JURNAL DAN BRAND ACTIVATION PDF
PENGARUH SIKAP PENERIMAAN PADA BRAND ACTIVATION
TERHADAP REPEATED PURCHASING SABUN CUCI PIRING
SUNLIGHT
DANANG CAHYO SAPUTRO
Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap
penerimaan pada brand activation terhadap repeated purchasing produk sabun
cuci piring sunlight. Subjek penelitian yaitu 100 orang ibu rumah tangga yang
membeli produk sunlight lebih dari tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan yang
diperoleh dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
skala sikap penerimaan brand activation yang di dasarkan pada teori Shehzad Amin
dan skala repeated purchasing. Koefisien korelasi aitem-total dihitung melalui
formula Product Moment Pearson dan Pengujian reliabilitas pada skala ini menggunakan
teknik internal consistency. Hasil uji hipotesis yang dilakukan, menunjukan bahwa
proses promosi melalui brand activation dapat mempengaruhi repeated
purchasing poduk sabun cuci piring sunlight dengan nilai R sebesar 0,147.
Kata Kunci: Brand activation, Repeated purchasing, ibu rumah tangga
pengguna sabun cuci piring sunlight
1
ABSTRACT
The study was desiged to find the effect of acceptance attitude at brand
activation to repeated purchasing soap products. Subject of this research
were 100 housewives who buy products sunlight more than three times within
a period of three months obtained by using purposive sampling. This research
uses a scale of attitudes of acceptance brand activation is based on the theory
that in the Shehzad Amin and repeated purchasing scale. The correlation
coefficient was calculated through total-aitem formula Product Moment Test
Pearson and reliability on this scale using the techniques of internal
consistency. The results of the test hypotheses done; show that the process of
promotion by means of brand activation can affect repeated purchasing
poduk soap sink sunlight with the value of r as much as 0,147.
Keywords: Brand activation, Repeated purchasing, housewife user dish soap
sunlight
2
LATAR BELAKANG
Brand activation adalah sebuah langkah perusahaan untuk dapat
mengaktifkan merek tertentu pada konsumen (Simamora, 2001). Brand
activation ini berbeda dengan proses promosi lain dimana lebih menekankan
pada keterlibatan konsumen terhadap proses promosi tersebut. Perusahaan
tetap mempertahankan brand activation sebagai salah satu alat promosi karena
masih dirasa efektif dalam membentuk dan menjangkau segmen pasar yang
dituju. Sebagian konsumen masih berangggapan bahwa merek yang
dipromosikan secara besaar - besaran sudah pati menawarkan good value
(Sulaksana, 2007). Sebuah perusahaan merelakan menghabiskan sebagian
anggaran ntuk membuat sebuah promosi dengan tujuan memperkenalkan
produknya termasuk membuat sebuah event yang termasuk dalam proses brand
activation yang sesuai dengan target pasar dari perusahaan dan dapat
membentuk sebuah citra dari perusahaan terkait dengan event yang diadakan
perusahaan sabun cuci piring sunlight tersebut.
Proses brand activation untuk sebuah brand diperlukan ide konsep dan
tema yang tengah berkembang di masyarakat, serta memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas serta kerja sama tim event organizer yang baik dapat
menjadikan brand activation mencapai tujuannya. Menurut Shanklin dan Kuzma
(1992) tujuan utama dari brand activation adalah untuk membangun kesadaran
konsumen (brand awareness) terhadap merek produk atau perusahaan dan
membangun gambaran konsumen (brand image) terhadap suatu merek produk
atau perusahaan.
Proses brand activation yang diadakan perusahaan sunlight diharapkan
dapat menanamkan pemikiran bahwa sabun cuci terbaik adalah sunlight dan
dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk oleh konsumen nantinya
yang kemudian dapat menanamkan sebuah citra merek terhadap konsumen.
Keputusan pembelian suatu produk juga dipengaruhi oleh informasi yang
diterima dan pribadi (Suwarno, 2007). Seseorang pada dasarnya sebelum
memutuskan membeli atau tidak membeli suatu produk akan merujuk kepada
lingkungan yang sudah memakai produk tersebut dan seberapa informasi yang
didapatkan terhadap produk tersebut. Proses promosi yang dilakukan
perusahaan melalui sebuah brand activaton tidak hanya membuat konsumen
untuk sekedar membeli produk namun juga ingin membuat subjek untuk
melakukan pembelian ulang untuk dapat memperoleh keuntungan yang berlajut.
Pengertian pembelian ulang atau repeated purchasing adalah kondisi dimana
individu melakukan pembelian produk atau jasa dan menentukan untuk membeli lagi,
maka pembelian kedua danselanjutnya disebut pembelian ulang. Pembelian ulang
didefinisikan oleh Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah pembelian yang pernah
dilakukan terhadap produk atau jasa yang sama dan akan membeli lagi untuk kedua atau
ketiga kalinya Sedangkan definisi pembelian ulang menurut Sunarto (2003) adalah
3
konsumen hanya membeli produk atau jasa secara berulang tanpa mempunyai perasaan
khusus terhadap apa yang dibelinya.
Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu
untuk dapat memilih atau mengambil sebuah keputusan untuk melakukan repeated
purchasing produk tertentu. Konsumen melakukan repeated purchasing dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang disebutkan di atas. Pengetahuan produk juga diperlukan
untuk dapat digunakan sebagai dasar pemilihan produk tertentu oleh konsumen.
Pengenalan produk memiliki berbagai macam cara dimana salah satunya adalah melalui
penyelenggaraan brand activation pada sebuah produk untuk dapat lebih mendekatkan
pada target utama konsumen produk tersebut. Pembentukan brand sebuah produk
melalui brand activation adalah salah satu langkah sebuah perusahaan untuk dapat
mencapai target konsumen utama yang dituju, dan variabel ini juga dapat menjadi
variabel eksternal untuk seorang individu melakukan repeated purchasing dalam produk
sabun cuci piring sunlight.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan sebuah penelitian
dengan mengambil judul “ Pengaruh Sikap Penerimaan pada Brand activation terhadap
Repeated Purchasing Sabun Cuci Piring Sunlight ”.
HIPOTESA PENELITIAN
Ada pengaruh sikap penerimaan brand activation terhadap repeated purchasing produk
sabun cuci piring sunlight.
TINJAUAN PUSTAKA
Sikap Konsumen
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan
mempengaruhi keputusan konsumen. Menurut Gordon Allport (Nugroho, 2008),
sikap adalah keterkaitan antara mental dan syaraf yang berhubungan dengan
kesiapan untuk menanggap sebuah stimulus, kemudian diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap
perilaku. Sedangkan menurut Hawkins (Ferrinadewi, 2008), sikap adalah proses
pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat jangka panjang
dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Nugroho (2008)
menganalogkan dengan sikap konsumen yaitu mempelajari kecendrungan
konsumen untuk mengevaluasi merek baik yang disenangi ataupun tidak
disenangi secara konsisten.
Konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan memilih merek
tertentu untuk dibeli, hal itu berkaitan dengan sikap yang dikembangkan.
Keyakinan-keyakinan dan pilihan konsumen (preference) atas suatu merek
merupakan suatu sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadap suatu merek
tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap
positif terhadap suatu merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan
pembelian terhadap merek itu dan memungkinkan konsumen memiliki komitmen
uuntuk menggunakan produk tersebut sehingga terjadi sebuah pembelian ulang
4
atau repeated purchasing, sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen
dalam melakukan pembelian.
Brand Activation
Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang
mendekatkan dan membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui
aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik
yang menarik perhatian lainnya. (Shimp, 2003).Menurut Amin (2006)
menyatakan bahwa brand activation merupakan sebuah proses pengaktifan
kembali sebuah merek tertentu dalam ingatan konsumen diindentikan dengan
merek tersebut. Sebuah brand activation yang dilakukan oleh perusahaan
memiliki proses tersendiri yang dijabarkan dengan sebuah brand activation
model.
Brand activation model merupakan sebuah proses brand activation melalui
beberapa tahapan dimana masing - masing tahapannya memiliki faktor penentu tersediri
dalam tiap tahap prosesnya. Proses dari brand activation memiliki lima tahap utama yaitu
brand positioning, interactive channel, decision, direct consumer conection dan
purchasing behaviour. Lima tahapan tersebut dilalui dengan berurutan dimana untuk
mencapai dari tujuan perusahaan dalam proses brand actiovation itu sendiri
Repeated Purchasing
Menurut Leon G. Schiffman (1997) repeated purchasing merupakan suatu
proses pembelian sebuah produk atau merek yang sudah pernah dibeli sebelumnya.
Proses ini dapat terjadi dikarenakan evaluasi pasca pembelian menghasilkan perasaan
yang positif, perasaan tersebut timbul dikarenakan kinerja produk dapat melebihi
harapan dari konsumen sehingga kemungkinan besar mereka akan membeli kembali.
Evaluasi pasca pembelian pada akhirnya akan memberikan feedback berupa
pengalaman di mana pengalaman tersebut akan dijadikan sebagai salah satu referensi
atau pertimbangan di dalam pengambilan sebuah keputusan pembelian.
Repeated purchasing dapat terjadi jika proses pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh pengalaman dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian kembali, dikarenakan evaluasi pasca pembelian menghasilkan kepuasan
melebihi harapan konsumen pada pembelian awal. Karena itu sangat penting bagi suatu
produk atau merek untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen
akan mempertimbangkan untuk membeli produk atau merek yang sama pada saat
konsumen akan melakukan pembelian kembali.Setiap kali pelanggan membeli kembali
sebuah produk, ia bergerak melalui siklus pembelian. Siklus pembelian tersebut adalah
kesadaran , pembelin awal, evaluasi pembelian, keputusan untuk membeli kembali
(Griffin,2002).
5
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas) yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini
adalahsikap penerimaan brand activaton, sedangkan variabel dependen (terikat)
adalah repeated purchasing.
Subjek penelitian
Penelitian ini menggunakan 50 orang ibu rumah tangga untuk uji coba dan
100 orang ibu rumah tangga untuk penelitiannya. pengambilan sampel tersebut
dilakukan di Kota Malang, Kecamatan Blimbing, Kelurahan blimbing dalam lima
RW.
Alat Ukur
1. Sikap Penerimaan Brand Activation
Skala sikap penerimaan terhadap proses brand activation yang terdiri dari
lima dimensi utama yaitu brand positioning, interactive channel,decision, direct
cunsomer, dan purchasing behaviour (Amin,2006). Dimensi tersebut diambil dari
sebuah brand activation model dimana terdapat kelima unsur utama tersebut.
Skala brand activation menggunakan skala likert yang terdapat empat pilihan
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2009). Pendistribusian aitem pada saat uji coba, yang berjumlah 28
aitem utama, yang kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan korelasi aitem total 0,30.
2.
Repeated Purchasing
Skala repeated purchasing terdiri dari empat dimensi utama, dimana skala
tersebut mengukur tentang pembelian berulang yang dilakukan oleh konsumen
sabun cuci piring merek Sunlight Skala yang kedua ini yang merupakan skala
repeated purchasing menggunakan skala likert yang terdapat empat pilihan
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2009). Pendistribusian aitem pada saat uji coba , dimana terdapat aitem
yang berjumlah 20 aitem utama, yang kemudian dilakukan pengujian reliabilitas
dengan menggunakan korelasi aitem total 0,30.
METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan regresi
sederhana dengan dua variabel.
6
HASIL
Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa pada skala pengaruh sikap
penerimaan pada brand activation yang dimiliki oleh subjek penelitian sebanyak 33% (33
orang) berada dalam kategori tinggi, sedangkan 77% (77 orang) berada dalam kategori
sedang serta 0% dalam kategori rendah. Sedangkan untuk skala repeated purchasing 50
% (50 orang) berada dalam kategori sedang, dan sisanya 50% berada dalam kategori
rendah sedangkan untuk kategori tinggi tidak ditemukan.
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai KolmogorovSmirnovnya adalah sebesar 0,200 dimana nilai ini lebih besar daripada α= 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. Hasil lain
didapat dari uji asumsi linearitas yang dilakukan untuk menunjukan linearitas
hubungan antara variabel brand activation terhadap repeated purchasing. Apabila
nilai signifikansi 0,000
TERHADAP REPEATED PURCHASING SABUN CUCI PIRING
SUNLIGHT
DANANG CAHYO SAPUTRO
Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sikap
penerimaan pada brand activation terhadap repeated purchasing produk sabun
cuci piring sunlight. Subjek penelitian yaitu 100 orang ibu rumah tangga yang
membeli produk sunlight lebih dari tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan yang
diperoleh dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
skala sikap penerimaan brand activation yang di dasarkan pada teori Shehzad Amin
dan skala repeated purchasing. Koefisien korelasi aitem-total dihitung melalui
formula Product Moment Pearson dan Pengujian reliabilitas pada skala ini menggunakan
teknik internal consistency. Hasil uji hipotesis yang dilakukan, menunjukan bahwa
proses promosi melalui brand activation dapat mempengaruhi repeated
purchasing poduk sabun cuci piring sunlight dengan nilai R sebesar 0,147.
Kata Kunci: Brand activation, Repeated purchasing, ibu rumah tangga
pengguna sabun cuci piring sunlight
1
ABSTRACT
The study was desiged to find the effect of acceptance attitude at brand
activation to repeated purchasing soap products. Subject of this research
were 100 housewives who buy products sunlight more than three times within
a period of three months obtained by using purposive sampling. This research
uses a scale of attitudes of acceptance brand activation is based on the theory
that in the Shehzad Amin and repeated purchasing scale. The correlation
coefficient was calculated through total-aitem formula Product Moment Test
Pearson and reliability on this scale using the techniques of internal
consistency. The results of the test hypotheses done; show that the process of
promotion by means of brand activation can affect repeated purchasing
poduk soap sink sunlight with the value of r as much as 0,147.
Keywords: Brand activation, Repeated purchasing, housewife user dish soap
sunlight
2
LATAR BELAKANG
Brand activation adalah sebuah langkah perusahaan untuk dapat
mengaktifkan merek tertentu pada konsumen (Simamora, 2001). Brand
activation ini berbeda dengan proses promosi lain dimana lebih menekankan
pada keterlibatan konsumen terhadap proses promosi tersebut. Perusahaan
tetap mempertahankan brand activation sebagai salah satu alat promosi karena
masih dirasa efektif dalam membentuk dan menjangkau segmen pasar yang
dituju. Sebagian konsumen masih berangggapan bahwa merek yang
dipromosikan secara besaar - besaran sudah pati menawarkan good value
(Sulaksana, 2007). Sebuah perusahaan merelakan menghabiskan sebagian
anggaran ntuk membuat sebuah promosi dengan tujuan memperkenalkan
produknya termasuk membuat sebuah event yang termasuk dalam proses brand
activation yang sesuai dengan target pasar dari perusahaan dan dapat
membentuk sebuah citra dari perusahaan terkait dengan event yang diadakan
perusahaan sabun cuci piring sunlight tersebut.
Proses brand activation untuk sebuah brand diperlukan ide konsep dan
tema yang tengah berkembang di masyarakat, serta memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas serta kerja sama tim event organizer yang baik dapat
menjadikan brand activation mencapai tujuannya. Menurut Shanklin dan Kuzma
(1992) tujuan utama dari brand activation adalah untuk membangun kesadaran
konsumen (brand awareness) terhadap merek produk atau perusahaan dan
membangun gambaran konsumen (brand image) terhadap suatu merek produk
atau perusahaan.
Proses brand activation yang diadakan perusahaan sunlight diharapkan
dapat menanamkan pemikiran bahwa sabun cuci terbaik adalah sunlight dan
dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk oleh konsumen nantinya
yang kemudian dapat menanamkan sebuah citra merek terhadap konsumen.
Keputusan pembelian suatu produk juga dipengaruhi oleh informasi yang
diterima dan pribadi (Suwarno, 2007). Seseorang pada dasarnya sebelum
memutuskan membeli atau tidak membeli suatu produk akan merujuk kepada
lingkungan yang sudah memakai produk tersebut dan seberapa informasi yang
didapatkan terhadap produk tersebut. Proses promosi yang dilakukan
perusahaan melalui sebuah brand activaton tidak hanya membuat konsumen
untuk sekedar membeli produk namun juga ingin membuat subjek untuk
melakukan pembelian ulang untuk dapat memperoleh keuntungan yang berlajut.
Pengertian pembelian ulang atau repeated purchasing adalah kondisi dimana
individu melakukan pembelian produk atau jasa dan menentukan untuk membeli lagi,
maka pembelian kedua danselanjutnya disebut pembelian ulang. Pembelian ulang
didefinisikan oleh Dharmmesta dan Handoko (2000) adalah pembelian yang pernah
dilakukan terhadap produk atau jasa yang sama dan akan membeli lagi untuk kedua atau
ketiga kalinya Sedangkan definisi pembelian ulang menurut Sunarto (2003) adalah
3
konsumen hanya membeli produk atau jasa secara berulang tanpa mempunyai perasaan
khusus terhadap apa yang dibelinya.
Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu
untuk dapat memilih atau mengambil sebuah keputusan untuk melakukan repeated
purchasing produk tertentu. Konsumen melakukan repeated purchasing dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang disebutkan di atas. Pengetahuan produk juga diperlukan
untuk dapat digunakan sebagai dasar pemilihan produk tertentu oleh konsumen.
Pengenalan produk memiliki berbagai macam cara dimana salah satunya adalah melalui
penyelenggaraan brand activation pada sebuah produk untuk dapat lebih mendekatkan
pada target utama konsumen produk tersebut. Pembentukan brand sebuah produk
melalui brand activation adalah salah satu langkah sebuah perusahaan untuk dapat
mencapai target konsumen utama yang dituju, dan variabel ini juga dapat menjadi
variabel eksternal untuk seorang individu melakukan repeated purchasing dalam produk
sabun cuci piring sunlight.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan sebuah penelitian
dengan mengambil judul “ Pengaruh Sikap Penerimaan pada Brand activation terhadap
Repeated Purchasing Sabun Cuci Piring Sunlight ”.
HIPOTESA PENELITIAN
Ada pengaruh sikap penerimaan brand activation terhadap repeated purchasing produk
sabun cuci piring sunlight.
TINJAUAN PUSTAKA
Sikap Konsumen
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan
mempengaruhi keputusan konsumen. Menurut Gordon Allport (Nugroho, 2008),
sikap adalah keterkaitan antara mental dan syaraf yang berhubungan dengan
kesiapan untuk menanggap sebuah stimulus, kemudian diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap
perilaku. Sedangkan menurut Hawkins (Ferrinadewi, 2008), sikap adalah proses
pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi, kognitif yang bersifat jangka panjang
dan berkaitan dengan aspek lingkungan disekitarnya. Nugroho (2008)
menganalogkan dengan sikap konsumen yaitu mempelajari kecendrungan
konsumen untuk mengevaluasi merek baik yang disenangi ataupun tidak
disenangi secara konsisten.
Konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan memilih merek
tertentu untuk dibeli, hal itu berkaitan dengan sikap yang dikembangkan.
Keyakinan-keyakinan dan pilihan konsumen (preference) atas suatu merek
merupakan suatu sikap konsumen. Dalam banyak hal, sikap terhadap suatu merek
tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap
positif terhadap suatu merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan
pembelian terhadap merek itu dan memungkinkan konsumen memiliki komitmen
uuntuk menggunakan produk tersebut sehingga terjadi sebuah pembelian ulang
4
atau repeated purchasing, sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen
dalam melakukan pembelian.
Brand Activation
Brand activation adalah salah satu bentuk promosi merek yang
mendekatkan dan membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui
aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik
yang menarik perhatian lainnya. (Shimp, 2003).Menurut Amin (2006)
menyatakan bahwa brand activation merupakan sebuah proses pengaktifan
kembali sebuah merek tertentu dalam ingatan konsumen diindentikan dengan
merek tersebut. Sebuah brand activation yang dilakukan oleh perusahaan
memiliki proses tersendiri yang dijabarkan dengan sebuah brand activation
model.
Brand activation model merupakan sebuah proses brand activation melalui
beberapa tahapan dimana masing - masing tahapannya memiliki faktor penentu tersediri
dalam tiap tahap prosesnya. Proses dari brand activation memiliki lima tahap utama yaitu
brand positioning, interactive channel, decision, direct consumer conection dan
purchasing behaviour. Lima tahapan tersebut dilalui dengan berurutan dimana untuk
mencapai dari tujuan perusahaan dalam proses brand actiovation itu sendiri
Repeated Purchasing
Menurut Leon G. Schiffman (1997) repeated purchasing merupakan suatu
proses pembelian sebuah produk atau merek yang sudah pernah dibeli sebelumnya.
Proses ini dapat terjadi dikarenakan evaluasi pasca pembelian menghasilkan perasaan
yang positif, perasaan tersebut timbul dikarenakan kinerja produk dapat melebihi
harapan dari konsumen sehingga kemungkinan besar mereka akan membeli kembali.
Evaluasi pasca pembelian pada akhirnya akan memberikan feedback berupa
pengalaman di mana pengalaman tersebut akan dijadikan sebagai salah satu referensi
atau pertimbangan di dalam pengambilan sebuah keputusan pembelian.
Repeated purchasing dapat terjadi jika proses pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh pengalaman dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian kembali, dikarenakan evaluasi pasca pembelian menghasilkan kepuasan
melebihi harapan konsumen pada pembelian awal. Karena itu sangat penting bagi suatu
produk atau merek untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen
akan mempertimbangkan untuk membeli produk atau merek yang sama pada saat
konsumen akan melakukan pembelian kembali.Setiap kali pelanggan membeli kembali
sebuah produk, ia bergerak melalui siklus pembelian. Siklus pembelian tersebut adalah
kesadaran , pembelin awal, evaluasi pembelian, keputusan untuk membeli kembali
(Griffin,2002).
5
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas) yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini
adalahsikap penerimaan brand activaton, sedangkan variabel dependen (terikat)
adalah repeated purchasing.
Subjek penelitian
Penelitian ini menggunakan 50 orang ibu rumah tangga untuk uji coba dan
100 orang ibu rumah tangga untuk penelitiannya. pengambilan sampel tersebut
dilakukan di Kota Malang, Kecamatan Blimbing, Kelurahan blimbing dalam lima
RW.
Alat Ukur
1. Sikap Penerimaan Brand Activation
Skala sikap penerimaan terhadap proses brand activation yang terdiri dari
lima dimensi utama yaitu brand positioning, interactive channel,decision, direct
cunsomer, dan purchasing behaviour (Amin,2006). Dimensi tersebut diambil dari
sebuah brand activation model dimana terdapat kelima unsur utama tersebut.
Skala brand activation menggunakan skala likert yang terdapat empat pilihan
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2009). Pendistribusian aitem pada saat uji coba, yang berjumlah 28
aitem utama, yang kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan korelasi aitem total 0,30.
2.
Repeated Purchasing
Skala repeated purchasing terdiri dari empat dimensi utama, dimana skala
tersebut mengukur tentang pembelian berulang yang dilakukan oleh konsumen
sabun cuci piring merek Sunlight Skala yang kedua ini yang merupakan skala
repeated purchasing menggunakan skala likert yang terdapat empat pilihan
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono,2009). Pendistribusian aitem pada saat uji coba , dimana terdapat aitem
yang berjumlah 20 aitem utama, yang kemudian dilakukan pengujian reliabilitas
dengan menggunakan korelasi aitem total 0,30.
METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan regresi
sederhana dengan dua variabel.
6
HASIL
Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa pada skala pengaruh sikap
penerimaan pada brand activation yang dimiliki oleh subjek penelitian sebanyak 33% (33
orang) berada dalam kategori tinggi, sedangkan 77% (77 orang) berada dalam kategori
sedang serta 0% dalam kategori rendah. Sedangkan untuk skala repeated purchasing 50
% (50 orang) berada dalam kategori sedang, dan sisanya 50% berada dalam kategori
rendah sedangkan untuk kategori tinggi tidak ditemukan.
Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai KolmogorovSmirnovnya adalah sebesar 0,200 dimana nilai ini lebih besar daripada α= 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. Hasil lain
didapat dari uji asumsi linearitas yang dilakukan untuk menunjukan linearitas
hubungan antara variabel brand activation terhadap repeated purchasing. Apabila
nilai signifikansi 0,000