LAPORAN PRAKTIKUM DAN IMUNOSEROLOGI 2018

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI
KELOMPOK 2

Disusun oleh:
Desi Sri Wardiani

P3.73.34.1.16.049

Dian Cholidiyah

P3.73.34.1.16.050

Dian Mutiara Nilamsari

P3.73.34.1.16.051

Dwi Rahayu Wilujeng

P3.73.34.1.16.052

Endang Susilowati


P3.73.34.1.16.053

Gugus Triwinarso

P3.73.34.1.16.055

Guntur Witarso

P3.73.34.1.16.056

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
D-III ANALIS KESEHATAN
KELAS PROGRAM REGULER SORE 2018

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH DAN RHESUS

Hari/Tanggal : Senin,19 Februari 2018
1. Tujuan


: Mengetahui golongan darah dan rhesus seseorang

2. Metode

: Aglutinasi direk

3. Prinsip

: Terjadi reaksi antigen dan antibody yang membentuk aglutinasi.Antigen
yang terletak pada permukaan sel eritrosit akan beraksi dengan antibody
yang terdapat pada antisera akan membentuk aglutinasi langsung yang
dapat dilihat secara makroskopis.

4. Alat
 Kartu golongan darah
 Batang Pengaduk
 Tissue
 Beaker glass
 Autoclick
 Lancet

 Alkohol swab
 APD
5. Bahan
✓ Reagen antisera A
✓ Reagen antisera B
✓ Reagen Antisera AB
✓ Reagen Antisera O

6. Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Teteskan 1 tetes darah pada kartu golongan darah pada kolom A,B,AB dan D.
3. Teteskan 1 tetes antisera A pada kolom A,antisera B pada kolom B,antisera AB pada
kolom AB dan antisera D pada kolom D.
4. Homogenkan lalu goyangkan selama 2 menit.
5. Baca hasil dengan mengamati ada tidaknya aglutinasi.

7. Interpretasi hasil :
 ( + ) = Terbentuk aglutinasi
 ( - ) = Tidak terbentuk aglutinasi


Golongan Darah

Anti

Anti

Anti

Anti

A

B

AB

A

+


-

+

+

B

-

+

+

+

AB

+


+

+

+

O

-

-

-

+

Nama Pasien

Anti


Anti

Anti

Anti

Gol.

1. Tn. Ansori
2.Tn. Erwin Bunadi
3.By. Herti

A
+
+

B
+
+


AB
+
+
+

D
+
+
+

Darah
A / Rhesus Positif
B / Rhesus Positif
AB / Rhesus Positif

Maryani .S
4.Ny. Lina Harles

-


-

-

+

O / Rhesus Positif

D

8. Hasil Pengamatan :
1. Terbentuk aglutinasi pada kolom A,AB dan D pada tes golongan darah Tn. Ansori.
2. Terbentuk aglutinasi pada kolom B,AB dan D pada tes golongan darah Tn.Erwin Bunadi
3. Terbentuk aglutinasi pada kolom A,B,AB dan D pada tes golongan darah By. Herti
Maryani.S.
4. Tidak terbentuk aglutinasi pada kolom A,B,AB dan terbentuk aglutinasi pada kolom D
pada golongan darah Ny. Lina Harles.
Gambar hasil :

9. Pembahasan

✓ Golongan darah seseorang dengan orang lain dapat sama atau berbeda tergantung antigen
dan antibody yang terdapat pada darah. Pengolongan darah manusia yang paling umum
adalah sistem penggolongan ABO. Penggolongan darah sistim ini ditemukan oleh Karl
Lensteiner pada tahun 1900.

✓ Golongan darah yang sesuai apabila dicampur tidak akan menggumpal. Sedangkan
golongan darah yang tidak sesuai apabila dicampur akan menggumpal (Aglutinasi).
Terdapat tiga jenis darah dalam penggolongan system ABO yaitu golongan darah A,B,O.

PEMERIKSAAN KEHAMILAN ( CARIK CELUP )

Hari/Tanggal

: Senin,19 Februari 2018

1. Tujuan

: Untuk mengetahui adanya molekul HCG pada urine pesien yang
Mengindikasikan kehamilan.


2. Metode

: Pregna Strip/ carik celup

3. Prinsip

: Strip yang digunakan terdiri dari bantalan penyerap specimen, membrane
dan bantalan penyerap sisa reaksi. Bantalan penyerap specimen
mengandung antibody monoclonal Mouse anti-asg yang dikonjugasi
dengan zat warna Colloidal Gold. Zona tes pada daerah membrane diikat
dengan antibody Goat Anti-HCG dan zona control dengan Goat anti
Mouse IgG.

5. Alat & Bahan
✓ Strip Pregnancy tes (One Strip)
✓ Tissue
✓ Sampel

urine pagi

✓ APD
6. Cara kerja
1. Buka Pembungkus Strip Pregnancy tes
2. Celupkan strip ke dalam wadah yang berisi sampel urine sampai tanda batas garis
maksimum di bawah tanda panah.

3. Biarkan urine mengalir membasahi seluruh permukaan membrane ( 10 detik )
4. Letakan strip pada permukaan yang datar.
5. Tunggu selama kurang lebih 5 menit.
6. Baca hasil yang terlihat,catat hasil dan jangan menginterprestasikan hasil setelah 5 menit.
7. Bersihkan dan rapikan kembali alat bahan yang telah digunakan.
7. Interpretasi hasil
Tampak 2 garis berwarna merah muda,1 pada zona tes ( bagian

Positif ( + )

bawah ) dan 1 lagi pada zona control ( bagian atas )
Tampak 1 garis berwarna merah muda pada zona control

Negatif ( - )
( bagian atas )
Invalid

Tidak tampak garis baik pada zona control maupun zona tes

8. Hasil Pengamatan :
 Positif ( + ) : Terbentuk dua garis berwarna merah pada zona control dan zona test pada
rapid tes Ny. Pita Pebriani.

Gambar.1
 Negatif ( - ) : Terbentuk satu garis berwarna merah pada zona control pada rapid tes
Ny. Otih. M, kemudian pada zona tes tidak terbentuk garis merah.

Gambar.2

Kesimpulan :
 Pasien atas nama Ny. Pita Pebriani hasil HCG tes positif.
 Pasien atas nama Ny. Otih hasil HCG tes negatif.

9. Pembahasan
 Hormon Glikoprotein yang diproduksi oleh Chorionic gonadhotropin (HCG) adalah
placenta sesaat setelah pembuahan. Pada kehamilan normal berkembang setelah dideteksi
pada urin sejak 7 – 10 hari pembuahan. 1,2,3,4 tingkat pertama terus meningkat dengan
sangat cepat, sering kali melebihi 100 pada priode haid yang tidak terjawab 2.3,4 dan
memuncak pada kisaran 100.000 – 200.000 mIUImL sekitar 10 – 12 minggu sampai
kehamilan. Munculnya HCG dalam urin segera setelah pembuahan dan peningkatan
konsentrasinya yang cepat selama pertumbuhan gestasional awal, menjadikannya
penanda yang sangat baik untuk deteksi dini.

PEMERIKSAAN RHEMATOID FAKTOR ( RF )

Hari/Tanggal : Selasa,20 Februari 2018
1.Tujuan

: Untuk mengetahui adanya RF dalam serum yaitu immunoglobin antibody yang
dapat mengikat antibody lainnya.

2. Metode

: Aglutinasi Lateks

3. Prinsip

: Adanya reaksi antara rheumatoid factor yang terdapat dalam serum penderita
Dengan human immunoglobulin G ( IgG ) yang dilapiskan pada partikel latek
Polystyrene reaksi positif ditandai dengan adanya aglutinasi pada partikel
Latex.

4. Alat
 Slide latar hitam
 Batang Pengaduk

 Tissue
 Pipet tetes
 Beaker Glass
 Rotator
 APD
5. Bahan
✓ Reagen lateks Fokus
✓ Reagen control ( + )
✓ Reagen control ( - )
✓ Sampel

serum

6. Cara kerja :
1. Masukkan satu tetes serum pada lingkaran pertama, satu tetes control ( + )
Pada lingkaran kedua dan satu tetes control ( - ) pada lingkaran ketiga.
2. Tambahkan satu tetes reagen RF lateks pada masing – masing lingkaran slide.
3. Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
4. Goyangkan di atas alat rotator dan lakukan pengamatan aglutinasi di depan cahaya dalam
waktu 2 menit dengan menyalakan stopwatch,jika hasil positif maka lakukan
pemeriksaan semikuantitatif.Jika hasil negative maka tidak perlu pemeriksaan lanjut.
Pengenceran

1:2

1:4

1:8

1:16

Sampel serum

100 μ

-

-

-

Garam

100 μ

100 μ

100 μ

100 μ

100 μ

100 μ

100 μ

Volume sampel

50 μ

50 μ

50 μ

50 μ

8 x N˚,Pengenceran

8x2

8x4

8x8

8 x 16

16

32

64

128

Mg/I.U./ml
7. Interpretasi hasil :

✓ ( + ) = Terbentuk aglutinasi dalam waktu 3 menit.
✓ ( - ) = Tidak terbentuk aglutinasi dalam 3 menit.
Hasil Pengamatan :
1. Negatif ( - ) tidak terbentuk aglutinasi.
Gambar hasil :

KONTROL (+)

KONTROL (-)

SAMPEL TES

2. Positif (+) 32 terbentuk aglutinasi

8. Kesimpulan
✓ Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu pemeriksaan RF (Rheumatoid Faktor) cara
slide didapatkan hasil:
Pengamatan 1 sampel serum negatif (-) yang tidak mengandung Faktor Rheumatoid
Pengamatan 2 sampel serum Positif (+) 32 terbentuk aglutinasi pada pengenceran 1:4.

9.Pembahasan
✓ Penyakit rematik adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik
progressif , cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara
simetris. Rhematoid arthritis adalah penyakit sistemik kronis terutama menyerang sendisendi, biasanya dengan prubahan-perubahan degeneratif dan pereadangan di dalam
selaput synopial, tulang rawan dan otot-otot. Diagnosis arthritis rhematoid dikatakan
positif apabila sekurang-kurangnya 4 dari 6 kriteria ini terpenuhi. 4 dari kriteria tersebut
harus telah berlangsung selama sekurang-kurangnya 6 minggu. Banyak kenyataan bahwa
factor tersebut terdiri dari suatu kelompok antibody dari kelas IgM, yang diarahkan
terhadap antigeniksites pada IgA, terdapat kenyatan bahwa pada rhematoid arthritis
plasma Rf terdiri dari tiga tipe . Sampel plasma tidak dapat digunakan karena fibrinogen
dalam plasma dapat menyebabkan hasil aglutinasi non-spesifik.

.
PEMERIKSAAN ASO

Hari/Tanggal : Selasa,20 Februari 2018
1. Tujuan

: Mengetahui adanya antibody terhadap Streptococcus beta hemolisa yang dapat
Menimbulkan penyakit reumatik,tonsillitis dan glomerulonephritis.

2. Metode

: . Aglutinasi Lateks cara slide

3. Prinsip

: Uji ASO-Latex merupakan uji penggumpalan (aglutinasi) untuk mendeteksi
secara langsung dan semi-kuantitatif dari anti-streptolisin (ASO). Antigen, yaitu
berupa suspensi partikel lateks yang dilapisi dengan streptolisin O, akan
teraglutinasi pada antibodi spesifik yang terdapat pada serum pasien dengan
infeksi Streptococcus β-haemoliticus (grup A dan C).

4. Alat

✓ Slide latar belakang hitam
✓ Batang pengaduk
✓ Pipet tetes
✓ Mikropipet 50 μ
✓ Yellow tip
✓ Tissue
✓ Ratator
✓ APD
5. Bahan
✓ Raegen lateks ASO
✓ Buffer salin
✓ Reagen control ( + )
✓ Reagen control ( - )
✓ Sampel

serum

6. Cara kerja :
A. Pemeriksaan Kualitatif
1.1 Masukkan satu tetes serum pada lingkaran pertama, satu tetes ontrol (+) pada lingkaran
Kedua dan satu tetes control (-) pada lingkaran ketiga.
1.2 Tambahkan satu tetes reagen ASO lateks pada masing-masing lingkaran slide.
1.3 Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
1.4 Goyangkan diatas alat rotator dan lakukan pengamatan aglutinasi di depan cahaya dalam
waktu 2 menit dengan menyalakan stopwatch,jika hasil positif maka lakukan
pemeriksaan semikuantitatif. Jika hasil negative maka tidak perlu pemeriksaan lanjut.
B. Pemeriksaan Semikuantitatif
2.1. Tabung pengenceran disiapkan 6 buah untuk pengenceran.
2.2. Tabung pengenceran diberi label ½,1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64.
2.3. Masing-masing tabung dimasukan buffer saline sejumlah 100 mikron.
2.4. Serum dipipet 100 mikron, dimasukkan ke tabung pengencer ½, kemudian di

Homogenkan
2.5. Tabung pengenceran ½ dipipetkan 100 mikron, dimasukan ke tabung pengenceran ¼.
Lakukan hal yang sama sampai pengenceran 1/64.
2.6. Untuk pemeriksaan dipipet dari masing-masing tabung pengenceran sebanyak 50 μ. Lalu
teteskan ke lingkaran yang ada di slide.
2.7. ASO latek reagen ditambahkan satu tetes pada slide.
2.8. Sampel dari tabung pengenceran di homogenkan dengan reagen latex menggunakan
Pengaduk.
2.9. Slide di goyang-goyang pada rotator selama dua menit, hasil diamati adanya aglutinasi.
7. Interpretasi hasil :
A. Uji Kualitatif
Positif (+) : Aglutinasi
Negatif (-) : Anaglutinasi

B. Uji Semi Kuantitatif
Pengenceran

Hasil

Perhitungan

ASO (IU/mL)

Murni

+

1 x 200

200

1:2

+

2 x 200

400

1:4

+

4 x 200

800

1:8

+

8 x 200

1600

Nilai normal dewasa: