SKRIPSI TEKNIK INFORMATIKA ( 1)

SISTE EM PEND DUKUNG G KEPUTU USAN PE ENENTUA AN BONU US PEGAW WAI DENG GAN ME ETODE PR ROMETH HEE SKRIP PSI

Skripsi i ini sebaga i salah satu syarat untu uk mempero oleh gelar sa arjana Tekn nik Infor rmatika Un niversitas Pe embangunan n Nasional “ “Veteran” Y Yogyakarta

Disusun o oleh : Hanstoro A Agni F 1230400 058 JUR RUSAN T TEKNIK INFORM MATIKA FAK KULTAS TEKNO LOGI IN NDUSTRI I UNIVE ERSITAS S PEMBA ANGUNA AN NASIO ONAL “V VETERAN N” Y YOGYAK KARTA

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BONUS PEGAWAI

DENGAN METODE PROMETHEE

Disusun Oleh :

Hanstoro Agni F 123040058

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk disidangkan

Pada tanggal : 22 Agustus 2011

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Frans Richard K, ST, M.Kom. Bambang Yuwono ST.,MT. NPY. 2 6202 95 0006 1

NPY.2 7302 00 0225 1

Mengetahui, Koordinator Skripsi

Juwairiah, S.Si., M.T. NPY. 2 7607 00 0230 1

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BONUS PEGAWAI DENGAN METODE PROMETHEE

Disusun oleh :

Hanstoro Agni F 123040058

Telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 22 Agustus 2011 oleh :

Penguji I Penguji II

Bambang Yuwono, ST., M.T Heriyanto, A.MD., S.Kom., M.CS NPY. 2.7302 00 0225 1

NPY.2 7706 11 0301

Penguji III Penguji IV

Novrido Charibaldi, S.Kom., M.Kom. Hidayatullah Himawan, ST., M.ENG NPY.2 6811 96 06 1

NIP.1976 1224 2005 01 1001

HALAMAN MOTTO

”Yesterday is History, Today is Present, Tomorrow is Mistery”

”Syukurilah Apa yang Engkau Dapat dan Syukurilah Apa yang Engkau Tidak Dapat”

”Kadang yang Sempurna Bukanlah yang Terbaik”

”Every Cloud Has”a Silver Lining

“Action Speaks Louder than Words”

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan : ™ Ibu tercinta, Siti Fatimah yang selalu penuh kasih dan kesabaran menghadapi ku. Sorry it takes lot of time mom.. ™ Ayah terkasih, Sukarno Putro(Alm), wish you were here dad...sorry i am not good enough being you’re son... ™ Keluarga besar di Jogja, Bantul, Karang Malang, Kota Gede, Lombok, Bogor, Bandung, Bali, Jakarta, Surabaya,etc thx buat seluruh doa dan supportnya.

™ Teman-teman Informatika seperjuangan(2004). ™ Teman-teman kelas B IF UPN 04,terutama BTX yang uda support… ™ Teman-teman yang sudah mau membantu terselesaikan skripsi ini,

terimakasih atas semua bentuk dari bantuan kalian… I appreciate it….

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BONUS PEGAWAI DENGAN METODE PROMETHEE

Dalam suatu perusahaan, karyawan yang mempunyai kinerja yang baik ada diberikan suatu kompensasi yang berbentuk bonus yang akan diberikan disamping gaji pokok. Kompensasi tersebut tidak diberikan kepada sekuruh karyawan yang ada, tetapi hanya karyawan yang memenuhi beberapa kriteria, diantaranya kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, dan perilaku selama bekerja. Maka untuk memudahkan manager dalam menentukan siapakah yang berhak untuk menerima bonus tersebut maka dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan memudahkan manager dalam pemilihan karyawan yang berhak atas bonus tersebut dengan kriteria-kriteria yang disebutkan diatas.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah waterfall Metode waterfall memiliki tahapan identifikasi masalah, analisa dan rekayasa sistem, perancangan, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Sedangkan metode pengambilan keputusannya menggunakan metode Promethee. Metode Promethee(Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation ) memiliki kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefinisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai, tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya.

Aplikasi ini menggunakan PHP dan database MySQL. Aplikasi ini membantu seorang manager dalam mengambil keputusan siapakah karyawannya yang akan diberikan bonus. Sehingga mempercepat kinerja dari seorang manager,

dan memberikan opsi keputusan yang lebih objektif

Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan perlindungan-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Dokumentasi sistem ini berisi gambaran mekanisme sistem baik sebelum pemrosesan maupun setelah penerapan program. Sehingga bagi mahasiswa yang mempunyai permasalahan hampir sama dapat mempelajarinya dan menyesuaikan dengan keadaan kasus yang dialami.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan, antara lain:

1. Ibunda Siti Fatimah, atas segala kesabarannya dalam menghadapi anaknya,terima kasih atas semuanya ibu.

2. Alm Ayah, Sukarno Putro, terima kasih atas bimbingannya selama ini dan maaf ananda belum bisa membanggakan dan membahagiakan.

3. Bapak Herry Sofyan selaku Ketua Jurusan Tehnik Informatika UPN “Veteran” yang telah memberikan segala kemudahan bagi mahasiswanya.

4. Bapak Frans Richard K dan Bapak Bambang Yuwono selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini..

5. Seluruh kawan-kawan, saudara dan sahabat yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.

6. Kawan-kawan kelas B angkatan 2004, terima kasih atas semua memorinya kawan.

Tulisan yang penulis susun ini masih banyak kekurangannya. Mohon saran dan kritik pembaca guna melengkapi tulisan ini.

Yogyakarta, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Arsitektur SPK Penentuan Bonus Pegawai

37 Gambar 3.2 DFD Level 0

42 Gambar 3.3 DFD Level 1

43 Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Olah Data

44 Gambar 3.5 Flowchart Proses Preferensi

45 Gambar 3.6 Rancangan ERD

46 Gambar 3.7 Relasi Antar Tabel

47 Gambar 3.8 Perancangan Struktur Menu Aplikasi

49 Gambar 3.9 Interface Home 50 Gambar 3.10 Pilihan Kriteria

51 Gambar 3.11 Proses Promethee 51 Gambar 3.12 Hasil Proses Promethee 52 Gambar 3.13 Grafik

53 Gambar 3.14 Login

53 Gambar 3.15 Data Flow 54 Gambar 3.16 Data Kriteria

54 Gambar 3.17 Help 55 Gambar 3.18 Interface Home Admin

56 Gambar 3.19 Admin Karyawan

56 Gambar 3.20 Admin Input Kriteria

57 Gambar 3.21 Admin Input Nilai Kriteria

58 Gambar 3.22 Admin Ubah Password

58 Gambar 4.1 Tampilan Home User

62 Gambar 4.2 Tampilan Pilihan Kriteria

64 Gambar 4.3 Tampilan Proses Promethee

65 Gambar 4.4 Tampilan Hasil Proses Promethee

71 Gambar 4.5 Tampilan Grafik

74 Gambar 4.6 Tampilan Login

75 Gambar 4.7 Tampilan Konfirmasi Login

Gambar 4.8 Tampilan Data Flow

77 Gambar 4.9 Tampilan Data Kriteria

78 Gambar 4.10 Tampilan Help

79 Gambar 4.11 Tampilan Home Admin

80 Gambar 4.12 Tampilan Admin Input Karyawan

82 Gambar 4.13 Tampilan Admin Input Kriteria

83 Gambar 4.14 Tampilan Admin Input Nilai Kriteria

84 Gambar 4.15 Tampilan Admin Admin Ubah Passwoed

85

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee 12 Tabel 2.2 Tipe dari Fungsi Kriteria 15 Tabel 2.3 Lanjutan Tipe dari Fungsi Kriteria 16 Tabel 2.4 Nilai Kriteria dari Karyawan 19 Tabel 2.5 Nilai Data Flow 25 Tabel 2.6 Nilai Leaving Flow, Entering Flow dan Net Flow 25 Tabel 2.7 Nilai Rangking 25 Tabel 2.8 Simbol pada DFD 27 Tabel 2.9 Simbol dalam Bagan Alir(Flowchart) 28 Tabel 2.10 Komponen ERD 31

Tabel 3.1 Sub Kriteria

39 Tabel 3.2 Nilai Setiap Sub Kriteria

39 Tabel 3.3 Lanjutan Nilai Setiap Sub Kriteria

40 Tabel 3.4 Data Dasar Analisis Promethee

40 Tabel 3.5 Tabel Admin

47 Tabel 3.6 Tabel Karyawan

48 Tabel 3.7 Tabel Nilai Kriteria

48 Tabel 3.8 Tabel Kriteria

48 Tabel 3.9 Tabel Perhitungan

49 Tabel 4.1 File SpkBonus

60 Tabel 4.2 File Lanjutan pada SpkBonus

61 Tabel 4.3 File Pada Admin

61 Tabel 4.4 File Pada css

61 Tabel 4.5 Nilai Kriteria Untuk Masing-Masing Karyawan

86 Tabel 4.6 Matrik Perhitungan Promethee

94 Tabel 4.6 Nilai leaving flow, entering flow, net flow

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1. Rumus f pada Dominasi Kriteria

12 Rumus 2.2 Rumus Perbandingan Evaluasi Dominasi Kriteria

13 Rumus 2.3 Rumus Fungsi Preferensi

13 Rumus 2.4 Rumus Kriteria Biasa

13 Rumus 2.5 Rumus Kriteria Quasi

14 Rumus 2.6 Rumus Kriteria dengan Preferensi Linier

14 Rumus 2.7 Rumus Kriteria Level

14 Rumus 2.8 Rumus Kriteria Preferensi Linier dan Area yang tidak berbeda

15 Rumus 2.9 Rumus Kriteria Gaussian

15 Rumus 2.10 Rumus Bobot Preferensi

17 Rumus 2.11 Rumus Persamaan Promethee I

17 Rumus 2.12 Rumus Leaving Flow dan Entering Flow

18 Rumus 2.13 Rumus Persamaan Promethee II

18 Rumus 2.14 Rumus Net Flow

18

DAFTAR MODUL PROGRAM

Modul Program 4.1 Cuplikan Pada Halaman Home

63 Modul Program 4.2 Form Action Pada Halaman hitung.php

64 Modul Program 4.3 Perhitungan Promethee

65 Modul Program 4.4 Lanjutan 1 Perhitungan Promethee

66 Modul Program 4.5 Lanjutan 2 Perhitungan Promethee

67 Modul Program 4.6 Lanjutan 3 Perhitungan Promethee

68 Modul Program 4.7 Lanjutan 4 Perhitungan Promethee

69 Modul Program 4.8 Lanjutan 5 Perhitungan Promethee

70 Modul Program 4.9 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria

71 Modul Program 4.10 Lanjutan 1 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria

72 Modul Program 4.11 Lanjutan 2 Query Menyimpan Data Pilihan Kriteria

73 Modul Program 4.12 Query Menampilkan Grafik

74 Modul Program 4.13 Lanjutan Query Menampilkan Grafik

75 Modul Program 4.14 Cuplikan Program Login

76 Modul Program 4.15 Query Untuk Menampilkan Data Flow

77 Modul Program 4.16 Lanjutan Query Untuk Menampilkan Data Flow

78 Modul Program 4.17 Query Menampilkan Data Kriteria

79 Modul Program 4.18 Cuplikan Program Help

80 Modul Program 4.19 Cuplikan Home Admin

81 Modul Program 4.20 Query Input Karyawan

82 Modul Program 4.21 Form Action Input Kriteria

83 Modul Program 4.22 Lanjutan Form Action Input Kriteria

84 Modul Program 4.23 Form Action Input Nilai Kriteria

85 Modul Program 4.24 Cuplikan Program Ubah Password

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam setiap perusahaan, instansi, organisasi atau badan usaha akan memberikan gaji sebagai kompensasi dari kerja seorang pegawai, disamping pemberian gaji pokok pada karyawannya, setiap instansi seringkali memberikan bonus disamping gaji pokok untuk memacu kinerja dan produktifitas kerja pegawainya. Pembayaran upah pegawai dengan sistem bonus yang diterima oleh pegawai disamping gaji pokok mereka berfungsi untuk merancang pekerja agar bekerja dengan lebih baik sehingga mencapai kinerja yang diharapkan oleh perusahaan, dikarenakan seorang pegawai yang menerima bonus tersebut harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang berhubungan dengan kedisiplinan, kinerja, dan produktifitas sesuai yang ditentukan oleh masing-masing instansi atau perusahaan. Demikian pula besaran jumlah bonus yang diterima oleh masing-masing pegawai akan berbeda tergantung dengan jabatan dan beberapa faktor yang lain.

Bagi setiap perusahaan yang telah menggunakan sistem informasi berbasis komputer dalam kegiatan usahanya maka memerlukan sistem pendukung keputusan untuk menentukan pegawai manakah yang memiliki prioritas untuk mendapatkan gaji berdasarkan dengan kinerja dan produktifitasnya serta dapat menentukkan besarnya bonus yang pantas untuk diterima pegawai tersebut. Sistem pendukung keputusan ini juga dapat berguna untuk memonitor kinerja pegawai dari waktu ke waktu. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan langkah selanjutnya bagi pegawai yang berprestasi maupun tidak.

Sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi seorang manajer dalam mengambil keputusan tetapi hanya untuk membantu manajer dalam mengambil sebuah Sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi seorang manajer dalam mengambil keputusan tetapi hanya untuk membantu manajer dalam mengambil sebuah

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana membangun Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Bonus Pegawai dengan menggunakan metode Promethee.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas terhadap suatu objek penelitian, maka dibuat batasan-batasan permasalahan, yaitu:

1. Sistem ini lebih diperuntukkan bagi pihak manajer dan pihak pembuat keputusan yang bersangkutan dalam penentuan pemberian bonus pegawai.

2. Hanya menggunakan empat kriteria, yaitu kedisiplinan, prestasi kerja, pengalaman kerja, dan perilaku selama bekerja.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder dari penelitian yang telah ada

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk menentukan bonus pegawai dengan menggunakan metode Promethee.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan prioritas pemberian bonus pegawai. Dengan adanya sistem yang dibuat diharapkan mampu meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam mengambil keputusan.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu metode waterfall. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam pengembangan sistem hanya beberapa tahapan (Pressman, 2002):, yaitu:

1. Analisis Sistem (System Analysis) Tahapan analisis terdiri dari perencanaan, definisi masalah, dan analisis sistem yang

akan dibuat.

2. Perancangan (Design) Tahap perancangan akan menghasilkan sebuah rancangan sistem yang terbagi dalam

rancangan struktur data dan proses.

3. Penulisan Program (Coding) Tahap ini merupakan tahap dimana rancangan akan dituliskan dalam bentuk program

yang akan dijalankan pada komputer.

4. Pengujian (Testing) Setelah pembuatan program selesai maka akan dilakukan ujicoba pada sistem untuk

melihat kinerja sistem tersebut.

1.7 Sistematika penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima buah bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Berikut gambaran secara garis besar sistematika penulisan:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi berbagai teori yang menjadi dasar berfikir pembangunan sistem seperti teori sistem, sistem pendukung keputusan, promethee, data flow diagram, flowchart, basis data, waterfall, SQL dan PHP.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan analisis dan perancangan sistem basis data yang dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi rincian penjelasan mengenai tahapan implementasi sistem, yang dikembangkan dari tahap analisis dan desain.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari pemecahan masalah dan saran- saran sebagai masukan untuk pengembangan sistem di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

Sistem adalah sebuah tatanan atau keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional(dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan secara bersama- sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu(Jogiyanto, 1999). Sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan sistem dapat tercapai.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu(Jogiyanto, 1999) :

1. Komponen-komponen sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi. Artinya saling

bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen- elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem. Setiap sistem, selalu mengandung subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan sistem Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem

lainnya atau dengan bagian lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan luar sistem Lingkungan luar dari suatu sistem apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi

operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat pulan merugikan sistem tersebut. Lingkungan yang menguntungkan merupakan energi dari operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat pulan merugikan sistem tersebut. Lingkungan yang menguntungkan merupakan energi dari

4. Penghubung sistem Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem

lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran dari satu subsistem merupakkan masukkan dari subsistem lainnya dengan satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukkan sistem(input) Masukkan adalah masukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat berupa perawatan dan

masukkan sinyal. Masukkan perawatan adalah input yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah masukkan yang diprospek untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh input perawatan digunakan untuk mengoperasikan komputer sedangkan sinyal input digunakan untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem(output) Keluaran adalah hasil dari masukkan yang diolah dan diklasifikasikan menajdi

keluaran yang berguna dan sebagai sisa pembuangan.

7. Pengolah sistem(process) Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan merubah input menjadi output.

8. Sasaran sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan, jika tidak maka sistem tersebut tidak akan

berguna. Tujuan dari suatu sistem sangat menentukan input yang akan dibutuhkan sistem dan output yang akan dihasilkan oleh sistem. Suatu sistem dinyatakan berhasil apabila tepat sasaran dan tercapai tujuannya.

2.2. Keputusan

Keputusan merupakan aktivitas atau tindakan yang diambil sebagai solusi dari suatu permasalahan(Turban, 2005). Menurut Igor H.Ansoff berdasarkan tingkat kepentingannya keputusan dibagi menjadi tiga kategori(Daihani, 2001), yaitu

1. Keputusan Strategis Keputusan strategis adalah keputusan-keputusan untuk menjawab tantangan dan

perubahan lingkungan dan biasanya bersifat jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh manajemen puncak.

2. Keputusan Administratif/Taktik Keputusan administratif/taktik adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya(keuangan, teknik, maupun personel). Keputusan ini diambil oleh manajemen menengah.

3. Keputusan Operasional Keputusan operasional adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan

operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh manajemen bawah.

2.3 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah diterapkan(Turban, 2005). Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu denngan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik(Simon, 19680).

Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktivitas dimana individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut(Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh pengambil keputusan(decision maker). Pengambil keputusan Penyelesaian masalah adalah suatu bentuk aktivitas dimana individu atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan harus membuat seleksi dari beberapa langkah alternatif untuk mencapai tujuan tersebut(Gass, 1985). Penyelesaian masalah dengan alternatif ini dilakukan oleh pengambil keputusan(decision maker). Pengambil keputusan

2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Simon, pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan(Simon, 1980). Empat proses tersebut adalah :

1. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika

serta proses pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

2. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis

alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.

3. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang

mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih.

4. Implementation Tahap implementasi adalah tahap pelaksaan dari keputusan yang telah diambil. Pada

tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.

2.4 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Little konsep SPK dapat berupa sebuah sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (Turban,2005). SPK sejak awal telah dirancang agar mampu untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, seperti tahap pengidentifikasian masalah, pemilihan data, penentuan pendekatan hingga kegiatan untuk mengevaluasi pemilihan alternatif(Setyono,2007).

SPK dapat didefinisikan sebagai model dari sekumpulan prosedur yang digunakkan untuk melakukkan pengolahan data dengan tujuan agar dapat membantu manajer dalam pembuatan keputusan yang sifatnya spesifik(Turban, 2005). Penerapan SPK hanya akan berhasil jika sistem bersifat sederhana, mudah untuk digunakan, mudah dalam melakukan pengawasan, mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta mudah berkomunikasi dengan jenis entity yang lain.

SPK dapat diterapkan pada situasi dimana sistem akhir hanya dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran serta evolusi yang adaptif. SPK merupakan hasil dari proses pengembangan dimana pengguna dan pembangun SPK serta SPK tersebut harus mampu untuk saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya kemudian menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan (Setyono,2007).

2.4.1 Karakteristik dan Kemampuan

SPK memiliki beberapa karakteristik dan kemampuan tersendiri yang khusus dan berbeda dengan sistem yang lain. Berikut ini merupakan karakteristik serta kemampuan yang dimiliki oleh SPK, yaitu antara lain (Turban, 2005):

a. Karakteristik SPK

1. Sebagai pendukung seluruh kegiatan operasi.

2. Sebagai pendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

3. Dapat digunakan secara berulang kali serta bersifat konstan.

4. Memiliki dua komponen utama(data serta model).

5. Menggunakan data internal maupun eksternal.

6. Mampu untuk melakukkan what-if dan goal seeking analysis.

b. Kemampuan SPK

1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah yang sifatnya tidak terstruktur maupun semi terstruktur.

2. Membantu manajer pada keseluruhan tingkatan manajemen.

3. Menunjang pembuatan keputusan secara perorangan maupun kelompok.

4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.

5. Menunjang seluruh tahapan dalam proses pembuatan keputusan.

6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan serta jenis keputusan.

7. Mampu untuk selalu melakukan adaptasi dan bersifat fleksibel.

8. Kemudahan dalam melakukan interaksi sistem.

9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan.

10. Kemudahan untuk pengembangan oleh pemakai akhir.

11. Mampu untuk melakukan pemodelan serta analisis.

12. Kemudahan dalam melakukkan akses data.

2.5 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria(Suryadi, 1998). Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria(Suryadi, 1998). Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah

Promethee menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. Promethee mempunyai kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefenisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai (value), tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya.

Metode Promethee menggunakan kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk menentukan pemilihan alernatif lapangan, yang hasilnya berurutan berdasarkan prioritasnya.

Penggunaan metode Promethee dapat dijadikan metode untuk pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif.

Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan { ∀ i|f i (.)Æ ℜ [real world] )} dengan kaidah dasar; Max {f 1 (x), f 2 (x), f 3 (x), ….. , f j (x), ….. , f k (x) | x ∈ ℜ } dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f 1 (I = 1,2, …. K) merupakan nilai / ukuran relative criteria untuk masing- masing alternatif(Suryadi, 1998). Promethee termasuk dalam keluarga metode outrangking yang dikembangkan oleh

B.Roy (1985) yang meliputu dua fase, yaitu membangun hubungan dari K (sekumpulan alternatif) dan eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria(Suryadi,1998).

Pada fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outrangking secara grafis Pada fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outrangking secara grafis

Tabel 2. 1 Data Dasar r Analisis Pr romethee

f 1 (. ) f f 2 (.) .. f j (.) ... f k (.) a 1 f 1 (a a 1 ) f f 2 (a 1 ) .. f j (a 1 ) ... f k (a 1 ) a 2 f 1 (a a 2 ) f f 2 (a 2 ) .. f j (a 2 ) ... f k (a 2 )

... ... . .. ... ... ... ... a i f 1 (a a i ) f f 2 (a i ) ... f j (a i ) ... f k (a i ) ) … … f f 2 (.) … … ... … a n f 1 (a a n ) f f 2 (a n ) ... f j (a n ) ... f k (a n )

*sum mber : Sistem m Pendukung Keputusan, Suryadi, 199 98

2.5.1 1 Dominasi Kriteria

Nilai f me erupakan ni ilai nyata da ari suatu kri iteria (Surya adi, 1998):

....... .................. ................... ......(2.1) Untuk seti iap alternat if a ∈ K, f f (a) merupa akan evaluas si dan altern natif terseb ut untuk suatu u kriteria. P Pada saat d dua alterna atif dibandin ngkan , a,b b ∈ K, haru us dapat dit tentukan perba andingan pr referensinya a. Penyampa aian intens sitas (P) d dari prefere ensi altern natif a terh hadap alter rnatif b sedem mikian rupa a sehingga : : P(a,b b) = 0, bera arti tidak be eda (indeffer rent ) antara a a dan b, a atau tidak ad da preferen nsi dari a lebih h baik dari b b. P(a,b b) 0, bera arti preferen nsi dari a leb bih baik dar i b bernilai lemah. P(a,b b) 1, bera arti preferen nsi dari a leb bih baik dar i b bernilai kuat. P(a,b b) = 1, berar rti preferens si dari a leb ih baik dari i b bernilai m mutlak.

f :KÆ ℜ ℜ

Pada meto ode ini, fung gsi preferen nsi seringka li menghasi ilkan nilai f fungsi yang berbeda antar ra dua evalu uasi, sehingg ga :

P(a a,b) = p(f(a) )-f(b)).

Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.

2.5.2 Fungsi Preferensi

Dalam promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternative H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi P(Suryadi, 1998):

∀ a,b ∈ A f(a) > f(b) ↔aPb

f(a), f(b) f(a) = f(b) ↔aIb

Dari rumus diatas adalah untuk semua elemen kriteria a terhadap kriteria b merupakan fungsi a lebih besar dari fungsi b dan sama dengan a preferen b, atau fungsi a terhadap fungsi b adalah fungsi a sama dengan fungsi b implikasi dari fungsi a iner b.

2.5.2.1 Kriteria Biasa (Usual Criterion)

⎧ 0 jika d = 0

H(d) ⎨

⎩ 1 jika d ≠ 0 .................................(2.4)

Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) } Pada kasus ini , tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika f (a) = f (b); apabila nilai kriteria pada masing – masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai yang lebih baik.

2.5.2.2 Kriteria Quasi (Quasi Criterion) Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, 2.5.2.2 Kriteria Quasi (Quasi Criterion) Pada kasus ini, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q,

⎧ 0 jika - q ≤ d ≤ q

H(d) ⎨

........................(2.5) Jika pengambil keputusan menggunakan kriteria quasi, pengambil keputusan harus

⎩ 1 jika d < - q atau d > q

menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif diatas nilai q.

2.5.2.3 Kriteria dengan Preferensi Linier

⎪ jika - p ≤ d ≤ p

H(d) p ⎨

⎪⎩ 1 jika d < - p atau d > p

Selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan menungkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.

2.5.2.4 Kriteria Level (Level Criterion)

⎧ 0 jika d ≤ q ⎪

H(d) ⎨ 0,5 jika q < d ≤ p ..................................(2.7)

⎪ ⎩ 1 jika p < d

Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah(H(d) = 0,5).

2.5.2.5 Kriteria dengan Preferensi Linear dan Area yang Tidak Berbeda

⎧ 0 jika d ≤ q ⎪

H(d) ( d - q)/(p - q) jika q < d ≤ p ⎨ ........................(2.8) ⎪

⎩ 1 jika p < d

Pengambilan keputusan mempertimbangkan penungkatan preferensi secara linier tidak berbeda sehingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p.

2.5.2.6 Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)

Kriteria ini menggunakan persamaan berikut :

2 H (d) = 1 –exp {-d 2} / σ ................................(2.9) Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berdasarkan

distribusi normal dalam statistik.

Tabel 2.2 Tipe dari fungsi kriteria Tipe Preferensi Kriteria

Parameter 1. Kriteria Umum

‐ (usual criterion)

H(d)

2. Kriteria quasi Q

H(d)

-q

3. Kriteria Preferensi Linier P (Criterion with linier

H(d) preference) 1

d -p 0 p

*sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Suryadi, 1998

Tabel 2.3 Lanjutan Tipe dari fungsi criteria

4. Kriteria Level (Level

5. Kriteria Preferensi linier q,p area yang tidak berbeda

H(d)

(criterion with linier

preference) 1

d -p -q 0 q p

6. Kriteria Gaussian ‐ (Gaussian Criterion)

H(d)

H(d)

*sumber : Sistem Pendukung Keputusan, Suryadi, 1998 0

2.5.3 Indeks Preferensi Multikriteria

Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi p i dan π i untuk semua kriteria f i (i = 1, ….. , k ) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) π i

merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria f i ; jika semua kriteria memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama.

Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi P i (Suryadi, 1998) .

℘(a,b) = Σ π P i (a,b) ; ∀ ................................(2.10) ℘ (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh ℘(a,b) = Σ π P i (a,b) ; ∀ ................................(2.10) ℘ (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh

a) ℘ (a,b) ≈ 0, menunujukan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari alternatif

b berdasarkan semua kriteria.

b) ℘ (a,b) ≈ 1, menunjukan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.

Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai outranking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai outranking , node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu.

Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks leaving

flow - ( Ф ), entering flow( Ф ) dan net flow. (Suryadi, 1998).

a. Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking

b. Entering flow adalah diukur berdasarkan karakter outranked dari a.

c. Net flow adalah selisih antara leaving flow denga entering flow

2.5.3.1 Promethee I

Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai terkecil pada entering flow merupakan alternatif terbaik.leaving flow dan entering flow menyebabkan (Suryadi, 1998):

ap + b jika + Ф (a) > + Ф (b)

aI + b jika + Ф (a) = + Ф (b)

ap - b jika - (a) < - Ф Ф (b)

aI - b jika -

Ф - (a) > Ф (b)

Dengan menggunakan metode promethee I masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preoder (sebagian) (Suryadi, 1998).

Leaving flow : Ф (a) =

n − ∑℘ ( x , a )

1 x ∈a

Entering flow : Ф (a) =

∑℘ ( x , a ) − 1

x ∈a

2.5.3.2 Promethee II

Promethee II disajikan dalam bentuk net flow berdasarkan pertimbangan persamaan (Suryadi, 1998):

aP u b jika Φ (a) > Φ (b)

aP u b jika Φ (a) = Φ (b)

Dengan menggunakan promethee II, informasi bagi pembuat keputusan lebih komplit dan realistik.

Net flow : Φ (a) - Φ (b)

Nilai dari net flow didapatkan dari jumlah leaving flow keseluruhan dikurangi dengan jumlah entering flow keseluruhan untuk mendapatkan nilai yang akan dijadikan acuan untuk rangking keseluruhan dari alternatif yang ada Contoh :

Sebagai contoh perhitungan manual dapat digunakan 4 kriteria dan menggunakan 3 alternatif. Adapun kriteria yang didapatkan adalah :

a. K1 : Kedisiplinan

b. K2 : Prestasi Kerja

c. K3 : Pengalaman Kerja

d. K4 : Perilaku Selama Bekerja

Untuk simbol dari alternatif adalah :

a. A1 : Karyawan1

b. A2 : Karyawan2

c. A3 : Karyawan3

Tabel 2.4 Nilai kriteria untuk masing-masing karyawan

Tipe Preferensi

II q=10 K3 min 70 60 90

III p=10 K4 max 80 90 90

IV q=10, p=60

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :

a. P(A1,A2) Nilai preferensi (P) berpasangan antara A1=karyawan1 dengan A2=karyawan2, dengan hasil sebagai berikut:

1. Untuk K1 = kedisiplinan , menggunakan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 80 - 70 = 10

⎧ 0 jika d = 0

berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎨

⎩ 1 jika d ≠ 0

Maka: P(A1,A2) = 0 P(A2,A1) = 1

2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 90-50 = 40, q=10

⎧ 0 jika - q ≤ d ≤ q

berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)= ⎨

⎩ 1 jika d < - q atau d > q

P(A1,A2) = 1 P(A2,A1) = 0

3. Untuk K3 = Pengalaman kerja, menggunakan rumus preferensi III Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 70-60 = 10, p=10

⎧ d/p jika - p ≤ d ≤ p

berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎨

⎩ 1 jika d < - p atau d > p

P(A1,A2) = 0 P(A2,A1) = 1

4. Untuk K4=prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 80-90 = -10, q=10 p=60

⎧ 0 Jika d ≤ q, ⎪

berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)= ⎨ 0,5 Jika q < d ≤ p,

⎪ ⎩ 1 Jika p < d

P(A1,A2) = 0.5 P(A2,A1) = 0 Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan :

( a , b ) = ∑ π P i () a , b ; ∀ a , b ∈ A

Maka diperoleh :

℘ (A1,A2) =1/4 (0+1+0+0.5) = 0.375 ℘ (A2,A1) =1/4 (1+0+1+0) = 0.5 ℘ (A1,A2) =1/4 (0+1+0+0.5) = 0.375 ℘ (A2,A1) =1/4 (1+0+1+0) = 0.5

1. Nilai preferensi (P) berpasangan antara A1=karyawan1 dengan A3=karyawan3, dengan hasil sebagai berikut: Untuk K1 = kedisiplinan , menggunakan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d (selisih)= 80 - 60 = 20

⎧ 0 jika d = 0

berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎨

⎩ 1 jika d ≠ 0

P(A1,A3) = 0 P(A3,A1) = 1

2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 90-90 = 0, q=10 ⎧ 0 jika - q ≤ d ≤ q

berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)= ⎨ ⎩ 1 jika d < - q atau d > q

P(A1,A3) = 1 P(A3,A1) = 0

3. Untuk K3 = Pengalaman kerja , menggunakan rumus preferensi III : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 70-90 = -20, p=10 ⎧ d/p jika - p ≤ d ≤ p

berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎨ ⎩ 1 jika d < - p atau d > p

P(A1,A3) = -2 P(A3,A1) = 1

4. Untuk K4 = prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) } 4. Untuk K4 = prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)= ⎨ 0,5 Jika q < d ≤ p,

⎩ 1 Jika p < d P(A1,A3) = 0.5 P(A3,A1) = 0 Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan:

( a , b ) = ∑ π P i () a , b ; ∀ a , b ∈ A

Maka diperoleh :

℘ (A1,A3) =1/4 (0+1+-2+0.5) = -0.125 ℘ (A3,A1) = 1/4 (1+0+1+0) = 0.5

c. P(A2,A3) Salah satu contoh perhitungan nilai preferensi (P) berpasangan antara A2=karyawan2 dengan A3=karyawan3, dengan hasil sebagai berikut:

1. Untuk K1 = kedisiplinan , menggunkan rumus preferensi I : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) } d= 70 - 60 = 10

⎧ 0 jika d = 0

berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)= ⎨

⎩ 1 jika d ≠ 0

P(A2,A3) = 0 P(A3,A2) = 1

2. Untuk K2 = prestasi kerja , menggunakan rumus preferensi II : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 50-90 = -40, q=10

⎧ 0 jika - q ≤ d ≤ q berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)=

⎩ 1 jika d < - q atau d > q P(A2,A3) = 1 P(A3,A2) = 0

3. Untuk K3 = Pengalaman kerja , menggunakan rumus preferensi III : Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 60-90 = -30, p=10 ⎧ d/p jika - p ≤ d ≤ p berdasarkan kaedah minimasi diperoleh: H(d)=

⎩ 1 jika d < - p atau d > p P(A2,A3) = 0 P(A3,A2) = 1

4. Untuk K4 = prilaku bekerja,menggunakan rumus preferensi IV: Dimana d = selisih nilai kriteria { d = f (a) – f( b) }

d = 90-90 = 0, q=10 p=60 ⎧ 0 Jika d ≤ q,

berdasarkan kaedah maksimasi diperoleh: H(d)= ⎨ 0,5 Jika q < d ≤ p,

⎩ 1 Jika p < d P(A2,A3) = 0.5 P(A3,A2) = 0 Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan:

( a , b ) = ∑ π P i () a , b ; ∀ a , b ∈ A

Maka diperoleh :

℘ (A2,A3) =1/4 (0+1+0+0.5) = 0.375 ℘ (A3,A2) = 1/4 (1+0+1+0) = 0.5

d. Menentukan nilai Leaving Flow, Entering Flow, dan Net Flow

Pasangan seperti diatas dilakukan lagi untuk pasangan alternatif berikutnya. Setelah diperoleh semua nilai indeks preferensi maka dengan promethee 1 dapat diperoleh indeks leaving flow dan entering flow untuk menentukan preferensi relatif suatu alternatif terhadap karyawan lainnya berdasarkan persamaan:

leaving flow : Φ ( a ) =

entering flow : Φ ( a ) =

Sebagai contoh untuk karyawan K1 dengan hasil sebagai berikut : Leaving flow 1 (A1) = /

(4-1) * (0.375 + -0.125) = 0.083

Leaving flow 1 (A2) = /

(4-1) * (0.5 + 0.375) = 0.291

Leaving flow 1 (A3) = /

(4-1) * (0.5 + 0.5) = 0.333

Entering flow 1 (A1) = /

(4-1) * (0.5 + 0.5) = 0.333

Entering flow 1 (A2) = /

(4-1) * (0.375 + 0.5) = 0.291

Entering flow 1 (A3) = /

(4-1) * (-0.125 + 0.375) = 0.083

Sedangkan untuk perangkingan berdasarkan karakter net flow berdasarkan persamaan :

net flow − : Φ ( a ) − Φ ( a )

Maka untuk net flow hasilnya sebagai berikut :

net flow(A1) = 0.083- 0.333 = 0.25 net flow(A2) = 0.291 – 0.291 = 0 net flow(A3) = 0.333 – 0.083 = 0.25

Untuk hasil perhitungan keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.5, 2.6, dan 2.7 :

Tabel 2.5 Nilai Data flow

Karyawan

A1 = karyawan1

A2 = karyawan2

A3 = karyawan3

A1 = Karyawan1 - 0.375 -0.125

A2 = Karyawan2 0.5 - 0.375

A3 = Karyawan3 0.5 0.5 -

Tabel 2.6 Nilai leaving flow, entering flow, net flow

Karyawan

Leaving flow

Entering flow Net flow

A1 = Karyawan1 0.083 0.333 -0.25

A2 = Karyawan2 0.291 0.291 0

A3 = Karyawan3 0.333 0.083 0.25

Tabel 2.7 Nilai ranking

Karyawan

Net flow

Ranking

A1 = Karyawan1 -0.25 3

A2 = Karyawan2 02

A3 = Karyawan3 0.25 1

2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Simamora dalam bukunya, salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia adalah penentuan kompensasi para karyawan. Penentuan kompensasi dianggap paling penting bagi karyawan dikarenakan kompensasi tersebut mempengaruhi produktivitas dan tendensi para karyawan untuk tetap bekerja dalam suatu perusahaan. Kebutuhan karyawan akan pendapatan membuat program kompensasi menjadi semakin vital bagi manajmen sumber daya manusia(Simamora, 2003).

Kompensasi meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa saja yang diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusi mereka terhadap suatu perusahaan atau organisasi(Simamora, 2003).

Kompensasi memiliki beberapa komponen, yaitu (Simamora, 2003):

a. Kompensasi tidak langsung(indirect compensation) a. Kompensasi tidak langsung(indirect compensation)

1. Bayaran prestasi (merit pay), seringkali disebut dengan tunjangan.

2. Bayaran pokok(base pay), bentuk dari bayaran pokok adalah gaji, upah, komisi, dan bonus.

2.6.1 Bonus

Bonus merupakan pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja. Bonus boleh didasarkan pada pencapaian sasaran obyektif atau penilaian subyektif. Bonus berbeda dengan kenaikan merit. Kenaikan bayaran prestasi(merit pay increase) merupakan imbalan yang berdasarkan kinerja, namun berulang-ulang setiap tahun. Sedangkan bonus dapat berupa utang tunai atau bentuk lainnya.

Bonus tidak hanya membantu perusahaan mengendalikan biaya, namun tampaknya juga mengangkat kepuasan kerja karyawan. Perusahaan yang memberikan kenaikan gaji kepada seorang karyawan membuat perubahan permanen yang meningkatkan bayarannya sekarang, dimasa depan dan pada saat pension. Hal tersebut jauh lebih mahal daripada pembayaran bonus sekali waktu. Program bonus lebih mudah dipertahankan karena tidak memerlukan banyak dokumentasi dan sangat fleksibel.

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output (Pressman, 2002). DFD bertujuan untuk memberikan pandangan umum sistem yang dapat memperlihatkan sebuah proses berinteraksi dengan lingkungannya. Ada pihak luar atau lingkungan yang memberikan masukan dan ada pihak yang menerima keluaran sistem. Pendekatan terstruktur / DFD ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besarnya (top level) dan dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih rinci (lower level). DFD yang pertama kali digambarkan adalah level atas (top level) dan disebut dengan diagram konteks (Level 0). DFD level 0, yang disebut juga dengan model sistem Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output (Pressman, 2002). DFD bertujuan untuk memberikan pandangan umum sistem yang dapat memperlihatkan sebuah proses berinteraksi dengan lingkungannya. Ada pihak luar atau lingkungan yang memberikan masukan dan ada pihak yang menerima keluaran sistem. Pendekatan terstruktur / DFD ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besarnya (top level) dan dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih rinci (lower level). DFD yang pertama kali digambarkan adalah level atas (top level) dan disebut dengan diagram konteks (Level 0). DFD level 0, yang disebut juga dengan model sistem

Tabel 2.8 Simbol pada DFD

No Simbol

Nama

Keterangan

External Entity (Entitas Input dari luar sistem atau yang akan

Luar)

menerima output dari sistem.

Data Flow (Arus Data) Aliran data yang dapat berupa masukan untuk

2. proses atau keluaran

dari proses.

Kegiatan yang

Process (Proses)

dihasilkan oleh suatu 3. arus data yang masuk ke

dalam proses untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses.

Penyimpanan data

Data Storage (Simpan

Data)

berupa file atau

database

*sumber : Rekayasa Perangkat Lunak, Pressman, 2000

2.8 Flowchart

Flowchart (bagan alir program) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir (Jogiyanto, 1999). Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan Flowchart (bagan alir program) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir (Jogiyanto, 1999). Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan

Tabel 2.9 Simbol Dalam Bagan Alir Program( flowchart )

No Simbol Nama Keterangan

Simbol yang

1. Terminal

mempresentasikan awal atau mulainya dan akhirnya data untuk dialirkan Simbol yang

2. Input/output mempresentasikan

data

masukkan atau keluaran

Simbol yang

3. Decision

mempresentasikan keputusan

Simbol yang

4. Process

mempresentasikan proses

Simbol yang

5. Garis alir

mempresentasikan arah

(Flow line) data mengalir

2.9 Basis Data

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai(Kadir, 2002). Sedangkan basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara seksama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan (Fathansyah,1999). Prinsip utama basis data adalah pengaturan data dengan tujuan utama kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data.

Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis(dengan bantuan komputer). Artinya tidak semua Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis(dengan bantuan komputer). Artinya tidak semua

Dalam mengolah basis data diperlukan perangkat lunak pengolahan basis data. Perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengolah basis data disebut dengan Data Base Management System (DBMS). DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memlihara , mengontrol dan mengakses basis data secara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. Konsep utama basis data adalah:

1. Data dan informasi

2. Manajemen data

3. Basis data

4. Metadata

5. Sistem manajemen basis data. Sistem basis data terdiri dari empat komponen, yaitu data, perangkat keras(hardware), perangkat lunak(software), dan (brainware). Dalam bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel secara logic merupakan struktur dua dimensi yang terdiri atas baris-baris, data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris 5. Sistem manajemen basis data. Sistem basis data terdiri dari empat komponen, yaitu data, perangkat keras(hardware), perangkat lunak(software), dan (brainware). Dalam bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel secara logic merupakan struktur dua dimensi yang terdiri atas baris-baris, data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris

2.9.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Pada model entity relationship, semesta data yang ada di dunia nyata diterjemahkan/ ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut Entity Relationship Diagram. ERD pada dasarnya adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relasi) antar entitas tersebut (Fathansyah, 1999).

1. Entitas (entity) dan himpunan entitas (entity set) Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan

dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas.

2. Atribut (attributes/ properties) Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karateristik (properti) dari

entitas tersebut.

3. Relasi (Relationship) Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari

himpunan entitas yang berbeda.

Tabel 2.10 Komponen ERD

Simbol Nama Keterangan

Prosedur atau konsumen informasi yang ada di luar

Segiempat

bound sistem untuk dimodelkan

Diamond

Relasi Transfer informasi (fungsi)

yang ada di dalam bound

Elips

sistem untuk dimodelkan Penghubung antara relasi

dengan entiti dan entiti dengan

Line atributnya

Menyatakan relasi banyak ke banyak, sehingga membentuk

Komposit suatu entitas

*sumber : Rekayasa Perangkat Lunak, Pressman, 2000