PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUTIARA SINGARAJA

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA
DENGAN BERBAGAI KALANGAN PADA SISWA KELAS VIII
SMP MUTIARA SINGARAJA
Dewa Gede Bambang Erawan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRACT
This study is a classroom action research that aimed to improve students'
ability to converse with the various groups, and describe the learning steps using
Sociodrama. The research data was obtained through observation and tests.
Observation data were analyzed using qualitative descriptive technique, while the
test results are analyzed using quantitative descriptive. Conclusions of this research
are as follows. First, the method Sociodramas can improve the students' eighth grade
junior Pearls Singaraja in converse with the various groups. This is evidenced by the

increased percentage of completeness of student learning outcomes in the interview
with various circles. In the first cycle mastery of student learning outcomes in the
interview with various circles of (72.51%), while in the second cycle to (75.48%).
Second, measures of learning used by teachers in the application of the method
sociodramas are as follows. (1) Teachers begin the lesson by giving apperception.
(2) Teachers deliver the learning objectives. (3) The teacher explains the interview
material. (4) Students form study groups. (5) Students determine the topic of the
interview guided by the teacher. (6) Students listen to the teacher's explanations
about aspects of the interview. (7) Students practice the interview in front of the
class. (8) The teacher concluded the subject matter and evaluate.
Key words: methods Sociodrama, aspects interview.

bahasa

PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia

terdapat

keterampilan


empat

berbahasa.

aspek
Keempat

secara formal mencakup pengetahuan

aspek keterampilan berbahasa tersebut

kebahasaan

yaitu:

dan

keterampilan


mendengarkan,

berbicara,

berbahasa. Pengetahuan kebahasaan

menulis, dan membaca. Berdasarkan

meliputi pembelajaran mengenai asal-

pengamatan

usul bahasa, tata bahasa, kebakuan dan

pembelajaran bahasa Indonesia di

sebagainya.

SMP (Sekolah Menengah Pertama),


Dalam

pembelajaran

terhadap

kondisi

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
pada

umumnya

pembelajaran

Salah


satu

pembelajaran

kebahasaan mendapatkan porsi yang

keterampilan berbicara di SMP adalah

lebih banyak dibandingkan dengan

keterampilan berwawancara. Berkaitan

keterampilan

dengan

keterampilan

berbicara


tersebut,

pembelajaran

wawancara

berbahasa.

tersebutlah

yang

kemampuan

Hal

menyebabkan

berbahasa


siswa

cenderung rendah.

dalam belajar berkomunikasi. Namun,

Keterampilan berbahasa menurut
aktivitas

sangat tepat diberikan kepada siswa

penggunaannya

dalam

kenyataannya

tidak

semua


dapat

siswa mampu berwawancara dengan

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

baik dan benar. Siswa beranggapan

keterampilan yang bersifat reseptif,

bahwa

dan

keterampilan yang tidak penting dalam

keterampilan

yang


produktif.

Tarigan

menyatakan

bahwa

bersifat
(1981:2)

keterampilan

wawancara

pembelajaran

merupakan


Bahasa

dan

Sastra

Indonesia. Tujuan mereka berlatih

membaca dan menyimak merupakan

berwawancara

keterampilan

kepada nilai. Sebetulnya keterampilan

reseptif,

sedangkan


hanya

berorientasi

menulis dan berbicara merupakan

berwawancara

keterampilan produktif. Keterampilan

manfaatnya

reseptif berbeda dengan keterampilan

berkomunikasi, mengumpulkan data,

produktif. Keterampilan reseptif hanya

mencari informasi dan sebagainya.

mengandalkan

untuk

Dengan perkataan lain, pembelajaran

sedangkan

wawancara yang baik dan benar tidak

menerima
keterampilan
menghasilkan
kemampuan

kemampuan

informasi,
produktif
sesuatu
yang

dituntut
berdasarkan

dimiliki

oleh

seseorang yang berupa ide, gagasan
atau sebuah produk. Karena sifatnya

hanya

bagi

berorientasi

namun

dapat

sangat

besar

siswa

dalam

kepada

nilai,

meningkatkan

kemampuan berbahasa siswa secara
lisan.
Pada umumnya, keterampilan

yang menghasilkan produk, maka

berbicara

keterampilan

(Sekolah Menengah Pertama) belum

berbicara

dianggap

sebagai salah satu keterampilan yang

optimal.

sulit dikuasai.

kesulitan

siswa

Siswa

di

tingkat

sering

dalam

SMP

mengalami

menyampaikan

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

pendapat atau gagasan. Siswa tidak

pembelajaran yang dapat merangsang

percaya diri ketika berbicara di muka

siswa

umum, tidak tepat dalam memilih

berkomunikasi. Metode yang dapat

kata, bahkan sering mengulang kata-

menumbuhkan

kata yang sama. Hal ini sesuai dengan

dalam

pendapat

adalah metode Sosiodrama. Metode

Tarigan

mengemukakan
pembelajaran
tentang

(1986)

yang

bahwa

keadaan

berbahasa

khususnya

keterampilan

berbicara

untuk

melakukan

keantusiasan

pembelajaran

Sosiodrama

praktik

adalah

siswa

berwawancara

suatu

metode

pembelajaran yang dilakukan dengan
cara

mendramatisasikan

suatu

belumlah memuaskan. Keterampilan

tindakan atau tingkah laku dalam

berbicara para siswa belum memadai,

hubungan

terbukti

(Sriyono,dkk.,1992:117).

dengan

masih

kurangnya

sosial
Dipilihnya

peran aktif siswa dalam diskusi,

metode Sosiodrama dalam penelitian

seminar, ataupun ceramah. Dalam

ini karena metode ini mempunyai

situasi seperti itu siswa cenderung

kelebihan

pasif, serta kecakapan berargumentasi

Keunggulan metode Sosiodrama yaitu,

belum memadai.

mendidik siswa dalam menyelesaikan

Guru
pembelajaran

dalam
diharapkan

proses
dapat

atau

keunggulan.

sendiri permasalahan sosial yang ia
jumpai,

serta

dapat

memupuk

menciptakan suasana belajar yang

kepedulian

efektif, dan tidak hanya berpatokan

permasalahan sosial. Agar kegiatan

pada metode tertentu. Siswa tidak

berwawancara itu lebih menarik, dapat

hanya

dilakukan dengan mendramatisasikan

dijejali

materi-materi

siswa

tentang

diberikan

kegiatan wawancara dengan topik

kesempatan yang sebanyak-banyaknya

yang erat kaitannya dengan situasi

menerapkan

sosial.

kebahasaan

saja,

tetapi

kaidah-kaidah

Penelitian

kebahasaan tersebut dalam praktik

sejenis

berkomunikasi. Salah satu usaha yang

menerapkan

dapat dilakukan untuk meningkatkan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia

keterampilan

sudah

khususnya

berbicara
dalam

siswa

berwawancara

adalah dengan menerapkan metode

metode

dengan

pernah

Sosiodrama

dilakukan,

yaitu

Kemampuan Memahami Makna Puisi
Balada

Menggunakan

Metode

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
Sosiodrama Siswa Kelas VII SMP

Singaraja. Alasan peneliti mengambil

Negeri 2 Ngoro, oleh Solikah Nurul.

subjek penelitian di sekolah tersebut,

Simpulan penelitian tersebut adalah,

karena di sekolah itu ditemukan

(1) Penerapan model pembelajaran

permasalahan

dengan

metode

kemampuan, dan keantusiasan siswa

meningkatkan

dalam berwawancara dengan berbagai

kemampuan siswa dalam memahami

kalangan. Selain itu, nilai rata-rata

puisi balada pada siswa kelas VII SMP

keterampilan

Negeri 2 Ngoro. (2) Penerapan model

masih pada kategori yang belum

pembelajaran dengan memanfaatkan

memuaskan, yaitu sebesar 68,54% dari

metode Sosiodrama dapat menarik

keseluruhan jumlah siswa. Metode

perhatian

mengikuti

pembelajaran yang digunakan oleh

pembelajaran memahami puisi balada.

guru kurang sesuai dengan kebutuhan

(3) Penerapan model pembelajaran

siswa

dengan

berwawancara.

memanfaatkan

Sosiodrama

dapat

siswa

dalam

memanfaatkan

metode

yang

siswa

meningkatkan

menyampaikan

tepat

rendahnya

berwawancara

dalam

Sosiodrama dapat melatih keberanian
dalam

mengenai

siswa

pembelajaran

Penerapan

metode

diharapkan

mampu

keterampilan

siswa

pendapatnya. (3) Penerapan model

dalam berwawancara. Berdasarkan hal

pembelajaran dengan memanfaatkan

itu,

metode

penelitian di sekolah tersebut dengan

Sosiodrama

dapat

menghidupkan suasana kelas.
Peneliti
penelitian

sendiri

yang

menerapakan

melakukan

berbeda

peneliti

dengan

tertarik

melakukan

metode

Sosiodrama.

Melalui penerapan metode Sosiodrama
diharapkan kemampuan siswa dalam

penelitian tersebut. Peneliti mencoba

berwawancara

meneliti variabel lain yang perlu

kalangan di SMP Mutiara Singaraja

ditingkatkan.

dapat ditingkatkan.

meneliti
metode

Peneliti

dengan

mencoba

dengan

berbagai

memanfaatkan

Sosiodrama

dalam

pembelajaran berwawancara dengan

METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

berbagai kalangan, dan mengambil

rancangan penelitian tindakan kelas.

subjek penelitian di SMP Mutiara

Penelitian tindakan kelas merupakan

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

penelitian yang dilakukan di kelas

adalah

melalui

Observasi

tindakan

tertentu

dalam

ISSN 2087-9016

observasi

dan

dilakukan

wawancara.
dengan

cara

rangka memecahkan masalah yang

mengamati langsung aktifitas siswa

sedang dihadapi oleh guru dalam

dan

pembelajaran (Wendra, 2007:45).

Berdasarkan

Subjek

dalam

dalam

pembelajaran.

observasi

tersebut,

ini

peneliti menemukan data awal yang

adalah siswa kelas VIII SMP Mutiara

menunjukkan kelemahan yang terjadi

Singaraja. Dipilihnya siswa kelas VIII

dalam proses pembelajaran, yaitu (1)

sebagai

karena

guru hanya berpatokan pada satu

berkaitan

metode, (2) teknik yang diterapkan

dengan permasalahan yang diteliti

guru belum sesuai, (3) siswa kurang

terdapat

Objek

aktif dalam pembelajaran, dan (4)

penelitian dibedakan menjadi dua,

siswa tidak mau tampil di depan kelas

yaitu

untuk

subjek

kompetensi

penelitian

dasar

di

objek

penelitian

guru

yang

kelas

yang

VIII.

mencerminkan

berwawancara.

Wawancara

proses dan objek yang mencerminkan

dilakukan

produk (Wendra, 2007:54). Objek

beberapa pertanyaan

proses dalam penelitian ini adalah

bahasa Indonesia yang mengajar di

kemampuan, aktifitas, dan respon

kelas

VIII.

Hasil

wawancara

siswa dalam mengikuti pembelajaran

menunjukkan

bahwa

kemampuan

berwawancara

siswa dalam berwawancara masih

dengan

penerapan

metode Sosiodrama. Sedangkan Objek

atau

hasil

mengajukan
kepada

guru

kurang.

produk dalam penelitian ini adalah
kemampuan

dengan

Agar

penelitian

ini

dapat

dalam

berjalan dengan lancar dan sistematis,

pembelajaran berwawancara dengan

peneliti mulai dari tahap perencanaan.

berbagai

Setelah perencanaan tindakan siap,

kalangan

dengan

menggunakan metode Sosiodrama.
Prosedur penelitian ini terdiri

selanjutnya

pelaksanaan

tindakan,

implementasi

dan

evaluasi,

analisis

dan

refleksi.

tindakan

tersebut akan dilaksanakan dalam

atas beberapa tahap seperti: persiapan
tindakan,

perencanaan

tindakan.

pelaksanaan

Perencanaan

tindakan

yang

peneliti susun adalah sebagai berikut.

Tindakan awal yang peneliti lakukan
Tabel 1. Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
1. Peneliti mengkonsultasikan tata cara A. Membuka Pelajaran
penerapan metode Sosiodrama dengan 1. Mengabsensi siswa
guru bahasa Indonesia di kelas VIII 2. Guru mengarahkan perhatian siswa
terhadap sasaran yang akan diharapkan
SMP Mutiara Singaraja.
(apersepsi)
2. Peneliti bersama guru merancang
 Guru menggali pengetahuan siswa
kegiatan pembelajaran metode Sosio
tentang wawancara
drama untuk setiap pertemuan sebagai
 Guru mengaitkan pengetahuan siswa
upaya meningkatkan kemampuan
tentang wawancara dengan materi
siswa berwawancara dari berbagai
yang
akan
diajarkan
yaitu
kalangan.
berwawancara dari berbagai kalangan
dengan
memperhatikan
etika
berwawancara.
3. Peneliti berdiskusi dengan guru dalam 3. Guru
menyampaikan
tujuan
menyusun rencana pembelajaran.
pembelajaran, yaitu.
Rencana pembelajaran digunakan
 Siswa mampu membuat daftar pokok
sebagai acuan pelaksanaan proses
pertanyaan untuk wawancara.
belajar mengajar.
 Siswa mampu melakukan wawancara
dengan nara sumber dari berbagai
4. Peneliti bersama guru
menyusun
kalangan dengan memperhatikan
instrumen penelitian, yaitu sebagai
etika berwawancara.
berikut:
B. Inti Pelajaran
a) Format observasi
1. Guru
menyampaikan
inti
Format observasi yang akan
pembelajaran dan menjelaskan metode
digunakan adalah format observasi
pembelajaran yang akan diterapkan,
guru dan format observasi siswa.
yaitu metode Sosiodrama.
Format observasi ini digunakan 2. Guru menginformasikan kepada siswa
untuk
mengumpulkan
data
tentang tata cara atau aturan yang perlu
mengenai aktifitas guru dan siswa
diperhatikan dalam berwawancara.
dalam proses pembelajaran di 3. Guru membagi siswa menjadi
kelas.
beberapa kelompok.
b) Tes/Alat Evaluasi
4. Guru bersama siswa menetapkan
Tes yang digunakan dalam
masalah atau persoalan yang akan
penelitian ini adalah tes tertulis dan
didramatisasikan.
tes unjuk kerja yang lebih 5. Guru memberikan kesempatan kepada
menekankan pada keterampilan
siswa untuk mengatur kelompoknya
berwawancara. Tes ini bertujuan
dalam memerankan salah satu tokoh
untuk mengetahui peningkatan
sesuai dengan jumlah anggota
keterampilan berwawancara dari
kelompok, hingga semua kelompok
berbagai
kalangan
dengan
mendapatkan
peran
sebagai
menerapkan metode Sosiodrama.
pewawancara.
c) Format kuesioner
6. Guru menjelaskan tugas masingKuesioner yang digunakan adalah
masing kelompok untuk dilaksanakan
kuesioner tertutup yaitu siswa
selama kegiatan berlangsung.
menjawab pertanyaan berdasarkan 7. Guru mengundi kelompok yang akan
pilihan jawaban yang sudah

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

ISSN 2087-9016

disediakan dengan memberikan
tampil untuk berwawancara dengan
tanda (√). Format kuesioner ini
mendramatisasikan
topik
yang
digunakan untuk mengetahui kesan
diperoleh
oleh
kelompoknya.
siswa mengenai kegiatan belajar
Kelompok yang belum mendapat
mengajar yang telah dilaksanakan
giliran, mendapat tugas sebagai
dengan menerapkan metode Sosio
pengamat berdasarkan format yang
Drama.
telah disediakan. Proses ini akan terus
d) Kriteria penampilan siswa dalam
berjalan sampai semua kelompok
berwawancara
untuk
mendapat giliran.
mengumpulkan
data
tentang 8. Selesai
berwawancara,
guru
penampilan
siswa
dalam
membantu siswa membahas hasil
berwawancara
dari
berbagai
pengamatan keseluruhan kelompok,
kalangan.
dan menutup pelajaran.
C. Menutup Pelajaran
Menutup kegiatan belajar mengajar
dengan cara menyimpulkan proses
pembelajaran yang telah dilakukan
Observasi dilaksanakan dengan

menggunakan tiga jenis metode, yaitu

menggunakan lembar observasi yang

metode tes, observasi, dan angket.

telah

tersusun

observasi.

dalam

Evaluasi

instrumen
dilakukan

setelah pelaksanaan tindakan berakhir.

Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1) Pedoman

Kriteria

Penilaian

digunakan

Keterampilan Berwawancara

dalam penelitian ini adalah tes unjuk

2) Pedoman Observasi Aktivitas Guru,

Teknik

evaluasi

yang

dan Siswa

kerja. Refleksi dilaksanakan setelah

Kriteria keberhasilan penerapan

akhir siklus. Acuan dalam pelaksanaan
refleksi ini adalah hasil observasi dan

metode

evaluasi.

meningkatkan

Data
penelitian

yang akan dicari dalam
ini

berupa

kemampuan

Sosiodrama

berbagai kalangan dan menggunakan

berwawancara,

metode

dalam

data

siswa

kalangan dilihat dari tiga aspek, yaitu
(1)

sebagai

kemampuan

dalam berwawancara dengan berbagai

siswa dalam berwawancara dengan

sosiodrama

untuk

kemampuan
(2)

siswa

dalam

aktifitas

siswa

mengikuti

kegiatan

utama, sedangkan data penunjangnya

pembelajaran, dan (3) aktifitas guru

berupa perilaku guru dan siswa dalam

dalam melaksanakan langkah-langkah

proses belajar mengajar. Data dalam

pembelajaran dengan menggunakan

penelitian ini dikumpulkan dengan

metode

Sosiodrama.

Kriteria

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
keberhasilan

siswa

berwawancara

dengan berbagai kalangan ditunjukkan

langkah pembelajaran dengan metode
sosio drama.

oleh perolehan skor dengan rata-rata

Ketuntasan pembelajaran adalah

75% siswa memperoleh nilai 70 ke

keberhasilan siswa dalam menguasai

atas.

materi

Keberhasilan

aktifitas

siswa

pelajaran

secara

penuh.

ditunjukkan oleh adanya interaksi atau

Menurut Nasir (dalam Arta, 2007:42)

keterlibatan siswa dalam kegiatan

menghitung ketuntasan klasikal (KK)

pembelajaran di kelas. Keberhasilan

dapat menggunakan rumus sebagai

aktifitas

berikut.

guru

ketepatan

KK

ditunjukkan

pelaksanaan

oleh

langkah-

=

x 100%

Hasil

tindakan

berupa

berwawancara

kemampuan

siswa

dalam

kalangan

berwawancara,

aktifitas

siswa

penilaian norma absolut atau penilaian

mengikuti pelajaran, dan aktifitas guru

acuan patokan (PAP) dengan skala

dalam melaksanakan langkah-langkah

100. Norma absolut merupakan norma

pembelajaran dianalisis lebih lanjut

yang

dengan menggunakan metode analisis

(mutlak) oleh guru atau pembuat tes

deskriptif kualitatif dan deskriptif

berdasarkan

kuantitatif.

masing-masing tugas serta persentase

Berdasarkan rumusan masalah

dengan

menggunakan

ditentukan

penguasaan

yang

(Nurkancana,

penelitian

mengkonversikan

kemampuan
dengan

data

siswa

berbagai

yang

berupa

berwawancara
kalangan

akan

dianalisis dengan teknik deskriptif

keberhasilan

kemampuan

siswa

absolut

atau

bobot

dipersyaratkan

1990).

Untuk

skor

mentah

menjadi skor standar dengan norma
absolut

skala

100

(persentil)

digunakan rumus sebagai berikut.

kuantitatif, berupa skor yang diperoleh
kemudian dideskripsikan. Penentuan

sistem

secara

kriteria

dan tujuan yang hendak dicapai dalam
ini,

berbagai

P=

x 100

Keterangan

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

P

= Persentil

dengan

X

= Skor yang dicapai

sebagai berikut.

ISSN 2087-9016

berbagai

kalangan

adalah

SMI = Skor Maksimal Ideal
Penentuan skor maksimal ideal (SMI)
dari kriteria penilaian berwawancara
Tabel 2. Kriteria penilaian kemampuan berwawancara siswa
No
Aspek yang Diamati
Kriteria
Skor
1. Kesesuaian pertanyaan dengan Sangat sesuai
5
tujuan wawancara
Sesuai
4
Cukup sesuai
3
Kurang sesuai
2
Tidak sesuai
1
2. Kelengkapan pertanyaan
Sangat lengkap
5
Lengkap
4
Cukup lengkap
3
Kurang lengkap
2
Tidak lengkap
1
3. Kejelasan pertanyaan
Sangat jelas
5
Jelas
4
Cukup jelas
3
Kurang jelas
2
Tidak jelas
1
4. Intonasi dan mimik
Sangat tepat
5
Tepat
4
Cukup tepat
3
Kurang tepat
2
Tidak tepat
1
5. Kewajaran penampilan
Sangat wajar
5
Wajar
4
Cukup wajar
3
Kurang wajar
2
Tidak wajar
1
Disalin dari MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Gianyar(2009: 8)

HASIL PENELITIAN DAN

berwawancara

PEMBAHASAN

kalangan. Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan

observasi

dengan

berbagai

awal

siswa adalah sebagai berikut. Pertama,

yang dilakukan, ditemukan beberapa

kurang mampu menentukan topik

permasalahan

menghambat

wawancara. Kedua, belum mampu

kemampuan siswa kelas VIII SMP

menentukan pokok-pokok pertanyaan

Mutiara

yang

yang

Singaraja

dalam

akan

digunakan

dalam

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
berwawancara. Ketiga, mengabaikan

siswa adalah 84, sedangkan skor

aspek-aspek yang harus diperhatikan

terendah adalah 64. Nilai rata-rata

pada

siswa pada siklus I sebesar 72,51%.

saat

berwawancara

berbagai

dengan

kalangan.

Untuk

Nilai

rata-rata

siswa

tersebut

memecahkan permasalahan tersebut,

menunjukkan telah terjadi peningkatan

peneliti telah melakukan penelitian

dari nilai rata-rata siswa sebelum

tindakan kelas sesuai dengan prosedur

dilaksanakannya

atau tahapan yang sudah ditetapkan

sebesar

68,54%.

sebelumnya.

perolehan

nilai

Untuk

memperoleh

jawaban

Sosiodrama

dalam

kemampuan

berwawancara

yaitu

Berdasarkan
tersebut,

dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode

berdasarkan permasalahan yang ada
pembelajaran

tindakan

dapat

dengan berbagai kalangan, peneliti

berwawancara

melaksanakan tindakan dalam dua

kalangan.

meningkatkan

siswa

dalam

dengan

berbagai

Berdasarkan hasil refleksi pada

siklus. Hasil tindakan pada siklus I
menunjukkan bahwa dari 31 siswa,

tindakan

hanya

mencapai

perencanaan yang lebih baik dalam

Ketuntasan

pelaksanaan tindakan pada siklus II.

21

orang

ketuntasan

yang

belajar.

pembelajaran merupakan keberhasilan

Siklus

siswa

rencana

dalam

menguasi

materi

siklus

II

I,

diperlukan

merupakan

tindakan

II

penerapan
yang

telah

pelajaran secara utuh. Dari 31 siswa

dimodifikasi dengan tindakan pada

yang

hasil

siklus I. Pelaksanaan tindakan pada

sebagai berikut. 5 orang (16,12%)

siklus II adalah wujud perbaikan dari

mendapat skor 84. 1 orang (3,22%)

tindakan siklus I. Perbaikan tindakan

mendapat skor 76. 15 orang (48,38%)

pada siklus II dilatarbelakangi oleh

mendapat skor 72. 10 orang (32,25%)

kriteria keberhasilan pada siklus I

belum memenuhi persyaratan tuntas

yang

dengan perincian sebagai berikut. 8

memperoleh hasil yang maksimal pada

orang (25,80%) mendapat skor 68,

siklus

dan 2 orang (6,45%) mendapat skor

tindakan

64. Skor tertinggi yang diperoleh

pemodelan.

dievaluasi,

diperoleh

belum

dua,

maksimal.

peneliti

pada

Untuk

memodifikasi

siklus

Pemodelan

I

dengan
menjadi

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

bagian

dari

langkah-langkah

telah

mampu

pembelajaran pada siklus II dengan

kemampuan

menggunakan metode Sosiodrama.
Hasil

tindakan

menunjukkan

siklus

berwawancara

meningkatkan
siswa

dalam

berwawancara

dengan

berbagai

kalangan.

ini

Hal

terlihat

dari

peningkatan

peningkatan hasil yang dicapai siswa

siswa

dalam

dalam pembelajaran wawancara. Skor

dengan

berbagai

rata-rata kemampuan siswa dalam

adanya

kemampuan

II

ISSN 2087-9016

kalangan. Nilai rata-rata pada siklus I

berwawancara

sebesar

pada

kalangan pada siklus I mencapai

siklus II 75,48%. Perubahan tersebut

72,51%, pada siklus II meningkat

menunjukkan

menjadi

72,51%,

sedangkan

bahwa

terjadi

dengan

75,48%.

berbagai

Disamping

itu,

peningkatan nilai rata-rata siswa pada

persentase siswa yang memperoleh

siklus II sebesar 2,97%. Jumlah siswa

skor

yang

tuntas

dalam

berwawancara

tuntas

dalam

pembelajaran

dengan berbagai kalangan dari 67,74%

berwawancara

juga

mengalami

pada siklus I meningkat menjadi

peningkatan. Pada siklus I jumlah

87,09% pada siklus II.

siswa yang tuntas dalam pembelajaran
sebanyak 21 orang, sedangkan pada

PENUTUP

siklus

Kesimpulan

II

sebanyak

27

orang.

Berdasarkan hasil penelitian dan

Perinciannya sebagai berikut. 5 orang
(16,12%) mendapat skor 84. 3 orang

pembahasan

(9,67%) mendapat skor 80. 10 orang

dapat

(32,25%) mendapat skor 76. 9 orang

berikut. Pertama, kemampuan siswa

(29,03%) mendapat skor 72. Sisanya 4

dalam berwawancara dengan berbagai

orang (12,90%) belum memenuhi

kalangan sudah sesuai dengan aspek-

persyaratan tuntas dengan perolehan

aspek yang harus diperhatikan dalam

skor 68. Skor tertinggi yang diperoleh

berwawancara.

Nilai

rata-rata

siswa adalah 84, dan skor terendah

kemampuan

siswa

dalam

adalah 68.

berwawancara

dengan

berbagai

Berdasarkan

uraian

di

atas,

yang telah disajikan,

ditarik

kalangan

kesimpulan

sudah
Sebelum

sebagai

mengalami

penerapan metode Sosiodrama di kelas

peningkatan.

dilakukan

VIII SMP Mutiara Singaraja ternyata

tindakan, nilai rata-rata siswa adalah

Penggunaan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara dengan berbagai Kalangan pada Siswa kelas VIII SMP Mutiara
Singaraja
Dewa Gede Bambang Erawan
68,54%. Pada siklus I meningkat

memberikan penghargaan jika ada

menjadi 72,51%, dan siklus II 75,48%.

siswa

Persentase peningkatan nilai rata-rata

pertanyaan. (6) Guru menyuruh siswa

kemampuan

membentuk kelompok belajar. (7)

berwawancara

siswa

dalam

dengan

berbagai

Guru

yang

berhasil

membimbing

siswa

dalam

yang

akan

kalangan sebelum tindakan dan setelah

menentukan

dilaksanakannya tindakan siklus I

digunakan pada saat berwawancara.

mencapai 3,97%. Dari siklus I ke

(8) Guru menjelaskan kepada siswa

siklus II menjadi 2,97%. Kedua,

tentang

penggunaan

Sosiodrama

diperhatikan pada saat berwawancara.

mengaktifkan

(9) Guru mengajak siswa berlatih

ternyata

metode
dapat

keantusiasan

siswa

dalam

topik

menjawab

aspek-aspek

yang

harus

berwawancara. (10) Guru memberikan

pembelajaran berwawancara. Ketiga,

kesempatan

langkah-langkah penerapan metode

berhasil berwawancara dengan baik

Sosiodrama

untuk

dalam

pembelajaran

pada

kelompok

berwawancara

yang

dengan nara

berwawancara adalah sebagai berikut.

sumber yang diperankan oleh guru

(1) Guru memulai pelajaran dengan

model.

memberikan

Guru

ditugaskan mengamati kelompok yang

menyampaikan tujuan pembelajaran.

tampil di depan kelas selaku model.

(3) Guru menjelaskan materi pelaran

(11)

dengan memberikan contoh nyata

bergantian berwawancara di depan

yang sesuai dengan kehidupan sehari-

kelas.

hari siswa. (4) Guru memeberikan

bimbingan kepada siswa. (14) Guru

kesempatan

untuk

menyimpulkan materi pelajaran dan

bertanya. (5) Guru memotivasi dan

mengevaluasi proses pembelajaran.

Saran

untuk mengatasi ketidak efektifan

apersepsi.

kepada

(2)

siswa

Saran-saran yang dapat peneliti

Kelompok

Masing-masing

(13)

Guru

yang

lain

kelompok

memberikan

pembelajaran keterampilan berbicara,

sampaikan dari hasil penelitian ini

khususnya

sebagai

metode

dengan berbagai kalangan. Kedua,

Sosiodrama dapat dijadikan solusi

guru tidak hanya berpatokan kepada

berikut.

Pertama,

dalam

berwawancara

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2014

satu

metode

tertentu

ISSN 2087-9016

dalam

dapat digunakan sebagai pertimbangan

pembelajaran, tetapi harus mampu

terhadap aspek-aspek atau variabel

memilih metode pembelajaran yang

lain

sesuai dengan situasi, kondisi, serta

menghasilkan penelitian yang baru.

kebutuhan siswa. Ketiga, penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
MGMP Bahasa Indonesia SMP
Kabupaten Gianyar. (2008).
Produktif Program Edukatif
Bahasa Indonesia. Kabupaten
Gianyar: CV. Sinar Bali.
Nurkancana, Wayan. (1990). Evaluasi
Hasil Belajar: Usaha Nasional.
Nurul, Solikah. (2009). “ Kemampuan
Memahami Makna Puisi Balada
Menggunakan
Metode
Sosiodrama Siswa Kelas VII
SMP Negeri 2 Ngoro” (Skripsi).
www.Google. com. Diunduh: 7
September 2009.
Sriyono, dkk. (1991). Teknik BelajarMengajar Dalam CBSA. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tarigan, Henry
Guntur. (1985).
Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1981).
Berbicara
Sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Wendra, I Wayan. (2007). Penulisan
Karya
Ilmiah.
Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

yang

belum

diteliti

guna

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25