HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (3)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala
sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota
warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban
merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh
pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan
keluarganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang
menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat

penderitaan yang


dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat,
ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah
didapat, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga
negara. Mereka tidak mau membela negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas
oleh negara seberang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni
kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka
mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa negeri ini.
Hal ini terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hak dan kewajibannya
sebagai warga negara. Atau mereka paham tetapi hawa nafsu telah menguasai akal
pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwa mereka.
Oleh karena itu, disusunlah makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara ini.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,

1

penulisan makalah ini juga agar pembaca dapat memahami hak dan kewajiban
mereka sebagai warga negara Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud warga negara dan penduduk?
2. Bagaimana konsep hak dan kewajiban warga negara di Indonesia?
3. Apa saja hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945?
4. Bagaimana asas kewarganegaraan dan pewarganegaraan di Indonesia?
5. Apa penyebab kehilangan suatu kewarganegaraan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian warga negara dan penduduk.
2. Memahami konsep hak dan kewajiban warga negara di Indonesia.
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.
4. Mampu memahami asas kewarganegaraan dan pewarganegaraan di Indonesia.
5. Mampu memahami apa saja penyebab kehilangan suatu kewarganegaraan.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Warga Negara
Warga dalam istilah Belanda yaitu staatburger, sedangkan dalam bahasa

Inggris diterjemahkan citizen dan bahasa Prancis citoyen. Istilah warga negara dari
kedua bahasa Inggris dan Prancis tersebut berarti warga kota. Konsep warga
negara berawal dari hamba atau kawula negara. Mereka dahulunya hamba raja.
Tetapi dengan menyebut istilah warga negara, mereka menjadi orang merdeka dan
bukan lagi hamba raja melainkan peserta dari suatu negara. Oleh karena itu, ia
kemudian memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya.
Konsep kewarganegaraan masuk ke Indonesia dikarenakan :
a. Penjajahan (imperialisme)
b. Kerjasama dengan negara lain
c. Diterima secara sukarela
Manfaat status kewarganegaraan adalah adanya kepastian hukum yang berlaku
pada seseorang warganegara berkaitan dengan hukum perdata dan hukum publik,
sehingga hukum manakah yang mengikat orang tersebut tentunya hukum Negara
yang mengakui ia sebagai anggotanya.
2.2 Kewarganegaraan Indonesia
Negara Indonesia mengatur kewarganegarannya melalui UUD 1945 Bab X
tentang Warga Negara dan Penduduk pada pasal 26, yang isinya sebagai berikut :
1) Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Orang-orang bangsa lain yang dimaksud misalnya orang peranakan Belanda,
peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di

Indonesia, mengaku Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada
negara RI.

3

2) Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
UUD 1945 pasal 26 ini merupakan rujukan peraturan perundang-undangan yang
kemudian melahirkan peraturan perundang-undangan baru yang mengatur masalah
kewarganegaraan, diantaranya :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk
Negara.
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk
Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu lagi
untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia.
5. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik

Indonesia.
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas pasal 18 UndangUndang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Setelah melalui kronologis yang cukup panjang akhirnya lahirlah UndangUndang Nomor 12 Tahun 2006 yang merupakan pengganti Undang-Undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Warga negara
Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1)Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanian pemerintah RI dengan Negara lain sebelum UU ini
berlaku sudah menjadi WNI;
2)Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI;
3)Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA;
4)Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;

4

5)Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI; tetapi ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6)Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;
7)Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;

8)Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin;
9)Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya;
10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;
11) Anak yang lahir di wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
13) Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia;
14) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau
belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
tetap diakui sebagai WNI;
15) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh
warga negara asing berdasarkan penetapaan pengadilan tetap diakui sebagai

WNI.

5

2.3 Asas Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan
Sesuai Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan
masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asasasas kewarganegaraan meliputi asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu
asas ius sanguinis, ius soli dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam
Undang-Undang No. 12 tahun 2006 adalah sebagai berikut ini:
a. Asas Ius Soli (Law Of The Soli)
Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran. Bagi negara Indonesia, penentuan yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini (asa ius soli secara terbatas).
b. Asas Ius Sanguinis (Law Of The Blood)
Asas ius sanguinis adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan
keturunan/pertalian daerah. Artinya, penentuan kewarganegaraan berdasarkan
kewarganegaraan orang tua nya, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Asas

kewarganegaraan

ganda

terbatas

adalah

asas

menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang di atur
dalam undang-undang ini. Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride).
Kewarganegaraan ganda diberikan kepada anak dalam undang-undang ini

merupakan suatu pengecualian.
Namun ada, suatu negara dalam menentukan kewarganegaraannya hanya
menggunakan asas ius soli saja atau ius sanguinis saja, maka dapat mengakibatkan

6

dua kemungkinan yang terjadi, yaitu bipatride dan apatride. Bipatride (dwi
kewarganegaraan), yaitu kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan demikian
mengakibatkan ketidak pastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan
administrasi tentang kewarganegaraan tersebut . Sedangkan apatride (tanpa
kewarganegaraan), yaitu seseorang tanpa memiliki kewarganegaraan. Dengan
demikian, keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat
perlindungan dari negara mana pun juga.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut di atas diadakan perundingan dengan
negara lain. Oleh karena itu, untuk menentukan pewarganegaraan seseorang
terdapat dua macam stelsel, yaitu stelsel pasif dan stelsef aktif.
Stelsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai warga negara , kecuali ia
menyatakan menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi.
Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus
menggunakan hak-hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.

Pada penyelesaian masalah kewarganegaraan menurut salah satu keputusan
KMB dipergunakan stelsel aktif dengan hak opsi untuk penduduk Indonesia
keturunan Eropa dan stelsel pasif dengan hak repudiasi untuk penduduk
Indonesia keturunan Timur Asing. Namun kini penyelesaian masalah dari
kewarganegaraan dan nonkewarganegaraan telah diatur dengan jelas dalam
undang-undang kewarganegaraan RI Nomor 12 Tahun 2006

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945 yang
tertuang dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34.
Pasal 27

7

(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya;
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan;
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

Negara.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
 Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah;
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
 Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia;
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
 Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hokum;
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja;

8

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan;
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
 Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih

pendidikan

kewarganegaraan,

dan

memilih

pengajaran,
tempat

memilih

tinggal

di

pekerjaan,
wilayah

memilih

negara

dan

meninggalkannya, serta berhak kembali;
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya;
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
 Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
 Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi;
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.

 Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan;

9

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan;
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat;
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
 Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun;
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu;
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban;
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah;
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
 Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.

10

Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa;
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara;
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung;
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara;
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hokum;
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syaratsyarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,
serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undangundang.

Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya;

11

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang;
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya;
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional;
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undangundang.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara;

12

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan;
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undangundang.

2.5 Hak

dan

Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat,

Pemerintah dan Peserta Didik
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal 5
1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu;
2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus;
3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus;
4) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus;
5) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

Pasal 6
1) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus;

13

2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan
penyelenggaraan pendidikan.
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Orang Tua
Pasal 7
1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya;
2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan
pendidikan dasar kepada anaknya.

Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Pasal 8
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan;
Pasal 9
Masyarakat

berkewajiban

memberikan

dukungan

sumber

daya

dalam

penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pasal 10
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11

14

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi;
2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun.

Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Peserta Didik
Pasal 12
1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya;
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara;
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan.
2) Setiap peserta didik berkewajiban :
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi
peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

15

3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
2.6 Pewarganegaraan (Naturalisai)
Naturalisasi terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Naturalisasi Biasa
Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia menurut
undang undang kewarganegaraan adalah :
1) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2) Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara sedikitnya 5 tahun berturut turut atau 10 tahun tidak berturut turut;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UUD 1945;
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi
penjara 1 tahun atau lebih;
6) Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
8) Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan
peraturan pemerintah.

16

b. Naturalisasi Istimewa (Luar biasa)
Naturalisasi Istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara
asing yang status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut.
1) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun
atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan
asing;
2) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetan pengadilan, tetap sebagai WNI;
3) Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui orang
tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI
meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak
berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau sudah kawin;
4) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana
ditentukan dalam perundang undangan;
5) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling
lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin;
6) Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataan sendiri
(permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta oleh negara
RI. Kemudian, mereka mengucapkan sumpah atau janji setia (tidak perlu
memenuhi semua syarat sebagaimana dalam naturalisasi biasa). Cara ini
diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
2.7 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Penyebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia diatur pada Bab IV tentang
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia pada pasal 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, dan 30 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, kewarganegaraan RI
hilang disebabkan jika yang bersangkutan :
1) Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan itu;

17

3) Dinyatakan

hilang

kewarganegaraannya

oleh

presiden

atas

permohonannya sendiri dan yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun
atau sudah kawin,bertempat tinggal di luar negeri, dan hilangnya
kewarganegaraan tidak menghilangkan keawrganegaraan lainnya;
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin presiden;
5) Secara sukarela masuk dalam dinas asing;
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asingatau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya; atau
9) Bertempat tinggal di luar wilayah negara RI selama 5 tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyaakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
warga negara kepada perwakilan yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal

uang

bersangkutan

padahal

perwakilan

tersebut

telah

memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan
oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam
kandungan , sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak
dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak dan kewajiban warga negara
Indonesia diatur dalam UUD 1945 yang tertuang dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, dan 34. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No. 12
tahun 2006, antara lain:
1. Asas Ius Soli (Law Of The Soli)
2. Asas Ius Sanguinis (Law Of The Blood)
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Hak dan Kewajiban
Warga Negara Sebagai Anggota Masyarakat ini, semoga kita semua bisa benarbenar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga
negara di negeri ini. Sehingga, jika ada hak-hak yang belum kita dapatkan, kita
bisa memperjuangkannya. Begitu juga sebaliknya, jika hak-hak sebagai warga
negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai
warga negara. Dengan demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan,
kemakmuran, aman dan sejahtera.

19

DAFTAR PUSTAKA

 Sumber Buku:
Irawan, Benny, dkk. 2012. Penuntun Perkuliahan Kewarganegaraan. Serang:
Untirta.
Rochamadi, Nur Wahyu. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yudhistira.

 Sumber Internet:
Hanifah, Abu. 2015. “Makalah Hak Dan Kewajiban Warga Negara”, (Online),
(http://aniiev.blogspot.co.id/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses pada
Senin, 14 Maret 2016 jam 14:32).
Kameshwara, Ratna W. 2015. “Makalah PKN Hak dan Kewajiban Warga
Negara”, (Online), (http://zuppa-seoul.blogspot.co.id/2015/06/makalah-pkn-hakdan-kewajiban-warga.html, diakses pada Senin, 14 Maret 2016 jam 14:38).

20