Tugas makalah kelompok motivasi belajar

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya.
Secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi
adalah:
Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang.
Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan
aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah
laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving
Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior).
Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah
perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi
untuk mencapai sebuah tujuan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai
fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk

melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan
Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Pendidikan” membagi motivasi
menjadi dua bagian, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi dari luar anak.
Sedangkan Sudarman AM. Mengemukakan bahwa motivasi intrinsik adalah motiv-motiv
yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2.2





2.2.1

Teori Motivasi
Maslow (teori hierarki kebutuhan)
McClelland (teori motivasi prestasi)

Mc Gregor (teori X dan Y)
Hezberg
ERG Aldefer
Teori Maslow

Teori Maslow membagi kebutuhan sebagai berikut:
a.Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis seperti oksigen, makan, minum, rumah dan tidur merupakan kebutuhan
yang paling dasar manusia untuk hidup.
b.Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis telah terpuaskan,maka muncul kebutuhan kedua yaitu
kebutuhan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan
dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan
hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c.Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan, maka akan muncul kebutuhan
sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang
kompak,rekreasi bersama dan sebagainya.
d.Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai, pengakuan atas
kemampuan dan keahlian seseorang.
e.Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan level kebutuhan dari teori Maslow yang paling tinggi. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow menggambarkan kebutuhan
ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa
saja menurut kemampuannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih
dahulu sebelum teori yang lebih tinggi. Hal terpenting dalam pemikiran Maslow ini adalah
bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi.

2.2.2 Teori Motivasi McClelland
Teori yang dikembankan oleh David McClelland dan rekan-rekannya berfokus pada tiga
kebutuhan yaitu kebutuhan pencapaian, kebutuhan kekuasaan , dan kebutuhan
hubungan.Teori McClelland menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu:
a.Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung
jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar
dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b.Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

c.Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai
pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba
menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan
kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
2.2.3 Teori Motivasi McGregor (Teori X dan Y)
Teori motivasi Mc.Gregor adalah teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan
eksternal yang merumuskan dua perbedaan dasar perilaku manusia yang disebut teori X dan
Y.
menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
1.Tidak menyukai bekerja
2.Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai
diarahkan atau diperintah
3.Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
4.Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
5.Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X itu maka McGregor memberikan alternatif
teori lain yang dinamakan teori Y. Asumsi teori Y ini menyatakan bahwa orang-orang pada
hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X. Asumsi
teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:
1.Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan Kepada orang.

Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara
keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
2.Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3.Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi
secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
4.Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi
diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
5.Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara
tepat.
2.2.4 Teori Motivasi Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan rekan-rekannya. Teori ini sering disebut
dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor
yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian
telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi,
yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber
kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab
2.2.5 Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai

kebutuhan tiga hirarki yaitu :
 ekstensi (E)
 keterkaitan (Relatedness) (R)
 dan pertumbuhan (Growth) (G)
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan
pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat
dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan
pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
rendah.
2.3
Lingkungan Belajar
lingkungan adalah semua yang tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita.
Belajar adalah perubahan di dalam diri siswa berdasarkan mengalami masa lalu, sehingga
tercipta perubahan yang benar.

Lingkungan belajar terdiri dari sebagai berikut:
1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok
kecil.
2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh

terhadap individu pribadi lainnya.
3. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan
sebagai sumber belajar.
4. Lingkungan kultrur mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber
belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termaksuk
sistem nilai, norma dan adat kebiasaan.
2.4

Faktor Lingkungan Belajar

A)
Inertnal
1.Keluarga
Di dalam pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang
berlaku di dalamnya, artinya agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Di sini
dikatakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan
akan kewibawaaan dan nilai-nilai kepatuhan
B)
Eksternal
1. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah adalah seluruh warga sekolah, baik itu guru, karyawan maupun
teman-teman sekelas, dan semua dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Lingkungan sosial siswa di rumah antara lain masyarakat, tetangga dan juga teman-teman
bergaul siswa dirumah yang mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi belajar
siswa. Lingkungan sosial yang dominan dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah
orang tua dan keluarga itu sendiri. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam
keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan
kepribadian setiap manusia.
2. Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial siswa yang berpengaruh terhadap belajarnya diantaranya adalah
gedung sekolah dan letaknya, ruang tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan belajar
dan waktu belajar siswa, dan mass media. Adapun yang termaksut dalam mass media adalah
bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, buku-buku ,dan sebaginya. Diantara mass media
tersebut yang berpengaruh besar terhadap belajar anak adalah televisi.