PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS TERH (1)

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA
Rio Riezky Yuliandrie
Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jln. Almamater No. 9 Kampus USU Medan 20155 Sumatera Utara
Email : [email protected]

Abstract
A good city is a moving city. Wheter its transportation, its circulation, or how peoples could interract with the
movement of the city. Usually a good city has a great and proper pedestrian area. Many Asian countries don't
have that kind of things. While Singapore, Malaysia, Japan, South Korea, already have it. Singapore is stealing
a lot of attentions for having a standarized, livable, and proper pedestrian area. What makes this become a
unique topic is Singapore is a Southeast Asian country. A Southeast Asian country like Singapore has a very
good condition of pedestrian area while the others don;t have it. As we know, Singapore has a big influence of

England's culture. it's getting more interesting when there is much similarities between London and Singapore.
Keywords: Pedestrian, Singapore, England, Pedestrian Area

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalur pedestrian merupakan wadah
atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki
melakukan aktivitas dan untuk memberikan
pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat
meningkatkan kelancaran, keamanan, dan
kenyamanan bagi pejalan kaki. Serta jalur
pedestrian merupakan suatu wadah yang tidak
nyata akan tetapi dapat dirasakan manusia. Jalur
pedestrian merupakan suatu ruang publik
dimana pada jalur tersebut juga terjadi interaksi
sosial antar masyarakat. Terkadang dalam suatu
perancangan kota, jalur pedestrian tersebut
terlupakan untuk dirancang agar memberikan

kenyamanan
bagi
para
penggunanya.
Contohnya, jalur pedestrian yang dipenuhi oleh
pedagang kaki lima walau bukan berarti
pedagang kaki lima tersebut harus disingkirkan;
ketinggian trotoar yang tidak sama sehingga
menyulitkan pejalan kaki yang naik turun, dan

sebagainya. Padahal jalur pedestrian memiliki
fungsi utama yaitu menampung segala aktivitas
pejalan kaki dan faktor elemen pendukung yang
dapat mempengaruhi kenyamanan pedestrian,
antara lain : keadaan fisik, sitting group,
vegetasi atau pohon peneduh, lampu
penerangan, petunjuk arah dan yang lainnya.
Beberapa negara maju di dunia sudah
memiliki sebuah kawasan pedestrian yang
mumpuni dan livable untuk penduduk di negara

tersebut. Sebut saja Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Italia, Prancis, dan banyak negara maju
lainnya. Fakta-fakta tersebut menimbulkan
sebuah
pertanyaan,
yaitu
"Apa
yang
mempengaruhi sebuah kota guna mencapai dan
memiliki sebuah kawasan pedestrian yang
baik?". Apakah itu dikarenakan oleh penataan
kota yang baik? Atau mungkin kebijakan di
negara masing-masing? Atau adakah pengaruh
langgam arsitektur tertentu yang mempengaruhi
hal tersebut?
Bila kita melihat di negara-negara di
wilayah Asia, masih sedikit yang memiliki
kawasan pedestrian yang mumpuni dan livable,
khususnya di wilayah Asia Tenggara. Singapura
merupakan salah satu contoh negara yang

memiliki sebuah kawasan pedestrian yang bisa
1

dibilang sukses dari berbagai segi. Tidak hanya
di pusat kota Singapura, tetapi hampir seluruh
wilayah di Singapura memiliki kawasan
pedestrian yang sukses. Sebagaimana kita tahu,
Singapura adalah negara bekas jajahan Inggris.
Inggris merupakan sebuah negara yang tata
kotanya sudah tertata sejak dahulu dan memiliki
pengaruh besar di dunia arsitektur terdahulu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh langgam arsitektur
Inggris yang mempengaruhi kesuksesan
kawasan pedestrian di Singapura. Metode dasar
penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah menggunakan metode evaluasi purna
huni dan metode deskripif kualitatif. Hasil
survei lapangan langsung ke studi kasus akan
menjadi data primer.


1.1.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah
diuraikan, dapat diambil beberapa rumusan
permasalahan sebagai berikut :
 Apa saja kriteria-kriteria yang
dibutuhkan sebuah kawasan pedestrian
yang bisa dikatakan sukses?
 Seberapa besar pengaruh langgam
arsitektur negara lain dalam membentuk
sebuah kawasan pedestrian yang
sukses?

1.2 Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah
tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah :
 Mengetahui berbagai elemen dan
kriteria yang membentuk sebuah
kawasan pedestrian yang mumpuni dan
livable.


 Mengetahui
arsitektur

pengaruh
langgam
negara
lain
dalam

pembentukan
pedestrian.

sebuah

kawasan

1.3 Manfaat Penelitian
Sebagai pemahaman dan pengetahuan
kedepan nya tentang pengenalan bagi

masyarakat khususnya generasi muda
tentang
pentingnya pelestarian ornamen
Melayu.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pedestrian
Pedestrian
berasal
dari
bahasa
Yunani,dimana berasal dari kata pedos yang
berartikaki, sehingga pedestrian dapat diartikan
sebagi pejalan kaki atau orang yang berjalan
kaki, sedangkan jalan merupakan media diatas
bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan
berjalan, Maka pedestrian dalam hal ini
memiliki arti pergerakan atau perpindahan orang
atau manusia dari satu tempat sebagai titik tolak

ke tempat lain sebagai tujuan dengan
menggunakan moda jalan kaki. Atau secara
harfiah, pedestrian berarti “ person walking in
the street “, yang berarti orang yang berjalan di
jalan. Namun jalur pedestrian dalam konteks
perkotaan biasanya dimaksudkan sebagai ruang
khusus untuk pejalan kaki yang berfungsi
sebagai sarana pencapaian yang dapat
melindungi pejalan kaki dari bahaya yang
datang dari kendaraan bermotor. Di Indonesia
lebih dikenal sebagai trotoar, yang berarti jalur
jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau lebih
memanjang sepanjang jalan umum.
2.2. Fasilitas Jalur Pedestrian
Jalur pedestrian selalu memiliki
fasilitas-fasilitas didalamnya. Fasilitas jalur
pedestrian dapat dibedakan berdasarkan pada
letak dan jenis kegiatan yang dilayani, yaitu
fasilitas jalur pedestrian yang terlindung dan
fasilitas jalur pedestrian yang terbuka.

2.2.1. Fasilitas Jalur Pedestrian Yang Terlindung
1. Fasilitas jalur pedestrian yang
terlindung di dalam bangunan, misalnya :
 Fasilitas jalur pedestrian arah vertikal,
yaitu fasilitas jalur pedestrian yang
menghubungkan lantai bawah dan lantai
diatasnya dalam bangunan atau gedung

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA

bertingkat, seperti tangga, ramps, dan
sebagainya.
 Fasilitas
jalur
pedestrian
arah
horizontal, seperti koridor, hall, dan
sebagainya.

2. Fasilitas Jalur Pedestrian yang
terlindung di luar bangunan, misalnya:
 Arcade, yaitu merupakan selasar yang
terbentuk oleh sederetan kolom-kolom
yang menyangga atap yang berbentuk
lengkungan lengkungan busur dapat
merupakan bagian luar dari bangunan
atau berdiri sendiri.
 Gallery, yaitu lorong yang lebar,
umumnya terdapat pada lantai teratas.

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

 Pedestrian mall, yaitu
pedestrian yang cukup
disamping digunakan
sirkulasi pejalan kaki
dapat dimanfaatkan
kontakkomunikasi
interaksi sosial.


jalur
luas,
untuk
juga
untuk
atau

 Zebra cross, yaitu fasilitas jalur
pedestrian sebagai fasilitas
untuk
menyeberang
jalan
kendaraan bermotor.

2.3. Kategori dan Fasilitas Pejalan Kaki
2.3.1. Menurut Sarana Perjalanan

 Covered Walk atau selasar, yaitu
merupakan fasilitas pedestrian yang
pada umumnya terdapat di rumah sakit
atau asrama yang menghubungkan
bagian bangunan yang satu dengan
bangunan yang lainnya.

 Pejalan kaki penuh, merupakan
mereka yang menggunakan
moda jalan kaki sebagai moda
utama, jalan kaki digunakan
sepenuhnya dari tempat asal
sampai ke tempat tujuan.

 Shopping mall, merupakan fasilitas
pedestrian yang sangat luas yang
terletak di dalam bangunan dimana
orang berlalu lalang sambil berbelanja
langsung di tempat itu.

 Pejalan kaki pemakai kendaraan
umum, merupakan pejalan kaki
yang menggunakan moda jalan
kaki sebagai moda antara.
Biasanya dilakukan dari tempat
asal ke tempat kendaraan
umum,
atau
pada
jalur
perpindahan rute kendaraan
umum,
atau
tempat
pemberhentian
kendaraan
umum ke tempat tujuan akhir.

2.2.2. Fasilitas Jalur Pedestrian Yang Tak
Terlindung/Terbuka
 Trotoar / sidewalk, yaitu
fasilitas jalur pedestrian dengan
lantai perkerasan yang terletak
di kanan-kiri fasilitas jalan
kendaraan bermotor.
 Foot path / jalan setapak, yaitu
fasilitas jalur pedestrian seperti
ganggang
di
lingkungan
permukiman kampung.
 Plaza, yaitu tempat terbuka
dengan
lantai
perkerasan,
berfungsi sebagai pengikat
massa bangunan, dapat pula
sebagai
pengikat-pengikat
kegiatan.

 Pejalan kaki pemakai kendaraan
umum dan kendaraan pribadi,
merupakan
mereka
yang
menggunakan moda jalan kaki
sebagai moda antara, dari
tempat parkir kendaraan pribadi
ke tempat kendaraan umum,
dan
dari
tempat
parkir
kendaraan umum ke tempat
tujuan akhir perjalanan.
 Pejalan kaki pemakai kendaraan
pribadi
penuh,
merupakan
mereka yang menggunakan
moda jalan kaki sebagai moda
3

antara dari tempat 23arker
kendaraan pribadi ke tempat
tujuan bepergian yang hanya
ditempuh dengan berjalan kaki.
2.3.2. Menurut Kepentingan Perjalanan
 Perjalanan
terminal,
merupakan perjalanan yang
dilakukan antara asal dengan
area transportasi, misalnya :
tempat parkir, halte bus dan
sebagainya.
 Perjalanan
fungsional,
merupakan perjalanan untuk
mencapai tujuantertentu, dari
atau ke tempat kerja, sekolah,
belanja, dan lain-lain.
 Perjalanan
rekreasional,
merupakan perjalanan yang
dilakukan
dalam
rangka
mengisi waktu luang, misalnya
menikmati pemandangan.
2.4. Penggolongan Jalur Pedestrian
Menurut Karakteristik dan Dari Segi Fungsinya
jalur pedestrian dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
2.4.1. Jalur Pedestrian
Merupakan sebuah jalur pejalan kaki
yang dibuat terpisah dari jalur kendaraan umum,
biasanya terletak bersebelahan atau berdekatan,
diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih
tinggi dari permukaan perkerasan jalan dan pada
umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan. Pejalan kaki melakukan kegiatan
berjalan kaki sebagai sarana yang akan
menghubungkan tempat tujuan. Fungsi utama
dari jalur pedestrian adalah untuk memberikan
pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat
meningkatkan
kelancaran,
keamanan,
kenyamanan pejalan kaki.
2.4.2. Jalur Penyeberagan
Merupakan jalur pejalan kaki yang
digunakan sebagai jalur menyeberang untuk
mengatasi dan menghindari konflik dengan
angkutan atau pengguna jalan atau jalur
penyeberangan bawah tanah. Untuk itu
diperlukan fasilitas berupa zebra cross, skyway,
subway.
2.4.3. Plaza

Merupakan jalur pejalan kaki yang
bersifat rekreasi. Pejalan kaki dapat berhenti dan
beristirahat pada bangku-bangku yang telah
disediakan.
2.4.4. Pedestrian Mall
Merupakan jalur pejalan kaki yang
digunakan untuk berbagai aktivitas, untuk
berjualan, duduk santai, dan sekaligus berjalanjalan sambil melihat etalase pertokoan ( mall ).
Sekarang mall merupakan bentuk jalan atau
plaza di kawasan pusat bisnis yang berorientasi
pada pola jalur pedestrian sebagai ruang transit.
2.5.
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pembentukan Jalur Pedestrian Dalam
Lingkungan Kota
Jalur pedestrian harus memiliki rasa aman dan
nyaman terhadap pejalan kaki, keamanan disini
dapat berupa batasan-batasan dengan jalan yang
berupa peninggian trotoar, menggunakan pagar
pohon, dan menggunakan street furniture. Selain
merasa aman, mereka juga harus merasa
nyaman dimana jalur pedestrian harus bersifat
rekreatif karena hal tersebut sangat menunjang
kenyaman pejalan kaki saat menggunakan jalur
pedestrian sebagai jalur mereka.
2.5.1. Safety ( Keamanan )
Salah satu penyebab banyaknya tingkat
kecelakaan yang terjadi pada pejalan kaki di
jalur pedestrian adalah akibat pencampuran
fungsi jalur pedestrian dengan aktivitas yang
lain. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan keamanan pedestrian
adalah :
 Desain jalan dan jalur pedestrian :
desain jalan untuk pejalan kaki harus
nyaman dan aman serta memiliki daya
tarik agar orang merasa betah
melaluinya.
 Kecepatan dan kepadatan : keamanan
pejalan kaki salah satunya agar
terhindar dari kecelakaan lalu lintas.
Pada jalan yang memiliki kecepatan
dan kepadatan lalu lintas yang tinggi
harus memiliki barrier pada jalur
pedestrian. Barrier ini dapat berupa
pepohonan, pot bunga, dan adanya
jarak antara jalur pedestrian dengan
jalan raya.
 Pemilihan perencanaan jalur pedestrian
yang berkesinambungan : hal ini
berhubungan dengan perencanaan

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

kawasan yang mampu menyatukan
elemen-elemen yang ada disekitarnya
menjadi satu kesatuan.

 Keamanan : keamanan yang ditujukan
bagi pejalan kaki baik dari unsur
kejahatan maupun faktor lain.

 Kondisi musim : akibat sering
berubahnya
musim
maka
jalur
pedestrian
harusnya
mampu
mengantisipasinya
dengan
memperhitungkan faktor alam yang
mampu
mempengaruhi
aktivitasaktivitas
orang
yang
melewatinya.

 Kebersihan : segala sesuatu yang bersih
akan menambah daya tarik, juga akan
menambah kenyamanan pejalan kaki
karena bebas dari kotoran sampah dan
bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Untuk memenuhi hal tersebut kiranya
perlu ditempatkan dan disediakan bak
sampah.

 Waktu : Jalur pedestrian digunakan
untuk berjalan kaki baik siang maupum
malam hari. Untuk itu perlu adanya
pemikiran untuk mengolah jalur
pedestrian
agar
aktivitas
yang
berhubungan dengan waktu dapat
berjalan lancar dengan tersedianya
fasilitas yang membuat nyaman orang
yang melaluinya.
2.5.2. Comfort ( Kenyamanan )
Kenyamanan merupakan segala sesuatu
yang memperlihatkan dirinya sesuai dan
harmonis dengan penggunaan suatu ruang. Jalur
pedestrian memiliki peran penting dalam
pembentukan arsitektur kota. Kondisi jalur
pedestrian yang mengutamakan kenyamanan,
tentunya juga mempertimbangkan aspek
manusiawi.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kenyamanan :

 Keindahan : kenyamanan disini
mencakup masalah kepuasan batin dan
panca indera sehingga rasa nyaman
dapat diperoleh. Sulit untuk menilai
suatu keindahan, setiap orang memiliki
persepsi yang berbeda terhadap sesuatu
yang dikatakan indah.

 Sirkulasi
:
kenyamanan
dapat
berkurang akibat sirkulasi yang kurang
baik, misalnya kurangnya kejelasan
sirkulasi, penggunaan funsi ruang
sirkulasi yang berbeda ( misal trotoar
dijadikan tempat berjualan ), tidak
jelasnya pembagian ruang antara
sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi
kendaraan. Untuk hal
tersebut,
hendaknya
diadakan
pembagian
sirkulasi antara manusia dan kendaraan.

2.6. Burlington Arcade
Burlington Arcade adalah sebuah
shopping area yang paling diminati di
Eropa pada abad ke 19. Burlington
Arcade terletak di belakang Bond Street
dari Piccadily sampai ke Burlington
Gardens. Shopping area ini juga
merupakan sentral penjualan perhiasan
di Inggris pada saat itu. Sampai
sekarang, Burlington Arcade masih
menjadi salah satu shopping area yang
paling prestigius di London.

 Gaya alam dan iklim : radiasi matahari
dapat
mengurangi
kenyamanan
terutama pada daerah tropis khususnya
di siang hari. Curah hujan sering
menimbulkan
gangguan
terhadap
aktivitas manusia di luar. Maka
diperlukan adanya peneduh.
5

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan metode
Evaluasi Purna Huni. Hasil survei lapangan
langsung ke lokasi studi kasus akan menjadi
data primer. Selain itu metode penelitian juga
mengadakan wawancara kepada pegguna jalur
pedestrian ,untuk mengetahui apakah mereka
sudah merasa nyaman dengan kondisi jalur
pedestrian yang telah tersedia saat ini.
3.1.1. Variabel Penelitian
3.1.

Suasana Burlington Arcade pada

N
O
1

Variabel
Penelitian
Street furniture
Lampu pejalan
kaki

Kriteria

- Tinggi lampu 4 – 6 meter.
- Jarak penempatan 10 – 15
meter, tidak menimbulkan
black spot.

- Mengakomodasi tempat
menggantung / banner
umbul-umbul.

- Kriteria desain : sederhana,
geometris, modern
futuristic, fungsional,
terbuat dari bahan
antivandalism, terutama
bola lampu.
Lampu
penerangan
jalan



Penempatannya
direncanakan sedemikian
rupa sehingga dapat
memberikan : penerangan

Suasana Burlington Arcade
2.7. Covent Garden
Covent Garden merupakan area
yang cukup besar. Di dalamnya terdapat
shopping centre, opera house, bahkan
pasar. Sebenarnya Coven Garden
merupakan area tertutup, namun karena
terjadi beberapa kalo kebakaran pada
saat itu, membuat adanya pergeseran
area yang menciptakan berbagai macam
pedestrian arcade yang beragam.

yang merata, keamanan
dan kenyamanan bagi
pengendara, serta arah
dan petunjuk yang jelas.
Pemilihan jenis kualitas
lampu penerangan jalan,
berdasarkan : nilai
efektifitas ( lumen/watt )
lampu tinggi dan rencana
panjang.

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA



Terlindung

dari

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

cuaca

merencanakan

( panas atau hujan ).



desain

tempat sampah,

- hal-hal

Penempatan pada pinggir

yang

perlu

diperhatikan adalah :

jalan utama yang padat
lalu lintas.

- Mudah

Halte bus



dalam

sistem

Panjang halte minimum

pengangkutannya, tempat

sama dengan panjang bus

sampah tertutup.

kota, yang memungkinkan
penumpang

dapat

naik

- Bentuk atau model tempat

atau

dari

pintu

sampah mengacu pada

pintu

kondisi

turun

depan

atau

/

lokasi

penempatan dan tempat

belakang.

sampah harus fungsional.

- Penyatuan

tanda

petunjuk

dengan

- Desain dari ketinggian tempat

lampu

penerangan atau traffic

sampah

light

dijangkau dengan tangan

akan

lebih

mengefisiensikan
memudahkan

dan

harus

dalam

orang

dapat

memasukkan

kotoran / sampah ( tinggi

membaca.

60 – 70 cm ).
Vegetasi

Tanda
Penunjuk

- Terletak di tempat terbuka,

- Dapat berfungsi sebagai

ketinggian papan reklame

peneduh (jalur tanaman

yang

tepi ).

sejajar

dengan

kondisi jalan.

- Ditempatkan pada jalur

- Tanda petunjuk ini memuat

tanaman ( minimal 1.50

informasi tentang lokasi

meter ), percabangan 2

dan fasilitasnya.

meter diatas tanah,
bentuk percabangan tidak

- Tidak tertutup pepohonan.
Tempat
Sampah

merunduk, bermassa
daun padat dan ditanam

- Perletakan

tempat

sampah

secara berbaris.

yang diatur dalam jarak
tertentu

(

jarak

- Jenis dan bentuk pohon yang

penempatan 15 – 20 meter

dipergunakan antara lain

).

: Angsana, Tanjung, dan
Kiara Payung.

- Mudah

dalam

sistem

pengangkutannya.

- Tanaman atau vegetasi tidak
hanya mengandung atau

- Jenis tempat sampah yang

memiliki nilai estetis saja,

disediakan memiliki tipe

namun juga berfungsi

yang berbeda-beda sesuai

untuk meningkatkan

dengan fungsinya ( tempat

kualitas kehidupan.

sampah kering dan tempat
sampah basah ). Dalam

- Berbagai fungsi tanaman

7

dapat dikategorikan

KAWASAN PENELITIAN

sebagai berikut :

- Kontrol Pandangan ( Visual
Control )

- Pembatas fisik ( Physical
barriers )

- Pengendali iklim ( Climate
control )

- Pencegah erosi ( Erosion
control )

- Habitat satwa ( Wildlife
habitats )

-

Nilai estetis ( Aesthetic
values )

3.2. Bahan Dan Alat Penelitian
Alat penelitian yang diguanakan
untuk mengumpulkan data :
 Daftar pertanyaan yang akan
dijawab oleh responden
 Rekaman foto pada obyek yang
akan diteliti
 Kertas atau gambar untuk membuat
sketsa sementara
 Kamera untuk pengambilan foto
aktifitas
pejalan
kaki
saat
menggunakan jalur pedestrian.
 Pengukuran menggunakan meteran.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang dipilih adalah
warga Singapura yang lingkungannya
merupakan wadah aktivitas masyarakat
sekitar. Sedangkan sampel yaitu para
penggunan jalur pedestrian pada
kawasan Orchard Road, Singapura.
Pengambilan sampel secara purposive
sampling, yaitu responden dianggap
mewakili dari fenomena yang ada.

4.1. Deskripsi Kawasan
4.1.1. Orchard Road
Orchard Road merupakan pusat
retail dan hiburan. Jalan Orchard adalah
jalan satu arah. Dimulai dari
persimpangan dengan Jalan Orange
Grove dimana terletak Hotel Orchard.
Kemudian mengarah ke tenggara
melintasi Jalan Scotts/simpang Paterson
Hill, Stasiun MRT Orchard, Jalan
Bideford, Stasiun
MRT
Somerset,
Central
Expressway, Stasiun
MRT
Dhoby Ghaut dan berakhir pada
simpang Jalan Handy (sebelum Jalan
Prinsep), Berlanjut ke Jalan Bras Basah.
Disini terdapat juga banyak jalan bawah
tanah termasuk penyeberangan bawah
tanah di antara pusat-pusat belanja.

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

Di bagian utara Jalan Orchard terdapat
Taman Botani. Sepanjang Jalan Scotts
terdapat Hotel Goodwood Park, sebuah
contoh arsitektur kolonial dan menjadi
monumen sejarah. Di sudut Jalan Scotts
dan Jalan Orchard terdapat TANGS,
sebuah pusat belanja pertama di
Singapura. Di lokasi tersebut juga
terdapat bekas Pavilion Cinema, juga
pusat
belanja
Specialists
yang
merupakan proyek-proyek awal di Jalan
Orchard.
Pusat
belanja
tersebut
kemudian diruntuhkan untuk dibangun
menjadi Orchard Central. Sebelumnya
bendera perusahaan John Little pernah
berjaya di Singapura pada pertengahan
abad 19, pada awalnya mempunyai toko
di Commercial Square (kini Raffles
Place).

Suasana pedestrian di sekitar Orchard
4.2. Karakteristik
4.2.1. Vegetasi
Pohon
palem
Nibong
menyambut di pintu masuknya dengan
penanda "Nibong sebagai pohon palem
bakau, maka tempat ini pernah terdapat
rawa-rawa hutan bakau". Jika informasi
ini benar maka Jalan Orchard pernah
suatu ketika adalah suatu rawa
berlumpur dan pohon palem ini adalah
pohon asli di lingkungan tersebut.

4.3. Sejarah
4.3.1. Sejarah Orchard Road
Nama Jalan Orchard diambil
dari perkebunan merica, pala dan buahbuahan di pertengahan tahun 1800-an.
Pengembangan komersil daerah ini baru
dimulai di abad ke-20 terutama pada
pertengahan tahun 1970-an.
Jalan
Orchard mulai dibuat pada tahun 1830an, meskipun demikian jalan ini tidak
diberi nama pada Peta Singapura buatan
tahun 1836 oleh Goerge Coleman. Pada
tahun itu daerah Jalan Orchard masih
merupakan perkebunan gambir, lada
kemudian pala dan buah-buahan. Tahun
1846, beberapa rumah dibangun hingga
Jalan Tank. Hanya terdapat tiga atau
empat rumah dibangun di sisi kanan
Jalan Orchard. Pemandangan utama
waktu itu adalah taman Dr Jun yang
kemudian
menjadi
cikal
bakal
penamaan Jalan Orchard. Dokter ini
memiliki taman dan perkebunan di
sudut jalan yang kini adalah Jalan Scotts
dan Jalan Orchard. Pada awal abad ke20 tercatat bagi orang-orang Inggris
jalan ini setara dengan jalan Devonshire
di Inggris. Orang-orang Tionghoa
mengatakan daerah ini bernama 'tang
leng pa sat koi' atau "jalan pasar
Tanglin". Sementara orang-orang Tamil
menyebutnya setara dengan 'vaira
kimadam' atau "tempat fakir", dan
9

'muttu than' (tanah tinggi), sebagai
sebutan untuk daerah ini yang berbukitbukit.

KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berhasilnya sebuah kawasan
pedestrian terbukti bisa menimbulkan
berbagai macam hal yang baru dan
positif. Seperti banyaknya aktivitas baru
yang dapat dilakukan, serta mendorong
masyarakat untuk memilih berjalan kaki
daripada
menggunakan
kendaraan
sebagai sarana transportasi mereka.
Adanya berbagai macam pedestrian
mall di Orchard Road cukup
membuktikan adanya pengaruh langgam
arsitektur Inggris yang mempengaruhi
terciptanya kawasan pedestrian di
Singapura yang sekarang. Sekecil
apapun itu, langgam arsitektur terdahulu
pasti ikut mempengaruhi budaya dan era
arsitektur modern.

PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR INGGRIS
TERHADAP KEBERHASILAN KAWASAN PEDESTRIAN
DI SINGAPURA

RIO RIEZKY YULIANDRIE 110406041

11