri,
individu mengembangan harapan-harapan kognitif tentang hasil
tingkah laku dan tentang apa yang harus mereka lakukan untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan atau menghindari hasi-hasil
yang tidak menyenangkan.


2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan perkembangan anak. Salah satu teori yang mempengaruhi
perkembangan anak di susun oleh Urie Bronfen benner yang dikenal
dengan teori sistem bioelogikal ( bioelogical systems theory ). Untuk
4

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00350-JP%20Bab%202.pdf 09-10-2014 pukul 10.33

3

mempelajari perkembangan anak, kita tidak dapat hanya melihat
lingkungan langsung, tetapi juga interaksi dengan lingkungan yang lebih
besar. Teori sistem bioelogikal mencoba mendefinisikan berbagai lapisan
kompleks lingkungan yang memiliki dampak dalam perkembangan anak.
Lapisan pertama disebut mikrosistem, yang merupakan lapisan
terdekat dengan anak. Mikrosistem yang berisi struktural yang memiliki
hubungan dan interaksi langsung dengan anak. Struktur mikrosistem
merupakan unit yang bersifat paling individual, terdiri dari keluarga,
sekolah, tetangga dan lingkungan pengasuhan anak. Pada tingkat ini,
hubungan memiliki pengaruh dalam dua arah baik dari maupun terhadap
anak. Misalnya, orang tua anak memengaruhi kepercayaan dan perilaku
anak, sebaliknya kepercayaan dan perilaku anak juga memengaruhi orang
tua. Pengaruh dua arah ini tidak hanya terjadi pada seluruh tingkat lapisan
lingkungan, namun pada tingkat mikrosistem, hubungan dua arah ini
memiliki pengaruh yang paling kuat dan paling besar bagi anak.
Lapisan mikrosistem yang terpenting adalah keluarga. Islam
mengajarkan pentingnya membina kasih sayang dan hubungan positif di
dalam keluarga. Orang tua berkewajiban untuk menyayangi keluarga dan
mendidik anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan
yang optimal. Sebaliknya, anak juga berkewajiban untuk berbakti ke dua
orang tuanya. Lapisan mikrosistem lain yang juga penting adalah tetangga.
Tetangga adalah lingkungan disekitar rumah yang sering berinteraksi secara
sosial. Hubungan tetangga yang ini merupakan hal yang penting, karena
mereka merupakan orang-orang terdekat setelah keluarga. Tetangga yang
baik akan mendorong perkembangan anak yang baik pula. Selanjutnya
lapisan mikrosistem yang penting bagi anak adalah lingkungan sekolah.
Pada lingkungan ini , anak mencoba untuk menuntut ilmu dan memperoleh
pendidikan pada masa depannya.
Tepat setelah mikrosistem terdapat lapisan mesosistem. Lapisan ini
memberikan pengaruh pada struktur mikrosistem anak. Misalnya hubungan
antara orangg tua anak dan gurunya di sekolah, bagaimana pandangan guru
terhadap anak tersebut. Segala hubungan dalam dalam mesosistem juga
merupakan perantara antara mikrosistem dan ekosistem seperti yang
dialami individu.makrosistem merupakan lapisan paling luar dari
lingkungan anak. Lapisan ini terdir dari struktur nilai-nilai budaya, etika,

4

adat istiadat, dan hukum peraturan.misalkan, terdapat budaya yang
memiliki kepercayaan bahwa orang tua merupakan penanggung jawab
utama dalam membesarkan anak-anak, karena keluarga merupakan agen
sosial pertama yang memberikan dasar pembentukan kepribadian anak.
Cara pengasuhan anak dibagi atas dimensi penerimaan/penanggapan dan
penuntutan/kontrol. Dimensi ini memperlihatkan adanya empat jenis cara
pengasuhan orang tua yang meliputi pola asuh otoritatif, otoriter, permisif
dan tidak terlibat. Orang tua yang otoriter dan permisif menghasilkan anak
yang mengalami perkembangan yang sedikit kurang diinginkan, sedangkan
orang tua yang tidak peduli menghasilkan anak yang mengalami
kekurangan hampir pada segala aspek fungsi psikologis.
Pemberian hukuman sebagai alat untuk mendisiplinkan anak harus
dilakukan secara hati-hati. Pemberian hukum akan sia-sia, jika tidak
disertai pengertian mengapa hukuman itu diberikan kepadanya. Sewaktu
anak –anak lebih besar, ruang pergaulan mereka semakin bertambah luas.
Keinginan untuk berinterksi dengan teman sebaya dengan mencari
perhatian dan pengakuan, telah muncul pada pertengahan tahun pertama.
Dalam penerimaan teman sebaya, anak dapat menilai sejauh mana mereka
merasa disenangi atau tidak disenangi oleh teman sebayanya. Terdapat lima
kategori penerimaan teman sebaya, yaitu anak yang populer, anak yang
ditolak, anak yang kontro versial, anak yang tidak dihiraukan, dan anak
yang berstatus biasa.

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial5
a) Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori

belajar

sosial

Albert

Bandura

sangat

sesuai

jika

diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena teknik pemodelan
Albert Bandura adalah mengenai peniruan perilaku dan adakalanya cara
peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu
yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah
lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat
individu yang menngunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah

5

http://www.slideshare.net/dediyulianto370/teori-belajar-dan-aplikasinya 10-10-2014 pukul 10.37

5

laku akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan yang
tidak diterima masyarakat.
b) Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori belajar social Albert Bandura lebih lengkap dari teori
sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan erilaku
seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus,
melainkan juga atas reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan
dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu
pendekatan belajar social menekankan pentngnya perhatian empiris dalam
mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada
perkembangan anak-anak factor social dan kognitif.

2.6 Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran
Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui
pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung melalui observasi.
Bandura juga percaya bahwa model akan sangat efektif apabila dilihat sebagai
seseorang yang memiliki kehormatan, kompetensi, status tinggi atau kekuasaan.
Dan dalam hal ini sebagian besar guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat
menjadi model yang berpengaruh besar. Guru dapat menjadi model untuk suatu
keahlian, strategi pemecahan masalah, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi
model tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi standar
evaluasi diri.
Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang
guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi
perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun
tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk
mengajarkan materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif, karena
pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat dan meniru dari model
yang dihadirkan.

6

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori belajar sosial ini menganggap bahwa belajar tidak hanya sekedar
perubahan dalam tingkah laku yang diamati, tetapi juga pencapaian pengetahuan
dan tingkah laku yang dapat diamati berdasarkan pengetahuan tersebut, jadi
pengalaman seseorang yang terlibat di dalamnya.
Dengan demikian bahwa penguatan yang mengendalikan ekspresi perilaku
yang dipelajari mungkin langsung (hadiah yang nyata, penerimaan/ penolakan
social / penghilangan kondisi yang tidak mengenakkan) atau tidak langsung
(mellihat orang mndapat hadiah / hukuman atas perilaku yang ditimbulkan oleh
diri sendiri atau penilaian atas kemampuan diri sendiri).

7

Daftar Isi

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I dan Dr. Sulistyorini, M.Ag. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Teras: Yogyakarta
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00350-JP%20Bab%202.pdf

09-10-

2014 pukul 10.33
|http://www.slideshare.net/dediyulianto370/teori-belajar-dan-aplikasinya 10-102014 pukul 10.37

8